Angin dari hutan menghembuskan ke arah desa dengan begitu sejuk. Kicauan burung yang terdengar di siang hari. Desa kecil yang berada di perbatasan hutan. Semua orang yang tinggal di desa adalah seorang petani.
Siang hari, mereka semua kembali ke rumah masing-masing setelah dari ladang tanaman yang mereka tanam. Jalanan yang ramai dengan penduduk yang beraktivitas seperti biasanya. Walaupun penduduk desa hanya ada sekitar 200 orang tapi desa itu cukup ramai keramahan penduduk dan damai dalam ikatan persaudaraan sesama penduduk.
Seorang lelaki berbadan besar dengan gagah membawa cangkul di pundaknya berjalan dari ladang menuju rumah yang sederhana dengan terbuat dari kayu. Lelaki itu meletakkan cangkulnya di samping pintu luar rumah lalu masuk. Istri yang menyambut dengan begitu hangat saat membuka pintu dan menawarkan makanan yang sudah di masak olehnya untuk makan siang sang suami.
"Ahhh, sakit sayang." Ucap seorang wanita hamil memegang perutnya dan salah satu tangannya memegang kursi. Wanita itu bernama Alika Blossom yang sedang mengandung dengan usia kandungan 9 bulan.
"Apa mau lahiran?" tanya sang suami dengan meletakan makanannya begitu saja dan berjalan dengan cepat untuk menggendong sang istri dan meletakkannya ke atas tempat tidur.
"Sepertinya......" Alika menjawab dengan menahan sakit.
"Ada cairan keluar? Tunggu disini, aku akan memanggil tabib untuk membantu mu." Jawab suami Alika yang bernama Darren Blossom.
"Tidak, tidak perlu memanggil tabib. Aku bisa mengatasinya sendiri, tapi bisakah membantuku?" tanya Alika dan Darren menganggukkan kepalanya.
"Siapkan air hangat di wadah dengan ukuran berdiameter 50 Cm. Kain bersih dan juga pisau tajam serta jarum." Jawab Alika.
"Baik, tunggu sayang." Jawab Darren.
Alika mengatur napas perlahan-lahan dengan begitu teratur dan memberikan dorongan untuk mengeluarkan sang bayi. Alika melakukan persalinan sendiri dengan kekuatan yang dimiliki olehnya.
"Oekkkk...oekk...." Suara tangisan bayi terdengar. Darren yang menampung sang bayi yang sudah keluar mengangkatnya..
"Syukurlah. Sayang dekatkan denganku, aku ingin melihatnya." Ucap Alika dan Darren mendekatkan bayi ke arah Alika.
"Potong tali pusat itu dan dekatkan dengan ku agar bisa aku hentikan darahnya......." Alika memberikan arahan kepada Darren untuk memisahkan bayi dengan uri-uri.
"Aku dimana?" tanya sang bayi melihat kedua wajah Alika dan Darren.
"Sayang, mandikan putri kecil kita dan pakaikan kain bersih itu. Aku akan mengobati diri ku terlebih dulu." Jawab Alika.
"Iya." Jawab Darren yang begitu bahagia dan lega melihat istrinya yang baik-baik saja dan anaknya yang sudah lahir.
"Aku menjadi seorang bayi? Apa aku terlahir kembali? Bukannya tadi aku baru saja selesai mengalahkan monster jelek itu dan tiba-tiba aku sudah berada di tempat ini?" tanya bayi perempuan itu yang melihat dirinya di bayangan air saat ia sedang di mandikan oleh Darren.
Darren memakaikan kain yang menyelimuti seluruh tubuh dengan menampakkan wajah sang bayi saja dalam balutan kain itu. Darren memberikan bayi perempuan miliknya kepada Alika yang sudah mengobati sendiri dirinya.
"Aku akan membereskan yang lainnya dan mengambilkan pakaian baru untuk mu." Jawab Darren.
"Terima kasih sayang." Jawab Alika.
"Aku yang berterima kasih kepada mu telah melahirkan anak perempuan yang cantiknya seperti mu." Jawab Darren dengan mencium kening Alika dan membersihkan darah di tempat tidur dan membersihkan bekas darah.
"Kamu memang hebat sayang. Bagaimana dengan keadaan mu?" tanya Darren yang memastikan keadaan istrinya setelah membersihkan semuanya.
