NovelToon NovelToon

TERJEBAK DUDA ANAK SATU

HARI KESIALAN

Hari Minggu saatnya orang orang bersantai, Maysa bersama kedua sohibnya berjalan jalan ke mall terkenal di kota itu. Entah apa yang akan gadis gadis SMA itu beli, hanya mereka yang tahu.

" May sebenarnya lo mau beli apa sih? Dari tadi cuma healing doank! Capek tau nggak muterin mall segede ini." Ucap Nara.

" Nggak beli apa apa he he, gue cuma pengin jalan jalan aja. Boring di rumah tau nggak sih guys." Sahut Maysa sambil nyengir memamerkan deretan giginya.

Kedua temannya melotot ke arah Maysa.

" Astaga May... Bener bener lo ya. Tahu gini tadi gue mending bobok cantik di rumah." Gerutu Desi.

" Jangan gitu donk! Kita kan best friend jadi harus saling mengisi. Ayo kita jalan lagi! Nanti kalau gue lihat ada yang menarik hati pasti gue beli." Sahut Maysa kembali berjalan membuat kedua temannya menggelengkan kepala.

Entah hari ini hari keberuntungan bagi Maysa atau hari kesialan baginya, saat mereka berjalan tiba tiba...

" Mommy... " Teriak anak kecil berlari menghampiri mereka.

Ketiganya berhenti menoleh ke belakang mencari mommy yang di maksud anak itu.

Tiba tiba...

Grep...

Maysa kaget saat anak itu memeluk kakinya. Desi dan Nara menatap Maysa dengan tatapan menyelidik, seolah mereka bertanya anak siapa itu? Maysa menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

" Mommy Kavin kangen banget sama Mommy, jangan tinggalkan Kavin sama Daddy lagi Mom. Ayo kita pulang!" Ucap Kavin membuat Maysa tercengang.

Maysa menatap anak laki laki berumur lima tahunan itu. Ia berjongkok menyamakan tinggi dengan anak itu.

" May lo udah punya anak? Lo sembunyiin ini dari kami?" Tanya Desi menatap Maysa.

" Bentar bentar! Sepertinya ini hanya salah paham." Ucap Maysa.

Maysa menatap Kavin.

" Adik manis, siapa namamu?" Tanya Maysa.

" Mommy lupa namaku?"

Maysa mengerutkan keningnya.

" My name is Kavin Mom. Why Mommy forget me?" Kavin menatap Maysa.

" Dengar ya sayang! Kakak bukan Mommy kamu, Kakak saja masih sekolah, bagaimana Kakak bisa menjadi Mommy kamu?" Ujar Maysa.

" Kalau begitu, menikahlah dengan Daddyku."

" Ha????" Maysa melongo menatap bocah cilik itu sedangkan kedua temannya malah menahan tawa.

" Sepertinya lo salah pertanyaan May." Ucap Desi yang akhirnya tertawa.

" Diam!!" Maysa melototot ke arah Desi.

" Oke oke." Sahut Desi mengunci mulutnya.

" Ayo Mom kita pulang! Daddy pasti akan senang melihat Mommy. Selama ini Daddy menunggu kedatangan Mommy." Ujar Kavin menarik tangan Maysa.

" Eh tunggu tunggu!" Ucap Maysa.

" Bantuin gue donk! Jangan cuma liatin aja!" Ujar Maysa menatap kedua temannya.

" Adik kecil, begini ya. Dia teman kami, bukan mommy kamu. Coba kamu cari mommy kamu di tempat lain ya, dan biarkan kami pulang." Ujar Nara.

" Hua... " Kavin menangis sambil mengucek kedua matanya dengan kedua tangannya.

" Eh malah nangis, gimana nih?" Tanya Maysa panik.

Tangisan Kavin menjadi perhatian para pengunjung lain.

" Mbak jangan gitu donk sama anaknya!" Ucap Ibu ibu berdiri di depan Maysa.

