...Appartment Carina...
Dooooorrr!
"Argghhh!"
Seorang gadis pun tertembak kakinya karena kedapatan menjadi kurir pengantar narkoba ke sekolah-sekolah. Tak lama kejadian itu pun tercium oleh pihak yang berwenang seketika informan polisi yang tersebar di mana-mana pun tak luput melaporkan gadis itu ke pihak yang berwajib hingga salah satu polisi yang memimpin misi itu pun menembaknya sampai kaki gadis itu berlumuran darah.
"Angkat tangan jangan bergerak! Letakkan tangan kamu di atas kepala?!"
"Jangankan angkat tangan angkat rok aku juga rela pak?!"
"Hushh ngomong apaan sihh kamu?!" bentak Zachary Raymond sebagai komandan polisi yang berpangkat Letnan kolonel di usiannya yang terbilang cukup muda yakni 35 tahun yang notabene merupakan kelebihan tersendiri pasalnya pangkat itu merupakan pangkat yang cukup tinggi dan pantas di perhitungkan sebagai calon menantu idaman.
Keseruan sepasang kekasih yang sudah lama menjalin hubungan percintaan mereka ini pun selalu membumbui pertemuan mereka dengan berakting menjadi penjahat dan polisi. Walau sang kekasih memang adalah seorang polisi juga di dunia nyata tetapi tidak juga membuat sang Carina bosan untuk menggoda pria tampan itu.
"Kenapa sih babe selalu deh, aku tuh pengen banget kamu mesra mesraan ama aku?"
"Hmm Na aku nggak bisa nyentuh kamu sebelum kita menikah, bersabarlah kan bentar lagi juga married kita? Okay? Bye aku harus ikut razia nanti malam?! Cup!"
Kecupan basah di kening sang kekasih pun senantiasa hampir setiap waktu dilakukan Zach. Setiap kali keduanya bertemu yang di lakukan oleh pria tampan yakni kecupan di kening sang kekasih itu sebagai bentuk kasih sayang. Betapa tidak Zachary yang selalu menjaga dirinya untuk tidak kebablasan melakukan hal yang dilarang dilakukan sebelum menikah.
Tangkap aku pak Zach ...
* * *
~Club 99~
Dentuman musik DJ bertalu talu mengiringi setiap wajah-wajah di dalam club malam yang menjadi kebiasaan setiap manusia di kota sesibuk Jakarta. Apalagi di musim panas seperti sekarang club malam menjadi ajang muda-mudi mencari pasangan dan juga kehangatan lewat minuman keras yang dinikmati dengan santai sambil berdansa dengan lawan jenis dan menghabiskan satu malam yang indah setelah tak sadarkan diri.
"Ana my love what are you doing there, come join me?"
(Ana cintaku apa yang kamu lakukan disana?ayo gabung sini?!)
Ucap kepala preman yang dari dulu ingin sekali melakukan pendekatan pada gadis cantik yang dijuluki ratu dugem itu. Roy namanya, pria itu sampai berteriak sama kencangnya dengan music yang di perdengarkan.
"Ihh ngapain si Roy pake ngomong bahasa Inggris segala?! Jijay deh, udah yuk minum lagi?!" Sarkas Tamara yang berasal dari Jakarta yang kuliah di satu kampus yang sama dengan Briana. Gadis cantik itu yang tak pernah menggubrisnya serta acuh tak acuh sama sekali tidak menanggapi panggilan dari Roy sang preman club malam yang juga menjabat sebagai kepala keamanan di club itu sangat ingin menjadikan Briana kekasihnya.
"Yah gue juga eneg lihat dia tuh, padahal udah meluk dua wanita sekaligus. Udah gitu Lo liat kan Bri, noh tangannya kemana mana noh, ngeraba dari pupu terus munggah nang Semeru (Meraba dari paha teru naik ke gunung Semeru)." Ucap Andini asli Surabaya.
"Bisa aja Lo kaya lagu jawa aja Mangku Purel Ya nggak si?" Seru Sonya yang juga sekampus dengan Briana.
"Iya bener hahaha lagu itu beneran menggambarkan tentang perilaku suami-suami dan juga cowok kita semua di luar sepengetahuan lo pada, di depan lo pake merayu ini itu bilangnya nggak ada duit bla bla tapi kalo buat karaoke, uang haram pun berdatangan deh tuh langsung cling ...ya di ada-ada in sampe bisa ngebeli dan ngasih tips buat purel-purel (pemandu lagu plus plus).
