NovelToon NovelToon

Istri Kontrak, Jangan Lepas

Flashback 1

"Dia memang Selingkuh, otak mu sudah di cuci pria itu!"

"Megan, jangan seperti itu. Patrick adalah pria yang baik, dia selalu jujur pada ku!" seru Safira sambil membersih kan memperbaiki pakaian nya.

Dia memang pernah sekali melihat orang yang mirip, atau bisa di kata kan persis sama dengan pacar nya, namun selalu di tepis nya dan parah nya penglihatan nya melihat bahwa wanita yang bersama pacar nya adalah sahabat nya dulu waktu SMA.

Tapi persahabatan mereka runtuh entah karena apa, Safira sama sama sekali tidak mengetahui alasan nya.

"Bodoh, kamu memang bodoh Safir. Cepat, ikut aku!" Megan langsung menarik tangan Safira dengan kasar. Dia sudah malas melihat sahabat bodoh nya ini, selalu saja menyangkal fakta jika Terkati dengan pacar nya itu.

Safira membantah tangan Megan yang menarik nya secara paksa. Bahkan penghuni apartemen itu yang berada di lantai atas melihat kehebohan dua wanita itu.

"Megan...Baik, aku ikut. Berhentilah menari ku seperti ini, aku malu di liat orang," jelas Safira. Megan melepas kan tangan Safira. Dia berjalan duluan dan masuk ke dalam mobil.

Safira merasa tidak enak hati nya, bagaimana dia nanti menghadapai pacar nya jika yang di kata kan Megan benar? Ah, dia sangat bingung saat ini.

Mobil yang di kendarai Safira bersama sahabat nya Megan sampai di sebuah Club.

"Kenapa kita ke sini?" tanya Safira bingung.

"Ikut saja, gunakan akal sehat mu bukan otak bodoh mu. Jadi lah wanita yang memiliki harga diri yang tinggi," ucap Megan dengan tegas.

Safira menatap Megan yang selalu membantu nya sejak kuliah ini, dia sama sekali tidak memandang status Safira yang sudah yatim piatu.

Safira nampak menutup mata saat akan memasuki club, baru saja selangkah masuk ke dalam tempat itu, dia sudah di suguhi seorang pria yang menghisap payudara seorang wanita. Ke arah kanan lagi, dia melihat seorang pria sedang menunggangi seorang wanita.

"Megan kita pulang saja, aku tidak tahan. Di sini membuat ku mual," jelas Safira menutup mata.

"CK, berapa umur mu. Sudah tua tapi otak masih polos," sindir Megan. Dia memegang tangan Safira erat-erat, dia takut sahabat nya itu akan ke sasar di dunia penyatuan para manusia haus bawah pusar.

Safira juga memegang erat tangan Megan, dia takut melihat pria yang mendekati nya.

"Megan, ini bukan perkara umur, lihat semua orang melihat ke arah kita. Tutupi dada mu, mereka melihat itu," ujar Safira dengan polos nya.

Megan yang mendengar itu tersenyum, "hmm, terus pegang tangan ku!" ujar Megan dengan tenang.

Mereka berjalan dan menaiki lift yang menuju lantai dua. Safira merasa lega karena sudah melewati neraka kenikmatan pria hidung belang dan wanita malam. Dia beranadar ke dinding lift.

Baru saja bersandar di sana, tangan nya sudah di tarik oleh Megan. Setelah sampai di depan sebuah pintu, Megan terdiam sebentar, begitu juga dengan Safira dia juga diam mengikuti Megan.

"Mmm, pelan-pelan honey," jelas kalimat itu terdengar di telinga Safira dan Megan.

Safira langsung membeku, dia mengenal suda itu.

"Aku tidak sabar, aku ingin menikmati tubuh indah mu. Akh selalu meminta pada Safira, tapi si bodoh itu sok polos," ujar seorang pria.

BAM

Megan yang sudah tidak tahan langsung menendang pintu yang ada di depan nya.

"Tutup mulut mu baj ingan," teriak Megan dengan lantang.

