NovelToon NovelToon

Crazy Rich Duda

episode 1

Rafka William Adijaya, 31tahun. seorang CEO dari PT. Adijaya group. seorang duda crazy rich yang tampan, ramah dan berhati lembut. mempunyai dua anak kembar laki-laki dan perempuan berumur 4 tahun yang bernama Kenzo William adijaya dan Kenzi William adijaya. anak kembarnya hasil dari pernikahannya bersama Cristin Angeline, pernikahan itu hanya bertahan sampai 2 tahun. Cristin yang tergiur akan tawaran salah satu temannya yang menjadi sutradara terkenal untuk menjadi seorang artis papan atas, membuat dirinya melupakan keluarga kecilnya.

Rafka yang saat itu di ambang kebangkrutan membuat cristin semakin yakin untuk menyetujui tawaran temannya itu, karena ia tak mau hidup miskin, sampai akhirnya ia menggugat cerai rafka.

setelah Cristin menggugat cerai dirinya ia bangkit, bekerja keras memajukan perusahaannya sampai menjadi nomor 1 perusahaan tersukses di negaranya.

***

seperti hari minggu sebelumnya, Rafka selalu membuat waktu me time untuk anaknya setiap hari minggu. ia sengaja meluangkan waktu untuk anaknya agar mereka bisa merasakan kebersamaan walaupun tidak setiap hari, karena ia selalu di sibukkan oleh pekerjaan yang setiap harinya menumpuk.

Rafka membuka pintu kamar anaknya perlahan, ia mengintip anaknya yang sudah rapi dan wangi , dia berjalan menghampiri kedua anaknya. karena setiap malam Minggu, mereka pasti request jalan-jalan ke tempat yang mereka inginkan.

" hallo, anak-anak Daddy sekarang udah rapi mau jalan-jalan kemana nih ?" tanya rafka

" ke taman Daddy." jawabnya si kembar.

"tapi kalian jangan nakal dan jangan jauh-jauh dari Daddy. oke !!"

"oke Daddy." jawab si kembar patuh

Rafka menggiring anaknya keluar, dia memasukan anaknya ke dalam mobil mewahnya serta mendudukkan anaknya di belakang dengan jok khusus untuk anak kecil.

Rafka melajukan mobilnya ke taman tujuan anaknya. taman itu sangat luas nan indah serta ada danau yang menambah kesan keindahannya, banyak bunga warna warni di sekeliling taman dan juga berbagai macam permainan anak-anak di area taman tersebut.

setelah mengemudi selama 15 menit, akhirnya rafka beserta anaknya sampai di tempat tujuan. Rafka tidak mempekerjakan baby sitter karena ia tidak mau kejadian dulu terulang lagi, jadi ia hanya mempercayakan kedua anaknya kepada sang mama. meskipun dia harus capek bolak balik mengantar jemput anaknya, namun ia tak mempersalahkan hal itu.

Rafka menggandeng kedua anaknya di sisi kanan dan kiri.

"ayo, Kenzo Kenzi kita masuk ke taman yang ada permainan anak-anaknya ya." ajak rafka

"iya Daddy" jawab keduanya.

" awas ya, kalian jangan lari-lari nanti kalian jatuh lagi. dan kau Kenzo jaga adikmu jangan sampai kalian berpisah satu sama lain. oke !!"

"siap, daddy." jawab Kenzo hormat.

si kembar langsung berlari sambil bergandengan tangan menuju permainan, saat anaknya bermain dengan riangnya membuat sudut bibir Rafka terangkat sempurna.

lihatlah Cristin, anakku bahagia meskipun tanpa ada seorang ibu yang egois sepertimu. ucap Rafka dalam hati

saat ia sedang memperhatikan anaknya, teleponnya berdering menandakan ada panggilan masuk. "my brother"

Rafka mengangkat telpon dari adiknya, selama ia berbincang di telepon rafka tak menyadari jika anaknya telah menghilang.

