NovelToon NovelToon

Perjalanan Cinta Seorang Idol

Episode 1

PERHATIAN: Cerita ini TIDAK didasarkan pada kejadian di dunia nyata. Murni adalah imajinasi dari penulis. Jika terdapat kesamaan nama, tempat, dan lain - lain, itu hanyalah sebuah kebetulan. Terima kasih.

“안녕 하세요 여러분 (Annyeong Haseyo Yeorobun)! Perkenalkan, aku adalah Triple Kill, Band Vocalist, Kang Dae Hyun-imnida (강대현 입니다), mohon dukungannya.!”, ucap Kang Dae Hyun menyapa para penggemar melalui studio.

“Writer-nim, apakah itu sudah cukup? Ha-ha, aku sangat gugup. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Sudah lama sejak aku kembali muncul di televisi.”, lanjut Kang Dae Hyun lagi sambil tersenyum dan menggaruk - garuk bagian kepalanya.

Para penggemar yang terlihat di kaca studio sepertinya berteriak memanggil namanya. Sayangnya, studio sudah membuat ruangan kedap suara. Studio yang dijadikan sebagai tempat syuting kali ini sudah mengatur agar suara dari luar tidak masuk, melainkan suara dari dalam saja yang bisa keluar.

Sehingga, penggemar bisa mendengar suara Kang Dae Hyun. Namun, suara mereka tidak bisa sampai ke dalam demi keberlangsungan proses syuting agar tetap kondusif.

“Ha-ha.. Tidak masalah. Aku sangat senang kamu mau datang kembali di studio kami setelah sekian lama. Oiya, jika aku tidak salah, program ini adalah program pertama yang kamu datangi setelah sekian lama hiatus dari stasiun televisi. Apakah aku benar?”, tanya wanita yang sedari tadi memberikan wawancara singkat.

Pewawancara itu tak lain adalah sutradara sendiri yang duduk bersama dengan writer-nim. Konsep seperti ini sangat fresh dan membuat program talk show menjadi lebih menyenangkan. Sebaliknya, konsep seperti ini ternyata bisa membuat Idol / Selebriti menjadi lebih gugup dari biasanya.

“네, 네, 맞아요 (Ne, Ne, Majayo). Ini adalah kali pertama aku kembali ke layar televisi setelah sekian lama hiatus.”, jawab Kang Dae Hyun kembali.

Dia benar - benar terlihat gugup. Hal ini terlihat dari ekspresi dan gerakannya yang sedari tadi tidak jelas harus melihat kemana dan seperti ingin memegang sesuatu. Namun, para tim produksi hanya menyediakan sebuah kursi di depannya.

“Oh ya? Sepertinya aku selalu melihatmu di berita dan televisi meskipun bukan siaran langsung.”, ungkap salah salah satu tim produksi.

“Ah.. sebenarnya aku hanya hiatus dari televisi. Tentu saja aku harus mencari uang untuk kelangsungan hidupku, ha-ha. Aku sangat aktif manggung di berbagai tempat. Jadi, mungkin dari sana banyak yang masih mengenalku dan anggota bandku. Wah.. ternyata benar - benar sulit ya menjawab pertanyaan dengan semua mata yang memandangmu seperti ini.”, ujar Dae Hyun.

Kang Dae Hyun (강대현) adalah vocalist idol band yang 6 tahun lalu terkenal berkat lagu - lagu mereka yang bisa diterima oleh banyak kalangan mulai dari anak - anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.

Tidak seperti band pada umumnya, mereka menyatukan beberapa variasi genre ke dalam sebuah lagu dan hal ini membuat setiap penampilan mereka ikonik. Namun, belakangan mereka redup selama beberapa tahun akibat sebuah skandal dan baru naik lagi beberapa bulan terakhir.

Sebenarnya bukan skandal. Keputusan Kang Dae Hyun untuk jujur pada hatinya dan menemukan seseorang yang bisa menerima dirinya ternyata tidak disambut baik oleh semua penggemarnya.

Camera, Roll, Okay, Start!

Setelah berbincang - bincang santai di awal perkenalan, PD-nim memulai segment berikutnya yakni wawancara serius. Disini, PD-nim akan memberikan pertanyaan dan Dae Hyun harus menjawab lengkap dalam durasi 30 detik. Tidak boleh lebih.

