Menikah dengan seseorang yang kita cintai dan berharap bisa hidup bahagia dengannya itu adalah impian dari semua wanita, tapi terkadang tanpa kita tahu ada sesuatu yang akan datang menghalangi.
Begitu juga halnya yang di alami oleh model cantik ini, Sirena Bernessa Clairine model produk kecantikan, pakaian dan juga makanan.
Tadi pagi telah di langsungkan acara pernikahan dirinya dan sang kekasih yang bernama Ronaldo Antonio, CEO dari sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang manufaktur.
Ada banyak cabang perusahaan yang dia miliki, selain itu Ronald juga memiliki banyak hotel dan juga cafe.
Dari banyaknya bidang usahanya yang dia miliki, sehingga membuat dia menjadi salah satu jajaran orang kaya yang ada di negara ini.
Ronald sangat mencintai Sirena, dia sangat mendukung apapun yang bisa membuat Sirena bahagia, termasuk tetap mengizinkan Sirena bekerja sebagai model setelah mereka menikah.
"Sayang kamu mandi dulu gih, aku mau keluar sebentar menemui mama sama papa yang mau pulang ke rumah." ucap Ronald menyuruh Sirena agar membersihkan tubuhnya terlebih dahulu karena dia ingin menemui kedua orang tuanya yang hendak pulang ke rumah mereka.
"Iya be, salam buat mama sama papa ya, maaf aku gak bisa menemui mereka dulu." balas Sirena.
"Iya sayang, mereka pasti ngerti kok." balas Ronald.
Ronald pun keluar dari dalam kamar hotel yang hendak mereka gunakan untuk malam pengantin mereka berdua, dia menemui kedua orang tuanya yang sudah menunggu dirinya di lobby hotel.
"Ma, pa." sapa Ronald menghampiri kedua orang tuanya.
"Mama sama papa pulang dulu ya, besok sebelum kalian berangkat bulan madu kalian pulang dulu ke rumah." ucap mama Ronald yang bernama Mama Desi.
""Iya ma, besok juga Ronald mau mengambil barang barang Ronald dulu di rumah." balas Ronald.
"Oh iya, Siren kemana?" tanya mama Desi.
"Siren lagi mandi ma, tadi dia titip salam buat kalian berdua, katanya maaf tidak bisa menemui kalian berdua karena dia harus membersihkan tubuhnya dan juga make up-nya." jelas Ronald.
"Iya gak papa, ya sudah mama sama papa pulang dulu, ingat jaga istri kamu baik baik ya, mama pamit dulu." balas mama Desi pamit pulang.
"Iya ma, kalian hati hati di jalan." balas Ronald.
"Papa pulang dulu, ingat mainnya jangan kasar kasar, karena ini pertama kali buat kalian." goda papa Darmo Antonio papanya Ronald.
"Siap pa, papa tenang saja." balas Ronald.
Akhirnya kedua orang tua Ronald pun pulang ke rumah mereka, sedangkan Ronald yang melihat kedua orang tuanya sudah pergi pun kembali lagi masuk ke dalam hotel miliknya dan pergi menuju kamar pengantin yang sudah di siapkan untuk dirinya dan juga Sirena.
Antonio Crop nama perusahaan yang kakek Ronald dirikan, perusahaan yang sudah berdiri lama itu semakin pesat berkembang saat berada di tangga Ronald.
Oleh karena itulah mengapa sekarang kekayaan Ronald selalu bertambah banyak, belum lagi dari hasil hotel dan juga cafe yang dia dirikan dengan jerih payahnya sendiri, maka dari itulah tak heran kenapa Ronald sangat kaya raya.
Sementara itu di dalam kamar mandi, Sirena tengah memandangi penampilannya dari dalam cermin.
Terlihat di sana dia sangat sexy karena memang tubuhnya yang proporsional karena memang dirinya adalah model, di tambah lagi dengan pakaian yang dia kenakan saat ini.
"Ayo jangan malu, nanti kau juga yang akan mendapatkan pahalanya." ucap Sirena menyemangati dirinya agar tidak malu ketika bertemu Ronald suaminya nanti.
Dengan rasa gugup Sirena pun mencoba untuk melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar mandi yang pastinya mengunakan pakaian dinas malam yang akan membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan langsung tergoda.
Ceklek.
Tepat saat Sirena keluar dari dalam kamar mandi bertepatan dengan Ronald yang baru saja memasuki kamar hotel mereka berdua.
