Hai...kenalin nama ku Livy pamela, itu nama pemberian dari orang tuaku. Saat ini Aku berjuang hidup sendiri di kota yang sangat kejam ini. Aku mencoba menghapus memori semasa kecilku, dimana aku sangat bahagia layaknya anak-anak yang lainnya.
Tapi... itu semua sirna hanya karna keegoisan mereka.
"mereka??" yahhh.. mereka kedua orang tua ku. Mereka memutuskan untuk berpisah,, dan tak ada diantara mereka yang mau merawat ku.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menitipkan aku ke panti asuhan.
Saat itu aku baru berusia 9 tahun, dan aku di tinggalkan oleh kedua orang tuaku. Aku tidak tau mereka ada dimana, dan aku selalu berharap mereka datang menjemput ku. Setiap ada yang mengunjungi panti asuhan, aku selalu berharap mereka adalah orang tuaku. disetiap waktu aku selalu berharap mereka akan datang..
Aku menghabiskan masa kecil dan masa remaja ku di panti aku menyibukkan diri dengan mencari kerja sampingan supaya aku bisa memenuhi kebutuhan belajar ku. Meskipun setiap pertengahan tahun panti kami mendapatkan sumbangan berupa peralatan sekolah dan lainnya. aku merasa aku harus ada penghasilan buat tambahan biaya hidupku.
Disini aku juga mempunyai sahabat namanya cindy, dia bagaikan saudaraku disini. Kami selalu bersama. Tetapi dia beruntung, saat kami mau masuk SMA dia keluar dari panti, dia diadopsi oleh keluarga kaya dan baik. Mereka tidak memiliki anak perempuan hingga mereka mencari ke panti,dan itu cindy yang beruntung.
9 tahun aku tinggal di panti, ada banyak suka dan duka yang aku alami. Aku selalu berusaha untuk tidak merepotkan disini, aku membantu segala pekerjaan, dan belajar dengan giat supaya aku dapat prestasi. Dan semua nya berhasil aku lakukan, meskipun banyak duri yang menghalangi tapi aku tetap berusaha. Supaya nanti kedua orang tuaku menemui ku mereka bangga. Itu lah yang selalu aku pikirkan dan harapkan.
Aku siswa berprestasi di sekolah, bahkan aku mendapatkan beasiswa, dan itu membuat Ibu panti sangat bangga padaku. Dan itu juga membuat banyak teman-teman panti ku cemburu dan iri padaku.
Tahun ini Aku sudah lulus SMA, tepat pada saat itu aku membuang harapan yang selalu aku aku harapkan. Aku sudah tidak memiliki orang tua, walau nanti suatu saat mereka datang mencari ku. Aku tidak ingin kembali lagi, Aku sudah mengganggap mereka mati.
Aku juga mendapatkan beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi Negeri dikota. Aku ingin mengambilnya, tapi aku berat hati untuk keluar dari panti. Karena aku sudah nyaman dengan keadaan disini dan sudah menganggap mereka keluarga. Hingga Ibu panti mendukung aku dan menyakinkan aku untuk mengejar cita-cita ku.
Dan aku memutuskan untuk pergi, mungkin aku akan bertemu ayah dan ibu disana. Tapi saat itu aku sudah mengubah nama ku "BRIANNA", aku ingin mencari keberadaan mereka yang membuangku. Apakah mereka bahagia setelah membuang ku???. Aku mencari mereka bukan untuk balas dendam tapi untuk membuat mereka mengetahui bahwa anak yang umur 9 tahun yang mereka buang, begitu menderita atas perlakuan mereka.
Aku tidak membenci mereka, dan aku tidak dendam terhadap mereka. Aku juga bersyukur dan berteri makasih, karna sudah membuang ku dan menjadikan aku Livy yang manja, cengeng, dan lemah. Menjadi BRIANNA yang kuat dan mandiri.
Aku tidak ingin mengingat kejadian 9 tahun lalu, dimana aku selalu menangis ingin pulang ke pangkuan ayah dan ibu. Aku selalu mencoba mencari ayah dan ibu.
Dan disana perjalanan LIvy"BRIANNA" dimulai.
Jalanan yang begitu padat dan macet membuat orang orang kewalahan untuk menempuh perjalanan mereka. Tetapi tidak dengan Anna yang berjalan kaki untuk ke kampus.