Oleh karena itu, PD-nim baru saja meminta orang untuk meletakkan sebuah Timer Digital yang besar di samping tempat duduk Dae Hyun. Jika Dae Hyun tidak berhasil menjawab pertanyaan dalam durasi 30 detik tersebut, maka akan ada yang muncul dari atas kepalanya dan itu bersifat random. Jadi, bisa apa saja.

Tidak hanya itu, meski bisa menjawab, namun jawaban yang diberikan oleh Daehyun menggantung dan tidak selesai, maka PD-nim juga berhak memutuskan jika itu adalah jawaban yang gagal.

“Wah, PD-nim, apakah ini tidak terlalu berlebihan. Memangnya pertanyaan seperti apa yang akan diberikan?”, Dae Hyun (대현) mencoba untuk protes setelah membaca peraturan pertanyaan.

Dia beberapa kali melihat ke atas seolah takut akan apa yang mungkin keluar dari sana. Apakah dia bisa melewati interview dalam game, game dalam interview ini?

PD-nim: “Berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk mandi?”

Dae Hyun (대현) : “Hm.. satu jam. Waah….” (Daehyun mengusap dadanya karena lega dia bisa menjawab pertanyaan pertama dengan mudah).

PD-nim: “Apa nama fanclubmu?”

Dae Hyun (대현) : “Killa. Wah.. hampir saja aku tidak bisa menjawabnya. Sorrrrrry.” (Daehyun tersenyum ke arah penggemar yang sedang memelototinya karena bisa - bisanya idol mereka melupakan nama fanclub bandnya sendiri.)

PD-nim: “Kapan pertama kali kamu pacaran?” (PD-nim sangat percaya diri dengan pertanyaannya kali ini dan memberikan senyuman licik.

Dae Hyun (대현) : “SD?” (Daehyun menjawab dengan ragu - ragu. Seketika dia lupa bahwa jawabannya menggantung karena dia memikirkan bagaimana citranya jika dia salah menjawab pertanyaan ini.)

PD-nim: “Teng”

PD-nim tampak tertawa lebar sambil mengisyaratkan pada bagian properti untuk menarik tali yang membuka kotak di atas kepala Daehyun. Itu adalah  hukuman pertama bagianya. PD-nim tidak langsung membuka kotak itu. Dia membiarkan Daehyun tersiksa karena dia sangat takut.

Dae Hyun (대현) : “Waaaa.. PD-nim.. Kau tega sekali. Sampai kapan aku harus ketakutan begini. Kau tidak memasukkan hewan - hewan atau benda busuk ke dalamnya kan? Waaaa….” (Daehyun berteriak karena dia benar - benar cemas. Dia menutup kepalanya dan menunduk takut.

Jreeeengggg

Sebuah mainan - mainan salju turun dari kotak tersebut. Belum menyadari kalau itu salju, Daehyun berteriak sekuat mungkin ketakutan dan menghindar dari sana.

Dae Hyun (대현) : “Aaaah PD-nim!! Sekarang aku harus bagaimana dengan imageku.” (Saat Daehyun menyadari bahwa itu hanyalah mainan - mainan salju, dia langsung menyalahkan PD.)

PD-nim: “Baik, pertanyaan selanjutnya. Dimana pertama kali kamu pacaran dengan istrimu?”

Dae Hyun (대현) : “Oh.. Oh.. wah kalau sampai ini ketahuan, aku bisa dalam masalah. Wah… aku harus menjawab apa?” (Daehyun sangat kebingungan)

PD-nim: “Teng”

Lagi - lagi PD-nim tertawa puas karena dia bisa menjebak bintang tamu di acaranya. Hal yang paling bersemangat saat ini baginya dan juga penggemar di luar adalah melihat ekspresi Idol mereka cemas menerka - nerka apa yang ada di kotak itu.

PD-nim memberikan instruksi agar bagian properti menarik tali dan kotakpun terbuka.

Dae Hyun (대현) : “Waaa…… PD-nim.. Waaa… writer-nim, kalian benar - benar tega untuk kategori TV show pertama yang aku masuki setelah hiatus.” (Tiba - tiba Daehyun melakukan Rap dengan bahan kalimat protesnya terhadap PD-nim.