"Sayang...." ucap Ronald saat masuk ke dalam kamar.
"Mama sama papa udah pulang be?" tanya Sirena berjalan menghampiri Ronald dan langsung memeluknya saat sudah ada di depannya.
"Iya, sepertinya mama sama papa mengerti kalau anaknya sedang sibuk." balas Ronald.
"Hah, sibuk apa emangnya kamu, bukannya kamu ambil cuti sepuluh hari ya?" heran Sirena.
"Iya sibuk, sibuk bikin cucu buat mereka." balas Ronald membuat pipi Sirena merona.
"Apaan sih kamu, gak lucu tauk." malu Sirena.
"Ya emang gak lucu kan aku bukan pelawak." balas Ronald.
"Tapi aku adalah penjajah yang akan selalu menjajah hati kamu hingga seluruhnya menjadi milikku." lanjut Ronald.
"Apaan sih." Sirena yang salting pun langsung meletakkan kepalanya di dada bidang Ronald agar Ronald tidak tahu kondisi wajah Sirena yang tengah salting.
"Aku akan menjadi orang paling jahat kalau soal berurusan dengan kamu, kalau ada orang yang berani dekati kamu maka akan aku buat orang itu menderita." ucap Ronald yang begitu bucin kepada Sirena.
"Sama, aku pun akan menjadi orang yang paling jahat dan egois kalau itu menyangkut soal kamu. Aku akan memusnahkan semua jejeran para pelakor yang menghalangi kebahagiaan kita berdua." balas Sirena mendongakkan kepalanya menatap Ronald.
Karena tinggi Ronald berada di atasnya, sehingga saat Sirena ingin menatap wajah Ronald pun harus mendongakkan kepalanya.
Cup.
"Mari kita sama sama berjuang untuk rumah tangga kita agar tidak ada kerikil kerikil yang menghalangi."
"Kamu harus janji sama aku, kamu akan mengatakan apapun kalau kamu sedang ada masalah baik masalah di pekerjaan ataupun masalah yang lainnya." balas Sirena.
"Iya, begitu pula dengan kamu, kamu juga harus selalu membicarakan apapun yang terjadi sama kamu, baik itu baik maupun tidak." balas Ronald.
"Sepertinya kita harus saling membicarakan kegiatan kita dalam satu hari setiap malam hendak tidur agar kita bisa menjadi pasangan yang saling terbuka satu sama lain." usul Sirena.
"Itu ide yang bagus," setuju Ronald dan setelah itu mereka langsung berpelukan lagi.
"Kamu **** banget sih pakai baju ini, kamu mau godain aku ya." bisik Ronald tepat di telinga Sirena.
"Apaan sih, udah ah aku mau tidur." Sirena mendorong Ronald hingga pelukan mereka berdua terlepas dan dia langsung pergi keluar tempat tidur yang sudah di hiasi dengan bunga mawar berbentuk hati dan di tengah tengahnya ada dua handuk yang berbentuk angsa yang seperti tengah berciuman.
"Kamu gak akan bisa kabur dari aku sayang." Ronald mengejar Sirena yang sudah berada di atas ranjang.
"Kita tidur di sofa aja ya, ini sayang banget loh kalau di rusak." ucap Sirena membuat Ronald menepuk jidatnya.
"Astaga sayang, kamu lebih memilih tidur di sofa sakit sakitan dari pada membuang bunga bunga ini." tak habis pikir Ronald.
"Coba deh lihat, ini cantik banget tahu." Sirena memperhatikan kedua angsa yang ada di sana.
"Sayang...." Ronald langsung memeluk Sirena yang tengah duduk.
"Apaan sih mas, kamu belum mandi loh sana mandi dulu, bau tauk." balas Sirena menyuruh Ronald agar mandi.
"Ah kamu mah gak seru, padahal aku udah pengen loh." cemberut Ronald.
"Gak usah gitu bibirnya, udah sana mandi nanti selesai mandi terserah kamu deh mau apa."
"Beneran yang?"
"Hmm."
Cup.
"Kamu tunggu aku sebentar ya jangan tidur dulu aku mandinya gak lama." setelah mencuri ciuman dari bibir Sirena, Ronald pun langsung segera pergi ke kamar mandi.
"Dasar bayi gede." gumam Sirena sambil menggelengkan kepalanya menatap kepergian sang suami.
