Shailendra Arshaka Setyo Aji, seorang CEO muda yang sukses dan tampan. Putra pertama dari pasangan Sean dan Sonia. Salah satu pewaris dari Setyo Aji Group. Di usianya yang masih 26 tahun, Arshaka sudah berhasil membuktikan kehebatannya dalam berbisnis, sama seperti sang ayah dan juga sang kakek, Steven.
Di mata para karyawan dan semua rekan bisnisnya, Arshaka adalah sosok seorang pemimpin dan pebisnis yang dingin dan sangat tegas. Tetapi hal itu tidak berlaku di depan keluarganya. Karena bagi seluruh keluarga besarnya, Arshaka adalah sosok seorang kakak yang sangat penyayang dan selalu berdiri paling depan untuk melindungi semua adik-adiknya.
🍃🍃🍃
Siang ini Arshaka sedang berada di toko buku yang terdapat pada salah satu mall terbesar di kotanya itu. Arshila, adik perempuan Arshaka, meminta tolong kepada Arshaka untuk membelikannya beberapa buku sebagai bahan referensi untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Dan seperti biasa, Arshaka selalu ditemani oleh Yazdan, sekretaris sekaligus asisten Arshaka, yang juga masih sepupu Arshaka sendiri.
"Emangnya Shila kemana sih, Bang? Kok tumben minta tolong ke Abang buat nyariin buku-buku kayak gini?" tanya Yazdan kepada Arshaka.
Di luar kantor, Arshaka memang meminta kepada Yazdan untuk memperlakukan dirinya tidak sebagai bosnya, tetapi sebagai sepupu dan sahabat seperti biasanya.
"Shila lagi nemenin Nenek Suci check up rutin ke dokter. Pasti kan antri tuh, takutnya nanti nggak keburu. Soalnya buku-bukunya mau langsung dipakai hari ini juga katanya," jawab Arshaka seraya memilih-milih judul buku yang sesuai dengan pesanan dari Arshila tadi.
Arshaka sudah mendapatkan ketiga buku yang sesuai dengan pesanan Arshila saat ini.
"Kayaknya udah semua deh. Dan, tolong kamu bayar buku-buku ini ke kasir, ya. Abang mau lihat-lihat dulu sebentar. Kayaknya tadi ada buku yang menarik perhatian Abang," kata Arshaka seraya menyerahkan ketiga buku yang sedang dia pegang itu kepada Yazdan.
"Oh, oke deh, Bang," balas Yazdan.
Yazdan mengambil ketiga buku dari tangan Arshaka tersebut kemudian membawa ketiga buku itu menuju ke meja kasir. Setelah kepergian Yazdan, Arshaka pun kemudian berbalik dan melangkah menuju ke deretan buku-buku bernuansa islami di rak buku sebelah kanannya saat ini.
Arshaka melihat-lihat beberapa judul buku yang berisi tentang motivasi diri tersebut. Tidak lama kemudian pandangan Arshaka jatuh kepada buku dengan judul 'Muhasabah Diri Yuk!' karya dari Muhammad Shalih al-Munajjid.
Tangan kanan Arshaka terulur, hendak mengambil buku tersebut. Tetapi ternyata, tanpa Arshaka sadari, ada sebuah tangan lain yang juga hendak mengambil buku tersebut. Sehingga membuat tangan kanan Arshaka dan tangan kanan orang tersebut pun akhirnya menjadi bersentuhan.
"Eh," kaget seorang gadis setelah tangan kanannya bersentuhan dengan tangan kanan Arshaka.
Arshaka menolehkan kepalanya, bersamaan dengan gadis itu yang juga sedang menoleh ke arah Arshaka saat ini.
"Maaf Kak, maaf. Beneran nggak sengaja tadi. Maaf, ya," sesal gadis cantik itu seraya mengatupkan kedua telapak tangannya sendiri di depan dadanya.
Untuk sesaat Arshaka dibuat terpana melihat wajah cantik gadis di depannya itu. Dan setelah mendengar suara gadis itu yang lembut, terasa ada getaran tersendiri yang dirasakan oleh hati Arshaka saat ini.
"Kak," panggil gadis itu ketika melihat Arshaka yang justru hanya terdiam saja saat ini.
"Ah, oh, iya," ucap Arshaka gugup, tersadar dari ke-terpana-annya tadi.
"Kakak nggak pa-pa kan? Kok diem aja?" tanya gadis itu lagi.
