>>
Disebuah tanah tandus yang dipenuhi dengan mayat.
Ditengah-tengah, Seorang pria bertekuk lutut dengan sebuah pedang ditangannya sebagai tumpuan.
Tubuh pria itu di penuhi darah sambil menatap ke atas langit dengan tersenyum namun terdapat niat membunuh yang sangat kuat.
Di atas langit tersebut merupakan kehadiran yang agung, mereka merupakan delapan dewa agung.
"Dewa Bayangan, tindakanmu bahkan sudah lebih kejam dari pada Dewa Iblis." Ucap salah satu dari delapan dewa agung.
"Jika kami tidak menghentikannya mungkin dunia ini akan hancur." Katanya lagi.
"Hahahahahahahah!" Pria yang disebut sebagai Dewa bayangan itu tertawa keras kemudian berkata, "Bahkan kalian seorang dewa agung harus bersatu untuk melawanku, hahahahaha!"
Kemudian dia diam beberapa saat lalu berdiri dan mengangkat tangannya ke atas, "Sekarang tujuanku sudah terpenuhi..." saat baru mengatakan hal itu, seluruh bayangan dari mayat itu terangkat ke langit dan membentuk lingkaran yang sangat besar dan hampir menutup semua dunia.
Tindakan Dewa bayangan itu membuat seluruh delapan dewa agung merasakan sesuatu yang sangat berbahaya akan terjadi.
"Dewa Bayangan! Apa yang ingin kau lakukan!" Kedelapan Dewa itu berteriak keras, Teriakan mereka itu membuat dunia bergetar.
Delapan Dewa itu ingin bergerak menghentikan Dewa Bayangan namun sesuatu hal membuat mereka tidak bisa bergerak.
"Hahahahaha, Sayang sekali kita tidak bisa melanjutkan pertarungan. Ada hal yang lebih penting dari pada melawan kalian." Ucap Dewa Bayangan.
Lingkaran yang terbuat dari bayangan itu terbentuk seperti jam yang sangat besar.
"Shadow Time, Return!" Ucap Dewa Bayangan tersebut.
...
...
...
Wilayah Duke Silhotte, Vale
Di Kastil tepatnya di kamar anak tertua keluarga Silhotte, Zenon Silhotte.
Seorang pria berumur dua puluh lima tahun sedang terbaring di kasur.
"Ugh..." Tidak lama kemudian dia membuka matanya lalu mencoba mendudukkan dirinya dengan susah payah.
"Aku berhasil kembali." Kata Pria tersebut yang adalah Zenon Silhotte.
"Sepertinya aku kembali di saat aku berumur dua puluh lima tahun dimana sudah lima tahun aku naik menjadi seorang duke menggantikan ayah ku yang menghilang." Ucapnya yang mengandung nada sedih.
Zenon kemudian mencoba berdiri namun berdiri saja sudah membuatnya kesusahan, "Sial, Tubuhku saat ini sangat lemah." Gumam nya.
Dia kemudian bersikap lotus di atas kasur memejamkan matanya sambil merasakan sedikit energi ditubuhnya.
"Hmm, Aku tidak menyangka ditubuhku terdapat Energi Bayangan walaupun Energi ini sangat lah kecil." Kata Zenon sambil membuka matanya.
"Apa mungkin ini karna Teknik pemutaran waktu yang kuciptakan ya?" Pikir Zenon.
Zenon tahu tubuhnya tidak bisa menggunakan mana sehingga menciptakan energinya sendiri yaitu Energi Bayangan.
Setelah merasakan sedikit energinya, Zenon sudah merasa membaik walaupun sedikit, Dia kemudian pergi membasuh tubuhnya yang penuh dengan aroma alkohol.
Lima belas menit kemudian...
Tampilan Zenon kini seperti layaknya bangsawan kelas atas dengan sarung tagan hitam dan jubah sebagai kepala keluarga Duke Silhotte.
Ditangan Zenon kini terdapat tongkat yang merupakan pemberian dari ibunya di saat ulang tahun ke sepuluh-nya.
