William Henry Jason, Pria berusia dua puluh tiga tahun. Berasal dari keluarga kaya yang memiliki perusahaan di bidang automotif juga pabrik tas dan sepatu branded.
Keluarga nya memiliki beberapa butik dan Restoran mewah yang berada di pusat kota.
Hal itu membuat William putra dari Kim Jason tak pernah kekurangan uang, bahkan terkadang William bingung bagaimana cara menghabiskan uang nya.
Siang itu William hendak pergi ke kampus namun langkah nya terhenti saat berada di depan pintu kamar sang kakak, Alena Jason.
William mengerut kan kening nya Saat mendengar suara ******* tak teratur dari dalam kamar, ah sial kenapa Alena tak menutup pintu nya dengan benar.
William tahu apa yang tengah mereka lakukan, Alena memang sudah menikah, Tapi ia begitu ceroboh membiarkan pintu sedikit terbuka.
Tak ingat kah kalau Ia memiliki adik yang belum menikah dan tentu sangat penasaran dengan rasa itu ?
Bagaimana rasanya bercinta berlebihan, sementara Wiliam memiliki kekasih yang sangat alim, boro boro melakukan hal seperti itu, pegang tangan aja Langsung melotot, di ajak nikah malah bilang nya ingin selesai kan kuliah terlebih dahulu.
William mendengus sambil meninggalkan tempat itu, kacau bila ia terlalu lama di tempat itu, celana nya mendadak sempit membuat William menghela nafas berat.
William melajukan mobilnya menuju kampus, sebelum nya ia hendak menjemput bunga, sang kekasih pujaan hati yang selalu tampil tertutup dengan dress cantik serta kerudung segitiga nya.
Tak banyak yang dilakukan saat bersama dengan bunga, selain membicarakan tentang pelajaran di kampus dan hal lain yang membosankan bagi William.
sempat berpikir untuk mengakhiri hubungan mereka tapi William sudah terlanjur sayang dan kasihan pada bunga.
William terus bertahan hingga tiba masa dimana Ia dan bunga menikah.
William terhenyak tiba tiba mengerem saat kendaraan nya melaju kencang, seorang perempuan berambut sebahu tiba-tiba menghentikan laju motor nya di tengah jalan.
"hai cari Mati ya...!"
Gerutu William pada gadis berambut sebahu itu.
Aretha tak memperdulikan apa yang pria itu lontarkan, pikiran nya sedang kacau hingga lupa mengisi bensin.
William kembali melajukan mobilnya menuju rumah bunga kekasih nya, sementara Aretha duduk di trotoar jalan membiarkan kendaraan berlalu lalang di hadapan nya.
Aretha terus memikirkan keadaan sang kakak, siang ini juga ia akan kembali ke Bandung untuk mengurusi sang kakak yang kini tak sadar kan diri pasca kecelakaan yang menimpa nya kemarin sore.
Seperti nya Aretha harus mengambil cuti untuk beberapa waktu sampai kondisi sang kakak sembuh.
Di dunia ini tak ada yang Aretha miliki selain sang kakak, Ariansyah.
Aretha beranjak dari duduknya lalu mendorong motor nya menuju tempat parkir motor, mungkin sebaiknya Aretha naik angkutan umum dan menitip kan motor nya terlebih dahulu.
Pon bensin berjarak sangat jauh dari tempat ia kini mendorong motor, pulang nya ia akan membeli bensin.
Setengah jam berlalu Aretha sampai di kampus, Aretha memperhatikan pria yang tadi marah marah pada nya. Dia tengah bersama kekasihnya.
Orang kaya seperti mereka tidak memiliki beban apapun seperti orang miskin, ya contoh nya dirinya.
Hidup di Jakarta berbekal beasiswa juga sebagai kasir di sebuah kedai kopi membuat Aretha mampu mempertahankan hidup nya di Jakarta.
tapi setelah hari ini tak akan ada lagi Aretha di Jakarta, Ia terpaksa pulang karena sang kakak sakit.
"hai Aretha ngapain manyun begitu ?"
tanya Adel menghampiri Aretha yang duduk di kursi panjang dekat taman.