"heiii tunggu...!!!" teriak seseorang dari belakang.
Tetapi Anna tidak mendengar karena memakai handset.
"heii nona tunggu!!" semakin mengeras dan berlari mengejar Anna, hingga menarik tali tas Anna dan membuat Anna terkejut.
Anna yang terkejut, takut jika itu seorang pencopet membuat perlawanan hingga lelaki itu kesakitan karena tangan nya di cekal oleh Anna.
"sakit... tolong berhenti saya bukan orang jahat nona." mencoba menyakinkan Anna
"lantas kenapa kamu menarik tas saya jika bukan mencopet." tegas Anna yang masih mencekal tangan nya.
"Saya Davin, teman satu kampus kamu. kamu mungkin lupa dengan aku." jawab Davin.
"hahh..." Anna terkejut karna mencoba berfikir buruk tentang Davin. "ma..maaff.. saya tidak tau. saya pikir kamu pencopet." Anna melepas cekalan nya. Dan mencoba membantu Davin yang kesakitan karna Anna begitu kuat mencekalnya.
"astaga... kamu itu wanita apa lelaki kenapa tenaga mu kuat sekali." Davin heran melihat Anna yang bertubuh mungil tapi bisa saja mematahkan tangan nya.
Anna hanya terdiam dan merasa bersalah karna dia tau cekalan nya begitu kuat, Dan Anna bingung kenapa Davin mengejarnya.
"kamu ngapain disini??,...maksud aku kamu kenapa tiba tiba narik tas aku" tanya Anna yang kebingungan.
"ehh itu...mobil kakak aku kejebak macet, disitu (menunjuk ke tengah jalan) dan aku liat kamu jalan. jadi aku ikutin, tapi kamu aku panggilin gak dengar jadi aku tarik tas kamu." jawab Davin mencoba menyakinkan Anna.
Anna yang mencoba tenang mendengar penjelasan nya langsung berjalan meninggalkan Davin. "membuang waktu saja" batin Anna, dan memasang kembali handset ke daun telinga nya.
"heiii... nona tunggu" Davin mengejar Anna kembali karna kesal di tinggal begitu aja, sedangkan tangan nya masih kesakitan. karna diabaikan begitu aja Davin menarik sebelah handset Anna, dan itu membuat tali nya putus, sebab Anna berjalan cukup cepat. membuat Davin merasa was was sewaktu waktu Anna membuat perlawanan.
"no..nonaaa.. maaff!! saya tidak sengaja." Davin mundur selangkah karena Anna menghentikan langkahnya.
Anna menarik nafas panjang nya menandakan dia emosi dan ingin berteriak tapi Anna masih sadar akan situasi mereka sedang di tepi trotoar. Anna takut bila berteriak dan menghajar Davin akan menjadi puncak perhatian orang.
Davin yang melihat Anna sudah di puncak amarah nya, langsung berlari meninggalkan Anna "kok mata nya serem ya kalau marah, lari aja tinggalin dia. dia juga tidak kenal dengan ku" batin Davin dan sedang berlari secepat mungkin.
Anna yang sudah kesal dengan Davin mencoba tenang, dan mengingat wajah nya sewaktu waktu bertemu di kampus. "satu kampus?? okk pasti ketemu. awas aja kamu ya pria gila.." pikiran Anna sedang memanas akibat emosi nya.
Dan di satu sisi seseorang memperhatikan perseteruan Anna dan Davin lewat kaca mobil yang terjebak di jalan. Dan tau jika adik nya Davin sudah membuat seseorang kesal.
"Davin kamu tidak berubah,selalu saja kamu membuat rusuh dan mengganggu orang." membatin, dan memperhatikan Anna dari jauh.
Dan ternyata Anna hampir saja terlambat karena kejadian tadi, membuat Anna semakin kesal dengan Davin dan mencoba memikirkan perhitungan buat membalas nya.
"Anna kenapa kamu telat datang, biasanya kamu datang 10 menit sebelum masuk." tanya salah satu teman sekelas Anna
"tadi di jalan ada kecoa yang bikin rusuh." jawab Anna
Kelas hampir selesai, namun Anna masih belum bisa melupakan kejadian pagi itu. Berharap agar kelas ini cepat selesai dan mencari Davin yang dia anggap laki laki gila. Mencoba memikirkan mencari dimana Davin Anna kepikiran dengan salah satu teman kelas nya yang lumayan terkenal karena cantik dan sexy membuat lelaki mana pun ingin mengenal nya.
