NovelToon NovelToon

Six Weapons Of Doom

Prologue : Battle in different world

Di sebuah dunia yang tidak di ketahui, pertarungan terakhir antara kegelapan dan para pahlawan terjadi. Setelah bertarung cukup lama dan seimbang, semua pahlawan kelelahan. Seorang pahlawan yang menggunakan pedang mengangkat pedang nya untuk menyemangati lima pahlawan lainnya,

“Majuuuuu……” Teriak salah satu pahlawan dengan menghunuskan pedang nya yang bernama The Black Unholy Sword.

Sebuah pedang besar yang di pakai oleh dua tangan dengan kekuatan yang bisa membelah bukit dengan satu sabetan. Pahlawan itu maju paling depan dan langsung menyabetkan pedang nya ke kepala seekor naga hitam dengan badan yang kekar dan memiliki tanduk kambing. Sebelum sabetan pedang itu sampai ke kepalanya, tangannya menangkap pedang dan melemparkan pahlawan itu.

Seorang pahlawan yang menggunakan Spirit Bow of Chaos, menembakkan lima anak panah sinar berwarna hitam ke arah dada naga itu, semua panah nya menancap di dada naga dan melukai nya. Melihat naga yang mengerang di panah, seorang pahlawan yang menggunakan Double Ax of Destruction langsung melompat dan menebas dari atas ke bawah dada naga yang terkena panah tersebut. Serangan nya membuahkan hasil, dada naga langsung terbelah dengan luka yang menganga.

Naga itu mengerang, kedua tangannya memegang dada nya yang kesakitan. Tiba tiba seorang pahlawan bepakaian hitam dan menggunakan senjata Dual Katana of Vengeance, dua buah katana yang di gunakan di tangan kanan dan kiri, berwarna merah darah, dengan secepat kilat  melayangkat sabetan berkali kali ke seluruh badan naga itu.

“Graaaaaaah……” Naga itu menengadah ke atas dan meraung karena marah.

Dari mulut nya langsung menembakkan sinar kebiruan ke arah para pahlawan yang berkumpul di depan nya.

Seorang pahlawan yang memakai perisai besar berbentuk layang layang, berwarna hitam, sebuah tengkorak sebagai penghias nya dan bernama Shield of Dark Skull, langsung menancapkan nya di tanah sebelum sinar itu datang. Hiasan tengkorak yang berada di depan nya membuka mulut nya dan menelan sinar yang datang kepadanya. Kemudian matanya menyala menjadi merah dan mulut nya membuka lagi. Dari perisai itu keluar sinar yang sama hanya saja lebih kuat mengarah ke naga itu.

Dada naga yang sudah terluka langsung terhantam oleh sinar itu dan menembus nya, membuat dada naga itu berlubang. Kekuatan regenerasi naga itu luar biasa, lubang yang besar itu mulai menutup. Untuk mencegah itu, seorang pahlawan yang menggunakan senjata sebuah sabit besar bernama Death Scythe of Underworld, langsung menancapkan ujung sabit nya di lubang dan mencegah regenerasi naga itu.

“Graaaaaaaaah…..kurang ajar…..” Teriak naga itu.

Karena sudah mengetahui dia akan mati, naga itu mengangkat kedua tangannya. Dia mengerahkan semua tenaganya dan di antara kedua tangannya muncul bola hitam yang semakin lama semakin besar, bola hitam itu menyerap segalanya.

“Hahahaha….aku akan bawa dunia bersamaku…….” Naga itu tertawa.

“Tidak akan ku ijinkan…..” Teriak seorang dari belakang naga itu.

Naga itu menoleh dan melihat pahlawan berpedang sudah menyabetkan pedang ke leher nya. Kepala Naga itu langsung terputus.

“Tidaaaaaak…….” Kepala naga yang melayang itu sempat teriak sebelum masuk ke dalam lubang hitam yang dia buat sendiri.

Tubuh naga itu langsung ambruk dan tidak bergerak lagi. Tapi lubang hitam itu masih berputar di langit dan menyerap semuanya.

“Kita harus menutup nya….” Teriak seorang pahlawan yang menggunakan Bow.

“Bagaimana caranya ?” Tanya pahlawan yang memakai Scythe.

Pahlawan yang menggunakan pedang itu langsung menghampiri semua pahlawan yang sedang berkumpul.

“Satukan semua senjata kita dan kita maju ke sana…..” Ujar nya.

Semua pahlawan yang lain mengangguk. Mereka langsung berteriak dan melompat menuju lubang hitam. Belum sampai ke lubang hitam, tubuh mereka mulai terurai.

“Lempar……” Teriak salah satu pahlawan dengan badan sedang terurai.

Semua pahlawan melemparkan senjata mereka ke arah lubang hitam dengan sekuat tenaga dan sisa tenaga mereka. Tubuh mereka langsung hancur terurai dengan senyum menghiasi wajah mereka. Senjata senjata mereka melesat menuju lubang hitam. Ketika senjata senjata mereka beradu dengan lubang hitam\, sebuah ledakan yang sangat besar terjadi. Cahaya terang menyilaukan dunia itu. Semuanya menghilang. Di udara terdengar suara yang merupakan suara dunia\, kata katanya : [system error] [shut down] [3…2….1…Restart] [Blip]

--------

Bumi, tahun 4030 AD, di sebuah kota besar di dalam dome, di sebuah apartemen kumuh.

“Ugh…aku dimana ? Eh…ini kamar ku ?” Tanya seorang anak laki laki.

Dia melihat tangan dan sekelilinya, dia sadar dia sedang berada di apartemen nya. Tiba tiba kepalanya sakit. Dia mengingat pertarungan terakhir di dunia lain ketika melawan naga hitam besar yang mengerikan. Dia langsung duduk karena sudah sadar. Di depannya ada sebuah cermin, dia melihat wajah nya dan meraba wajah nya yang berlumuran darah, sepertinya darah nya berasal dari kepalanya. Nama anak laki laki tampan dengan rambut hitam berantakan tersebut Narukami Makoto, berumur 17 tahun, kelas 2 SMA (highschool), tinggi badannya 178cm.

“Aku ingat, kepalaku….aku terbentur pembatas jalan ketika jatuh dari motor. Tapi aku sudah sembuh…tangan ku yang patah juga…aneh…padahal karena tidak punya uang aku tidak di rawat di rumah sakit.”

Dia mengamati badannya sendiri sebab dia merasa berjalan pulang sehabis kecelakaan dan begitu melihat ranjang nya dia pingsan. Karena bingung, dia turun dari ranjang nya, dia melompat lompat kecil dan mencoba memukul dengan tinju tangan nya yang patah. Dia melihat tangan nya, mengepalkan nya dan membuka nya. Kemudian dia membuka bajunya dan memeriksa badannya kalau kalau ada kelainan. Badannya kekar, dengan roti sobek sebanyak 6 buah di perut nya dan selebih nya masih sama seperti sebelum nya.