Safira ikut masuk dan melihat sang pacar sedang memangku sahabat nya dulu, dan wanita itu sudah setengah telanjang menampak kan gunung kembar nya. Wanita itu tersenyum licik ke arah Safira. Seperti mengata kan dia sudah milik ku.

"Memang kau adalah pria baj ingan," teriak Megan.

Safira hanya terdiam melihat suasana itu.

"Kata kan putus pada nya!" teriak Megan dengan marah karena melihat Safira menunduk seperti orang bodoh.

Mendengar suara Megan yang membara safira mengangkat kepala nya dan melihat wajah garang Megan.

Lalu tatapan nya beralih ke sepasang kekasih atau entah suami istri,Safira melihat ke arah meraka.

"Patrick, ingat aku yang memutus kan mu. Dan kau wanita cantik tapi sialan, selamat kau mendapat kan bekas ku, seorang baj ingan ku relakan untuk wanita *** *** seperti mu," ucap Safira dengan santai. Wajah itu tidak terlihat sedikit pun rasa sedih.

Patrick tidak menyangka bahwa jni adalah sikap dan tanggapan Safira terhadap diri nya yang selingkuh.

"CK, wanita sok suci seperti mu, miskin, dan tidak punya apa-apa, menurut mu aku menyesal? Selama ini kau bersikap sok lembut, tapi nyata nya wanita sebatang kara seperti mu lebih busuk," ujar Patrick dengan pedas.

"Kau memang bunga sekolah saat itu Safira, tapi tidak dengan saat ini. Kau hanya wanita miskin, menjijik kan," ucap wanita di sebelah Patrick.

Bukan Safira yang merasa panas telinga nya mendengar ocehan tak berbobot itu, namun Megan. Megan hampir saja menpar wanita di samping Patrick, namun sebuah tangan menghalangi nya.

Megan menatap sebentar tangan Safira yang menahan nya.

"Jangan melawan orang bodoh dengan kekerasan Megan, jika kau melakukan nya kau sama saja dengan nya," ucap Safira.

PLAK PLAK

Tiba-tiba tangan Safira terangkat ke atas dan memberi kan kedua orang di depan nya tamparan yang mulus.

"Biar aku saja, karena mereka tidak ada bandingan nya dengan ku," ucap Safira tersenyum sinis lalu menarik tangan Megan Keluar dari sana.

Megan yang di tarik tangan nya merasa heran, bagiamana seorang Safira yang biasa nya menunduk dan selalu menepis pikiran buruk tentang pacar nya sangat santai memergoki pacar nya?

"Safira, are you okay?" tanya Megan dengan khwatir.

Safira diam, Megan membawa nya ke salah satu meja yang ada di bar itu.

"I am okay," jawab Safira tersenyum.

"Mau minum, kita akan menghilang kan stress di sini," tawar Megan.

"No, aku pulang saja. Aku ingin tidur. Pil tidur lebih berguna dari itu," jawab Safira berdiri dari duduk nya. Dia m mang tidak suka berada dia sini, hanya saja pria sialan itu memancing nya untuk datang ke sini.

"Baiklah, tapi aku masih di sini, ingin bertemu teman-teman SMA ku, kau akan di antar supir ku!" ucap Megan. Seorang pria yang sudah berumur datang dan membawa Safira.

Safira yang masih di landa rasa kecewa, bukan karena di khianati. Tapi selalu di kata kan sebatang kara dan miskin dan lebih membuat nya sakit adalah tidak memiliki orang tua.

Sambil berjalan, Safira merenung.

Dia tidak melihat ada segerombolan pria berjas rapi berjalan dengan tegap nya.

BUG

Safira tambah marah, seperti nya Tuhan tidak menyukai nya hari ini. Bahu nya terasa sakit, tamaran lampu tidak menampak kan dengan jelas wajah pria yang di tabrak nya.

"Fu*ck," ucap Safira dengan keras. Dia kemudian berjalan cepat meninggal kan ruangan panas itu. Dia tidak melihat tatapan tajam dari orang yang di tabrak nya. Pada hal dialah yang salah.

