NovelToon NovelToon

AKHIR NYA JATUH CINTA

ep1

☆kisah seorang gadis yatim piatu yang selalu tegar dan tersenyum walaupun dalam keada'an sesulit apapun yang ia alami☆

Lili gadis yang manis berkulit putih berambut hitam panjang lurus dan memiliki bentuk tubuh yang indah.

sebut saja Lili wijaya.

ia di tinggal ayah dan ibu nya sejak ia berusia 15 tahun, sejak ayah dan ibu nya meninggal gadis ini tinggal dengan tante tiri nya yang kasar dan jahat.

kehidupan nya penuh dengan siksa'an dari tante tiri nya

hingga ia berusia 17 tahun pergi meninggalkan rumah peninggalan orang tua nya dan tinggal sendiri di sebuah rumah kos di sebuah perkampungan.

ia pergi dari rumah karena tidak sanggup hidup dengan perlakuan kejam tante tiri nya.

kehidupan nya berjalan baik-baik saja selama 5 tahun, ia bekerja di toko bunga yang berada dekat dengan tempat tinggal nya

tapi kehidupan yang baik selama ini di jalani nya tidak berjalan terus sampai akhir.

di mana suatu hari ia berniat kembali ke rumah karena ingin mengambil foto almarhum ayah dan ibu nya yang sangat penting dalam hidup nya.

tapi tidak di sangka di sini lah hari di mana kehidupan nya akan di hancurkan ke dua kali nya oleh tante tiri nya.

sang tante memiliki hutang yang sangat besar pada seorang bos besar pengusaha kaya yang terkenal dingin dan kejam. tante tiri lili tidak sanggup membayar hutang itu.

entah apa yang ada di fikiran sang tante hingga tega menukar hutang dengan keponakan nya yang tidak tahu apa-apa itu.

tante tiri Lili berniat membayar hutang dengan menukar Lili untuk di jadi kan istri sirih yang ke 3 oleh sang bos.

pria itu memang tampan juga memiliki tubuh sempurna tapi hati dan sifat nya dingin dan kejam..

KITA MULAI CERITA NYA.

***

Di sebuah perumahan elit terlihat

sebuah rumah paling besar dari rumah lain nya.

di salah satu ruang kamar tidur ada seorang wanita terbaring di ranjang dengan mengenakan gaun pengantin.

dia terlihat sangat cantik dan menggoda,

gadis itu terlelap cukup lama sampai akhirnya ia terjaga.

"Ah, kepala ku pusing sekali, aku ada di mana ini? tempat ini terlihat sangat asing? " gumam lili melihat sekeliling ruang kamar yang sangat besar itu.

"Di mana ini sebenar nya? bukankah tadi aku berada di rumah tante?

kenapa aku bisa ada di sini? " lili kebingung, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum nya.

"A..aku, aku ingat, tadi saat aku di rumah tante untuk mengambil foto ayah dan ibu, tante sempat meminta ku untuk membantu nya membayar hutang yang ia miliki dengan bos besar?

entah siapa nama bos besar itu aku lupa?

aku langsung menolak dan segera pergi dari rumah tante, tapi saat aku berjalan keluar aku tidak ingat apapa lagi? "

gumam lili masih bingung dan berusaha mencari-cari apa yang telah terjadi pada nya.

ia beranjak dari ranjang dan berjalan keluar.

Lili tidak tau di mana ia berada sekarang ia bingung dengan rumah sebesar itu dia harus mencari siapa.

sejenak lili terkagum dengan ke mewahan rumah itu.

"WAhhh! besar sekali rumah ini,

benar-benar seperti istana! seperti nya pemilik rumah ini orang yang sangat hebat!? " gumam lili terkagum.

saat Lili masih terkagum kagum,

ia tidak sengaja melihat

seorang wanita tua bertubuh gemuk mendekati nya. wanita tua itu menyapa lili dengan sopan.

"Nyonya muda, anda sudah bangun! saya mohon memperkenal kan diri, saya bi tuti pelayan di rumah ini! "seru bi tuti memperkenalkan diri dengan sopan.

"Eh? emm.. anda sedang bicara dengan saya!? " jawab lili bingung seraya menunjuk wajah nya sendiri.