"Bella.." panggil Anna sambil melambaikan tangan karna tubuh nya kecil takut Bella tidak melihat nya.
"yaa.." jawab nya singkat karna jika perempuan yang menyapa nya maka dia akan cuek.
"maaf mengganggu, aku mau nanya kamu kenal yang namanya Davin tidak???" tanya nya, sebenarnya Anna malas berurusan dengan nya tapi Anna bingung harus mencari kemana di Davin gila itu.
"Davin!!!" Bella merasa nama itu familiar dan mengingat nama itu kemudian Bella dengan cepat mengingat karna Davin adalah pria tampan yang banyak dikagumi kaum wanita di kampus ini. Dan melihat ke Anna dengan tatapan penuh tanya, soalnya dirinya saja tidak mampu menaklukkan seorang Davin. Sedangkan wanita kampungan dan lusuh mencari sosok davin. Pikiran nya memandang rendah Anna.
"aku tau!!" jawab nya dengan sombong
"tapi kenapa kamu mencari nya" tanya nya dengan nada penasaran.
"apakah kamu pikir dia akan tertarik dengan wanita sepertimu yang hanya berpenampilan gembel." celoteh nya dengan merendahkan Anna
"aku hanya bertanya kamu kenal dengan Davin, tapi kenapa kamu malah merendahkan aku." tanya Anna santai, sedangkan kata katanya membuat Anna sakit hati.
"emang aku peduli, kan emang penampilan kamu murahan." semakin merendahkan Anna
"nih ya aku kasih tau Davin itu orang penting jadi kalau modelan seperti kamu nyari Davin jangan harap bisa ketemu sama dia, toh kamu bakal di tend...." jelasnya dengan panjang lebar belum selesai bicara Anna langsung meninggalkan Bella yang masih ingin melanjutkan ucapan nya.
"heii gadis kampungan, berani nya kamu mengabaikan aku bicara."teriak nya dengan keras, membuat orang di sekitarnya terganggu sampai menegurnya. "sialan, awas aja kamu gembel" batin Bella.
Sedangkan Anna berlari meninggalkan Bella karena melihat sosok yang di cari nya keluar dari arah lain.
"Ehm... ehmm... hallo tuan gila, kita bertemu lagi." Anna langsung mencekal tangan Davin seperti pagi tadi agar tidak bisa lari lagi.
"aduhh sakit... dasar keparat gila. woi tolong bantu sakit...!" Davin kesakitan dan mencoba meminta tolong pada teman teman nya. Tetapi teman teman nya diam saja, karena wanita yang mencekal nya. jadi mereka mengira itu adalah salah satu dari penggemar Davin.
"hohhh.. sakit ya." saut Anna dengan nada mengejek.
Davin yang langsung teringat dengan kejadian tadi pagi langsung sadar wanita itu menemukan nya, padahal dia dengan percaya diri tidak akan bertemu dengan nya.
"noonnnaaa... tolong lepas dulu baru kita bicarakan baik baik." mohon nya
"aku tidak dengar kamu bilang apaaaa!!!" ejek Anna lagi mencekal tangan nya semakin kuat.
"hehhh gembel... lepaskan Davin." Bella yang melihat Anna berlari mengejar Davin itu mengejar, karena penasaran kenapa Anna mengejarnya.
"berani sekali kamu melakukan itu padanya, kamu pikir kamu siapa berani menyentuh nya." mencari muka mencoba membantu Davin supaya dapat perhatian dari Davin.
Anna yang melepas cekalannya dari Davin tapi masih memegang erat lengan nya supaya tidak kabur lagi.
"bukan urusan mu jugakan. jadi tutup mulut mu itu terlalu berisik." bantah Anna yang merasa muak mendengar suara cempreng Bella. Lalu Anna menarik tangan Davin mencoba keluar dari gedung itu, agar orang orang seperti Bella tidak ikut campur.
"cepat ganti handset ku." tegas Anna yang langsung tanpa basa basi begitu sampai di tempat sepi.
"hahahaha.... kamu mencari ku hanya untuk minta ganti rugi??" davin tertawa yang menurut nya itu sangat lucu, hanya karena perkara handset Anna mencari nya.
"baiklah aku akan ganti." mencoba mengambil dompet dari sakunya.