"Baik, tapi masih akan selalu berdarah setelah persalinan. Dan ini normal, untuk yang lain aku sudah menggunakan sihir penyembuh." Jawab Alika.
"Syukurlah. Lalu bagaimana kita menamainya?" tanya Darren.
"Tentu saja sesuai dengan yang sudah kita sepakati jika perempuan akan diberi nama Alice Blossom." Jawab Alika.
"Putri kecil Ayah, Alice." Jawab Darren.
Tiba-tiba jendela status muncul setelah Darren mencium sang bayi yang sedang di gendong Alika.
Selamat datang di dunia reinkarnasi Alice Blossom. Kekuatan sihir 0, tidak ada elemen sihir yang terisi. Tujuan dilahirkan kembali adalah mengalahkan kembali bos monster King Mo 20 tahun mendatang. Waktu di mulai dari sekarang. Kekuatan sihir akan bertambah jika menyelesaikan misi. Misi pertama di mulai : kumpulkan kasih sayang Alika dan Darren pada termometer jendela status selama 1 bulan. Terima atau tidak?
Jendela status yang muncul di hadapan Alice memberikan jawaban dari pertanyaan Alice sejak tadi. Alice berusaha untuk menekan jendela status dengan mengeluarkan tangan kanan miliknya dari balutan kain. Alice menerima misi.
"Lihat? Dia sudah bisa mengeluarkan tangannya dari kain." Jawab Alika yang tertawa dan Darren juga ikut tertawa. Mereka begitu bahagia dengan melihat putri kecilnya yang begitu aktif dan terlihat wajah imut yang tergambarkan dari senyum tawa yang dilakukan oleh seorang bayi.
"Kekuatan ku benar-benar hilang? Dan jendela status ini menjadi satu-satunya keterangan aku berada di sini. Aku lihat dulu status termometer." Jawab Alice melihat lagi jendela status.
Termometer misi sudah terisi 20%. Saat mencapai 100% akan mendapatkan hadiah.
"Baiklah. Karena aku sudah mendapatkan kesempatan kembali untuk hidup. Aku akan memanfaatkan dengan baik. Aku akan menyusun strategi untuk mengalahkan King Mo si monster jelek kepala 5 itu." Jawab Alice dalam hati.
"Apa aku bisa melihat status orang lain?" tanya Alice saat menoleh ke arah Alika dan Darren.
"Alika Blossom. Kekuatan elemen sihir penyembuh : 10.000. Seorang putri kerajaan ? yang menjadi ibu dari Alice Blossom."
Darren Blossom. Kekuatan elemen sihir Api: 10.000. Kekuatan Tempur 10.000. Seorang Jenderal Kerajaan Gasta dan Petani Desa Sky yang menjadi Ayah dari Alice Blossom.
"Ternyata mereka berdua kedua orangtua ku dan apa-apaan MP mereka 10.000? Apa ini menunjukkan kekuatan mereka?" tanya Alice kembali dalam hati melihat apa yang ia lihat dari jendela status Alika dan Darren.
"Sepertinya hanya aku yang dapat melihat jendela status mereka sedangkan mereka tidak? Apakah ini termaksud kekuatan yang aku miliki di Dunia ini sekarang?" tanya Alice dalam hati lagi
"Aku benar-benar sangat bahagia Alika." Jawab Darren yang tak pernah berhenti mengekpresikan dirinya yang saat ini bahagia. Terus menerus mengobrol dengan Alika dan Alice. Mereka sekeluarga terlihat bahagia dengan kehadiran Alice yang baru saja dilahirkan ke dunia.
"Aku juga, terima kasih sudah mau ikut bersama dengan ku dan meninggalkan semuanya." Jawab Alika.
"Jangan ungkit kembali pilihan itu sayang, sekarang yang terpenting kebahagiaan, kesehatan dan keselamatan kalian. Kalian adalah hal yang paling berharga yang aku miliki." Jawab Darren dengan memeluk Alika dari samping.
"Lihat Ibu mu sayang, dia begitu bersemangat ketika kau lahir ke dunia ini." Jawab Darren yang terus menerus memuji istri dan anaknya.
