NovelToon NovelToon

RADIX [A Different World]

Bab 1 : HARAPAN (sedikit revisi)

Tahun 2008 adalah tahun dimana awal bencana yang menggemparkan dunia terbentuk. Sebuah bencana yang mengakibatkan ratusan anak dibawah umur meninggal dengan mengenaskan. Ini adalah kisah dimana mereka yang telah berhasil melewati 10thn masa kehancuran mulai bertekad untuk bangkit dan melawan.

[15 MEI 2028]

[KOTA ADRAN]

Saat mereka tiba di kota Adran' bagian Utara kerajaan Asian, lebih tepatnya ibukota Asian. Perang tengah terjadi, perang yang merugikan pihak kerajaan dengan merenggut banyak korban jiwa.

[Istana ibukota]

Barisan tentara terlihat begitu menuruni Garbarata pesawat, mereka dipimpin oleh seorang wanita bernama Yula Adha (40thn) bersama putrinya Kagali Yula Adha (23thn) yang duduk di atas kursi rodanya. Dengan postur tubuh tegap dan tangan yang memperagakan gerakan hormat, Yula berkata, "Selamat datang di ibukota Asian ... saya Yula Adha, senang bertemu dengan kalian, para tentara Sima." kemudian tersenyum di wajah yang terdapat bekas luka bakar yang masih belum kering sepenuhnya.

[Yula Adha]

[Seorang wanita kelahiran Adran, 23 April yang memiliki satu putri bernama Kagali Yula Adha dan telah cerai kepada suami yang bernama Arthur Adha (42thn). Saat ini ia bekerja sebagai abdi negara yang memimpin tentara Adran.]

"Senang bertemu dengan anda semua, saya Kagali Yula Adha." ucap Kagali.

[Kagali Yula Adha]

[Seorang wanita berumur 23thn yang telah memperoleh kekuatan dari mahluk fana (RUNE) sehingga ia masih dapat melihat dunia hingga saat ini.

Gaya rambut blonde dengan code color #FEEB75 (Blonde), warna matanya perpaduan antara emas dan kuning, Tinggi 163 cm, besar badan 54 kg, gaya tubuh wanita normal.

Ketika ia menerima kekuatan tersebut ia telah menjadi wadah (SHONA) dari RUNE yang bernama 'Lia Iora'.

berkat Lia Iora lah hingga saat ini Kagali mampu bertahan dari penyakit yang dideritanya sejak kecil dulu.]

"Senang bertemu dengan anda juga ... tapi bagaimanapun perang benar benar mengerikan." tutur Ren begitu melihat sekelilingnya yang kebanyakan hancur dan tersisa puing puing bangunan saja.

[Ren Fullbuster]

[seorang pria berumur 27thn yang saat ini tinggal di pulau tengah laut yaitu Sima. Ia bersama dua orang lainnya merupakan SHONA dari RUNE yang mendatangi Adran dengan suatu tujuan. Ren terkenal sebagai seorang yang periang, tak jarang wajahnya terlihat sangat senang dengan senyum khas yang dimilikinya itu membuatnya terlihat unik apalagi dengan tampang yang rupawan.

Ren memiliki rambut pendek dengan poni belah samping dan warna rambutnya sama dengan warna rambut adiknya yaitu Molten Lava (#B5332E) ia memiliki tubuh atletis dengan tinggi 180cm, berat badan 70kg.

Ren menerima kekuatan RUNE saat berumur 6thn namun menggunakan kekuatannya pertamakali saat Pulau Sima di serang oleh FESTUM untuk kedua kalinya saat ia berumur 18thn.]

"Saya rasa tak ada perang yang tak mengerikan! ...," sambung kira saat menuruni Garbarata yang diikuti Rey dari belakang, kemudian kira menoleh dan bertanya ketika melihat Rey berjalan kearah berbeda, "Anda mau kemana?"

[Kira Yamato]

[Pria yang bertubuh tegap dan berbicara dengan formal ini adalah seorang mantan tentara yang kini tinggal di pulau Sima sebagai seorang tentara pulau. Ia memiliki tunangan yang telah bersamanya sejak kecil, Kira juga dibesarkan di keluarga yang fokus pada kekuatan militer oleh karena itulah kira mendapatkan didikan keras sejak kecil.

Kira memiliki warna rambut yang sama dengan warna matanya liquorice (#0A0502), panjang rambutnya sampai di bawah bahu dengan poni yang terbelah dua, ia juga berkacamata.

berbeda dengan SHONA lainnya, Kira menerima kekuatan RUNE melalui sebuah senjata api yang diberikan oleh RUNE tanpa menjadi SHONA RUNE namun tetap dapat menggunakan kekuatan RUNE tersebut.]

sambil berpegangan pada pegangan Garbarata dan sedikit membungkukkan badannya, Rey bergumam, "Lain kali lebih baik aku menggunakan seraphin daripada pesawat ini ...." karena ia mabuk pesawat maupun kapal.

[Rey fullbuster]

[memiliki marga yang sama dengan Ren namun bukanlah saudara kandung, Rey adalah anak adopsi yang berhasil di selamatkan pada kejadian 2008 lalu, saat ini ia berumur 24thn.

Rey selalu mengikat rambutnya yang berwarna persis seperti warna matanya yaitu Molten Lava (#B5332E), ia memiliki tubuh atletis seperti kakaknya.]

"Dasar ... bagaimana bisa kau mabuk karena pesawat?" ucap Ren merasa aneh pada adiknya itu dengan nada yang sedikit bercanda, "Itu benar, saya pikir seraphin sama seperti pesawat yang kita naiki." sambung kira.

"Darimana nya!?" celetuk Rey. Lalu Rey berjalan untuk bergabung bersama kakak dan yang lainnya.

Selama beberapa saat mereka bercerita sebelum kemudian mereka memasuki istana ibukota.

"Mungkin lebih baik kita melanjutkan pembicaraan didalam! silahkan lewat sini." ucap Yula mempersilahkan, menuntun mereka ke aula tamu. Tapi bahkan sebelum jauh melangkah, tepat dibelakang mereka terdengar benturan yang keras, cukup keras untuk melukai orang orang, itu adalah puing puing bangunan yang baru saja dirobohkan oleh musuh yang entah darimana datangnya, membuat mereka terpaksa berlari kearah dimana seraphin berada.

"TEMBAK."

