NovelToon NovelToon

Love After Divorce

Pertama

"Sebelum lanjut baca, mungkin sebaiknya baca dulu kisah sebelumnya yang berjudul " Cinta Di Penghujung Nafasku". Yang merupakan awal mula lahirnya Kanaya dan juga Viona biar tidak bingung lagi dengan silsilah keluarga Kanaya dan juga Viona. Yukk mampir di kisah sebelumnya, dan selamat membaca."

.

...🌸 Hari Kelulusan 🌸...

.

"Selamat untuk kelulusan nya,sekarang aku sudah boleh muncul dan memperkenalkan diri sebagai kekasihmu kan?"ucap pemuda itu memberikan buket bunga itu kesalahsatu gadis cantik yang saat ini tengah berdiri berdampingan.

Kanaya tersenyum senang saat mendapatkan kejutan dari pemuda yang sudah satu tahun ini dia pacari namun masih belum dia beritahukan pada siapapun termasuk Viona.

teman satu rumah dan juga saudara perempuan nya,yang tak lain adalah keponakan nya sendiri.

“Siapa sayang?”tanya Mamah Ratih mendekati putrinya yang saat ini tengah berbincang dengan seorang pria asing.

“Ini,perkenalkan Mah,nama nya William,dia teman dekat Naya,”jawab Kanaya tanpa ada lagi rasa malu atau takut saat membawa seorang pria kehadapan kedua orang tuanya untuk diperkenalkan sebagai teman dekatnya.

“Selamat siang Om,Tante.Saya William.”ucap William yang langsung maju untuk menyalami kedua orang tua Kanaya dan juga tiga orang lain nya yang berdiri di samping kedua orang tua Kanaya.

“Selamat siang juga,ayo lebih baik kita lanjut berbincang nya di rumah saja,bagaimana?kalian juga ikut ke rumah ya?kita adakan syukuran kecil kecilan untuk merayakan kelulusan putri dan juga cucuku,”ajak Papah Adi pada Bunda Ana dan juga Ayah Bagas.

“Baiklah,ayo kita pulang dan lanjut berbincangnya di sana.”

semuanya pun sepakat untuk pulang bersama dengan menggunakan mobil yang berbeda.

Mamah Ratih bersama dengan Papah Adi,Bunda Ana dan Viona tentu ikut dengan mobil Ayah Bagas.Sedangkan Kanaya sendiri ikut ke mobil kekasihnya William.

Ketiga mobil itu kini mulai memasuki halaman rumah besar dan cukup lumayan mewah.Semua nya nampak turun secara bersamaan dan berjalan beriringan menuju kedalam rumah besar milik Papah Adi dan juga Mamah Ratih.

Di Dalam rumah ternyata sudah disajikan berbagai menu makanan untuk menyambut kelulusan dari putri bungsu dan juga cucu papah Adi dan juga mamah Ratih.

Sebelum berangkat ke sekolah untuk menghadiri kelulusan sang anak dan juga cucunya,Mamah Ratih sengaja sudah memberikan mandat pada para art di rumah untuk memasak menu makanan yang sudah Mamah Ratih sediakan bahan bahan nya.

Dan saat mereka tiba di rumah,semua menu sudah tersedia dan siap di eksekusi.Semua nya pun langsung beranjak menuju ke ruang makan untuk menikmati menu makanan yang sudah tersedia di meja makan.

Semua mengambil duduk di kursi masing masing.Papah Adi menempati kursi utama sedangkan Mamah Ratih berada di samping kanan nya.Ayah Bagas berada di kursi sebelah kiri Papah Adi,sementara disamping nya ada Bunda Ana.

Kanaya sendiri ada di samping Mamah Ratih berdampingan dengan William.Sementara Viona berada tepat di hadapan William.Sesekali gadis itu akan melirik ke arah pria asing itu namun detik kemudian menundukkan kepalanya.

Rasanya terlalu lancang jika menatap pria yang sudah jelas jelas memiliki kekasih.Namun Viona cukup penasaran dengan pria asing itu.'Kenapa Kanaya tidak pernah cerita jika dirinya tengah dekat dengan seorang pria,bahkan mereka sudah berpacaran satu tahun lamanya?'batin Viona bertanya tanya.

Namun Viona berusaha mengabaikan semua rasa ingin tahunya itu.Mungkin Kanaya memiliki alasan sendiri mengapa tidak pernah memberitahukan perihal hubungan nya dengan William.