"Perlu saya beri pelajaran Tuan?" tanya sekertaris nya.

Pria itu melihat wanita yang menabrak bersama dengan seorang pria tua. Ini adalah sebuah bar, pasti nya semua orang tau kenapa wanita itu bersama pria tua.

"Tidak perlu. Juga selesai kan urusan kita di negara tirai bambu, ini, setelah itu kita kembali sesuai dengan perintah pria penguasa itu" jawab pria itu.

"Tuan Shine, saya juga mendapat pesan dari Nyonya," seru sang asisten. Shine abai dan melanjut kan perjalan nya, dia juga sangat merindu kan sang mommy, tapi urusan nya di sini belum selesai.

Belum beberapa jam meeting itu berjalan, Shine merasa kan suhu tubuhnya naik.

Sang asisten yang melihat tuan nya sudah seperti terangsang sesuatu langsung membekuk lawan bisnis nya.

"Bunuh mereka!" ucap Shine tanpa menoleh sedikit pun ke arah lawan bisnis nya yang sudah memohon.

Dia berdiri dan berjalan meninggal kan bar itu, tubuh nya benar-benar mengingin kan kenikmatan saat ini. Tapi dia tidak ingin melakukan nya di sini, apartemen lebih baik.

Samar, Shine melihat beberapa deret pintu di sana, setau nya hanya satu ruangan di lantai atas dan itu milik nya. Dia berjalan ke arah pintu yang random, dia membuka kamar itu dan sudah melihat seorang wanita berbaring di atas ranjang.

"Bah kan *** *** itu lebih cepat dari ku," ucap Shine sambil berjalan ke arah ranjang.

Pria itu mengetahui bahwa obat yang mengalir di dalam tubuh nya adalah tingkat dosis yang tinggi.

Di langsung membuka pakaian nya dan menerjang wanita ya g ada di ranjang. Namun aneh nya wanita itu tidak membalas nya.

"Sial, wanita apa yang kau kirim, Xavier sialan?" teriak Max. Dia harus bekerja saat ini agar bisa menuntas kan hasrat nya

Flashback 2

Pagi hari nya Safira bangun. Dia sangat kesal karena tidak bisa menikmati tidur nya, dia semalaman merasa ada yang mengganggu tidur nya seperti nyamuk yang menggigiti.

"Ahhh, percuma minum pil tidur, sangat tidak berguna. Apa ini juga hari sial, tidak bisa tidur, ahh sungguh menyedih kan " ucap Safira. Mata nya masih saja tertutup, dia mengoceh karena rasa kesal nya.

Safira membuka mata nya tiba-tiba ketika merasa kan perut nya berat seperti ada yang menimpa.

"Apa ular," kaget Safira langsung menyibak kan selimut nya.

Safira semakin kaget ketika melihat ada pria di ranjang nya, pria itu pun sudah telanjang dada, begitu pun dia juga hanya memakai dalaman saja.

Safira ingin menangis sekali, tapi apa boleh buat. Yah seperti nya kesialan selalu menghinggapi nya akhir-akhir ini. Tak terasa air mata nya menetes begitu saja, dia tidak tau apa salah nya di dunia ini, selalu saja keberuntungan berlari dari nya.

Bahkan saat ini kehormatan nya sebagi seorang wanita di direnggut begitu saja.

Tidak ada lagi beda nya dengan wanita malam yang di lihat nya di bar semalam.

Safira menatap ke arah samping, dia terlonjak kaget lagi melihat jam dinding, dia terlambat. Saat ini dia harus mengikuti interview di perusahaan tempat yang ia lamar. Dengan cepat dia menghapus air mata nya, hidup selalu berjalan terus bukan?

Dia lulusan D3, dia mendapat beasiswa dalam negeri dan sangat terbatas hanya sampai di di D3 saja, bisa saja dia mendaftar beasiswa luar negeri, tapi dia tidak yakin bisa bertahan di sana karena harus menghadapi dunia baru. Jadi dia memutus kan tetap berada di negeri tirai bambu saja.

