NovelToon NovelToon

Rena Dito

#01

"Aduh lu itu gimana sih, sekarang kan ada dosen baru yang katanya masih muda, bisa bisanya lu hari ini telat lagi datangnya." omel seorang wanita kepada temannya.

"Ya sorry Ki, habis semalam gue keenakan baca web novel." balas temannya.

"Huh, dasar." dengus nya.

Mereka berdua adalah Rena, anak yang telat datang ke kampus, dan juga temannya yang bernama Kiki.

Sekarang Rena sudah berada di bangku semester empat, mungkin akan butuh waktu beberapa tahun lagi untuk lulus.

"Terus sekarang tugas lu udah selesai belum?" tanya Kiki kepada Rena yang sudah duduk di sampingnya.

"Hah, tugas apaan lagi dah, perasaan banyak banget tugasnya?" Rena mencoba mengingat tugas apakah yang ada di mapel hari ini.

"Tuh kan, gue udah curiga kalau elu tuh pasti belum mengerjakan tugasnya." balas Kiki.

"Emang tugasnya apaan sih, gw nyontek bisa gak?"

"Sembarangan, emang lu kira ini masa SMA apa yang bisa contek sana sini tinggal tulis jawaban aja. Tugasnya itu dari Mr killer, kita di suruh merangkum buku yang Minggu lalu dia bagikan." jelas Kiki mengatakan apa tugasnya.

"Hah, seriusan ini tugasnya dari Mr killer, aduh gimana dong gue belum selesai lagi." Rena takut kalau nanti dia akan mendapatkan hukuman lagi.

Mana nilainya sudah mendekati merah lagi karena sering melupakan tugas, apalagi di tambah tidak mengerjakan tugas yang ada saat ini.

Seingat Rena, tugas ini sangatlah penting dan harus di kerjakan kalau tidak akan ada sangsi yang besar dari Mr killer.

Mr killer adalah julukan yang mahasiswa berikan kepada dosen yang sangat menyeramkan yang bernama Mr Amir. Karena sikapnya yang menyeramkan dan galak, sehingga membuat para mahasiswa memanggilnya dengan sebutan Mr killer.

"Mampus lu, lagian lu ada ada aja suka banget lupa ngerjain tugas." balas Kiki.

"Ehh tapi dia gak ada kan sekarang, buktinya ini kan udah jam sembilan tapi dia kok belum datang, berarti dia gak ada dong." dengan sumringah Rena mengatakan itu.

"Ya emang dia gak datang, kan udah di kasih tahu di grup kalau Mr killer bakalan di ganti sama dosen baru, tapi sikapnya juga sama sebelas dua belas sama Mr killer." balas Kiki.

"Berarti tugas gue tetap aman dong, secarakan Mr killer udah gak ada di sini."

"Eits jangan salah, tugas tetap di kumpulkan ke dosen baru itu." mendengar apa yang Kiki katakan, seketika wajah penuh binar Rena tadi pun meredup.

"Lagian lu sih, lain kali jangan gitu lagi, emang lu gak takut apa kalau di marahin kak Andrew lagi." lanjut Kiki.

"Ngapain takut, orang kak Andrew bebasin aku kok, Abang Richard sama kak Dian juga mereka gak pernah ngelarang ngelarang aku, toh nilai aku bagus atau enggak mereka tetap bisa lulusin aku." balas Rena santai.

"Haduh susah deh kalau sudah ngomong sama orang kaya." Kiki tahu betul sekaya apa keluarga Rena, sampai sampai apapun bisa mereka lakukan demi kebahagiaan Rena.

Ya, kehidupan Rena berubah tidak seperti dulu lagi, Rena menjadi anak yang suka bermalas malasan apalagi kalau soal belajar, dia sangat malas.

Itu semua terjadi karena Andrew sang kakak yang memanjakan Rena, katanya sih karena ingin menebus rasa bersalahnya kepada Rena.

Selain itu, rena berubah juga karena di tinggal oleh orang yang ada di masa lalunya.

Tak tak tak tak.

Suara derap langkah kaki mendekati ruang kelas kampus mereka. Dan terdengar di luar ada banyak mahasiswa yang tengah heboh, entah apa yang membuat mereka heboh.