Setelah menyelesaikan makan siang mereka sepakat untuk berkumpul diruang keluarga.Disana mereka juga mulai menginterogasi Kanaya maupun William sendiri.

Berbagai obrolan ringan pun mengiringi kebersamaan yang sudah terjalin dengan baik selama 19 tahun ini.Semua nampak menikmati hari mereka,namun tidak untuk Viona.Gadis itu sudah begitu kelelahan,namun enggan untuk meminta Bunda Ana dan juga Ayah Bagas untuk pulang bersama.

Kesempatan seperti ini begitu langka bisa mereka dapatkan mengingat kesibukan masing masing.Dan rasanya tidak tega jika Viona mengganggu kesenangan para orang tua itu.

Hingga menjelang sore,Viona pun memberanikan diri untuk mengajak Bunda Ana pamit pulang.

"Bun,kita pulang sekarang yuk?Vio capek,mau cepat cepat istirahat."ajak Viona pada Bunda nya.

"Kamu sudah capek ya?baiklah,Yah kita pamit pulang yuk,kasihan Vio sudah kelelahan."ajak Bunda Ana pada Ayah Bagas.

"Baiklah,ayo pamit dulu pada tuan rumahnya."

Ketiganya pun berpamitan kepada si pemilik rumah.Viona sendiri hanya sedikit mengangguk saat berpamitan dengan pria yang saat ini masih berbincang dengan Kanaya.

Tidak ada yang istimewa dari pertemuan itu.Semua berjalan dengan normal bahkan itu adalah pertama dan terakhir kalinya Viona bertemu dengan kekasih dari tantenya itu.

Selain kampus Viona dan Kanaya yang berbeda,Kanaya juga jarang membawa William ke acara keluarga jadinya Viona tidak pernah bertemu lagi dengan pria asing itu.

Waktu pun bergulir dengan cepat,baik Viona maupun Kanaya menjalani hari hari mereka dengan kesibukan masing masing.Kedua bahkan sudah jarang menghabiskan waktu bersama.

Selain Kanaya yang sudah pindah apartemen,tampaknya gadis itu juga membatasi diri dalam pergaulannya,hingga sudah jarang terlihat dalam tongkrongan bersama teman teman sekolah mereka.

Kedua

4 tahun kemudian…

"Aku harap kamu tidak berharap apapun pada pernikahan ini. Setelah anak itu lahir,maka pernikahan kita juga selesai." ucap William tepat di malam pernikahan nya bersama dengan Viona.

Viona sendiri hanya bisa mengangguk pasrah, mendengar keputusan pria yang baru saja mengucapkan ijab kabul atas nama nya. Namun, sayang belum genap satu hari pernikahan mereka berlangsung, pria tersebut juga langsung mengikrarkan kata talak pada dirinya.

Sakit dan juga hancur, itulah yang di rasakan oleh Viona saat ini. Namun, lagi lagi Viona harus tetap kuat bertahan demi anak yang saat ini ada di dalam rahimnya. Anak yang hadir karena sebuah kecelakaan dan anak yang mungkin tidak diinginkan oleh ayahnya sendiri.

Setelah mengatakan hal menyakitkan itu, William pun langsung pergi entah kemana. Meninggalkan Viona seorang diri, hingga Viona pun harus menghabiskan malam pengantin mereka sendirian didalam kamar hotel.

Berulang kali Viona harus menghela nafas panjang demi menetralkan rasa sesak yang mendera dadanya. Karena baru saja menikah, tapi langsung ditalak begitu saja oleh suaminya. Viona pun mengusap sudut matanya yang basah karena tak sanggup lagi menahan sesak di dalam dadanya.

Dalam kondisi hamil muda, bukan nya mendapatkan perhatian yang besar dari sang suami. Viona malah mendapatkan kata talak secara tidak langsung dari pria itu.

"Kita harus kuat Nak, setidaknya sampai kamu lahir nanti. Setelah kamu lahir Ibu akan membawamu pergi jauh dari kota ini. Agar kelak, kamu tidak merasakan rasa sakit karena sebuah penolakan yang dilakukan oleh Ayahmu sendiri." gumam Viona sembari mengusap perutnya yang sudah mulai membuncit meski hanya sedikit karena memang usia kandungan nya saat ini masih memasuki usia 3 bulan.

Viona menghela nafas saat kembali mengingat kejadian 4 bulan yang lalu. Dimana dirinya menghabiskan malam panas bersama seorang pria yang cukup dia kenal namun ditidak terlalu akrab.

...***...

🌸 Flash Back 4 Bulan yang lalu...

.