"Iya nyonya! saya di perintahkan oleh tuan untuk memberikan pakaian ini untuk nyonya! " bi tuti menyerahkan pakaian yang di bawa nya untuk lili.

"jika tidak ada hal lain saya permisi nyonya! jika nyonya sudah berganti pakaian nyonya bisa segera turun kebawah, karena tuan sudah menunggu anda nyonya! "seru bi tuti, lalu melangkah pergi meninggal kan Lili.

"tunggu ada yang ingin ku tanyakan!"

" sebenar nya aku berada di mana sekarang? mengapa aku memakai gaun pengantin? dan lagi aku tidak pernah merasa mengenal tuan kalian!? " lili bertanya bingung pada bi tuti.

bi tuti melihat lili kebingung ia langsung menjelaskan semua, dari awal hingga Lili bisa sampai di rumah tuan nya.

"nyonya anda sekarang berada di kediaman tuan dirgantara! yang sekarang ini sudah menjadi suami nyonya! nyonya Lili sudah menjadi anggota keluarga di rumah ini! " jelas bi tuti sambil tersenyum ramah.

Lili sangat terkejut mendengar ucapan bi tuti,

"a..apa s..suami? anggota keluarga?

Oh tidak apa-apan ini!? " Lili terkejut bingung seperti orang gila saat mendengar ucapan pelayan di rumah itu.

lili kemabli mencoba mengingat apa yang terjadi hingga bisa membuat nya menjadi istri orang yang tidak ia kenali itu.

"aku ingat sekarang! dirgantara ya itu adalah nama yang di sebut oleh tante,

ya tuhan apakah aku benar-benar dalam masalah besar! kenapa ini harus menimpa ku,

aku harus segera menemui pemilik rumah ini untuk meminta penjelasan atas semua ini!? " gumam lili yang semakin bingung harus berbuat apa.

ia tidak menyangka akan perbuatan tante nya itu, ia tergolek lemas jatuh kelantai.

bi tuti yang melihat lili tergolek lemas segera memapah nya.

"Nyonya! nyonya anda kenapa? apa kau baik-baik saja! " seru bi tuti cemas.

"Bi, bisa kah kau membantu ku keluar dari rumah ini tanpa orang itu mengetahui nya! aku harus pergi dari sini, bisakah kau menolong ku bi," Lili meraih tangan bi tuti dan memohon pada bi tuti untuk menolong diri nya agar bisa keluar dari rumah besar itu.

"Nyo-nyonya, saya tidak berani, lebih baik nyonya tinggal di sini dengan baik dan jangan melakukan sesuatu yang membuat tuan marah! apa lagi mencoba untuk pergi dari rumah ini.

karena kalau tuan sampai tau ia akan sangat marah nanti! "

bi tuti, menarik tangan nya dengan berat hati ia memperingati Lili agar tidak membuat masalah di kediaman dirgantara. karena bi tuti paham dengan sifat kejam tuan nya.

"tapi bi, saat aku di bawa ke rumah ini dengan keadaan pingsan di bius!

itu berarti sama saja dengan penculikan!? " ucap lili dengan tegas membela diri.

"Lebih baik nyonya segera mengganti pakaian karena tuan sudah menunggu anda nyonya! jika tidak ada keperluan lain saya permisi nyonya! " bi tuti terlihat takut pada tuan nya ia segera bergegas meninggal kan Lili meski ia tidak tega melihat gadis malang itu terpuruk sendiri.

Lili tidak tau harus berbuat apa lagi ia segera masuk ke kamar tempat ia terbangun tadi untuk mengganti pakain nya.

setelah ia selesai mengganti pakaian.

lili segera keluar dari kamar dan

saat ia membuka pintu ia melihat bi tuti sudah berdiri menunggu nya di luar.

"Nyonya, sudah selesai silahkan nyonya ikuti saya! saya akan antar nyonya ke tempat tuan! " bi tuti mempersilahkan lili untuk berjalan,

lili hanya diam membisu mengikuti bi tuti dengan gugup untuk bertemu dengan orang yang saat ini sudah menjadi suami nya yang belum pernah ia lihat.

setelah sampai di ruang makan bi tuti mempersilahkan lili duduk.

sejenak Lili terpaku diam melihat seorang pria dengan aura dingin sedang duduk di kursi utama menikmati sarapan nya tanpa menoleh ke arah nya saat ia datang.