Tatapan Zenon saat memegang tongkat tersebut penuh dengan kenangan dan kerinduan. "Aku tidak menyangka melihat tongkat pemberian ibu ini sekali lagi dalam..." Katanya.
Tongkat tersebut merupakan hadiah dari sang ibu untuk Zenon yang memiliki tubuh lemah sehingga memerlukan tumpuan.
Tentunya tongkat pemberian Ibu Zenon bukanlah tongkat biasa melainkan sebuah tongkat anti magic sehingga dapat menghalau hingga circle 6.
Sayangnya dikehidupan sebelumnya, Zenon sama sekali tidak mengetahuinya jika tongkat tersebut terdapat anti magic sehingga menjualnya begitu saja ketika dia membutuhkan uang untuk foya foya.
Mengingat kembali kehidupannya yang dulu sebelum menciptakan Energi Bayangan, Zenon hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dikehidupan sebelumnya aku terlalu frustasi karena menghilangnya ayah dan ibu sehingga mengabaikan hal lainnya.
Kali ini dikehidupan ini aku akan merubah semuanya dan mencari kedua orangtua ku..." Ucap Zenon penuh dengan tekad.
Tidak lama kemudian, Pintu kamar Zenon terbuka...
"T-Tuan Muda...Anda sudah sadar?" Seorang Pelayan pria memasuki kamar Zenon dengan penuh kekhawatiran.
Zenon langsung menoleh dan tersenyum, "Oh itu kamu Jack."
Jack merupakan Pelayan pribadi Zenon yang sangat setia bahkan hingga kehancuran keluarga Duke di masa lalu.
Jika bukan karena Jack yang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya dulu mungkin tidak ada yang namanya Dewa bayangan.
"Tuan Muda, apa anda baik baik saja??" Jack sangat kebingungan dengan tingkah Tuan mudanya tersebut yang tiba tiba tersenyum lembut.
Memang Tuan muda yang dia kenal sangatla ceria tapi itu semua sebelum menghilangnya Duke dan Duchess.
Zenon yang melihat kebingungan Jack tentu tahu karena perubahan dirinya yang sebelumnya selalu murung. dia kemudian berjalan mendekati jack lalu menepuk punggungnya. "Aku dalam perlindungan mu ya..." Ucap Zenon.
Jack yang mendapat ucapan tersebut tentu bingung namun tetap menjawab, "Tentu Tuan Muda."
Zenon hanya tersenyum, "Jadi apa tujuanmu datang kesini terburu-buru Jack?" Tanyanya.
Jack menggelengkan kepalanya, "Saya sangat khawatir mendengar kabar Tuan muda jatuh pingsan setelah meminum banyak alkohol di bar."
"Ah, jadi alasan aku tertidur di kasur karena terlalu banyak minum? Pantas saja tubuhku sebelumnya penuh dengan aroma alkohol." Gumam Zenon.
Kemudian Wajah Zenon menjadi serius, "Jack! Kumpulkan sekarang semua petinggi di Ruang rapat!" Pinta Zenon.
Walaupun Jack merasa bingung dengan permintaan Tuan mudanya, Jack sama sekali tidak membantahnya. "Baik Tuan muda." Ucapnya sambil membungkuk kemudian pergi meninggalkan Zenon.
"Aku harus memulai semuanya dari awal. pertama aku harus membersihkan hama yang tinggal di Wilayah Duke ini." Kata Zenon lalu pergi menuju ruang rapat.
...
Tidak lama setelah Jack diminta Zenon untuk mengumpulkan semua petinggi di ruang rapat. Tentunya itu membuat seisi Kastil Silhotte heboh karena ini merupakan pertama kalinya Zenon meminta pertemuan dengan petinggi petinggi.
Salah satu petinggi yang penasaran dengan tindakan Zenon adalah Bagian Keuangan, Blam.
Diruangan Blam,
Seorang Pria gemuk dengan tampilan yang tampak serakah sedang duduk di kursi dengan seorang gadis dibelakangnya sambil memijat punggungnya.