"besok aku pulang ke Bandung, kakak ku tidak ada yang merawat !"
"hm, kasihan sekali ! lakukan yang terbaik Aretha !"
Aretha mengangguk lalu beranjak bersama Adel.
William memperhatikan Aretha yang berjalan menuju kelas, tentu William ingat wanita itu hampir tertabrak oleh nya.
***
William masuk kelas bersama bunga, siang ini dosen akan membagikan jadwal magang untuk mahasiswa nya, beberapa ada yang di luar kota.
"William kamu akan magang di Bandung, tepat nya Di perusahaan Aryaduta Bandung.
selama tiga bulan !"
Wiliam tertegun mendengar apa yang dosen sampaikan sementara Bunga magang di Jakarta.
"Apa tidak ada pilihan lain ?"
tanya William yang enggan jauh dari bunga.
"tidak William, itu permintaan Ayah mu !
bukan kah itu salah satu perusahaan milik keluarga !"
Ya itu memang benar tapi yang jadi masalah nya, William tidak ingin jauh dari bunga.
sementara bunga bersikap biasa saja tak memusingkan hal itu.
**
Aretha sendiri sudah menghubungi pihak kampus dan meminta cuti untuk beberapa waktu yang tidak bisa Aretha prediksi.
"naik apa kamu ke Bandung...?"
tanya Adel, kedua nya berjalan di koridor kampus.
"hm, seperti nya naik kereta !
ongkos nya lebih murah dan cepat sampai !"
jawab Aretha lalu melangkah ke parkiran bersama Adel.
"Antar aku ke pom ya, terus ke tempat penitipan motor !"
pinta Aretha pada Adel, motor itu milik pemilik kost yang baik hati, bersedia meminjamkan kendaraan roda dua nya pada Aretha.
"oke Ta, semoga kamu bisa cepat balik ke Jakarta ya!"
Aretha senyum lalu mengangguk.
***
William memperhatikan bunga yang bersikap biasa saja padahal kedua nya hendak terpisah jarak, William merasa ragu akan cinta bunga pada nya.
seharusnya bunga sedih karena ia hendak magang di Bandung, tapi yang nampak bunga bahkan terlihat senang.
William pun melengos pergi meninggalkan Bunga yang tengah berbincang dengan teman nya.
"kenapa tuh si William...?"
tanya Amel pada bunga.
"hm, enggak tahu. biarkan saja !"
Bunga tidak suka saat William memaksa nya mengajak menikah dalam waktu dekat, ia sendiri saat ini ingin fokus pada kuliah dan karir, bunga berpikir menikah akan menghambat karir nya.
William memang ingin menikah dengan Bunga agar tak ada jarak diantara mereka, Menikah juga bisa menghindari perbuatan zinah, tapi Bunga tetap kekeuh pada karirnya.
William memperhatikan seorang gadis yang turun dari motor membeli bensin menggunakan plastik, bahu nya yang putih terekspos jelas dan seksi.
Hal itu membangkitkan jiwa William yang sudah dewasa, Itulah kenapa Ia ingin menikah. tapi bunga menolak nya.
Bisa saja ia melakukan ons seperti teman teman nya, tapi William enggan melakukan hal seperti itu karena rawan penyakit dan Dosa.
William tertegun saat Aretha menoleh ke arah nya, ternyata cantik juga perempuan itu.
Aretha langsung memalingkan wajahnya lalu naik ke motor Adel. lagi lagi bertemu dengan pria itu, siapa sih dia ?
William sendiri masih mengantri mengisi bensin, memperhatikan Aretha menjauh dari nya.
"anak kelas berapa sih, perasaan baru kemarin lihat !"
gumam William sendiri lalu melaju meninggalkan pom tersebut, William tertegun melihat bunga kekasih nya berada di atas motor bersama seperti pria entah siapa.
"bunga....!"
seru William membuat bunga menoleh namun motor melaju pergi meninggalkan nya.
bersambung...