" Oh my god... Sial!! " Umpat Maysa dalam hati.

" Tidak perlu malu mbak masih di bawah umur udah punya anak. Kami memakluminya kok, yang namanya rejeki dari Tuhan mau gimana lagi. Kita tidak bisa menolaknya."

" Iya Mbak, kasihan tuh anaknya sampai nangis gitu karena tidak di akui sama mommynya sendiri."

Masih banyak ucapan ucapan lainnya dari para ibu ibu yang ikut menghakiminya. Tidak tahan dengan semua itu, Maysa menggandeng tangan Kavin menuju pos keamanan di ikuti Desi dan Nara di belakang.

" Pak saya mau lapor, ada anak hilang mencari ibunya." Ucap Maysa kepada petugas keamanan yang memakai tagname Bagas.

Bagas menatap Kavin.

" Dimana ibumu Nak?" Tanyanya.

Kavin menunjuk Maysa, Bagas pun menoleh ke arahnya.

" Bukan bukan! Aku bukan ibunya." Ucap Maysa menggelengkan kepalanya.

" Dia Mommyku Pak, tapi mommy mau membuangku di sini."

Ucapan Kavin membuat Maysa dan yang lainnya tercengang.

" Astaga anak siapa sih ini! Kenapa kau pandai sekali berbicara Dek?" Ujar Maysa menarik kasar rambutnya.

" Alamat panjang nih urusannya." Batin Maysa.

" Begini ya Pak, pokoknya dia bukan anak saya. Saya tidak mengenalnya, lagian saya masih kelas tiga sekolah menengah atas jadi saya tidak mungkin mempunyai anak sebesar ini. Mending anda umumkan ke seluruh pengunjung mall, barang kali ada yang kehilangan anak ini." Ujar Maysa.

" Kalau kamu tidak mengenalnya kenapa dia bilang kalau kamu ibunya? Jangan membohongi kami pihak keamanan Nona." Ujar Bagas tidak percaya.

" Siapa yang berbohong? Tanyakan saja padanya siapa nama saya, alamat saya dimana, di pasti tidak akan tahu." Ujar Maysa mencoba membela diri.

Bagas menatap Kavin.

" Nak siapa nama ibumu? Dimana alamatnya? Nanti paman akan mengantarmu ke sana." Pancing bagas.

" Aku tidak tahu nama dan alamat pastinya Pak, tapi aku punya foto kalau dia memang mommyku." Ucap Kavin mengeluarkan sebuah foto berukuran kecil dari saku celananya.

" Ini." Kavin memberikannya kepada Bagas.

Bagas melihat seksama foto itu.

" Bukankah ini fotomu Nona?" Tanya Bagas menunjukkan foto itu pada Maysa.

Deg...

" Astaga ini foto gue, foto yang ada di dompet gue Des. Yang hilang dua hari lalu." Ujar Maysa menunjukkannya pada Desi.

" Iya benar." Sahut Desi.

" Bagaimana kau bisa mendapatkan foto ini adik kecil?" Tanya Maysa.

" Dari dompet Daddy." Sahut Kavin enteng.

Lagi lagi Maysa melongo mendengar ucapan Kavin.

" Benar benar genius." Gumam Maysa menepuk jidatnya.

" Mampu*s lo May. Lo nggak bisa mengelak lagi." Bisik Nara.

" Sialan lo." Umpat Maysa.

" Mau alasan apa lagi Nona? Mau bilang kalau ayahnya anak ini menemukan foto kamu di jalan? Atau mau cari alasan lainnya?" Tanya Bagas menatapnya.

" Bisa jadi begitu Pak! Karena memang foto saya hilang beberapa hari yang lalu." Sahut Maysa.

" Saya tidak mau Tahu Nona, sekarang bawa putramu pulang dan jangan tinggalkan dia dimanapun. Kalau sampai ada berita seorang ibu membuang anaknya, maka orang pertama yang saya cari yaitu kamu Nona. Kamu sekolah di SMA Bakti Purnama kan? Saya akan ke sekolah kamu saat itu juga Nona." Ucap Bagas penuh ancaman.