Sebelumnya Daddy Austin dan Mommy Jelita sangat dekat dengannya. Namun selepas Brianna berusia 10 tahun perhatian mereka mulai terpecah seiring sibuknya keduanya berkeliling dunia untuk memantau perkembangan hotel mereka di berbagai negara.
Outfit Brianna yang menggoda mata lapar pria pria hidung belang di Club malam itu.
Brianna hanya tenang durja menikmati suasana club malam yang selalu membuatnya bisa mengalihkan permasalahan hidupnya sebagai remaja yang kurang perhatian orang tua. Bagaimana tidak sang Daddy dan Mommy nya yang dua-duanya harus menghandle langsung kantor cabang Bougenvile Hotel yang menyebar di seluruh dunia hingga sampai melupakan anak sulungnya sedari usia Brianna 10 tahun yang masih sangat membutuhkan perhatian orang tua dan kini saat berusia 20 tahun di masa kuliahnya Briana yang tinggal sendiri di Penthouse mewahnya malah semakin kesepian saja.
Brianna yang juga tinggal dengan sang adik di Mansion milik Austin daddynya merasa sangat kesepian sepeninggal Oma Daisy sedangkan Oma Sofia dan opa Norman juga menyusul setelahnya. Sehingga Brianna memutuskan untuk tinggal sendiri saat baru berulang tahun di usia 20 tahunnya. Brianna meminta daddynya untuk membelikannya sebuah appartment tetapi tak disangka-sangka olehnya karena prestasi Brianna yang juga seorang mahasiswa berprestasi sang anak gadisnya pun dihadiahi Penthouse mewah yang Brianna pilih sendiri yang juga dekat dengan kampusnya juga dekat dengan fasilitas umum lainnya yaitu kantor polisi misalnya.
Sehingga kalo terjadi sesuatu yang mengancam jiwanya Bri bisa sewaktu-waktu menghubungi call center 119 dan mereka akan datang secepat kilat untuk menolongnya . Keinginan Briana untuk memiliki appartment di dekat kampusnya sudah mendapatkan persetujuan dari sang Daddy dan juga mommynya .
"Boss, paket seberat 1 kg sudah siap di markas." Ucap Locky pada Roy atasannya saat peredaran narkoba yang marak di kalangan usia matang kini merambah di
"Bri kok Lo diem aja sih dari tadi? bonyok Lo pergi ninggalin Lo lagi? terus adik Lo juga di ajak?"
"Hemm, adik gue kan selalu tengkar gitu kalo di rumah berdua mending gue mati aja kalo harus jadi baby sitter, gue tinggal di apartemen aja girls, enak nggak diribetin terus ama si Brandon!"
"Isshhh, gue tuh pengen Lo ngeliat Lo punya cowok biar ada yang merhatiin dan ngejagain elo, malah kita nih mati-matian cari alasan ke cowok cowok kita biar bisa ngejagain Lo kalo dugem."
"Ck gue pengen nyari cowok tu yang mirip bokap gue punya figur kebapakan penyayang tapi yang selalu ada buat gue, yang ngga disibukin ama kerjaaan, soalnya gue bakalan benci banget ama dia kalo dia ninggalin gue terus seenak jidatnya.
Gleg gleg gleg!
1 botol penuh minuman keras berlabel Martel pun habis di tenggak sendiri olehnya.
"Gila Lo na, stop jangan di ulangi lagi tuh minuman keras bukan Coca cola nduk?! aduh Biung Iso modiar koee yen ngombene koyo sepur ngunu!" ucap Andini sang sahabat yang tak pernah ikut minum-minuman keras jika menemani Bri berkunjung ke club jahanam di malam hari.
"Huek huek."
Briana sudah mulai pusing dan mual sontak Andini dan Sonya serta Tamara bahu membahu mengantarnya ke Toilet untuk membuang minuman haram yang tenggaknya tadi.
Wiu ... wiu ... wiu ..
Suara sirine polisi semakin kencang terdengar bersahut-sahutan dengan suara musik di dalam club malam itu.
Lalu ...
"Kabuuuur kabur ada razia narkoba neng, awas yang nggak terlibat malah di kambing hitamkan mending neng semua pergi dari sini sebelum terlambat!"
Deg!
To be continued ...