"Tch, Apa yang diinginkan bocah itu sehingga mengumpulkan kami semua? Bukankah dia lebih baik terus bertingkah seperti sebelumnya." Ucap Blam.
"Apakah kau tau apa yang terjadi?" Tanya Blam kepada seorang pria yang berada di satu ruangan dengannya, Dia adalah bawahan Blam.
Bawahan Blam itu menggelengkan kepalanya. "Tidak tuan, saya hanya tahu dia baru baru ini jatuh pingsan karena meminum alkohol lagi." Jawabnya.
Blam hanya tersenyum, "Tidak masalah...Lagipula ini mungkin pertemuan pertama dan terakhir hingga akhirnya Keluarga Duke akan menjadi milik tuan." Katanya dengan pelan.
...
Di Ruangan Aula,
Sudah terkumpul beberapa orang dengan wajah penasaran dan tinggal menunggu kedatangan Kepala Keluarga yaitu Zenon.
Tuk...Tuk...Tuk...
Suara tongkat kayu terdengar oleh mereka semua. Hanya mendegar itu saja, mereka semua sudah mengetahui kedatangan Zenon.
[Bersambung]...
>>>
Semua orang telah berkumpul di Aula dan sedang menunggu sang Duke muda, Zenon.
Suara tongkat kayu terdengar oleh mereka semua. Hanya mendegar itu saja, mereka sudah mengetahui bahwa itu kedatangan Zenon.
Didepan pintu ruang ada jack yang menyambut Zenon. "Silahkan Tuan, semuanya sudah berkumpul." Ucap Jack dengan nada hormat yang di anggukkan oleh Zenon.
Tidak ada satupun orang yang memberi hormat kepada Zenon setelah memasuki ruangan dan duduk, mereka semua hanya memasang wajah acuh tak acuh. Zenon tentu tidak terlalu peduli dengan reaksi tersebut dan dia juga tahu mengapa orang orang tersebut tidak menghormatinya.
Namun, hanya ada satu yg memandang Zenon dengan senyum kecil, dia merupakan Kepala Pelayan kediaman Duke Silhotte.
Zenon yang tepat duduk ditengah tentunya membalas senyuman dari Kepala Pelayan tersebut. Dia tentunya tahu pria tua yang merupakan Kepala Pelayan tersebut bukan lah Pria tua biasa dari kehidupan sebelumnya.
"Pak Tua Sebas ini bukanlah orang sembarangan. Jika itu aku yang dulu mungkin aku menganggap dia hanya Kepala Pelayan biasa." Batin Zenon mengenai Kepala Pelayan Duke Silhotte.
Jack kemudian memberikan beberapa berkas kepada Zenon dan Zenon langsung membacanya di hadapan petinggi pentinggi itu semua tanpa mengucapkan sepatah kata.
Beberapa menit terlewati...
Blam yang merupakan bagian keuangan menatap Zenon dengan kesal. Dia merasa waktunya habis hanya melihat lihat seorang bocah yang menatap kertas kertas.
"Hahaha, Tuan Muda. Bukan kah anda tampak lelah hanya melihat lihat dokumen itu.." Ucap Blam yang sudah tidak dapat menahan kekesalannya lagi.
Jack yang berdiri dibelakang kursi Zenon mengepalkan tangannya saat Blam berbicara.
"Hmm??" Zenon yang tadinya membolak balikkan dokumen sekarang menghentikannya dan menatap Blam, Pria gemuk tersebut.
Sebenarnya Zenon tidak memperhatikan serius dokumen yang ada di hadapannya dan hanya memancing seseorang.
"Kau tadi mengatakan apa Blam?" Tanya Zenon.
Sekarang semua perhatian kepada Blam dan Zenon.
Sambil tersenyum lebar, Blam bangkit dari tempat duduknya, "Tuan Muda, tingkah anda yang sekarang sangat la membosankan. Bukankah lebih baik kita minum minum dengan beberapa gadis gadis..." Kata Blam penuh percaya diri mencoba merayu Zenon.
