NovelToon NovelToon

Vampire And His Adventure

BEGINING

Chapter 1 beginning Revisi

"Sedikit lagi... Oke sip, perangkat portal ini siap. Selamat tinggal Ibuku tercinta, selamat tinggal Ayahku tersayang, hahaha... Selamat tinggal keluarga Van Zeander! "

TOK TOK TOK

"Tuan muda, kiriman kapsul darah Anda sampai" Xaver menoleh ke pintu.

"Oke, letakkan saja di depan pintu, aku akan mengambilnya nanti "

"Baik Tuan muda "

Xaver meletakkan perangkat portal itu di dalam saku pakaiannya. Ia membuka pintu untuk mengambil kapsul darah yang dia pesan kemarin.

Kapsul darah adalah kapsul merah kecil seukuran kapsul obat. Kapsul darah memuat sari darah dalam jumlah yang cukup, satu kapsul darah setara dengan darah untuk makanan Vampir selama se bulan. Jadi itu tidak akan membuatmu gila karna haus darah.

Teknologi itu, Ayah dari Xaver yang menciptakan. Benar, keluarga Zeander adalah pemimpin asosiasi penyelidikan ilmiah Vampir. Karna Xaver adalah satu-satunya Anak laki-laki, Ayahnya ingin Xaver mewarisi seluruh ilmu yang pernah di geluti Ayahnya.

Xaver menghela nafas lelah. Ia mengambil toples kapsul darah itu dan meletakkannya di dalam saku pakaiannya. Dan toples besar berisi kapsul darah tampak menonjol dalam sakunya.

"Sepertinya ini terlalu menonjol? Nanti akan membuat keluargaku curiga. Hm... Berpikir! Berpikir! Aku harus bagaimana?! "

Tiba-tiba Xaver mengingat tasnya karna alarmnya berbunyi. Hari ini ia memiliki jadwal menjemput tiga Adik kembarnya dari sekolah Monster, di perbatasan.

Setelah mematikan Alarm. Xaver berpikir, sepertinya menggunakan tas untuk menyimpan kapsul darahnya bukanlah ide buruk.

Ia meletakkan isi tasnya ke dalam laci meja labnya. Lalu memasukkan toples kapsul darahnya ke tas. Setelah itu ia memakai tas selempang itu. Dan pergi menemui Adik-adik perempuannya di sekolah mereka.

Xaver merubah dirinya menjadi kelelawar. Dan terbang menuju sekolah adik-adiknya. Minggu ini memasuki liburan semester untuk sekolah Monster. Jadi keluarga besar Zeander  mengutus Xaver untuk menjemput Adiknya, sekaligus meminta Xaver untuk pulang. 

Xaver memasuki gerbang sekolah. Lalu kembali berubah ke bentuk Vampirnya.

"Hoam.. Ugh aku sedikit mengantuk, sinar matahari membuatku ingin tidur. "

Xaver merenggangkan tangannya. Lalu duduk di tempat duduk yang berjejer di depan asrama putri. Di sini, Vampir bukanya anti matahari, melainkan ini adalah dunia Gaib yang di ciptakan oleh leluhur Monster, jadi tidak ada yang akan tersakiti oleh matahari, karna ini adalah dunia gaib.

Agar tidak terjadi kekacauan, para leluhur  membuat batasan-batasan tertentu. Ada daerah untuk setiap jenis Monster. Ada juga satu kota yang boleh di isi berbagai jenis Monster. Daerah ini di sebut perbatasan. Di sini juga tempat seperti sekolah umum di dirikan.

"Halo Kak, sedang menunggu si kembar ya?" Seorang Mumi perempuan bertanya sambil manatap Xaver dengan tatapan memuja.

"Hm.. Ya, bagaimana denganmu?" Tanya Xaver.

"Ya, aku menunggu Ibu, liburan ini aku ingin pulang ke kotaku."