"Silahkan duduk nyonya! "

bi tuti menarik salah satu kursi untuk lili.

"terima kasih bi tuti!" jawab Lili canggung dan segera duduk,

mata nya mengamati orang orang yang ada di hadapan nya itu.

"Di sini ada dua wanita dan satu pria? hemm.. tidak salah lagi dia pasti yang bernama Dirgantara.

ternyata dia masih sangat muda dan benar-benar tampan, a-aku fikir orang yang aku nikahi adalah pria tua yang sudah mau mati ternyata aku salah, dia sangat tampan, ahh.. tidak-tidak kenapa aku malah terpesona oleh pria jahat ini!? " ucap Lili dalam hati ia terus menggelengkan kepala nya.

"tunggu tapi siapa dua wanita ini? hah peduli apa dengan dua wanita itu!

aku hanya ada urusan dengan pria ini.

ini kesempatan ku untuk minta penjelasan nya!" gumam Lili dengan kesal.

tiba-tiba Lili beranjak dari duduk nya dan memukul meja dengan keras hingga membuat seisi ruangan itu terkejut.

"BRAKKKK" suara gebrakan di ruangan itu.

semua yang ada di ruangan itu terkejut.

tapi tidak dengan pria yang ada di hadapan nya itu, pria itu tetap duduk dengan tenang mengluarkan aura yang sangat dingin, saat melihat perbuatan Lili

ia menatap tajam Lili sampai memembuat nya kaku.

"k-kau.. kau Dirgantara kan! Kau tau ini penculikan! sekarang lepaskan aku, aku tidak ada urusan nya dengan hutang tante tiri ku. itu urusan kalian jangan bawa-bawa aku jika tidak ingin aku laporkan ke polisi maka biar kan aku pergi dari sini! " ancam Lili dengan tegas namun panik melihat reaksi dirga.

Dirgantara beranjak dari tempat nya saat mendengar ancaman dari Lili, ia berjalan menghampiri lili yang mulai panik.

semua yang ada di rungan itu jug panik ketakutan melihat Dirgantara bangun dari duduk nya untuk menghampiri lili.

"ini memang tidak ada urusan nya dengan mu! tapi tante mu sudah menyetujui pertukaran antra hutang dan diri mu. jadi sekarang kau adalah milik ku, jika ingin lapor silahkan jika kau bisa melapor. polisi pun tidak akan mendengarkan masalah pribadi rumah tangga! "

ucapa Dirgantara dingin.

semua yang ada di ruangan itu membisu mendengar Dirgantara membuka suara.

tapi tidak dengan lili, ia tidak terima dengan alasan Dirga di tambah perbuatan tante nya yang sangat kejam.

ia terus mengoceh membela diri berusaha agar bisa keluar dari rumah besar itu, meski sebenar nya ia juga takut dengan pria yang ada di hadapan nya itu.

"a-aku.. aku tidak peduli dengan perjanjian kalian yang aku mau sekarang biarkan aku pergi dari sini! " tegas lili gemetar terus berusaha melawan dirga.

"Baiklah kau ingin keluar kan! pintu ada di sebelah sana kau bisa keluar sekarang! " ucap dirga santai sambil menunjukan pintu utama.

Lili merasa senang dan tidak menyangka kalu ia bisa keluar dengan sangat mudah, ia segera berjalan menuju pintu keluar yang di tunjuk oleh Dirgantara.

tapi tiba-tiba ia menghentikan langkah nya kembali berjalan mundur dengan wajah pucat pasi ketakutan.

"a-apa, apan ini? di depan gerbang itu ada dua ekor anjing yang sangat besar jika aku kesana aku akan mati di gigit anjing-anjing itu, kau mempermain kan aku? " bentak lili ketakutan dan sangat marah pada dirgantar.

"bukankah kau ingin keluar, silahkan kau keluar jika tidak mau keluar, baik-baiklah di sini dan bersikap patuh! "

cetus dirga memberi peringatan pada lili.