"kakak, lihatlah ke sana aku ingin makan ice cream." Kenzi menunjuk toko ice cream di sebrang jalan

"kita gak boleh pergi, nanti Daddy marah." ucap Kenzo

"kakak, tidak akan lama kok, setelah dapat ice cream kita langsung kesini. please.." ucap kenzi dengan berkaca-kaca

"huuhh, baiklah." gumam Kenzo pasrah.

mereka langsung bejalan menuju toko ice krim di sebrang jalan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Karin Dewanti. 23 Tahun, seorang gadis cantik yang hendak pulang dari pekerjaannya merasa haus, dia memutuskan untuk mengantri membeli minuman dingin. dengan tak sengaja Karin melihat dua anak hendak menyebrang jalan tanpa melihat ada mobil yang sengaja melaju ke arah anak tersebut.

Karin dengan panik berlari ingin menyelamatkan kedua anak itu, dan...

AWAS !!!

sreeett ... bruuukk ..

"ssshh, aww." desisnya.

Karin memeluk kedua anak itu dan terjatuh, kepalanya terbentur dan kakinya terkilir serta tangannya berdarah. namun, dia langsung bangun menanyakan kondisi kedua anak yang di peluknya.

"kalian tidak apa-apa? apa ada yang sakit? apa ada yang terluka? mana?" cecar Karin khawatir, tanpa memperdulikan luka di tubuhnya.

hwaa..hwaa.. hikss.. Daddy..

"cup cup cup. ada kakak disini, kalian jangan khawatir kalian selamat."

"sudah kalian jangan menangis lagi, kalian tenang ya sayang. oke !! ucap Karin.

"kami takut Tante hikss..hikss." Isak Kenzi

"iya Tante, terima kasih telah menolong kami." ucap Kenzo sambil berkaca-kaca

Rafka yang menyadari anaknya menghilang, dia berlari ke sana kemari mencari anaknya. setelah lama mencari tapi anaknya tidak di temukan, Rafka melihat orang berkerumun di sebrang jalan ia langsung menghampirinya.

Deg !

rafka menerobos kerumunan orang tersebut , alangkah terkejutnya ia melihat anaknya menangis ketakutan di pelukan seorang gadis.

"KENZO, KENZI" pekiknya.

"kalian kenapa? apa yang terjadi?" tanyanya cemas.

"bapak daddy-nya dua anak ini?" tanya Karin.

"iya, saya sendiri." jawabnya.

"oh syukurlah, tadi anak bapak hampir menyebrang tapi ada mobil yang melaju kencang sepertinya di sengaja, kalo begitu saya serahkan anak-anak ini ke bapak karena saya harus pergi." jelas Karin.

" kalau begitu, terima kasih nona atas bantuannya." ucap rafka

"sudah jangan menangis, semua baik-baik saja, ada Daddy di sini."

saat hendak berdiri, Karin merasa perih dan tak mampu berdiri.

"ssshh, aww kakiku." lirih Karin meringis.

"nona, sebaiknya anda saya bawa ke rumah sakit sepertinya kaki anda terkilir" ucap Rafka.

" tidak apa-apa, hanya terluka sedikit nanti ke tukang urut juga pasti bakal sembuh kok tuan." jawab Karin.

"saya tidak suka dibantah." ucap Rafka dingin.

Karin yang mendengarnya langsung diam.

"kalian masih bisa berjalan tidak?" tanya Rafka pada anaknya.

" bisa Dad." jawab keduanya.

"kalau begitu, kalian berdua ikuti Daddy dari samping, kita ke rumah sakit."

"baik Dad."

Rafka berjongkok di samping Karin.

"mari nona, saya gendong karena tidak memungkinkan untuk anda berjalan."

"i-iya, Tu-an." jawab Karin gugup, karena ia tak pernah berdekatan seintim itu dengan lawan jenis.

Rafka menggendong Karin, Karin yang kaget langsung mengalungkan tangannya ke leher rafka. keduanya terdiam saling pandang satu sama lain , lama terdiam akhirnya mereka membuang muka ke samping.

cantik. ucap rafka dalam hati

tampan. ucap Karin dalam hati

mereka semua telah sampai di mobil, rafka mendudukkan Karin di depan, di samping kemudi dengan hati-hati.

setelah memastikan Karin aman, rafka mendudukkan si kembar di jok mobil bagian belakang. rafka masuk ka bagian depan mobil langsung menyalakan mesin, dan mobil pun melaju dengan kecepatan sedang ke rumah sakit.

tidak ada percakapan di dalam mobil, bagaimana tidak, selain yang mengemudi 3 penumpang lainnya sudah terbang ke alam mimpi.