Satu perintah yang membuat para tentara mengangkat senjatanya dan berusaha menembak jatuh musuh yang mengambang di udara, namun besarnya perbedaan kekuatan dan ukuran antara FESTUM dengan manusia membuat mereka tak berkutik sedikitpun melawannya— begitu mereka berada di jangkauan Apport' seraphin dan velvet, dengan segera mereka memasuki kokpit, menggerakkannya kemudian mengeluarkan senjata dan membidik kearah FESTUM yang tak tergores bahkan setelah di serbu dengan senjata api.

Kemudian....

"Hanya dengan satu tembakan!?" ucap Yula terkesima setelah menyaksikan kekuatan RUNE secara langsung.

Satu tembakan dari Kira telah membuat lubang ditengah tengah dada FESTUM yang ukurannya sedikit lebih besar dari ukuran seraphin. Rey dan Ren yang juga berada dalam seraphin dengan cepat menghabisi sisa sisa FESTUM yang menyerang pangkalan udara yang terletak dalam jangkauan istana ibukota.

Ren bersiul sebelum berkata, "Kau memang selalu sigap dalam hal ini." Setelah melihat Kira yang dengan cepat menuju seraphin dan menghabisinya bahkan sebelum FESTUM bisa menyerang untuk kedua kalinya, kemudian Kira membalas perkataan Ren dengan sedikit tawa tawa kecil, "Bagaimana pun ini adalah kebiasaan." sambil mengingat kembali pelatihan yang diterimanya oleh Ayahnya. Sebuah pelatihan yang menjadikannya selalu cepat dalam menangani suatu masalah.

Lalu dengan menggunakan seraphin mereka membantu para tentara untuk membersihkan puing puing bangunan sambil tetap berjaga jaga akan kehadiran FESTUM. Begitu serangan selanjutnya tak kunjung datang dan merasa keadaan kembali aman, setelah keluar dari kokpit, mereka pun memasuki istana ibukota.

......................

[Ruang Tamu]

"Tolong ambilkan kotak P3K di lemari obat sebelah kiri ... Ah, berhati hatilah dalam menangani lukanya!" ucap seorang dokter yang baru saja dipanggil untuk menangani mereka yang terluka akibat terkena puing bangunan.

"Huh ... ini hal baru." ucap dokter memerhatikan mereka yang terluka, yang mana hanya 13 tentara dan 5 pekerja di istana ibukota yang mengalami luka luka, dan penyerangan kali ini tak sampai menjatuhkan korban jiwa seperti penyerangan sebelum sebelumnya. Ini merupakan sesuatu yang baru mereka rasakan dan ada perasaan lega dari setiap mereka yang menantikan persekutuan dengan pulau Sima.

"Terima kasih kepada kalian karena telah melindungi kami ...." ucap Kagali sebagai pembuka pembicaraan kepada ketiga pilot Sima yang dari tadi duduk di sofa tanpa melakukan apapun dan hanya memperhatikan apa yang dilakukan para dokter dan perawat.

Sadar seseorang sedang bicara, Ren kemudian menjawabnya dengan berkata, "Tak perlu sungkan, kami akan melakukan apapun yang dapat kami lakukan ...." dan mengakhiri kalimatnya dengan senyuman, kemudian dilanjutkan oleh kira yang menengok kearah Rey yang duduk di samping kirinya, "Bisakah kami melakukan pemeriksaan untuk seseorang?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Rey dan spontan menjawab, "Aku baik baik saja, bisakah aku bertemu dengan Alresha' secepatnya?"

[Alresha']

[RUNE dengan kekuatan yang dapat memengaruhi sistem untuk memperkuat segala jenis senjata yang dimiliki kapal perang jenis apapun. Tidak hanya memperkuat AlResha juga dapat melemahkan kekuatan unit dan kapal perang dengan memengaruhi sistem operasi.

ia dapat berada di sistem manapun dengan kekuatannya.

Wadahnya saat ini ialah Rey fullbuster.]

Alresha' adalah alasan utama mengapa pulau Sima mengutus para pilot Sima yang sebelumnya tak pernah lagi menampakkan diri sampai meninggalkan pulau dan muncul dihadapan orang orang, namun tujuan membawa pulang Alresha' tertunda dikarenakan RUNE yang dicari itu beberapa hari ini terus berpindah pindah dari satu kapal ke kapal lainnya sebagai bentuk penghindaran diri dari SHONAnya, itulah yang dikatakan Kagali kepada Rey juga kepada Ren dan Kira.

"Begitulah, kami masih belum dapat menemukan dimana ia sekarang!... maafkan saya." ucap Kagali dengan nada kecil yang hampir tak terdengar.

Sedang seseorang yang saat ini dicari, yakni Alresha' yang menghindar dengan memasuki satu sistem ke sistem lainnya yang saling terhubung, berakhir pada suatu sistem dalam nightmare model Velvet yang merupakan Nightmare milik SHONAnya.

”Oh, ini milik orang itu." ucap Alresha begitu mengenali suatu sistem yang ia masuki, ada perasaan rindu kepadanya namun rasa takutnya akan kehilangan tetap menghantui dirinya begitu mengingat kembali masa lalu yang ia alami. Sejak hari itu, sejak kejadian itu Alresha' tak lagi memiliki sedikitpun keberanian menghadap kepada seseorang yang telah disakitinya.

......................

Tak tak tak, suara langkah kaki terdengar ditelinga nya, begitu Alresha' menyadari siapa yang telah datang, ia bermaksud meninggalkan sistem Velvet dan beralih ke sistem lainnya, namun tindakan itu berhasil dihentikan begitu Rey berbicara kepadanya.

Kini Rey berdiri berhadapan dengan Velvet seolah olah mereka berdua lah yang saling berhadapan, Rey berkata kepada Alresha', "Aku tau kau disana! mari pulang, Al." kalimat singkat namun jelas membuatnya terkejut, tak menyangka itu adalah kalimat pertama yang didengarnya setelah sekian lama mereka berpisah. Entah Alresha akan mengerti atau tidak ia hanya merasa bahwa ini adalah hal yang benar, setidaknya untuk saat ini.

"Mari pulang, Al" Rey mengulangi kalimat yang sama. Dan Al masih tetap diam membisu tanpa satu kata pun.

Hingga waktu diantara mereka berdua terasa sunyi, karena Ren tak tahan lagi, ia akhirnya mendatangi keduanya meski sempat bertengkar bersama Kira karena sedikit perbedaan pendapat.

"Tidak bisa dibiarkan, bagaimana bisa mereka hanya diam begitu saja!" ucapnya sambil melangkah dengan cepat sedangkan Kira dan Kagali hanya melihatnya semakin menjauh. Sambil menepuk jidatnya, Kira berkata pada dirinya sendiri, "Haa ... padahal saya pikir anda tak perlu ikut campur!"