"Woy dosen barunya udah datang, dia cakep banget." teriak salah satu teman satu kampus Rena heboh.

"Hah beneran?" tanya mereka semua dan teman satu jurusan Rena pun berhamburan.

Tadi ada yang ghibah dan saling becanda sekarang mereka berhamburan pergi ke tempat duduk mereka masing masing.

"Alay banget sih." ucap Rena menilai kalau teman temannya itu pada lebay, seperti tidak pernah melihat laki laki ganteng aja.

"Selamat pagi menjelang siang semuanya." ucap seorang laki laki yang kira kira berusia 27 di depan ruang kelas mereka.

"Selamat pagi menjelang siang juga Mr." balas semua mahasiswa kecuali Rena yang malah fokus memainkan handphonenya.

"Baik, perkenalkan nama saya Dito, kalian bisa memanggil saya Mr Dito. Saya di sini akan menggantikan Mr Amir untuk sementara sebelum ada pengganti yang cocok untuk mengisi mapel Mr Amir." ucap orang yang ada di depan itu yang ternyata pengganti Mr killer.

"Mister Dito ganteng banget sih, Mister udah punya pasangan belum?" tanya salah satu teman satu kelas Rena yang penampilannya sangat menor.

"Saya rasa itu bukan pertanyaan yang wajib saya jawab karena itu adalah masalah pribadi." balas Mr Dito.

"Yah...." banyak mahasiswi yang lesu mendengar jawaban dari Mr Dito, tapi tak banyak juga yang merasa biasa biasa saja.

"Sekarang gantian, saya minta kalian untuk memperkenalkan diri kalian di mulai dari pojok sana, dan perkenalannya cukup di tempat saja, kalian hanya perlu berdiri dan menyebutkan nama kalian." perintah Mr Dito.

"Baik Mister." balas mereka semua yang pastinya kecuali Rena.

"Ren lu dari tadi main handphone mulu, lu udah liat belum wajah dosen baru kita, dia sangat tampan lho." ucap Kiki dengan berbisik agar suaranya tidak di dengar oleh yang lainnya.

"Halah kalian itu terlalu lebay, palingan wajahnya juga biasa saja." balas Rena acuh.

"Iih makanya lihat dulu, dan lu tahu gak kalau namanya tuh sama seperti orang yang ada di masa lalu elu." Kiki memberitahu Rena.

Kiki tahu nama orang yang ada di masa lalu Rena karena Rena menceraikannya, Rena merasa Kiki adalah sahabat yang baik dan bisa di percaya, alhasil dia menceritakan semuanya kisahnya dulu kepada Kiki.

"Siapa orang di masa lalu gue?" tanya Rena pasalnya ada banyak orang yang ada di masa lalunya.

"Ya siapa lagi kalau buka mantan lu si Dito, nama dosen baru kita Mr Dito." jelas Kiki membuat Rena kaget dan langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah dosen baru mereka.

Deg.

Pandangan Rena bertemu dengan dosen baru itu, sedari tadi Rena fokus bermain handphone sampai sampai dia tidak mendengar apa yang dosen baru itu katakan.

Bahkan saat dosen itu memperkenalkan dirinya pun Rena tak mendengarnya.

Merasa ada yang salah, Rena kembali menundukkan pandangannya tak berani menatap dosen barunya itu lagi. Dia malu karena sudah kepergok melihat dosen barunya itu.

"Gara gara lu gue jadi ketangkap basah ngelihatin tuh dosen." Rena menyalahkan Kiki.

"Lah kok salah gue, gue kan cuma ngasih tahu tadi kalau nama dosen kita sama kayak orang yang ada di masa lalu elu." balas Kiki tak terima karena sudah di salahkan.

"Ehh tapi bukan dia kan orang yang ada di masa lalu elu?" lanjut Kiki bertanya.

"Ya bukanlah, kalau dia yang jadi dosennya mungkin sejak pertama masuk dia udah samperin gue." balas Rena dan kembali fokus menatap handphonenya lagi.

...***...

...Hai aku bawa novel baru lagi nih, semoga kalian suka🥰🥰...

#02

Sesi perkenalan terus berlanjut, hingga sampai di bagian meja bangku Rena.

"Ayo kamu sebelahnya lagi." ucap Mr Dito menyuruh Rena agar berkenalan.