' haissh .. kenapa semuanya tidur?

batin rafka.

Episode 2

setibanya rafka di rumah sakit, ia bergegas keluar dari mobil memanggil beberapa perawat. para karyawan rumah sakit langsung menundukkan badannya ketika melihat siapa yang masuk.

"selamat siang, tuan. ada yang bisa kami bantu?" ucap kepala perawat yang kebetulan berada tak jauh dari tempat rafka saat ini.

"suster, tolong siapkan ruangan kelas VIP untuk keluarga adijaya. saat saya sampai semuanya harus siap!" tegas rafka

"baik, tuan muda."

huuhh boss mah bebbass. keluh kepala perawat di dalam hati.

saat kepala perawat hendak berbalik, rafka menahannya.

"oh iya, satu lagi. saya butuh 2 orang untuk ikut dengan saya ke arah parkir mobil." ucap rafka.

" baik, tuan muda."

"cepatlah." desak rafka.

" Rani, jeni kalian ikut tuan muda!" perintahnya.

"baik, ibu kepala."

setelah menyampaikan apa yang dia butuhkan, rafka berjalan dengan tergesa menuju parkiran. ketika sampai di parkiran ia menyuruh dua suster untuk menggendong si kembar, rafka menggendong Karin yang masih memejamkan matanya. dengan sedikit berlari ia memasuki rumah sakit menuju lift menuju ruang VIP di lantai atas rumah sakit tempat khusus ketika salah satu keluarga adijaya ada yang sakit.

sesampainya di kamar VIP, ia menyuruh dua suster membaringkan anaknya di kasur ruang tunggu keluarga, sedangkan dirinya membaringkan Karin yang ada di pangkuannya.

"tolong panggilkan dokter Brian kesini!" perintah rafka.

"baik, tuan muda kami pamit undur diri."

"hmm." jawab rafka dengan deheman.

dengan meunundukan kepala, mereka keluar dari ruangan tersebut.

tak berselang lama seorang dokter blasteran indonesia-italy itu datang, dengan asisten pribadinya. karena ruang pribadi rafka tidak suka di datangi orang sembarangan ataupun banyak orang jadi hanya orang tertentu yang boleh masuk.

tok..tok

"masuk." ucap rafka

"siapa yang sakit raf? apa si kembar? apa dirimu?" cecar dokter Brian.

" aku baik-baik saja, tolong kau periksa wanita ini dan juga kau periksa sekalian si kembar!" jawab rafka.

"siapa dia raf? apa ibu si kembar yang baru? ucap dokter Brian sambil menarik turunkan alisnya.

"jaga bicaramu!! atau aku lempar kau dari rumah sakit ini!!" tegas rafka dengan tatapan tajamnya.

dokter brian meneguk salivanya dengan susah payah, karena takut dengan tatapan dari pemilik rumah sakit sekaligus temannya itu.

"iya-iya, cuma bercanda kok." ucap Brian sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

dokter Brian langsung memeriksa keadaan wanita yang di maksud rafka, karena merasa ada yang menggerakkan badannya Karin refleks langsung membuka matanya dan mendudukan tubuhnya.

"astaga!! aku dimana ini?" Karin meilhat seisi ruangan.

"tenanglah nona, kau berada di rumah sakit, kau sedang di periksa." jelas Brian.

"kau ini tidur atau latihan mati? Saat di gendong dari mobi sampai kesini, kau tidak bangun. tapi pas di periksa kau langsung bangun?." ucap Raka heran.

"maaf tuan, mungkin aku kelelahan gak usah sensi kayak gitu juga kali." jawab Karin kesal.

"cih, mana tidurnya ngorok lagi." cibir rafka.

"hah? mana ada, aku kalau tidur pasti anggun sekalipun kelelahan." jawab Karin heran.

"kau kan tidur mana mungkin kau tau."

"isshh, ngarang aja dasar om-om ga jelas." gumam Karin pelan. namun masih bisa di dengar jelas oleh rafka.

sebelum meneruskan perkataannya, dokter Brian yang melihat perdebatan itu langsung memotong pembicaraan rafka yang ingin angkat bicara.