"Hoi kalian—"

"MEREKA DISINI!!!" teriak Kagali yang merasakan kehadiran sesuatu.

Sebelum Ren sempat menyelesaikan kalimatnya, Kagali yang tiba tiba berteriak membuat perhatian tertuju padanya dan kemudian ... Alarm berbunyi, sebuah tanda saat FESTUM dalam jumlah besar menuju kemari. Orang orang kemudian menjadi sibuk, berlari kesana kemari, mengambil peralatan perang kemudian bersiap menghadang musuh.

15 kapal induk yang masing masing membawa 40 pesawat tempur dikerahkan oleh Adran dan 3 pesawat induk yang mengangkut seraphin dan velvet juga dikerahkan karena memiliki sistem tempur. Para pilot juga segera memasuki kokpit nightmare mereka dan bergabung dalam perang demi mempertahankan Adran.

......................

Teriakan orang orang, kekacauan yang terjadi dimana mana, bau bubuk mesiu yang tercium dari segala arah, suara pedang yang saling beradu, pandangan akan kekacauan, bahkan ketakutan, inilah yang dinamakan perang ... sesuatu yang merebut kebebasan, kebahagian serta cinta kasih keluarga.

"Aagghh!" guncangan hebat terjadi pada unitnya, Ren menerima sejumlah kerusakan pada unitnya yang membuat dirinya pun terluka. Tak hanya dia, bahkan Kira pun tak berdaya menghadapi mahluk yang satu itu, mahluk yang saat ini terlihat melalui kedua matanya adalah mahluk terbesar yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.

"Oi oi oi yang benar saja ...." ucap Ren sebelum munculnya layar merah bertuliskan peringatan dalam sistem pertahanan seraphin miliknya.

[System warning!]

[A huge surge of energy is within your reach!]

[Be careful!]

Sebuah peringatan sistem muncul bersamaan terdengarnya suara suara mengganggu yang mengendalikan pasukan Festum seolah olah mereka di perintahkan oleh suara aneh yang berasal dari FESTUM terbesar itu.

Mereka yang awalnya terpisah pisah kemudian kembali berkumpul di satu titik seraya mengelilingi spesiesnya yang terbesar. Lalu hanya dengan satu raungan dari FESTUM itu telah membuat gelombang bunyi yang kuat sehingga dapat mendorong mundur kapal kapal di laut bahkan pesawat di udara. Akibat dari raungannya itu hanya menyisakan beberapa kapal dari pihak Adran.

......................

"TORPEDO SIAP."

"TEMBAK!"

Tepat setelah torpedo meluncur, seraphin pun terbang di udara dan velvet berselancar diatas air dengan kecepatan yang sama, sambil Ren menembaki targetnya sembari membukakan jalan, sedang Rey bersiap menerjang langsung kehati musuhnya sedangkan Kira menunggu waktu yang tepat untuk menembak setelah rekannya melakukan serangan pertama, tentu saja yang ditargetkan adalah mahluk super besar itu. Namun, serangan Rey yang seharusnya tepat pada sasarannya, gagal, dan malah melesat jauh dari targetnya.

Velvet' yang digunakan Rey terhenti seolah sistemnya mati dan ketika Ren menghampirinya, "Oouggh!" rasa sakit yang dirasakan tangannya saat menyentuh Velvet dan juga terjadinya fenomena pengkristalan di area tersebut, hanya ada satu hal dalam pikirannya.

"KIRA!" teriak Ren sambil menyeret Velvet menuju pesawat induk, Kira kemudian melaporkan dan membantu mereka dengan menjauhkan festum darinya. Sedangkan Alresha' yang berada di sistem Velvet terguncang hatinya atas apa yang baru saja terjadi pada SHONAnya.

HARAPAN (2) revisi

Halo...

Nine Nine disini, sebelum lajut ke jalan cerita saya akan menjelaskan beberapa hal tentang istilah Yang ada di episode sebelumnya... Disini saya menggunakan versi saya sendiri yah...

NIGHTMARE MODEL (mengacu pada unit robot) saat ini ada 2 model.

[SERAPHIN MODEL]

Unit yang digunakan Ren dan kira ini 'menggunakan' kekuatan RUNE untuk digerakkan, hasilnya unit tersebut memiliki kekuatan untuk memusnahkan para FESTUM namun kekuatan itu juga dapat berdampak buruk pada unit yang menggunakannya... tidak terlalu berbeda dengan...

[VELVET MODEL]

Unit yang digunakan Rey saat ini adalah unit yang 'meminjam' kekuatan RUNE lain untuk digerakkan (dengan sistem Seraphin), jadi jika Unit asli dari RUNE atau RUNE itu sendiri tersebut gugur maka hal itu berpengaruh pula kepada unit yang dipinjamkan kekuatannya, Karena itulah Unit ini sama beresiko nya dengan unit Seraphin model.

[RUNE DAN FESTUM]

RUNE adalah salah satu Ras yang ada bahkan sebelum peradaban manusia berkembang, mereka hanya dapat hidup di luar pulau tanpa Shona selam 12 hari saja meski mereka memiliki kekuatan yang besar, kekuatan yang dapat memberikan keabadian bahkan kekuatan yang dapat memusnahkan kehidupan, mereka memiliki perjanjian diantara para RUNE untuk tak menyakiti manusia... namun, peristiwa yang menyayat hati terjadi pada mereka membuat sebagian dari mereka kehilangan jati diri.

Tinggi ukuran RUNE seperti manusia pada umumnya, namun saat memiliki Shona mereka menyusut sekecil ukuran peri dalam dongeng, tentu saja mereka dapat kembali ke ukuran aslinya.

FESTUM adalah Ras dari evolusi RUNE yang berkebalikan dengan para RUNE, meski mereka memiliki kekuatan yang besar mereka sangat membenci manusia dan membuat terror diantara para manusia. FESTUM bentuknya bermacam macam ada yang seperti manusia, Titan, hewan bahkan tumbuhan, mereka yang berbentuk Titan, hewan dan tumbuhan berwarna Gold atau emas sedangkan yang menyerupai bentuk manusia namun sejenis RUNE memiliki kulit hitam.

[FENOMENA PENGKRISTALAN]

Suatu fenomena yang terjadi pada Shona RUNE ketika Ia mencoba terhubung dengan SHONA lainnya yang terkena 'Fase penghancuran' seperti yang tengah terjadi pada Rey.

[SHONA]

SHONA adalah wadah yang digunakan RUNE untuk tetap hidup di luar pulaunya. Dengan menjadi SHONA ia bisa menggunakan kekuatan dari RUNE yang memilihnya.