Perperangan antara manusia dengan monster tidak berhenti-henti selama 2 tahun terakhir. Seluruh penyihir di seluruh negeri berkerjasama untuk mengalahkan monster yang datang menyerang di kerjaan mereka masing-masing. Darah, mayat, kehancuran sudah menjadi pemandangan di muka bumi. Tidak ada lagi ketenangan, perdamaian dan ketentaraan terlihat. Mereka yang terus bertahan hidup pada serangan monster-monster.
Tiba-tiba, awan hitam berkumpul di langit dengan hitam pekat membentuk sebuah lingkaran. Semua penyihir dan monster yang sedang bertarung berhenti melihat awan hitam yang di iringi dengan suara guntur yang menakutkan dan cahaya kilat yang terlihat.
Ternyata itu adalah sebuah portal yang terbuka dengan seekor monster yang begitu besar membuat seluruh penyihir melihatnya takut sedangkan para monster terlihat senang. Portal hitam mengeluarkan seekor monster di antara para monster yang bernama King Mo dengan bentuk naga, tubuh yang besar berwarna hitam pekat memiliki 2 tangan, dua kaki dan kepala lima. Tiga kepala berbentuk naga dan satu kepala berbentuk manusia yang memiliki tanduk dengan 5 mata di wajahnya. King Mo bersiap untuk menghancurkan bumi dengan mengeluarkan 5 elemen sihir pada setiap kepalanya. Air, api, angin, tanah dan petir.
"Aaaaaaaaaaa." Suara king mo membuat getaran bunyi yang begitu kencang dan ketakutan dalam diri setiap manusia melihat dengan takut.
"Monster apa itu?"
"Apa ini adalah Raja Monster di antara para bos monster?"
"Ema, pergi ke arah monster itu." Ucap seorang wanita yang menunggangi seekor Chirema, binatang legendaris dengan kepala singa dan memiliki ekor kepala ular naga dan juga memiliki dua sayap yang bisa di lebarkan seperti elang.
"Oke nona Alice." Jawab Ema yang berlari ke arah puncak gunung tertinggi yang dekat dengan monster King Mo. King Mo yang baru keluar dari portal sudah mengeluarkan seluruh elemen sihir di sekitar sehingga hancur hutan sekitar dengan jarak 100 meter.
"Nona dia mengeluarkan banyak elemen sekaligus dari kepala jelek ya itu." Jawab Ema.
"Kita terbang." Jawab Alice.
"Baik Nona." Jawab Ema yang langsung menumbuhkan sayap kecilnya menjadi besar dan terbang ke arah monster untuk mendekatinya.
"Monster-monster lain berdatangan ke arah monster besar itu." Jawab Alice yang melihat ke bawah bahwa para monster berlari menuju ke arah King Mo.
"Iya nona, sepertinya raungan suara yang di keluarkan olehnya tadi untuk memanggil seluruh monster mendekati dirinya." Jawab Ema.
"Kau benar Ema, berapa lama lagi kita sampai di dekatnya?" tanya Alice.
"1 menit lagi, ini sudah berjarak 100 meter. Nona persiapkan diri. Sepertinya dia akan menyemburkan lagi elemen sihir untuk menghancurkan bumi." Jawab Ema.
"Baik." Jawab Alice yang mulai membentuk 5 lingkaran sihir api, angin, air, petir dan tanah.
Ema berhenti dengan jarak 20 meter dari King Mo. Alice bersiap menyerang 2 elemen air dan angin untuk menghentikan elemen api yang di keluarkan King Mo.
Mata King Mo beralih ke arah Alice yang menghentikan serangan yang luncurkan olehnya.
"Siapa kau manusia yang berani-beraninya menghentikan serangan ku?" tanya King Mo yang bisa berbahasa manusia seperti Ema dan Bos monster lainnya yang sudah memiliki kecerdasan seperti manusia.
"Apa kau Raja Monster?" tanya Alice yang berbalik bertanya.
"Aku adalah King Mo, raja monster di antara para bos monster. Jawab pertanyaan ku manusia brengs***k." Ucap King Mo.
"Aku tidak kan menghalangi kau jika kau tidak menghancurkan bumi. Dan kau siapa yang berani mengatur ku seenaknya?" tanya Alice.
"Dasar manusia sombong. Jangan kira kau bisa menghentikan tujuan utama ku menghancurkan bumi dengan kekuatan sihir lemah mu itu." Jawab King Mo.