Dia mengambil ponsel nya dan mengambil beberapa gambar pria di ranjang nya. Dalam pikiran nya dia harus meminta pertanggung jawaban, dia tidak mau di klaim sebagai wanita murahan, harkat dan martabat nya sebagai wanita sangat lah penting.

Setelah mengambil beberapa gambar pria yang sedang tidur itu, Safira langsung berlari ke arah meja di sudut sana. Dia menulis sesuatu lalu berlari ke ranjang. Dia meletak kan kertas itu dan mengambil dompet sang pria.

Dia meletak kan kertas itu di atas dompet, agar lebih mudah di baca.

Kemudian dia dengan cepat berlari ke arah kamar mandi dan membersih kan diri. Dia tidak boleh terlambat, dia harus mendapat kan pekerjaan ini.

Saat mandi, Safira membayang kan tubuh wajah pria yang berada di kamar nya, sangat tampan, bahkan seperti ciptaan Tuhan yang tidak di bair kan menyimpang sedikit pun.

"Ah, kenapa aku menjadi bodoh. Fokus Safira, kau harus mencari pekerjaan," ucap wanita itu membersih kan tubuh nya.

Dia sudah membawa pakaian nya ke dalam kamar mandi, setelah itu dia langsung pergi dan meninggal kan apartemen.

Sebenar nya juga dia berada di kawasan elit apartemen seperti ini karena bantuan dari Megan. Wanita itu sama sekali tidak memandang status nya yang hidup sebatang kara, miskin dan lain nya.

Dia langsung berlari menuju basement dan mulai berjalan, ojek online atau taksi online sama sekali tidak bisa masuk ke kawasan ini karena ini merupa kan kawasan elit.

Safira berjalan dengan cepat, taksi yang di pesan nya sudah berada di depan sana, dengan semangat bercampur sedih Safira berlari menuju taksi yang di sana.

Baru saja keluar dari gerbang besar itu, Safira yang berjalan di pinggir jalan langsung terkena siraman air dari mobil yang melaju kencang. Dan sial nya mobil itu sama sekali tidak berhenti dan membiar kan diri nya seperti itu.

Safira berteriak, namun sama sekali tidak di dengar. Dia tertunda meratapi nasib sial nya, dia kemudian naik ke dalam taksi d Ngan lemas. Semangat yang sebelum nya membara kini tidak terlihat lagi, bahkan setelah memasuki taxi dia menangis sejadi-jadi nya.

"Nona, mohon maaf tapi tolong jaga baju anda agar tidak mengotori taxi saya," ucap supir dengan baik-baik.

Safira mengerti itu dan melipat rok nya ke paha agar tidak terkena kursi taxi. Dia masih terisak meratapi nasib nya ini.

Sesampai nya di perusahaan tempat Safira melamar, dia langsung berlari masuk ke dalam perusahaan. Tapi langkah nya di henti kan oleh seorang satpam.

"Nona, anda di larang masuk!" ucap satpam itu. Dia melihat Fira dari atas sampai bawah, sangat kotor.

"Pak, tolong izin kan saya masuk, saya adalah kandidat yang mendapat panggilan interview, saya harus segera masuk," ujar Dira dengan memohon.

"Tidak bisa Nona, pekerjaan saya yang akan menjadi taruhan nya jika anda bersikeras," ucap si satpam.

"Ada apa ini?" seorang manajer datang karena melihat keributan yang sangat menggangu itu.

"Maaf ibu , dia mengaku sebagai kandidat yang di panggil interview," jawab si satpam.

ia yang di panggil melihat tajam ke arah Safira

"Meski pun kau telah di panggil interview, jika rasa hormat mu pada perusahaan ini hanya sebatas itu, saya memutus kan kau tidak di terima sama sekali," jelas sang manajer.

Manajer itu heran melihat Fira yang mengguna kan baju kotor, bahkan terlambat satu jam dari waktu yang di tentu kan. Apa itu nama nya seorang o lamar kerja?