“Hmmm aneh….kok bisa ya….ah…sekolah….” Dia melihat jam dinding di kamarnya dan sadar dia harus sekolah.

Dia langsung lari ke kamar mandi untuk membersihkan wajah nya yang berlumuran darah dan mengosok giginya. Dia memeriksa kepalanya sekali lagi. Luka di kepalanya sudah menutup dengan bekasnya terlihat jelas di antara rambutnya yang lebat dan berantakan. Dia langsung memakai seragam nya yang di gantung di pintu. Dia terlihat gagah dengan seragam blazer biru, kemeja putih yang di keluarkan dari celana, dasi biru tua dan celana bahan biru. Dia menggulung lengannya sampai ke siku, kemudian langsung keluar menyambar tas nya dan memakai sepatunya. Setelah keluar, dia kembali lagi ke dalam dan langsung berlutut di depan sebuah lemari berisi altar abu orang tua nya. Dia mengatupkan tangannya dan memejamkan matanya.

“Aku pergi dulu, papa, mama, Aya nee….”

Dia berdoa pamit di depan abu ayah, ibu dan kakak perempuan nya. Setelah itu, kali ini dia benar benar keluar dari apartemen nya. Setelah mengunci pintu unit nya, dia langsung turun dan melihat motor nya hancur berantakan. Karena takut terlambat, dia tidak memperdulikan hal itu. Dia berlari keluar dari gedung apartemen nya menuju stasiun. Dengan lari sekuat tenaga, akhirnya dia berhasil masuk ke dalam kereta yang pintunya sudah mau menutup.

“Huff….huff….selamat……hampir saja aku kena di hukum.” Pikirnya sambil mengatur nafas nya.

Dia mengeluarkan smartphone nya dari saku celananya kemudian memasang earphone nya di telinganya yang memakai anting itu. Lagu di putar, dia dengan tenang berdiri sambil berpegangan ke atas. Dia melihat keluar jendela kereta yang sedang berjalan. Langitnya berbentuk kubah karena kota tempat dia tinggal berada di dalam dome yang dinamakan Dome Tokyo. Di luar dome sudah tidak bisa di huni manusia karena radiasi nuklir yang menyebar di seluruh dunia akibat perang dunia. Perang dunia tahun 3950 dan berakhir tahun 4000, membuat manusia yang berjumlah 7 miliar jiwa, menyusut menjadi 1 miliar jiwa dan hidup di dalam dome di seluruh penjuru dunia. Di luar dome di huni oleh makhluk makhluk mutasi dari hewan dan manusia akibat radiasi.

Makoto melihat suasana kota yang terbagi dua oleh dinding pemisah, kalangan elit dan kalangan kumuh. Sayang nya dia termasuk penduduk di kawasan kumuh. Dia sangat ingin pergi ke daerah elit untuk sekedar jalan jalan, tapi sayang penduduk di kawasan kumuh tidak boleh masuk ke sana. Tapi dia bercita cita ingin tinggal di sana dan bekerja di sana, sebab itu adalah impian orang tua dan kakak perempuannya untuk nya.

“Yosss….hari ini berjuang lagi di sekolah….” Pikirnya sambil mendengarkan lagu.

Kereta sampai di stasiun tempat Makoto biasa turun. Tanpa menunda lagi, dia langsung keluar dan berlari menuju sekolah nya. Dia melihat gerbang sekolah nya yang bernama Tekoku High, penuh dengan coretan graffiti dan gambar gambar tidak jelas. Siswa laki laki dan perempuan di sana berasal dari kalangan kumuh. Selain itu, sekolah ini juga banyak di huni oleh siswa siswi buangan keluarga elit. Misal anak haram di luar nikah dan sebagainya. Dengan wajah tersenyum, Makoto masuk ke dalam sekolah nya dengan percaya diri.

Dia langsung masuk ke dalam gedung sekolah dan mengganti sepatunya di loker. Kemudian dia menuju kelas nya, yaitu kelas 2-1. Dia langsung duduk di paling belakang di barisan ke 4 dekat jendela, tempat duduk yang sudah di tentukan untuknya.

“Lambat……”

Makoto mendengar suara perempuan di sebelah nya. Dia menoleh dan melihat siswi perempuan yang duduk disebelah nya. Siswi itu mempunya perawakan yang cantik dengan rambut pendek seleher, poni nya menutupi sebelah matanya berwarna hitam, badannya seksi dan tinggi nya sekitar 170cm. Wajah nya datar tanpa ekspresi dan dia jarang berbicara. Di telinganya ada 3 anting di sebelah kanan dan 3 di kiri. Seragam blazer biru nya tidak di kancing, kemeja putih nya keluar dari rok birunya dan pita merah yang sedikit turun di dada nya yang tidak besar tapi juga tidak kecil.

“Selamat pagi, Kouga Nanako san……” Sapa Makoto.

“Huh…kenapa terlambat, mana catatan mu, aku pinjam…..”

“Siap, Nana sama…….” Makoto langsung mengeluarkan catatan nya dari dalam tas.

Dia langsung memberikan catatan nya kepada Nanako di sebelah nya. Nanako langsung mengambil nya dan menyalinnya. Makoto mengamati keluar jendela dan sesekali melihat Nanako. Tiba tiba punggung di tepuk dengan kencang sampai badan Makoto maju ke depan.

“Yo, Mako…jangan melihat Kouga san terus hehehe…..”

Seorang siswa berbadan besar dan kekar, tampan, berwajah kotak tapi sangar, berambut cepak warna pirang, memakai kalung tengkorak dan cincin tengkorak. Tingginya sekitar 185cm. Dia tidak memakai blazernya hanya kemeja putih yang kerah nya dibuka dan lengannya di gulung sampai siku. Namanya Higerashi Tetsuo.

“Haaah….Tetsuo, badan mu besar, kira kira kalau pukul.”

“Haha maaf maaf……eh Mako, boleh minta tolong ?”

“Apa….? Liat tuh, Kouga san jadi malu…..”

Nanako langsung menendang kursi Makoto sampai begertar dan membuang wajah nya. Tetsuo kelihatan khawatir.

“Minta tolong dong Mako……”

“Iya apa…..”