Dirga pergi meninggalkan

Lili yang masih pucat ketakutan melihat dua ekor anjing besar itu, ia mencoba menenangkan diri dari ketakutan nya.

"berhenti dasar pria gila keluarkan aku dari sini! " teriak lili melontarkan kata-kata kasar.

dirga langsung menghentikan langkah nya dan menatap tajam pada lili.

"paman han, bawa wanita keras kepala ini ke gudang untuk merenungkan kesalahan nya!" dirga memerintah kepala pelayan han untuk membawa lili ke gudang.

"Heyy, berhentiii.. mau kemana kau lepaskan aku! " teriak lili meronta.

"nyonya, bersikap lah yang patuh tuan tidak akan marah jika nyonya menjadi penurut! " ucap paman han menenangkan lili.

paman han mebawa lili ke gudang belakang.

waktu menunjukan pukul 21:00

Dirga yang baru tiba di rumah ia langsung menanyakan keada'an Lili saat di kurung di dalam gudang.

"di mana nyonya muda! apa dia sudah sadar dengan kesalahan nya. " tanya dirga datar.

"nyonya ada di kamar nya tuan!

tadi siang saat di gudang nyonya pingsan karena belum makan apapun,

tapi sekarang nyonya sudah lebih baik tuan! "jawan bi tuti dengan hati-hati.

"oh, rawat dia sampai sembuh dan awasi pergerakan nya! jangan sampai wanita itu kabur, aku tidak mau rugi dengan hutang besar yang di miliki tante nya itu! "cetus dirga dingin.

"baik tuan! " jawab bi tuti

dirga segera pergi ke kamar lili untuk melihat keadaan nya,

saat ia sudah di depan pintu kamar lili ia meraih gagang pintu tapi tidak bisa di buka dan terkunci dari dalam.

"buka pintu! " seru dirga dingin

Lili sangat terkejut mendengar suara dirga.

"TIDAK! " bentak lili

"Aku katakan sekali lagi buka pintu dan jangan buat aku kesal! " cetus dirga dengan suara tinggi.

"TIDAK AKAN AKU BUKA.!" balas lili dengan keras.

"BRAKKK" suara keras yang mebuat lili tersentak dan terduduk, ia terkejut melihat

pintu kamar nya rusak tak berbentuk lagi.

dirga yang ada di luar kamar berjalan masuk mendekati lili.

Lili ketakutan sampai gemetar melihat apa yang di lakukan oleh dirga.

"BERPA KALI AKU BILANG, PATUH DAN IKUTI ATURAN! "bentak dirga, sangat marah.

"seperti nya kurungan di gudang tidak membuat mu cukup untuk sadar!" dirga meremas tangan lili dengan kuat.

"lepaskan aku, tangan ku sakit, " rintih

lili menangis ketakut dan ke sakitan.

melihat Lili meneteskan air mata dirga melepas genggaman nya.

"ingat jangan sampai membuat ku marah lagi, terus ingt untuk patuh! " dirga memberi peringatan pada lili.

ia pergi meninggalkan Lili yang masih merintih kesakitan.

tidak lama dirga meninggalkan kamar Lili,

tiba-tiba dua wanita yang tadi di ruang makan menghampiri lili dengan angkuh.

"Huh, masih untung tuan dirga tidak mencekik mu sampai mati! dasar wanita tidak tau diri di kasih enak malah berulah! " ucap dua wanita itu memaki lili.

"siapa kalian? " hanya pelayan saja sombong!" cetus lili sengaja dengan berani mengejek.

"kurang ajar! siapa yang kau sebut pelayan, aku beri tahu kau siapa kami! heh, kami adalah istri dari tuan dirgantara! aku adalah istri pertama jadi kau harus patauh pada ku dan jangan mecam-macam dengan kami! " ucap wanita itu dengan bangga dan sangat marah karena merasa di hina oleh lili, mereka pergi meninggalkan lili dengan terus mengumapt.

