*
*
*
*
Seorang pria tampan dengan tatapan tajam memasuki sebuah Club terbesar di Bali di ikuti dua orang bawahannya yang setia mengekor di belakang Tuan nya yang tak lain adalah Daren Jhonson putra pertama dari pasangan David Jhonson dan Silvie Jhonson.
" Apa mereka sudah tiba?" Tanya Daren pada Rendra Asistennya.
" Mereka sudah tiba dan ada diruangan VVIP 23 A. Tuan." Jawab Rendra sembari berjalan cepat menyeimbangi langkah Tuan nya.
" Bagus. karena aku paling benci menunggu apalagi di tempat berisik seperti ini." Ucap Daren.
sebenarnya Daren sangat tidak suka dengan tempat yang berisik dengan banyak wanita berpakaian sexy seperti ini. tapi rekan bisnisnya ingin bertemu di Club karena ingin bersenang-senang sembari membahas kerja sama. Awalnya Daren ingin menolak tapi setelah melihat jika kerja sama ini cukup menguntungkan dan juga mereka sudah bekerja sama cukup lama jadi Daren menyetujui pertemuan yang di adakan di club ini. Daren pikir tidak masalah toh dirinya bisa langsung pulang setelah sesi tanda tangan kontrak dan tak berlama-lama di tempat itu.
Daren memasuki ruangan yang sudah ada seorang pria di kelilingi wanita dengan berpakaian minim di kedua sisinya bersama beberapa pria plontos berjas hitam yang berdiri tak jauh dari pria yang sibuk meraba dan mencium wanita yang menemani di kedua sisinya. pria yang tak lain adalah rekan bisnis Daren.
Daren rasanya ingin muntah melihat pemandangan menjijikkan di depannya. entah sudah berapa banyak pria yang menyentuh dan mencium bibir para wanita jal*ng itu. membayangkan saja membuat Daren bergidik.
Daren duduk di sofa tanpa di sadari kedatangannya oleh Rans Brown Rekan bisnisnya yang asik bercumbu dengan kedua wanita bayaran itu. Hingga salah satu anak buah Rans menyadarkan Tuan nya agar berhenti bermain karena Tuan Daren sudah tiba. barulah pria yang seumuran dengan Daren itu menghentikan aktivitasnya dan berdehem.
" Maaf Saya tidak tahu jika anda sudah tiba, Tuan Daren." Ucap Rans sembari merapikan jas ketat di tubuh berisinya itu.
" Langsung saja ke pembahasan tanda tangan kontrak, Tuan Rans. Aku tidak punya banyak waktu untuk berbasa-basi disini." Ucap Daren dingin.
“ Calm down sir. We can refresh our heads here accompanied by beautiful women. Calm down sir. We can refresh our heads here accompanied by beautiful women." Ucap Hans yang membuat Daren menajamkan tatapannya pada pria itu.
" Tuan Rans. Jika kau terus bertingkah seperti ini maka jangan salahkan saya jika kontrak kerja sama kita berakhir sampai disini!" Ucap Daren dengan begitu dingin.
" Baiklah. Saya tidak tahu jika anda tidak suka dengan kenikmatan dunia seperti ini. Berikan saya waktu satu menit karena semua berkas ada di tangan adik saya." Kata Rans.
" Hanya satu menit tidak lebih!" Sahut Daren lalu menyilangkan kakinya dan menyulut rokok.
Rans mengangguk. Dan tak lama kemudian pintu terbuka dan wanita dengan rambut panjang berwarna pirang dengan pakaian Sexy-nya masuk kedalam ruang VVIP itu dengan membawa map di tangannya. Daren menyipitkan matanya saat mengingat jika wanita itu adalah adik tingkatnya waktu kuliah di Amerika dulu dan wanita itu selalu mengejarnya walaupun dirinya selalu bersikap acuh dan dingin pada wanita itu. Wanita yang bernama Sheila Brown dan rupanya dia adalah adik dari Rans rekan bisnisnya.
" Selamat Malam. Hai kak Daren kau masih ingat denganku kan?" Sapa Sheila dengan senyum merekah pada pria yang sampai saat ini masih di dambakannya.
" Kalian saling mengenal?" Tanya Rans pada adiknya.
" Ya kita satu kampus dulu dan aku menjadi Junior nya." Sahut Sheila dan menatap pada pria yang belum bisa terlepaskan dari pikirannya itu.