“Ada 100 yen dulu ga, lihat di belakang ku………”

Makoto langsung menjulurkan kepalanya ke samping melihat kebelakang Tetsuo yang berbadan besar. Dia melihat seorang siswi perempuan cantik dan super seksi dengan buah dada yang besar. Rambutnya panjang bergelombang sampai bahu dan di ikat pony tail. Tubuh nya berisi dengan tinggi badan sekitar 165cm. Blazer biru nya di ikat di pinggang, kemejanya barada di luar rok dan ujung nya di ikat, pitanya sangat turun karena kemeja bagian atas tidak di kancing, penyebab nya tidak muat. Pegelangan tangannya penuh dengan gelang rantai. Namanya Kobayashi Reina. Dia menunggu di luar kelas dengan wajah marah dan melipat tangan di dadanya.

“Haaa pasti kamu pakai duit dia lagi ya……”

“Hehe iya, tadi pagi aku lupa bawa dompet…..”

“Tapi pasti ada hal lain, bukannya dia biasa membayari kamu ?”

“Umm aku tidak sengaja meremas dada nya, dia langsung minta di ganti uangnya, tolong Mako….” Tetsuo mengapitkan kedua telapak tangannya di depan Makoto.

Makoto langsung mengeluarkan dompet yang di rantai ke ikat pinggang nya. Dia mengambil uang 100yen dan memberikan nya kepada Tetsuo.

“Nih….dah urus dulu…..”

“Thanks bro, kamu benar benar sahabat ku yang paling baik…..” Tetsuo langsung berbalik menuju ke Reina.

Melihat Tetsuo pergi, Nanako langsung menoleh kepada Makoto. Wajah nya terlihat kesal dan tidak bersahabat. Makoto heran melihat nya.

“Mako kun, kamu terlalu baik, jangan seperti itu lagi…..” Nanako berkata dengan wajah datar tanpa senyuman tapi terlihat kesal.

“Heee…memang kamu ibu ku ya….tapi terima kasih perhatian nya.”

“Huh….karena terjadinya di depan ku saja…..”

Tiba tiba, terdengar suara alaram yang memekakan telinga. Gedung sekolah bergetar keras seperti gempa. Setelah getaran menghilang, tiba tiba di depan jendela mereka ada sebuah tentakel dengan mata di ujung nya melihat ke dalam kelas. Tentakel itu besar, berwarna ungu dan berlendir. Semua yang melihat nya merasa jijik. Tentakel itu naik lagi ke atas. Tiba tiba banyak tentakel mirip tentakel gurita yang sangat lengket, menerobos masuk jendela. Tentakel itu menangkap siapa saja yang di jumpainya. Beberapa murid langsung di tangkap dan di bawa keluar ke atas. Berberapa yang berusaha lari tertembus badannya oleh tentakel itu dan di bawa ke atas. Beberapa kepala pecah kena sabet tentakel yang besar itu. Makoto langsung menangkap Nanako dan tiarap di bawah meja.

“Mako…..”

“Sstt……” Makoto menyuruh Nanako diam.

Tentakel yang mempunyai mata masuk ke dalam dan berkeliling di dalam mencari yang masih tersisa. Karena tidak ada orang lagi, semua tentakel di tarik keluar. Makoto membantu Nanako berdiri. Mereka menarik nafas lega.

“Kyaaa…..” Tiba tiba Nanako berteriak dan menunjuk ke belakang Makoto.

Ternyata sebuah tentakel yang memiliki mata sedang melihat mereka. Makoto langsung menyambar tangan Nanako yang tertegun berlari keluar kelas. Di luar mereka melihat Tetsuo yang sedang menghalau tentakel dengan kursi, melindungi Reina di belakang nya.

“Tetsuuuu…..lariiiiii…..” Teriak Makoto.

Di belakang, dari dalam kelas, ratusan tentakel keluar mengejar Makoto dan Nanako. Tetsuo yang mendengar teriakan Makoto, langsung melempar kursinya ke arah tentakel dan menggendong Reina. Makoto, Nanako, Tetsuo dan Reina lari menuju gudang dan masuk ke dalam nya. Mereka segera masuk dan mengambil apapun di samping mereka untuk menutup pintu nya. Mereka ber empat berbalik dan bernafas lega.

“Anoo….terima kasih ya sudah menutup pintunya…..”

Makoto, Nanako, Tetsuo dan Reina langsung melihat ke depan mereka. Ternyata di depan mereka ada dua orang sudah berada di dalam sebelumnya.

Seorang wanita besar dan kekar, memiliki paras cantik dan garang, berkulit sawo matang, memiliki rambut pendek seperti laki laki dengan warna merah. Di hidung nya ada sebuah anting. Blazernya tidak di masukkan tangannya, kemejanya lengan buntung dan memperlihat kan tangannya yang kekar tidak di masukkan ke rok birunya. Tinggi nya sekitar 175cm, lebih tinggi dari Nanako dan lebih pendek dari Makoto.

Di sebelah nya, seorang laki laki tampan berkacamata, badannya agak kurus tapi berotot, rambutnya panjang sebahu dan di ikat di belakang berwarna hitam. Kulit nya agak pucat. Tingginya 175cm, kira kira sama dengan perempuan di sebelah nya dan seragam nya rapi, memakai blazer, kemeja dan celana sesuai dengan aturan sekolah. Tapi dia tidak memakai dasi dan membuka sedikit kemejanya.

“Anoo namaku  Shigake Ryoma…boleh panggil Ryo saja, sebelah ku, Tendouji Kanaka. Kami berdua dari kelas 2-2…kalian kelas berapa ? Tanya Ryo.

“Kita berempat di kelas 2-1, sebelah kalian.” Jawab Makoto.

Tiba tiba dari luar terdengar suara speaker. Seperti nya pengumuman dari pemerintah dome.

“Perhatian darurat, kubah Dome bagian selatan tertembus dan monster mutasi masuk ke dalam, para penduduk di harapkan menuju shelter yang sudah di sediakan atau jangan keluar dari rumah. Pasukan sedang menuju kesana, untuk sementara daerah selatan di isolasi.”

“Haaaaaa……” Ke enam nya menghela nafas.

“Telaaaaaat……..” Teriak Reina.

“Ssst….jangan teiak Reina…..” Bisik Tetsuo.

“Kalau saja ada senjata di sini, kita bisa melawan balik….” Ujar Kana sambil memukulkan tinjunya ke telapaknya sendiri.

Nanako tidak bicara apa apa, wajah nya terlihat tenang, tapi tangannya tetap menggenggam tangan Makoto. Tiba tiba lampu di dalam gudang padam. Mereka ber enam hanya terdiam dan merasakan getaran yang terus berlangsung sambil mendengarkan teriakan panik orang orang. Tiba tiba, Makoto merasakan kepalanya sedikit sakit mencekam.

Assemble and first fight

“Gah….apa ini……mungkin kejadian kemarin waktu kecelakaan ya……aduuuh.” Pikirnya.

Tiba tiba dia mendengar suara di kepalanya, suara kaku seperti robot sedang berbicara.