"Benar'benar gila ternyata dua wanita itu istri nya? tidak-tidak aku harus pergi dari tempat ini! " histeris menerima kenyataan.

sementara itu bi tuti yang melihat dua wanita itu keluar dari kamar Lili ia langsung menghampiri lili dengan cemas.

"nyonya apa anda baik-baik saja!? " tanya bi tuti kahawatir pada lili.

"Aku tidak papa bi! " jawab Lili lesu.

"syukurlah kalau nyonya tidak papa. nyonya, bibi mohon pada nyonya jangan membuat tuan marah lagi, bibi tidak tega melihat nyonya sperti ini! " ucap bi tuti sedih.

"tapi bi saya mau keluar dari rumah ini, bi aku mohon tolong bantu aku! "Lili kembali memohon pada bi tuti sambil menangis .

"huft.. bibi tidak bisa bantu, maaf nyonya, saya permisi! "

ucap bi tuti menghindar dan berjalan keluar dengan sangat tidak tega melihat lili terus memohon.

"tunggu bi! ada yang ingin aku tanyakan!? " lili menghntikan bi tuti yang sudah berada di pintu.

"ada apa nonya? " jawab bi tuti datar.

"dua wanita tadi siapa bi?" tanya lili dengan expresi polos nya.

"mereka nyonya lisa dan nyonya erlin istri pertama dan kedua tuan dirga nyonya! " jawab bi tuti .

"Oh baiklah terimakasih bi, kau boleh pergi," ucap lili datar, menghempas kan tubuh nya keranjang ia terbaring merenung .

tanpa sadar ia kelelahan dan tertidur lelap dengan keadaan pintu terbuka karena di rusak oleh dirga.

"waktu pun berlalu jam menunjukan pukul 06:00,pagi tanpa sadar lili tertidur hingga pagi.

bi tuti mengtuk pintu kamar lili dan memanggil lili untuk segera turun untuk sarapan bersama.

"nyonya sudah bangun! silahkan nyonya mandi dan turun untuk sarapan bersama tuan dan yang lainnya! "ucap bi tuti ramah.

" lagi-lagi harus bertemu dengan pria gila itu lagi, aku tidak mau aku hanya ingin bebas, "cetus lili.

"nyonya, jangan berbicara kasar seperti itu, jika tuan dengar tuan akan marah lagi dengan nyonya! "

bi tuti ketakutan mendengar ucapan Lili kalau tuan nya dengar ucapan kasar lili pasti sangat marah.

"Huftt, yasudah kalau begitu aku akan mandi dulu, tapi aku tidak mau makan bersama dengan tuan kalian! "cetus lili memasang wajah tak senang mendengar nama dirgantara.

"Tidak bisa, nyonya harus turun untuk mengucap selamat pagi pada tuan dan yang lainnya! "ucap bi tuti panik.

"Baiklah-baiklah, nanti aku akan turun. bibi bisa tinggalkan aku sendiri sekarang, aku akan turun menemui tuan mu itu bi! " ucap lili kesal sambil memutar bola mata nya.

"Baik nyonya! " ucap bi tuti senang mendengar Lili menuruti apa yang ia katakan, bi tuti segera keluar dari kamar lili.

"Eh tunggu bi! tolong katakan pada paman han, untuk memperbaiki pintu kamar ini yang di rusak oleh tuan kalian, aku tidak bisa kalau harus tidur dengan pintu terbuka, hummm.. aku takut ada orang gila masuk diam-diam. "

oceh nya dengan kesal.

"baik nyonya, saya permisi! "ucap bi tuti menggeleng kepala melihat Lili sangat membenci tuan nya.

bi tuti berlalu pergi.

beberapa menit kemudian Lili yang sudah selesai mandi ia segera turun untuk menemui dirgantar,

lili menuruni anak tangga menuju ruang makan.

"Selamat pagi semua! "ucap lili tersenyum masam, menyapa semua orang yang ada di ruang makan. Lili memutar bola mata nya dengan wajah mupeng ia membuang muka saat melihat dirga.

dirga sangat kesal dengan expresi Lili,ia memanggil paman han dengan keras.

"PAMAN HAN! "triak dirga kesal.

"ya tuan! " jawab paman han segera mendekati dirgantara.