Lagi-lagi Safira harus pulang dengan tangan kosong, seharus nya dia sudah bisa mendapat kan pekerjaan saat ini, namun karena kejadian tadi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia pulang dengan lemas, bahkan ada orang yang menganggap Safira gila karena penampilan Safira.

Disi lain, di sebuah apartemen tepat nya di di apartemen Safira, seorang pria bangun dari tidur nya. Dia merasa kan kepala nya sangat berat. Ternyata itu akibat pengar nya semalam.

Bunyi dering ponsel Shine membuat nya terbangun, dia mencari air minum karena sudah merasa sangat haus. Namun tidak ada, dia mengedar kan pandangan nya.

"Sial, ini bukan apartemen ku," batin Shine bangkit dari tidur nya.

Dia memutar memori nya, ternyata ada seorang wanita bernama nya semalam. Dia mengingat seluruh kejadian itu.

Dia mengambil pi sel dan menekan tombol hijau di ponsel nya.

"Son kau di mana, kenapa tidak memberi kabar, Xavier mengata kan ada masalah." Lawan bicara Shine langsung merepet seperti radio membuat pria itu tersenyum.

Dia bersyukur mommy kandung nya masih hidup. "Come on Mom, i'm okay. Hanya masalah kecil," ucap Shine.

"Sayang, lepas kan dulu tangan mu geli. aku lagi berbicara pada anak kita," ucap Ros terdengar di telinga Shine membuat dia jengah.

"Aku akan kembali mom, dan tolong nasehati pria tua itu agar tau sopan santu," ejek Shine.

"Kau, apa yang...tut.tut..tut," suami Rosaline ketika mendengar suara BIP dari ponsel.

Shine tersenyum mendengar keharmonisan ayah dan Dad nya. Hal yang ia impikan dulu sudah terjadi di depan mata nya.

Dia kemudian mengambil kameja nya dan hendak mengambil dompet nya yang berada di atas meja.

Dia melihat secarik kertas berada di sana, dan membaca isi surat itu. Dia tersenyum smirk, "wanita murahan!" ucap Shine.

Tiba-tiba pintu di dobrak dengan keras, ternyata itu adalah sang asisten.

"Tuan anda...,"

"Kita pulang!" ucapan si sekertaris berhenti ketika mendengar ucapan Shine.

"Bagaiman dengan wanita yang berada di sini?" tanya Xavier.

"Tidak terlalu penting, mommy sudah menunggu ku. Pria tua itu juga akan memberi kan pekerjaan baru untuk ku," ucap Shine berjalan meninggal kan Xavier di sana.

Shine berjalan dengan santai, sedang kan Xavier sibuk menghapus jejak Shine yang berada di apartemen ini.

Jangan lupa like nya 😊😊👍

Horas ✋✋✋

Flashback 3

Safira pulang ke apartemen nya, dia m mengingat pria yang menodai nya saat itu tidur bersama nya. Dia mempercepat langkah nya agar tidak kecolongan oleh pria itu.

Tapi dia benar-benar tidak di terima permintaan nya, dia hanya menemu kan selembar cek di sana. Dia langsung bepergian ke bagian CCTV apartemen, tidak ada jejak apa pun.

Safira mengingat bahwa dia memiliki foto pria itu. Entah angin apa yang datang ke otak Safira, dia melaku kan pencarian foto itu di internet.

Dia menemu kan satu foto, namun itu adalah putra tunggal pemilik perusahaan raksasa ternama di Eropa tepat nya di negara Spanyol. Safira mencocok kan foto itu, "benar, itu adalah dia," ucap Safira tersenyum.

Namun sedetik kemudian wajah nya berubah lesu. Tidak mungkin bukan dia menuntut itu pada pemilik perusahaan ternama di Eropa. Justru diri nya lah nanti yang akan di oe jara bukan.