"Oh, aku nggak pa-pa kok. Hmm, kamu mau ambil buku itu juga, ya?" jawab Arshaka sekaligus bertanya balik kepada gadis cantik itu.
"Iya, Kak. Dari kemarin-kemarin nyariin bukunya kehabisan terus. Baru ini tadi nemu lagi. Eh, tapi kalau kakak mau ambil buku itu juga, ya udah kalau gitu buat kakak dulu aja. Aku nanti cari lagi aja nggak pa-pa kok," jawab gadis itu.
"Buat kamu dulu aja. Aku juga nggak terlalu mendesak kok butuhnya," tolak Arshaka.
"Tapi kan kakak yang lihat bukunya lebih dulu," ucap gadis itu, merasa tidak enak hati.
"Nggak pa-pa. Buat kamu dulu aja," kata Arshaka meyakinkan.
"Beneran nih, Kak?" tanya gadis itu.
"Iya, beneran," jawab Arshaka.
"Alhamdulillaah. Makasih ya Kak kalau gitu. Bukunya aku ambil, ya," ucap gadis itu dengan tersenyum senang.
Gadis itu kemudian mengambil buku bercover dominan warna hitam dan pink tersebut dari rak buku di sebelahnya.
"Aku mau langsung bayar dulu bukunya. Sekali lagi makasih ya, Kak," kata gadis itu lagi.
Gadis itu kemudian langsung berbalik dan melangkah meninggalkan Arshaka menuju ke meja kasir.
"Yah, lupa nggak tanya namanya lagi. Haduh," gerutu Arshaka pelan.
Arshaka menyayangkan karena tadi dirinya lupa tidak menanyakan nama gadis itu sebelum gadis itu pergi.
"Hmh, ya udah deh. Semoga suatu saat bisa ketemu lagi," ucap Arshaka kemudian.
🍃🍃🍃
Assalamu'alaikum semuanya 😊
Novel baru lagi nih 🤭🤭🤭
Kali ini bisa dibilang gabungan dari dua inti cerita di karya mamah sebelumnya 😁😁😁
Semoga kalian semua suka dengan cerita baru kali ini juga ya 😊😊😊
Dan seperti biasa, jangan lupa sajennya untuk mamah ya, biar mamah makin semangat juga 🤗🤗🤗
Tolong tekan tombol favorit dulu ya ❤️,,, setelah itu jangan lupa kasih rate bintang 🌟 5, terus tekan tombol like 👍 dan tulis komentar 📝 kalian untuk mamah juga ya 🙏🙏🙏
Kalau mau kasih vote, mawar, atau kopi juga boleh banget loh, mamah akan menerima semuanya dengan senang hati 😍😍😍
Mamah mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan kalian semua selama ini untuk mamah ya 🙏🙏🙏
Mamah nggak bisa bales apa-apa, mamah cuma bisa mendo'akan semua kebaikan untuk kalian semua 🙏🙏🙏
Dan satu yang pasti, pokoknya mamah sayang kalian semua 😘😘😘
BIG THANKS AND HUG FOR YOU ALL,,, LOVE YOU ALL 😘😘😘
Salam sayang 😘
iin nuryati
Fatimah Khairunnisa, seorang gadis cantik yang periang dan ramah. Putri bungsu dari pasangan Awan dan Shofi, adik dari Keinan dan Angkasa. Mahasiswi tahun terakhir di universitas yang terletak di dekat kafe Awan yang saat ini dikelola oleh Keinan.
Fafa, panggilan akrab Fatimah untuk keluarga dan teman dekatnya, adalah seorang gadis yang baik hati dan sopan. Sedikit manja memang, mungkin karena Fafa adalah anak terakhir juga. Dan juga kedua kakak laki-laki Fafa, Keinan dan Angkasa, memang juga sangat menyayangi dirinya dan selalu berusaha untuk memenuhi semua keinginan adik perempuan mereka satu-satunya itu.
Meski semua keluarganya memanjakan dirinya, tetapi Fafa tidak pernah aji mumpung dan memiliki permintaan yang berlebihan. Seperti yang selalu diajarkan oleh bundanya selama ini kepada dirinya dan kedua kakaknya, Fafa pun tumbuh menjadi seorang gadis yang sederhana dan santun.
Siang ini sepulang kuliah, seperti biasanya Fafa akan langsung datang ke kafe milik kakaknya, Keinan. Fafa memang berangkat dan pulang kuliah selalu bareng dengan kakaknya itu. Selain itu, Fafa juga memang terbiasa membantu kakaknya di kafe tersebut jika dia memiliki waktu luang.