" Bisakah kita mulai membahas pekerjaan sekarang? Aku sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk membicarakan hal yang tak penting!" Kata Daren yang sudah hampir kehilangan kesabaran.
" Rendra!!" Panggil Daren pada Asistennya.
Rendra yang paham maksud tuanya pun segera meminta berkas pada Sheila dan meneliti isi kontrak terlebih dahulu sebelum di berikan pada Daren.
Sheila begitu kecewa dengan respon Daren yang masih saja dingin seperti dulu. Bahkan demi pria itu dirinya Rela memutuskan semua pacarnya dan Kembali ke Indonesia setelah tahu jika perusahaan kakaknya tengah bekerja sama dengan perusahaan milik Daren yang kebetulan pria itu juga belum menikah sampai detik ini. Dan rasa ingin memiliki pria itu kembali muncul dalam dirinya.
*
*
*
Selesai dengan urusannya Daren pun segera pergi dari ruangan itu dan sebelum pergi tak lupa Daren menenggak satu gelas whiskey untuk menghilangkan rasa kesal pada adik kakak yang tidak berhenti bicara itu bahkan Daren sangat muak dengan Sheila yang mencoba menggodanya dengan sesekali melebarkan sedikit pahanya untuk menarik perhatian darinya.
" Anda sungguh ingin pergi sekarang, Tuan Daren? Yakin tidak ingin bersenang-senang terlebih dahulu?" Tanya Rans saat melihat Daren bangkit sembari merapikan Jasnya.
" Aku lebih baik tidur dari pada membuang waktuku untuk hal tak berguna seperti ini." Kata Daren dan berlalu di ikuti Rendra dan bawahannya.
Daren bahkan tidak melirik pada Sheila sedikit pun.
" Jadi ini alasan kenapa kau begitu ingin kembali ke Indonesia?" Tanya Rans pada adiknya setelah Daren dan bawahannya sudah tidak terlihat.
" Hmm Dia adalah cinta pertama ku tapi dia selalu dingin dan tak pernah berubah tapi anehnya aku semakin menginginkan Daren menjadi milikku." Sahut Sheila dengan pancaran keinginan yang kuat di matanya.
" Kurasa dia tak tertarik dengan wanita. Selama aku bekerja sama dengannya aku tak pernah melihatnya bersama wanita." Kata Rans sembari menyesap Wine di tangannya.
" Itu tidak mungkin. Aku tahu dia pasti pria normal hanya saja sikap dinginnya mengalahkan segalanya dan aku akan menaklukkan nya. cepat atau lambat Dia akan menjadi milikku." Ucap Sheila dengan penuh percaya diri.
" Terserahlah aku hanya memberikan informasi yang kutahu jika kau bersikeras mengejarnya lakukan sesukamu." Sahut Rans tak mau ambil pusing dan ikut campur urusan adiknya. Lebih baik dirinya mermain dengan para wanita sexy yang menggoda di sekitarnya itu.
Sementara itu Daren yang berjalan di lorong panjang Club pun tiba-tiba pandangan sedikit kabur dengan kepala yang berkedut.
" Tuan. Apa anda baik-baik saja?" Tanya Rendra saat tuan mudanya tiba-tiba berhenti melangkah dan memegang kepalanya.
" Sepertinya aku salah meminum Whiskey. Mungkin Rans si pria gendut itu menabur sesuatu ke dalam minuman untuk para wanita panggilanya dan secara tidak sadar aku yang telah meminumnya." Ucap Daren yang merasakan ada keanehan dalam tubuhnya.
" Lalu apa yang harus saya lakukan, Tuan? Apa perlu saya carikan seorang wanita untuk Anda?" Tanya Rendra yang sebenarnya tidak terlalu yakin dengan pertanyaan tapi dalam kondisi seperti ini bukankah jalan satu-satunya adalah menuntaskan rasa dahaga tuanya dengan meniduri seorang wanita.
" Tidak! Aku tak ingin mengotori tubuhku dengan wanita panggilan!" Kata Daren sembari menahan gejolak dalam tubuhnya.
" Sebaiknya bawa aku ke rumah sakit sekarang!" Perintah Daren sembari menegakan tubuhnya mencoba untuk tetap tak hilang kendali.
Tapi ketika baru ingin melanjutkan langkahnya tiba-tia ada seorang wanita yang menabrak tubuhnya. Daren Mengumpat kasar. Walaupun bagaimanapun dirinya sedang dalam pengaruh obat mencium harum manis dari wanita yang menabraknya Tentu saja membuat Daren semakin panas.