[Soul reviving….commencing……]

Kepalanya langsung sakit seperti rasanya mau pecah, matanya mengeluarkan air mata dan gigi nya mengretak karena menahan sakit luar biasa di kepalanya. Makoto melepaskan tangan Nanako dan memengang kepalanya dengan kedua tangannya. Pikiran nya langsung melihat adegan pertarungan terakhir di dunia yang tidak dia kenal. Setelah semua adegan berakhir, suara di kepalanya kembali terdengar.

[Soul reviving completed…..open status…]

Sakit kepala Makoto mendadak hilang, dia mulai duduk di dalam kegelapan. Tiba tiba di depan wajah nya muncul window kotak berwarna merah dengan banyak tulisan di dalam nya. Isi tulisan nya seperti ini,

Name            : The Black Unholy Sword [Narukami Makoto].

Status            : Intelegence weapon, cursed sword.

Level              : 100

Power            : 100.000

Skill                : Blood Drain, Unholy Ray, Sharpen Edge, repair self,

Wielder         : None.

Passive         : Free will [Gift from the Gods], telepathy, Human Form, Sword mastery.

Makoto yang membacanya bingung, kemudian dia melihat sekeliling, ternyata di depan teman temannya muncul window status berwarna merah terang menerangi ruangan yang gelap. Dia mengintip status Nanako yang kebingungan tapi dengan wajah tanpa ekspresi.

Name          : Dual Katana of Vengeance [Kouga Nanako]

Status          : Intelegence weapon, cursed katana.

Level            : 100

Power          : 100.000

Skill              : Binding Soul, Soul crush, X slash, stealth.

Wielder       : None.

Passive       : Free will [Gift from the Gods], telepathy, Human Form, katana mastery.

Setelah melihat milik Nanako, Makoto melihat milik Tetsuo di sebelahnya yang terlihat sangat bingung. Tetsuo juga bertanya kepada Makoto apa artinya.

Name          : Shield of Dark Skull [Higerashi Tetsuo]

Status          : Intelegence weapon, cursed shield.

Level            : 100

Power          : 100.000

Skill              : Absorb Damage, Tower Defense, Reflect, Skull Blast.

Wielder       : None.

Passive       : Free will [Gift from the Gods], telepathy, Human Form, Shield mastery.

Mendadak Reina juga berjalan ke depan Makoto, dia dengan sengaja memperlihatkan status nya. Dia duduk di sebelah Tetsuo dan Makoto. Nanako juga maju ke depan dan melihat status nya.

Name          : Spirit Bow of Chaos [Kobayashi Reina]

Status          : Intelegence weapon, cursed bow.

Level            : 100

Power          : 100.000

Skill              : Chaos Arrow, Dark Shot, Rapid Shot, Chaos Rain.

Wielder       : None.

Passive       : Free will [Gift from the Gods], telepathy, Human Form, Bow mastery.

Karena melihat semua berkumpul di dekat Makoto, Ryoma dan Kanaka juga mendekat ke Makoto. Ryoma yang sedikit mengetahui apa yang terjadi karena sering main game, memperlihat kan kepada Makoto dan lainnya sekaligus menjelaskan nya.

Name          : Death Scythe of Underworld [Shigake Ryoma]

Status          : Intelegence weapon, cursed scythe.

Level            : 100

Power          : 100.000

Skill              : Death curse, Life taker, Crescent Scythe, Fog.

Wielder        : None.

Passive        : Free will [Gift from the Gods], telepathy, Human Form, Scythe mastery.

Kanaka juga memperlihatkan status nya kepada semuanya. Ryoma dengan sabar menjelaskan kepadanya.

Name          : Double Ax of Destruction [Tendouji Kanaka]

Status          : Intelegence weapon, cursed double ax.

Level            : 100

Power          : 100.000

Skill              : Bone Splitter, Bash, Quake, Earth smash.

Wielder       : None.

Passive       : Free will [Gift from the Gods], telepathy, Human Form, Ax mastery.

Setelah semuanya di beri penjelasan mereka mulai berdiskusi sama sama. Mereka duduk membentuk lingkaran dengan window status masing masing di depan wajah mereka. Setelah membaca semua status satu sama lain, akhirnya mereka mengambil kesimpulan.

“Jadi kita ini senjata ?” Tanya Makoto.

“Sepertinya begitu…..” Jawab Ryoma.

“Hei kalian semua sakit kepala ga barusan ?” Tanya Reina.

“Sakit…..” Jawab Nanako singkat.

“Kalau bayangan pertarungan yang sepertinya mengasyikan lawan naga hitam itu, kalian juga ga ?” Tanya Kanaka.

“Yup…aku lihat juga, dan kalau aku lihat, berarti semua lihat dan Kanaka benar, memang seru kelihatan nya hahaha…..” Tetsuo tertawa.

Kanaka dan Tetsuo langsung tos dalam kegelapan. Mereka heran karena tepukan tangan mereka berbunyi “Prak….” Keduanya langsung melihat tangan mereka. Ternyata tangan mereka seperti di lapisi besi. Mereka mencoba menggenggam tangannya dan melepaskan nya lagi. Tiba tiba lampu kembali menyala. Mereka ber enam langsung kaget melihat wajah teman temannya.

“Eh…….” Gumam ke enam nya.

Penampilan Makoto berubah, badannya menjadi armor bersisik yang menyelimuti dada, perut, bahu, punggung, lengan, pinggang, paha, tulang kering sampai kaki nya. Tangan nya memakai sarung tangan sampai menutupi punggung tangannya. Kaki nya juga memakai boots sampai betis nya. Sebuah pedang besar berada di punggung nya dengan bentuk yang indah dan matanya berwarna hitam mengkilap. Kepalanya memakai tiara berwarna hitam dan masker opera berwarna hitam. Jubah hitam yang sudah robek, berkibar di punggung nya menutupi pedang nya.

Penampilan Nanako juga berubah, badannya menjadi seperti memakai armor yang halus mengkilap di bagian dada, perut, bahu, punggung, pinggang (dengan ikat pinggang dan rok sepaha), paha, tulang kering sampai kaki nya. Lengan nya tangan buntung, memakai gelang panjang yang hampir menutupi lengan sebelum siku. Kaki nya memakai boots yang terlihat ringan dengan hak tinggi. Dua buah pedang katana berwarna merah hitam menyilang di punggung nya. Kepalanya menggunakan tiara berwarna hitam dan memakai masker opera hitam. Poni rambut nya tetap menutupi sebelah matanya. Syal hitam melambai menghiasi leher nya sampai menutup mulut nya dan berkibar di punggung nya.