Fafa dan ketiga teman baiknya, Nazwa, Aqila, dan Zalfa, baru saja keluar dari area kampus. Keempat gadis cantik itu kemudian berjalan beriringan menuju ke arah kafe milik Keinan seraya mengobrol bersama.
Namun tiba-tiba saja, pandangan Fafa jatuh kepada seorang ibu-ibu paruh baya yang nampak sedang membawa banyak sekali barang belanjaan di tangan kanan dan kirinya. Ibu-ibu tersebut terlihat sedikit kesusahan ketika hendak menyeberang jalan saat ini. Karena memang saat ini situasi lalu lintas sedang cukup ramai.
"Guys, tunggu bentar, ya. Aku mau bantuin ibu-ibu itu dulu. Kasihan, kesusahan mau nyebrang jalan," kata Fafa kepada Nazwa, Aqila, dan Zalfa.
Tanpa menunggu jawaban dari ketiga orang teman baiknya itu, Fafa segera saja berlari menghampiri ibu-ibu paruh baya tersebut.
"Haish, dasar Fafa. Kebiasaan deh, main pergi gitu aja," gerutu Nazwa ketika melihat Fafa yang langsung berlari meninggalkan mereka bertiga tanpa menunggu persetujuan dari mereka bertiga terlebih dahulu itu.
"Lo kayak nggak hafal sifat Fafa aja, Wa. Anak itu kan emang paling nggak bisa lihat orang lain kesusahan. Apalagi orang yang udah lanjut usia gitu. Jiwa ingin menolongnya pasti langsung meronta-ronta," balas Aqila.
"Tapi itu juga yang paling gue suka dari Fafa. Meski sedikit manja, tetapi anak itu akan selalu berdiri paling depan kalau untuk masalah menolong orang lain," imbuh Zalfa juga.
"Ah, iya. Lo berdua emang bener," ucap Nazwa kemudian.
Nazwa, Aqila, dan Zalfa pun akhirnya hanya bisa tersenyum melihat Fafa yang saat ini sudah berdiri di samping ibu-ibu paruh baya tersebut, hendak membantu ibu-ibu itu.
"Ibu mau nyebrang, ya?" tanya Fafa kepada ibu-ibu paruh baya tersebut.
Ibu-ibu paruh baya tersebut pun kemudian menolehkan kepalanya ke arah Fafa.
"Eh, iya nak. Mau nyebrang, tapi dari tadi ramai banget kendaraannya," jawab ibu-ibu paruh baya tersebut.
"Ayo Bu, sini aku bantuin," kata Fafa kemudian.
"Oh iya, makasih banyak ya, nak," ucap ibu-ibu paruh baya tersebut.
"Sama-sama, Bu. Aku bantu bawain barang belanjaannya juga ya, Bu," ijin Fafa.
"Eh, nggak usah repot-repot, nak," tolak ibu-ibu paruh baya tersebut merasa tidak enak hati.
"Nggak pa-pa, Bu. Nggak repot kok," ucap Fafa.
"Hmm, ya sudah kalau begitu. Silahkan," balas ibu-ibu paruh baya tersebut pada akhirnya.
Fafa kemudian membantu membawakan sebagian barang belanjaan ibu-ibu paruh baya tersebut.
"Mari, Bu. Aku bantu ibu buat nyebrang jalan," kata Fafa.
"Iya, nak," balas ibu-ibu paruh baya tersebut.
Dengan menggandeng sebelah tangan ibu-ibu paruh baya tersebut, Fafa pun kemudian membantu ibu-ibu paruh baya tersebut untuk menyeberang jalan.
Dan tanpa sepengetahuan Fafa, ternyata ada seseorang yang juga sedang memperhatikan Fafa saat ini. Rupanya itu adalah Arshaka. Saat ini mobil yang dikendarai oleh Arshaka sedang berhenti di pinggir jalan karena tadi Arshaka harus menerima sebuah telepon yang sangat penting sehingga mengharuskan Arshaka untuk menghentikan laju mobilnya terlebih dahulu.
Dan tanpa diduga sebelumnya, ternyata Arshaka justru melihat sosok gadis cantik yang sempat dia temui di toko buku beberapa hari yang lalu itu.
"Eh, itu kan gadis yang di toko buku kemarin itu," lirih Arshaka ketika melihat Fafa yang sedang membantu seorang ibu-ibu paruh baya untuk menyeberang jalan tersebut.