PD-nim: “Apakah kau takut dengan mainan seperti ini?” (PD-nim menunjuk ke arah mainan ular - ularan yang baru saja jatuh dari kotak hukuman di kepala Daehyun)

Dae Hyun (대현) : “Percayalah, aku bukan takut. Tetapi aku hanya terkejut.”

PD-nim: “Jadi, dimana pertama kali kau pacaran dengan istrimu?”

Pertanyaan ini tidak masuk dalam Quiz lagi karena sudah ditanyakan. Namun, PD-nim tetap ingin mengetahui jawabannya.

Dae Hyun (대현) : “Aku sudah mendapatkan hukuman untuk pertanyaan yang diberikan. Kenapa aku harus menjawabnya?” (Dia bahkan mendekati kamera untuk menunjukkan sikap protesnya.)

Daehyun memang sangat pintar protes.

PD-nim: “Baiklah, kalau kamu berhasil menjawab pertanyaan ini, aku akan mengeluarkan dua pertanyaan dari Quiz. Kamu bisa memilihnya sendiri.”

Dae Hyun (대현) : “Benarkah? Ini jadi semakin menarik. Baiklah, akan aku jawab. Han River.”

PD-nim: “Aku kira kamu akan menjawab sesuatu yang kontroversial. Kenapa hanya Han River? Kenapa tidak menjawab saja tadi. Memangnya apa yang istimewa. Semua orang pacaran disana.

Dae Hyun (대현) : “Karena aku tidak pernah memberitahu ini sebelumnya pada siapapun. Penggemarku tahu kami tidak pernah pacaran. Tapi aku bisa katakan, Han River adalah tempat pertama aku menyatakan cinta pada istriku.”

PD-nim: “Baiklah. Kita akan menjabarkannya pada segment nanti.”

Dae Hyun (대현) : “Apakah aku perlu menjabarkannya? Butuh waktu 1 jam lebih untuk menceritakannya.”

PD-nim: “Kami rela mendengarkannya.”

Dae Hyun (대현) : “Memangnya anggota yang lain tidak melakukan wawancara?”

PD-nim: “Mereka akan melakukannya juga. Tenang saja.”

Dae Hyun (대현) : “ Lalu, apa kau akan membuat 100 episode hanya tentang kami?” (Semua kru dan penggemar tertawa mendengar jawaban ini.)

PD-nim: “Oke, kamu bisa mengambil dua pertanyaan untuk dibuang dari Quiz ini. Silahkan.”

“Oops. Kamu tidak boleh membukanya.”, PD-nim memperingatkan saat Daehyun mencoba membuka kertasnya.

Dae Hyun (대현) : “Kau bilang aku boleh membuang dua pertanyaan yang aku inginkan. Kenapa aku tidak boleh membukanya?”

PD-nim: “Aku tidak mengatakan kau boleh melihatnya, kan? Aku hanya bilang kau boleh membuangnya. Ayo!”

Dae Hyun (대현) : “Wahhh….이것은 사기입니다\, PD-nim (igeos-eun sagiibnida\, PD-im) | Ini adalah penipuan. (Daehyun nampaknya tak terima. Namun PD-nim hanya senyum - senyum saja.

“Baiklah, aku akan mengambil dua pertanyaan tanpa melihatnya.”, akhirnya Daehyun menyerah dan mengambil dua pertanyaan.

PD-nim: “Oke, pertanyaan yang kau buang adalah (1) Kapan terakhir kali kamu berciuman? (2) Siapa yang jatuh cinta lebih dulu.”

Dae Hyun (대현) : “Wah.. aku bisa menjawab keduanya dengan mudah. PD-nim, kau sengaja mengarahkan pertanyaan mudah padaku agar aku buang, kan?”

PD-nim: “Ha-ha.. Kau sendiri yang mengambilnya. Bukan aku. Kau bisa saja memilih yang di belakang.” (Tawa PD-nim dan penggemar benar - benar pecah).

Dae Hyun (대현) : “Aaah….”

PD-nim: “Baiklah. Pertanyaan selanjutnya. Sebelum istrimu, siapa wanita yang kamu terakhir kali sukai?”