~Club 99~
Suara Sirine dari mobil polisi yang bersahutan membuat ketiga sahabat Brianna pun akhirnya terpengaruh oleh paniknya pengunjung club malam itu raib dari sisi gadis cantik itu yang sudah tak berdaya terbujur lemas di lorong tepat depan toilet setelah berhasil mengeluarkan seluruh isi dari perut mungilnya.
Gadis cantik dengan mata sayu yang bisa berbahaya jika dibiarkan sendirian terlalu lama di sarang para hidung belang, mucikari serta pengedar obat-obatan terlarang berkeliaran itu membuat setiap pasang mata yang memandangnya pun sebenarnya ikut merasa iba dan ingin menolongnya namun apa daya ketakutan para sahabatnya karena takut jika salah satu dari mereka nanti akan di tuduh sebagai pengedar narkoba juga maka dari itu ketiga sahabat yang tak tau diuntung itu pun tidak ada yang menunggu Brianna sampai menyelesaikan kegiatan muntahnya tadi.
Mereka tiba-tiba seperti hilang ditengah bumi saja.
"Kabuuuuurr!"
Suara salah satu pengunjung night club cafe itu pun semakin memprovokasi keadaan.
"Komandan kami sudah menggeledah sampai di sudut-sudut lorong, di sana saya temukan ada seorang gadis yang tergeletak di sudut lorong tapi dia menolak untuk saya bawa kemari katanya muka saya jelek."
"Pffttt hahahaha Rud Rud, malang kali nasib Lo men, biar gue aja yang ngatasin kom!"
Serunya pada sang komandan. Deni Drajat dengan pangkat sersan polisi anak buah Zach dengan kepercayaan diri yang tinggi pun mencoba untuk memboyong sang gadis mabuk yang teronggok lemas di sudut tempat di depan toilet night club itu. Deni pun mendesis lagi. "Ck mana ada cewek mabuk sadar kalo yang nangkep muka kucel kaya Lo? Coba gue yang tampan membahana tak akan bergeming walau hujan badai datang menerjang! Mau taruhan kalian? Gue jamin cewek itu bakal klepek-klepek ama gue lihat aja nanti?!"
"Hah ck udah buruan tangkap cewek itu jangan banyak omong kalian!"
"Siap komandan!"
Rudi dan Deni serentak menjawab bentakan dari Zach saat emosi polisi tampan komandannya itu sudah mulai naik pitam. Sedangkan pengedar gembong peredaran narkoba yaitu si Roy sudah tak nampak di sekitar cafe itu. Zach yang mengetahui hal itu pun sedikit gusar. Sedangkan yang sedang di cari-cari malah sibuk dengan para wanita yang siap melayananinya kapanpun di manapun bahkan saat genting sekali pun.
"Hmmm Zachary Zachary hahahaha, kamu tidak akan bisa menangkapku! Dasar Bodoh! Sshhh iya sayang Abang suka teruskan."
Sambil masih memeriksa CCTV yang tersambung ke cafe tersebut. Roy malah asyik bercin ta dengan tiga wanita sekaligus. Dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri Disudut lorong sepi nampak gadis cantik yang telah lama di kerjanya kini malah terbujur Tan berdaya tanpa ada yang memperhatikan.
"Sshhh tunggu, aduhh itu gadis itu ada disitu ya tuhan kenapa aku nggak tahu kalo dia ditinggal Ama 3 bocil teman-temannya yang tak bertanggung jawab itu? Arggh! Mana ada si Zach lagi yang bikin aku nggak nafsu lihat kalian. Udah stop! pergi semua!"
Kembali ke Zachary ...
"Jadi ada berapa total pengunjung klub malam yang kena razia narkoba ini?"
Tanya Zach yang memimpin misi itu dengan pakaian serba hitam di dalam lampu temaram namun tak mengurangi pesonanya sedikit pun.
"Ada 27 orang 20 pria dan 7 wanita berikut 1 tukang parkir yang tak sadarkan diri komandan?"
Tatap mata tajam menembus hingga jantung lawan bicaranya yakni dengan anak buahnya Samsul.
"Hemm jadi semua 28 orang, lalu kenapa Denny lama sekali?!"
"Ohh Itu ... itu mungkin Kom, gadis itu saya tebak pasti menolak pria jelek memboyongnya kemari, tapi aneh nya komandan padahal gadis itu sedang mabuk, tapi bar-bar sekali, saya nggak tega jika menyeretnya paksa karena kulitnya sangat mulus seputih susu.