William benar benar kesal pada bunga yang pergi begitu saja tanpa memberikan penjelasan, William kini paham bahwa bunga enggan bersama nya, terbukti dari sikapnya yang acuh dan cuek terhadap nya.
William sangat kecewa atas sikap bunga yang mengabaikan nya begitu saja.
"yah, kenapa sih aku magang di Bandung ?"
tanya William di telpon sambil membereskan baju baju ke dalam koper.
"memang kenapa, di sana ada Om Arnold. kau harus mandiri ?!"
jawab sang ayah, ia sengaja mengirim William ke Bandung agar fokus dengan kuliah nya bukan malah memikirkan terus bunga.
"sudah sana pergi, ayah sudah menelpon Om mu untuk menyiapkan mu tempat tinggal!"
William mendengus lalu mematikan sambungan telepon nya, lagi lagi ia merasa kesal.
"Binyo, anter gue ke stasiun sekarang !"
titah William pada supir rumah Nya.
"HM, Olang kaya naik kereta ?"
tanya binyo membuat Alena tertawa kecil.
"urusan gue, kenapa Lo yang repot!"
sahut William dengan nada kesal, entah kenapa tiba-tiba ia ingin naik kereta cepat di banding menggunakan mobil, padahal naik mobil juga tidak membutuhkan waktu yang lama namun kali ini William memilih menggunakan kereta cepat.
Aretha tiba di stasiun pukul enam sore, Sebelum nya ia sudah pamit pada pak Mul pemilik kedai kopi tempat ia bekerja, Aretha pasti akan merindukan mereka yang baik pada nya.
Aretha menghela nafas saat Ia tak mendapatkan tiket kereta biasa, yang tersisa adalah kereta cepat yang tiket nya dua kali lipat dari kereta biasa, karena sudah tanggung akhirnya Aretha membeli tiket tersebut.
"harus nya bisa makan bakso kalau tidak naik kereta VIP...!"
gerutu Aretha duduk di kursi tunggu dimana William berada tak jauh dari nya.
William mengerut kan kening nya saat melihat gadis itu berada di status tak jauh dengan nya.
Kedua nya sama sama menoleh lalu bertemu pandang, Namun cepat Aretha memalingkan wajahnya dari William.
"ih kok dia lagi sih, kenapa ketemu terus itu orang sih ?"
tanya Aretha sendiri dalam hati sementara William malah tersenyum melihat gadis itu berbicara sendiri.
tak berapa lama kereta berhenti di hadapan mereka, gegas Aretha masuk terlebih dahulu lalu mencari nomor yang tertera pada karcis kereta tersebut.
tak ada yang menyangka kan keduanya kembali di pertemukan dengan duduk berhadapan.
"duh kenapa mesti dekat cowok itu sih ?"
gumam Aretha duduk dengan sungkan, sementara William bersikap biasa saja.
"jangan grogi seperti itu, biasa saja !"
ujar William tersenyum, lagi lagi ia memindai bahu Aretha yang terekspos seksi.
Aretha sendiri tak menghiraukan ucapan William, ia bersikap acuh dan tak perduli.
"siapa nama kamu ?"
"kamu ngajak kenalan ?"
tanya Aretha dan di anggukan oleh William.
"Retha...!"
Jawab Aretha singkat tak ingin bertanya siapa pria tampan itu, Ia malah memalingkan wajahnya.
"aku William, senang berkenalan dengan mu!"
Aretha mengangguk lalu mulai memainkan ponsel sembari mendengarkan lagu, mengacuhkan William yang terus memperhatikan nya.
Dua jam berlalu mereka sampai Bandung, Aretha langsung melarikan diri dari William yang terus mengajak nya berbincang, Aretha sendiri enggan meladeni William yang sudah memiliki kekasih.
Aretha langsung ke rumah sakit dimana Ari di rawat, sang paman meminta nya untuk langsung ke rumah sakit memindai kondisi sang kakak yang tengah kritis.
"gimana keadaan kak Ari, paman ?" Tanya Aretha berdiri di samping Ari yang tidak sadar kan diri.
"dokter bilang harus segera di operasi, dan kalau bisa besok ! tapi biaya nya tidak murah !"