"Vio tunggu," suara seseorang pun menghentikan langkah Viona saat akan keluar dari rumah sakit yang saat ini dia tempati untuk bertugas sebagai dokter koas di sana.

Viona yang mendengar namanya di panggil pun akhirnya menghentikan langkah kakinya. Lalu, Viona berbalik melihat ke arah sumber suara yang begitu berisik itu.

"Apa sih Mel? Teriak teriak mulu deh? Sakit nih telinga dengarnya," gerutu Viona saat melihat jika suara yang berisik itu adalah temannya Melia atau biasa di panggil Meli.

"Maaf, maaf. Eh iya, minggu depan kita sudah pindah bagian kan, ya? Duh, deg degan ga sih tugas di poli umum? Kalau aku sih, gugup banget asli." keluh Meli sambil menggandeng lengan Viona.

Keduanya pun berjalan berdampingan menuju parkiran dimana mobil Viona terparkir di sana. Karena saat ini, baik Viona maupun Melia akan pulang ke rumah mereka masing masing.

Saat ini Viona dan juga Melia sama sama bertugas di poli obgyn. Namun, minggu depan keduanya sudah harus pindah tugas ke bagian umum. Karena memang waktu mereka di poli obgyn sudah selesai.

Viona dan Melia adalah teman satu kampus dan kebetulan, saat mereka koas mereka di tugaskan di rumah sakit yang sama dan juga selalu bertugas di poli yang sama.

Saat Viona masuk ke rumah sakit itu, banyak dokter koas yang datang dari universitas yang berbeda dan jujur, hal itu sedikit membuat Viona merasa canggung dan kikuk. Namun beruntungnya, Viona memiliki teman satu kampus yang juga akan koas di sana, dan dia adalah Melia.

“Ya lumayan sih, tapikan mau ga mau kita tetap harus melewati fase ini. Kayanya poli umum mungkin jauh lebih baik dari pada UGD nggak sih? Setelah di lihat lihat, mereka sibuk terus setiap hari. Sampe dokter koas yang bertugas di sana itu kelihatan pada kurus kurus saking capek dan sibuknya.” sambung Viona yang di iya kan oleh Melia.

“Iya juga sih. Beruntung kita masih lama ya buat nyampe di sana. Oh iya,weekend ini akan diadakan acara ulang tahun nya si Sera. Terus dia ngajakin kita buat nginep di hotel mewah yang sudah dia pesan sebelumnya. Gimana? Kamu juga ikutan ya. Kamu udah jarang banget datang kalau ke acara acara anak anak. Sekalian juga kita refresh otak biar ga sumpek diisi sama bau obat obatan mulu. Gimana? Kamu mau kan, gabung sama kami?” tanya Meli setengah memaksa pada Viona.

“Liat nanti deh ya. Aku paling suka di rumah kalau libur. Cape tahu nggak, mana besok nya harus kerja. Belum lagi harus buat laporan.” jawab Viona yang memang jarang pernah mau jika menghabiskan waktu diluar bersama teman teman nya.

Apa lagi setelah masuk ke rumah sakit sebagai dokter koas. Rasanya, tubuhnya terlalu lelah meski hanya untuk sekedar main atau makan diluar.

Semenjak memutuskan hidup terpisah dengan Kanaya,Viona memang sudah jarang sekali pergi dengan teman teman nya. Viona lebih suka menghabiskan waktu di rumah saja. Meski yang Viona lakukan selama di rumah itu hanya dengan rebahan atau mengobrol dengan Bunda Ana.

Akan tetapi, hal itu cukup menyenangkan untuk Viona dari pada menghabiskan waktu dengan teman teman yang kadang membuatnya merasa bosan.

“Ayolah Vio. Kamu udah lama loh nggak keluar jalan bareng kita kita.” bujuk Melia lagi.

“Iya deh. Akan aku usahain ya,” jawab Viona yang akhirnya setuju untuk ikut dalam acara sahabatnya itu.

“Yee....gitu dong. Sera pasti senang banget dengar kabar ini.” lanjut Melia yang kegirangan karena akhirnya Viona mau juga ikut bersama dengan nya untuk merayakan ulang tahun sahabat mereka, Sera.

...***...

🌸 Malam Naas...

.