Tapi, Rena yang sedari tadi fokus bermain handphone pun tak menyadarinya, hingga Kiki memanggil Rena dengan keras barulah Rena menoleh ke arahnya.

"Ren, giliran lu tuh." ucap Kiki sambil tangannya memegang lengan Rena.

"Apaan sih lu...."

"Kamu sedari tadi bermain handphone?" suara tegas dan sangat keras membuat Rena menoleh ke depan.

Dan bisa dia lihat di sana Mr Dito tengah menatapnya tajam, bukan hanya Mr Dito yang menatapnya, tapi seluruh mahasiswa yang satu kelas dengannya pun ikutan menatap dirinya.

"Silahkan maju ke depan dan perkenalkan diri kamu di sini." perintah Mr Dito agar Rena memperkenalkan dirinya di depan sebagai hukuman karena dia bermain handphone.

"Loh kok gitu, tadi yang lainnya kan di tempat duduk aja perkenalan nya." tak terima Rena.

"Itu karena yang lain memperhatikan, sedangkan kamu dari tadi bermain handphone, dan sebagai hukumannya kamu harus memperkenalkan diri kamu di depan sini." balas Mr Dito tak mau di bantah.

"Udah sana lu ke depan dari pada nanti nilai lu yang bermasalah." bisik Kiki agar Rena maju ke depan.

"Hufft... baiklah." akhirnya mau tak mau Rena pun berdiri dan berjalan ke depan untuk memperkenalkan dirinya.

"Ayo perkenalkan diri kamu." suruh Mr Dito.

"Perkenalkan nama saya Rena." ucap Rena singkat.

"Udahkan mister, kalau begitu saya kembali dulu." Rena hendak kembali ke tempat duduknya setelah menyebutkan nama panggilannya.

"Ehh tunggu, semuanya tadi menyebutkan nama lengkap mereka, sedangkan kamu hanya nama panggilan kamu saja, ulangi sekali lagi." ucap Mr Dito menahan Rena.

"Ribet banget sih Mr, lagian juga nanti kalau mau pangil saya hanya nama panggilan saya aja gak mungkin kan mister pangil saya dengan nama lengkap saya." kesal Rena.

"Kamu ini ya, saya baru hari pertama ngajar di sini tapi kamu sudah berani bicara seperti itu sama saya, mau saya buat nilai kamu merah di mata kuliah saya hah?" bentak Mr Dito membuat Rena kicep, tak berani melawan lagi.

"Perkenalkan nama saya Rena Aldebaran Gilbert, kalian bisa memanggil saya Rena."

"Udah kan? lanjut Rena dan segera berlalu kembali lagi ke tempat duduknya.

"Untuk yang lainnya saya minta kalian tidak mencontoh perilaku dia, atau nilai akan saya buat menjadi merah." ucap Mr Dito memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa agar tidak ada yang meniru kelakuan Rena.

"Baik Mister." balas mereka semua.

"Sumpah lu gila banget Ren, emang lu gak takut apa kalau sampai nilai lu merah." ucap Kiki saat Rena sudah kembali duduk.

"Bodo amat, lagian tuh dosen ngeselin banget." balas Rena bodo amat.

"Gue nanti gak ikut ikutan ya ren kalau sampai ada apa apa sama lu." takut Kiki.

"Ya elah, tenang aja kali, kalian tuh dosen juga gak bakalan berani macam macam sama gue, lu kan tahu gue ini adiknya siapa." santai Rena.

"Oke anak anak, saya mendapatkan pesan dari Mr Amir untuk mengambil alih tugas merangkum yang di berikan oleh Mr Amir Minggu lalu, jadi saya minta silahkan kumpulkan tugas kalian, dan setelah itu kalian bisa pulang untuk hari ini." ucap Mr Dito meminta semua mahasiswa agar mengumpulkan tugas yang Mr Amir berikan.

"Baik Mister." balas mereka semua kecuali Rena yang tengah panik.

"Aduh gimana ini, ki lu jangan ngumpulin tugas juga ya, biar gue ada temennya." Rena meminta Kiki agar tidak mengumpulkan tugasnya.

"Mana bisa begitu, nanti yang ada nilai gue jelek." balas Kiki menolak permintaan Rena.