.

.

.

Darah mengalir dari dahinya, dengan mata yang terbuka namun menatap kekosongan, saat ini Rey terhanyut pada pikiran akan masa lalunya. Disisi lain ia yang menyebabkan Rey mengalami hal seperti ini juga sekali lagi merasakan ketakutannya.

......................

Kegelapan yang abadi ... kemanapun mata memandang hanya ada kekosongan dan kegelapan yang mengelilinginya. Berjalan, berjalan dan terus berjalan. Hingga sesuatu terlihat di hadapannya, itu adalah sebuah layar putih tanpa adanya gambar yang terlihat. Cukup membingungkan.

Namun semakin lama ia menatapnya, perlahan mulai terlihat suatu kenangan yang membuatnya tersenyum. Kenangan itu kemudian menjadi pemicu fase kehancuran dirinya, dimulai saat ia menyadari keretakan pada Layar dan wajahnya yang terjadi secara bersamaan lalu menyebar pada kedua tangan yang ditatapnya, dan tanpa sedikitpun rasa sakit, keretakan itu mulai menggerogoti seluruh tubuhnya, membuat tubuhnya hancur berkeping keping didalam kegelapan yang telah lama kehilangan cahayanya.

Kemudian dengan panca Indra terakhirnya yang masih sedikit berfungsi, samar samar suara terdengar ditelinga nya,

["Ma...f"]

["M..af!"]

["... af kan... ak.. u!"]

["Maafkan... aku!"]

Suara asing yang tak ia mengerti arti kata katanya.

......................

"REY BANGUNLAH!?" teriak Ren dengan wajah panik sekaligus khawatir terhadap adiknya. Rey membuka matanya dengan perlahan dan terlihat lemah, namun membuat rasa khawatir kakaknya sedikit menghilang jika saja Rey tak berkata, "Kamu ... siapa?" hingga Ren hanya bisa terdiam bisu mendengar ucapan adiknya.

"Apa yang... kau katakan!? Hoi... Rey!" ucap Ren terbata bata. Hal aneh yang dikatakan Rey, seolah olah ingatan yang ia miliki ter reset tak mengingat satupun dari mereka yang berada dalam ruangan tersebut meski mereka baru saja berbicara bersama. Hal ini dipicu oleh kejadian yang terjadi padanya beberapa saat yang lalu.

......................

Kekacauan yang terlihat dari layar sistem, suara mengerikan yang dikeluarkan oleh FESTUM tercampur dengan teriakan orang orang yang dipenuhi ketakutan, suara mesin, suara tembakan bahkan bau bubuk mesiu yang menembus lapisan baja unit Velvet.

Dibawah langit diatas lautan, dengan kecepatan tinggi yang dapat digunakan unit Velvet nya, ia menghindari serangan FESTUM dan menargetkan langsung core nya dengan bantuan dari sang kakak, Ren.

Menggunakan puing puing kapal sebagai tumpuannya untuk melompat, ia berhasil mencapai titik tertinggi dari target, kemudian mengarahkan senjatanya dan hendak menembak kepala FESTUM itu namun, seolah sistem Velvet terhenti sebelum penguncian target, tembakan itu melesat jauh dari target yang akan ditetapkan.

"Terhenti!?" gumamnya, kemudian peringatan sistem mengalikan pandangannya dan, "REY!?" teriakan sang kakak terdengar ditelinga nya dan dalam sekejap mata Kepala Velvet nya dihancurkan dengan ayunan tangan dari FESTUM, membuat kepalanya dipenuhi darah dan perlahan lahan cahaya dimatanya mati, saat itulah fase kehancuran dirinya terjadi.

"Ah ... ini menyakitkan! meski bukan seraphin." Rey masih memiliki sedikit kesadaran ketika Ren dengan cepat menyeret Velvet menuju pesawat induk, "Lepaskan sistem seraphin." ucap Ren panik. sebagai respon atas perintah, sistem dengan cepat melepaskan 'sistem seraphin' yang terdapat pada Velvet model untuk meminimalisasi kerusakan Rona pada tubuh Rey.

Ditengah kepanikan itu, Alresha' kemudian keluar dari sistem dengan air mata yang membasahi pipinya, ia mengulurkan tangannya mendekat ke wajah Rey seraya berkata dengan nyaring, "JANGAN MATI!" lagi lagi ia terpaksa menghapus ingatan Rey untuk tetap mempertahankan RONAnya.

......................

Ditengah tengah kebingungan, dengan kapal yang berada pada ketinggian diatas awan, FESTUM dapat mencapainya dan hendak menggunakan tentakelnya itu menembus badan pesawat, pesawat yang terlambat menghindar pun kehilangan keseimbangan antara sayap kiri dan kanannya kemudian jatuh.

merasa tak ada waktu memperdebatkan hal ini, mereka dengan cepat bergerak menuju seraphin masing masing, bahkan Rey yang ingatannya hilang tetap bergerak menggunakan instingnya ... saat berlari salah satu FESTUM tiba tiba muncul dari belakang, sontak Ren berbalik dan terkejut saat melihat FESTUM membuka lebar lebar mulutnya dan hendak menerkam dirinya.

[Target lock on]

[Aim carefully! then annihilate the enemy!]

Dor!!!

Hanya dengan satu tembakan peluru menembus langsung pada kulit FESTUM yang begitu keras ... itu adalah senjata khusus yang dimiliki kira, senjata pemberian seseorang kepadanya pada hari itu— Yang saat ini pemilik revolver itu sedang mengawas dari jauh.

Dengan senyum di wajah ia berkata menggunakan bahasa mereka, bahasa ras FESTUM. "Door!!... Lihat itu, yang kuberikan benar benar berguna bukan!?" Origin mengangkat tangannya, menunjuk kearah kira yang menembak dengan revolver pemberiannya— Kira menggerutu dalam hatinya saat melihat temannya begitu ceroboh, bagaimana tidak jika Ren sendiri memiliki senjata serupa yang baru saja dikembangkan.

"Hah ... apa revolver di pinggang anda hanya hiasan!?" tanya Kira serius.

"Ha ha ... kurasa kau tidak normal kira!" jawab Ren sedikit bercanda sambil berlari menuju jangkauan Apport' seraphin nya bersama Kira, "Baiklah ... sampai ketemu lagi Kira." kemudian mereka berpisah, menuju ke arah yang berbeda beda. Sedangkan Rey membantu pesawat untuk mendarat dengan normal di pangkalan udara, meski pangkalannya pun sedikit hancur akibat serangan FESTUM.