Penampilan Tetsuo seperti memakai armor full plate berkilau, hampir semua bagian tubuh nya tertutup armor berwarna hitam tanpa helm. Sarung tangannya keluar duri duri tajam, begitu juga boots nya. Sebuah perisai besar berwana hitam dan benbentuk layang layang berada di punggung nya. Perisai itu hampir sama tinggi dengan dirinya. Di tengah tengah perisai itu ada kepala tengkorak yang berwarna silver dengan mata merah menyala. Kepalanya menggunakan tiara hitam dan masker opera hitam. Sebuah selendang hitam tersemat di kanan kiri ikat pinggangnya.

Penampilan Reina seperti memakai armor yang sama dengan Nanako, hanya saja terlihat lebih ringan berwarna hitam. Lengan buntung dengan sarung tangan sampai lengan di bawah siku. Memakai boots ringan hak tinggi. Dua buah selendang mengikat kedua lengan bagian atas nya. Sebuah busur besar melintang di punggung nya dan sebuah tempat anak panah di sematkan di antara busur itu. Memakai ikat pinggang dengan rok mini sepaha berwarna hitam. Kepalanya mengenakan tiara hitam dan masker opera hitam.

Penampilan Kanaka lain sendiri, dia memakai armor yang seperti bulu binatang. Melapisi bahu, lengan, paha, betis. Bajunya seperti berbentuk V dari leher dan ujung nya sampai perut sehingga belahan dada nya terlihat jelas, terlihat bekilau dan keras dengan warna hitam. Bagian perut di lapisi lima ikat pinggang yang keras dan memakai rok pendek dari bulu berwarna hitam. Sebuah Ax besar bermata dua yang berwarna hitam, melintang di punggung nya. Sama seperti yang lain, dia juga memakai tiara hitam di kepalanya dan masker opera hitam menutupi setengah wajah nya. Memakai gelang dari bulu sampai mendekati siku dan boots dari bulu sampai betis dengan hak tinggi. Setiap siku dan lutut terlihat seperti ada pita melambai berwarba hitam.

Terakhir penampilan Ryoma, memakai armor seperti jaket kulit yang berwarna hitam dan keras berkilau, menutupi separuh badan bagian atas sampai lengan. Di pundak muncul tiga duri kecil. Memakai ikat pinggang dengan mata ikat pinggang kepala tengkorak. Dua buah sabuk berwarna hitam menyilang di dada nya. Memakai celana panjang hitam kulit yang keras berwarna hitam. Memakai gelang dan sarung tangan berdur. Boots nya sampai betis berwarna hitam dan berduri. Dia memakai tiara di kepalanya dan memakai masker ninja di mulutnya. Sebuah kerudung menutupi kepalanya yang bersatu dengan jubah pendek yang sudah sobek sobek. Sebuah Scythe panjang melengkung seperti bulan sabit berdiri di punggungnya.

Mereka saling melihat satu sama lain karena wujud mereka yang berubah. Mereka merasa diri mereka bertambah kuat.

“Wow….aku tidak tahu harus bilang keren atau tidak….” Ujar Makoto ketika melihat dirinya dan teman teman nya.

“Gimana kalau kita tes lawan gurita di depan ?” Ajak Kanaka.

“Hmm mungkin kita bisa menang…..” Gumam Reina.

“Jangan gegabah. Kita tidak tahu sebesar apa musuh di depan.” Ryoma menambahkan.

“Jujur aku penasaran. Aku mau mencoba perisai ini…..” Tetsuo mengambil perisainya dari punggung.

Nanako tidak berbicara apa apa, dia mulai menyingkirkan penghalang yang berada di depan pintu. Melihat Nanako menyingkirkan penghalang, mereka semua langsung membantu nya. Setelah penghalang di singkirkan.

“Ayo keluar….” Ajak Makoto.

“Ayo….” Jawab Nanako singkat.

Mereka ber enam langsung keluar. Mereka melihat banyak sekali tentakel di luar jendela membuat suasana menjadi gelap. Kondisi di dalam banyak mayat bergelimpangan dan banjir darah di mana mana. Bahkan di dinding banyak sekali darah, sehingga hampir semua tertutup darah. Mereka berjalan menuju ke atas atap, karena tentakel tentakel itu berasal dari atas. Makoto membuka pintu atap dan melihat sesosok makhluk besar. Bentuknya seperti bola yang memiliki banyak kawah seperti bisul tempat keluarnya tentakel yang banyak itu. Mata yang sangat besar berada di tengah tengah bola berlendir dan berkawah itu. Di atas dan bawah mata besar nya ada dua buah tentakel yang ujung nya memiliki mata. Makhluk itu terlihat sangat menjijikan dengan cairan berwarna hijau keluar dari setiap lubang kawah tempat keluar tentakel.

Makoto, Nanako, Tetsuo, Reina, Ryoma dan Kanaka berjalan berdampingan dan maju menuju makhluk yang besarnya sama dengan container 4ft dengan tinggi hampir 5 meter. Melihat ke enam nya berjalan menuju ke arah nya. Monster itu langsung menarik semua tentakel nya dan menyerang mereka ber enam. Tetsuo langsung maju dan dengan perisainya dia menangkis semua tentakel yang menuju dan terpusat pada dirinya. Tengkorang yang ada di perisainya menggigit putus tentakel tentakel itu. Bagian yang terputus menggeliat di lantai dan membuat semuanya geli. Makoto mencabut pedangnya, Nanako menarik keluar dua katanya. Reina langsung membidik monster di depan nya. Kanaka mengambil ax nya dari punggung nya. Ryoma memegang batang scythe nya bersiap menyerang.

“Seraaaaaaaang…..” Teriak Makoto.

Tetsuo berlari maju sambil menutupi semuanya dengan perisainya. Ke lima temannya mengikuti dari belakang nya. Tetsuo langsung menghantamkan perisainya kepada monster itu. Makoto melompat bersama Nanako untuk menyerang bagian atas monster itu dengan menayabetkan pedang nya. Tentakel tentakel yang menyerang mereka di tebas sampai putus. Begitu sampai, keduanya langsung menancapkan pedang ke badan monster itu. Ryoma langsung keluar dari balik perisai Tetsuo dan berlari menuju punggung monster itu. Dia langsung menyabetkan scythe nya berkali kali di belakang, kemudian menancapkan ujung scythe nya di punggung monster itu. Kanaka langsung melompat melewati Tetsuo dan membelah dari atas ke arah mata monster yang besar itu. Reina naik ke pundak Tetsuo dan memanah empat tentakel yang mempunya mata. Ax Kanana menancap di mata besar monster itu. Makoto dan Nanako mencabut pedang mereka dan langsung kedepan untuk menusuk mata besar monster itu bersamaan.

“Skriiieeeekkkkkkkk………” Monster itu berteriak karena matanya hancur.