"Kita buktikan saja." Jawab Alice.
King Mo yang kesal dengan jawaban Alice langsung menyerang Alice dengan kekuatan air. Tapi Alice berhasil menghindar. Serangan kedua serangan Api dan Alice berhasil menghindar hingga seluruh kekuatan elemen King Mo di kerahkan namun Alice tetap bisa menghindari.
"Ternyata kemampuan mu lumayan. Tapi bagaimana dengan ini, aauuuuuuu!" Suara erangan King Mo memanggil seluruh pasukan bos monster dan para monster ke arahnya.
Monster-monster lain berdatangan atas panggilan King Mo dengan bergabung dengan monster lainnya yang sudah berada di bawah dekat King Mo melayang. Monster itu juga menyerang Alice dari bawah sehingga membuat konsentrasi Alice itu terganggu. Monster-monster yang berdatangan untuk membantu King Mo membunuh Alice.
"Nona akan kesulitan berkonsentrasi melawan King Mo. Lebih baik saya membereskan monster-monster yang ada di bawah." Ucap Ema.
"Oke. Aku akan menggunakan lingkaran sihir melayang terbang untuk mendekati King Mo. Mohon bantuannya Ema." Jawab Alice.
"Tentu saja nona ." Jawab Ema.
"Terima kasih. Jangan sampai kalah." Jawab Alice.
"Tentu saja, nona jangan sampai kalah dengan monster jelek itu." Jawab Ema.
"Oke." Jawab Alice dan mereka tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ema dan Alice berpisah. Ema turun ke bawah untuk mengalahkan monster-monster yang sudah mengganggu Alice sebagai tuan kontrak dan Ema sebagai Hewan kontrak Alice.
"Tidak ada yang boleh menyerang nona ku." Jawab Ema yang mengeluarkan sihir racun dari ekor milihnya ke arah para monster. Lalu berlari maju mengeluarkan sihir api dari mulutnya, mengeluarkan sihir tanah dari kakinya dan mengeluarkan sihir angin dari sayapnya lalu mengeluarkan sihir petir dari ekornya lagi. Ema juga memiliki elemen lengkap seperti Alice sebagai binatang legendaris.
Diposisi lain, Alice yang melawan King Mo mengeluarkan seluruh sihir yang di milikinya. King Mo yang mengeluarkan api di halangan dengan Api. Mengeluarkan sihir air di halang dengan air. Mereka berdua beradu kekuatan sesama sihir pada setiap elemen sihir.
"Booom!!!" satu kepala King Mo yang mengeluarkan sihir api telah pecah akibat serangan Alice.
"Manusia brengs****k, aku sudah meremehkan mu. Ternyata kau memiliki elemen lengkap bahkan aku juga terlihat lemah melawan mu. Cairan apa yang sudah kau lemparkan kepada ku?." tanya King Mo dengan kesal.
"Racun Ema yang sudah aku modifikasi dengan beberapa tanaman beracun dan hewan berbisa bekerja sedikit padanya. Berarti kulit dan metabolisme tubuhnya itu sangat kuat. Biasanya monster lain sudah akan mati setelah satu jam berlalu. Tapi dia masih terlihat baik-baik saja, namun itu sudah cukup untuk membuatku mendapatkan cela menyerangnya. Selanjutnya aku akan mencoba menyerang beberapa mata dan kepala yang mengeluarkan elemen air." Ucap Alice dalam hati.
"Jangan banyak bicara, akhiri sekarang juga." Jawab Alice yang terbang kesana kemari dan meluncur serangan demi serangan ke arah King Mo dan berhasil menghancurkan satu kepala lagi dan mata di kepala manusia tersisa tinggal satu.
"Sudah saatnya menghancurkan seluruhnya, jika menunda waktu aku akan kehabisan kekuatan." Jawab Alice dalam hati. Alice membuat lapisan-lapisan lingkaran sihir untuk menggabungkan seluruh kekuatan lingkaran sihir dan mengeluarkan satu serangan menghancurkan King Mo.
"Boomm!" tubuh King Mo hancur dan Alice terjatuh dengan tubuh yang lemah akibat seluruh kekuatan sihir miliknya habis.
"Nona bangun, jangan tinggalkan aku." Ucap Ema yang membangunkan Alice.
