NovelToon NovelToon

Terpaksa Jadi Simpanan

1. Prolog

Livia gadis berusia 20 tahun yang sekarang sedang kuliah di universitas ternama, iya dapat berkuliah karena mendapatkan beasiswa terpilih menjadi murid yang paling berprestasi saat di sekolah SMA. Ibunya hanya seorang buruh cuci pakaian, dari satu rumah ke rumah yang lain. Tadinya untuk masuk ke universitas adalah mimpi baginya, karena ibunya pasti tidak akan sanggup untuk membayar semua biayanya itu.

Namun kali ini Livia dapat meneruskan pendidikannya ke universitas sebagaimana impiannya tersebut. Kali ini ia berkuliah dan berencana akan mengambil kerja paruh waktu dari sore sampai malam, sedangkan ibunya harus pergi berangkat kerja dari pagi sampai sore.

kehidupan Livia semakin sulit ketika ayahnya pergi meninggalkan mereka berdua, ayahnya pergi entah ke mana meninggalkan mereka begitu saja tanpa ada pemberitahuan. Sekarang ibunya yang harus menjadi tulang punggung serta mati-matian untuk bekerja memenuhi kebutuhan mereka berdua di rumah.

Livia pun juga diam-diam mencari pekerjaan paruh waktu, yang dapat menerimanya Karena sedang berkuliah. Ia mencoba melamar pekerjaan ke sana dan kemarin, namun belum ada yang cocok dan menerima dirinya. Livia terus berusaha dan mencari tahu dimana ada pekerjaan, yang dapat menerimanya untuk bekerja pada sore dan malam hari.

***

Livia mempunyai ide untuk menanyakan kepada kantin di tempat dia kuliah. Ternyata ibu kantin itu menerima Livia untuk bekerja di sana, kebetulan tidak ada yang membantu ibu kantin itu saat jam istirahat anak-anak mahasiswa. Livia pun tidak malu untuk bekerja di sana, bahkan teman-teman sekelasnya juga mengetahui, Livia bekerja dengan ibu kantin tersebut.

Setelah siang hari bekerja sambil kuliah di universitas tersebut Livia sambung lagi ketika pulang dari universitas itu. Membantu ibu kantin membereskan semua dagangannya dan kembali berjualan di universitas yang lain. Universitas itu buka sore sampai malam, sehingga Livia tidak langsung pulang melainkan membantu ibu kantin berjualan kembali di fakultas yang lain.

Malam harinya...

Livia pulang dengan keadaan lesu Dia berjalan gontai, karena tubuhnya yang sangat kelelahan hari itu. Ibu Livia sangat cemas menantikannya di rumah mereka. dan ketika livia sudah sampai di rumah ibunya merasa lega karena sudah melihat Livia kembali dengan selamat.

"Assalamualaikum.." ucap Livia dengan nada datar dan tidak terlalu bersemangat.

"Waalaikumsalam, Livia kamu sudah pulang nak... syukurlah?" ibunya menjawab salam dari anaknya.

ibunya memperhatikan gerak Livia, dan sedikit merasa heran melihat wajah livia yang begitu lesu. Dengan cepat ibunya mengatakan untuk segera istirahat setelah makan malam. Ibunya tidak begitu banyak pertanyaan, namun dalam hatinya berpikir anaknya Livia, pasti lelah karena telah belajar di universitas.

Livia pun tanpa membersihkan diri, mengambil piring lalu pergi untuk makan malam. Malam ini dia tidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu karena sudah tidak dapat menahan tubuhnya yang terlalu kelelahan.

Gadis belia itu harus bertahan untuk dapat mencari uang jajan dan tambahan untuk membayar kuliahnya. Walau ia mendapat beasiswa, namun tidak semuanya gratis begitu saja. Tetapi Livia berbohong kepada ibunya, dengan mengatakan bahwa semua gratis dan ibunya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pendidikannya.

Livia melakukannya semua itu karena tidak ingin membebankan pikiran ibunya, dan tidak ingin juga ibunya melarangnya untuk melanjutkan pendidikannya di universitas.