Dae Hyun (대현) : “........” (Daehyun hanya bisa menatap bengong ke arah kamera)

Dae Hyun (대현) : “Sebentar, apakah pertanyaan seperti ini diperbolehkan? Acara Talk show ini akan menjadi acaraku terakhir kali sebelum pensiun kalau begini ceritanya.”

Pertanyaan - pertanyaan yang dikeluarkan oleh PD-nim semakin lama semakin mempersulit Daehyun. Bahkan dia protes di setiap pertanyaan. Meskipun akhirnya dia menerimanya.

Episode 2

“안녕 하세요 여러분 (Annyeong Haseyo Yeorobun)! Perkenalkan, aku adalah Triple Kill, Band Guitarist, Lee Hyun Woo-imnida (이현우 입니다), mohon dukungannya.!”, sekarang giliran sang gitaris untuk maju ke kursi panas dalam acara talk show kali ini.

Setelah mengatakan kalimat pembuka yang kurang lebih sama dengan anggota tim yang lain, Lee Hyun Woo tidak mengatakan apa - apa lagi. Dia hanya diam mematung. Seharusnya dia yang notabene hanya duduk sendiri disana yang merasa gugup dan tertekan.

Namun, berbeda dengan vokalis Triple Kill sebelumnya, justru para writer-nim dan PD-nim yang deg- deg-an dan bingung menghadapinya.

Di belakang deretan para kru acara, anggota Triple Kill yang lain termasuk Kang Daehyun sengaja datang untuk menyaksikan anggota tim paling kaku diantara mereka. Bisa dibilang Hyun woo adalah robot. Dia bisa terlihat berbeda 180 derajat saat berada di panggung dan dunia nyata.

“Ha-ha-ha-ha-ha.”, para anggota sibuk tertawa heboh di belakang.

Mereka tidak menertawakan Hyunwoo tetapi para tim produksi yang kebingungan. Tidak seperti para tim produksi, anggota Triple Kill sudah bersama - sama setidaknya dalam kurun waktu 7 tahun belakangan. Mereka sudah paham bagaimana karakter Hyunwoo yang luar biasa introvert dan tertutup.

“Ha-ha.. Di luar ekspketasiku. Maksudku, aku sudah mendapatkan informasi dari manager kalian bahwa Hyunwoo-shi adalah yang paling sulit untuk dihadapi. Namun, aku tidak tahu kalau ternyata bisa sesulit ini. Apakah kamu tidak ada hal yang ingin dikatakan pada penggemarmu?”, tanya PD-nim yang akhirnya melemparkan fokus pada penggemar Triple Kill.

Sorak sorai penggemar semakin heboh saat Lee Hyun Woo mengarahkan pandangannya pada mereka. Meskipun Hyunwoo tak bisa mendengarkannya, tetapi dia bisa mengetahui dari gerak - gerik mereka.

Satu hal yang menjadi daya tarik Hyun woo adalah walaupun dia seperti robot, tetapi dia memiliki ketampanan yang luar biasa. Jika Daehyun terlihat seperti Tsundere, masa Hyunwoo yang usianya dua tahun lebih muda memiliki visual yang cute dengan kepribadian tertutup. Dia seperti porselen mahal yang sebaiknya memang harus disimpan agar tidak tercemar.

“Wah.. Hyunwoo-shi, penggemarmu ternyata sangat banyak sekali. Apa kamu ingin mendengarkan suara mereka?”, tanya PD-nim.

PD-nim berpikir, mungkin dengan memberikan akses suara penggemar ke dalam studio, bisa membuat suasana sedikit lebih cair. Saat ini, semua kru merasa ada angin yang sangat dingin berhembus.

“Waa…. oppaaaaa…. Hyunwoo oppa…. 잘 생겼어요! (jal saeng gyeos eoyo!).... Oppa…예쁘네요! (yeppeun-ne yo!)”, begitu akses suara dari luar ke dalam dibuka, seketika hampir semua orang disana menutup telinga mereka.

Tidak hanya jumlah penggemar yang membludak banyak, tetapi suara - suara sahutan dan yel - yel mereka menggema seolah akan memecahkan seluruh isi ruangan.