Rahman pun mengatakan berapa biaya operasi yang harus Aretha bayar.
"Dari mana dapat uang sebanyak itu ?"
Aretha tertegun memikirkan biaya operasi Ari senilai lima puluh juta, belum obat dan kamar inap.
"paman juga bingung !"
Aretha meninggal kan rumah sakit untuk menemui temannya,Rida.
Mungkin saja Rida punya solusi untuk permasalahan nya, gegas Aretha pergi.
**
"Uang sebanyak itu siapa yang mau kasih pinjam Re..."
ujar Rida saat Aretha berbicara tentang permasalahan yang tengah ia hadapi.
Aretha tak mengetahui kalau sahabat nya itu kini berprofesi sebagai wanita malam.
"lalu aku harus bagaimana ?"
tanya Aretha frustasi menopang wajah.
Rida berbisik pada Aretha hingga membuat Aretha melebar kan mata nya.
"apa tidak ada hal lain ?"
Rida menggeleng Kan kepala nya.
"ya sudah, pikir pikir saja dulu !
kalau kamu minat datang saja ke tempat ku Aretha !"
ujar Rida lalu beranjak dari duduknya meniggalkan Aretha sendiri dalam kebimbangan.
waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam, keadaan Ari semakin memprihatinkan. dokter mengatakan bahwa besok harus segera melakukan operasi.
tanpa pikir panjang Aretha menghubungi Rida.
"oke aku akan mencari kan mu pria yang sanggup membayar mu mahal Aretha...!"
gegas Aretha pergi meninggalkan rumah sakit untuk mendatangi tempat dimana Rida bekerja.
*
"Hai, ini dia om....!"
ujar Rida memperkenalkan Aretha dengan seorang pria berumur empat puluh tahun.
"aku Arnold...!"
Pria itu tersenyum lebar menatap bahu Aretha yang putih.
"aku akan membayar mu setelah kau selesai bekerja !"
ujar Arnold lalu membawa Aretha.
Aretha tertegun saat Pria itu mengajak nya pergi, tentu ke hotel yang sudah Arnold booking sebelumnya.
hotel tak berjarak jauh dari tempat itu, kebetulan William menginap di hotel yang sama, William yang tidak sengaja melihat Aretha dan Om nya gegas menghampiri, Arnold sendiri sudah menikah dengan Tante nya.
"om Arnold.."
panggil William membuat Arnold membulatkan mata nya lalu melepaskan dekapannya tangan nya dari bahu Aretha.
"apa yang Om lakukan ?"
"hm, tidak ada Wil. HM... Om harus pulang ini sudah malam !"
ujar Arnold langsung pergi meninggalkan kedua nya, takut kalau William mengadu pada tantenya.
Aretha mengepal kan tangan nya, lagi lagi ia harus bertemu dengan William.
"apa yang kamu lakukan dengan Om ku, kamu wanita malam ?"
tanya William memindai Aretha yang tampil seksi dengan dress ketat nya.
"bukan urusan kamu, gara gara kamu aku kehilangan uang...!"
ujar Aretha mendengus lalu pergi meninggalkan William.
"tunggu Aretha...!"
William langsung mencekal lengan Aretha.
"kamu seorang mahasiswa, aku enggak nyangka kamu jual diri !"
"ya itu aku lakukan karena aku butuh uang untuk operasi kakak ku dan kamu merusak semua nya, karena Kamu aku harus kembali mencari pria hidung belang yang mau membayar ku mahal !"
ujar Aretha lalu pergi namun lagi lagi William mencekal nya.
"berapa yang kamu butuhkan Aretha !"
tanya William membuat Aretha tertegun.
"kau mau membeli ku?"
tanya Aretha balik, memindai wajah tampan milik William.
Ia merasa tidak rela jika Aretha menjual dirinya pada pria hidung belang, William berpikir kenapa tidak Ia saja yang membeli Aretha.
Daras mesum.
bersambung...
"jadi lah teman ranjang ku sampai masa magang ku selesai, maka aku akan membayar mu tiga kali lipat dari yang kau butuhkan !"
ujar William setelah mendengar nominal yang Aretha sampai kan.