...***...
Ronald keluar dari kamar mandi dengan rasa tidak sabar karena ingin melakukan ritual malam pengantin bersama istri tercintanya, tapi yang dia dapat malah membuatnya lesu.
Bukannya apa apa, tapi dia melihat istrinya malah sudah tertidur pulas menghadap ke arahnya. Sepertinya dia tadi terlalu lama saat mandi makanya membuat istrinya tertidur.
"Yah gatot deh." lesu Ronald.
Tadi yang niatnya tidak usah memakai pakaian pun berubah menjadi memakainya karena gagal melakukan ritual malam pengantin baru bersama istrinya.
"Tau gini tadi aku bawa aja dia ke kamar mandi sekalian biar gak tidur gini." gumam Ronald yang masih tidak terima karena istrinya malah sudah tidur.
Selesai memakai pakaian Ronald langsung pergi ke atas ranjang dan berbaring sambil memeluk Sirena di sana.
"Good night sayang, semoga mimpi yang indah."
Cup.
Setelah memberikan kecupan dan mengucapkan selamat malam, Ronald ikutan pergi ke alam tidurnya sambil memeluk Sirena agar tidurnya terasa lebih nyenyak.
Sirena yang merasakan kenyamanan berada di pelukan Ronald pun semakin membalas pelukannya dan tidurnya juga terasa semakin nyaman.
Pagi hari, mereka berdua sudah bersiap untuk check out dari hotel, mereka langsung pergi ke rumah kedua orang tua Ronald sebelum nanti mereka akan pergi ke bandara hendak melakukan perjalanan bulan madu.
"Be nanti aku bawa pakaian dikit aja ya, nanti kita beli di sana aja yang lainnya biar gak ribet bawanya." ucap Sirena yang duduk sambil memeluk Ronald di dalam mobil.
"Iya terserah kamu saja apa yang membuat kamu bahagia aku akan setuju." balas Ronald sambil membelai rambut Sirena.
"Terimakasih be, kamu memang suami yang terbaik buat aku." Sirena semakin mengeratkan pelukannya seolah dunia ini adalah milik mereka berdua yang lainnya ngontrak.
"Aku minta maaf ya soal yang semalam, habis kamu lama banget di kamar mandi, katanya cuma sebentar jadi aku gak bisa nahan kantuk jadi tertidur deh." lanjut Sirena mendongakkan kepalanya menatap wajah Ronald yang ada di atasnya.
Cup.
"Iya aku maafin, tapi nanti kalau sudah ada di Bali jangan harap kamu bisa lolos dari aku." balas Ronald setelah mencium bibir Sirena.
Glek.
Sirena menelan ludahnya kasar, dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti saat berada di Bali. Dia tahu betul selama ini Ronald sudah menahannya sangat lama, jadi saat Ronald sudah di izinkan untuk berbuka puasa pasti nanti dia akan sangat ganas memakannya.
"Kenapa kamu gitu lihatin aku nya, takut hmm?" tanya Ronald yang melihat raut wajah Sirena seperti tengah ketakutan.
"E-enggak kok, siapa juga yang takut, aku sudah siap kok melakukannya." gagap Sirena.
"Hahaha... kamu imut banget sih kalau kayak gini, jadi makin sayang deh akunya." saking gemesnya Ronald sampai mempererat pelukannya hingga membuat Sirena kesulitan bernafas.
"Be... kamu mau bunuh aku." garang Sirena melepaskan paksa pelukan Ronald.
"Hahaha... sorry sayang, habisnya aku gemes banget sama kamu." tawa Ronald tanpa merasa bersalah.
"Gak mau, aku marah sama kamu." merajuk Sirena menolehkan kepalanya tidak ingin menatap Ronald.
"Atututu... istri aku malah nih ya, cup cup cup...." Ronald malah menghujani wajah Sirena dengan banyak kecupan hingga membuat Sirena tidak bisa berkutik lagi.
Seseorang di antara mereka yang tak lain adalah sopir Ronald pun tersenyum melihat keromantisan mereka berdua, dia bahagia kalau majikannya bahagia seperti ini.
Hingga sampai di rumah kedua orang tua Ronald, mereka berdua terus melakukan adegan adegan kemesraan tanpa memikirkan adanya orang di sana.
...**...
"Assalamualaikum ma, pa." ucap salam Ronald dan Sirena saat baru memasuki rumah kedua orang tua Ronald.