Xaver hanya berdehem mengiyakan. Suasana ini membuatnya terlampau mengantuk. Kenapa pula adik-adiknya sangat lama. Tak lama kemudian beberapa siswi lainnya bermunculan untuk duduk di sekitar Xaver. 

Dalam hatinya Xaver sempat membatin. 'Apakah aku setampan itu?'

Menurut Ayah dan Ibunya juga beberapa saudarinya, Xaver memang tampan. Jika ia lihat sang Ayah pun juga demikian, jadi ia berasumsi bahwa ia setampan Ayahnya. Tapi asumsi itu selalu membuatnya ragu, bagaimanapun juga ia tidak dapat melihat bayangannya di cermin.

"Halo Kak Xaver, aku Fury, sepertinya Kakak mengantuk? " ucap gadis serigala di sisi kirinya.

Mumi perempuan tadi sudah di jemput oleh Ibunya, posisinya kini di gantikan oleh seorang peri laut. Tampilan peri laut ini hampir mirip seperti duyung, hanya saja mereka jahat dan biasanya pemakan manusia. Tapi di sisi lainnya mereka memiliki suara yang sangat indah, itu juga yang di gunakannya untuk menangkap manusia.

"Benar, kalau Kakak mengantuk, aku akan menyanyikan lagu tidur untuk Kakak " ucap si peri laut.

Xaver menguap lebar, lalu merenggangkan tangannya. Tangan berbulu Fury mengusap kepala Xaver, awalnya Xaver tidak suka, tapi Xaver sudah terlampau mengantuk. Tak tinggal diam si peri laut ikut menyanyikan lagu pengantar tidur.

Kesadaran Xaver sepenuhnya menghilang, kini ia sedang tertidur nyenyak, di tengah tengah Fury dan si peri laut.

"Kak Xaver sangat tampan ketika tertidur." Ujar Fury yang masih asik mengusap kepala Xaver.

"Benar, Kakak kami memang tampan, Ibu bilang Kakak adalah cetakan Ayah atau Ayah versi mini." Ucap Celyne, adik kembar Xaver yang tertua.

"Tapi sayang sekali, Ibu memiliki kriteria ketat untuk memilih Istri Kak Xaver." Ucap Cia, adik kembar Xaver yang tengah.

"Ya, sehingga ku rasa kalian tidak memiliki kesempatan lagi hahaha..." Ucap Rica, Adik kembar Xaver yang terakhir sekaligus Putri bungsu.

Celyne, Cia dan Rica membangunkan Kakak laki-laki kesayangan mereka. Xaver membuka matanya, menguceknya pelan.

"Eh kalian.. Hoam.. Sudah keluar ya? ayo kita pulang."

Xaver berubah menjadi kelelawar, di ikuti tiga kelelawar kecil yang tak lain dan tak bukan adalah adik kembarnya. Mereka terbang bersama ke area kawasan vampir.

"Kak, mengapa Kakak bisa ketiduran?" Tanya Celyne.

"Benar, kenapa pula harus tidur di paha si genit Fury." Ucap Cia.

"Iya, mereka tidak menggoda Kakak kan?" Tanya si bungsu Rica.

"Hoam...  Tidak, aku tadi hanya ketiduran. Beberapa hari.. Eh tidak... Beberapa bulan lalu aku tidak tidur karna mengerjakan sesuatu. Dan sekarang sesuatu itu sudah siap. Jadi aku benar-benar mengantuk."

Si kembar menghela nafas lega. Mereka dan saudari Xaver yang lain sama protectivenya seperti Ibu Xaver. Mereka begitu menjaga saudara laki-laki mereka dengan ketat, tanpa membiarkan perempuan lain mendekat. Memang keterlaluan, tapi mereka menyayangi Xaver. Mereka ingin Xaver bersama orang yang tepat, dan mencari orang yang tepat itu butuh waktu yang sangat lama.

Pada akhirnya empat kelelawar berbeda usia itu sampai di kastil keluarga besar Zeander.

"Hoam... kalian temuilah yang lainnya. Aku mengantuk, jika Ayah bertanya aku di mana, katakan aku sudah tidur duluan." Xaver pergi meninggalkan tiga adiknya.