"Tuan Blam, Perhatikan ucapanmu di depan Tuan Muda!" Teriak Jack yang sudah sangat kesal.
Salah satu sifat buruk Zenon yang peminum tentunya semuanya akibat rayuan dari Blam tersebut sehingga membuat Jack sangat membenci Blam.
Blam menatap Jack dengan tatapan rendah dan mengabaikannya begitu saja lalu beralih kembali menatap Zenon yang dari tadi diam.
"Hahaha, Benar Tuan Muda. Bukankah ini sangat membosankan." Yang berbicara kali ini merupakan Kapten Keamanan Wilayah Vela, Griv. Dia juga cukup dekat dengan Blam tersebut.
Kepala Pelayan, Sebastian hanya memandang Zenon yang penasaran dengan responnya tersebut. Sebelumnya pun, Sebastian sangat penasaran mengapa Zenon meminta semuanya berkumpul dalam satu ruangan yang dimana dia tidak pernah peduli dengan urusan Wilayah.
"Kalian berdua terlalu berisik. Apakah ada yang menyuruh kalian untuk berbicara!?" Ucap Zenon dengan nada santai namun membuat semua orang didalam ruangan sangat terkejut.
Blam dan Griv terdiam dengan respon Zenon tersebut. "Hahahaha, Tuan Muda Apa yang baru saja anda katakan?" Kata Blam tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
Zenon kemudian bangkit berdiri, "Blam, Kau menggunakan posisimu untuk menekan rakyat dengan pajak yang tinggi dan mengambil tanah mereka yang tidak mampu membayar..." Ucap Zenon.
Apa yang baru saja dibilang Zenon mengenai tindakan kotor Blam tentunya tidak ada di dokumen dan mengetahuinya saat sebelum dia kembali.
"A-Apaa...?" Blam berkeringat dingin.
Zenon kembali melanjutkan ucapannya, "Kau juga membiarkan pedagang budak masuk kedalam Wilayah Vela dimana budak merupakan tindakan Ilegal di Wilayah Duke Silhotte, Kau dan juga Griv bekerja sama menekan pedagang yang masuk dan melakukan pungutan liar."
"Apakah kalian berdua sadar apa yang telah kalian lakukan?" Kata Zenon menatap tajam mereka berdua yang tidak bisa mengucapkan sepatah kata lagi.
"B-Bagaimana..."
"Jack, Tundukkan mereka berdua!" Belum selesai Blam berkata, Zenon sudah memberikan Perintah-nya.
Dengan cepat, Jack langsung melesat menekan kepala mereka berdua kelantai.
BAM~
"Ugh..." Mereka berdua tampak kesakitan.
Sekarang, didalam ruangan sudah sangat tegang. Tidak ada yang menyangka pertemuan hari ini begitu menegangkan.
"B-Bajingan rendahan! Lepaskan aku!" Teriak Blam dan Griv mencoba melepaskan diri tapi tidak ada satupun yang mampu lepas dari tekanan Jack.
Blam merupakan seorang Penyihir Circle-3 dan Griv merupakan Ksatria Bintang 3 sedangkan Jack adalah Ksatria Bintang 6.
"Tentunya disini tidak ada yang mengetahui Jack seorang Ksatria Bintang 6 kecuali aku yang mengulang waktu dan Pak Tua Sebas." Batin Zenon.
Dia berjalan mendekati mereka berdua, "Awalnya aku ingin meminta Jack untuk membunuh kalian berdua karena membawa kehancuran kepada Wilayah Silhotte namun aku berubah pikiran dan sepertinya aku masih membutuhkan kalian." Kata Zenon dengan tersenyum licik.
Blam, Griv tidak menyangka bocah yang sebelumnya bahkan tidak berani bertatap muka sekarang tampak seperti iblis.
Bukan hanya mereka berdua saja yg terkejut, Jack, Pak tua Sebas maupun yang lainnya hanya bisa terdiam dengan sifat beda Tuan Muda mereka.