Safira kembali ke kamar dan menangis tersedu-sedu. Apa yang harus di lakukan nya saat ini, bagaimana jika diri nya hamil? Siapa tempat pengaduan nya? Safira terduduk di lantai dan menangis tersedu-sedu, hanya ini lah pelampiasan nya saat ini.

Setelah beberap jam Safira menangis, dia memutus kan sesuatu. Dia berdiri tegap, namun hati kecil nya sangat lemah. Dia memaksa kan diri.

**

Di negara Spanyol tepat nya di mansion Browns, seorang pria melihat iri pada putra dan istri kecil nya.

"Bisa kah kau melepas kan istri ku? Cari saja wanita mu sialan, kau merebut istri ku," ucap seorang pria yang sudah matang.

"Mommy, lihat pria uang sudah tua itu. Bagiamana dia sangat iri pada putra nya sendiri," jawab pria yang sedang memegang tangan mommy nya.

"Son, Sayang, kalian jangan berantam terus. Telinga ku panas."

Rhadika tersen licik, "Habislah kau Son," batin Dika. Dia mendekat ke arah sang istri dan memeluk posesif.

"Baby, kau tau putra mu. Dia suka bermain wanita, seperti yang kau tau bukan, dia sudah berumur dua puluh empat tahun, sudah waktu nya menikah. Aku mendengar dari mata-mata ku dia bermain wanita sejak terutama sejak berada di cina," jelas Dika.

"Dad, what the hell," ucap Shine panik. Yang di umpatan hanya mengedik kan bahu nya.

Ros menutup mulut nya tak percaya.

"Son, dari umur dua puluh sampai saat ini kau seperti itu? Kau membantah mommy?" ucap Ros memegang dada nya.

"Come on Mom, itu sudah hal biasa bukan?" seru Shine menjawab mommy nya.

"Hal biasa? CK, kata nya jenius," ejek Rhadika membuat Shine panas.

"Dad, jangan...,"

"Cukup! Itu semua salah mu!" tunjuk Ros pada suami nya.

"Kau juga saat muda seorang player bukan. Itu karena Daddy nya player, maka anak nya juga player," ucap Ros menunjuk suami nya. Shine tersenyum puas melihat Daddy nya skakmat.

"Dan kau. Awas saja ada wanita yang kau main kan datang ke rumah ku. Akan ku hukum kau!" ucap Ros menunjuk-nunjuk wajah putra nya.

"Apa kah arti nya kau mengata kan aku tua sekarang?" terdengar suara yang dingin dari belakang Ros. Wanita itu merinding bulu kuduk nya mendengar suara yang dingin itu.

"Ah, aku salah berbicara," batin Ros.

Baru saja akan berbalik, tubuh Ros sudah melayang ke angin. "Akan ku tunjuk kan seberapa tua aku," ucap Dika mengangkat sang istri kedalam dekapan nya.

"Sayang, mmm Shine baru pulang. Kita harus makan bersama nya," ujar Ros.

"Dan kau, jika sampai yang di kata kan mommy mu terjadi, kau akan mengemban sebagai CEO di perusahaan Ax Company. Itu hukuman dari ku," ujar Rhadika.

Xavier yang sedang menuju ke sana mendengar itu hampir saja terjatuh. Masih mengelola perusahaan shine sendiri dia sudah hampir mati, apa lagi perusahaan raksasa itu, badai besar seperti apa yang harus di hadapi nya nanti.

"Seharus nya orang bersyukur bukan memiliki harta yang banyak, tapi lihat wajah tuan Shine," batin Xavier.

Satu Minggu kemudian, seorang wanita terlihat mondar mandir di bandara, dia bingung harus melaku kan apa, dia takut nanti nya salah alamat karena banyak informasi yang beredar di internet.

Dia terlebih dahulu duduk dan membaca ulasan-ulasan yang ada di internet. "Semoga benar, apa pun yang terjadi aku akan menanggung nya. Setidak nya aku sudah berusaha," batin wanita itu.

Dia menaiki kendaraan yang di pesan nya secara lain, dunia yang saat ini di hadapi nya adalah dunia barat di mana hal ciuman bisa di sebut sebagai salam sapa. Dan itu benar terjadi di depan wanita itu. Dia hanya memegang erat tas besar nya itu.