Ya Bagas tahu sekolah Maysa karena mereka bertiga sering mengunjungi mall itu saat pulang sekolah. Tapi Bagas tidak tahu kalau ternyata Maysa sudah punya anak.

Maysa menatap tajam ke arah Bagas.

" Kalau sampai saya di tangkap polisi karena kasus penculikan, maka anda yang harus bertanggung jawab Pak Bagas." Ucap Maysa kesal.

" Ayo!" Ajak Maysa menggandeng Kavin meninggalkan mall itu.

" May lo mau bawa kemana tuh anak?" Tanya Desi.

" Pulang." Sahut Maysa.

" Apa? Kenapa di bawa pulang? Mau lo apain tuh bocil?" Tanya Nara.

" Lo nggak dengar apa kata security itu apa? Gue nggak mau kena masalah karena ninggalin anak ini di sini. Kalau ada yang kehilangan biarin jemput di rumah." Sahut Maysa.

" Kalau nggak ada yang nyari gimana? Apa lo mau merawat anak ini selamanya?"

Pertanyaan Desi menghentikan langkah Maysa. Maysa membalikkan badan menatap Desi.

" Kalau nggak ada yang mencarinya, akan gue lempar dia ke panti asuhan. Gampang kan? Ogah banget gue ngerawat anak orang." Sahut Maysa asal.

Mereka melanjutkan langkahnya menuju mobil. Maysa segera melajukan mobilnya menuju rumahnya.

" Mom Kavin haus." Ucap Kavin.

" Di dashboard ada air mineral, minum itu saja." Sahut Maysa acuh.

Kavin menundukkan kepalanya sambil cemberut. Maysa yang melihatnya jadi tidak tega. Ia menepikan mobilnya lalu membantu Kavin minum.

" Masih haus?" Tanya Maysa.

" Tidak Mom, terima kasih." Ucap Kavin tersenyum.

Maysa kembali melajukan mobilnya. Kavin terus menatap Maysa yang fokus pada jalanan.

"Daddy... Kavin membawa mommy untuk Daddy." Teriak Kavin dalam hati.

Hai Hai readers tersayang, author kembali memberikan cerita baru untuk menghibur kalian semua.

Berika like, koment, vote dan hadiah buat author yang banyak ya, karena di akhir bab dua puluh author akan bagi pulsa dua puluh ribu rupiah untuk tiga readers yang memberikan dukungan terbanyak ya... Semoga kalian menjadi salah satunya...

Miss U All...

TINGKAHNYA BIKIN KESAL

" Mom Kavin lapar." Teriak Kavin dari ruang tamu.

Maysa yang baru saja selesai mandi berjalan menghampirinya.

" Lhah kamu udah makan biskuit gitu masa' masih lapar." Ujar Maysa menatap Kavin yang sedang makan biskuit sambil nonton televisi.

Anggap saja tadi pakai baju itu ya..

" Tapi Kavin belum makan dari pagi Mom, dan ini udah siang. Tadi pagi Daddy buru buru ke kantor jadi Kavin nggak sempat sarapan." Sahut Kavin.

Maysa menatap jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas siang.

" Ya sudah mau makan apa? Kakak beliin."

" Big No!! Tidak baik membeli makanan di luar Mom, itu tidak sehat. Kavin maunya masakan Mommy, selama ini Mommy tidak pernah memasak buat Kavin kan." Ujar Kavin membuat Maysa menghela nafasnya.

" Nih bocil nyusahin aja, mana sampai sekarang nggak ada yang nyari lagi. Gimana kalau beneran nih anak nggak ada orang tuanya. Alamat bakal di sini selamanya nih. Ya Tuhan... Jangan biarkan itu sampai terjadi." Gumam Maysa.

" Mom." Panggil Kavin.