"Oh ... itu kembali utuh ..." gumam Ren saat memerhatikan Velvet yang digunakan Rey kembali keutuhannya tanpa sedikitpun kerusakan, itu tandanya RUNE telah berada dalam sistem Velvet dan memperbaiki unitnya untuk sementara.

......................

Kemudian Pada tanggal 29 Mei 2028 dengan korban sebanyak 3.860 jiwa penduduk termasuk personel tentara telah gugur akibat penyerangan FESTUM, 9 kapal induk dengan 355 pesawat tempur dan 2 pesawat induk pengangkut nightmare yang juga gugur sedang pasukan musuh yang terlihat tak berkurang sama sekali, membawa mimpi buruk bagi mereka semua.

Namun ditengah tengah keputusasaan pun tetap ada seseorang yang tak ingin termakan oleh keputusaan itu, orang seperti itulah Kagali, seseorang yang tetap mempercayai adanya harapan yang akan membawa kedamaian kepada mereka.

Kemudian Kagali berkata, "Jangan berputus asa, mereka disini ... para pembawa harapan!"

Dengan tatapan keyakinan yang kuat terpancarkan dalam kedua mata wanita itu, meski saat ini tubuhnya bergetar ketakutan, ia tetap dengan berani menatap balik FESTUM yang sedari tadi memelototinya dari dekat, bahkan dapat dirasakan udara disekitar menjadi semakin berat atas kehadiran FESTUM yang hanya nampak wajahnya itu, sedang tentakel tentakelnya melilit di tubuh kapal induk yang mengambang di udara karenanya.

Nafas mereka yang berada di dalam kapal semakin berat, dengan tangan memegang pistol sambil bergetar, Yula bersama awak kapal yang berada di belakang Kagali mengarahkan pistolnya pada dahi FESTUM namun tak berani menarik pelatuknya dan hanya diam mematung. Meski dengan perkataan Kagali, FESTUM tetap menakutkan apalagi salah satu matanya sedari tadi melirik kanan-kiri melihat seisi bridge seolah sedang mencari sesuatu.

Memecah keheningan Kagali mencoba bertanya, "Mengapa kalian menyerang manusia?"

Tetapi bukannya mendapat jawaban, pertanyaan itu malah memicu kemarahan festum, membuatnya membanting kapal sehingga kapal tenggelam dan meledak di dalam air, menghasilkan gelombang air yang kuat.

......................

[Satu hari sebelumnya]

Berapa kali pun mereka bertiga menyerang FESTUM Titan itu, tetap saja luka yang dihasilkannya kembali pulih. Ketiga pilot itu, dengan unitnya masing masing terbang kesana kemari bahkan berseluncur di atas air, mereka memikirkan cara memusnahkan FESTUM Titan itu sambil mengurus FESTUM lain yang kerap menyerang mereka.

"Hanya itu caranya bukan!" ucap Ren dengan menaikkan nada suaranya.

"Tidak bisa, terlalu beresiko!"

"Lalu apa?"

"Lakukanlah, kami akan melindungi mu!"

"Dengan kondisi anda sekarang?"

"Tak masalah."

"Baik."

Kemudian kira mundur, mendarat di pangkalan, mempersiapkan senjata apinya yang besar dan juga berat membuatnya tak mungkin digunakan sambil bergerak.

[Switch to APILAS mode]

[Installation time]

[20%]

[75%]

[99%]

[APILAS mode activated!]

Kira segera mengunci sasaran target, memberi peringatan kepada kedua rekannya kemudian menembak, dan membuat lubang tepat ditengah tengah dada FESTUM Titan itu. Suara tembakan yang dihasilkan apilas begitu ribut dan penggunaannya, tentu boros energi membuatnya menjadi salah satu alasan Kira jarang menggunakannya.

Setelah satu tembakan sempurna itu, karena banyaknya energi yang telah digunakan sistem seraphin secara otomatis mengistirahatkan unit Seraphin Kira, namun disaat seperti itulah FESTUM lebih mudah memangsa.

"Sebaiknya anda menepati janji." kata kira sebelum kedua matanya tertutup dan kemudian tertidur didalam unit Seraphin nya yang berada di tengah tengah perang, "Tentu saja ..." sambung Rey begitu mendarat ditempat yang sama dengan kira, kemudian mengalihkan pandangannya menuju arah tembakan.

"Ini selesai ... benar kan?" kata Ren dengan masih tersisa sedikit keraguan dalam hatinya meski telah memusnahkan FESTUM Titan yang memimpin FESTUM lainnya.

Mereka kemudian menyaksikan FESTUM satu persatu mulai menghilang dari pandangan dan pada saat malam hari pukul 20.45 perang telah berakhir, setidaknya itulah yang mereka semua pikirkan, namun pada keesokan harinya, sesuatu yang dipikir akan segera berakhir, kembali membawa bencana yang lebih besar, pada tanggal 29 Mei 2028 pukul 03.20 setelah FESTUM Titan, yang lebih berbahaya dari sebelumnya muncul, korban jiwa menjadi jauh lebih besar.

Cahaya kemerah-merahan yang seharusnya tampak di langit sebelah timur menjelang matahari terbit, kini tergantikan dengan cahaya keemasan dari musuh alami mereka, disepanjang mata memandang hanya terlihat mereka para FESTUM yang berbondong bondong mendekati istana ibukota, satu diantaranya yang terbesar bahkan tak terlihat sekujur tubuhnya hanya kepalanya saja yang terlihat dari permukaan laut.

"Itu bahkan jauh lebih besar sekarang!!!"

Perang kembali dimulai tetapi pasukan telah berkurang drastis akibat penyerangan sebelumnya.

Mereka sekuat tenaga bertahan dan memusnahkan para FESTUM, hanya saja ketika komandan Yula sibuk sibuknya mengarahkan perintah untuk mengurus FESTUM, terlepas dari pengawasannya FESTUM lain menggunakan tentakelnya untuk menangkap kapal induk yang ditempati Kagali dan Yula, hal itu membuat kapal terguncang dan mengejutkan mereka semua, kemudian saat kapal berhenti berguncang alangkah lebih terkejutnya mereka setelah menyadari tatapan dari mata kiri FESTUM yang satu satunya muat terlihat dari kaca kapal. Sontak membuat mereka mengangkat pistol namun tak berani menarik pelatuknya. Kemudian akibat kemarahan festum itu, semua awak kapal mati dalam ledakan kapal di bawah air.