“PD-nim… Jaaa… sepertinya kita tidak bisa membuka akses suara dari luar terlalu lama, bisa - bisa studio ini runtuh.”, jawab PD-nim yang langsung menggeleng - gelengkan kepalanya.

Dia kembali mengarahkan pandangannya pada Hyunwoo dan tertawa. Seolah dalam hati dia mengatakan, ‘Harus aku apakan idol yang satu ini.’.

“Bagaimana perasaanmu dikelilingi oleh begitu banyak penggemar? Mereka bahkan meneriaki namany dan mengatakan kamu tampan.”, tanya PD-nim.

“Huft… sangat berisik sekali.”, katanya memecah tawa seisi ruangan terutama para anggota team Triple Kill.

“Waa… respon yang sangat tidak disangka - sangka. Apakah teriakan mereka membuatmu tidak nyaman.”, ujar PD-nim.

Seketika wajah penggemar dibuat kecewa.

“Tidak. Bukan seperti itu maksudku. Aku menyayangi semua penggemarku. Hanya saja, jika mereka berteriak dalam waktu yang bersamaan, aku juga kesulitan.”, kata Hyunwoo berkata jujur.

Kemudian para penggemar meneriakan, “괜찮아요 (gwenchanayo)”. Teriakan ini berhasil membuat Hyunwoo tersenyum dan sepersekian detik kemudian semua penggemar langsung berteriak histeris. Untung saja akses suara keluar sudah dimatikan.

“Ternyata kau memang national’s smile ya. Dari tadi kamu bersikap dan mengeluarkan ekspresi datar. Namun, sekali kamu mengeluarkan senyum, semua penggemarmu langsung menggila.”, jelas PD-nim.

“Okay, bagaimana perasaanmu bisa kembali ke layar televisi. Di segmen sebelumnya, Daehyun-shi sudah memberikan pendapatnya. Aku juga ingin mendengar dari sisimu.”, tanya PD-nim.

“Hm.. biasa saja. Keduanya sama - sama membuatku sibuk. Bedanya hanya jika kami manggung di luar, tidak masuk televisi. Jika kami mengikuti program Talkshow seperti ini, kami masuk TV. Bagiku keduanya sama saja.”, seketika tim produksi bisa membayangkan burung gagak yang melewati layar televisi setelah Hyunwoo menyelesaikan kalimatnya.

‘Aku ingin pulang.’, begitu kira - kira yang ada di pikiran PD-nim.

“Baiklah, kamu sudah melihat segmen kedua dalam acara Talkshow ini?”, tanya PD-nim.

“Hm ya. Aku sempat melihatnya sekilas.”, jawabnya.

“Hah, sekilas? Apa kamu tidak melihat keseluruhannya?”

“Tidak, aku harus menyelesaikan permainan gameku sebelum giliran syuting tiba.”, jelas Hyunwoo. Sebuah jawaban yang sangat tidak terduga.

Kali ini, PD-nim hanya bisa menghela nafas. Semakin lama berinteraksi dengan seorang Hyunwoo, dia menjadi semakin terbiasa dengan pria itu.

Camera, Roll, Okay, Start!

“Okay, kapan pertama kali Triple Kill debut?”, PD-nim memulai pertanyaan pertamanya setelah menjelaskan peraturannya melalui sebuah papan tulis yang ia letakkan bagian kiri tempat duduk Hyunwoo.

Pria itu tidak banyak memberikan protes. Tidak seperti respons Daehyun sebelumnya.

“Tunggu, aku ingin bertanya. Kau menanyaiku banyak hal sejak hem.. setengah jam yang lalu, apa saat itu syuting belum dimulai?”, pertanyaan yang sangat out-of-the-box saat segmen dua sudah dimulai dari seorang Lee Hyunwoo.

“Oke.. kau menanyakan itu. Baiklah, tentu saja, hal yang wajar, sangat - sangat wajar jika kamu merasa bingung apakah sejak tadi termasuk syuting atau tidak.”, PD-nim nampak tersenyum tipis sebentar. Tidak, sebenarnya dia seperti mau menangis karena ingin segment dengan Hyunwoo segera berakhir.