"Waalaikum salam nak, kalian pasti belum sarapan kan ayo kita sarapan sama sama dulu sebelum kalian siap siap pergi." ajak mama Desi mengajak anak dan menantunya untuk sarapan pagi.
"Iya ma." balas mereka berdua.
Mereka pun berjalan menuju tempat makan, dan setelah sampai di sana Sirena langsung mengambilkan makanan untuk Ronald dan begitu pula dengan mama Desi yang juga mengambilkan makanan untuk papa Darmo.
"Papa kok tumben belum berangkat?" tanya Ronald kepada papa Darmo.
"Papa nunggu kalian dulu baru nanti kalau kalian sudah berangkat papa akan pergi juga, masak iya anak mau pergi jalan jalan papa malah berangkat kerja sih." jawab papa Darmo.
"Iih papa kayak sama siapa aja, biasanya juga kalau Ronald mau pergi kemana mana papa selalu pergi kerja duluan tuh." balas Ronald.
"Ya kan beda do, sekarang kan kamu gak sendirian lagi, ada menantu papa yang harus papa lihat keberangkatannya." balas papa Darmo.
"Ooh jadi istri Ronald lebih penting bagi papa dari pada Ronald yang anak papa gitu?" cemburu Ronald.
"Oh ya jelas dong, kalau kamu mah bodo amat mau jalan jalan kemana aja papa gak peduli," balas papa Darmo membuat Ronald semakin cemberut.
"Tauk ah papa pilih kasih." cemburu Ronald.
"Hahaha... papa cuma becanda do gak usah marah gitu, kalian sama sama pentingnya buat papa." kekeh papa Darmo yang melihat wajah Ronald yang di tekuk.
"Udah udah, ayo cepat makan nanti keburu semakin siang." ucap mama Desi menengahi bapak dan anak itu agar tidak berdebat lagi.
"Mereka pun diam dan langsung kembali fokus untuk makan sarapan mereka pagi ini.
Sirena merasa bersyukur karena keluarga suaminya bisa menerima dirinya apa adanya. Sirena adalah anak yatim piatu, 4 tahun yang lalu kedua orang tuanya pergi meninggalkan dirinya seorang diri dalam kecelakaan pesawat saat mereka hendak melakukan perjalanan bisnis.
Sirena yang tidak mempunyai saudara pun merasa terpukul saat itu, beruntungnya ada Ronald yang selalu setia berada di sampingnya dan membuat dia menjadi wanita yang kuat hingga dia bisa mencapai karir modelnya seperti saat ini.
Kedua orang tua Ronald juga sangat menyayangi dirinya, mereka selalu memanjakan dirinya seperti anak kandung mereka sendiri sehingga membuat Sirena betah berada di rumah Ronald.
"Ayo sayang kamu makanan yang banyak ya, kan sebentar lagi kalian akan melakukan perjalanan jauh biar turun kamu tetap vit dalam perjalanan nanti." suruh mama Desi perhatian pada Sirena.
"Iya ma, ini udah banyak kok." balas Sirena.
"Jangan sungkan sungkan sama mama sama papa, kita kan orang tua kamu juga jadi jangan malu malu kalau mau apa apa di sini ya." ucap mama Desi agar Sirena tak minder ataupun malu saat hendak melakukan apapun di rumahnya.
"Iya ma," balas Sirena.
Selesai makan, Ronald di bantu Sirena di kamar Ronald mengambil beberapa pakaian untuk Ronald. Dan setelah selesai mereka berdua pun turun untuk berpamitan kepada kedua orang tua Ronald.
"Kalian hati hatinya ya di sana, Ronald jaga istri kamu dengan baik, jangan buat dia menangis." pesan mama Desi kepada mereka berdua.
"Iya ma, mama gak usah khawatir Ronald akan jagain istri Ronald dengan baik kok." balas Ronald.
"Ingat nanti mainnya jangan kasar kasar boy," pesan papa Darmo membuat pipi Sirena bersemu malu, sedangkan Ronald biasa saja.
"Tenang aja pa, Ronald tahu bagaimana ya terbaik nanti." balas Ronald.
"Sudah sudah kalian ini, lihat pipi menantu mama merah gitu." sela mama Desi.
"Mama gak sabar deh sudah pengen gendong cucu." lanjut mama Desi membayangkan dirinya nanti mengendong anak Sirena dan Ronald.