"STOP. apa aku boleh meneruskan memeriksa gadis ini raf? aku masih banyak pasien yang harus di operasi." ucap Brian kesal.

"berani kau padaku Brian? tanya rafka.

"oh ayolah raf, banyak nyawa pasien yang terancam jika aku terus melihat kalian berdebat." jawab Brian memelas.

"baiklah, setelah memeriksanya kau periksa juga keadaan anakku!"

"iya, nanti aku ke sana. tolong bangunkan anakmu tadi aku melihat mereka tertidur, aku harus menanyakan takutnya mereka ada merasakan sakit di bagian dalam. karena aku melihat kondisi gadis ini seperti habis kecelakaan, apa mereka juga sama?" ucap Brian.

"iya, tadi ada yang sengaja ingin menabrak anakku. dan dia yang menyelamatkannya." jawab rafka Sambil menunjuk ke arah Karin.

"jadi di periksa enggak nih dok? saya harus pulang takutnya adik saya khawatir." tanya Karin cemas.

Brian pun langsung membersihkan luka yang ada di wajah Kania, juga pergelangan kaki Karin dengan hati-hati. kaki Karin mulai memerah dan sedikit bengkak, setelah semua pemeriksaan selesai Brian menuju ke ruang tunggu VIP dimana ada rafka dan si kembar yang sudah bangun mengucek-ucek matanya.

" hallo, prince and princess, apa ada yang sakit?" tanya Brian.

" enggak uncle." jawab si kembar menggelengkan kepalanya.

"boleh uncle periksa? takutnya ada yang luka agar tidak infeksi uncle harus memeriksanya dengan benar. oke !!" bujuk Brian.

keduanya menganggukkan kepalanya, Brian memeriksa secara menyeluruh. namun hanya ada lecet di bagian sikut, Brian langsung membersihkan lukanya dan langsung menempelkan plester. dirasa semuanya selesai Brian menghampiri rafka yang sedang mematikan telponnya.

"raf semuanya sudah beres, kau tinggal ambil obatnya di apoteker bawah untuk gadis itu. oh ya, si kembar hanya lecet di bagian sikut tidak ada hal yang serius."

"apa kau yakin?" tanya rafka.

.

"iya, karena aku sudah memeriksa semuanya secara detail. untuk gadis itu kakinya agak bengkak aku sudah membetulkan posisi kakinya, aku sarankan agar jangan banyak bergerak dulu harus beristirahat total, dan untuk luka lecetnya jangan terkena air dulu tunggu sampai lukanya mengering." jelas Brian

"hmm" jawab rafka berdehem.

"tidak ada jawaban lain kah? aku sudah panjang lebar menjelaskan kau hanya berdehem saja? menyebalkan sekali." keluh Brian.

sedangkan rafka melengos pergi menemui anaknya, dengan muka acuh tak acuh.

" Kenzo, Kenzi kalian tau apa yang telah kalian perbuat ?" tanya rafka dengan menahan emosi.

si kembar menunduk.

"sorry, Daddy Kenzo tidak bisa menjaga adik." ucap Kenzo menyesal.

"enggak Daddy, ini salah kenzi yang merengek mau es krim." jawab Kenzi dengan mata berkaca-kaca.

rafka menghela nafas, menetralkan emosinya agar tidak meluap.

"kalian tau? jika kalian tidak ada yang menyelamatkan apa kalian pikir Daddy akan tenang? jika kalian punya keinginan kalian tinggal bilang ke Daddy, jangan pergi sendiri bahaya! apalagi di tengah keramaian kalian bisa celaka ataupun hilang. mengerti!! ucap rafka lembut namun tegas.

"iya, maafkan kesalahan kami dad." ucap mereka lirih.

rafka merentangkan kedua tangannya pada si kembar, kemudian si kembar menghamburkan tubuh mereka dan berpelukan.

" Daddy sayang kalian, hanya kalian yang Daddy punya. Daddy tidak ingin kalian kenapa-napa." ucap rafka sambil meneteskan air matanya

"iya Daddy." jawab si kembar terisak.

mendengar sang Daddy menangis, membuat si kembar merasa sangat bersalah.

Episode 3

Di sisi lain. seorang pria sedang murka, mendengar kabar dari sang asistennya yang melaporkan bahwa, orang suruhannya telah gagal merencanakan rencana mereka.