Aretha tertegun, waktu tiga bulan cukup lama, dan selama itu kah ia harus berbuat dosa.
"nikahilah aku secara siri sampai waktu magang mu selesai, aku tidak ingin terus berbuat dosa !"
William tertegun sejenak mencerna ucapan Aretha, benar yang di katakan Aretha.
"baiklah, ayo ke rumah sakit sekarang !"
ajak William menggandeng tangan Aretha ke dalam mobil nya.
William pikir mungkin itu lebih baik, ia juga tak lagi mengharap kan bunga yang sudah mengecewakan nya, ia butuh Aretha dan Aretha butuh uang nya.
William langsung melunasi semua pembayaran rumah sakit Ari, besok dokter akan langsung melakukan operasi.
"terimakasih..hm bang William !"
ujar Aretha merasa malu sendiri, sebelum nya ia yang menjauhi William dan esok mereka akan menikah.
***
Pagi...
William sudah menghubungi orang kepercayaan untuk mengurus pernikahan siri nya dengan Aretha.
mereka berencana akan menikah pagi ini di kediaman Orang yang akan menikah kan mereka berdua.
Ajis lah yang akan menjadi saksi kedua nya bersatu dalam ikatan pernikahan.
"saya terima nikah dan kawin nya Aretha Rahma bin Abi Sufyan dengan mas kawin mas sepuluh gram di bayar tunai "
"sah...."
"Alhamdulillah..."
Tak ada yang spesial Aretha dan William menggunakan pakaian biasa.
"aku harus ke kantor sekarang, kamu harus sudah ada di rumah sebelum aku pulang "
ujar William yang terburu buru memberikan kunci rumah William.
"aku boleh ke rumah sakit..."
"boleh...."
jawab William gegas pergi meninggalkan Aretha di kediaman itu.
Aretha menghela nafas panjang lalu pergi ke rumah sakit untuk menunggu operasi sang kakak.
untuk kedepannya ia harus melayani William sebagai teman ranjangnya, Ia tidak memiliki pilihan lain karena waktu begitu mendesak.
bersyukur William mau menikahi nya, ya meskipun semua akan berakhir setidaknya ia memberikan semua itu pada suaminya, menjadi teman ranjang William selama ia magang di Bandung.
Setelah operasi selesai dan berjalan lancar, Aretha pamit pada sang paman, sesuai instruksi dari William.Ia harus ada di rumah sebelum suami nya itu pulang.
Aretha tertegun melihat sebuah rumah yang cukup besar meski hanya satu lantai namun rumah itu cukup mewah bagi nya.
Aretha masuk setelah membuka pintu, rumah tampak sepi karena William mengatakan hanya mereka berdua yang akan tinggal.
Aretha menoleh ke arah mobil yang berhenti di depan rumah, hujan tiba tiba turun, angin berhembus masuk membuat keadaan terasa begitu dingin.
jantung Aretha berdegup kencang saat William turun dari mobil, pria tampan itu tersenyum ke arah nya.
"kau baru sampai juga Aretha...?"
ujar William tersenyum memberikan bungkusan plastik berisi bakso.
"hm, ya aku baru sampai !"
jawab Aretha menatap William yang menghampiri nya.
"apa ini bang ?"
tanya Aretha menilik isi dalam plastik itu, ia berusaha untuk mencairkan suasana agar ia bisa mengoperasikan jantung nya lebih tenang.
"bakso untuk kita makan, kalau lelah kau tidak perlu memasak ! yang terpenting menemani Ku di ranjang !"
ujar Wiliam terkekeh kecil membuat wajah Aretha memerah.
Aretha tertegun saat William memeluk nya dari belakang, mencium bahu nya yang putih hingga tubuh nya meremang.
William sudah memberikan uang nya dan sekarang tinggal ia yang bekerja.
Aretha harus memberikan pelayanan terbaik untuk suaminya itu, Aretha membalikkan tubuhnya menghadap William yang juga menatap nya.
William menatap bibir sensual milik Aretha, perempuan itu tersenyum manis membuat William berhasrat.