"Sabar ma, buat aja belum udah pengen dapet cucu." balas Ronald.
"Berarti semalam kalian belum...."
"Udah sayang ayo kita berangkat, nanti keburu kesiangan." ajak Ronald memotong ucapan papanya.
Mereka berdua pun pamit pergi kepada kedua orang tua Ronald, mereka pergi menuju bandara untuk terbang menuju pulau Dewata Bali untuk melakukan bulan madu.
...***...
Mereka berdua sudah sampai di Bali, mereka langsung di antar menuju hotel salah satu punya Ronald yang tersebar di seluruh penjuru negri.
"Be kamu mandi dulu gih, aku mau menata pakaian kita di lemari dulu." ucap Sirena menyuruh Ronald agar mandi duluan karena dia masih ingin merapikan pakaian mereka ke dalam lemari.
"Kita mandi berdua saja yuk, biar nanti aku suruh orang untuk rapikan ini." ajak Ronald.
"Be jangan sekarang deh, emang kamu gak capek apa habis melakukan perjalanan jauh, kan tubuh kita juga perlu istirahat be...." balas Sirena tak setuju dengan ajakan Ronald.
"Kamu mikir apaan sih, orang aku cuma mau ngajak kamu mandi kok, iih otak kamu sekarang m3sum deh." balas Ronald menggoda Sirena yang membuat pipi Sirena bersemu merah.
"Apaan sih, udah sana cepat mandi nanti kita gantian." Sirena mendorong Ronald masuk ke dalam kamar mandi karena dia sudah terlanjur malu.
"Hahaha... ada yang salting nih." tawa Ronald dari dalam kamar mandi membuat pipi Sirena semakin merah padam bak tomat yang sudah sangat matang.
"Dasar." Sirena pun segera kembali menghampiri koper koper milik mereka dan segera merapikan pakaian mereka ke dalam lemari agar nanti kalau dirinya mencari pakaiannya mudah tidak perlu bongkar bongkar koper lagi.
"Yang ambilin aku handuk, aku lupa bawa tadi." teriak Ronald dari dalam kamar mandi meminta tolong.
"Iya be bentar." balas Sirena berteriak juga.
"Dasar laki laki, suka banget lupa." Sirena mengambilkan handuk hotel dan langsung berjalan menghampiri kamar mandi untuk menyerahkan handuk itu kepada Ronald.
Tok tok tok.
"Be ini handuknya." ucap Sirena setelah mengetuk pintu kamar mandi.
Ceklek.
Ronald menyembulkan kepalanya keluar dari pintu untuk melihat Sirena dan mengambil handuk yang ada di tangan Sirena.
"Nih, makanya lain kali kalau mau mandi itu jangan lupa bawa handuk biar gak teriak teriak gitu." ucap Sirena menyodorkan handuknya.
Ronald hanya nyengir dan mengambil handuk itu tapi dia juga menarik tangan Sirena hingga membuat Sirena kaget dan hampir terjatuh.
"Be kamu mau ngapain, enggak ya aku gak mau." berontak Sirena meminta di lepaskan tangannya.
"Ayo cepat kita mandi bareng, mumpung aku belum mandi." ajak Ronald masih berusaha menarik tangan Sirena yang malah peregangan pada tembok.
"Enggak aku gak mau, nanti yang ada kamu aneh aneh lagi." tolak Sirena berusaha melepaskan tangan Ronald dari tangannya tapi tidak bisa.
"Iih kamu mah lama deh." tak banyak berkata-kata lagi, Ronald langsung menggendong Sirena masuk ke dalam kamar mandi.
Sirena pun memberontak tapi Ronald tak memperdulikan hal itu.
"Diam sayang, aku tidak akan apa apain kamu kok." ucap Ronald sambil menurunkan Sirena ke dalam bathtub yang sudah dia isi dengan air hangat.
"Iih tuh kan jadi basah semua pakaianku." cemberut Sirena.
Cup.
"Gak usah gitu bibirnya, kamu mau aku makan di sini." ucap Ronald memperingati Sirena.
"Dasar m3sum." Sirena mencubit lengan kekar Ronald.
"Auw sakit yang." ringis Ronald.
"Bodo." balas Sirena bodo amat.
Karena sudah terlanjur juga, Sirena pun akhirnya menikmati mandi air hangat yang sudah suaminya siapkan untuknya.