" Apa? Asal kamu tahu ya Kavin, Kakak tidak bisa memasak. Nanti kalau kamu makan masakan Kakak terus kamu keracunan gimana? Auto bingung harus bawa kamu ke rumah sakit. Mau di suntik pakai jarum gajah?" Ujar Maysa menatap Kavin.

" Don't worry Mom! Asalkan Mommy tidak menaruh racun di dalamnya, Kavin pasti baik baik saja." Sahut Kavin.

" Astaga nih bocil... Genius banget, di kasih aman apa sih? Bikin gedheg aja deh." Gerutu Maysa.

" Buruan Mom! Kavin sudah sangat lapar." Ucap Kavin.

" Ah baiklah, Kakak buatkan omlete mau ya." Ujar Maysa.

" Oke." Sahut Kavin.

Maysa menuju dapur menyiapkan bahan bahannya. Kavin menyusulnya lalu duduk di meja makan.

" Mom rumah ini sempit sekali, bahkan garasi mobil Daddy jauh lebih besar dari ini." Ucap Kavin membuat Maysa melongo.

Ya, Maysa tinggal di kostan. Jarak rumah dan sekolahnya sangat jauh. Jadi ia dan kedua temannya memilih untuk tinggal di tempat kost.

Maysa Anggara adalah putri satu satunya dari seorang pengusaha terkenal bernama David Anggara. Ia sangat di manjakan oleh kedua orang tuanya jika di rumah, itu sebabnya ia tidak bisa melakukan pekerjaan rumah. Termasuk memasak, selama ini ia selalu membeli makanan di luar.

" Kalau begitu pulanglah ke rumah Daddymu! Katakan dimana alamatnya, nanti Kakak akan mengantarmu." Ujar Maysa.

'" Ayo katakan anak kecil, aku akan mengantarmu pulang supaya aku bisa terbebas dari malaikat menjengkelkan seperti kamu." Batin Maysa penuh harap.

" Kavin lupa di mana alamatnya Mom." Sahut Kavin.

Maysa menghela nafasnya.

Setelah matang Maysa menyajikan omelete dan nasi putih ke hadapan Kavin. Kavin segera memakannya.

" No bad Mom. Ini enak kok, nggak jauh dari masakan Daddy." Ucap Kavin.

" Makanlah sampai habis! Setelah itu kau bisa tidur di kamarku." Ucap Maysa.

" Kavin mau tidur di peluk sama Mommy."

" Hah???" Maysa melongo menatap Kavin.

Maysa tidak bisa membayangkan tidur sambil memeluk si bocil ini. Biasanya anak kecil kalau tidur pasti nyungsep di dada emaknya. Betapa gelinya jika Kavin juga seperti itu.

" Don't worry Mom, Mommy memeluk Kavin dari belakang bukan Kavin yang memeluk Mommy." Ucap Kavin seolah tahu kegundahan Maysa.

" Oke oke." Sahut Maysa tak mau tambah pusing.

Selesai makan Kavin beranjak ke kamar Maysa. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.

" Kamar Mommy lebih kecil dari kamar bibi di rumah Daddy, kenapa Mommy lebih betah tinggal di sini? Mending kita pulang aja Mom, kita tidur di ranjang Daddy yang super big." Ujar Kavin.

Maysa memutar bola matanya malas.

" Mau tidur atau tidak? Kalau tidak mau tidur di sini kamu tidur di kamar Daddy kamu aja. Ayo Kakak antar pulang!" Ucap Maysa kesal.

" No... Kavin mau sama Mommy." Sahut Kavin naik ke atas ranjang. Dengan malas Maysa memeluknya dari belakang.

" Mom puk puk gini!" Ucap Kavin menepuk b@k@ngnya.

Maysa pun menuruti apa kemauan Kavin. Tanpa terasa ia ikut terlelap di sana. Kavin membuka matanya, dengan pelan ia turun ke ranjang. Ia mengambil ponsel Maysa di atas nakas, lalu membukanya dengan menempelkan jari Maysa. Ia kembali berbaring di samping Maysa lalu mengambil satu gambar. Setelah itu ia kirimkan kepada Daddynya.