" jelaskan peraturan di rumah ini pada orang baru yang keras kepala agar ia lebih paham! " cetus dirga dingin menyindir Lili.

"baik tuan! " paman han menjalan kan perintah dirga, ia mengambil sebuah buku kecil dari saku nya dan membacakan semua peraturan yang ada di buku itu dengan lantang.

"Dengan ini saya kepala pelayan han, atas perintah tuan Dirgantara, saya akan membacakan perturan yang ada di rumah ini! " seru paman han dengan tegas membacakan perturan yang tertulis di selembar kertas di tangan nya.

setelah paman han menjelaskan semua peraturan di rumah itu,

lili tidak bisa menerima peraturan yang tidak masuk akal itu, ia tidak terima dan perotes.

"Peraturan macam apa ini, harus menuruti semua kemauan dia? dan tidak di ijinkan untuk tidur sebelum kau kembali ini peraturan gila! " ucap lili dengan sura tinggi dan kasar menunjuk dirga,

lili bangun dari duduk nya dan berjalan pergi.

"BRAKKK"

dirga memukul meja dengan keras.

sontak lili menghentikan langkah nya dan berbalik,

lili terlihat pucat saat melihat dirga berdiri menatap tajam pada nya.

"Kembali! "bentak dirga dengan suara tinggi.

lili tidak bergeming dari tempat nya.

"kembali duduk, jangan sampai aku mengulang kata-kata ku lagi! " bentak dirga dengan sangat marah.

lili tidak mendengar ucapan dirga yang sedang marah besar pada nya.

"LILI WIJAYA, AKU KATAKAN KEMBALI DAN DUDUK DI TEMPAT MU! " bentak dirga sangat amarah.

BERSAMBUNG..

ep2

"Hahh.. karena kejadian kemarin, aku di hukum menyapu halaman oleh pria pemarah itu! "

oceh lili kesal.

namun tiba-tiba sebuah bola sepak mengahantam punggungnya.

"Awww, aduh sakit, siapa itu yang melempar bola?" serunya, mencari orang yang melemparnya dengan bola.

seorang anak kecil sekitaran usia 10 tahun, muncul dari balik tembok.

"Hay ka! maaf, aku tidak sengaja menendang bola sampai sini, aku mohon maaf kan aku? " ucap sang anak, meminta maaf pada lili.

"Astaga! kau mengejutkanku dik.

Hahh.. baiklah aku maafkan kalian tapi lain kali jangan terulang lagi," Lili tersenyum ramah, memberi maaf pada anak kecil itu. lalu ia kembali menyapu.

"terimaksih ka! emm.. kaka bisa menolongku ambilkan bola? aku tidak bisa mengambilnya tembok ini terlalu tinggi!" ucap sang anak meminta lili

untuk mengambil bola yang tadi mengenai nya.

melihat bola yang tidak jauh darinya ia berjalan mengambil bola itu lalu memberikan pada sang anak.

"oke, kaka akan lempar bolanya! "

"terimakasih! kaka sampai jumpa!"

seru sang anak yang sudah menghilang di balik tembok.

"Hah.. ada-ada saja!" gumamnya.

ia kembali menyapu dan membersihkan daun-daun yang tidak ada habisnya itu, sampai membuatnya kesal dan meninggalkan hukumannya begitu saja.

ke esokan harinya.

seperti biasa bi tuti setiap hari harus merayu Lili untuk bertemu tuan nya.

bi tuti yang sudah berada di depan pintu kamar, Lili, langsung mengetuk pintu.

"Nyonya! apa anda di dalam!?" panggil bi tuti.

"Ya, bi ada apa? " Lili, beranjak dari ranjangnya dan langsung membuka pintu mendengar bi tuti berada di luar.

"Maaf nyonya, tuan sudah menunggu anda di bawah!" seru bi tuti dengan senyum ramahnya.

"Eh, menungguku? ada apa ya bi? atau Dirgantara.. masih marah soal waktu itu? " lili bertanya bingung dan khawatir.

"saya tidak tau nyonya! lebih baik nyonya segera turun, tuan sudah menungu di bawah, kalau begitu bibi tinggal dulu, permisi nyonya!" bi tuti berjalan pergi meninggalkan Lili.