Unitnya berguncang, tentakel FESTUM itu melilit dan melekat pada kaki Velvetnya mencoba untuk menariknya, untuk mempertahankan Velvetnya agar tidak jatuh Rey bermaksud menembak tentakel itu namun, "Argh!–" sesaat ia merasa seperti tersengat listrik dan kemudian, bersamaan fase penghancuran' Rona nya aktif kembali, Kagali tiba tiba muncul tergeletak dipenuhi darah di hadapannya dan saat itu pula Rey tak dapat mempertahankan kesadarannya, pingsan dan masuk kembali ke kegelapan yang sama seperti sebelumnya dengan layar putih dihadapannya, namun bukan lagi tersenyum, ia hanya berdiri mematung melihat seorang anak kecil yang mirip seperti dirinya sedang menatap layar putih itu sambil terduduk sendirian. Kemudian samar samar terdengar suara yang memanggilnya, meski ia ingin menanggapi suara itu, jiwa dan raganya sama sekali tidak menyahutinya.

Nafas mereka mulai terasa berat, bahkan untuk berbicara pun mulai terasa susah, namun apa daya bahwa mereka tak akan dapat pulang jika tak mengurus yang satu itu.

"Kira ... kau masih bisa melakukannya!?"

"Tidak, melihat saya masih belum menjalani pemeriksaan ..."

"Maka serahkan pada ku ... pergilah bersama Rey!" ucap Ren kemudian menggerakkan unitnya dengan kecepatan penuh, mengeluarkan pedangnya dan menusuk kepala FESTUM itu, namun kerasnya kulit kepala FESTUM membuatnya menusuk terlalu dangkal dan ditertawai oleh FESTUM sebelum akhirnya ia menghilang bukan karena dikalahkan, melainkan sengaja mundur seolah olah memberi kemudahan kepada manusia.

"Sudah selesai Zein. Apa ini membuatmu puas?" ucap Origin kepada Zein yang mengacungkan jempol dan tersenyum puas karena apa yang ia inginkan telah berhasil didapatkannya.

"Mereka mundur!?" gumam kira memperhatikan sisa sisa kawanan FESTUM menghilang begitu FESTUM Titan menghilang. Sedang Ren dipenuhi rasa kekesalan karena ejekan FESTUM, ia menggerakkan giginya lalu berteriak, "TUNGGU KAU ... FESTUM!!!" dengan sangat keras.

HARAPAN (3)

Halo...

Nine Nine disini lagi... ada penjelasan baru loh...

[RONA]

RONA, bagi manusia ialah pengganti fungsi jantung dan bagi FESTUM, sama seperti RUNE, rona ialah Hati. Rona memiliki 2 warna, putih dan hitam.

[APPORT']

Adalah tempat jangkauan dimana Sang pilot seraphin dan velvet model dapat berteleport untuk memasuki kokpit. Apport' hanya bisa digunakan oleh pilot yang terdaftar di Nightmare (saat ini memiliki 3 jenis) tertentu.

.

.

.

29 Mei 2028, Perang panjang selama 8thn telah berakhir dengan kemenangan manusia yang diberikan oleh FESTUM, namun korban jiwa yang dihasilkan dari perang tidaklah sedikit. Di sore hari pada pukul 17.00 setelah peperangan yang panjang, Langit memberikan pemandangan yang menakjubkan lewat kehadiran warna jingga yang menyembur dari arah Matahari terbenam sebagai hadiah untuk mereka semua atas perjuangan bertahan hidup yang telah dilakukan.

Letih. Lelah. Dan lega terpampang jelas di wajah semua orang, akhirnya akhir yang dinantikan telah tercapai, begitu lama mereka menantikan sebuah harapan sehingga kabar gembira ini pun tersebar dimana mana bahkan sampai ke telinga dewan UN membuat mereka memiliki kesibukan baru serta memperdebatkan mereka yang dianggap sebagai pembawa harapan.

Tangannya memukul meja, "Bagaimana bisa orang orang sialan itu baru muncul sekarang!?" bentaknya. Pria yang duduk disampingnya dengan santai menyahutinya, "Kita bahkan tak tahu mereka ada–" belum selesai kalimatnya, pria lainnya memotong pembicaraan, "Kau ingin mengatakan bahwa mereka sengaja?" tanyanya dengan geram, ia hanya mendapat senyuman sebagai balasan kemudian lanjut berbicara, "Kita tak boleh membiarkan mereka!"

Terpaksa merusak kulit luar kokpit, Ren memasuki Velvet adiknya dan menemukan Rey bersama Kagali yang keduanya tak sadarkan diri, kondisi yang sama pun terjadi kepada komandan Yula yang mana tak sadarkan diri dengan dipenuhi darah dalam salah satu kapal perang. Mereka kemudian diangkut menggunakan tandu Ambulance untuk dibawah ke rumah sakit terdekat, begitupun dengan korban lainnya yang mendapatkan luka parah dan luka ringan.

Ren berjalan, mendekati Kira yang sedari tadi menatap jauh ke arah laut, entah apa yang dilihatnya sampai sampai membuat kira tertegun. Kemudian Ren melontarkan pertanyaan, "Ada yang salah?" sambil menatap sedikit curiga kepada Kira yang berperilaku aneh.

Sedikit terkejut, Kira memalingkan wajahnya, menjawab dengan ragu ragu, "Ah ... tidak ada." kemudian tersenyum sampai Ren pergi menjauh setelah dipanggil, ia kembali pada ekspresi awalnya dan menatap kembali kearah laut. Ada kehadiran tak asing yang ia rasakan sejak awal datang kemari namun sekarang kehadiran itu terasa memudar.

"Saya harap itu bukan anda." gumam Kira meninggalkan pangkalan udara menuju ke rumah sakit tuk menjenguk Rey.

Dalam perjalanan, seekor burung merpati putih menghampiri jendela kaca mobil yang ditumpangi kira, itu adalah pembawa pesan dari pulau Sima. Rupanya ada 3 burung yang masing masing dikirim untuk mereka dengan isi surat yang sama yang mengharuskan mereka tuk segera kembali ke pulau.

Berjalan melewati setiap ruangan, Kira akhirnya tiba di ruang perawatan Rey dan melihatnya yang masih belum sadarkan diri dengan Alresha' disampingnya yang telah kembali pada wujud asli dirinya. Tanpa memedulikan kehadiran Alresha' Kira berjalan menuju jendela kamar rawat, membukanya dan menerima pesan melalui burung yang sama. Kira kemudian membalikkan kursi, duduk menghadap jendela yang menyorot sebuah taman indah yang berada di bagian belakang rumah sakit, sambil menunggu Ren yang sudah pasti datang, ia membuka pembicaraan empat mata dengan Alresha' hal pertama yang ia tanyakan adalah "Apa yang anda lakukan padanya?"