‘Tolong siapapun bawa Hyunwoo dari sini. Mungkin dia adalah makhluk dari luar angkasa.’, ucapnya dalam hati.

“Tentu saja, ini sudah masuk ke segmen kedua.”, jawab PD-nim.

“Oh.. lalu kenapa kamu memberikan isyarat 'Camera, Roll, Okay, Start!?’”, tanya Hyunwoo polos.

“Itu murni adalah tema dari acara Talkshow ini. Pada segment kedua, PD akan menyuarakan kalimat itu untuk memberikan semangat sekaligus penanda segment berikutnya. Ah.. aku tidak percaya aku menjelaskan ini. Tim produksi sudah membuka camera mereka sejak pertama kali, tidak, bahkan sebelum kalian datang.”, PD-nim sudah mulai frustasi.

“Aha… aku mengerti sekarang. Jadi apa pertanyaannya tadi?”, tanya Hyunwoo tanpa rasa berdosa dan wajah datarnya.

“Kapan pertama kali ‘Triple Kill’ debut?”, tanyanya kembali.

“Hem…”, Hyunwoo sedang menghitungnya dengan jari seolah itu terjadi berpuluh - puluh tahun yang lalu.

“Tujuh tahun yang lalu.”, jawab Hyunwoo kemudian.

“Tahun berapa itu?”, tanya PD-nim.

“Kau bisa menghitungnya ke belakang.”, lagi - lagi jawaban yang tidak terduga keluar dari Hyunwoo.

“Ye, ye… Baiklah. Aku akan menghitungnya. Oke… benar sekali jawabanmu.”, ucap PD-nim pura - pura antusias.

Para penggemar yang sudah mengenal bagaimana Hyunwoo sibuk tertawa sambil terpingkal - pingkal. Persis seperti apa yang dilakukan oleh anggota Triple Kill lainnya.

Episode 3

“안녕 하세요 여러분 (Annyeong Haseyo Yeorobun)! Perkenalkan, aku adalah Triple Kill, Band Drummer, Kim Ji Su-imnida (김지수 입니다), mohon dukungannya.!”, PD-nim sangat bersemangat begitu mendengar anggota berikutnya.

“Kau tahu, Hyunwoo sudah menghabiskan hampir 90% energiku hari ini.”, ucap PD-nim mengeluarkan ekspresi lelah.

“Ha-ha-ha… “, Jisu tertawa terpingkal - pingkal mendengarnya. Dia bahkan memukul - mukul pahanya karena tidak bisa menghilangkan bagaimana momen kekocakan Hyunwoo hyung pada PD-nim tercinta.

“Aku melihat kalian sangat puas menertawakanku di belakang sana. Sepertinya ekspresiku saat mewawancarai Hyunwoo tadi akan segera menjadi meme.”, ujarnya kemudian sambil mengambil cheat sheet yang baru untuk segmen selanjutnya bersama drummer dari band Triple Kill.

“Tentu saja. Kami selalu berada dalam tour off-air yang panjang dan jarang sekali masuk ke channel televisi seperti ini. Ini adalah pertama kalinya sejak 3 tahun terakhir. Kami sangat puas melihat interaksimu dengan Hyunwoo hyung.”, jawab Jisu masih sesekali tertawa lebar.

“Oh, aku dengar dari manager kalian kalau kamu adalah member yang paling ceria dan bersemangat diantara yang lain.”, kata PD-nim.

“Oh.. manager sangat mengenalku. Hyunwoo hyung adalah orang yang paling privat yang pernah aku temui. Daehyun hyung memiliki kepribadian ganda. Sedangkan aku sangat ceria. Kalian akan melihat personaliti member yang lain yang lebih mengejutkan.”, ucap Jisu sambil mengarahkan pandangannya pada penggemar yang berada di luar studio.

“Menarik sekali. Kamu sudah memberikan fans service bahkan sebelum kami memintanya. Ngomong - ngomong, selain ceria dan bersemangat, manager juga mengatakan bahwa kamu adalah member yang paling playboy diantara yang lainnya. Apakah kamu sering bergonta - ganti pacar?”, pertanyaan yang sangat sulit untuk segmen pertama keluar dari writer-nim.