Di tempat lain tepatnya di pos keamanan mall, Ilyas sedang memarahi Bagas.

" Bagaimana kamu bisa membiarkan anak saya di bawa orang yang tidak di kenalnya hah!" Bentak Ilyas menarik kasar rambutnya.

" Maaf Tuan, anak anda bilang kalau dia Mommynya, jadi saya membiarkan gadis itu membawanya." Sahut Bagas.

" Siapa gadis itu?" Tanya Ilyas menatap tajam ke arah Bagas.

" Saya tidak tahu namanya Tuan, tapi di salah satu murid SMA Bakti Purnama." Ucap Bagas.

" Murid di sana lebih dari ratusan orang, apa saya harus mencarinya satu satu?"

" Ma.. Maaf Tuan." Sahut Bagas.

Tiba tiba...

Ting.

Ponsel Ilyas berdering tanda pesan masuk, Ia segera membukanya. Ilyas mengerutkan keningnya mendapat pesan berupa foto dari nomer yang tidak di kenal. Betapa terkejutnya ia setelah membuka foto itu.

Dad Kavin aman bersama Mommy, jangan ganggu Kavin! Kavin mau tidur dulu.

Ilyas tersenyum simpul.

" Bara, segera lacak lokasi Kavin." Titah Ilyas memberikan ponselnya pada asistentnya.

Bara mengotak atik ponsel Ilyas.

" Jalan xx nomer lima belas." Ucap Bara memberikan kembali ponsel Ilyas.

" Apa kita akan ke sana sekarang Bos?" Tanya Bara memastikan.

" Nanti malam saja, biarkan Kavin istirahat." Sahut Ilyas.

" Baik Tuan." Sahut Bara.

Ilyas dan Bara kembali ke kantor mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat makan malam Kavin terus mengomel karena setelah mandi ia tidak mengganti bajunya.

" Mom, Kavin tidak nyaman pakai baju ini lagi. Apa Mommy tidak menyimpan bajuku sama sekali?" Tanya Kavin kesal.

" Bagaimana Kakak menyimpan baju anak kecil, orang Kakak nggak punya saudara seumuran denganmu." Sahut Maysa.

" Mommy ibu yang buruk. Baju anak sendiri saja tidak punya." Kesal Kavin.

" Oh astaga.... Datanglah kemari bawa anakmu Tuan, Nyonya! Kalau tidak gue bisa mati berdiri karena sikap anak ini. Ya Tuhan... Apa dosaku sehingga Kau menyulitkan hidupku seperti ini? Hiks... Mama, Papa.... Tolong anakmu." Gerutu Maysa ikut kesal.

" Mommy pokoknya Kavin tidak mau tahu, belikan Kavin baju sekarang juga. Kalau ketemu Daddy, Kavin akan meminta ganti uangnya." Ucap Kavin cemberut.

" Lama lama gue taruh nih bocil ke panti asuhan. Untuk masih kecil, kalau udah gedhe gue ajak berantem." Gumam Maysa.

Maysa menghembuskan nafasnya kasar.

" Sabar May... Sabar.... " Ucap Maysa mencoba mengontrol emosinya.

" Momy buruan!!!" Teriak Kavin.

" Stttt Diam!!" Ucap Maysa membuat Kavin langsung diam.

" Mommy akan membelikannya, Mommy pesan dulu." Ucap Maysa tanpa sadar. Ia mengambil ponselnya.

" No! Mommy harus membelinya di super market sekarang juga. Kavin sudah tidak betah kalau menunggu lama kurir datang." Ucap Kavin.

Lagi lagi Maysa hanya bisa menghela nafasnya pelan.

" Baiklah, kamu tunggu di sini! Jangan kemana mana! Tutup pintunya! Kalau ada yang ketuk pintu jangan di bukakan! Oke?" Maysa menatap Kavin.