William mengangkat tubuh Aretha ke meja makan, lalu mengecup bibir nya yang berwarna muda.
William mendekap tubuh Aretha lalu kembali mencium bibir nya, awal nya hanya kecupan karena William juga belum berpengalaman, hasrat William semakin naik saat Aretha mengalungkan tangannya ke leher William hingga ia memperdalam ciuman nya, menyentuh dada milik Aretha hingga terdengar suara ******* dari Aretha membuat William bersemangat mencumbu gadis itu.
"ah seperti ini kah rasanya berciuman ?"
Gumam William lalu bibirnya beranjak ke leher jenjang milik Aretha yang putih dan mulus, memberikan gigitan kecil hingga membuat Aretha mengigit bibirnya sendiri, William terus bermain di leher jenjangnya, membuka kancing kemeja milik Aretha kemudian tangan nya menelusup masuk lalu bermain di dada milik Aretha.
Aretha yang baru pertama kali di sentuh pria tak dapat menahan suara indah yang membuat William candu.
"kita pindah ke kamar Aretha !"
tanpa mengenal lelah William tak menunda keinginan itu, mencumbu Aretha hingga perempuan itu kewalahan menghadapi cumbuan William yang mendadak lihai.
Di saat air hujan turun dengan derasnya, kedua justru tengah memadu kasih.
Aretha yang tidak menyangka rasa nya akan begitu indah menikmati permainan William yang cukup membuat nya melayang.
kini kedua nya polos tanpa busana, William terengah menatap keindahan yang selama ini tak pernah ia saksikan.
"kau siap Aretha ?" desis William di telinga Aretha.
perempuan itu mengangguk dengan wajah memerah membiarkan William menekan nya.
Aretha menelan Saliva nya saat merasa sesuatu masuk mengiris milik nya, Aretha berpegang pada sprei menahan rasa sakit saat William terus mendesaknya.
"ah sakit bang !"
rintih Aretha mencengkram bahu Wiliam.
"maaf sayang...!"
jawab William tertegun sejenak, kembali mencium bibir Aretha agar ia kembali rileks.
nafas William terengah merasa kan sesuatu yang begitu menakjubkan membuat nikmat tak terkira apa lagi saat ia mulai bergerak membuat Aretha menggigit bibirnya seraya memejamkan mata nya merasakan sensasi nikmat selepas rasa sakit.
"retha sayang ?"
ujar Wiliam mulai mempercepat ritmenya, Aretha menggeleng cepat dengan wajah memerah membiarkan William mendekap nya erat.
kemarin mereka hanya memandang dari jauh dan sekarang kedua Tengah saling mendekap hangat dalam penyatuan.
***
Malam itu keduanya terlelap setelah Menuntaskan hasratnya, Aretha terbangun dari tidurnya karena merasa lapar.
Aretha memandang pria yang masih mendekapnya erat, apa jadinya jika pria yang meniduri nya Om Om atau pria yang sudah tua Bangka.
Aretha terkekeh sendiri mengingat keputusan yang Ia ambil demi uang, tapi William oke juga.
urusan ranjang nya pun tidak di ragukan, Tiba tiba Aretha merasa wajah nya memanas mengingat percintaan mereka tadi.
Gila bukan bahkan Aretha sangat menikmati nya, Aretha termangu mengingat bahwa pernikahan mereka hanya sementara dan Ia hanya sebatas teman ranjang Wiliam. jangan sampai Ia menaruh hati pada pria tampan ini.
Lalu bagaimana dengan kekasih nya yang di Jakarta ? Aretha tidak tahu kalau William telah kecewa pada bunga.
Aretha mengangkat tangan Wiliam agar ia bisa beranjak dari ranjang, Ia haus dan lapar !
"Mau kemana kamu Re?"
Aretha terpaku Saat Wiliam menarik pinggang nya hingga tubuh keduanya kembali menempel.
"aku lapar, aku juga ingin minum !"
jawab Aretha terdiam Sejenak saat melihat Wiliam tersenyum manis hingga lesung pipi nya terlihat.
Tampan!
bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!