Arshaka terus memperhatikan semua yang dilakukan oleh Fafa saat ini. Bisa Arshaka lihat bagaimana ibu-ibu paruh baya tersebut yang nampak mengucapkan terima kasih yang teramat sangat kepada Fafa setelah dibantu menyeberang sampai ke seberang jalan.
Arshaka juga bisa melihat senyum manis Fafa ketika membalas ucapan terima kasih dari ibu-ibu paruh baya tersebut. Fafa pun kemudian terlihat berpamitan kepada ibu-ibu paruh baya tersebut. Setelah itu Fafa kembali menyeberang jalan dan langsung menghampiri tiga orang gadis yang terlihat sedang menunggu Fafa saat ini.
Arshaka mengulum senyum. Dirinya sama sekali tidak pernah menyangka kalau akan bisa bertemu kembali dengan gadis cantik itu hari ini. Meski tidak bertemu secara langsung dan masih belum bisa menanyakan tentang nama gadis cantik itu, tetapi setidaknya Arshaka jadi tau kalau sepertinya gadis cantik itu kuliah di universitas yang berada di depannya saat ini.
Arshaka juga masih sempat melihat ketika gadis cantik itu dan ketiga orang temannya yang lain masuk ke dalam sebuah kafe. Seandainya saja saat ini Arshaka tidak sibuk dan memiliki waktu luang, dia pasti akan langsung menyusul gadis cantik itu ke kafe tersebut. Sayangnya Arshaka masih memiliki pekerjaan yang harus segera dia selesaikan hari ini.
Arshaka mengesah pelan. Setelah itu Arshaka pun kemudian kembali melajukan mobilnya dan hendak kembali ke perusahaannya sekarang juga.
"Semoga lain kali masih bisa bertemu kembali," do'a Arshaka di dalam hatinya.
"Huft..."
Arshaka menghembuskan nafasnya lelah seraya menyandarkan kepalanya pada kursi belakang mobilnya yang saat ini sedang dikendarai oleh Yazdan itu.
"Capek banget ya, Bang?" tanya Yazdan dari balik kemudinya.
"Lumayan lah, Dan. Kan kamu juga tau sendiri gimana susahnya negosiasi sama Mr. Chou. Beliau selalu mintanya yang perfect, tapi cepat dan efisien," jawab Arshaka.
"Iya sih, Bang. Dari dulu Mr. Chou kan memang tipe orang yang perfeksionis banget. Tapi sekalinya kita dapat kepercayaan dari beliau, maka semua proposal yang kita ajukan pasti lancar tanpa perlu banyak revisi lagi," kata Yazdan.
"Nah, itu dia. Makanya Abang juga selalu berusaha untuk bisa menjaga kepercayaan dari beliau. Bekerja sama dengan perusahaan Mr. Chou sangat menguntungkan bagi perusahaan kita," ucap Arshaka.
"Iya, Abang bener banget. Oh iya, udah waktunya buat makan siang nih. Abang mau makan siang dimana?" tanya Yazdan.
"Abang nggak begitu lapar, Dan. Kamu aja yang makan, Abang ngikut kamu aja," jawab Arshaka.
"Aku juga nggak begitu lapar sih, Bang. Tapi sepertinya Abang butuh nge-refresh pikiran sejenak deh. Gimana kalau kita ngopi ke kafe, Bang?" tawar Yazdan.
Mendengar kata 'kafe' yang disebutkan oleh Yazdan tadi, Arshaka seketika langsung teringat dengan kafe yang kemarin didatangi oleh gadis cantik yang sempat ditemui oleh Arshaka di toko buku dulu itu.
"Gimana kalau kita ke kafe Awan, Dan? Kamu tau kan kafe Awan? Yang di dekat kampus Deyza sama Shila itu," usul Arshaka kemudian.
"Oh, kafe Awan yang itu ya, Bang. Iya sih, Bang, disana emang nyaman banget sih tempatnya. Makanan sama minumannya juga enak dan variatif. Recommended banget deh pokoknya," balas Yazdan antusias.
"Eh, kamu sering kesana ya, Dan?" tanya Arshaka penasaran.
"Sering sih enggak, Bang. Tapi emang beberapa kali pernah kesana juga. Diajakin sama Deyza juga waktu itu awalnya," jawab Yazdan.
"Oh, gitu ya. Ya udah, kita kesana aja ya, Dan," ucap Arshaka kemudian.
"Oke, Bang," balas Yazdan.