✉️

["Ser,kamarnya nomor berapa?"] ~ Viona

["Aku masih dalam perjalanan bareng sama Melia. Kamu cek in duluan deh, aku sudah reservasi kok. Atas nama Sera Gunawan, ya,"] ~ Sera

["Ya sudah. Kalau gitu aku tunggu kalian dikamar ya?"] ~ Viona

["Siap sayangku. Kami akan segera tiba di sana."] ~ Sera

Setelah berbalas pesan dengan sahabatnya, Sera. Viona pun bergegas berjalan menuju ke meja resepsionis untuk mengkonfirmasi kamar pesanan yang sudah dipesan oleh sahabatnya lewat aplikasi pemesanan hotel.

"Selamat malam, Mbak. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis dengan ramah, saat Viona datang menghampirinya.

"Saya mau konfirmasi pesanan atas nama Sera Gunawan, Mbak." jawab Viona, yang tidak kalah ramah dengan pegawai hotel itu.

Ketiga

"Kamarnya sudah kami siapkan dan ini kuncinya, Mbak. Silahkan, ini kuncinya. Semoga Mbak nyaman selama menginap di hotel kami dan selamat menikmati istirahatnya." ucap resepsionis itu memberikan sebuah card lock pada Viona.

"Iya, Mbak. Terima kasih." jawab Viona.

Viona pun segera mengambil card lock itu. Lalu, berjalan menuju ke sebuah lift yang akan membawanya ke lantai 10. Dimana kamar yang dipesan oleh Sera berada di lantai itu.

Setelah beberapa saat menunggu di depan pintu lift. Akhirnya Viona pun masuk ke dalam lift itu setelah pintu liftnya terbuka. Namun, saat pintu lift akan kembali menutup. Tiba tiba saja, sebuah tangan kekar seseorang manahan pintu itu agar terbuka kembali.

Deg...

Baik Viona maupun orang yang menahan pintu lift itu, sama sama tersentak kaget saat netra keduanya saling bertemu dan bertatapan. Kedua orang itu pun hanya saling terdiam sejenak. Sebelum akhirnya orang itu pun masuk ke dalam lift yang sama dengan Viona.

Selama didalam lift, keduanya sama sama memilih diam. Hingga akhirnya, si orang itu turun lebih dulu di lantai 5. Dimana dirinya suah ditunggu untuk menghadiri acara ulang tahun salah satu teman sekolahnya dulu.

Sebelum keluar dari lift si orang itu sempat menoleh ke arah Viona. Lalu, dia pun mengangguk sebagai tanda jika dirinya akan turun terlebih dahulu.

Tentu saja, hal itu dibalas sebuah anggukan juga oleh Viona. Yang menandakan jika Viona menjawab sapaan nya meski hanya bahasa tubuh. Keduanya memang saling mengenal satu sama lain. Hanya saja, mereka tidak terlalu dekat. Keduanya sama sama menjaga jarak, bahkan tidak pernah berinteraksi secara langsung dan cukup tahu antara satu sama lain.

Karena bagi Viona, itu jauh lebih cukup. Toh, Viona juga tidak memiliki kepentingan dengan orang itu. Jadi, bagi Viona mereka cukup saling tahu saja demi menghormati Kanaya, orang yang jelas jelas memiliki hubungan spesial dengan orang tadi.

Iya, orang tadi adalah kekasih dari tante Viona yang bernama Kanaya. Keduanya memiliki hubungan spesial saat Kanaya masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan karena itu lah, Viona mengenal orang itu.

Keduanya pun akhirnya berpisah di lantai 5 karena memang pria tadi turun di lantai 5. Sedangkan Viona sendiri akan turun di lantai 10 karena memang lantai itulah yang menjadi tujuan Viona.

...***...

Di lantai 5 hotel.

"Nah ini dia Dokter kita yang super sibuk itu. Akhirnya bisa datang juga dia," ucap salah satu teman yang menyambut kedatangan pria itu, di sebuah ruangan VVIP yang sudah mereka pesan untuk berpesta.

"Selamat ya bro. Nggak kerasa ya, kita makin tua aja," ucap nya pada si pemilik acara pesta.

"Thank's bro. Makasih juga loh, akhirnya kamu mau datang juga, William." jawabnya pada pria yang baru datang itu yang ternyata adalah William.

William pun langsung bergabung dengan teman temannya yang sudah lebih dulu datang ke sana. Semua nya nampak menikmati pesta itu, karena setelah sekian purnama tidak bersua tentu banyak cerita yang cukup menarik hingga mereka semuanya pun lupa waktu.

Bahkan tanpa terasa minuman yang tersedia dimeja pun kini telah tandas setengahnya dan hanya meninggalkan beberapa botol saja.