" Nona. Sebaiknya anda menjauh dari Tuan Saya!" Kata Rendra dan menarik tubuh wanita yang menempel di tubuh Daren.
" Ttolong saya Tuan, Ada seseorang yang ingin melecehkan saya. Tolong selamatkan saya." Mohon wanita yang berpenampilan acak-acakan itu dengan wajah merah.
" Maaf Nona kami tidak ada sangkut pautnya dengan masalah anda. sebaiknya anda pergi dari sini sebelum para bodyguard itu menyeret anda dengan kasar!" Ucap Rendra dengan sopan tapi penuh penekanan.
" T-tolong Selamatkan saya Tuan." Ucap Wanita itu yang beralih meraih tangan Daren dengan tatapan memohonya.
Daren tersentak mendapati tangannya di pegang oleh tangan halus wanita itu. Daren yang tadinya sedikit tenang kembali meremang melihat wajah memohon gadis di depannya apalagi sentuhan tangan mungil itu di tangannya membuat Daren ingin merasakan sentuhan yang lebih.
Rendra yang mengira Tuanya akan sangat murka ingin menarik wanita itu menjauh dari Daren. Tapi seketika Rendra membeku saat tangannya akan menarik lengan wanita itu Daren dengan cepat menepis tangannya dan justru membawa wanita itu kedalam pelukannya.
" Tuan Anda?" Rendra tak bisa berkata-kata dengan tatapan bingungnya. Baru beberapa menit yang lalu Tuan nya berbicara dengan tegas tidak akan mengotori tubuhnya dengan meniduri wanita. apa effect obat itu terlalu kuat hingga tuanya sudah tidak tahan hingga membuat pertahanannya selama ini runtuh. Pikirnya menerka.
" Pesan kamar untukku sekarang juga!" Perintah Daren sembari mengangkat Wanita yang asing itu ala bridal style keluar dari Club menuju hotel mewah terdekat. Daren yang awalnya hampir tak bisa berjalan kini terlihat bersemangat kembali bahkan mengangkat wanita itu dengan ringan.
Rendra yang awalnya terkejut dan masih tak menyangka segera tersadar dan memesan kamar untuk Tuanya. Yang sudah pasti untuk urusan mendesak sebagai pria dewasa. Setelah memesan lewat ponsel pria itu berlali untuk mengikuti mobil Daren yang di kemudian salah satu bodyguard dari belakang untuk memastikan Tuan nya sampai ke hotel yang di pesanya.
Daren Johnson.
*
*
*
Chloe Cumberbath gadis cantik berusia Dua puluh enam tahun yang terkenal akan kecantikannya dan sifat playgirl yang sesuka hati bergonta-ganti pasangan tak jarang wanita itu menjalin kasih dengan beberapa pria secara bersamaan. Lahir dari keluarga kaya di Finlandia membuat hidup yang dijalaninya terasa mudah dan bebas apalagi Chloe adalah putri satu-satunya di keluarga Cumberbath. Dua kakaknya adalah laki-laki dan sudah menikah menjadi putri satu-satunya Membuat orang tuanya begitu memanjakan Chloe. Memiliki wajah cantik kaya dan disayang Keluarganya tanpa Chloe sadari mengundang keirian untuk sepupunya yang bernama Gretha.
Dua hari lalu Chloe berangkat untuk liburan ke Indonesia dan tujuannya adalah bali tentu saja Chloe sangat senang dengan ajakan Gretha sepupunya itu apalagi Bali terkenal dengan pemandangan pantainya yang indah dan memiliki Beach Club terbesar di asia.
Dan malam ini Chloe dan Gretha beserta teman-temannya mengunjungi Atlas Beach Ferst Bali.
" Bravo!" Ucap Chloe memandang takjub.
" Tak rugi bukan kita datang jauh-jauh kesini. Apa yang kubilang benar kan disini tidak mengecewakan." Ucap Gretha menyombongkan diri.
" Hmm kali ini kuacungi jempol pengetahuan mu!" Sahut Chloe mengangkat jempolnya kearah Gretha lalu menghampiri Jackson salah satu kekasihnya yang dibawanya untuk menemani liburannya.
" Dan disinilah awal kehancuran mu dimulai sepupuku tercinta." Batin Gretha tersenyum jenaka sembari melihat dengan sinis pada Chloe yang sedang berciuman hot di atas kursi santai yang menghadap ke lautan.