"Haih sebenarnya apa sih yang Kakak buat."  Ucap Celyne.

Adik-adik kembarnya menggidikkan bahu. Mereka bertiga sama-sama tidak tahu menahu urusan Kakak laki-laki mereka. Mereka pun memutuskan untuk melihat tujuh saudari lainnya.

Di keluarga Zeander memang sangat ramai. Di dalam pohon keluarga terdapat banyak orang. Karna pada generasi ke 33 atau Ayah dari Xaver memiliki 11 anak. Uniknya hanya Xaver sendiri yang anak laki-laki. Membuat keberadaannya istimewa di dalam keluarganya.

Xaver merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Xaver melihat kembali perangkat portal tadi. Perangkat itu berbentuk bulat seperti kelereng, serta bening seperti kaca. Di dalamnya terdapat portal semu yang terus berputar. Jika di aktifkan, portal itu akan keluar dan membawa Tuannya ke tempat lain.

"Benar! Rencana ini sangat hebat!" Senyum yang lebih mirip seringai, terpatri di wajah tampan Xaver.

TOK TOK TOK

Lamunannya buyar kala pintu kamarnya di ketuk dari luar.

"Xaver, apa kamu masih lelah?" Tanya Ayahnya yang mengetuk pintu.

"Hm.. Sedikit, ada apa Ayah?" Tanya Xaver.

"Itu... Hm... Sepupumu Zingle berulang tahun malam ini, maukah kau datang?"

"Mengapa tidak Celyne dan Adik-adiknya saja?" Tanya Xaver.

"Mereka tidak mau, katanya ingin menjenguk Nenek Wilson di daerah utara kota Vampir."

"Hm...  Baiklah bangunkan aku ketika waktu berangkat tiba."

"Ya, selamat tidur." Ucap sang Ayah yang di balas suara dengkuran halus Xaver.

KAUREX ETHNIC

Chapter 2 Kaurex ethnic Revisi

TOK TOK TOK

"Xaver bangunlah, kau akan berangkat bersama Ibu." Kali ini sang Ibu yang mengetuk pintu kamarnya.

Xaver sudah bangun satu jam yang lalu, segala persiapan seperti mandi dan sebagainya sudah ia lakukan. Saat ini ia sedang mendesain kotak khusus untuk menyimpan seluruh kapsul darahnya. Perangkat portal itu pun di sempurnakan lagi untuk di jadikan kalung.

Xaver sudah memutuskan kalau Perangkat portal ini akan ia beri nama EAC-Drime. Xaver memakai kalung berbandul EAC-Drime miliknya. Ia juga menyimpan kotak kapsul darah itu ke pakaiannya. Setelah merapihkan ulang pakaiannya, Xaver keluar dari kamarnya.

"Ahh... Putraku... Kamu sudah besar, di pesta nanti mari kita lihat vampir mana yang cocok untuk di jadikan menantuku." Ujar Eve Ibunya Xaver bersemangat.

Xaver hanya menghela nafas lelah. Xaver dan Ibunya menaiki mobil keluarga. Dan pergi menuju kediaman Zingle, sepupunya.

Setelah sampai, dengan hati riang Eve menarik Putranya ke dalam kastil tempat Zingle dan keluarganya tinggal.

"Selamat ulang tahun Little Zingle." Ucap Xaver, sambil memberikan Zingle hadiah. Ibunya memilih bergosip ria dengan teman temannya dengan topik utama 'Calon istri sempurna untuk Putraku'.

Xaver berjalan menuju tempat yang gelap dan sepi, itu adalah area timur rumah Zingle. Kedamaian dan ketentraman seakan memeluk jiwanya. Xaver merasa tenang dan santai.

Xaver mendudukkan dirinya di atap salah satu bangunan kastil. Ia memakan 3 kapsul darah sekaligus.