William yang merasa jika tubuhnya merasakan sebuah reaksi lain, pun akhirnya memilih untuk pergi keluar dari ruangan itu untuk mencari udara yang sedikit lebih sejuk.

Dengan berjalan dengan terseok seok, William pun pergi ke sebuah lift karena William berniat untuk pulang saja, karena merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Namun, karena matanya sedikit kabur karena efek minuman yang di konsumsi, William pun akhirnya salah memencet tombol lift.

Yang seharusnya arah turun, menuju ke basemen hotel. William malah menekan tombol naik dan berhenti di lantai 10. Setelah pintu lift terbuka, William pun segera turun di sana. Karena dia mengira jika dia sudah sampai di tempat tujuan nya.

...***...

Sementara disebuah kamar yang terletak dilantai 10, tampak seorang gadis tengah merasa gelisah dan tidak tenang.

Sudah hampir satu jam teman teman yang berjanji bertemu dengan nya di sana tak kunjung datang. Bahkan ponsel keduanya pun mendadak mati dan tidak bisa dihubungi. Namun, saat sedang berusaha menghubungi teman teman nya. Tiba tiba bel pintu kamarnya berbunyi.

Ting tong...

Seketika, kegelisahan Viona pun menghilang setelah terdengar suara bel pintu kamarnya berbunyi. Yang Viona pikir, itu adalah kedua teman nya. Mendengar suara bel itu, Viona langsung saja bergegas menuju ke arah pintu untuk membukakan pintu kamar itu.

Akan tetapi, saat membuka pintu. Seketika Viona dibuat terkesiap karena ternyata yang datang bukanlah kedua sahabatnya. Melainkan seorang pria yang tengah mabuk yang langsung saja menerobos masuk kedalam kamar itu dan pria itu adalah William yang sedang mabuk.

William yang saat itu merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya pun, semakin merasa aneh saat melihat penampilan Viona kala itu.

Viona yang saat itu tengah memakai piyama pendek berbahan satin, dengan bagian atas yang terbuka. Memperlihatkan bahu mulusnya membuat tubuh William terasa semakin panas dan bergairah.

William yang awalnya berniat pulang pin urung dia lakukan saat merasakan kepalanya yang semakin pusing dengan suhu tubuh yang terasa memanas.

William pun akhirnya memutuskan untuk menginap di salah satu kamar yang memang sudah di sediakan oleh sahabatnya, jika saja mereka mabuk dan tidak bisa pulang ke rumah.

Teman William sengaja menyewa beberapa kamar untuk digunakan para tamu undangan nya malam ini. Menyadari mereka tidak akan bisa pulang,tentu membuat sang pemilik hajatan berinisiatif menyedikan tempat untuk para tamunya beristirahat di sana.

Berhubung card look yang dipegang oleh William tak berfungsi. William pun memutuskan untuk menekan bel kamar yang saat ini tengah dia datangi dengan harapan jika akan ada seseorang yang membantunya membuka pintu kamar itu.

William pun akhirnya bisa tersenyum lega saat melihat jika pintu itu dibuka oleh seseorang dari arah dalam. William sedikit dibuat kaget saat melihat jika yang membuka pintu itu adalah seorang gadis yang tengah menggunakan piyama yang cukup seksi dan menggoda.

William yang saat itu tengah dalam pengaruh alkohol pun akhirnya tergoda. Pria itu semakin mengikis jarak dengan Viona yang terlihat ketakutan saat melihat William melangkah maju, mendekati dirinya.

"Ka_Kakak, ma_mau apa? Per_pergilah. I_ini bukan kamarmu." ucap Viona terbata karena begitu takut saat melihat sesuatu yang berbeda dari tatapan mata dari kekasih bibinya itu.

Viona pun refleks menutupi tubuhnya dengan kedua tangan saat menyadari jika William tengah menatap tubuhnya dengan tatapan yang aneh. Apalagi setelah Viona menyadari jika baju yang dia pakai memiliki belahan dada yang cukup lebar. Hingga membuat bukit kembar miliknya terlihat dengan jelas.

Hal itu semakin membangkitkan hasrat William yang saat ini sudah tidak terkendali lagi. Hingga William pun akhirnya langsung menyerang tubuh Viona dan tidak membiarkan wanita itu lepas begitu saja. Jangan kan melepaskan diri dari cengkeraman William. Bahkan untuk sekedar menghindar pun tidak bisa Viona lakukan.

"Jangan Kak. Lepaskan aku. Aaawww, jangan." teriak Viona histeris saat William menyerang tubuhnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!