"Iiih lu mah gak setia kawan sama gue."

"Kalau soal pelajaran beda ren, ini menyangkut masa depan gue." balas Kiki berdiri dari tempat duduknya hendak mengumpulkan tugas.

"Lagian lu suka banget gak ngerjain tugas, ini masih untung dosen baru, coba kalau masih Mr Amir yang mengajar, mungkin lu udah di tendang dari kelas ini." lanjut Kiki dan berlalu pergi meninggalkan Rena yang masih kebingungan.

"Ah Kiki mah gak asik, terus sekarang gue harus gimana ini." bingung Rena.

Jujur meskipun dia tidak memikirkan nilai dia ketakutan sekarang karena nilai dia sudah terlalu jelek dan mendekati merah, jadi kalau sampai dia tidak mengerjakan tugas untuk kali ini bisa saja nilai dia akan langsung berubah menjadi merah.

"Apa gue kabur aja ya," gumam Rena terlintas ide dalam otaknya untuk kabur dari kelas.

"Iya, sepertinya gue harus kabur." lanjutnya dan mulai membereskan barang barang miliknya ke dalam tas dan mulai mengendap endap untuk keluar dari kelas.

Mumpung di meja dosen lagi rame mahasiswa mengumpulkan tugas, Rena mengambil kesempatan itu untuk kabur dari sana.

Rena berjongkok saat berada di posisi lurus dengan meja dosen, dan sedikit lagi dia akan mencapai pintu yang sudah terbuka lebar siap menyambut Rena keluar.

"Mau kabur kemana kamu?"

"Mampus gue." Rena menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Mr Dito yang sudah berdiri di belakangnya menatapnya tajam.

"Hehehe mister." cengir Rena sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mana tugas kamu, kumpulkan sekarang?" tanya Mr Dito menagih tugas Rena.

"Eh itu anu mister...."

"Apa, belum selesai atau tidak mengerjakan hmm?" potong Mr Dito membuat Rena semakin melebarkan cengirannya hingga menampilkan deretan gigi yang sangat rapi dan putih bersih milik Rena.

"Hehehe lupa mister." jujur Rena tak lupa dengan senyuman termanisnya berharap agar Mr Dito dapat memaafkan dirinya.

"Lupa?"

"Mr Amir sudah memberitahu saya kalau dalam tugas kali ini kamu tidak mengerjakan tugas kamu lagi maka nilai kamu akan saya beri merah dalam mata kuliah ini, karena kamu sudah sering kali tidak mengerjakan tugas." tegas Mr Dito.

"Jangan mister, jangan. Beri saya waktu lagi mister saya akan mengerjakan tugas ini ya, pliss...." mohon Rena agar dia di berikan keringanan.

"Tidak bisa, ini sudah konsekuensi kamu karena tidak pernah mengerjakan tugas." Balas Mr Dito tak bisa di bantah.

"Plis mister kasih saya satu kesempatan lagi." mohon Rena.

"Kamu datang ke ruangan saya setelah ini, dan bawakan semua tugas tugas para mahasiswa yang ada di meja saya itu." balas Mr Dito memerintahkan agar Rena datang ke ruangannya dan juga membawakan tugas para mahasiswa itu.

"Hah, seriusan mister itu berat banget loh, saya minta bantuan teman saya ya." Rena berusaha mencari keringanan.

"Tidak bisa, saya minta kamu yang bawa bukan yang lain." balas Mr Dito dan langsung pergi dari sana meninggalkan kelas menuju ruangannya.

"Sabar ren, gue yakin lu pasti kuat bawa semua tugas tugas itu." ucap salah satu teman satu kelas Rena sambil tersenyum mengejek dan setelah itu dia langsung pergi sebelum kena amukan dari Rena.

"Si*lan lu, awas aja nanti." kesal Rena.

"Udah ayo sini gue bantu bawain, tapi nanti kalau sudah dekat dengan ruangan Mr Dito lu bawa sendiri." ucap Kiki hendak membantu Rena.

"Nah gitu dong, itu baru namanya sahabat." balas Rena senang.

Akhirnya Rena dan Kiki pun membawa tugas tugas mahasiswa itu menuju ruangan Mr Dito sesuai dengan perintah Mr Dito tadi.

...***...