Xaver kemudian mengaktifkan EAC-Drime nya. Sebuah portal gelap muncul menyambutnya. Xaver sempat ragu sejenak, kemudian ia menggelengkan kepalanya. Xaver meyakinkan dirinya sendiri, kemudian melompati portal itu. Sambil melompat bibirnya menggumamkan kata.

"Hanya dengan inilah, aku Xaver Van Zeander akan bebas!!! "

Bagian dalam portal tampak seperti lingkaran yang terus berputar, membuat Xaver sedikit pusing. Ia memejamkan matanya dan membiarkan portal membawanya ke dunia asing.

Beberapa saat kemudian portal terbuka. Karna menutup mata, Xaver tidak tau apa yang ada di hadapannya. Ia merasa aneh saat tubuhnya terasa seperti orang yang sedang terjun bebas. Saat ia membuka mata, ternyata ia memang terjun bebas di langit. Xaver segera merubah bentuknya ke bentuk Kelelawar.

Saat kakinya mendarat, EAC-Drime memancarkan sinar hologram ke udara kosong. Anehnya hologram itu tampak seperti tv yang rusak, hologramnya memiliki sedikit glitch. Hologram itu membentuk kelelawar kecil. Kelelawar itu berkata.

"Master, kita sudah sampai. Ini adalah dunia lain seperti yang Anda inginkan.  Sekarang EAC-Drime akan mengisi ulang energi, untuk sementara tidak bisa beroperasi dengan baik. Harap Master berhati-hati."

Hologram yang muncul tadi menghilang. Xaver meraih EAC-Drime nya. Terlihat di sana portal semu itu ada dalam ukuran kecil, secara bertahap ia membesar. Mungkin ini yang di sebut menyerap energi. Intinya Xaver tidak dapat menggunakan EAC-Drime sampai energinya terkumpul kembali.

Xaver menghela nafas. Lalu menolehkan kepalanya ke sekeliling area. Tempat ini tampak lembab seperti daerah tepian sungai. Xaver melihat Matahari yang tertutup awan. Legenda para Vampir mengatakan kalau Matahari sungguhan sangat berbahaya bagi Vampir. Untungnya Xaver sudah menyiapkan jubah yang memiliki penutup kepala.

Saat ini Matahari masih asyik bergelut ria dengan awan, sehingga tidak begitu menyiksa Xaver yang nota benenya seorang Vampir.

Xaver melayang ke arah utara. Tanpa di sadarinya bahwa  beberapa orang bersembunyi di sekitar sungai.

"Tempat yang cukup tandus. Seperti sebuah padang. Tapi ada sungai yang terbilang lembab, hm... Sepertinya ini bukan sekedar padang rumput."  gumam Xaver.

Di belakangnya beberapa orang memegang tombak dan jaring.

"Kita tangkap dia!"

"Stt... jangan berisik."

"Mahluk terbang itu pasti enak, ayo kita ikuti."

Xaver merasa sesuatu mengikutinya. Mata merahnya menatap ke belakang. Namun tidak menemukan apa-apa. Mungkin hanya perasaannya saja. Tapi insting seorang Vampir tidak pernah salah! Terlebih Xaver adalah Vampir berusia 345.003 tahun.

Xaver terus mencoba mengabaikan insting Vampirnya yang terus mengisyaratkan bahaya.

Sementara beberapa orang suku pedalaman itu mulai mendekati Xaver yang berhenti melayang. Orang dari suku pedalaman itu mendekat dan mendekat.

Hap

Jaring di lempar, tapi Xaver sempat merubah dirinya menjadi kelelawar yang berukuran lebih kecil dari lubang di jaring tersebut.

"Apa-apaan ini! Kalian kira aku ini apa hah!" Xaver marah. Ia kembali dalam bentuk Vampirnya.

"Waah! Mahluk itu dapat berubah menjadi binatang!"

"Hebat!"

"Aku masih ingin mencicipinya T_T."

Salah satu orang tersebut memukul kepala orang yang berbicara itu.

"Bodoh! Mahluk itu harus kita tangkap untuk di jadikan senjata untuk melawan suku di sebrang sungai!"

