NovelToon NovelToon

Truth Seeker

Chapter 1: Prolog

Ini adalah sebuah tempat yang berbeda dengan bumi. Tempat ini merupakan sebuah peradaban yang di dalamnya terdiri dari kerajaan kecil hingga besar.

Disini kamu bisa melakukan apa saja, mulai dari menjadi seorang pengajar, berprofesi sebagai pengawal, ataupun menjadi ahli bangunan. Tapi hal yang membuatnya berbeda adalah sumber kekuatan utama di dunia ini, yaitu sihir.

Jika tidak bisa menguasai sihir, kamu akan dianggap sebagai sampah. Sekuat apapun dirimu di dunia ini, mereka tetap akan memandangmu rendah jika tidak bisa menggunakan sihir. Meski terdengar aneh, namun aturan tersebut sudah ditetapkan oleh banyak kerajaan sehingga tidak bisa dibantah.

Disini, kerajaan berperan penting dalam mengatur segala kebutuhan manusia. Tapi ... sayangnya banyak keluarga kerajaan yang menyalahgunakan wewenangnya untuk melakukan hal secara semena-mena. Sehingga banyak yang menaruh dendam pada kerajaan tertentu.

Unsur utama agar dapat terciptanya sebuah sihir adalah elemen. Sebuah elemen bisa didapat ketika seseorang memiliki inti mana dalam tubuhnya, dan itu bisa didapat dari keturunan ataupun melalui latihan yang keras.

Inti mana akan langsung tercipta bagi mereka yang memiliki darah dari seorang penyihir. Namun, bagi yang tidak memilikinya ... harus bekerja keras untuk menciptakannya sendiri, dan tentunya itu tidak mudah.

Banyak orang memilih untuk menyerah dan mengurungkan niatnya menjadi seorang penyihir. Kebanyakan orang yang tidak memiliki elemen adalah penduduk biasa yang tidak memiliki ikatan dengan kerajaan.

Di dunia itu orang-orang akan memandangmu dari peringkat yang dimiliki. Peringkat bisa didapat setelah kamu menyelesaikan sekolah di akademi sihir. Sebuah peringkat dapat menentukan kemana kamu akan berlabuh. Peringkat terbagi berdasarkan kekuatan, mulai dari Rank D hingga S+.

Setelah mendapat peringkat, kerajaan ataupun guild besar akan melirikmu tergantung dari seberapa kuat dirimu. Disini, ada dua bidang yang bisa  dikerjakan, kamu bisa memilih untuk menjadi seorang ranker atau menjadi seorang petualang.

Dalam dunia sihir, ranker adalah orang yang melindungi kerajaan dari monster, penjahat, juga serikat kegelapan. Sedangkan petualang adalah orang yang diberi kebebasan untuk berburu monster yang berpotensi dapat  membahayakan kerajaan.

Petualang tidak harus melindungi kerajaan karena rata-rata dari mereka bertugas di luar kerajaan. Sebagai tambahan, seorang petualang tidak harus mengikuti akademi sihir. Namun, kerugiannya adalah mereka tidak akan mendapatkan peringkat atau bisa dibilang tidak akan diakui oleh kerajaan.

Terlepas dari semua itu, masih banyak misteri yang belum terungkap dalam dunia sihir. Tapi satu hal yang pasti, orang kuat dan terpandang bisa memerintah sesukanya. Sedangkan yang lemah, hanya bisa tunduk dan patuh.

Orang baik hanya akan ditindas oleh orang jahat. Sedangkan orang jahat hanya akan dimanfaatkan oleh yang licik. Itulah yang berlaku di dunia sihir ini. Jika ingin bertahan hidup, maka kamu harus menjadi lebih kuat dari yang lain karena orang jahat tidak akan memberimu kesempatan untuk beristirahat.

Berlatar pada sebuah tempat di dataran hijau yang cukup terbuka. Terjadi sebuah pertarungan tingkat atas yang hanya melibatkan bocah berusia 5 tahun melawan seorang pria berumur 30 tahunan. Hal tersebut terjadi karena sang bocah berhasil membangkitkan sebuah kekuatan yang sangat langka. Namun ... karena hal tersebut dia menjadi hilang kendali.

Saat ini dalam sebuah pertarungan terbuka.

“Grrrr.” Sebuah gelombang hitam yang sangat kuat tercipta.

“Aku tidak percaya ini ... kenapa anak berumur 5 tahun bisa mengeluarkan serangan sekuat ini??!!"

Gelombang hitam tersebut semakin membesar hingga membentuk sebuah bola hitam raksasa.

Apa manusia biasa bisa melakukan hal seperti ini??!!