"kenapa aku merasa tubuhku, merinding? aku memiliki firasat buruk, "

gumamnya sambil berjalan menuruni anak tangga.

melihat Dirga, duduk dengan raut wajah dingin, membuat langkahnya berat dan ingin kembali ke kamarnya, namun apalah daya ia tidak berani melakukan itu.

"Duduk!" dengan wajah datar tanpa menatap, Dirga, mempersilahkan Lili, duduk.

dengan rasa gugup dan takut, Lili duduk dan diam membisu menunggu. Dirga, memulai pembicaraan.

namun situasi terlihat tegang dan sunyi.

mereka duduk berhadapan tapi tidak saling bicara, situasi yang canggung

tapi akhirnya, Lili membranikan diri membuka suara.

"Ada apa kau mencari ku? apa kau mengubah fikiranmu untuk membiarkan aku per.. "

"Aku menyuruhmu mememuiku, bukan untuk mendengar kata-kata yang tidak penting itu dari mulutmu! "cetus, Dirga sinis, memotong kaliamat Lili.

seketika, Lili tersentak diam namun ia tidak bisa terus diam dengan suasana canggung. ia kembali mengluarkan kalimat penyelesaian.

"Lalu, untuk apa kau memanggil ku? jika tidak ada yang ingin kau bicarakan dan hanya diam aku akan pergi ke kamarku! untuk apa hanya duduk berhadapan, tapi tidak bicara? " balas lili kesal.

mendengar, bantahan dari Lili, membuat raut wajah dirga muram.

"Aku tidak mengijinkan mu pergi! kembali ketempatmu dan duduk dengan tenang! jangan membuatku marah! " bentak dirga.

lili teraentak, juga kesal. mendengar bentakan dan perintah Dirga, ia kembali duduk dengan angkuh.

beberapa detik, suasana kembali sunyi. namun kali ini, Lili diam mematung dengan kesal dan tidak mau bicara lagi.

sampai Dirga, membuaka percakapan.

"Aku hanya ingin memberi peringatan untukmu, agar jangan pernah coba-coba untuk melarikan diri lagi.." tegas Dirga.

lalu. kembali melanjutkan ucapannya.

"Paman han, mengatakan kalau kau mencoba kabur dari rumah hingga tiga kali! kalau aku sampai mendengar ini lagi, kau akan tau akibat nya! " ancam dirga dengan kejam.

merasa bersalah dan takut, karena, Dirga mengetahui percobaan kaburnya. membuat Lili panik dan bingung harus bagaimana.

"A-aku.. aku tidak pernah melakukan itu! mu-mungkin, paman han sudah tua karena itu dia salah melihat! " jawab lili, mencari alasan.

mendengar pembelaan diri pada Lili, dan mengetahuinya kalau ia berbohong. Dirga, sangat marah namun, ia berniat memberi sedikit pelajaran pada, istrinya yang keras kepala.

"Jadi, informasi yang di berikan paman han, semua tidak benar!? " tanya dirga dingin, ia mengerutkan kening, menatap tajam Lili.

kepanikan, memyelimuti Lili,

"t-tentu saja, itu tidak benar! "lili semakin gugup saat dirga menatap matanya, ia memalingkan membuang muka, ketika Dirga, terus menatapnya.

"Hmm.. Baiklah kalau begitu! karena paman han, telah berbohong maka aku akan memberi hukuman dan memotong gaji paman han, sebagai kompensasi, kebohongannya! " Tegas, dirga, menatap sinis.

sangat terkejut dengan apa yang di katakan Dirga. ia sepontan berdiri dan menolak keputusannya.

"tidak! jangan, jangan lakukan itu!" tolaknya, merasa bersalah karena telah menyulitkan paman Han.

"Oh, ada apa nona Lili? kenapa kau tidak setuju, bukankah paman han, melakukan kesalahan besar, dengan berbohong? " cetus dirga mengerutkan dahi.

"A-aku, aku hanya.. aku mengaku salah apa yang di katakan paman han. semuanya benar! jadi tolong jangan hukum paman han!" Lili mebungkuk. memohon pengampunan untuk, paman Han.