Prang ..

"APA? MEREKA GAGAL?" ucapnya murka.

"iya tuan, dari laporan yang saya terima, target di selamatkan oleh seorang gadis, tuan." jawab sang assisten.

pria itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu tak lama kemudian ia menyeringai.

"baiklah, untuk saat ini mereka selamat tapi tidak untuk lain kali." ucap pria itu menyeringai, dengan pikiran jahat yang sudah muncul memenuhi kepalanya.

...****************...

Rafka dan si kembar menghampiri Karin yang berusaha untuk duduk.

"biar aku bantu." ucap rafka

"tidak usah tuan, aku bisa sendiri." jawab Karin senyum

"jangan membantah, dan jangan GeEr aku membantu mu karena kau telah menolong si kembar." tegas rafka

"terserah anda, jika tidak merepotkan." ucap karin.

rafka hanya diam. setelah berhasil membantu Karin duduk, rafka mundur satu langkah karena si kembar ingin berbicara dengan Karin.

" aunty, apakah sakit?" tanya Kenzi

" sakit, tapi cuma sedikit kok." jawab Karin tersenyum.

Rafka yang melihat senyum itu merasa terhipnotis.

manis. batin rafka

"terima kasih, karena aunty sudah menyelamatkan kami" ucap Kenzo tulus.

"iya sayang sama-sama. lain kali, kalo mau nyebrang harus di dampingi orang tua ya? bahaya!!" ucap Karin

"iya aunty" jawab si kembar

"eh iya, kita belum kenalan? perkenalkan nama aunty Karin, nama kalian siapa?" tanya Karin lembut.

"aku Kenzo, kakak Karin." ucap kenzo dengan senyum ramah.

"aku Kenzi, adik Kenzo yang paling cantik, imut dan menggemaskan." ucap Kenzi heboh.

Berbeda dengan kenzi yang periang dan cerewet, Kenzo lebih banyak diam juga cenderung dewasa.

"wah, kalian menggemaskan sekali sayang." ucap Karin membelai pipi keduanya.

krukk .. kruukk

"kakak, apa kau mendengar sesuatu? tanya Kenzi

"sepertinya aku mendengarnya Kenzi." jawab Kenzo

" aunty, apa aunty tau itu suara apa?" tanya Kenzi

Karin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, wajahnya yang merah merona menahan malu, sedangkan rafka ia berusaha menahan senyumnya, karena merasa lucu melihat Karin yang sedang menahan malu.

"kayaknya, i-itu suara perut aunty hehe." jawab Karin menampilkan rentetan gigi putihnya.

"aunty belum makan?" tanya Kenzo dan Kenzi

"iya, jangan khawatir. nanti kalo sudah di perbolehkan pulang aunty makan di rumah aunty." jawab Karin

Rafka heran memperhatikan kedua anaknya, sejak kapan mereka akrab dengan orang lain. yang dia tahu kedua anaknya hanya akan akrab dengan keluarga saja, apalagi tadi ia melihat Kenzo tersenyum, sangat langka sekali. pikirnya.

apa karena gadis ini yang menolong mereka, yang membuat mereka mau berinteraksi dengan orang lain? biasanya, mereka akan seperlunya saja kalau ada orang lain mengajak berbicara, aneh. batin rafka

" tenang saja, tadi Daddy sudah menelpon uncle fajar untuk membawa makan siang ke sini." ucap rafka.

" benarkah Daddy? sama aunty Karin juga Daddy? kasian aunty belum makan, Kenzo khawatir aunty pingsan karena kelaparan Daddy." ucap Kenzo

Karin melongo mendengar ucapan Kenzo. rafka heran sejak kapan Kenzo jadi banyak bicara? pikirnya.

"tentunya untuk semua yang ada disini." jawab rafka santai

"tidak usah repot-repot tuan, saya makannya nanti saja setelah pulang dari rumah sakit." ucap Karin

"tidak apa-apa, sekalian tadi saya sudah memesan baju ganti untukmu. anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih saya karena nona sudah menolong anak saya."

" saya menolong anak tuan ikhlas, tidak perlu ada imbalannya, biar Tuhan saja yang membalasnya." ucap Karin tersenyum.