Hallo Teman-teman, karena ini novel pertamaku :) aku ingin minta supportnya dari kalian untuk memberikan like serta komentarnya agar aku bisa terus menghasilkan karya lainnya. Aku juga akan mampir untuk membaca novel milik kalian. Mari kita saling membantu agar karya kita bisa dibaca oleh banyak orang.

Terima Kasih!!!!

Chapter 2: Awal Mula

Di salah satu Rumah Sakit di Jepang.

“Ooek oooek ....” Suara tangisan bayi terdengar dari dalam ruangan.

“Hah?! Mungkinkah suara ini?” tanya seorang pria dengan lirih pada dirinya sendiri.

Sebelumnya pria tersebut telah lama menunggu di depan ruangan tersebut dengan gelisah. Ia juga telah beberapa kali terlihat mengepalkan tangannya seperti berdoa akan sesuatu.

Ketika mendengar suara tangisan tersebut, ekspresi gelisah nya pun mulai reda. Namun, ia masih terlihat seperti mencemaskan sesuatu.

Sang penyelamat keluar dari ruangan.

“Dokter!!! Bagaimana hasilnya??” tanya pria tersebut dengan wajah panik.

“Tenanglah, istri anda berhasil melahirkan dengan selamat dan berjenis kelamin laki-laki,” ujar seorang Dokter.

Mendengar hal tersebut. Pria tersebut langsung bergegas mendekat menuju istrinya yang telah melahirkan.

“Syukurlah ….” Air mata kebahagiaan mengalir di wajah pria tersebut.

Tapi kebahagiaan itu berubah setelah dokter mengatakan sesuatu.

“Namun sayangnya ... bayi ini terlahir dengan keadaan tubuh yang lemah,” ungkap Dokter dengan nada sedih.

Pria tersebut syok mendengar hal tersebut. Ia terdiam dalam lamunannya selama beberapa saat.

Sang istri belum mengetahuinya karena takut hal tersebut akan mempengaruhi kesehatannya.

“Sayang, lihat lah bayi kita ini. Dia begitu kecil dan sangat menggemaskan, aku pasti akan menjaganya dan menyayanginya dengan sepenuh hati,” ujar si Istri pria tersebut dengan suara lemas.

Seakan tersadar kembali setelah mendengar ucapan istrinya, pria tersebut lalu menjawab.

“Iya, aku pun pasti akan melakukan hal yang sama. Aku akan merawatnya hingga dia besar dan menjadi sosok yang mengagumkan,” jawab Pria tersebut dengan tersenyum.

“Kalau begitu bagaimana kalau kau memberinya sebuah nama?” tanya sang istri.

“Karena dia laki-laki, aku akan memberinya nama Satou Davian,” jawab pria tersebut.

“Satou Davian ya? Nama yang bagus,” ungkap sang istri.

Lalu mereka berdua pun melihat kearah Davian yang sedang tertidur di sebelah ibunya.

“Kami pasti akan menjagamu ... Davian,” ungkap sang suami dan istri tersebut. Kemudian, mereka mengusap dan membelai kepala Davian dengan penuh kasih sayang.

----------

10 tahun pun telah berlalu.

Satou Davian tumbuh seperti bocah pada umumnya. Meskipun memiliki tubuh serta kondisi fisik yang lemah, ia tetap dapat beraktivitas seperti anak lainnya.

Namun terkadang ... ada momen dimana Davian jatuh sakit secara tiba-tiba sehingga membuat orang tuanya khawatir. Tapi biarpun begitu, Davian tetap menjalani kehidupannya dengan semangat.

Davian adalah anak yang berasal dari keluarga campuran. Ibunya berasal dari Indonesia sedangkan ayahnya berasal dari Jepang. Karena kebiasaan orang Jepang untuk tidak memanggil nama depannya jika belum terlalu dekat, membuatnya selalu dipanggil dengan Davian.

Dibalik tubuhnya yang lemah, Davian memiliki kelebihan yang jarang dimiliki anak seusianya. Ketika usianya masih menginjak 5 tahun, dia mampu menghafal sebuah buku hanya dalam satu kali lihat saja. Melihat hal tersebut, ayahnya yakin bahwa  Davian diberkati dengan kemampuan berpikir yang luar biasa.

Selain itu, Davian dapat mempelajari sesuatu dengan sangat cepat hingga membuatnya dipanggil dengan sebutan sang jenius muda oleh rekan-rekannya. Terlepas dari kondisi tubuhnya yang lemah, Davian selalu melakukan aktivitasnya seperti orang-orang normal pada umumnya.

Namun ….