Badannya yang berbentuk bola dan melayang di udara langsung jatuh tidak begerak.  Semua tentakel yang keluar dari monster itu berjatuhan. Setelah itu monster mulai meleleh dan menimbulkan bau yang sangat tidak sedap. Makoto dan lainnya langsung lari masuk kedalam sambil menutup hidung mereka. Begitu semuanya masuk, mereka langsung menutup pintu dan duduk menyender di pintu.

“Whoaaah….bau sekali….ngomong ngomong, kalian belajar dimana cara bertarung seperti tadi ?” Tanya Makoto.

“Belum pernah, baru kali ini……” Jawab Nanako singkat dengan wajah datar.

“Sama, aku juga belum pernah.” Tambah Reina.

“Hmm kalau aku paling di jalanan tapi rasanya ga kayak gini….” Gumam Tetsuo.

“Hehe kita sama…..” Kanaka langsung menempelkan siku nya di pundak Tetsuo yang lebih tinggi dari nya.

“Mungkin karena dulu kita bersama sama kali ya….aku pengemar manga dan game hal hal seperti ini, tapi itu hanya teori ku sih.” Ryoma berkata sambil menaikkan kacamatanya.

Mereka semua terdiam dan berpikir, kecuali Tetsuo dan Kanaka yang asik sendiri berbincang bincang betukar cerita.

“Trus, kita selamanya nih kayak gini ?” Tanya Makoto.

“Entah…..” Jawab Nanako.

“Waduh…gawat dong….pacarku gimana tanggapan nya nanti…..” Reina mulai khawatir.

“Hmm cara membuka window yang tadi gimana ya ?”  Ryoma melihat dan memeriksa tangan dan badannya.

[Command list : Membuka window status à Open status, berubah menjadi bentuk soul à Change form, berubah kembali menjadi manusia à Revert form]

“Eh…..” ke enam nya langsung tertegun, mereka mendengar suara di kepala mereka. Mereka langsung menoleh satu sama lain.

“Semua dengar barusan ?” Tanya Makoto.

"Dengar...seperti suara AI......" Jawab Ryoma.

“Dengar……” jawab yang lain.

“Baiklah kita coba….1..2..3….Revert Form.” Teriak Makoto.

“Revert Form…” Teriak semuanya.

Cahaya terang langsung menyelimuti mereka semua, semuanya memejamkan mata karena sangat silau, armor yang menjadi tubuh mereka rontok. Setelah cahaya menghilang mereka semua membuka mata.

“Kyaaaaa……” Reina dan Nanako berteriak dan berlari ke sudut.

“Ah….whoaaah….” Makoto berbalik menghadap dinding.

“Ehem…tolong hadap ke tempat lain….” Ryoma juga berbalik.

“Mereka kenapa bro ?” Tanya Kanaka.

“Tak tahu….” Jawab Tetsuo.

Mereka melihat diri mereka telanjang tanpa di tutupi sehelai benang pun. Makoto yang berbalik menghadap dinding tidak bisa bergerak. Ryoma menutupi bagian bawahnya dengan kedua tangannya. Reina dan Nanako jongkok di sudut dekat tangga sambil mendekap dan menutupi badan mereka sendiri. Posisi Tetsuo dan Kanaka masih sama seperti sebelumnya yaitu, siku Kanaka berada di pundak Tetsuo yang melipat tangannya di dada dan memperlihat kan tubuh mereka berdua yang tanpa busana. Ketika teman teman yang lain menegur mereka, jawaban mereka sama,

“Kenapa memangnya kalau telanjang….iya ga….” Mereka saling menoleh dan tertawa.

Introduction to one another

Mereka ber enam langsung menuju ruang loker dan mengganti pakaian mereka dengan menggunakan jersey mereka. Baju seragam mereka lenyap tidak berbekas. Reina dan Nanako masih mendekap diri mereka masing masing karena mereka tidak memakai pakaian dalam. Setelah selesai berganti pakaian mereka melihat keluar jendela. Kubah yang berlubang sudah menutup kembali secara otomatis. Di daerah kumuh mereka melihat banyak mayat monster yang bergelimpangan dan mulai meleleh. Kemudian mereka berkumpul di kelas Ryoma dan Kanaka yang tidak terlalu membuat mual. Mereka mengambil kursi dan duduk dengan membuat lingkaran.

“Ok, berarti kita ber enam adalah senjata yang dari mana asalnya kita tidak tahu….” Makoto membuka pembicaraan.

“Sudah jelas dari dunia lain, di sini kita tidak ada naga seperti di penglihatan kita, tapi ga tau kalau sekarang.” Tambah Ryoma.

“Banyak yang kita belum mengerti…..” Nanako berkata sambil memeluk dirinya sendiri.

“Aku cek ke kelas 3 dulu di atas. Mudah mudahan senpai tidak kenapa kenapa….” Reina langsung berdiri dan berlari keluar kelas.

Tetsuo dan Kanaka masih asik sendiri dan hanya berbincang bincang berdua. Makoto menegur mereka, sebab ini masalah penting. Akhirnya mereka ikut bergabung dengan yang lain. Ryoma mulai mengutarakan teorinya. Dia mengatakan kalau suara yang ada di kepala mereka adalah suara sistem dunia menurut buku yang pernah dia baca. Makoto, Nanako, Tetsuo dan Kanaka yang memang tidak tahu hal hal seperti itu hanya mengangguk saja.

“Ya sudah lah, aku terima saja teori mu saat ini Ryoma kun…..” Mata Makoto melihat jauh ke kawasan elit.

Dia terus menatap kesana, karena di sana tidak ada sedikitpun asap, sedangkan di daerah nya penuh asap di berbagai tempat dan suara sirene polisi. Nanako melihat Makoto yang termenung melihat ke daerah elit.

“Kamu mau kesana ?” Tanya nya singkat.

“Ya, bertemu keluarga papa ku……” Jawab Makoto.

“Loh sama dong…aku juga Mako…aku juga mau kesana, ketemu keluarga ku.” Tambah Tetsuo.

“Jangan jangan kita semua punya cita cita yang sama lagi, aku ingin mencari ibu ku di sana.” Ryoma berkata sambil membetulkan kacamatanya.

“Hahahaha ternyata, bukan cuma jadi senjata sama sama, kemauannya juga sama. Mungkin aku agak sedikit berbeda. Aku di buang ke sini, kalau pun aku kembali ke sana, aku mau membuat perhitungan dengan mereka.” Kanaka berkata dengan geram.

“Sama……” Nanako menambahkan dengan singkat.

“Yah…kalau perhitungan mungkin bukan ya, tapi aku mau bertanya, kenapa aku dan keluarga ku di usir ke sini…..” Makoto berkata sambil menunduk.

“Mungkin aku juga mau membuat perhitungan, karena ibu ku membawa ku kabur ke sini, kemudian ayah ku menjemputnya tapi tidak membawaku kesana….” Ryoma berkata sambil memegang kacamatanya.