Flashback...

Pagi itu ayahnya berpamitan kepada ibunya untuk pergi bekerja, namun sudah dua hari ayahnya tidak pulang ke rumah ataupun hanya sekedar menelpon tidak dilakukannya. ibunya sama sekali tidak ingin mencari tahu keberadaan ayahnya Livia. Ternyata selama ini mereka sempat ribut, tentang pendidikan Livia yang ingin dilanjutkan.

Akan tetapi ayah Livia tidak bertanggung jawab dengan keluarga kecilnya, dia lebih memilih untuk pergi daripada untuk membiayai mereka berdua. semua itu diketahui oleh ibunya Livia, tetapi ibunya tidak menceritakan hal tersebut kepada Livia. Setiap Livia bertanya, ibunya hanya mengatakan tidak tahu ke mana ayahnya sekarang pergi bertugas.

Ibunya selalu mengatakan itu, sampai Livia pun jenuh bertanya dan sekarang hanya diam tidak ingin bertanya lagi. Setelah Livia bertanya lalu pergi meninggalkan ibunya, Lisa ibunya Livia pun menangis diam-diam tanpa diketahui oleh Livia sendiri.

Dan kini Lisa harus berjuang untuk dapat memenuhi, semua kebutuhan dirinya dan juga anaknya di rumah. Sampai sekarang sudah 6 bulan ayahnya Livia tidak pernah lagi kembali ke rumah mereka. Lisa harus berjuang keras demi anak satu-satunya yang ia miliki saat ini.

Lisa tidak pernah menampakan kesedihan bahkan air mata Di depan Livia anaknya. Lisa terus bersikap tegar dan kuat di depan Livia, agar tidak menjadi beban pikiran oleh anaknya. sedikit demi sedikit bisa menabung uangnya dan menyisihkan gajinya tersebut untuk persediaan ketika anaknya nanti akan wisuda.

***

Ketika Livia berjalan membawa barang-barang ibu kantin untuk pindah ke universitas yang lain, ia menabrak seseorang yang sedang berjalan melawan arahnya. Dengan cepat livia mengatakan bahwa dia tidak sengaja menabrak pria itu. Tanpa melihat dan memandangnya, Livia memungut barang-barang yang dibawa berjatuhan saat mereka berdua bertabrakan.

Pria itu memperhatikan Livia yang memungut barang-barang tersebut, namun dirinya tidak ikut membantu karena terburu-buru untuk segera masuk ke dalam mobilnya. Pria yang lebih tua dari Livia itu, segera pergi dengan mobilnya tanpa mengatakan apapun kepada livia.

Pakaiannya menjadi kotor karena terkena tumpahan makanan dari yang Livia bawa, tetapi pria itu tidak mempersoalkannya kepada Livia. Pria itu hanya menatap Livia dari kaca spion mobilnya, ketika akan pergi dari tempat itu. Pria itu tersenyum karena Livia telah menarik perhatiannya, namun dia tidak dapat menyapa Livia, Karena terburu-buru untuk pergi ke bandara.

"Mungkin lain kali aku dapat bertemu dengannya lagi dan bisa mengenal namanya, aku juga berjanji tidak akan melepaskannya bila bertemu untuk yang kedua kalinya." gumam pria itu di dalam hatinya.

bersambung...

Jangan lupa like, comment, Vote/gift🌹 nya untuk author...

Karena dukungan kalian sangat berarti. Terima kasih...

2. Bekerja Keras

Livia bekerja keras untuk dapat menghasilkan uang membantu ibunya, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan juga dapat membayar keperluan kuliahnya. Dia selalu bersemangat demi cita-cita yang dia inginkan, walaupun badannya terasa letih bahkan sudah tak sanggup lagi, tetapi semua itu ia tepis lalu menumbuhkan kembali semangatnya. Ketika mengingat ibunya yang sekarang hanya seorang diri mencari nafkah untuk dirinya.

Jika di saat libur kuliah Livia mencari pekerjaan paruh waktu yang lain, seperti membantu toko kue untuk mengantarkan pesanan saat hari itu. Walaupun pendapatan sangat sedikit yang ia terima, namun tak membuatnya merasa berkecil hati dan patah semangat.

