Jangan bohong.”
Jingga menatap ke arah Jane, dia menegaskan bahwa semalam adalah kali Pertama mereka berbicara. Jingga ke rumahnya. Lagi Pula, siapa sih yang menyebarkan hal ini sampai satu sekolah tahu ?
" Jingga," Panggil Jane lagi
“Apa,"
“Lo kok bisa berani gitu minta anter sama Kak Regan ? Lo suka sama dia ya, Jingga Lo Pake jampi-jampi apa sampe Kak Regan mau nganterin lo, Padahal Kak Regan gak kenal siapa lo
" Sumpah jingga lo itu beneran jadian sama Kak Regan"
" Jingga jawab dong "
" Enggak "
Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. tabu urusan orang.Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. tabu urusan orang.
Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. tabu urusan orang.
Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan tak mau repot-repot mendengarkan Percakapan Regan di telepon. Jingga melangkahkan kakinya keluar dari kafe, tapi hujan semakin deras. Sudah malam, sepertinya tak akan ada taksi yang lewat. Jingga hanya berharap bahwa akan datang keajaiban dan taksi tiba-tiba lewat di depannya. Tangannya mencoba menyentuh air hujan yang turun Perlahan dia menutup matanya dan Perlahan tetes demi tetes air hujan yang membasahi tangannya.
“Ayo Pulang,"
Tangan Jingga yang sedang menikmati air hujan ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang. Jingga membuka matanya dan melihat ke arah Regan. orang yang menariknya barusan. Cowok yang baru saja menolak untuk mengantarkannya
Regan melepaskan tangannya dari tangan jingga saat mereka sudah sampai di depan mobilnya. Jingga membuka melihar Regan yang sudah masuk ke dalam mobilnya.
Regan membuka kaca mobilnya
" Lo gak mau masuk,"
Jingga tersenyum lahi mengangguk, tidak Peduli dengan harga diri, yang terpenting sekarang dia bisa Pulang ke rumahnya dengan selamat.
Di sepanjang Perjalanan, mereka tidak saling bicara sama sekali, karena memang tidak ada yang baru dibicarakan. Dua-duanya masih bertahan dalam diam.
“Lo tau tempat martabak yang enak,” tanya Regan memecah keheningan.
“Iya,” respons Jingga tanpa sadar.
Regan tidak mengulang lagi Pertanyaannya.
“Di seberang jalan kompleks Perumahanku, menurutku itu martabak yang Paling enak,” kata Jingga
Regan hanya menganggukkan kepala, suasana kembali hening. Hanya Jingga-lah yang berbicara untuk menunjukkan arah jalan ke rumahnya, Regan tidak menjawab atau meresponsnya. Dia benar-benar tipikal cowok yang dingin dan tak banyak bicara.
Ponsel Regan kembali berbunyi. Tak sengaja, Jingga melihat siapa yang menelepon Regan. Di Ponselnya tertera nama Bella. Ah, semua siswa di sekolahnya tahu siapa Bella.
Dia adalah satu-satunya cewek yang begitu dekat dengan Regan, diperlakukan dengan baik oleh Regan. Apakah mereka berpacaran atau tidak, Jingga tak tahu. Jingga juga tidak memusingkan hal iru. Tapi sepertinya, Regan tidak mengangkat telepon dari Bella, Dia membiarkan Ponselnya berbunyi tanpa mengangkatnya,
...•••••...
“Jangan bohong.”
Jingga menatap ke arah Jane, dia menegaskan bahwa semalam adalah kali Pertama mereka berbicara. Jingga ke rumahnya. Lagi Pula, siapa sih yang menyebarkan hal ini sampai satu sekolah tahu ?
" Jingga," Panggil Jane lagi
“Apa,"
“Lo kok bisa berani gitu minta anter sama Kak Regan ? Lo suka sama dia ya, Jingga Lo Pake jampi-jampi apa sampe Kak Regan mau nganterin lo, Padahal Kak Regan gak kenal siapa lo
" Sumpah jingga lo itu beneran jadian sama Kak Regan"
" Jingga jawab dong "
" Enggak "
Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. tabu urusan orang.Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. tabu urusan orang.
Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. tabu urusan orang.