#03

Anandito Ranjana, pria berusia 27 tahun yang baru saja menginjakkan kakinya di negara ini. Dia adalah orang yang sama dengan orang yang ada di masa lalu Rena, Dito? Ya dia adalah Dito mantan kekasih Rena.

Selama ini Dito di luar negri mengurusi perusahaan Richard yang ada di sana, Richard memberikan fasilitas untuk kehidupan Dito hingga Dito bisa membangun perusahaannya sendiri selama dua tahun terakhir ini.

Dito juga melakukan operasi pada wajahnya agar tidak ada yang mengenali dirinya, bahkan namanya juga dia rubah dari nama yang di berikan keluarganya dulu menjadi namanya yang saat ini, hanya nama panggilannya saja yang tidak dia rubah karena dia sudah nyaman dengan panggilan itu.

Dito kembali ke Indonesia untuk menemui cinta pertamanya, yaitu Rena. Dia rela menyamar sebagai dosen pengantin di kampus Rena hanya untuk bertemu dengan Rena.

Jujur Dito sangat merindukan Rena dan masih setia mencintai Rena, dia sudah berjanji kepada Richard kalau dia tidak akan menyakiti Rena apapun keadaannya nanti.

Tadi saat dia memperkenalkan dirinya di depan kelas dia sudah takut kalau Rena akan mengenali dirinya, tapi dia salah nyatanya kekasih hatinya itu malah sibuk bermain handphone.

"Lihatlah, dia sekarang menjadi gadis yang nakal." batin Dito saat mendapati Rena bermain handphone saat dia tengah melakukan sesi perkenalan.

Akhirnya dia pun memutuskan untuk menghukum Rena agar memperkenalkan dirinya di depan kelas beda dari teman temannya yang lain, dan lagi lagi Dito di buat menggelengkan kepala saat mendapati Rena yang malah melakukan adu mulut dengan dia.

Puncaknya pada saat Dito melihat Rena yang berjalan mengendap-endap hendak kabur dari kelas, Dito yakin pasti dia belum mengerjakan tugas.

Dan kesempatan itu dia gunakan untuk menjerat Rena, dia menyuruh Rena untuk datang ke ruangannya sambil membawakan tugas para mahasiswa ke dalam ruangannya.

Sebenarnya Dito tidak tega karena tahu kalau itu pasti berat, tapi dia yakin Rena juga tidak bodoh dengan mau melakukan perintahnya tanpa meminta bantuan orang lain, dan lihatlah ternyata benar apa yang dia pikirkan, Rena di bantu oleh temannya yang bernama Kiki untuk membawakan tugas tugas itu ke dalam ruangannya.

"Aku sudah tidak sabar ingin selalu berdekatan dengan kamu sayang, aku harap kamu tidak akan pernah melupakan aku dalam hidup kamu." gumam Dito yang menatap cctv di mana Rena tengah berjalan bersama Kiki menuju ruangannya sambil membawakan tumpukan tugas para mahasiswa.

"Kamu sekarang sudah banyak berubah, sekarang kamu semakin cantik yang semakin nakal, lihatlah pakaian kamu yang sangat mini itu, aku yakin pasti itu adalah ajaran dari kakak perempuan kamu." lanjut Dito.

Dito tahu bagaimana Diandra dulu, apalagi dari cerita tentang Richard dan Diandra yang mempunyai anak sebelum mereka menikah, membuat Dito jadi tahu kalau mereka pasti sudah melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan.

Melihat Rena sudah berada di depan pintu ruangannya, Dito segera menutup rekaman cctv yang ada di laptopnya dan beralih melihat file file pekerjaannya agar Rena tidak tahu kalau sedari tadi Dito tengah memantau dirinya.

Tok tok tok.

Benar saja, pintu ruangannya di ketuk, itu berarti Rena akan segera masuk ke dalam ruangannya.

"Iya masuk." balas Dito mempersilahkan Rena untuk masuk ke dalam ruangannya.

"Selamat siang mister, maaf sudah membuat anda menunggu saya lama." ucap Rena seramah mungkin sambil di tangannya membawa banyak tugas para mahasiswa.

"Iya, letakkan tugas itu di sana." balas Dito cuek dan menyuruh Rena agar meletakkan tugas tugas itu di atas meja yang ada di pojok ruangannya.