"Jack, Lumpuhkan mereka dan masukkan ke dalam penjara. Jangan biarkan mereka bunuh diri." Pinta Zenon.
"Baik Tuan." Ucap Jack yang sekarang memanggilnya tanpa sebutan Tuan Muda melainkan Tuan.
Zenon kemudian berteriak didalam ruangan, "Mulai sekarang, Jika ada diantara kalian melakukan kerugian pada Wilayah Silhotte akan berakibat yang sama dengan mereka berdua!"
"Baik Tuan!" Balas mereka semua dengan patuh dan berlutut di hadapan Zenon.
Kepala Pelayan, Sebastian juga ikut berlutut dengan sebuah senyuman terpampang di wajahnya sambil menatap Zenon yang sekarang berkarisma seperti Tuan Duke Silhotte atau juga Ayah Zenon.
Melihat semuanya menjawab dengan patuh, Zenon menghela nafas. "Huh, masalah ini belum selesai. Bawahan Blam masih lah berkeliaran di Wilayah ini." Batin Zenon.
Beberapa Jam setelah kekacauan di Ruang Rapat tadi...
Sekarang, Zenon bersama dengan Jack dan beberapa pasukan untuk bergerak memberantas pasukan pasukan Blam yang tersisa.
...
Masih di Wilayah Silhotte, Di sebuah bagunan.
"Tidak!! Tuan Kall, kumohon jangan mengambil semua uang itu! Itu semua uang untuk kebutuhan keluarga-ku dalam tiga bulan.." Ucap seorang pria paruh baya yang sedang meminta belas kasihan kepada seorang Pria yang memiliki tampilan luka di wajahnya dan memiliki badan kekar.
"Berisik!"
BAM~ tendangan yang cukup kuat datang kepada Pria paruh baya tersebut hingga tersungkur.
"Untuk biaya hidup seluruh Keluarga-mu bukanlah urusanku!" Ucap Pria kekar tersebut yang bernama Kall. "Dengan aku membiarkan mu untuk hidup seharusnya membuat-mu bersyukur Bajingan sialan!" Katanya dengan kesal.
"Ugh~" Pria paruh baya itu mencoba bangkit namun tendangan yang diberikan Kall membuat tubuhnya kesakitan.
"Huh...Dimana Blam dan Griv?" Tanya Kall kepada rekannya.
Rekannya tersebut hanya membalas dengan menggelengkan kepala.
"Tidak biasanya mereka tidak datang, apakah mereka memiliki masalah?" Tanya Kall dengan penasaran.
Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
Tuk...Tuk...Tuk...
"Hmm, Sepertinya itu mereka. Cepat buka!" Perintah Kall.
[Bersambung]...
>>>
Tuk...Tuk...Tuk...
"Baru saja dibilang dan sepertinya mereka sudah datang. Cepat buka!" Kata Kall.
Seseorang kemudian membuka kan pintu tersebut,
"Halo~" Ucap seorang pria yang adalah Zenon.
BAM~ Belum sempat membalas ucapan Zenon, Serangan cepat datang ke dagu pria yang membuka kan pintu tersebut hingga terlempar jauh.
Bukan Zenon melainkan Jack yang memukul pria tersebut. "Tuan, Seharusnya anda tetap saja di kediaman dan biarkan aku mengurus sampah sampah ini..." Ucap Jack yang sangat khawatir dengan Zenon.
Walaupun Jack merasa Zenon sudah sangat membaik, dia tetap saja khawatir dengan kondisinya yang masih membutuhkan tongkat untuk menopang tubuhnya yang lemah.
"Hahaha...Tidak apa-apa, dengan adanya kamu dan beberapa ksatria disini aku pasti sangat aman." Balas Zenon.
"Kalau begitu Tuan tetap diluar dan biarkan kami mengurus semuanya ini." Kata Jack.
Zenon menganggukkan kepalanya dengan senyuman.
...
Serangan yang sebelumnya yang dilancarkan Jack membuat satu bangunan itu terkejut terutama Kall.