Yazdan pun kemudian mengemudikan mobil milik Arshaka yang sedang dia kendarai itu menuju ke arah kafe Awan. Sementara Arshaka diam-diam mengulum senyum tipis. Di dalam hatinya Arshaka sangat berharap semoga dirinya bisa bertemu dengan gadis cantik kemarin itu di kafe tersebut.
Setibanya di kafe Awan.
Yazdan memarkirkan mobil yang dia kendarai itu di halaman kafe Awan. Setelah melepaskan jas dan dasi masing-masing, Arshaka dan Yazdan pun kemudian turun dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam kafe Awan tersebut.
"Selamat datang di kafe Awan," sapa seorang pelayan yang berdiri di dekat pintu masuk kafe itu.
Arshaka dan Yazdan menganggukkan kepala mereka singkat seraya tersenyum.
"Meja untuk berapa orang, Kak?" tanya pelayan tersebut kemudian.
"Dua orang, Mas," jawab Yazdan.
"Oh, iya. Mari, silahkan ikuti saya," kata pelayan tersebut.
Arshaka dan Yazdan pun lalu mengikuti pelayan tersebut yang mengantarkan mereka berdua ke sebuah meja dengan dua buah kursi, yang terletak di dekat jendela kaca kafe tersebut.
"Silahkan, Kak," ucap pelayan tersebut mempersilahkan.
"Makasih," balas Arshaka dan Yazdan.
Arshaka dan Yazdan pun kemudian mendudukkan diri mereka di kursi yang saling berhadapan di samping meja tersebut.
"Silahkan dilihat menunya, Kak," kata pelayan tersebut seraya menyerahkan buku daftar menu kepada Arshaka dan Yazdan.
"Nanti kalau sudah mau pesan, kakak tinggal panggil kami saja, ya. Saya permisi kembali ke depan dulu," pamit pelayan tersebut kemudian.
"Oke. Makasih ya," balas Yazdan.
Arshaka dan Yazdan kemudian membuka buku menu di hadapan mereka tersebut. Tetapi baru saja mereka berdua membuka buku menu tersebut, tiba-tiba saja ponsel milik Yazdan berbunyi dengan nyaring.
Yazdan lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Dilihatnya siapa yang sedang menelpon dirinya saat ini.
"Mama," ucap Yazdan sedikit terkejut.
"Angkat aja, Dan. Siapa tau penting," kata Arshaka.
Yazdan menganggukkan kepalanya pelan. Yazdan kemudian menggeser tombol hijau pada layar ponselnya tersebut.
"Halo. Assalamu'alaikum, Ma," sapa Yazdan setelah sambungan teleponnya terhubung.
"......."
"Kakak emang lagi di luar juga sih Ma sama Bang Shaka. Ya udah, nanti kakak ijin sama Bang Shaka dulu ya, Ma."
"......."
"Iya, Ma. Oke. Wa'alaikumsalam."
Yazdan mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang Mama.
"Ada apa, Dan?" tanya Arshaka.
"Mama minta dijemput, Bang. Minta dianterin ke rumah nenek. Sopir di rumah lagi libur, pulang ke kampungnya. Nenek lagi nggak enak badan kata Mama," jawab Yazdan.
"Oh. Ya udah, kalau gitu kamu buruan jemput Mama Ayumi terus anterin Mama Ayumi ke rumah nenek aja sekarang. Bawa aja mobil Abang, nggak pa-pa," kata Arshaka kemudian.
"Abang nggak pa-pa aku tinggal dulu? Mobilnya aku bawa juga loh ini," tanya Yazdan.
"Ya nggak pa-pa, Dan. Abang tungguin kamu disini. Atau kalau nanti Abang mau balik ke kantor duluan, Abang pasti kabarin kamu juga," jawab Arshaka.
"Iya deh. Kalau gitu aku tinggal jemput Mama dulu ya, Bang. Assalamu'alaikum," pamit Yazdan.
"Iya, Dan. Wa'alaikumsalam. Hati-hati kamu bawa mobilnya," jawab Arshaka sekaligus berpesan.
"Oke, Bang," balas Yazdan.
Yazdan kemudian kembali bangun dari duduknya. Setelah itu Yazdan pun lalu keluar meninggalkan kafe Awan tersebut.
Arshaka kembali melanjutkan melihat-lihat buku menu tersebut. Setelah menentukan apa yang akan dia pesan, Arshaka pun kemudian memanggil pelayan di kafe tersebut.