“Omo… writer-nim. Bukankah seharusnya kita memulai pertanyaan seperti ini di segment berikutnya? Kenapa kamu ingin sekali memulainya sekarang?”, Jisu benar - benar tahu bagaimana harus menghindar dari semua pertanyaan menjebak ini.

“Tentu saja kami memiliki banyak pertanyaan dahsyat lagi setelah ini. Namun, aku sangat berharap kamu bisa menjawab pertanyaan writer kami yang tadi.”, ucap PD-nim.

“Okay, baiklah. Dalam sebuah idol group, meski kami adalah band, kami juga harus memiliki persona dan role masing - masing.”, Jisu menjawab dengan penuh percaya diri, semua terlihat dari ekspresi wajahnya.

“Jadi, kau mengatakan menjadi ‘playboy’ adalah semacam role atau peran yang harus kamu lakukan di dalam tim? Semacam role menjadi sosok yang misterius atau sosok yang cerdas?”, tanya PD-nim memperjelas.

“Yeah.. tentu saja. Aku tidak benar - benar playboy. Penggemarku bisa menjawabnya untukku. Benarkan?”, jawaban Jisu barusan sangat percaya diri. Dia bahkan melemparkan pada penggemar untuk melakukan validasi terhadap jawabannya.

PD-nim sengaja kembali membuka akses suara dari luar ke dalam, dan jawaban dari para penggemar sangat unexpected.

“아니요 (aniyo)!!!”, para penggemar bahkan berteriak dan menunjukkan dengan ekspresi mereka.

“Mereka sepertinya setuju denganku.”, lanjut PD-nim yang langsung membuat Jisu tersipu malu. Berpura - pura untuk tersipu malu lebih tepatnya.

“Baiklah, bagaimana perasaanmu Triple Kill bisa kembali ke siaran televisi lagi setelah sekian lama?”, tanya PD-nim.

“Hm.. perasaanku bercampur. Tapi percaya padaku, kembali ke channel televisi itu melelahkan. Ha-ha-ha. Aku tidak bermaksud apa - apa. Tetapi bayangkan perbedaannya. Saat off-air, kami tidak benar - benar harus ke salon, mengenakan baju tertentu, fitting, dan hal lainnya. Kami hanya perlu mengenakan pakaian yang nyaman dan keluar seperti itu lalu manggung. Untuk siaran televisi, kami harus bangun shubuh, pergi ke salon, kemudian stylist-nim dengan berbagai pilihan baju. Wah.. sangat melelahkan.”, ucap Jisu yang memang terkenal ceria namun blak - blak-an.

“Bagaimana dengan hari ini.”, tanya PD-nim lagi.

“Yah… aku harus bangun pagi hari ini. Rumahku sangat jauh dari Seoul dan berarti aku harus bangun ekstra pagi.  Lalu aku harus menunggu giliran untuk make-up karena di salon hanya tersedia dua orang make-up artist. Setelah itu aku harus fitting baju yang sesuai. Benar - benar melelahkan. Tapi, aku senang karena bisa memberikan tampilan yang lebih fresh dan terlihat seperti idol untuk para penggemarku. Meski aku yakin mereka lebih suka versi aku di panggung.”, lagi - lagi Jisu menjawabnya dengan penuh percaya diri.

“Menarik. Kita mulai segment kedua.”, ucap PD-nim.

“Wuhuuuu… segmen yang paling aku nanti.”, respon Jisu.

“Benarkah? Aku kira Daehyun dan Hyunwoo cukup trauma dengan segmen ini. Meski aku tidak bisa mengartikan bagaimana ekspresi takut Hyunwoo. Tapi aku tahu dia cukup kesal dengan segmen ini.”

“Aku adalah tipe orang yang penasaran. Aku penasaran apa yang akan keluar dari kotak itu. Tentu saja, aku juga penasaran dengan pertanyaan yang akan kamu lontarkan padaku.”, balas Jisu.

Camera, Roll, Okay, Start!

“Apa saat ini kau sedang berpacaran?”, tanya PD-nim sambil memberikan ekspresi sedang menanti jawaban.

“Oh tentu saja. Aku sudah 32 tahun. Daehyun-hyung saja sudah memiliki istri dan anak. Kenapa aku tidak.”, jawab Jisu santai.