-_-# 

-

'Apa-apaan sih mereka?! Mungkin mereka orang pedalaman yang tidak tau apa apa. Lihat saja pakaian mereka yang seadanya.'  Xaver membatin. Benar juga, bisa saja asumsinya benar. Xaver menatap mereka semua dengan satu tatapan.

"Hei lihat aku!" Ujar Xaver untuk menarik perhatian orang suku pedalaman itu.

Orang pedalaman itu menatap Xaver semuanya. Xaver menghipnotis mereka.

"Katakan... Mengapa kalian memburuku?!"

"Kami adalah suku Kaurex, suku kami berada dalam krisis. Kepala suku meminta kami menangkap siapa saja yang memasuki wilayah kami. Jika lemah boleh di bunuh untuk makanan, tapi jika kuat harus di bawa untuk melindungi suku." Orang suku pedalaman itu mengucap semuanya bersamaan.

Xaver menghela nafas.

'Suku ini kedengarannya menarik '

Xaver memasang kembali jubahnya. Kemudian mengikat tangannya sendiri di tali orang suku pedalaman, kemudian Xaver mengembalikan kesadaran orang suku pedalaman.

"Eh apa yang terjadi? "

"Wah kenapa mahluk hebat itu sudah terikat?"

"Benar juga, siapa yang mengikatnya?"

"Sudah, yang penting dia sudah terikat. Kita bisa membawanya ke kepala suku."

Merekapun membawa Xaver. Xaver memperhatikan jalan yang orang suku pedalaman ambil dan Jalanan lainnya melalui jalanan tepian hutan. Jalanan itu sedikit tandus, jalannya juga gelap, karna awan mendung hendak mulai menetaskan hujan.

Beberapa saat kemudian jalanan yang Xaver lalui mulai memunculkan gubuk-gubuk kecil yang sepertinya di gunakan untuk rumah.

"Kepala suku! Kami menangkap mahluk yang sangat hebat! "

Mereka berhenti saat mendekati rumah besar di tengah pemukiman. Xaver mengira mungkin inilah rumah Kepala suku orang-orang pemakan manusia ini .

"Mahluk yang hebat?" Xaver mengira kepala sukunya adalah laki-laki, tapi dari suaranya sepertinya adalah perempuan. Karna Xaver memakai tudung maka yang ia lihat hanya bagian bawah.

Xaver melihat banyak lagi kaki-kaki mendekati area tempat tinggal si kepala suku.

"Benar kepala suku!"

"Dia bisa terbang!"

"Ya! Dia juga bisa berubah menjadi kelelawar!"

Langkah mendominasi si Kepala suku terhenti. "Mahluk yang dapat terbang? Berubah seperti kelelawar? Hahahahaha..." tawa si Kepala suku itu begitu menggelegar.

"Ku lihat ukuran tubuhnya sama seperti Manusia dewasa pada umumnya, lalu aku dapat melihat 2 kaki manusia dan tangan manusia di tubuhnya. Jangan bilang kepalannya berbentuk seperti kelelawar? " ujar si kepala suku.

"Kami juga tidak tau seperti apa wajahnya, Kepala suku. Setiap kami mendekat untuk membuka kain itu, mahluk hebat ini akan mendesis. Kami terlalu takut untuk membukanya, Kepala suku." Ujar yang menjadi Ketua perburuan.

Si Kepala suku mendekat, tangannya terangkat untuk membuka jubah yang menutup tubuh Xaver. Tangan si Kepala suku terlihat begitu putih dan mulus. Xaver mendesis tidak suka jika si Kepala suku membuka tudungnya.

Anggota suku yang sangat penasaran, mereka berharap Kepala suku dapat dengan cepat membuka kain yang menutupi si Mahluk hebat. Dan anggota berburu takut si Mahluk hebat akan melukai Kepala suku. Tetapi mereka juga ingin melihat seperti apa rupa mahluk hebat itu.

"Apakah mahluk itu jelek?"