Gretha tahu kenakalan Chloe yang suka berganti pria seperti berganti baju tapi walaupun begitu sepupunya itu tidak akan bertindak terlalu jauh dan disinilah Gretha akan merencanakan sesuatu yang benar-benar akan membuat Chloe hancur.
Chloe melepaskan ciumannya dengan Jackson pacar yang baru di kencaninya satu Minggu yang lalu.
Jackson mengusap pelan bibir basah Chloe. " Tidak bisakah hanya aku seorang yang bisa merasakan bibir manis mu ini baby?" Tanya Jackson yang sangat tahu jika wanita di pangkuannya itu memiliki banyak kekasih tapi walaupun begitu dirinya masih mau menjadi kekasihnya begitu pun dengan para kekasih wanita itu yang lain.
" Kau tahu sendiri jika semua itu sangat tidak mungkin, Kau tahu sendiri jika aku sangat tidak puas dengan hanya memiliki satu pria saja! Apa kau sudah jelas, Honey?" Kata Chloe mencium bibir Jackson sekilas mengedipkan satu matanya genit lalu meninggalkan pria itu.
" Oh God! Dia benar-benar hot pantas saja banyak pria yang mau dengannya walaupun tahu jika wanita itu punya banyak pria termasuk aku sendiri." Guman Jackson yang berdebar-debar dengan perlakuan Chloe barusan.
Chloe duduk menyendiri sembari menggoyang gelas Wine ditangannya melihat keindahan pantai di malam hari.
" Kau mau Wine lagi?" Tanya Gretha yang datang membawa satu botol wine lalu duduk di samping Chloe.
Chloe mengangguk dan mengulurkan gelasnya yang sudah kosong.
Gretha terseyum dalam hati sembari menuangkan Wine yang sudah di berinya obat.
" Thanks." Ucap Chloe lalu menenggak wine itu tanpa rasa curiga sedikitpun pada sepupunya itu.
" Bagus!! Jika aku tahu menjebaknya segampang itu kenapa aku harus menunggu bertahun-tahun dan berpura-pura baik segala padanya." Batin Gretha yang berfikir dirinya terlalu bodoh .
Lima menit berlalu setelah Chloe Meminum Wine itu kini tubuhnya seperti ada yang beda dan kepalanya sangat pusing.
" Gret ada yang salah kenapa disini sangat panas kepala ku juga pusing." Ucap Chloe sembari meremas kepalanya.
" Kau kebanyakan minum sebaiknya aku antar ke kamar." Ucap Gretha membantu Chloe berdiri.
Chloe pun menurut saja karena memang kepalanya sangat pusing ditambah panas yang melanda tubuhnya. Chloe pun belum menyadari apa yang sedang dialaminya karena dirinya memang sudah menghabiskan satu botol Wine Chloe mengira bahwa dirinya benar-benar hanya mabuk saja.
Chloe berjalan dibantu oleh Gretha menuju kamar yang di pesannya tadi.
" Ada apa dengan kekasih ku?" Tanya Jackson saat Gretha dan Chloe melewati dimana Jackson dan temanya berkumpul.
" Aku sedang tak enak badan kau lanjutkan saja bersenang-senang dengan temanmu." Sahut Chloe terus berjalan dengan dibantu Gretha.
Jackson menghela nafas kasar dan kembali duduk bersama temannya bukanya tidak peduli tapi Jackson tidak mau membuat Chloe tak senang dan justru memutuskan hubungan dengannya.
Gretha terseyum sinis tanpa di ketahui oleh Chloe. ketahuilah di dalam kamar itu sudag ada beberapa pria plontos yang menunggu Chloe.
Gretha membuka pintu kamar itu.
" Kau bisa masuk Sendiri kan Chloe? Aku lupa dengan tas ku. itu adalah hadiah darimu aku takut jika tas itu hilang." Kata Gretha dengan mimik wajah cemas jika tas pemberian dari Chloe hilang.
" Ya pergilah! Aku bisa sendiri lagian tas itu harganya sangat mahal sayang jika kau menghilangkan nya." Sahut Chloe lalu masuk kedalam kamarnya.
Gretha memandang penuh makna kearah kamar Chloe yang mulai tertutup dan meninggalkan kamar itu begitu saja tanpa berniat menguncinya dari luar.
Chloe Cumberbath
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!