Istimewa... mungkin itu yang sering di dambakan banyak orang di seluruh dunia... istimewa dimata orang orang yang kita sayang, istimewa dimata yang tidak kita kenal atau siapapun itu.
Namun tidak dengan ku , aku paling istimewa dan paling populer di kalangan para makhluk gaib atau hantu, atau yang biasa kalian kenali dengan anak indigo. Aku tau kelebihan ku hanya melihat hantu, tapi tidak kusangka kisah ku akan sejauh ini dan mata batin yang selama ini ku kira hanya bisa melihat hantu ternyata bisa melihat hal lain yang tak pernah ku duga.
Cip cip cip... suara burung di pagi hari membuka hari ku yang sangat sibuk. Gradak gradak sek sek sek (sura buku yang sedang aku rapikan)
"Oh cinca... sudah jam 08:50 waktu ku berjalan ke halte hanya 10 menit ish"
Sial semua ini terjadi karena aku nonton drama sampai larut malam. Sebenarnya kos ku tidak terlalu jauh dari kampus, tapi aku bermalam di tempat teman ku yang beda kampus dengan ku dan jarak kampus ku dari kosnya sekitar 25 menit jadi aku harus naik bus.
Saat aku menunggu bus ku datang aku memainkan ponsel ku dan, ugh sepi kaya kuburan -_-. Di saat aku bermain sosial media, tiba tiba ada nafas bau yang meniup niup telinga ku
"Ugh bau banget kampret" batin ku..
Samar samar samar samar aku mendengar sosok itu berkata
"Gadis beri aku bunga lalu aku akan pergi"
Ya Allah aku sedang tidak ingin di ganggu kesel banget sih pagi pagi.
Aku memasang erphone ku seakan aku pura pura menelfon seseorang
"Sory nih om, om nggak bisa liat saya lagi nggak pegang bunga kan, minta minta beli aja sendiri"
Saat aku menghabiskan kalimat ku, aku menoleh ke sumber suara bau yang sedang minta minta bunga kepada ku dan astaghfirullah...
Aku langsung menundukkan pandangan ku karena bentuk dan fisiknya yang menyeramkan. Setengah wajahnya penyok matanya keluar dia sedang memegang bunga layu dengan stelan kemeja lusuh. Aku langsung membaca ayat ayat suci yang sudah di bekalkan oleh orang tua ku.
Sosok itu menghembuskan nafas kecewa dan akhirnya pergi menghilang.
"Huft apes banget sih pagi pagi"
Kreek (suara tarikan kursi)
"Hai bestieh, kenapa tu muka pagi pagi udah kaya keset di depan kelas"
"Sebel banget loh aing pagi pagi udah liat mas mas serem bawa bunga"
"Makanya liat tuh cogan, liat demit mulu sia perasaan hahahha"
"Bacotlah ni anak dua kalo bukan teman uuh udah aing tampol lu"
Oooh ya namaku nasya dan mereka berdua ini sahabat ku si paling so sweet dan si paling suka horor lah pokonya. Namanya Rey dan Putri mereka pasangan kampus generaai jamet, kalo menurut ku sih mereka mirip kucing sama tikus sih dari pada dibilang pasangan so sweet. Mereka adalah salah satu teman yang bisa menerima kekurangan ku dan terlebih mereka suka cerita horor sih jadi setidaknya aku bisa nyaman sama mereka dan mereka tidak menganggap ku gila °-°.
"Sya lu tadi pagi liat apa dah" tanya putri
"Biasa korban kecelakaan mereun penyok semua kepalan sama badannya, oh ya masnya sambil bawa bunga tau kasian sih, udah ah bahas yang lain we lagi makan juga"
"Iya lo sayang kita lagi makan loh jadi agak agak nggak nagsu nih" omel Rey pada putri
"Diih.. jadi obat nayamuk banget makan sama kalian -_-"
"Hahaa makanya cari pacar"
"Malas brodi"
Kita pun melanjutkan makan kerna sebentar lagi ada kelas manajemen.
*NB:
Aing \=saya
Sia \= kamu
Mereun\= mungkin
Sory ya guys kalo ada salah ketik, karena kita adalah manusia tempatnya salah dan lupa jangan lupa dukung cerita ku ya. Seblum baca FOLOW DULU🥰.
"Bestiii PR MTK pak Ary udah belum"
"Belum nih, lihat lah jawaban mu sya"
"Lah kalian pikir aku sudah, kalo aku sudah ngerjain ngapain aku nanya nanya juga nge"
Hiks hari senin ku sudah di hiasi dengan PR dan MAPEL Matematika, indah banget ya. Sebelum dosen masuk aku mencoba menyelesaikan PR MTK yang sebagian belum ku kerjakan.
"Eh"
Aku kaget karna tiba tiba ada kepala gelinding kaya bola dari tembok belakang.
Aku sudah mulai terbiasa dengan kelebihan ku ini, tidak sehiteris dulu waktu aku masih cupu.