"aku tidak minta uang mu." tegas Anna lagi.
"trus aku ganti pakai apa kalau tidak pakai duit." jawab Davin dengan sedikit kebingungan, karena menurut nya aneh, jika orang menuntut ganti rugi maka yang di minta adalah uang, tapi beda dengan Anna.
"kamu ganti dengan handset bukan uang." bantah Anna lagi.
Davin yang mendengar perkataan Anna langsung menarik tangan nya menuju ke suatu tempat, dan Anna yang merasa tangan nya di tarik hanya boleh mengikuti pergerakan Davin.
Bella yang melihat tangan Anna di gandeng oleh Davin, merasa sangat panas dan risih. Sehingga dalam pikiran nya Anna telah menggoda Davin, "dasar kampungan, awas aja kamu ya gembel." Bella membatin sedangkan dipikiran nya menyumpahi Anna.
Anna yang mengikuti langkah Davin mencoba memberontak, karna dirinya tidak tau kemana akan di bawa Davin.
"kita akan kemana???." tanya Anna
Davin"...." terus berjalan tanpa peduli dengan yang dia bawa.
"heii manusia kecoa.." Anna mencoba melawan tetapi Davin terus menarik tangan nya hingga mereka sampai di suatu counter hp terdekat di kampus mereka.
"harusnya ngomong dulu kalau mau kesini kecoa." Anna berbicara dengan nada kecil, membuat Davin menoleh kearah nya.
"pilihlah.." saut Davin
Anna yang merasa canggung dan bingung, "harusnya aku tidak minta di ganti... uhhh dasar Anna tolol..." Anna membatin menyumpahi dirinya sendiri.
"pak... mau handset yang bagus 1!!" langsung bertindak karena Anna hanya diam.
"nihhh...handset nya" Davin mencoba menyerahkan pada Anna, kemudian di tarik kembali oleh Davin.
"tunggu... aku sudah mengganti barang mu yang rusak. lantas gimana dengan tangan ku nona, ini sangat sakit." davin mencoba merayu Anna.
"ohhh apakah tangan mu patah tuan kecoa." balas Anna yang tidak mau kalah dan melihat handset yang di pegang Davin di sembunyikan di belakang nya.
"heii ini hampir patah, gimana biss..." belum selesai Davin melanjutkan ucapan nya Anna langsung mencekal tangan nya.
"hiyaa.. noonnaa.. au.. tolong ini sakit." menahan sakit Anna mencekal nya dengan kuat.
"jika tangan mu tidak patah lantas harus aku apakan tuan kecoa yang mulia." Anna semakin keras mencekal nya. membuat Davin semakin berteriak. Dan menjadi pusat perhatian di sekitar dan Anna melepas cekalan nya, dan mengambil handset yang jatuh dari tangan Davin.
"makasih.." saut Anna dengan singkat lalu meninggalkan Davin yang kesakitan..
Davin yang melihat Anna semakin jauh, merasa tertarik dengan Anna. Merasa Anna berbeda dengan wanita wanita yang selalu mendekati nya.
"tunggu....Tuan kecoa,, maksudnya aku tuan kecoa..... heiii nona tunggu.." saat Davin hendak mengejar Anna, akan tetapi sudah menghilang.
sepulang dari kampus Anna pulang sebentar untuk mandi, kemudian dia berangkat lagi untuk bekerja.
Restoran.
saat Anna sedang sibuk melayani para tamu dan pelanggan, hingga Anna tidak menyadari bahwa seseorang dari tamu yang dia layani sedang memperhatikan nya.
"bukannya ini wanita yang Davin ganggu tadi pagi ya?" tanya pria itu dalam hati, sambil memperhatikan tanpa kedip mata membuat korban menoleh kearah nya.
Anna yang melihat sepasang mata pria itu seketika terbuai, lalu Anna menggeleng kan kepalanya.
"ayolahh Anna, kamu sadar bukan saat nya mencari pria tampan" batin Anna mencoba menyadarkan dirinya, lalu mencoba melirik kearah pria itu. Dan ternyata Pria belum melepaskan pandangan nya dari Anna, membuat Anna gugup dan hampir menambrak tiang.
"menarik" batin Pria itu. Saat Anna sudah menghilang dari pandangan nya kini dia fokus pada rekan rekan nya.