" Oke Mommy." Sahut Kavin.

Maysa segera keluar rumahnya menuju outfit pakaian terdekat. Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan, Maysa kembali ke rumahnya.

" Kenapa pintunya terbuka? Apa bocil itu pergi?" Gumam Maysa saat melihat pintu rumahnya terbuka.

" Hah syukurlah kalau dia sudah pergi." Ucap Maysa.

" Eh tapi kalau dia hilang, gue bakal masuk penjara donk! Si Bagas penjaga keamanan mall itu pasti akan menangkapku. Apa lagi sekarang lagi marak berita penculikan kan? Gawat!!!"

Maysa segera berlari masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat dua orang pria dan Kavin duduk bersama di ruang tamu.

" Eh kalian mau menculik anakku ya?" Tanya Maysa tanpa pikir panjang.

" Kavin sini!" Maysa menarik Kavin lalu menyembunyikan Kavin di belakang tubuhnya.

" Dia putramu?" Tanya pria tampan berbaju hitam menatap Maysa.

" Eh.. E.. E.. Iya. Dia putraku." Sahut Maysa cepat.

" Mau apa kalian ke sini? Jangan berani berani menculik putraku! Atau aku akan mematahkan tulang leher kalian." Ancam Maysa menatap tajam ke arah keduanya.

" Mommy dia Daddyku." Ucap Kavin.

" Apa???"

Maysa melongo menatap pria yang sekarang berdiri di depannya. Ia menelan kasar salivanya sendiri.

" Yakin dia putramu?" Tanyanya...

" E... e... " Lidah Maysa kelu tidak bisa di gerakkan.

" Kalau begitu pulanglah bersama kami, MOMMY." Ucap Ilyas penuh penekanan.

Maysa kembali melongo membulatkan matanya sambil sedikit membuka mulutnya.

Nah loh harus tanggung jawab...

Di tunggu like, koment, vote dan hadiahnya ya

Terima kasih.

TBC...

SAMA SAMA MENYEBALKAN

" Kenalkan Nona, aku Ilyas. Daddynya Kavin." Ucap Ilyas menatap Maysa.

" Maysa." Sahutnya.

" Maaf jika Kavin banyak merepotkanmu hari ini dan Terima kasih telah menjaganya seharian penuh." Ucap Ilyas.

" Sangat merepotkan Pak." Sahut Maysa menatap Ilyas.

" Bagaimana bisa seorang anak kecil berkeliaran di dalam mall sendirian? Memangnya dimana ibunya? Terus anda kemana Pak? Kalau seandainya putra anda di culik, jangan pura pura menangisinya." Celoteh Maysa mengeluarkan amarahnya.

" Aku sedang meeting saat itu, aku sudah tahu kalau Kavin ada bersamamu, tapi aku membiarkannya karena aku yakin Kavin berada di tangan orang yang tepat." Sahut Ilyas.

" Berada di tangan Mommynya." Ucap Ilyas mendapat pelototan dari Maysa.

Ilyas menatap Maysa sambil tersenyum.

" Ayo MOMMY! Kita pulang." Ucap Ilyas menekankan kata mommy.

" Apaan sih Pak, jangan main panggil orang seenaknya aja. Nanti kalau ada yang dengar di kira beneran, ya kali gue udah punya anak segede ini. Kalau teman teman gue tahu, bisa turun pamor gue. Yang ada nggak akan laku seumur hidup gue." Gerutu Maysa cemberut.

Maysa mendudukkan Kavin di sofanya.

" Kavin, mumpung di sini ada Daddymu sekarang kamu tanyakan padanya, dimana mommy kamu! Supaya kamu tahu dimana mommymu berada." Ujar Maysa.

" Mommy ada di sini." Ucap Ilyas dan Kavin kompak sambil menunjuk Maysa.

" Hah???" Maysa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Nih bapak sama anak ternyata sama aja, sama sama mau bikin gue darting. Mana kompak bener lagi." Gumam Maysa membuat Ilyas terkekeh. Maysa menatap Ilyas.