Mereka terdiam, mereka menyadari kisah hidup mereka mungkin mirip satu dan lainnya walau baru secara garis besar saja. Tak lama kemudian, Reina datang sambil membawa potongan lengan yang penuh tato. Begitu masuk kelas, dia langsung membuang nya. Semua yang melihat nya menjadi bingung dan heran.

“Lengan siapa itu Reina chan ?” Tanya Masato.

“Pacarku…eh salah, mantan pacarku….rupanya dia ga selamat.” Jawab Reina santai.

“Kok kamu tenang tenang saja ?” Tanya Ryoma.

“Yah…aku pacaran sama dia bukan untuk serius sih, dia hanya tiket supaya aku bisa ke sebrang sana…..” Jawab Reina.

“Wah sama lagi rupanya…hahahaha….berarti di sini semua anak anak bermasalah, aneh lagi.” Tetsuo bercanda.

Nanako melihat lengan itu, dia langsung membuka lengannya dan di lengannya ada tato, tapi motif nya berbeda. Dia menutup lagi jersey nya. Mereka sempat melihat lengan Nanako walau hanya sekejap. Makoto juga membuka kaki nya dan ada tato di betis sampai naik ke pahanya.

“Hmm kalian anak Yakuza rupanya….pantas aku sepertinya tau nama keluarga kalian berdua.” Ujar Ryoma.

“Yah….tapi ujung ujung nya ada di sini kan…hahahaha….” Makoto tertawa.

“Tinggal Reina dan Ryoma yang belum ketahuan…..” Nanako langsung menunjuk Reina dan Ryoma.

“Loh aku…dia….?” Tanya Kana sambil menunjuk Tetsuo di sebelah nya.

“Kamu di pinggang tadi udah kelihatan waktu telanjang, sedangkan Tetsuo di pundak sampai punggung bagian atas. Memang tinggal Reina dan Ryoma yang belum ketahuan.”

Ryoma langsung berbalik, dia mengangkat rambutnya yang terurai dan mengikatnya ke atas. Dari pangkal lehernya terlihat ada tato sampai punggung nya. Sedangkan Reina membuka kemejanya sedikit dan memperlihatkan tato di atas buah dadanya yang besar itu.

“Yak, berarti kita semua anak buangan, anak aneh, senjata jaman dulu….klop…..” Teriak Tetsuo.

“Hampir semua anak anak di sekolah ini seperti kita tau….yang ada di daerah kumuh hanya orang orang buangan dari sana dan orang tidak mampu yang hidupnya di tekan keluarga kita. Benar kan ?” Tanya Kana.

Semua terdiam kembali, suasana kelas jadi agak gelap karena sudah sore. Nanako langsung berdiri dan berbalik.

“Mau kemana Nanako chan ?” Tanya Makoto.

“Pulang….” Jawab Nanako singkat.

“Ngomong ngomong besok sekolah ga ya ? dalam keadaan begini ?” Tanya Tetsuo.

“Tidak mungkin, sensei nya pada mati hehe.” Jawab Kana.

“Ngomong ngomong, boleh aku minta id kalian semua, Nanako juga.....” Reina mengeluarkan smartphone nya.

Mereka semua langsung mengeluarkan smartphone nya dan saling menambahkan id mereka bersama. Makoto mempunyai ide untuk membuat grup khusus mereka ber enam, walau mereka sebenarnya belum terlalu kenal satu sama lain dengan dekat dan hanya menganggap teman sekelas atau seangkatan. Tanpa ada perdebatan, mereka semua setuju. Setelah itu mereka meninggalkan kelas dan turun menuju pintu keluar gedung. Karena insiden siang tadi, jalan di depan sekolah mereka menjadi sangat sepi. Setelah sampai persimpangan mereka berpisah menuju rumah mereka masing masing.

Makoto langsung menuju stasiun. Sesampainya di stasiun, ternyata tidak ada kereta karena insiden siang tadi. Makoto berjalan lunglai keluar stasiun dan jongkok di pinggir toko yang tutup. Selagi dia merenung memikirkan cara untuk pulang, ada sepasang sepatu berdiri di depan nya. Dia langsung melihat ke atas, ternyata Nanako berdiri di depannya. Nanako langsung jongkok di sebelah Makoto.

“Lagi ngapain ?” Tanya Nanako singkat.

“Ga ada kereta, ga bisa pulang….bingung.”

“Sama……”

“Oh…sama ?”

Nanako mengangguk. Tiba tiba pundak Makoto di tepuk lagi, ternyata Reina ada di sebelah nya. Reina juga jongkok di sebelah Makoto.

“Ga pulang ?” Tanya Makoto.

“Ga ada kereta…..ga bisa pulang….kalian ?” Tanya Reina.

“Sama….” Jawab Makoto dan Nanako bersamaan.

Akhirnya mereka bertiga merenung mencari jalan untuk pulang seperti anak hilang yang tidak punya rumah. Tak lama kemudian, terdengar seseorang batuk di depan mereka.

“Ehem……”

Ketiganya langsung melihat ke atas. Mereka melihat Ryoma berdiri di depan mereka sambil menghadap ke stasiun dan membetulkan kacamatanya.

“Biar ku tebak, ga bisa pulang kan ?” Tanya Makoto.

“Yap benar….ga ada kereta….”  Jawab Ryoma.

Reina langsung bergeser sedikit menjauh dari Makoto. Ryoma langsung jongkok di tengah tengah Reina dan Makoto. Mereka berempat akhirnya merenung mencari cara untuk pulang ke rumah masing masing. Akhirnya anak yang hilang bertambah satu. Setelah cukup lama mereka bertengger di sana, ada dua orang berbadan besar berjalan ke arah mereka dari kejauhan. Mereka langsung menunduk karena tau siapa kedua orang itu. Tetsuo dan Kana langsung menghampiri mereka.

“Ngapain kalian di sini ?” Tanya Kana.

“Ga bisa pulang….” Jawab ke empat nya.

“Oh sama, tapi tadi ketemu orang ini dan apartemenya dekat sini, jadi aku menginap.” Jawab Kana.

“Ok semua ikut…..tapi kita ke convini dulu sebentar, beli makanan, di apartemen ku tidak ada makanan.” Ajak Tetsuo.

Akhirnya mereka ber empat berdiri dan berjalan menuju convini bersama Tetsuo dan Kana. Ke enam nya berjalan mencari toko yang masih buka, tapi mereka tidak menemukannya. Semua bangunan seperti sudah kosong, semua penduduk berada di dalam shelter. Akhirnya mereka memutuskan masuk ke sebuah convini dan mengambil keperluan mereka. Mereka meninggalkan catatan dan uang di counternya. Setelah itu mereka keluar dan kembali ke apartemen Tetsuo. Hari sudah semakin gelap, selagi berjalan mereka melihat sekeliling. Benar benar seperti kota yang sudah mati.