Dia tetap terus bekerja dan menyisihkan uang pendapatan gajinya, untuk ditabung agar dapat dijadikan modal usaha untuk dirinya nanti. Livia ingin menjadi seorang pengusaha bisnis dalam makanan dan juga usaha buket bunga. dia tidak ingin terus bekerja dengan orang lain dan akan berusaha untuk menciptakan usahanya sendiri.

***

"Hai pa..?" seorang gadis belia seusia Livia yang baru saja turun dari pesawat dijemput oleh pria yang bergelar papa baginya.

Dia adalah Maura, seorang anak dari pria yang sudah berumur yang kembali ke rumahnya, setelah sudah pergi ke luar negri selama 3 tahun untuk belajar di sana.

"Apa kabar sayang, selamat datang kembali ke rumah Papa kembali." pria itu berkata kepada Maura dan menyambutnya di bandara.

Lalu Maura mengikuti papanya untuk masuk ke dalam mobil kali ini mereka berdua pun pulang kembali ke rumah. Maura kembali ke rumah papanya karena, dia ingin meneruskan kuliahnya di Jakarta saja. dan ia juga memiliki rencana untuk menjodohkan papanya ke adik almarhum mamanya yaitu tante Mira.

Tanpa diketahui oleh Alex, Maura sudah menelpon Mira untuk menunggu di rumah mereka. Bahkan Mira sengaja memesan beberapa makanan di restoran untuk dibawanya ke rumah Alex, dia ingin memberi perhatian kepada Alex dan Maura. Sudah selama sepuluh tahun Mira terus mengejar-ngejar duda kaya raya itu, bahkan dia memakai umpan anak Alex sendiri yaitu Maura agar dapat menikah dengannya.

Mira merupakan wanita yang licik, dia ingin mendekati Maura agar dapat menikah dengan papanya. Dan menjadi istri dari seorang duda kaya raya, dirinya ingin menjadi wanita kaya raya sama seperti almarhumah kakaknya yang dahulu. Sekarang setelah Maura kembali dari luar negeri, ia pun menyusun rencana dan memperdaya Maura agar rencananya sekarang berhasil.

Mira mencoba menjadi seorang wanita lembut pada Maura, sehingga Maura akan terus bergantung dan selalu ingin bersama Mira selamanya. Mobil Alex sudah tiba di depan gerbang, satpam penjaga gerbang itu membukakan pintu tersebut untuk mobil Alex dapat masuk ke pekarangan rumah.

Terlihat sebuah mobil putih terparkir di halaman rumah Alex, yang tak lain mobil itu adalah milik Mira adik dari almarhumah istri Alex. Wajah Mira tidak sama dengan wajah almarhumah istri Alex, bahkan Alex mengetahui bahwa sifat mereka jauh berbeda. Maura tidak mengetahui sifat asli dari Mira sesungguhnya, dia buta akan kasih sayang seorang ibu saja.

Setelah Maura melangkah masuk ke dalam rumah bersama Alex, Mira pun datang menghampiri menyambut kedatangan mereka berdua dengan senyum manisnya.

"Sayang keponakan tante, kau bertambah cantik saja sekarang." Mira mencoba untuk memuji dan memberi perhatian kepada Maura.

"Ah Tante bisa saja, tante juga semakin hari semakin cantik dan seksi, ya kan pa?" Maura sengaja memancing pembicaraan antara Alex dan Mira.

Namun Alex tidak menghiraukan perkataan dari Maura anaknya itu, ia terus melangkahkan kakinya untuk menjauh dari Maura dan Mira. Alex hanya pergi ke dapur untuk mengambil minuman, ia merasa haus dan ingin segera minum jus segar di dalam kulkas. Setelah dahaganya terpuaskan, Alex pun kembali pergi ke kantornya. Tanpa memperdulikan kedatangan Mira dan Maura anaknya yang telah kembali ke rumahnya.

Brem....