Waktu menandakan pukul 23.00 dimana restoran akan tutup, para pelayan dan karyawan restoran sudah mulai membersihkan dan merapikan segala tempat. Tapi sepertinya para tamu yang Anna layani tadi sedang asik dan belum ingin keluar dari restoran.
"Anna kamu kemari" panggil salah satu staff restoran.
"iya pak. ada apa. ada yang perlu saya kerjakan?" balas Anna
"tolong kamu ke atas dan minta kepada tamu untuk segera keluar karna restoran kita akan segera tutup." titah staff restoran.
"hahh" Anna terkejut mendengar perintah dari atasan nya itu,
"ahhh.. baik pak akan saya laksanakan." saut Anna kembali, takut membuat staff nya marah.
"(menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya) huuhhhh..."lalu Anna berjalan dengan terpaksa dan berat. membuat staff nya kebingungan, "apakah terlalu sulit melakukannya padahal hanya untuk meminta tamu pulang saja." isi pikiran staff.
Anna melangkah dengan sangat gugup, jantung nya berdegup kencang seolah jantung mau pindah ke ginjal.
"Anna kamu kenapa.. ayolah jantung... hei kaki kenapa kamu gemeteran." Anna berbicara dengan dirinya sendiri lewat batin dan pikiran nya.
Begitu Anna tiba di atas, pandangan Anna tiba tiba saja tertuju pada Pria yang tadi menatap nya. Sontak membuat Anna semakin gugup dikarenakan Pria itu bahkan menatap nya sekarang.
"Tuan tuan maaf jika saya terlalu lancang, restoran akan segera tutup mohon untuk kerja sama nya. agar segera meninggalkan restoran." pinta Anna, mencoba untuk tidak kelihatan gugup Anna menunduk kepala dan tidak berani melihat para pelanggan.
Para tamu mencoba bangkit dan keluar satu persatu, sedangkan Anna masih berdiri dengan menundukkan kepala layaknya seorang pelayan. Tiba tiba saja salah seorang tamu itu mengelus kepala Anna dengan lembut, sontak itu membuat Anna terkejut dan memandang tamu yang mengelus kepalanya. Dan itu membuat nya semakin gugup sebab pandangan mereka beradu, dan Anna melihat ada kehangatan dari tatapan Pria itu.
"ku harap kita akan bertemu lagi nona" ucap Pria itu tersenyum lalu pergi meninggalkan restoran. "(semoga kita bisa berteman nona)" batin Pria itu
Deg... deg... deg....
Jantung Anna kembali mengguncang, di tambah dengan senyuman Pria itu. "tampan sekali..." batin Anna mencoba tenang, dan santai agar tidak ketahuan oleh rekan yang lain nya bahwa dirinya sedang berbunga bunga.
Setibanya Anna sampai dirumah, dia langsung melempar kan tubuh nya ke kasur. Dan tersenyum mengingat kejadian di restoran itu, dan mulai menghalu mungkin Pria itu jatuh cinta padanya. Mungkin mereka akan berjodoh, mungkin juga mereka akan menjadi sepasang kekasih apakah ini yang namanya pandangan pertama.
Hingga Anna melihat ada kecoa yang sedang berjalan jalan di lantai nya.
"dasar kecoa busuk ganggu halu ku saja" kesal Anna lalu menginjak kecoa sampi mati.
Anna kembali menghalu tapi kini yang di halukan nya bukan tentang Pria tampan itu, tapi dia teringat dengan tuan kecoa yang tadi pagi dan siang.
"apa aku terlalu kasar ya padanya?" dia kan sudah mengganti handset ku tapi kenapa aku malah mencekal tangan nya!! Anna merasa bersalah dan kasian.
"biarlah anna, tidak perlu merasa bersalah itu juga kesalahan nya" bantah pikiran Anna lagi.
Seiring berjalannya waktu, Anna kini sudah terbiasa dengan aktivitas dan kehidupan barunya di kota. Walau terkadang dirinya rindu ingin ke panti, tapi dia sering mengirim sumbangan berupa uang untuk membantu perekonomian anak anak panti. Karna dia tau apa saja yang menjadi kebutuhan dan kekurangan disana. Hingga Anna memiliki teman di kampus dan rekan kerja yang jiwa jiwa nya berbagai macam. Tapi Anna cukup bisa mengatasi nya karna dirinya sudah terbiasa dengan manusia manusia yang bermuka dua tiga mungkin lebih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!