"Apa yang baru saja terjadi!?" Teriak Kall.
Saat Kall berteriak, Rekan Kall berlari ke arahnya. "Boss, Pasukan Duke menerobos masuk tempat ini.." Katanya dengan tergesa gesa.
Kall tentunya tampak bingung karena tidak biasanya Pasukan Duke bergerak semenjak Zenon naik sebagai Duke.
Pikiran Kall dibuat bingung karena, "Sial, Apa yang terjadi sekarang ini!" Gumam Kall.
"Kalian semua serang mundur Pasukan Duke!" Perintah Kall.
Semua bawahan Kall berlari mencoba menyerang balik pasukan Duke yang menerobos masuk markas mereka sedangkan Kall diam-diam berlari dari Pintu belakang untuk menyelamatkan dirinya. "Bodoh sekali mereka semua, seberapa lemah pun pasukan Duke yang sekarang tidak mungkin bagi kita bisa menang..." Tawa penuh kelicikan sambil berlari keluar melalui pintu belakang.
Dia tentu sadar itu sangatlah mustahil bagi dia untuk menang melawan Ksatria Duke dari Jumlah maupun Kekuatan. "Apa yang terjadi dengan Blam dan Griv sialan itu.." Batin Kall terlihat kesal.
Saat sedang berlari di gang kecil, Kall melihat seseorang di depannya berdiri tampak rapi dengan sebuah tongkat kayu.
"Hoh...Aku tidak menyangka kau sangat tega meninggal kan bawahan mu sedangkan kau berlari untuk kabur." Orang itu adalah Zenon yang sudah muncul dari jalan kabur Kall.
"Apakah boss memang bandit begitu pengecut?" Ucap Zenon yang jelas menghina Kall.
Kall tidak menanggapi hinaan Zenon tersebut, "Siapa kau!?" Kata Kall dengan mengerutkan alisnya.
Zenon tertawa kecil, "Bahkan kau tidak tahu Penguasa dari kota yang tinggali dan bahkan berani memeras uang rakyatnya?" Ucap Zenon.
Kall kembali mengerutkan matanya lagi, "K-Kau Duke Zenon Silhotte!?" Kall tidak dapat mempercayainya. Dia tidak menyangka Bocah yang begitu lemah itu sekarang berdiri dihadapannya.
Dia kemudian tersenyum, "Aku tidak menyangka Duke sendiri yang mencoba menghalau ku..." Katanya. "Bukan kah kau terlalu percaya diri Duke Zenon!?" Kall berkata.
Kall sudah memeriksa sekitarnya bahwa Zenon memang sendiri tanpa membawa Ksatria disisinya.
Zenon sama sekali tidak menjawab nya dan hanya memberikan senyuman santai.
"Bagus! Bagus! Ini kesempatan yang sangat bagus! Dengan kehadiranmu disini aku tidak menyangka akan memiliki kesempatan untuk membunuhmu." Kall tampak kegirangan.
"Kesempatan untuk membunuhku? Apakah itu perintah dari Tuanmu, Count Austin??" Zenon sengaja menekan kata Count Austin agar Kall terkejut dan benar saja seperti yang di harapkan oleh Zenon, Reaksi Kall langsung berubah saat dia mengatakan Count Austin.
"K-Kau bagaimana tahuu!?" Tanya Kall. "Apa Blam dan Griv yang membocorkannya?"
"Entahlah, Itu bukan sebuah rahasia lagi bagiku..." Zenon berkata dengan santai.
Tentunya dia mengetahui ketamakan dari Count Austin sebelum kembalinya dia dan juga salah satu dalang dari hancurnya Wilayah Duke Silhotte.
"Bajingan!" Jawaban Zenon membuat Kall kesal dan langsung melemparkan bola api arah Zenon. Sekarang di dalam pikiran Kall yaitu hanya membunuh Zenon untuk Tuannya.
"Hmm! Bola Api dari Seseorang Circle- 3 cukup mengesankan, Tapi hanya segitu..." Zenon dengan santainya mengerakkan Tongkatnya dari bawah ke atas tepat di depan Bola Api ciptaan Kall.