"Kau harus hidup dengan baik Ema. Aku sudah lelah, Selamat tinggal." Jawab Alice yang menutup matanya.
"Aku mengingat dengan jelas saat kematian yang aku alami setelah melawan King Mo. Dan membuka mata sudah berada di dunia ini saja bahkan nama ku juga sama di dunia ini. Baiklah, misi pertama ini sudah mendapatkan beberapa persen termometer misi. Aku akan mencoba tertawa." Jawab Alice dalam hati saat dirinya membayangkan apa yang terjadi di masa lalu dan sudah tiba di sini saja. Alice saat ini masih di gendong Alika dan di ajak berkomunikasi dengan Darren.
7 Tahun berlalu, Alice sudah menjadi anak kecil yang imut dan cantik. Hidung kecil namun mancung, bibir yang berbentuk seperti love, alis yang tebal dan mata yang bulat dengan bola mata berwarna biru, rambut kepala yang lurus, hitam dan panjang di bawah bahu di ikat dua selalu.
"Selamat pagi Mama." Jawab Alice yang baru keluar kamar dengan rambut yang masih terurai dengan memakai piyama.
"Selamat pagi sayang, sudah bangun? " ucap Alika dengan berjalan memeluk Alice dan mengikat satu rambutnya.
"Bersihkan diri dulu, mama sudah menyiapkan baju mu di tempat biasa, setelah itu turun dan kita sarapan bersama." Jawab Alika.
"Baik Ma..." jawab Alice yang balik berjalan ke arah kamar dan membersihkan diri.
"Sayang sudah siap?" tanya Alika pada Darren yang datang duduk di atas meja makan.
"Sudah. Dimana Alice? Apa dia sudah bangun?" tanya Darren.
"Sebentar lagi dia akan datang." Jawab Alika. Tidak beberapa lama Alika dan Darren berbicara, Alice keluar dengan memakai baju yang sedikit formal. Gaun berwarna putih yang terlihat cocok di pakai oleh Alice.
"Mama, Papa. Kita mau kemana?" tanya Alice yang melihat dirinya memakai gaun yang biasa di gunakan untuk pergi menghadiri pesta di desa.
"Tentu saja untuk merayakan ulang tahun mu yang ke 7." Jawab Darren yang mendekati Alice lalu mengangkat Alice ke kursi meja makan.
"Mama sudah memasak makanan yang enak untuk kita hari ini dan juga hari ini adalah hari dimana Alice akan ikut dengan Papa ke suatu tempat." Jawab Alika.
"Mama juga ikut?" tanya Alice.
"Tentu saja. Setelah kita selesai sarapan, kita berangkat." Jawab Alika.
Mereka menyelesaikan makanannya dan bersiap-siap pergi. Darren mengunci rumah dan mereka bertiga berjalan. Jendela status muncul: pengecekan elemen sihir di paviliun sihir. Hadiah 5 koin emas.
"Jadi mereka akan membawa ku ke paviliun sihir yang ada di desa ini."Jawab Alice dalam hati setelah membaca jendela status yang muncul di hadapannya.
"Kita akan kemana Ma, Pa?" tanya Alice
"Ke paviliun sihir di desa ini." Jawab Alika
"Paviliun yang bisa mengecek elemen sihir yang kita miliki?" tanya Alice pura-pura polos dan tidak mengetahui hal ini.
"Tentu saja." Jawab Alika.
"Lihat mereka yang pergi bersama dengan Papa dan Mama ya masing-masing. Mereka semua sebaya dengan mu Alice. Semua orang sangat menunggu-nunggu hal ini sebagai penobatan mereka untuk membantu pemerintah atau mendapatkan pekerjaan yang baik yang di akui oleh pemerintah." Jawab Alika.
"Oh iya, karena aku sudah berumur 7 tahun sehingga baru sekarang harus di cek elemen apa yang di miliki. Terima kasih papa, mama yang sudah menemaniku." Jawab Alice.
"Tentu saja, kami harus melakukan hal ini." Jawab Darren dan Alika bersama-sama.
"Selalu saja kompak." Jawab Alice dengan tersenyum dan Darren bersama Alika juga tertawa.
Mereka sampai di depan paviliun namun harus mengantri. Banyak orang yang sudah mengantri untuk melakukan pengetesan elemen untuk anak-anaknya.