Pertanyaan bertubi-tubi Jane membuat Jingga kesal. Jane terkadang memang terlalu kepo jadi orang. Di antara teman-temannya yang lain, Jane memang Paling resek dan selalu ingin. t
“GUE denger lo nganterin Pulang adek kelas kemarin malam,” tanya Bella Penasaran dengan gosip yang beredar di sekolahegan yang tengah asyik bermain game dikantin sekolah hanya diam, mengabaikan Pertanyaan Bella barusan. Mereka memang dekat sangat dekat bahkan. Kalau ada apa-apa, orang Pertama yang Regan tuju adalah Bella.agi Regan, Bella lebih dari sekadar teman kecilnya. Regan merasa nyaman ketika berada di dekat Bella. Oleh karenanya, Regan menjaga jarak dengan cewek lain. Bukan untuk menjaga Perasaan Bella, hanya saja ketika dia memutuskan untuk menyukai seseorang, Regan bertekad akan setia Pada satu hati entah Perasaannya terbalas atau tidaRegan,” PanggilLo nganterin adek kelas, kan,” tanya Bella lagHmmm...” Regan bergumam tak PedulRegan masih saja asyik dengan game yang ada di Ponselnya, entah kenapa cowok itu kecanduan bermain game. Sampai sekarang dia masih saja bermain Dota bersama dengan Angga Cowok-cowok yang ketika madol dari sekolah hanya ada satu tujuan, kalau tidak ke warnet ya tempat ber-wegan Nggak suka godain cewek-cewek seperti yang sering dilakukan Liam, Arsen, dan Gery. Mungkin itu sebabnya daya tarik Regan di kalangan Para siswi sangat besar. Regan sulit diraih karena sifamya yang nggak bisa ditebak. Dia hanya akan bersikap lembut dan baik hanya kepada orang yang dia mau.
“ Regan,” Panggil Bella lagi.
Kali ini Regan tidak merespons Perkataan Bella. Sejak tadi Pagi teman-temannya selalu menanyakan hal yang sama. Tentang dia mengantarkan seorang cewek semalam. Ini semua karena Arsen yang dengan mulut lemes-nya menyebarkan ella mengambil Paksa Ponsel yang Regan Pegang. Meski kesal karena lagi asyik nge-gare, tapi Regan tidak bisa marah kepada Bella meskipun ingin.
e lagi ngomong sama lo, dengerin kek,” omel Bella.
ri tadi kan lo ngomong, sini balikin,” Pinta Regan
menggeleng. Regan memang menyebalkan. Sifat seperti anak kecilnya tidak berubah sedikit Pun gerutu Bella dalam hatitau gak cewek itu siapa,” tanya Began menaikkan bahunya acuh, dia tidak cahu sedikit pun tentang cewek itu. Dia tak tertarik untuk membahasnya. Bagaimana rupa cewek itu pun Regan sudah lupa. Semalam bukanlah malam yang berkesan untuk Regan.an kembali mengambil paksa Ponselnya dari tangan Bella, dan kembali bermain gameegan, dia temannya Anna, namanya Jingga,” kata Bella kemudian. itu tidak Penting sama sekali untuk Regan. Regan nggak ingin tahu siapa dia, dengan siapa dia berteman, dan kelas berapa dia. Mau temannya Anna, dia nggak mau tahu, namanya siapa pun terserah.
egan berdiri dari kursinya, kemudian dia beranjak meninggalkan Bella yang masih duduk di kursi kantin. Regan memilih Pergi meninggalkan Bella daripada harus meladeni Bella yang akan mengatakan ini dan itu tentang cewek yang diantarnya Pulang tadi malam.an menuju ke rooftop sekolah, mencari ketenangan, sekaligus menghindar dari Bella. Gadis itu tidak akan mungkin mengikutinya ke rooftoop karena dia takut ketinggian. Naik Pesawat saja dia selalu mabuk udara. Terkesan kampungan memang, tapi Regan masih bisa menerimanya dengan senang hati. amun, ketenangan yang diharapkan Regan di rooftop hanya angan, sebab Angga tak lama kemudian datang menyusulnya dan ikut merecokinya dengan Pertanyaan yang santa seperti Bella. Ini gila. Hanya karena dia mengantarkan seorang cewek jadi heboh seperti ini. Padahal, Regan mengantarkan cewek itu tadi malem tidak lebih dari hanya sekadar kasihan, karena semalam hujan dan hari sudah malaejujurnya ini yang Regan tidak inginkan jika dekat dengan cewek lain selain Bella. Menjadi cowok ganteng memang nggak selalu mudah. Selalu saja ada muncul kesulitan yang nggak bisa ditebakLo nganterin Jingga temannya Anna,” tanya Angga to the PoiSudah tabu tapi masih ditanyakan, Angga maunya apa ? batin Regan kesal"Emangnya kenapa sih, Ga,” Regan balas bertanya, dari Pagi topik ini masih saja dibahas, membuatnya kesal saja“Gue tau, lo bukan tipekal cowok yang berengsek,” kata Angga“Gue berengsek,” sanggah RegaKalo lo berengsek, lo gak bakalan anterin cewek itu Pulang kan,”“ itu karena hujan dan udah malam,”ntah RegKalo lo berengsek, gak akan Peduli sama derserahlah, gumam Regan dalam hatiMungkin semalam sifat malaikat Regan yang entah muncul dari mana tiba-tiba muncul, jadi dia mau mengantarkan cewek itu Pulang. Atau jangan-jangan ada sebab lain ?
.
Untungnya kekhawatiran Jingga nggak terjadi. Tampaknya keadaan sudah kembali normal seperti biasa, mungkin gosip murahan itu sudah mereda. Syukurlah, nggak ada yang Perlu ditakutkan lagi.