Alex pun pergi dengan mobilnya dan kembali ke kantor untuk segera bekerja di depan monitornya. Saat di pertengahan jalan Simpang lampu merah, ia melihat Livia yang sedang akan menyeberang jalan. Alex kembali teringat akan wanita belia seusia Maura anaknya itu.

Ia melamun melihat Livia yang menyeberang sampai ke seberang dan masuk ke sebuah toko kue. Alex melamun tanpa melihat lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi hijau, semua mobil yang berada di belakangnya membunyikan klakson dengan begitu kerasnya. Hingga membuat Alex tersadar dan kembali melajukan mobilnya Di persimpangan lampu merah tersebut.

Dalam perjalanannya menuju ke kantor pikiran Alex tidak fokus pada jalanan tersebut, dirinya terus memikirkan gadis muda yang berusia seperti putrinya itu. Alex terkenal dengan playboy nya di kantor, bahkan sekretarisnya yang di kantor merupakan teman kencannya juga.

Selain menjadi sekretaris pribadi di kantornya, Jihan juga merangkap menjadi teman tidurnya saat Alex membutuhkannya. Semenjak kepergian istrinya Ratna, Alex menjadi pria yang suka bermain-main dengan wanita. Dengan cara itu Alex mengusir kesepiannya untuk saat ini, dan bahkan Maura anaknya sendiri pun mengetahui bahwa papanya adalah seorang Playboy.

****

Saat ini Livia libur dari kampusnya sampai 2 minggu, dan selama itu dia akan bekerja di toko kue di persimpangan tiga tersebut. Dari pagi ia akan bekerja mengantar kue-kue sampai sore hari, dan malamnya ia berpindah lagi bekerja sebagai tukang kebersihan di warung makan sampai pukul 23.00 malam.

Begitulah seterusnya sampai dua minggu ke depan, Livia berbohong kepada ibunya bila ibunya menanyakan dirinya saat pulang malam dari bekerja. Olivia pasti akan mengatakan bahwa dia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya di rumah temannya yang satu kelompok dengannya.

Setiap hari Livia pasti membawa pulang kue dan juga bungkusan nasi yang akan dimakannya bersama ibu di rumah. Saat itu Livia juga akan berbohong, bahwa makanan itu diberikan oleh temannya yang sangat baik hati. Semua Livia lakukan agar ibunya tidak mengetahui, bahwa dirinya di luar bekerja untuk mencari uang sendiri.

Setelah Livia dan ibunya selesai makan ia pun membersihkan dirinya, dan berganti pakaian untuk segera beristirahat di kamarnya. Livia pun keluar dari kamar mandi untuk segera tidur ke dalam kamarnya, tanpa sengaja ia melihat ibunya telah terlelap di sofa ruang tamu rumah mereka.

Livia memandangi wajah ibunya yang terlihat lusuh dan tua, namun dalam hatinya ia sangat bangga memiliki seorang ibu seperti Rina. Livia membeli rambut ibunya yang sudah dipenuhi dengan uban di sana. Hal itu tidak membuat Livia menjadi malu, melainkan dirinya sangat takut kehilangan wanita yang selama ini sudah berada di sisinya sejak lama.

Dengan cepat Livia, mengambil kain untuk menyelimuti tubuh ibunya yang tertidur di atas sofa di depan TV. Tubuh Livia merasa sangat lelah malam itu, ia pun segera beranjak dari sofa tersebut untuk beristirahat di kamarnya. Dirinya harus beristirahat dengan baik, karena esok ia akan kembali bekerja mencari uang untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan mereka berdua.

Bersambung ya manteman...

Jangan lupa dukungan kalian, like, komen, Vote/Gift 🌹untuk Author, terima kasih sudah mampir dan membaca 🙏.

3. Bertemu Teman Lama

Esok adalah hari ulang tahun Alex, Maura dan Mira ingin memberi kejutan di kantornya besok. Namun sekarang Maura pergi dengan motornya, untuk memesan terlebih dahulu kue ultah yang di inginkan untuk Alex papanya. Saat itu, toko kue tempat Livia bekerja adalah toko kue yang sangat terkenal enak di Jakarta. Sehingga Maura pun memesan kue itu secara langsung datang kesana, karena ingin mencicipinya sendiri kelezatan kue itu.