"Mungkin mahluk itu jelek, makanya ia menggunakan kain untuk menutupi kepalanya"

"Mungkinkah mahluk itu wanita cantik?"

"Aku harap Mahluk itu dapat di nikahi, jadi aku akan punya anak yang sepertinya. Dapat menjadi kelelawar dan membantu suku mempertahankan area."

'Siapa dan apa kamu? Mengapa kamu memasuki suku ku.' Kepala suku membatin.

Semua orang tidak sabar untuk melihat wajah Mahluk yang dapat terbang itu. Tetapi Xaver semakin tidak ingin tudungnya di buka, terlebih saat matanya melihat cahaya matahari yang panas kembali muncul.

ARHQ ETHNIC

Chapter 3 Arhq ethnic Revisi

Meski tekanan dan desissan marah yang di keluarkan Xaver kadang membuat Kepala suku terkejut, tapi itu tidak berhasil membuat lakunya berhenti.

Kepala suku segera membuka tudung hitam yang melindungi tubuh Xaver dari cahaya Matahari. Orang-orang suku terlebih yang perempuan, berdebar kala melihat wajah tampan Xaver. Yang tadinya mereka kira kepala kelelawar itu ternyata kepala manusia yang terlihat tampan.

Di balik jubah itu ada wajah Pria tampan dengan taring, telinga yang runcing, dan netra merah. Kulit lelaki itu begitu putih seperti mayat. Rambut hitam pendeknya di potong rapi menambah daya tarik Lelaki itu.

Tapi...

Tapi asap-asap tipis yang menguar dari tubuhnya membuat orang heran. "Sshsss...."

Xaver mendesis perih dengan mata yang tertutup. Ada rasa pedih di permukaan kulit yang terkena sinar matahari.

"Argghh!!! " Xaver melepas ikatan di tangannya, dengan tenaganya hinggga tali itu hancur. Setelahnya ia berubah menjadi kucing hitam dan melesat ke rumah Kepala suku. Saat berjalan Xaver sempat berteriak.

"Kepala suku sialan! "

Sekarang Kepala suku dan anggota suku percaya dengan apa yang di katakan rim pemburu, Mahluk itu jelas bukan manusia. Dia dapat berubah menjadi hewan dan memiliki wajah tampan.

Kepala suku tersadar ketika menyadari bahwa mahluk hebat itu mengumpat padanya. Dengan langkah mendominasi yang seolah melekat pada dirinya, Kepala suku memasuki kediamannya. Namun langkah mendominasi dan aura dingin yang di pancarkan kepala suku, menghilang ketika melihat sosok mungil yang bersembunyi di sudut ruangan utama di rumahnya.

Sosok itu gemetaran, dan matanya yang cemerlang tampak berair seperti bayi yang hendak menangis.

"Mahluk hebat itu kini menjadi kucing kecil yang hendak menangis huh?" Ejek si Kepala suku.

"Grrr.. Ini karna kau membuka penutup kepalaku! Mana ku tahu ternyata legenda yang di katakan leluhurku itu benar!"

"Dengar mahluk asing, aku tidak segan-segan membakarmu di bawah cahaya Matahari, jika seandainya kau tidak mau membantuku." Ancam Kepala suku.

"Perempuan ini! Akhhh!! Mengapa berlagak sekali! Sialan!"

"Aku berlagak ya..." Kepala suku membuka papan yang menjadi jendela di rumahnya. Sinar UV kembali mengenai kulit kucing hitam kecil itu.

"Shhhh... oke-oke, kau menang! Akan ku lakukan apapun! Tutup jendelanya!" Xaver menyerah, ia kembali ke bentuk Vampir. Kepala suku menutup kembali jendelanya.

"Apa yang kau inginkan dariku?!" Ucap Xaver.

"Jika aku tidak salah, kau jelas hanyalah Mahluk mitologi kuno. Mengapa kau bisa muncul di dunia manusia ini? Vampir?"  Tatapan mengintimidasi itu seolah menyihir Xaver untuk menjawab semua pertanyaan si Kepala suku cantik itu.