"Itulah yang ingin kutanyakan padamu, manusia!" ucap Alresha duduk membelakangi Kira, "Mengapa kalian suka sekali mencari masalah?" sambungnya.

Deretan pertanyaan yang Alresha' lontarkan sangat jelas bahwa ada kemarahan yang tersirat di

dalamnya membuat udara ringan ruangan itu semakin terasa berat dan dibalik pintu, Ren yang mendengar semua pembicaraan mengurungkan niatnya untuk masuk dan berbalik, melangkahkan kakinya menjauh dengan semua perkataan yang masih mengiang ditelinga nya.

Terganggu akan ucapan itu, langkahnya pun semakin cepat dan saat ia sadar ia sudah berada di gerbang utama rumah sakit. Menghela nafas. Pikirannya kemudian teralihkan oleh sesuatu yang terlihat dikedua bola matanya saat mendongak, sebuah pemandangan malam yang indah dengan jutaan, ribuan bahkan tak terhitung banyaknya kerlap kerlip bintang di langit telah menjernihkan pikirannya kembali.

"Kupikir aku harus kembali." gumam Ren setelah memikirkannya. Kemudian ia kembali ke ruang rawat lalu mengobrol bersama Kira dan Alresha' sampai hari ketika cahaya kemerah-merahan tampak di langit sebelah timur menjelang matahari terbit dengan cahaya terang yang memancar secara horizontal pada garis cakrawala yang terlihat melalui jendela kamar.

Pemandangan yang sama juga di saksikan oleh semua orang sebagai tanda untuk memulai hari baru yang telah datang, termasuk Zein yang tersenyum senang menanggapi seorang anak kecil dengan antusiasnya berbicara kepadanya.

"Masih sepagi ini kau sudah mengunjungi ku ... betapa energiknya kamu nak!" ucap Zein dengan menunjukkan senyumnya. Saat ini ia berada dalam suasana hati yang baik, lebih dari sebelumnya. Kemudian Zein menggendong anak kecil itu memasuki rumah menuju ruang tamu.

[Zein Lavander]

[Pria berumur 24thn ini adalah seseorang yang telah menjadi SHONA sejak masih berumur Anak anak.

Ia memiliki 2 saudara(i) yang sangat disayanginya meski tak berhubungan darah. Zein memiliki sepasang mata berwarna Merah (#FF0000) bergaya rambut blonde berwarna putih (#FFFFFF) dengan poni yang menutupi mata merahnya (#FF0000). Saat ini ia tinggal di kekaisaran Alvarez.]

Canda dan tawa yang hadir diantara mereka menjadikan Zein kembali terlihat normal seperti manusia pada umumnya. Setelah lelah bercanda, saat matahari terbit anak itu pun tertidur pulas dipangkuan Zein.

Menatap wajah tertidur anak itu, Zein bergumam, "Sebentar lagi kita bertemu ... Adikku!" kemudian tangannya mengelus rambut hitam anak itu sambil terus tersenyum.

......................

Bau obat obatan. Suara patient monitor yang terdengar ditelinga. Begitu matanya terbuka, perlahan ia telah menyadari bahwa dirinya baru saja menghindari maut. Tak kuasa menahan tangis, Yula menutup kedua matanya dengan tangan kanannya yang terdapat jarum infus, matanya meneteskan air mata kesedihan dan kebahagian bukan hanya untuk nya namun untuk mereka yang juga selamat dan untuk mereka yang dengan berani mengantarkan nyawanya demi masa depan yang akan datang. Mengetahui ibunya yang sedang menangis, Kagali memutuskan dengan sabar menunggu diluar sampai ibunya siap untuk bertemu seseorang. Selang beberapa saat, dirasa sudah siap, Kagali membuka pintu, memasukinya dibantu oleh kursi roda elektrik yang digunakannya sedari kecil dulu. "Ibu." Panggilnya singkat, dengan cepat sang ibu beranjak dari kasur membuat infusnya terlepas namun tetap tak mempedulikannya, saat ini Yula hanya ingin memeluk putrinya saja.

"Aku baik baik saja Bu ...." ucap Kagali sembari membalas pelukan ibunya.

"Terimakasih, terimakasih banyak ...." lirih Yula, tangisnya kembali pecah dalam pelukan Kagali, mungkin inilah rasa syukurnya selama ini, bahwa anaknya tetap hidup bersamanya. Perawat pun dipanggil untuk memasang kembali infusnya Kemudian Kagali memberinya air minum dan mereka berbicara banyak hal, sampai seseorang mengetuk pintu, pembicaraan jadi terputus.

"Silahkan..."

Begitu pintu terbuka, berapa terkejutnya mereka melihat seorang pria bertubuh besar, berpakaian serba hitam dengan berekspresi wajah datar yang terdapat luka sayatan pisau di mata kirinya, pria berambut pirang yang berumur 45thn itu adalah seseorang yang sangat dikenalnya, sampai sampai membuat mereka muak akan keberadaannya.

"Aku hanya berkunjung ... berhentilah menatapku seolah melihat hantu!" ketus pria itu dengan nada yang mengejek kepada kedua wanita yang menatapnya geram, "Ada urusan apa orang sepertimu mendatangi kami?" tanya Yula setelah mengatur ekspresi wajah dan emosinya. Meski ia tahu maksud kedatangannya, Yula tetap bertanya untuk memastikannya.

"Kau pura pura tak tahu? atau sengaja?"

perkataan yang di lontarkannya membuat Yula melayangkan gelas kaca yang di pegang nya.

Craang!

membuat suara kaca pecah nyaring terdengar, Yula murka, emosinya melonjak naik begitu memastikan apa yang dinginkan oleh kedatangan pria itu, "JANGAN HARAP!" bentaknya. Pria itu sedikit memiringkan kepalanya menghindari lemparan gelas dari Yula.

"Penelitian masih belum dihentikan." ucap pria itu.

"KAU GILA ... TAHUKAH KAU BERAPA BANYAK YANG DIKORBANKAN KARENA EGO MU ITU?" murka Yula.

Pria itu mengeritkan dahinya sebelum akhirnya berbalik dan keluar dari ruangan tak lupa pula ia berkata, "Aku akan kembali." lalu menutup pintu dan berjalan menjauhi ruangan saat Yula berteriak, "JANGAN KEMBALI!" dengan emosi yang meluap luap.

"Ibu ..." ucap Kagali pelan sambil memegang tangan ibunya dengan maksud menenangkannya saat ia mengamuk.