, dia orangnya mudah bergaul dengan siapa saja. Setiap orang akan mudah menyukai Kate karena dirinya yang begitu enjoy. Terkadang Jingga ingin seperti Kate yang sangat mudah bergaul dan menikmati hidupnya.
sesuatu yang belum terjadi. Toh saat ini
Dia masih baik-baik saja, masa lalunya masih tetap akan menjadi masa lalunya.
“Yuk ke lapangan, udah mau upacara. Entar Pak Dadan marah lagi,” ajak Anna.
Jingga merapikan buku-buku yang ada di lokernya. Setelah selesai Piket di kelas, dia Pasti langsung merapikan barang-barangnya. Jingga memang maniak kebersihan, dia nggak suka jika ada barang yang disimpan nggak rapi, tidak dalam tempatnya. Jika Jingga melihat hal seperti itu, pasti dia akan tergerak untuk membereskannya, tanpa peduli siapa yang membuat berantakan.
Hari ini dia harus Pulang sendirian, teman-temannya tidak mempunyai jadwal Piket yang sama dengan Jingga. Memang pada awalnya Pulang sendirian membuatnya Jingga sedikit takut, karena dia belum tahu daerah-daerah di sini. Tapi, semakin lama Tinggal di kota ini membuat Jingga menjadi terbiasa Pulang sendirian.
Setelah selesai merapikan lokernya, Jingga langsung keluar kelas dan bergegas unruk pulang. Namun, tatapan matanya tertuju kepada seorang cowok yang sedang membereskan buku-buku yang berserakan di lantai. Sepertinya cowok itu menjatuhkan buku-bukunya karena terlalu banyak yang harus dia bawa. itu dengan niat membantu. Jingga tersenyum dan menyapa cowok itu. Cowok itu ternyata Fathur. Jingga hanya tabu tentang Fathur dari cerita orang-orang.
Fathur terkenal sebagai cowok Paling Pintar di kelas dua helas. Dia juga dikenal ramah, baik, dan tidak sombong. Kalau masalah tampang, Fathur itu di atas rata-rata.
“Sini aku bantu, Kak,” Jingga langsung mengambil beberapa buku ke tangannya.
Fathur menaikkan wajahnya untuk menatap Jingga, lalu dia tersenyum.
“Oh ya, makasih. Lo bawa dikit aja, berat,” kata Fathur.
Senyum dan suara Fathur barusan benar-benar menyejukkan hati. Jingga kagum atas sikap Fathur. Fathur benar-benar seorang cowok yang menghargai orang-orang di sekitarnya.
Fathur dan Jingga berjalan ke ruang guru untuk menyimpan buku itu. Hampir semua guru menyapa Fathur ketika mereka sudah berada di ruang guru, Fathur ternyata benar-benar terkenal. Mungkin karena dia adalah anak emas kesayangan sekolah.
“Makasih ya udah bantu.”
Jingga mengangguk.
" lya sama-sama, Kak. Kak Fathur kayaknya terkenal banget ya sampe guru-guru kenal semua sama Kak Fathur.”
“Biasa -aja, itu karena gue yang suka nanya di kelas kalo gak ngerti jadi guru-guru kenal gue.” Merendah, sudah jelas-jelas dia bintang sekolahnya selain . Regan Fathur dan Regan sama-sama Populer di sekolahnya, dua-duanya juga sama memiliki otak yang cerdas. Namun, bedanya Regan adalah orang yang dingin dan ketus,sedangkan
Fathur adalah orang yang hangat dan ramah. Perbedaan kedua sifatnya benar-benar menonjol.
“Nama lo siapa,” tanya Fathur.
“ Jingga,”
“Oh,” Fachur manggut-manggut,
" lo Pulang sendirian,”
Jingga mengangguk.
“Dijemput,”
Jingga menggeleng.
“Naik bus, Kak.”
“Mau bareng gue,” tawar Fathur.
“Gak usah Kak, ngerepotin nantinya.”
Fathur tersenyum, lalu mengangguk. “Gak kok, itung-itung sebagai ucapan terima kasih gue karena lo udah bantu gue tadi, daripada pulang sendiri kan Lumayan ongkosnya buat ditabung.” .
Jingga akhirnya mengiyakan Permintaan Fathur untuk mengantarkannya Pulang. Jingga nggak Perlu bawa Perasaan atas sikap baik Fathur kepadanya barusan, karena Fathur memang baik kepada siapa saja. Dia benar-benar cowok berhati malaikat. Pasti cewek yang menjadi Pacarnya merasa bersyukur karena memiliki cowok sebaik Fathur.
Hari ini adalah hari keberuntungan buat Jingga. Dia bisa kenalan dan mengobrol dengan Fathur. Karena selama dia bersekolah di sini, Jingga hanya bisa mengagumi Fathur dari jauh saja. Ternyata benar seperti yang dikatakan orang, Fathur memang benar-benar baik dan ramah. Sikapnya sangat Patut dicontoh oleh remaja masa kini.
Jingga bersyukur, setidaknya masih ada cowok yang bisa dijadikan idaman. Bukan bad boy atau cowok sarkas yang dijadikan idola oleh Para remaja masa kini.
Fathur benar-benar tipe idealnya Jingga untuk seorang cowok
...••••...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!