"Mbak," panggil Arshaka kepada seorang pelayan wanita yang sedang berdiri di dekat meja kasir saat ini.
"Iya," balas pelayan wanita tersebut seraya berbalik menghadap ke arah Arshaka.
Dan begitu terkejutnya Arshaka karena ternyata pelayan wanita itu adalah gadis cantik yang kemarin sempat bertemu dengan Arshaka di toko buku waktu itu.
"Kamu ---" Arshaka tidak melanjutkan perkataannya.
"Eh. Kakak yang kemarin di toko buku itu, kan?" kaget gadis cantik itu juga setelah berdiri di hadapan Arshaka.
"Ah, iya. Itu aku," jawab Arshaka dengan tersenyum senang.
"Wah, nggak nyangka ya Kak kita bisa ketemu lagi disini," ucap Fafa, gadis cantik itu.
"Iya nih. Eh, kamu kerja disini, ya?" tanya Arshaka kemudian.
"Enggak kok, Kak. Sebenarnya kafe ini milik kakak aku. Dan tiap pulang kuliah aku memang selalu kesini. Ya, cuma bantu-bantu gitu deh," jawab Fafa.
"Oh, gitu ya. Jadi kafe ini punya kakak kamu?" tanya Arshaka lagi.
"Iya, Kak. Oh iya, kakak mau pesen apa?" jawab Fafa sekaligus menanyakan pesanan Arshaka.
"Oh iya, satu capuccino panas sama cake coklat, ya," jawab Arshaka kemudian.
"Satu capuccino panas sama satu cake coklat ya, Kak," ulang Fafa seraya mencatat pesanan Arshaka tersebut.
"Iya," ucap Arshaka.
"Oke. Ditunggu sebentar ya, Kak. Aku tinggal ke belakang dulu," kata Fafa seraya tersenyum, sekaligus berpamitan.
"Iya," balas Arshaka dengan tersenyum senang juga.
Fafa kemudian berbalik dan meninggalkan Arshaka yang masih saja terus tersenyum senang saat ini. Arshaka merasa bersyukur karena akhirnya dirinya bisa bertemu kembali dengan gadis cantik yang beberapa hari ini selalu mengganggu pikiran Arshaka tersebut.
Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada dirinya saat ini. Arshaka belum pernah merasakan perasaan seperti ini terhadap seorang gadis sebelumnya. Arshaka selalu memikirkan gadis cantik itu. Arshaka juga merasa selalu ingin bertemu dengan gadis cantik itu. Dan ketika mereka sudah bertemu, rasanya hati Arshaka begitu bahagia dan berbunga-bunga. Seperti saat ini.
Tidak lama kemudian, Fafa kembali menghampiri meja Arshaka dengan membawa pesanan dari Arshaka tadi.
"Satu capuccino panas dan satu cake coklat," ucap Fafa seraya meletakkan pesanan Arshaka tersebut di atas meja.
"Makasih, ya," kata Arshaka.
"Sama-sama, Kak. Selamat menikmati ya, Kak. Semoga kakak suka," ucap Fafa lagi.
"Iya. Eh, mmm, boleh aku kenalan sama kamu?" tanya Arshaka kemudian, memberanikan dirinya sendiri.
"Oh, boleh kok, Kak," jawab Fafa dengan tersenyum lembut.
Arshaka menghembuskan nafas lega seraya tersenyum senang karena permintaannya untuk berkenalan tidak ditolak oleh gadis cantik di depannya itu. Arshaka kemudian mengulurkan tangan kanannya.
"Kenalin, aku Arshaka. Biasa dipanggil Shaka," kata Arshaka memperkenalkan diri.
"Aku Fatimah, Kak. Kak Shaka boleh panggil aku Fafa," balas Fafa seraya membalas uluran tangan dari Arshaka tersebut.
"Ah iya, Fafa. Nama yang cantik, secantik orangnya," puji Arshaka, refleks.
Arshaka sampai merasa heran dengan dirinya sendiri. Belum pernah Arshaka memuji seseorang secara langsung seperti ini, apalagi itu adalah seorang gadis.
"Hehe, makasih pujiannya, Kak," ucap Fafa dengan tersipu.
"Sama-sama, Fafa. Tapi itu bukan hanya sekedar pujian kok. Memang kenyataannya seperti itu," kata Arshaka dengan tersenyum.
"Kak Shaka bisa aja deh," ucap Fafa merasa malu.
Arshaka dan Fafa pun kemudian tersenyum bersama-sama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!