" Pak tolong bawa putra anda sekarang juga ya, seharian saya sudah di buat stress oleh putra anda. Kalau putra anda masih di sini lama lama saya tidak stress lagi Pak, tapi gila." Ucap Maysa malas meladeni dia senior dan junior itu.

" Saya capek mau istirahat." Sambung Maysa.

" No Mom! Kavin nggak mau kemana mana. Kavin mau sama Mommy titik." Ucap Kavin.

Maysa mengusap keningnya yang terasa panas. Entah manusia seperti apa yang ia hadapi saat ini, sungguh menguras stok kesabaran.

" Kavin, dengarkan sekali lagi ya! No debut!" Ujar Maysa di balas anggukkan kepala oleh Kavin.

" Kakak itu bukan mommy kamu, kamu salah orang sayang. Mending sekarang kamu cari mommy sama Daddy kamu sana! Atau kamu pulang ke rumah, siapa tahu mommy kamu sudah ada di rumah." Ucap Maysa.

" Tidak... Ini Mommy Kavin. Kavin tidak mau mommy yang lain." Ucap Kavin mengapit lengan Maysa.

" Kalau Kavin pulang, maka Mommy juga harus ikut pulang." Sambung Kavin.

" Tidak bisa Kavin, rumah Kakak di sini bukan di rumah Kavin. Jadi pulanglah dengan Daddymu!" Ucap Maysa masih sabar memberi pengertian.

" Kavin tidak mau!!" Teriak Kavin membuat Maysa frustasi.

Maysa menatap Ilyas.

" Pak tolong beri pengertian pada Kavin donk kalau gue bukan mommynya, jangan malah diem aja gitu! Bikin pusing aja tahu nggak? Berasa mau pecah kepala gue." Ujar Maysa memegangi kepalanya.

" Lhah tadi kamu sendiri yang bilang kalau Kavin putramu, sekarang kamu menyuruhku membuat Kavin mengerti. Kamu harus tanggung jawablah sama ucapanmu sendiri." Sahut Ilyas.

" Ya Tuhan... Gue di hadapkan dengan manusia seperti apa sih ini? Lama lama ngenes bisa gantung diri gue." Gumam Maysa.

Ilyas dan Bara yang mendengarnya menahan tawanya.

Sekarang gantian Maysa menatap Kavin. Ia akan mencoba membujuknya biar Kavin mau pulang.

" Setelah anak ini pulang, gue akan pindah dari sini. Gue nggak mau dia datang sewaktu sewaktu. Buat gue kesel aja." Batin Maysa.

" Kavin ini sudah malam kamu harus pulang ya, Kakak juga mau tidur karena besok pagi Kakak harus sekolah. Kamu juga sekolah kan? Jadi mendingan sekarang pulang. Oke?" Ucap Maysa menatap Kavin.

" Kavin mau bobok di sini sama Mommy." Sahut Kavin menunjukkan sikap sedihnya.

" Tidak bisa Kavin, kalau kamu bobok di sini nanti Kakak di marahi sama ibu kost. Ibu kost di sini galak banget lhoh seperti singa." Ucap Maysa.

" Kalau begitu biar rumah Mommy ini di beli sama Daddy, jadi Kavin dan Daddy bisa bobok di sini setiap hari." Ucapan Kavin membuat Maysa melongo sedangkan Ilyas menyembunyikan senyumannya.

" Hiks.. Hiks.. Ya Tuhan... Cobaan apa lagi ini? Apa gue harus terlibat dengan bocil genius ini setiap hari? Gue nggak kuat ya Tuhan. Pengin rasanya gue nangis sambil teriak teriak sekarang juga." Batin Maysa.

" Daddy buruan beli rumah Mommy! Kalau perlu Daddy marahi ibu kost yang galak seperti singa tadi karena berani memerahai Mommyku" Ucap Kavin memerintah.