Wush~ Bola Api itu seketika lenyap.
Dengan Anti Magic yang terdapat pada Tongkat tersebut membuat Zenon dengan mudah menghilangkan Bola Api di tingkat Circle- 3 tersebut.
"A-Apa!!" Kall hanya bisa terkejut melihat Bola Apinya lenyap begitu saja saat Zenon mengayunkan Tongkatnya. "Bagaimana bisa Bocah lemah melenyapkan Magic ku!?" Batin Kall bertanya tanya.
"Sial, Aku harus cepat membunuhnya sebelum Ksatria-nya datang." Katanya lalu kembali mengeluarkan Bola Api namun kali ini bukan hanya satu melainkan tiga.
"Mungkin tadi kau hanya beruntung namun, apa kau pikir bisa menghindari semua Bola Api ini?" Kata Kall tertawa lalu melepaskannya ke arah Zenon.
"Rasakan itu Bocah!"
Zenon hanya bisa tersenyum melihat Kall yang merasa dirinya di atas angin. Dia sekali lagi mengangkat Tongkat miliknya dan mengibaskannya secara Horizontal.
Wushh~ Kibasan Zenon kali ini sedikit lebih kuat sehingga Kall sendiri juga dapat merasakan angin yang kencang.
Tiga Bola Api yang diciptakan Kall juga seketika lenyap. Kall yang melihatnya sekali lagi membuatnya tidak percaya.
"Sialannnn!" Kali ini Kall melesat cepat mencoba membereskan Zenon dengan kekuatan fisiknya.
Saat tangan Kall hampir mengenai wajah Zenon, Suara kecil terdengar dari Zenon. "Sayang sekali!"
BOOMM~ Serangan cepat datang dari atas yang bahkan Kall tidak dapat menghindarinya.
Sekarang Kall tergeletak dan di bagian punggung-nya sudah tertancap dua pedang.
Kugh~ Kall memuntahkan banyak darah,
Dengan pandangan yang kabur, dia melihat ada seseorang yang sudah berdiri di samping Zenon yaitu Jack, Pelayan Pribadinya.
Setelah itupun Kall menghembuskan nafas terakhirnya tanpa sedikit pun menyentuh Zenon.
"Tuannn! Bukankah sudah kubilang jangan bergerak kemana pun!" Teriak Jack yang masih penuh dengan kekhawatiran.
"Jika aku tidak datang tepat waktu aku khawatir bandit rendahan ini sudah membunuhmu." Ucapnya.
"Hahahahah...Aku tidak sengaja melihat seseorang berlari terburu buru dan ternyata dia adalah Boss dari bandit itu semua." Balas Zenon. "Tapi aku tahu pasti kau akan datang tepat waktu untuk menolongku Jack." Katanya lagi.
"Apakah semua-nya sudah selesai Jack?" Tanya Zenon dan di balas anggukan oleh Jack.
Jack kemudian menatap tubuh dari Kall, "Hah...Seharusnya aku tidak membunuh-nya untuk mencari informasi tentangnya." Kata Jack dengan pelan.
Zenon menepuk pundak Jack, "Tenanglah, mereka semua ini merupakan rekan Blam dan Griv. Kau bisa mengintrograsi mereka berdua siapa dalang yang menyuruh mereka." Ucap Zenon.
"Baik Tuan, Kalau begitu mari kita kembali dan biarkan Ksatria yang membereskan semua Kekacauan ini." Ujar Jack.
Dia bisa saja langsung mengatakan dalang dari mereka semua tapi Zenon untuk bungkam sementara dan berencana meningkatkan kekuatannya dahulu. "Jika Bukan karena Tongkat Ibu mungkin aku tidak bisa selamat, sebaiknya aku meningkatkan kekuatanku dulu." Gumam Zenon lalu menggerakkan tangannya dan sebuah gumpalan hitam muncul lalu lenyap begitu saja tanpa terlihat oleh Jack.
[Bersambung]...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!