Setelah sampai di sana dan memastikan sendiri kelezatannya, Maura pun memesan kue yang sangat enak dan mahal harganya. Maura ingin kue itu diantarkan ke kantor, yang ada di jln Merak no 60 pukul 11:00 siang. Dan Maura tidak ingin sampai terlambat untuk mengantarkannya, setelah selesai atas pesanannya, Maura pun keluar dari toko kue tersebut dan menabrak seseorang di depan pintu toko itu.

"Auh..!" Maura merasa kesakitan.

Dia terjatuh sama seperti orang yang menabraknya, Maura dengan cepat segera berdiri dan membantu orang yang terjatuh di depannya. Maura menarik tangan gadis itu, dan berkata maaf kepadanya, karena Maura tahu itu bukan kesalahan dari orang yang tengah ditolongnya saat ini.

"Maafkan saya, saya yang tidak berhati-hati dan menabrak mu." Naura mau minta maaf saat itu juga.

"Oh tidak apa-apa."

"Kau Maura?"

"Maura Felicia. Apa masih mengenalku?!"

"Aku Livia Andini, Teman sekelas mu waktu SMP dulu."

"Kau beneran Maura kan?!" Livia masih tidak percaya ia terus bertanya.

"Iya aku Maura, kau mengenaliku?"

"Livia Andini? em..." Maura berpikir kembali dan mengingat Di saat dia masih SMP.

"Oh ya aku ingat, kau Livia?!" Maura tersenyum sumringah ia merasa senang dapat berjumpa dengan teman lamanya.

Maura pun bercerita dan menanyakan tentang diri Livia namun Livia tidak dapat banyak bercerita dengan Maura, karena ia harus kembali bekerja dan Maura mengerti akan hal itu. Maura pun memberi kartu namanya yang ada nomor telepon pribadinya, dan mereka berjanji untuk bertemu lagi setelah tidak ada apapun yang menghambat mereka.

Maura pun pergi dengan motornya dan Livia kembali masuk ke dalam toko kue itu, untuk melanjutkan pekerjaannya. Livia sangat senang dapat bertemu dengan temannya Maura Felicia, teman karibnya yang begitu baik kepadanya di saat mereka masih duduk di sekolah SMP.

flashback

Setelah mereka berdua lulus dari SMP, dan ingin melanjutkan kembali ke jenjang SMA. Maura dan Livia tidak pernah bertemu kembali, pada saat itu Maura melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Papanya Alex yang membawa Maura pergi untuk bersekolah ke luar negeri pada saat itu.

Semua itu dilakukan oleh Alex karena Maura selalu murung dan menangis atas kepergian mamanya, sehingga Alex tidak tega melihat putrinya yang terus bersedih. Makanya Maura pun dibawa ke Singapura untuk tinggal bersama adik papanya Kenny yang ada di sana.

Dan sekarang Livia dan Maura baru bertemu lagi setelah 7 tahun ini, dan itu pun tanpa sengaja di depan toko kue yang mau ra pesan untuk papanya. Saat ini Maura memutuskan untuk kembali tinggal bersama papanya dan ia tidak mau tinggal lagi bersama Kenny Paman Maura sendiri.

Alex pun menyetujui keputusan anaknya tersebut, sehingga ia sendiri yang menjemput Maura di bandara pada saat itu. Dan Maura pun kembali ke Jakarta untuk tinggal bersama papanya, karena ia ingin papanya menikah lagi dengan tante Mira adik dari almarhumah mamanya. Saat itu Maura masih di Singapura sudah berulang kali meminta Alex untuk segera menikah dengan Mira.

Setiap Maura meminta dan membicarakan tentang hal itu, Alex selalu menghindar dan tidak menjawab atau memberi keputusan apapun. Sehingga Maura memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan memaksa papanya, untuk menikahi Mira dengan segera. Kali ini Maura ingin menyatukan mereka berdua dengan menyuruh Mira untuk tinggal bersama mereka, agar Maura dapat merasakan kasih sayang seorang ibu lagi.