Sedangkan Ronald yang memang sedari tadi masih mengenakan celana boxer pun melepaskan celananya di hadapan Sirena sehingga membuat Sirena berteriak.
"Be... kamu jangan gila." teriak Sirena menutup matanya menggunakan kedua tangannya.
Ronald tak menulikan pendengarannya, dia malah ikutan masuk ke dalam bathtub dan berada di belakang Sirena.
...**...
"Be jalan jalan yuk." ajak Sirena yang tengah bermanja-manja dengan sang suami.
"Mau jalan jalan kemana hmm, besok aja ya jalan jalannya, sekarang buat dedek bayi dulu." balas Ronald memeluk Sirena posesif.
"Iih kamu itu, aku pengen jalan jalan loh, aku pengen lihat Bali pada malam hari seperti ini, aku juga pengen ke pantai malam kayak gini." balas Sirena manja.
"Iya besok aja, kan besok ada malam juga. Aku udah tegang banget loh yang dari tadi, emang kamu gak merasa apa ada yang ganjal di belakang kamu dari tadi." Ronald menekan tubuh Sirena agar semakin merapat kepadanya.
"Iih kamu m3sum deh, dari tadi di kamar mandi aku juga udah merasakannya, tapi aku diam aja karena kalau aku bilang kamu malah semakin menjadi." balas Sirena.
"Ooh gitu, nih rasain."
"Ahh, bee." d354h Sirena karena Ronald menekan tangannya di kedua buah melonnya.
"Gimana enak gak?" tanya Ronald.
"Enak apanya sakit tahu." balas Sirena.
"Iya pertama emang sakit, tapi nanti kalau sudah terbiasa juga bakalan enak. Udah ah ayo aku udah gak tahan." Ronald langsung mengangkat tubuh Sirena dan membawanya menuju ranjang.
"Bee turunin aku." berontak Sirena.
"Gak mau, kita harus menuntaskannya malam ini sayang, aku udah gak kuat menahannya dari kemaren." balas Ronald sambil melancarkan aksinya.
Sirena pun pasrah, dia tak bisa lagi berkutik kalau sudah seperti ini.
Akhirnya malam panjang yang sangat Ronald nanti nantikan pun terjadi. Kamar hotel yang luas itu di penuhi dengan suara suara erotis mereka berdua yang saling mengejar puncak pelepasan mereka hingga pagi menjelang barulah suara suara itu hilang bak di telan fajar.
...**...
Pukul dua belas siang, barulah mereka berdua bangun, itupun setelah membersihkan diri Sirena langsung tiduran lagi karena matanya masih sangat mengantuk berat.
"Sayang ayo bangun dulu, kamu belum makan dari tadi." ucap Ronald membangunkan Sirena yang tidur.
"Entar dulu be, aku masih ngantuk." balas Sirena malas bangun.
"Iya ayo bangun dulu kita makan, habis itu kamu bisa tidur lagi." balas Ronald memaksa Sirena agar bangun.
Akhirnya Sirena pun bangun, dia duduk bersandar di kepala ranjang sambil memandang Ronald yang tengah mengambilkan makanan untuk dirinya yang sudah dia pesan tadi.
"Sini makan dulu, kamu harus makan banyak biar nanti tenaga kamu full lagi buat nanti malam kita main." ucap Ronald mulai menyuapi Sirena.
"Jangan gila deh be, ini aku masih sakit gara gara kamu main kamu kemaren." garang Sirena sambil menunjuk bagian bawahnya yang masih nyeri.
"Habis punya kamu enak banget yang, kan sayang kalau di sia siakan." balas Ronald santai tanpa rasa bersalah.
"Iya tapi ya pikirkan juga keadaan istrinya, pokoknya nanti malam aku mau jalan jalan ke pantai, titik gak pakai koma, kamu semalam udah janji loh sama aku." balas Sirena.
"Iya iya nanti malam kita main ke pantai, udah ini habisin dulu makanannya." ngalah Ronald.
Ronald terus menyuapi Sirena hingga satu piring tadi habis, mungkin karena saking laparnya.
Setelah makan Sirena beneran kembali tidur karena memang sudah benar benar ngantuk. Sedangkan Ronald dia memilih memanfaatkan waktu luangnya untuk memantau pekerjaannya.
Walaupun dia mempunyai orang kepercayaan, tapi tetap saja dia harus selalu memeriksanya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan.
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!