Ternyata Rudi pun juga harus ngobrol sendiri saat Zach yang sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi hanya gara-gara 1 gadis mabuk yang membuat onar.
"Ruuuddii waktu sudah molor terlalu lama, bawa mereka semua naik ke mobil Razia, tinggal saja aku! Aku akan bereskan saja sisanya sendiri!"
Tepat dari arah dekat toilet Zach yang sudah melihat ada gadis yang berpakaian se xy tergeletak tak berdaya sontak membuatnya berinisiatif dari pada tersangka yang lain harus menunggu si putri tidur yang telah membuat semua orang terkatung-katung itu pun disuruhnya kembali terlebih dulu ke kantor polisi untuk dilakukan pengetesan intensif apakah dari ke 28 orang itu ada yang positif menggunakan narkoba atau ada indikasi salah satunya juga di temukan pengedarnya.
"Hhmmm Dont touch me?! Heyy siapa ini?"
Bentak Briana lalu tersenyum dan menyandarkan kepalanya di ceruk leher bidang Zach. Briana yang tadinya menunduk lalu melihat saja wajah tampan polisi yang menggendongnya ala bridal style sekarang, Gadis itu pun mengalungkan kedua tangannya ke leher bidang polisi tampan itu lalu saat mereka berdua sudah sampai di pelataran parkir.
Lalu ...
Gadis cantik itu pun terserang mual kembali ... "Huek heuek!"
"Ah tidak-tidak jangan muntah dulu aku masih harus melanjutkan pekerjaanku!"
Bleeeerrrghh!
Briana pun akhirnya muntah ke seluruh baju dinas Zach dan kini kondisi keduanya sudah tak berbentuk lagi. Gadis cantik itu tak bisa menahan mual di perutnya hingga sekarang ... "Eh maaf pak turunin gue, aarghhh sial!"
"Errgghh ya tuhaaan?! kamu sengaja ya muntah di bajuku supaya kamu ngga jadi di periksa di kantor polisi hah?!"
"Ehh pak, hmm maafin gue tapi nggak mungkin kan kita berangkat ke kantor polisi dengan kondisi bau muntah seperti ini, yuk ganti baju dulu dan mandi di rumah gue, rumah gue deket hanya beberapa blok aja?! please gue nggak nyaman juga pakaian dalam gue yang sepertinya udah basah pak please? Mau ya?"
Ucap Brianna seraya memohon kepada lelaki itu sambil mengeratkan kedua tangannya dan memasang wajah puppy eyesnya.
"Heh okay ... okay ... baiklah tapi awas kalau kamu sampai berusaha kabur gadis nakal!"
Ucap Zach seraya menghela nafasnya kasar.
"Hmm iya igh bawel!"
Bibir gadis cantik itu pun di monyongkan sampai 5 cm hingga keduanya pun beriringan berkendara mengelilingi jalanan ibu kota untuk menuju ke Penthouse milik gadis cantik itu di ...
~ Bougenville Appartment and Residence ~
Incoming Call ...
Samsul Sersan 1
"Halo ya Sam?"
"Kom, kami sudah memeriksa semua tersangka yang tadi kita tangkap tinggal menunggu hasil tes urine mereka satu persatu Kom."
Sambil masih menyetir mengikuti mobil sport milik Briana, Zach, pun kemudian masuk ke area parkir basement komplek appartment mewah yang ternyata juga masih milik Laurent Group, Daddy Briana sendiri.
"Ngomong-ngomong apa Kom sudah dalam perjalan ke kantor dengan gadis tadi Kom?"
Zach pun gusar dan berpikir sejenak karena kalau dia sampai mengatakan yang sebenarnya Zach takut akan muncul rumor yang tidak tidak.
"Ow good job Samsul aku mungkin agak terlambat balik ke kantor. Aku nitip anak-anak dulu."
"Oh tumben banget komandan muji gue, kesambet kali ya?" batin Samsul pun bergemuruh.
"Ohh baik kalo gitu Komandan, met kencan Ama mbak cantik tadi ya hehehe!"
"Hey sembarangan!"
Call ended ...
"Arghh sia!"
Lalu ...
Tok tok ...
Blep!
Suara pintu mobil Zach pun di buka dan ditutup kembali.
Kondisi pak Zack setelah terkena muntahan
"Ayo pak turun ikuti gue?! Udah dong mata gue ternoda nih?"