"Aku hanya mampir, mana ku tahu ternyata aku akan muncul di sini. Sekarang aku tanya, bagaimana mungkin anggota suku pedalaman yang sepertimu mengetahui tentang kami? Para Vampir?"

"Hm..  Aku anak kota yang tersesat saat study camping. Orang suku ini menahan ku. Namun karna kemampuanku, Kepala suku sebelumnya mengangkat ku menjadi Anaknya. Sekarang Tuan Vampir, aku ingin kamu membantu kami menghabisi suku di sebrang sungai. Mereka terus memangsa hewan di daerah kami, memperkosa gadis di suku kami, dan membunuh anggota suku kami. Aku sebagai Kepala suku saat ini ingin kamu membantuku."

Xaver mendecih pelan. "Jika aku menolak?"

"Anda akan aku rebus dalam sup bawang putih." Si Kepala suku menyeringai.

Xaver bergidik melihatnya. "Oke, aku setuju. Jika mereka ku makan boleh 'kan?"

Kepala suku mengangguk. "Itu tentu saja di perbolehkan. Selama Tuan Vampir berkerja sama." 

Kepala suku dan Xaver saling berjabat tangan, mereka memulai kesepakatan.

"Kau harus menyediakan tempat untukku tidur dan beristirahat." Ujar Xaver setelahnya.

"Itu bisa di atur."

"Kepala suku! Kepala suku!" Tiba-tiba seorang gadis cilik memasuki rumah Kepala suku dengan wajah panik.

"Cuupa? Ada apa?" Tanya Kepala Suku.

"Kakakku! Dan Ibuku di culik oleh suku di sebrang sungai!"

"Apa!?" Kepala suku terkejut. Ia segera memanggil tim pemburu agar ikut dengannya. Xaver merubah dirinya menjadi Phanter hitam.

"Hei 'Kepala suku' naiklah."

"Tapi Matahari.. "

"Sekarang mendung, lagi pula aku ingin makan hehehe... " Phanter seukuran meja makan 6 kursi itu menepuk kedua kaki depannya konyol.

( ̄- ̄|||)  Kepala suku.

Kepala suku segera menaiki punggung Phanter hitam itu .

"Yuhu! Kita akan berjalan-jalan. Juga makan-makan!" Phanter hitam itu berlari mengikuti Moren si ketua tim pemburu.

Sejujurnya Xaver bukan orang yang sulit di dekati. Dia adalah tipe orang yang ramah dan mudah bergaul. Hanya saja kehidupan yang serba di batasi oleh Ayahnya, membuatnya terlalu bosan memandang dunia. Saat bebas seperti ini ia selalu merasa menjadi diri sendiri. Tidak ada Ibu yang akan mengomelinya, atau Ayah yang menasihatinya. Ia akan bebas mengikuti aturannya sendiri.

Tak lama kemudian mereka sampai di area yang di tunjuk oleh Cuupa. Di sana Xaver merasakan aroma Darah. Ia segera mengikuti aroma itu. Tanpa memperdulikan panggilan anggota suku lain atau panggilan si Kepala suku.

"Tuan Vampir Anda ingin kemana?"

"Aku mencium aroma darah!" Jawab Xaver.

Lalu mereka sampai ke sebuah gua. Gua yang begitu besar dan gelap. Kepala suku merasa tidak yakin dapat melewati tempat ini dengan baik.

Xaver menurunkan Kepala suku, lalu merubah dirinya menjadi Vampir dan mengulurkan tangan kepada Kepala suku. "Aku dapat melewatinya dengan baik. Jika kau ragu, peganglah tanganku kita akan memasukinya bersama." Ujar Xaver.

Kepala suku memegang tangan Xaver. Mereka memasuki jalan di dalam gua itu. Karna takut ketahuan oleh pihak musuh, Xaver melewati langit-langit gua. Karna takut jatuh kepala suku memeluk Xaver untuk berpegangan.