Disaat yang sama, Ren, Kira dan pria itu berpapasan saat melewati koridor rumah sakit, anehnya saat Ren melewati pria itu ia merasa bahwa seseorang juga berjalan dibelakang mengikuti langkah pria itu dalam keadaan tangan dan kakinya yang terbelenggu, membuatnya sontak menoleh, namun tak ada siapapun kecuali pria dengan pakaian hitam itu.

Ah... hanya perasaanku! gumamnya.

"Ada apa?" tanya kira yang melirik ke arah yang sama begitu mereka kembali berjalan menuju Ruang rawat.

"Tidak."

"Lucas..." panggil seorang wanita kepada Ren begitu menoleh setelah melewatinya, namun, suaranya tak sampai kepada Ren yang semakin menjauh tanpa berbalik lagi.

Kreeek....

"Perm–"

Craang!

Mangkok kaca yang melayang itu pecah akibat benturan dinding tepat di samping telinga Ren saat ia membuka pintu membuat goresan tipis di pipinya mengeluarkan darah, juga Yula yang berteriak marah tambah mengejutkannya.

"MAU APA LAGI KAU!?" teriak Yula dengan emosi yang masih melekat pada dirinya, ia tak menyadari seseorang yang membuka pintu adalah seseorang yang berbeda, membuat suasana hening yang menyeramkan juga membingungkan.

Dengan terbata bata, Ren berkata dengan nada formal tak seperti dirinya biasanya, "Aa Itu Ma-maafkan saya!" matanya kemudian melirik kanan kiri melihat seisi ruangan yang berantakan, kemudian Kira mendorongnya yang seperti batu itu memasuki ruangan dan segera meminta maaf atas ketidak kesopanan mereka berdua. Atas balasan permintaan maaf mereka berdua, Yula pun juga melakukan hal yang sama diikuti oleh Kagali.

"Apa anda berdua membutuhkan sesuatu? kami akan menyiapkannya." tanya Yula mulai merapikan tempat itu seperti sedia kala. Dan menyiapkan kursi untuk keduanya.

"Tidak, kami hanya ingin membicarakan sesuatu kepada anda berdua."

Kira menceritakan tujuan mereka mendatangi Adran sebagaimana yang telah diperintahkan Core RUNE pulau Sima untuk sesegera mungkin menjemput RUNE di Adran tanpa menyebabkan masalah yang menarik perhatian, namun keadaan perang yang terjadi diluar pulau tidak diprediksi sama sekali dikarenakan mereka yang telah lama mengasingkan diri sehingga tertutup dari dunia luar dan tidak tahu menahu mengenai perang yang telah lama terjadi, meski setiap beberapa kali FESTUM datang menyerang pulau mereka begitu pertahanan dilonggarkan.

"Maka kalian harus segera kembali jika seperti itu!"

"Namun, kondisi Rey sangat tidak memungkinkan ... Itu terlalu beresiko!"

"Kecuali kita bisa membangunkannya?"

......................

"Aku adalah kamu ... Kamu adalah aku."

Suara yang terdengar familiar, wajah yang sama meski tak sampak keseluruhan, sebuah masa kecil yang sama. Anak itu adalah Rey, seseorang dari ingatan masa lalunya yang kini berbicara dihadapan dirinya sendiri, dalam sebuah ruang tak terbatas, ruang yang hanya diisi cahaya redup dari sebuah layar putih yang bisa menghilang kapan pun.

"Apa yang kau katakan!?"

Rey perlahan melangkahkan mundur kakinya saat mata anak kecil itu menatap tajam dirinya dari balik kegelapan, satu langkah, dua langkah, kemudian membalikkan badannya dan dikejutkan akan kehadiran anak kecil itu yang tak mengalihkan pandangannya. Kemudian Rey berlari mencoba tuk menjauh dari pandangan menyeramkan dirinya yang terus mengulang kalimat yang sama disetiap anak itu melangkah menyusul. Disetiap kalimat anak itu pula memicu keretakan pada RONAnya...

"Kamu Adalah aku ... Aku adalah kamu"

Hingga di keretakan terakhir RONAnya, Rey yang sedang berlari kehilangan pijakan kemudian terjatuh tenggelam dalam kegelapan tanpa cahaya, dan walaupun ia mengulurkan tangannya tak seorang pun menggapainya hanya ada seorang anak yang masih terus menatapnya, anak itu pun menggunakan bahasa bibir yang diikuti Rey.

"Kita hanyalah ... satu manusia yang sama ..." ucap Rey setelah ia terbangun dengan kesadaran yang masih lemah...

"Nak kau sudah–"

Namun Rey kembali menutup matanya, kembali pada kegelapan yang sama.

......................

[12 Juni 2028]

Dua Minggu setelah perang panjang. Setelah diputuskannya tanggal kembali para pilot, Adran dan lainnya memulai perjalanan menuju ke pulau Sima.

Alarm peringatan berbunyi, di layar depan Flight Deck terlihat sekawanan FESTUM berjenis Aves terbang dengan kecepatan tinggi.

"MENGHINDAR. kemiringan 45⁰ ke kiri!"

"Kemiringan 45⁰ ke kiri!" ucap pilot mengulangi, lalu memutar Yoke ke kiri seperti pada perintah guna menghindari terjangan FESTUM Aves.

Pesawat terguncang akibat gesekan salah satu FESTUM Aves di sayap kanan pesawat setelah berhasil menghindari terjangannya.

"Aman!" ucap Awak kapal setelah mengecek kondisi sayap kanan melalui monitor yang mana tak berdampak parah pada sayap kanan.

"Syukurlah ..."

Disaat mereka baru saja lega, malah muncul sesuatu yang lebih berbahaya.

"Komandan ... itu, FESTUM Titan!" ucap Awak lainnya sambil melebarkan layar sentuh monitor untuk memperlihatkan FESTUM Titan itu kepada semua orang.

"..."

Tak hanya FESTUM Titan saja, di pundak Titan itu, terlihat pula Duine' ras FESTUM yang sejenis RUNE sedang memperhatikan mereka dengan mata yang tertutup Renda putih berbordir Flos Nymphaea.

["Ты здесь?"]

["Apakah kamu disana?"]

Duine' memunculkan sebuah mata yang cukup besar untuk menutupi sebagian pesawat dari cahaya terang matahari, tak cukup membuat mereka merinding atas kehadiran mata itu, kini mereka pun dihadapkan Duine' yang mengeluarkan aura mengancam meski hanya sekedar berdiri. Dan sekali lagi ia berkata...

["Ты здесь?"]

["Apakah kamu disana?"]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!