" Baiklah sayang, akan Daddy laksanakan perintahmu." Sahut Ilyas beranjak.

" Eh eh mau kemana Pak?" Tanya Maysa menghentikan langkah Ilyas.

" Mau menemui ibu kost yang galaknya seperti singa terus membeli rumah ini." Sahut Ilyas.

" Nggak perlu! Nggak perlu! Mendingan bapak duduk lagi aja. Yang ada nanti malah nambah masalah." Ujar Maysa.

Ilyas kembali duduk di tempat semula, begitupun dengan Bara.

" Jadi aku harus bagaimana?" Tanya Ilyas menatap Maysa.

" Bujuk putra anda biar mau pulang dari sini. Aku mau istirahat." Ucap Maysa beranjak dari sana.

" Mommy mau kemana?" Tanya Kavin.

" Tidur." Sahut Maysa masuk ke kamarnya.

Kavin menatap Ilyas dan Bara bergantian.

" Daddy, Kavin harus bagaimana?" Tanya Kavin.

" Kejar sayang!" Sahut Ilyas tersenyum smirk.

Dengan senang hati Kavin berlari ke kamar Maysa. Ia naik ke atas ranjang lalu memeluk Maysa yang sedang tiduran terlentang di atas ranjang memikirkan nasibnya ke depannya.

" Astaga!!" Ucap Maysa kaget saat menyadari kehadiran Kavin.

" Mommy jangan melamun! Nanti kalau kesambet setan gimana." Ucap Kavin.

" Ngapain kamu ke sini? Buruan pulang sana sama Daddy kamu! Kakak mau tidur udah ngantuk." Ujar Maysa menatap Kavin.

" Nggak mau! Kavin mau sama Mommy di sini. Kalau Kavin pulang, Mommy harus ikut pulang titik." Ucap Kavin.

Maysa menghela nafasnya pelan.

" Ya sudah lah tidur aja, masa bodo' dengan kedua orang di luar itu mau apa. Pusing gue mikirnya." Gumam Maysa membawa Kavin ke dalam pelukannya. Tanpa mereka sadari keduanya terlelap bersama.

Jam dua belas malam Maysa terbangun. Ia ke dapur untuk mengambil minum. Maysa mengerutkan keningnya saat melihat Ilyas duduk di meja makan sambil menyangga kepalanya.

" Ya Tuhan nih orang ternyata belum pulang juga, benar benar nekat." Batin Maysa.

Ilyas menatap Maysa begitupun sebaliknya.

" Kenapa Pak?" Tanya Maysa.

" Lapar." Sahut Ilyas.

" Kalau lapar ya tinggal deliverylah, ngapain malah duduk di sini?" Tanya Maysa.

" Aku nggak suka makanan beli, aku lebih suka homemade." Sahut Ilyas.

" Oh... Di laci ada beberapa mie instant, kalau kau mau kau bisa memasaknya." Ujar Maysa menunjuk laci meja dapurnya.

" Nggak mau! Nggak sehat makan mie instant." Sahut Ilyas.

" Ya sudah, kalau begitu selamat menikmati rasa kelaparan." Ucap Maysa.

" Bener juga nih cewek, gue bakal kelaparan sampai pagi. Sekali kali makan mie instant nggak apa apa kali ya." Batin Ilyas.

" Masakin!"

" Enak aja, siapa yang mau makan siapa yang suruh masak. Ogah." Ucap Maysa mengambil air dingin di dalam kulkas.

" Kalau nanti aku mati di sini, kau orang pertama yang akan menjadi tersangka." Ucap Ilyas.

Maysa menghembuskan nafasnya kasar.

" Sampai kapan hidup gue kembali tenang tanpa adanya kerusuhan yang mereka timbulkan?" Gumam Maysa.

Kapan hayoooo...

Kembali tenang atau semakin ruet?

Tetap lanjut ke bab bab selanjutnya.

Author tunggu like koment dan hadiahnya ya...

Miss U All...

TBC...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!