"Jadi.... apa yang harus aku lakukan?" tanya Alice yang bingung ingin melihat pemandangan di depan. Pemandangan anak-anak yang seusianya sedang mencoba tes elemen sihir yang di miliki seseorang.
"Mau papa gendong?" tanya Darren dan Alika menganggukkan untuk mengangkat anaknya di atas pundak Darren. Darren menyetujui hal itu. Alice menjadi lebih mudah untuk melihat di dalam paviliun yang sedang mengadakan tes.
"Jadi mereka hanya meletakkan telapak tangannya di batu itu?" tanya Alice yang mempelajari hal yang baru melihat telapak tangan kanan di atas batu sihir.
"Bagaimana?" tanya Alika.
"Tenang saja. Anak kita itu cukup hebat, siapa yang bisa menandinginya?" tanya Darren tertawa. Alice hanya mengangguk.
Giliran mereka 3 orang lagi yang mengantri sejak tadi. Dan mereka di lihat oleh ketua paviliun. Dengan cepat ketua paviliun memberikan hormat kepada mereka namun Darren langsung memberikan kode untuk bersikap biasa saja kepadanya.
"Tunggu sebentar ya." Jawab ketua paviliun dengan memberikan perintah dan membisikan anggotanya untuk cepat bekerja. Dan akhirnya giliran Keluarga Blossom untuk melakukan tes.
"Selanjutnya, " ucap anggota administrasi paviliun untuk mempersilakan Alice.
"Jangan takut ya adik kecil, cukup pegang saja batu sihir ini dan keluarkan sedikit sihir mu di atas telapak tangan ke batu itu." Ucap anggota paviliun yang mengucapkan hal itu kepada keluarga Blossom. Alika dan Darren menganggukkan kepala. Alice memegang batu sihir dan memejamkan matanya
"Bagaimana mengeluarkan kekuatan sihir?" tanya Alice.
"Seperti yang sudah papa ajarkan." Bisik Darren kepada Alice. Darren tersenyum dan Alice menganggukkan.
"Bagaimana ini?Jika aku mengeluarkan api saja karena ayah memiliki elemen api. Dan seperti yang sudah aku katakan untuk saat ini aku akan menjadi orang biasa saja." Jawab Alice.
Alice mulai memegang batu sihir yang di sediakan oleh paviliun. Alin menutup matanya dan mulai mengalirkan sedikit elemen sihir api ke dalam batu sihir. Batu sihir itu tiba-tiba berubah menjadi warna merah pekat yang menakjubkan dengan cahaya yang besar.
"Wahhh, luar biasa. Sihir Api Tingkat Tinggi." Jawab ketua paviliun desa dan anggota serta orang-orang sekitar yang takjub dengan bahaya yang di tampilkan oleh Alice.
Alika dan Darren tertawa bahagia dengan memeluk Alice dan memberikan ia selamat. Dan Alice spontan memberikan sedikit aliran elemen petir di batu yang masih di pegang olehnya.
"Ha, dua elemen. Tapi elemen petir miliknya lemah." Jawab anggota paviliun yang melihat
"Jenius, anak kalian sama dengan kalian." Jawab ketua paviliun yang tertawa bahagia.
"Alice memiliki dua elemen sihir?" tanya Darren yang terkejut juga.
"Aku kaget sehingga mengalirkan dikit elemen petir di batu yang aku pegang.Apakah ini buruk?" tanya Alice dalam hati.
"Syukurlah. Aku kira dia akan memiliki sihir elemen api tingkat sedang. Tapi ternyata tidak." Jawab Darren yang mencium Alice melihat kabar baik ini.
"Gawat, seharusnya aku tidak melakukan itu. Padahal tadi sudah mengontrol untuk tidak kuat tapi bagi mereka itu sudah tinggi." Jawab Alice dalam hati yang tidak ingin orang lain mengetahui bahwa dia memiliki semua elemen.
"Satu bulan ini, dari semua yang datang sepertinya Alice yang paling berbakat dari yang berbakat." Jawab ketua paviliun yang memuji Alice.
"Terima kasih, baiklah. Kita pergi ?" tanya Darren kepada Alika.
"Boleh." Jawab Alika dan Alice.
"Lain kali aku harus menahan diri." Jawab Alice dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!