Sesampai nya di depan gedung mewah dengan pagar menjulang tinggi, wanita itu semakin memegang erat tas nya.

"Permisi..." ucap Safira sambil mengetuk pintu . Sudah berulang kali Safira mengetuk gerbang tertutup itu namun tidak ada sahutan. Saat akan bepergian tiba-tiba dari sela pagar ada seorang pria berjas hitam bertanya pada nya.

"Siapa nama mu?" tanya pria itu dengan tegas.

"Saya Safira Tuan," jawab Safira mulai takut.

Pria berjas hitam mengamati pakaian Safira, setelah itu membuka gerbang. Para pengawal tidak menaruh curiga karena melihat tubuh Safira yang sudah mulai gemetar.

Pria itu nampak mengeluar kan uang. "Pergilah, ini untuk mu. Sekali lagi jangan menginjak kan kaki di sini atau nyawa mu menjadi taruhan nya," ucap pria berjas hitam dengan tegas sambil membawa Safira ke pinggir gerbang.

Ternyata mereka adalah pengawal penjaga gerbang. Mereka sudah melihat dari jauh sana mobil sang Nyonya ingin keluar.

Safira semakin gemetar, ketika melihat sebuah mobil mendekat ke arah meraka, terutama melihat pria berjas hitam di depan nya menunduk. Dia tidak ada pilihan lain dia juga ikut menunduk.

Mobil berhenti tepat di depan Safira dan pengawal.

"Ada yang tertinggal Nyonya?" tanya pengawal ketika pemilik mobil membuka jendela kaca mobil. Ternyata itu adalah Rosaline, Nyonya Browns.

"Siapa gadis itu?" tanya nya.

"Maaf Nyonya, dia hanya meminta uang," jawab salah satu pengawal.

Safira terus saja menunduk. Ini adalah kebiasaan wanita itu ketika sudah ada masalah di depan nya.

"Kenapa dia tidak menjawab, kenapa harus kau yang mewakili nya?" tanya Ros.

Dari segi penampilan Safira tidak lah terlihat seperti pengemis. Wajah nya cantik, bersih, hanya pakaian kuno itu yang membuat nya tampak seperti orang zaman dulu.

Safira dengan gemetar mengeluar kan PKS El nya.

"Maaf...maaf Nyonya, saya lancang datang ke mansion kalian. Aku hanya mencari pria ini untuk meminta pertanggung jawaban dari nya,' jelas Safira.

Mata Rosaline melotot melihat wajah pria yang ada di foto, bahkan pria itu bertelanjang dada. Ros memperhati kan wajah polos wanita di depan nya.

Dia langsung mengambil ponsel nya.

"Halo mom?"

"Pulang sekarang!' bentak Ros. Baru kali ini dia membentak sang putra.

Kemudian di beralih ke sambungan yang lain.

"Sayang, dalam lima belas menit kau harus pulang. Lewat dari situ kau bukan suami ku," ucap Ros sarkas.

Rhadika yang mendengar ucapan itu memegang kuat ponsel nya.

Bug

Dia memukul meja dengan keras membuat semua peserta meeting keluar dari sana.

"Apa yang terjadi di mansion Max?" tanya Rhadika.

"Semua nya baik-baik saja Tuan, tapi saya tidak tau dengan Shine," jawab Max.

"Anak sialan itu, aku harus memberi kan dia pelajaran," ucap Dika berjalan dengan langkah tegas nya keluar dari ruang meeting.

Shien yang di bentak mommy nya merasa tidak terima. Keaalahan besar apa yang dia laku kan. Dia merasa tidak melaku kan hal menyimpang.

Kedua pria itu bergegas ke menuju mansion. Satu takut karena mommy nya marah, satu lagi takut jika istie nya membuang nya dan tidak mengakui nya.

Jangan lupa like nya 😊👍👍👍

Horas ✋✋✋

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!