Briana pun sampai terpesona melihat penampakan indah didepan matanya. Merasa malu ia hendak menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Namun, hal itu percuma, saat satu mata gadis itu masih Terbuka dan menatap jelas diantara sela jari yang terbuka.
To be continued...
~Penthouse Brianna~
Tit ... tit ...
"Masuk!"
Brianna yang sudah sedikit sadar setelah memuntahkan seluruh isi perutnya itu pun langsung mempersilahkan polisi tampan itu masuk ke dalam Penthousenya yang terletak di lantai 70.
"Hmm apa kamu tinggal sendiri di Penthouse sebesar ini?"
"Apa pertanyaan ini merupakan bagian dari interogasi?"
"Ya terserah jika kamu menganggapnya demikian?" jawab Zach ketus sambil mengedihkan bahunya.
"Apa memang seorang polisi itu harus ketus seperti elo kalau tersangka yang nanya?!'
"Sebaiknya kamu segera mandi karena aku nggak bisa menunggu lama."
"Eerrghhh." Briana pun pergi dari hadapan Zach dengan menghentak-hentakkan kakinya seraya kesal kenapa ada lelaki sejutek itu di dunia ini.
"Heh polisi jutek lu sebaiknya mandi di bawah sudah ada bathroom nanti gue bawain sepasang baju pria punya bokap gue."
Gadis cantik itu pun akhirnya bersikap acuh tak acuh padanya karena setelah ini polisi jutek namun tampan itu pun tetap menangkapnya dan menyeret Briana ke kantor Polisi untuk menjalani pemeriksaan selanjutnya.
Satu jam kemudian Brianna pun turun dengan membawa setelan kemeja dan juga celana yang sepertinya sangat pas di badan Zachary yang sebelas duabelas dengan ukuran badan sang Daddy yang masih saja menjaga bentuk tubuhnya di usianya yang sudah senja.
Kala itu Zachary sempat terpana sepersekian detik tak berkedip melihat sosok cantik di depan matanya karena Briana mengenakan baju sopan dengan celana panjang namun tetap terlihat sangat cantik dan seksi di matanya.
Zachary yang masih menunggunya dengan memakai bathrobenya melihat sang Dewi turun dari tangga penthouse mewah itu dengan tatapan terpesona. Lalu saat Briana melihat ke arahnya dengan mata keduanya saling bertemu Zachary pun melengos malu seakan tertangkap basah telah kepergok berbuat tak senonoh.
Briana yang menyadari akan hal yang sudah biasa dialaminya Karena Briana menyadari akan kecantikannya yang di atas rata-rata sehingga Briana sudah terbiasa untuk mendapatkan perhatian lebih dari lawan jenisnya tak terkecuali dari polisi jutek itu.
"Biasa aja kali ngelihatnya Nggak usah sampai terpesona gitu."
"Hei Nona jaga bicaramu mana baju yang kau janjikan itu?!"
"Nih!"
"Baju ini milik kekasihmu atau milik ayahmu kurasa ukurannya sama denganku?"
"Hei enak saja jangan asal bicara Daddy gue tuh selalu ngejaga badannya walau usianya tidak mudah lagi jadi nggak usah ngebayangin yang nggak-nggak dan pakai saja baju itu?!"
Zachary pun sedikit tersenyum karena tebakannya tadi tidaklah benar Brianna masih single dan belum memiliki kekasih lalu mengapa Zach tersenyum saat pria itu sudah memiliki tunangan? Apa yang diharapkannya dari Briana hingga ada perasaan sedikit lega di dalam lubuk hatinya saat gadis cantik itu ternyata belum memiliki kekasih.
15 menit kemudian Zach sudah siap dengan baju milik Austin yang sangat pas di badannya keduanya pun kemudian saling bertemu pandang dan saling mengalihkan pandangannya masing-masing setelahnya.
Lalu Briana pun berakting sedikit kalah keengganannya untuk pergi bersama Zach ke kantor polisi Kalau mungkin jika pria itu ingin mengajaknya berjalan-jalan dan berkencan Briana akan sangat senang tetapi maksud dari Zach Sekarang menunggunya hingga mengantarnya sampai ke penthousenya adalah untuk menyeret gadis cantik itu dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Ah gue masih sangat pusing."
Briana pun membungkukkan badannya lalu memijat pangkal hidungnya yang mancung sambil memejamkan mata seraya merasakan kepalanya yang sangat berat dan juga mual yang tiba-tiba menyerangnya lagi.