...****************...

Pagi itu Mira sudah berada di rumah Alex, iya sibuk membuat sarapan untuk pria yang ia cintai dan anaknya yang bernama Maura. Mira tak pandai memasak, ia menyuruh art dan ikut membantu saja menata meja dan menghidangkan. Hari itu Maura bangun pagi-pagi sekali, karena ia akan bertemu dengan Livia teman lamanya. Setelah selesai acara ulang tahun papanya di kantor, Mira juga sudah tahu akan rencana Maura yang memberi kejutan kepada papanya.

Mereka sudah membuat rencana dan akan bertemu di parkiran kantor Alex sekitar pukul 09.30 pagi. Dengan lembut Mira menyapa Maura, dan memberikannya kasih sayang seperti ibu kandungnya Maura. Tak berapa lama Alex turun dengan pakaian lengkapnya untuk pergi ke kantor, dia yang terlihat begitu tampan di mata Mira. Sehingga membuat wanita itu tak lepas menatap dirinya, saat turun dari lantai 2 menyusuri anak tangga.

"Sudah mau pergi ke kantor mas?"

"Sarapan lah dulu, aku sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kalian berdua." Mira menyuguhkan dan menyediakan makanan dan minuman di kursi yang biasa Alex duduk untuk makan.

Pagi itu Alex tidak berselera sarapan di meja makannya, dia menghindari Maura dan juga Mira yang selalu membicarakan akan kehidupan dan percintaannya untuk segera menikah dengan Mira pilihan Maura anaknya. Alex terus berjalan dan berpamitan kepada anaknya Maura, untuk langsung pergi ke kantornya. Alex menghindar untuk kedua wanita itu, dia tak ingin di pagi hari moodnya terganggu dengan apa yang nanti akan dikatakan oleh mereka berdua.

Tepat pukul 09.30 di parkiran kantor Alex, Mira sudah berada di sana dan begitu juga dengan Maura mereka bersama-sama naik ke lantai 5 tepat di ruangan kerja Alex. Mira dan Naura bertemu dengan orang kepercayaan Alex di sana, Robi orang kepercayaan Alex sekaligus orang yang selalu menangani kantor Alex ketika Alex tidak ada di kantornya.

"Mohon maaf Maura, Kau mau apa ke kantor Tuan Alex dan membawa nona merah ke ruangannya?" Robi bertanya kepada Maura.

"Kau ini, ya tentu saja aku ingin bertemu dengan papaku, Apakah aku harus meminta izin dulu kepadamu untuk bertemu dengan papaku sendiri!" Maura berkata ketus dan merasa tidak senang.

"Dan yang perlu harus kau tahu, tanteku ini, sebentar lagi akan menjadi mamaku."

"Jadi kau harus bersikap sopan kepadanya." ucap Maura kembali.

Mira sangat senang dan dia tersenyum manis kepada Robi, karena dirinya sudah diperkenalkan oleh Maura, akan menjadi nyonya Alex suatu hari nanti. Sedangkan Robi yang mendengarkannya tidak begitu senang dan tidak suka melihat Mira.

Seorang gadis memasuki sebuah gedung besar dan menyerahkan kota besar yang ia bawa ke resepsionis, ia mengatakan bahwa kotak tersebut adalah pesanan dari anak Tuan Alex. dengan cepat resepsionis menelpon Robi yang sedang berada di lantai lima.

Robby pun memberitahu kepada Maura bahwa ada titipan dari seseorang di lantai bawah, moral lalu teringat akan pesanan kue tersebut dan menyuruh pengantar kue tersebut naik ke atas menemuinya yang berada di lantai Lima.

Livia pun pergi ke lantai lima dengan menggunakan lift di sana, sedangkan Maura sudah menunggunya di depan lift tersebut. Maura terkejut ternyata pengantar kuenya adalah Livia temannya sendiri, yang kebetulan nanti siang mereka akan bertemu untuk makan siang bersama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!