"iya, lagian saya juga tidak mungkin membiarkan kau pulang dengan penampilan berantakan seperti itu. saya tidak kekurangan uang kalo hanya untuk membeli pakaian dan makanan, apa yang akan orang lain katakan nanti."

"lah, kok jadi sombong" tanya Karin heran

"memang begitu kenyataannya, saya kaya, bahkan tak akan habis sampai tujuh turunan dan tujuh tanjakan, tahu!!"

"ya terus? hubungannya dengan saya apa? mau tuan kaya ataupun tidak saya tidak peduli, yang pasti saya ikhlas menolong anak anda tuan."

"memangnya kau tidak tau siapa aku?"

"tidak tuan, yang saya tau anda adalah Daddy dari Kenzo dan Kenzi" jawab Karin jujur.

"kau tidak tau nama RAFKA WILLIAM ADIJAYA ?" tanya rafka

"saya tidak tau, dan untuk apa juga saya tau?"

rafka melongo tak percaya, ternyata ada yang tidak tahu dirinya. bahkan semua kalangan tahu dirinya dari mulai dari dalam negeri sampai luar negeri, tapi tidak dengan Karin yang tidak tahu siapa dirinya.

yang benar saja dia tidak tau siapa aku? .pikirnya heran

" kau punya handphone bukan?"

" punya tuan, cuman handphone saya tadi terjatuh di jalan saat saya menyelamatkan anak anda. memangnya kenapa tuan? "

"kau boleh lihat di handphone ku , dan kau cari di google siapa RAFKA WILLIAM ADIJAYA, agar kau tahu siapa aku!! ucap rafka menyodorkan kan handphonenya .

" tidak perlu, untuk apa juga saya tahu?" ucap Karin bingung.

" buka saja"

"baiklah" ucap Karin seraya mengambil handphone Raka.

Karin langsung membuka aplikasi browser, ia mengetik nama rafka, setelah membuka artikel tentang rafka bukannya kaget, Karin malah nampak biasa saja.

rafka yang menyadari tak ada perubahan dari wajah karin, ia mengernyitkan dahinya.

"apa kau sudah tau siapa aku?" tanya rafka.

"sudah nih." ucap Karin seraya memperlihatkan ponselnya ke arah rafka.

"apa kau tidak terkejut? maksudku kau sudah tau bukan kalau aku adalah orang terkaya di negara ini, jangankan membelikanmu makanan dan pakaian. satu mall dan restoran pun aku sanggup membelinya." cibir rafka

" biasa saja " jawab Karin santai.

rafka melongo tak percaya, bagaimana tidak. setiap wanita yang tau siapa dirinya, pasti mereka akan bersorak dan mengantri bahkan ada yang rela melemparkan tubuhnya tanpa di minta, meskipun statusnya duda tak melunturkan ketampanan Serta pesonanya.

"apa dia bilang? biasa saja? astaga, aku baru bertemu seorang gadis yang tampak biasa saja saat tau siapa aku, sedangkan diluaran sana banyak yang mengantri dan juga berlomba-lomba hanya untuk dapat perhatian dariku."

"menarik, aku baru sakali ini menemukan gadis yang ini seperti dia" batin rafka.

"Tuan, hello .." ucap Karin melambaikan tangannya pada rafka.

"Daddy "

"Daddy"

si kembar memanggil sang Daddy, namun rafka sama sekali tak bergeming.

"DADDY"

Rafka terkejut refleks memegang dadanya, langsung menoleh ke arah si kembar yang berteriak.

"ada apa" tanya rafka pada si kembar.

" kenapa Daddy melamun?" tanya Kenzi.

"ohh, ti-dak ada apa-apa" jawab rafka gugup.

" Daddy kami lapar, kapan makanannya datang? cacing di perut Kenzo sampai berteriak terus minta di isi." keluh Kenzo.

"iya Daddy, mana uncle? daritadi belum sampai juga." ucap Kenzi kesal.

"iya tunggu sebentar, Daddy akan telpon lagi uncle fajarnya." jawab rafka

"udah sayang, kalian yang sabar ya. emm, gini aja deh, sambil kita nunggu makanan datang bagaimana kalo aunty ajak kalian bernyanyi? mau tidak?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!