"Apa kamu kuat berjalan?"
"Oh sepertinya enggak?!"
"Ya Tuhan tolonglah biarkan gue bebas sendiri di penthouse gue. Gue pengen banget istirahat nyenyak dengan melantangkan tubuh gue di atas kasur gue yang sangat nyaman please jangan buat pria ini tetap kekeh untuk menjemput gue dan menyeret gue paksa ke kantor polisi tolonglah hambamu ini ya Tuhan." Gerutu Brianna dalam hatinya.
"Baiklah nggak ada alasan aku akan menggendongmu."
"Nggak nggak perlu nggak usah repot-repot Gue mau jalan sendiri!"
Kemudian keduanya pun beriring-iringan berjalan menuju ke pintu keluar penthouse milik Briana itu tak disangka sebelum sampai di pintu keluar Briana tiba-tiba pingsan.
Brug!
"Hey Ana Ana." Zach pun panik kemudian sampai memukul-mukul pipi mulus gadis cantik itu agar Brianna bisa sadar. Terpaksa Zach pun menggendong tubuh mungil gadis cantik itu ke dalam kamar yang ditempatinya tadi. Zach kemudian kebingungan dan melihat ke arah sekitar mencari di mana kotak obat untuk mengambil minyak kayu putih Siapa tahu Briana peka dengan bau dari minyak kayu putih itu lalu bisa membuatnya tersadar.
Seketika Zach pun menemukan kotak obat tepat di lantai 2 di kamar pribadi milik Briana. Betapa terkejutnya pria tampan itu saat di dalam kamarnya sudah penuh dengan lingeri bra dan berbagai pernak-pernik pakaian dalam yang begitu seksi membuatnya menelan ludahnya kasar.
Gleg!
"Ya Tuhan gadis ini apa Dia gadis nakal yang mendapatkan penthouse besar ini karena menjadi simpanan om-om pantas saja Dia begitu cantik berani menjual tubuhnya untuk lelaki hidung belang rupanya hah kalau dia wanita normal mengapa pakaian dalamnya harus seperti ini seperti saringan tahu begini mana bisa dipakai dengan nyaman lalu bajunya untuk seperti kain yang tak selesai dijahit"
Zach pun berbicara dengan dirinya sendiri kalah dilihatnya di sekitar kamar mewah itu sudah berserakan pakaian dalam yang bentuknya tak senonoh. Zach diam-diam pun ternyata memperhatikan keseluruhan baju yang dikenakan gadis cantik itu di dalam klub malam tadi dilihatnya di sekitar bok ong Gadis itu seperti tidak memakai celana da lam sama sekali yang ternyata dia hanya memakai g-string.
"Ya Tuhan godaan apalagi ini gadis ini begitu mudah begitu cantik dan begitu menggoda ah kuatkanlah iman hamba."
...Incoming Call...
Karina
"Sayang lagi dimana? Jangan lupa ntar malam kita ada jadwal makan malam dengan orang tuaku."
"Iya iya Nah aku masih kerja ini, jangan menggangguku dulu, Oh ya jam berapa makan malamnya?"
"Jam 07.00 sayang jangan tidak datang karena aku akan marah sekali dan juga. Ayah sudah ku peringatkan supaya tidak memberimu tugas berlebihan tidak usah lah ikut razia-razia lagi ternyata tugas itu bukan dari ayah bukan apa kamu yang memang mencari-cari alasan supaya bisa ketemu gadis-gadis seksi di klub malam."
Deg!
"Kamu bicara apa sih sudah aku harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu nanti aku akan menghubungimu?"
"Bye sayang Jangan ingkar janji I love you."
"I love you too."
Call ended..
Zach pun melanjutkan memungut satu persatu ****** ***** dan juga bra milik gadis cantik itu lalu merapikannya lagi dan meletakkannya di dalam walk in closet yang begitu mewah di dalam sana. Kemudian terlihat foto Briana dengan seorang pria tampan tapi sudah terdapat guratan-guratan kerutan di sekitar wajah tampannya itu hingga membuat Zach pun mengumpat lagi.
"Dasar cewek binal inikah om-om yang memeliharamu hah pantas saja bagaimana bisa aku memakai baju dari sang ayah yang ternyata adalah om-om yang memeliharanya."
Deg!
To be continued ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!