Tak lama kemudian jalan yang di ambil Xaver menunjukkan pemandangan mustahil bagi mereka. Ada sebuah kotak kayu besar yang memiliki banyak batang jeruji seperti sel penjara. Di sana banyak anggota suku yang belakangan ini menghilang entah kemana. Kepala suku mengepalkan tangannya marah.

Saat Xaver melirik Kepala suku, Kepala suku begitu marah seolah-olah ingin menghabisi seluruh suku di sebrang sungai. Jika tidak salah, suku itu bernama Arhq. Xaver menahan pergerakan Kepala suku agar lebih tenang.

"Diamlah, lihat ada orang yang datang." Bisik Xaver.

Kepala suku menoleh ke arah yang di tunjuk Xaver. Di sana ada Cuupa si gadis kecil yang dalam kondisi baik-baik saja. Di susul beberapa orang tim pemburu yang di ikati rantai di kaki dan tangannya.

Di sisi cuupa ada pula orang dari suku Arhq. "Bagus sekali kerjamu Cuupa. Tapi mengapa aku tidak menemukan Kepala suku mu itu?" Ujar anggota suku Arhq.

"Tapi Tuan Zhire, bagaimana dengan Kakak dan Ibuku?!" Tanya Cuupa.

"Hm... Perjanjian mengatakan, aku akan mengembalikan Kakak dan Ibumu jika kau berhasil membawa Kepala suku dan tim pemburu. Tapi kau hanya membawa tim pemburu. Tugasmu belum sempurna Cuupa..."

Gadis kecil itu meneteskan air matanya sedih. Gadis kecil itu memegangi tangan Tuan Zhire itu. Dengan suara gemetar ia berkata. "Tapi mau bagaimana lagi Tuan Zhire... Hiks..."

Orang yang di panggil Tuan Zhire itu menghempaskan tangan mungil Cuupa, yang memohon padanya.

"Katakan kemana Kepala sukumu itu?"

"Hiks hiks... Kepala suku pergi dengan... Menunggangi Phanter hitam. Hiks hiks... Tapi Phanter itu bukan Mahluk biasa, dia dapat berubah menjadi laki-laki dewasa seperti Anda. Hiks..."

Zhire segera memanggil anggota suku Arhq yang lainnya. "Dhile, masukkan Gadis kecil ini dan orang-orang suku Kaurex lainnya ke sel. Mereka sudah tidak berguna lagi."

Cuupa semakin menangis keras dan memohon-mohon pada lelaki bernama Zhire itu, untuk melepaskan Ibu dan Kakaknya. Tetapi Zhire menghempaskan tangannya, membuat Cuupa terjatuh. Anggota tim pemburu yang melihat itu ingin membantu. Tapi mereka merasa di bohongi saat Cuupa membawa mereka ke sarang suku Arhq, sehingga mereka agak enggan untuk membantu Cuupa.

"Kepala suku, kita harus kembali untuk mengamankan Anggota suku terlebih dulu. Setelah memasuki malam, aku akan menghabisi mereka semua untukmu."

Kepala suku sempat terharu dengan nada serius yang Xaver katakan. Saat berbalik Kepala suku malah melihat tampang konyol Xaver yang membayangkan suku Arhq menjadi santapan makan malamnya.

(¬_¬) 'Aku gagal terharu'

Xaver membawa kepala suku melayang melewati langit di daerah suku Kaurex.

"Kau bisa lihat dari sini, pilihlah tempat mana yang dapat kau gunakan untuk persembunyian." Ujar Xaver.

"Hm... Sepertinya daerah itu bagus." Kepala suku menunjuk area perbukitan, dengan gua yang tidak terlalu besar ataupun kecil.

"Pilihan yang tepat, kau bisa memanggil anggota suku kemari. Untuk tempatnya aku yang akan mengurusnya, kau juga minta anggota suku untuk membawa barang yang bisa mereka gunakan untuk menginap di tempat itu semalaman." Ujar Xaver sambil menurunkan Kepala suku di daerah suku Kaurex.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!