Di dalam rumah.

Davian sedang duduk di ruang makan menunggu makan malam yang sedang disiapkan ibunya.

“Ibu, bisakah ibu membelikanku buku untuk dibaca lagi?” tanya Davian.

“Hmmm, bukannya minggu lalu kita sudah membeli cukup banyak buku ya?”

“Heh ... bukankah ibu tau bahwa aku ini adalah seorang kutu buku,“ jawab Davian sambil meyakinkan ibunya.

“Hahaha baiklah, nanti ibu akan bicarakan kepada ayahmu untuk membeli buku baru lagi”

“Yuhuuu terima kasih ibu!!!” Davian memeluk ibunya.

Beberapa menit pun telah berlalu, makan malam pun telah siap di meja. lalu ....

Suara pintu terbuka.

Orang yang masuk tersebut tak lain dan tak bukan adalah ayah Davian.

“Oh itu ayah bu! Ayah sudah pulang.”

“Wahahah jagoan kalian sudah tiba,” teriak Ayah Davian dengan wajah aneh.

“Sayang, selamat datang. Aku telah menyiapkan makan malam.”

“Terima kasih istri tercintaku,” jawab Ayah Davian.

“Hey nak, lihatlah apa yang kubawa ini.”

Ayah Davian menunjukan sebuah buku, yang merupakan salah satu buku terkenal saat ini.

“Bukankah ini?!”

“Hahaha benar sekali, buku ini sangat terbatas dan hanya beberapa orang yang bisa memilikinya,” jawab Ayah Davian dengan bangga.

“Woaah!!! Aku senang sekali, terima kasih ayah,” ujar Davian.

Ayahnya pun memberikan buku tersebut kepada Davian. Karena tidak sabar untuk membaca, Davian bergegas menuju ke kamarnya hingga melupakan hal yang penting.

“Mau kemana kau?? Simpanlah dulu buku itu, ibumu sudah menyiapkan makan malam.”

“Ayahmu benar nak, lebih baik sekarang kita makan dulu. Setelah itu baru kau membaca buku tersebut.”

“Hehehe maaf aku terlalu semangat,” Davian turun kembali.

Waktu makan pun telah berlalu, dan ini waktunya Davian membaca buku di kamarnya. Davian berjalan langkah demi langkah menaiki anak tangga. Namun ... saat di tengah jalan menuju kamar, kepalanya merasakan sakit yang amat hebat.

“Loh kenapa aku merasa dunia berputar di kepalaku?”

Aku tidak kuat lagi, pandanganku semakin gelap ....

“Gubrak!!!” kesadaran Davian hilang dan ia terjatuh.

Suara tersebut cukup keras sehingga terdengar oleh Ayah dan Ibu Davian.

“Sayang apa kau mendengar suara?” tanya Ibu Davian.

“Sepertinya dari tangga, tunggu ... JANGAN-JANGAN??!!” Dengan wajah panik Ayah Davian berlari menuju sumber suara.

“DAVIAAAN!!!”

 

Hallo Teman-teman, karena ini novel pertamaku :) aku ingin minta supportnya dari kalian untuk memberikan like serta komentarnya agar aku bisa terus menghasilkan karya lainnya. Aku juga akan mampir untuk membaca novel milik kalian. Mari kita saling membantu agar karya kita bisa dibaca oleh banyak orang.

Terima Kasih!!!!

Chapter 3: Terlempar

Setelah insiden tersebut, Davian sudah tidak bisa lagi hidup dengan normal seperti biasa.

Di sebuah rumah sakit.

“Ayah, Ibu ... apakah aku akan baik-baik saja?”

“Hahaha apa yang kau pikirkan nak?? Tentu saja kau akan sehat dan dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Lalu kita akan berkumpul kembali sebagai sebuah keluarga,” jawab Ayah Davian sambil berusaha tetap ceria.

“Hmm aku menantikan itu,” ujar Davian.

Pada usia 12 tahun, normalnya ... manusia biasa menghabiskan waktunya dengan bermain bersama temannya atau bermanja bersama dengan keluarganya. Tapi hal itu tidak bisa dirasakan oleh Davian.

Orang tuanya pernah mendaftarkan Davian ke sekolah agar bisa memiliki banyak teman. Awalnya hal tersebut berjalan sesuai harapan mereka. Hingga akhirnya ketika berusia 10 tahun, Davian mendadak terjatuh saat menaiki tangga di dalam rumahnya.

Setelah diperiksa oleh dokter, Davian didiagnosa menderita penyakit kanker otak. Orang tuanya tidak memberitahu Davian terkait hasil diagnosanya karena takut akan mempengaruhi mentalnya.