“Ooo… aku tahu Daehyun melewati banyak hal dengan pilihannya untuk menikah dan berkeluarga. Namun, aku tidak menyangka kau akan sejujur ini. Aku kira kamu akan berpikir agak lama sebelum menjawabnya.”, komentar PD-nim.

“No no.. tidak perlu berpikir.”

“Apa kau baru saja berpacaran. Akankah hubungan yang ini bertahan lama?”, melihat Jisu yang jujur, PD-nim mencoba mencari kesempatan untuk mengulik - ulik lebih dalam.

“Apakah ini pertanyaan kedua?”, Jisu sangat strategis dan berhati - hati.

“Oh tidak, aku hanya ingin tahu lebih detail.”, jawab PD-nim.

“Kalau begitu, undang aku ke episode selanjutnya, aku akan menjawabnya.”

PD-nim langsung speechless mendengar jawaban dari Jisu. Benar - benar jawaban yang tidak terduga.

“Kau sangat perhitungan rupanya.”, komentar PD-nim.

“Tentu saja. Ini juga adalah bisnis.”, jawabnya.

“Oke, pertanyaan selanjutnya. Apa kau setuju dengan keputusan Daehyun saat pertama kali go-public tentang hubungannya?”, PD-nim kembali melontarkan pertanyaan sensitif.

Jisu nampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Bahkan, dia tidak bisa langsung menjawab saat waktunya sudah habis.

“Oh.. akhirnya aku berhasil mengenaimu. Kau masuk perangkap.”, kata PD-nim senang.

“Aku hanya penasaran apa isi kotak yang ada di atas kepalaku. Jika aku terus bisa menjawab, aku tidak akan bisa merasakan bagaimana rasanya saat kotak itu dibuka.”, jawab Jisu sangat percaya diri sambil sesekali melihat ke atas.

“Jadi, maksudmu, kamu sengaja mengalah?”, tanya PD-nim.

“Hn.”, Jisu menjawab singkat.

“Ah… kenapa aku merasa sedang dikerjai olehmu sekarang.”, kata PD-nim.

“Ha-ha.. Aku tidak mengerti kenapa kau mengira bahwa kau menang.”, kata Jisu dengan nada menantang.

“Wah.. ternyata Triple Kill memang memiliki banyak cara untuk melakukan Triple Kill.”, kata PD-nim.

“Baiklah, sebelum aku membuka kotak di atas kepalamu. Aku ingin memastikan, apakah kau juga hanya akan memberikan jawaban untuk pertanyaanku tadi jika aku mengundangmu kembali di episode selanjutnya?”, tanya PD-nim.

“Tidak. Aku bisa memberikan jawabannya sekarang. Itu tidak terlalu menarik. Tentu saja aku tidak setuju. Daehyun hyung memutuskan untuk go-public sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu? Saat itu kami baru saja debut. Meski kami sebenarnya sudah aktif tiga tahun belakangan sebelum tanggal debut, tapi saat itu kami sedang tenar - tenarnya. Dan dia go-public.”, jawab Jisu.

“Manager, apa dia boleh terlalu jujur begini? Apa tidak masalah?”, tanya PD-nim yang langsung cemas dengan jawaban Jisu yang terdengar blak - blak-an.

Manager mereka yang berada di luar kamera mengangguk. Seolah dia sudah menyerah. Jadi dia tidak menyetujuinya atau memperbolehkannya, namun lebih kepada dia tidak memiliki pilihan lain.

“Itu sebelum aku mengerti bahwa keputusan yang diambil oleh Daehyun hyung adalah keputusan yang tepat. Tidak semua orang bisa menemukan orang yang tepat. Dan menurutku, meski banyak sekali jatuh bangun yang kami alami terutama dia secara pribadi dan keluarganya alami, kami tumbuh ke arah yang lebih baik sebagai seorang band, dan juga sebagai seorang individu.”, jawaban Jisu selanjutnya langsung mendapatkan applaus dan ucapan salut dari para penggemar.

Mereka tidak menyangka idola mereka yang playboy ini bisa mengatakan hal seperti itu. Meski tidak ada yang menyadari, sebulir air mata turun dari mata Daehyun dan dia langsung menyekanya sebelum yang lain melihatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!