"Baik Mister." Rena pun melakukannya dan segera meletakkan tugas tugas itu karena dia merasa sudah keberatan membawanya.

"Ada apa ya mister menyuruh saya datang ke sini?" tanya Rena setelah meletakkan tugas tugas itu.

"Ada apa, kamu masih bertanya seperti itu setelah apa yang tadi saya katakan di kelas hmm?" tak habis pikir Dito, ternyata sekarang Rena benar benar berubah sudah tidak seperti dulu lagi.

"Hehehe, maaf saya lupa mister." cengir Rena.

"Eemmm... mister boleh gak kalau nilai saya jangan di kasih merah, emang mister gak kasian apa sama saya." lanjut Rena berusaha bernegosiasi.

"Ya itu semua tergantung kamu, kamu sendiri yang tidak mau mengerjakan tugas jadi kamu tanggung sendiri resikonya." balas Mr Dito.

"Emm... bagaimana kalau saya mengerjakan tugasnya ulang, gimana mister mau kan memberikan saya kesempatan lagi?" balas Rena.

"Eemm... bisa, tapi saya minta kamu mengumpulkan tugasnya besok pagi jam tujuh, gak boleh telat dan harus tepat waktu." balas Mr Dito.

"Mana bisa seperti itu mister, buku yang harus di rangkum itu tebal banget loh, masak iya saya harus merangkumnya dalam semalaman sih?" protes Rena.

"Ya sudah kalau tidak mau ya itu terserah kamu," balas Mr Dito.

"Plis mister kasih saya waktu lagi ya, jangan cuma sehari." mohon Rena berharap Mr Dito memberikan keringanan waktu lagi.

"Tidak bisa, kamu tadi meminta saya untuk memberikan kamu waktu untuk mengerjakan ulang kan, nah itu sudah saya berikan waktu buat kamu mengerjakan ulang." balas Mr Dito.

"Ya tapi masak gitu, ini bukunya tebal banget loh," tak terima Rena.

"Ya sudah kalau tidak mau juga tidak masalah, toh kamu sendiri yang rugi." balas Mr Dito santai.

"Mister kok gitu sih, ini namanya gak adil."

"Gak ada gimana, kamu sama pak Amir sudah di berikan waktu satu Minggu tapi kamu malah belum mengerjakan sama sekali, dan ini saya sudah memberikan keringanan buat kamu tapi kamu malah bilang saya tidak adil." omel Mr Dito.

Rena terdiam, dia memikirkan cara agar nilainya tidak sampai menjadi merah, paling tidak nilainya pas di rata rata lah tidak apa apa asal jangan sampai merah, tapi kalau sudah seperti ini dia harus bagaimana.

Ah Rena lupa, kakaknya kan bisa melakukan apapun untuk dirinya, jadi dia bisa meminta bantuan kakaknya untuk membuat nilainya agar tidak menjadi merah.

Malu banget nanti dirinya kalau sampai nilainya merah, apa kata teman satu kelasnya nanti.

"Ya sudah terserah mister aja, saya tidak mau mengerjakan tugas itu lagi." balas Rena melawan Mr Dito.

"Oh ya sudah, saya nanti tinggal kasih nilai bukan merah lagi tapi telur ayam, biar bisa kamu ceplok kalau sudah kenaikan nanti." ancam Dito.

"Loh kok malah jadi seperti itu." tak terima Rena.

"Ya kamu sudah membuang waktu saya, katanya minta di berikan keringanan tapi setelah di berikan keringanan malah gak mau mengerjakan, jadi ya sekalian saja saya buat nilai kamu bulat seperti telur." balas Mr Dito.

"Lakukan saja, aku akan meminta bantuan kakak ku dan kita lihat saja nanti apakah mister masih berani memberikan nilai bulat apa tidak." setelah mengatakan itu Rena langsung pergi meninggalkan ruangan Dito sambil membanting pintu ruangan Dito dengan keras.

Brak.

"Sabar sabar, dia calon ibu dari anak anakmu dit." Ucap Dito sambil mengelus dadanya.

"Sepertinya aku harus menghubungi bang Richard sama kak Andrew." lanjut Dito dan segera menghubungi kedua kakak Rena agar bisa bekerja sama dengan dia.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!