Namun pada satu waktu, Davian tidak sengaja membaca hasil pemeriksaan pada penyakitnya. Setelah mengetahui bahwa dia mengidap penyakit yang berbahaya, mentalnya sedikit melemah. Meski begitu ia mencoba untuk tetap ceria seperti biasanya.

Davian hanya bisa berharap agar hidupnya bisa lebih lama karena dia tidak ingin melihat orangtuanya sedih sepanjang waktu.

Meskipun sudah tahu hasil pemeriksaannya, Davian berpura-pura untuk tetap tidak tahu. Karena dia yakin orang tuanya pasti mempunyai alasan tersendiri, sehingga tidak membeberkan jenis penyakit yang diderita kepada Davian.

Sejak saat itu, Davian selalu datang ke rumah sakit untuk melakukan rehabilitasi. Tapi tubuhnya tidak bisa melawan kanker yang menyerang bagian otaknya. Dalam beberapa bulan, penyakitnya bertambah parah sehingga membuat Davian tidak bisa pergi ke sekolah lagi.

Mulai usia 11 tahun hingga sekarang, dia selalu berada di rumah sakit. Pada umur 12 tahun, penyakitnya semakin parah hingga sampai pada tahap kanker stadium akhir. Meski sudah berusaha untuk tetap kuat, namun nyatanya tubuh Davian tidak bisa menahan virus yang menyerangnya.

Ini sungguh menyakitkan, sangat menyakitkan. Aku bahkan ingin menangis sepanjang waktu, tapi demi ayah dan ibu, aku masih ingin hidup lebih lama. Mereka selalu menjagaku dan merawatku setiap saat. Aku sangat bersyukur memiliki orangtua seperti mereka, untuk itulah aku berusaha untuk selalu tersenyum. Tapi ....

Raut muka dari Ayah dan Ibu Davian tidak bisa dibohongi, mereka tahu bahwa umurnya tidak lama lagi. Tapi ... mereka tetap tidak ingin memberitahukannya kepada Davian. Padahal, hal tersebut justru membuat hati mereka semakin sakit karena mencoba untuk terus berbohong.

“Aku sangat bersyukur memiliki orang tua yang baik seperti kalian, bahkan jika mungkin ... aku ingin terus bersama kalian selamanya. Maaf jika aku terlahir sebagai anak yang menyusahkan,” ucap Davian sambil berusaha tetap tersenyum sambil menahan rasa sakitnya.

Ayah dan Ibu Davian hanya bisa menangis. Karena ... meskipun dokter sudah melakukan semuanya, dirinya sudah tidak punya harapan untuk hidup.

“Apa yang kau katakan nak, kamu tidak pernah menyusahkan kami. Kamu adalah anak kesayangan kami, selalu ... dan selalu,” ucap Ibu Davian yang berusaha menahan tangisnya.

“Hahaha apa yang kau bicarakan nak, kita akan berkumpul kembali. Jadi tetaplah berpikir bahwa kau akan sehat,” ucap Ayah Davian yang berusaha menghiburnya.

“Hiks ... hiks ....” Untuk pertama kalinya Davian mengeluarkan air mata di depan orangtuanya.

“Terima kasih ... ayah, ibu.” Senyum terakhir Davian untuk orangtuanya.

Setelahnya, kesadaran Davian perlahan menghilang.

“DOKTER ... DOKTER!!!” teriak Ayah Davian dengan air mata di wajahnya. Sementara ibunya, hanya bisa berharap pada keajaiban agar Davian bisa sehat lagi.

Dokter mulai memeriksa keadaan Davian, kesadarannya masih ada akan tetapi ... jantungnya semakin melemah.

Kepalaku seperti mau meledak, aku bahkan sudah tidak bisa mendengar ucapan mereka. Mati seperti ini rasanya tidak menyenangkan sama sekali.

Ah maaf ayah, ibu, sepertinya perjalananku berakhir disini.

Beberapa saat setelah menutup mata, Davian membuka matanya kembali. Namun ... yang dia lihat adalah sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

Apa yang terjadi?? Bukankah seharusnya aku sudah mati?? Tunggu ... ini bukan dirumah sakit.

“Sebenarnya aku sedang berada dimana?!”

Hallo Teman-teman, karena ini novel pertamaku :) aku ingin minta supportnya dari kalian untuk memberikan like serta komentarnya agar aku bisa terus menghasilkan karya lainnya. Aku juga akan mampir untuk membaca novel milik kalian. Mari kita saling membantu agar karya kita bisa dibaca oleh banyak orang.

Terima Kasih!!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!