Melihat kondisi di sekitar sekolah yang seperti kota mati, pikiran mereka campur aduk dan kemana mana. Mereka melihat di seberang, penuh lampu dan terang, membuat mereka sedikit iri. Akhirnya mereka terus berjalan menuju apartemen Tetsuo. Sesampainya di apartemen Tetsuo, mereka langsung naik ke lantai dua dan masuk ke unit milik Tetsuo. Di dalam hanya ada ruangan 4x5, sebuah meja di tengah, sebuah televisi kecil dan sebuah lemari. Ada kamar mandi dan toilet di dalam apartemen Tetsuo. Mereka mandi secara bergantian, pertama Nanako, Reina dan Kana duluan. Makoto, Tetsuo dan Ryoma menunggu di luar. Karena Tetsuo merokok, Makoto dan Ryoma juga ikut merokok.

Setelah para gadis selesai, mereka keluar dari apartenen. Makoto, Tetsuo dan Ryoma masuk ke dalam untuk bergantian mandi. Karena tidak ada baju ganti, mereka memakai jersey yang mereka ambil dari loker di sekolah tadi. Untuk pakaian dalam, mereka sudah mengambil di convini sebelum mereka pulang. Setelah itu, mereka duduk bersama di ruangan kecil itu dan makan bekal yang di beli di convini.

Tetsuo mencoba menyalakan tv nya dan tidak ada siaran sama sekali. Dia mencoba mencari channel channel nya dan menemukan siaran yang menampil kan sebuah movie. Cerita movie itu menceritakan kehidupan di sebrang. Tetsuo langsung mematikan tv nya. Akhirnya mereka sibuk sendiri dengan smartphone mereka masing masing. Hari sudah semakin malam, mereka akhirnya berbaring di dalam ruangan tanpa futon. Karena sempit, mereka sedikit bedesak desakan, tapi dengan begitu mereka jadi hangat dan tidak kedinginan.

Makoto yang tidak bisa tidur, mengambil sebatang rokok milik Tetsuo dan berjalan keluar apartemen. Dia menyalakan rokok nya dan bersender di railing depan kamar Tetsuo. Makoto melihat ke atas, pandangan nya mengarah ke dome yang tidak terlihat apa apa. Dia menghisap rokok nya dan menyemburkan asap nya ke atas.

“Di luar dome ada apa ya ? belum pernah ada lagi kan yang keluar, apa masih ada radiasi ?”  Pikirnya.

Dia terus termenung, pikirannya mulai melayang layang, secara tidak sadar dia mengenang pertarungan terakhir di dunia lain. Dia jadi penasaran seperti apa dunia itu, apa sama seperti dunia yang dia tinggali sekarang atau berbeda sama sekali. Tiba tiba pintu di buka, seseorang keluar dari pintu.

“Ngapain ?” Tanya Nanako yang juga tidak bisa tidur.

“Merokok, ga bisa tidur…..” Jawab Makoto singkat.

“Bagi……” Nanako menjulurkan telapak nya.

“Aku minta Tetsu di dalam, rokok nya di meja.”

Nanako langsung masuk ke dalam. Tak lama kemudian dia keluar membawa dua batang rokok. Dia memberikan Makoto sebatang, karena dia tau rokok  Makoto sudah mau habis. Makoto mengambil nya dan meneruskan rokok nya. Mereka akhirnya merokok bersama. Keduanya terdiam sambil menghisap rokok dan menyemburkan nya. Nanako terus melihat ke Makoto. Karena merasa risih, dia bertanya kepada Nanako.

“Ada apa melihat ku begitu ?”

“Tidak apa apa…..”

Mereka kembali diam, suasana menjadi canggung. Tak lama kemudian, pintu terbuka lagi. Kali ini Kana yang keluar, dia langsung mengambil rokok dari kantong celana jersey nya dan menghisapnya.

“Kalian tidak tidur ?” Tanya Kana.

“Tidak bisa tidur….” Jawab Nanako singkat.

“Siapa yang bisa tidur dengan kejadian tadi siang, di tambah lagi banyak kita seharus nya tidak tahu, menjadi tahu…..” Tambah Makoto.

“Hahaha..sama….nih tambah rokok nya….” Kana menawarkan rokok nya.

Makoto dan Nanako mengambil masing masing sebatang. Setelah menghisap nya Makoto baru sadar kalau rokok yang di tawarkan Kana adalah rokok Tetsuo yang di letakkan di meja.

“Hei, kamu bawa keluar semua rokok Tetsuo ?” Tanya Makoto.

“Memang kenapa ? dia beli tiga bungkus kok tadi…..” Jawab Kana.

“Oh masih ada, kupikir sudah habis……” Balas Makoto.

“Hahaha aku tidak setega itu lah, ngomong ngomong habis ini kalian berdua mau ngapain ?”  Tanya Kana.

“Tidur…..” Jawab Nanako singkat.

“Bukan itu, ke depannya….mau ngapain ?” Tanya Kana lagi setelah memperjelas maksudnya.

“Aku mau ke sana……” Makoto menunjuk ke kawasan di sebrang nya menggunakan rokok nya.

“Bukaaaaaan, maksudnya setelah tau semua ini……” Kana mempertegas lagi maksudnya.

“Kalau hal itu aku belum tau…..” Balas Nanako singkat.

“Yah kalau aku jalani saja dulu, sambil mencari tau lagi.” Tambah Makoto.

“Oh begitu, yah memang paling bagus begitu.” Kana berkata sambil mengambil lagi sebatang rokok nya.

Tetsuo dan Ryoma keluar dari kamar dan bergabung bersama mereka. Akhirnya mereka merokok bersama di teras apartemen. Mereka semua bertengger di railing, karena tetangga Tetsuo tidak ada di rumah, mereka sedikit membuat gaduh. Tak lama kemudian, Reina keluar dengan berlari karena dia takut di tinggal sendirian di dalam apartemen. Dengan nafas masih ter engah engah, dia mengambil sebatang rokok dan menyalakan nya.

Akhirnya mereka ber enam bertengger di railing. Semuanya terdiam dan tidak ada yang berbicara satu patah kata pun. Ke enam nya hanya memandang ke arah lampu lampu yang  menerangi gelap nya malam di kejauhan, ke enam nya tidak ada yang tidur sampai pagi. Pagi pagi smartphone mereka semua begetar, ada pengumuman melalui pesan, sekolah sementara di pindah ke dalam shelter sampai gedung sekolah selesai di perbaiki dan sekolah di shelter mulai efektif dua hari dari sekarang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!