Tapi aku belum terbiasa dengan yang satu ini, ya Matematika. Meskipun jerome polin bilang Matematika itu menyenangkan tapi bagi ku matematika beh, No thankyou ya. Aku tidak terlalu benci berhitung sih karna sering bantu ibuk jualan, tapi Matematika itu masalah lain ya.
Tidak lamakemudian dosen ku masuk dan mulai menyapa anak anak.
"Selamat pagi anak anak ku tercinta"
"Pagi paaaak" saut anak kelas riuh
"Oh iya.. apa kabar PR Matematikanya, sudah selesaikan silahkan ketua kelas di kumpulkan"
Sak sek sak sek aku segera menyalin jawaban yang belum bisa aku pecahkan. Aku meminjam PR MTK milik kawan ku yang lebih ahli di bidangnya dan saat aku selesai tepat saat ketua kelas tiba di hadapan ku
"Langganan deh kerja dadakan ni anak"
"Hehe.. nih sama punya mia sekalian"
"Mi udah aku kumpulin ya PR mu makasih" kata ku berterimakasih pada mia
"Oke sya sama sama"
Ketua geleng melihat ulah ku. Oh iya dia Bagas ketua kelas ku, dia adalah orang yang biasanya akan menyampaikan info info dari dosen, akademik dll untuk di sampaikan ke kelas kita.
Saat Bagas mulai berjalan membelakangi ku pandangan ku terhenti pada pundak Bagas ketua kelas ku. Tampak ada tangan yang bahunya dari belakang. Aku tidak melihat tubuh, kepala atau semacamnya saat ketua berhadapan dengan ku, namun saat ketua berbalik badan, benar itu hanya tangan.
Tangan itu mencengkran kuat pundak Bagas sampai terlihat ingin mematahakan pundaknya. Mengerikan bahkan tangan itu terus menambah kekuatan cengkramannya hingga membentuj pola cengkraman yang intens di mata orang yang tidak bisa melihat tangan itu.
"Bagas dari mana ya ketempelan kaya gitu" batin ku
Pelajaran pada hari itu pun berakhir, dosen kami mengakhirinya sedikit lebih cepat karena ada acara.
"Baik karna saya ada acara jadi saya cukup kan sampai disini"
"Yeeeeyy.. terimakasih pak"
Terdengar hiruk pikuk anak anak di kelas yang sedang membereskan barang mereka, mata ku masih melihat pundak bagas dan ternnyata masih tangan itu masih di sana. Bagas merapikan barangnya pelan sambil sesekali mengelus pundaknya, saat dia akan beranjak keluar aku mencoba memanggilnya.
"Bagas.." aku berlari kecil menghampiri Bagas
"Are you oke" tanya ku
"Agak kurang enak badan sih, kenapa keliatan ya"
"Iya sih, pucat banget tu muka terus dari tadi ngelus pundak mulu, kenapa gas keseleo habis gendong pacarnya" canda ku
"Dih mana punya aku, gatau nih sakit banhet pundak ku"
(Pasti karna itu deh bantuin nggak ya, tapi gimana caranya ya) pikir ku
"Gas.. ada kotoran tuh di pundak lu" kata ku membuat alasan
"Oh ya mana"
Bagas menepuk nepuk pundaknya untuk membersihkan kotoran yang ku maksut tapi tidak bisa
"Lah mana sih sya"
"Ini loh"
Aku menepuk nepuk pu daknya sambil membaca ayat ayat dan pada tepukan terakhir aku mencengkram pundak ketua berusaha melepaskan tangan itu, aku ransanya ingin muntah bukan kepalang karena tangan busuk itu, daging tangan itu mulai terkupas dan berjatuhan lalu hilang. Aku menahan mual ku, rasanya sudah sampai ubun ubun. Aku masih berusah menarik dan akhirnya tangan itu terlepas dan jatuh ke lantai. Aku tertunduk lemas, aku mual bukan main.
"Sya kamu nggak apa apa"
"Hubgh... ugh aku mau muntah"
Bagas segera membawa ku ke westafel yang ada di depan kelas, tidak ada yang keluar karna aku tidak sarapan pagi tadi.
Aku mencuci tangan ku di westafel
"Bagas, sabun kasi aku sabun cepet" minta ku pada bagas
"Oh sabun bentar ya"
Bagas berlari ke koprasi dan kembali membawakan ku sabun aku segera membuka bungkusannya dan mencuci tangan ku brutal
"Sya kamu kenapa sih"
Ketua heran dan cemas karna aku mencuci tangan ku sangat kencang, aku hanya menggeleng sambil terus mencuci tangan ku dengan kencang. Samar aku melihat raut wajah bagas mulai cemas karna tangan ku mulai memerah, bagas akhirnya menarik tangan ku agar akau menyudahi cuci tangan ku. Aku tau sudah tidak ada yang menempel tapi aku masih membayangkan betapa menjijikkannya, jadi aku mencuci tangan ku.
"Hey what happend, are you oke" 🥺
"Hei what happen, are you oke "
Aku melihat tangan ku dan melihat wajah ketua kelas ku. Wajah ku merah bulir bulir air mata yang sedari tadi ku tahan akhirnya mengalir
"Haaaa jijiiikk.... jijik banget hu hu hu"
Tangis ku akhirnya pecah, asli menjijikkan banget beberapa kulit dan daging tangan itu menempel di tangan ku sebelum akhirnya menghilang. Aku hanya menatap tangan ku di depan Bagas sambil menangis sesenggukan
"Sya nggak ada apa apa hei"
Bagas berusaha menenangkan ku aambil mengusap usap tangan ku pelan
"Tenanglah sudah tidak apa apa"
Bagas memeluk ku yang masih terisak untuk menenangkan ku setelah beberapa saat dia melepaskan pelukannya dan mengajak ku menjauh dari kelas itu. Kami berjalan melewati lorong, aku masih menggosok gosok tangan ku di pakaian ku, aku tidak sadar sedari tadi bagas memperhatikan aku menggosok gosok tangan ku, Bagas yang sedari tadi memperhatikan akhirnya meraih tangan ku dan memasukkan tangan ku ke kantung jaketnya.
"Itu bisa luka tau"
"Panas tangan ku kamu masukin gitu"
"Yah dari pada di gosok gosok mulu aku kantongin aja dah"
"Huft serah deh"
Capek bangat sama kejadian barusan tenaga ku seperti hilang 70%. Bagas menyuruh ku duduk di kursi kantin lalu meninggalkan ku, aku memejamkan mata ku sambil membatin (ugh kenapa tadi panik sih, fix pasti di cap aneh sih aku)
Saat aku asik berpikir bagas datang dan menempelkan minuman dingin di pipi ku lalu membuka botol dan menyodorkan minuman itu kepada ku
"Nih minjm pokari biar tenaga lu balik lagi"
"Thanks, BTW sorry ya"
"Sorry ngapa dah"
"Sory buat kaget, pasti malu juga tadi di liatin temen temen" kata ku sambil menunduk
"Hah, rame"
"Iya rame anak anak kelas kan"
"Kelas kita tadi udah kosong tau, tinggal kita berdua sama 2 sahabat kamu"
"Ooh sorry nggak sadar hehe"
"Gimana gas masi sakit nggak "
"Sudah enggak sih"
"Syukur deh"
"Yaudah gas aku susulin putri sama rey dulu ya kayanya mereka di kantin depan kampus makasi minumnya nanti aku ganti bay bay"
"Bay sya thanks ya"
(Kok bagas trimakasih ya emang dia tau aku ngilangin apa🤔 bodolah) aku meninggalkan Bagas dengan langkah ku yang cepat. Aku memelankan langkah ku saat kantin dalam kampus sudah tidak kelihatan lagi. Aku menghela nafas panjang. Aku masih memikirkan kejadian tadi dan aku sedikit menyesal sudah menolong ketua, karena fix bakal di cap orang aneh😮💨.
"Harusnya ku biaran aja tadi ya" keluh ku
Aku sudah sampai di kantin depan kampus buat beli cimol dan kentang goreng
"Mas beli cimol campur kentang 5 rebu"
"Pake bumbu apa mbak"
"No tengkyu mas hehe"
"Oke deh mbak e"
Aku memutar badan ku untuk mencari kursi kosong buat makan cimol dan di salah satu tempat duduk aku melihat putri melambay lambay kaya ombak dan Rey yang lagi asik makan soto.
"Woy sya sini"
"Oh.."
Aku berjalan menuju meja yang sudah mereka tempati dengan membawa sebungkus cimol yang sudah ku beli tadi
"Ninggalin weh"
"Takut ganggu kita, kan yang" goda Rey yang sedang tertawa kecil dengan putri
"Lah perasaan aku lagi nggak ngerjain tugas deh ngeganggu kenapa emang"
"Ya ganggu kamu sama ketua lah, jadi kita langsung kabur aja deh"
"Hadeeeeh apa sih"
Aku melanjutkan makan cimol yang sudah ku beli tadi, meski masih geli geli sama kejadian tadi tapi yah daripada laparkan ya. Disaat aku lagi seru makan cimol sambil ngobrol aku teringat setelah ini masih ada kelas aku melihat jam di HP ku dan sudah meninjjukkan pukul 11.35
"Guys, kita ada kelas jam berapa sih"
"12.15 kenapa sya"
"Aku ke kamar mandi dulu ya guys nanti sisain tempat ya, ni cimolnya makan aja masih banyak sayang"
"Oke boss"
"Arigatogozaimasu"
Aku berjalan berjalan menuju kamar mandi untuk menyelesaikan urusan ku dan kembali ke kelas, sesampainya di kelas aku duduk di tempat yang sudah putri dan rey sisakan untuk ku. Kelas begitu ramai dengan hiruk pikuk anak anak kelas yang lagi asik ngobrol sambil menunggu dosen manajemen ku datang aku masih memainkan cacing cacing ku dengan santai di tempat duduk ku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!