"Jadi menurutmu, siapa yang salah dan siap yang benar? kau atau paman han!" tegas Dirga.

Lili, ketakutan melihat, Dirga, yang tiba-tiba bangkit dari duduknya, dan berdiri tepat di hadapannya.

"i-ini.. tolong maafkan aku! aku tidak akan melakukan nya lagi, jangan hukum aku!" tertunduk dengan tubuh gemetar, ia mengakui kesalahannya.

melihat reaksi, Lili yang sangat ketakutan. ia membiarkan Lili pergi, namun tetap dengan ancaman yang kejam,

"kali ini, aku maafkan! tapi tidak untuk yang berikutnya, kembali ke kamarmu!"

"tunggu!" Lili, menghentikan langkahnya dan berbalik pada Dirga.

"Sudah satu minggu, selama kau di rumah ini, aku belum mendapatkan pelayananmu sebagai istri!" Dirga, mengangkat wajah tertunduk Lili dan memberinya senyum mengancam.

Lili terkejut menarik diri menjauh dari Dirga.

"T-tidak, aku belum siap! " Lili melangkah mundur dengan panik.

sepontan Dirga, tertawa kencang melihat wajah ketakutan lili saat mendengar ucapannya tadi.

"tenang saja, aku bukan pria yang suka memaksa! aku hanya mau tidur dengan wanita yang menyerahkan dirinya sendiri dengan rela! tapi ada pengecualian, untuk wanita keras kepala dan tidak patuh! mungkin aku akan memaksanya untuk melayaniku!"

dengan senyum jahat ia mengancam lili.

Lalu pergi meninggal kan Lili, yang terduduk lemas dengan wajah pucat mendengar ancaman darinya.

BERSAMBUNG.

ep3

setelah kejadian di mana lagi-lagi lili membuat Dirga marah. ia selalu takut jika bertemu dengan pria kejam yang sekarang menjadi suaminya itu.

Lili, mengurung diri dalam kamar, ia terduduk di kursi yang menghadap jendela sambil merenung menatap luar.

tanpa tersadar pandangan nya tertuju pada tempat saat seorang anak memanjat untuk meminta bola.

tiba-tiba dalam benaknya timbul niatan untuk melarikan diri lagi.

tapi ia mengacaunya agar tidak melakukan itu.

ia tau resiko yang akan ia dapat jika melarikan diri dan tertangkap.

tapi, sifat keras yang di milikinya tidak bisa di halau dan pada akhirnya ia tetap nekat untuk pergi.

ia beranjak dari duduknya mengambil ponsel di meja rias lalu keluar dari kamar dengan mengendap-endap melihat sekliling ruangan.

beberapa saat kemudian.

ia sampai di halaman belakang sejenak ia berdiam diri menatap tembok tinggi di hadapannya itu.

" tinggi sekali tembok ini!" keluhnya.

" tapi aku harus pergi dari sini, sudah lama aku tidak bekerja.. Apakah Kak Angga mencariku?" dengan wajah murung mengingat angga pria idaman sekaligus bos, dimana tempat ia bekerja, ia selalu menyukai Erlangga. pria yang selalu membantunya setiap ia dalam kesulitan.

" jika aku menemui Ke Angga, nanti.. bagaimana penilaian nya terhadapku? aku yang sudah menikah dengan pria. yang sudah beristri, Ya Tuhan Kak Angga akan menilaiku sangat buruk!

ini semua karena pria itu dan tante. mereka sudah menghancurkan hidup dan mimpiku," ia kesal dan marah hingga air matanya jatuh tidak sanggup menahan ke sedihan hati.

"Hah.. oke tenang Lili, aku harus tenang," ia menyeka air mata di pipinya "Apapun penilaian kak angga, terhadapku itu tidak masalah, yang terpenting aku harus keluar dari sini. setelahnya akan ku pikirkan nanti."

ia berjalan mendekati tembok untuk memanjatnya.

" tembok ini terlalu tinggi.. Bagaimana aku bisa memanjatnya?" ia menoleh kanan kiri mencari sesuatu yang bisa untuk di jadikan pijakan.

ia menemukan bongkahan kayu besar dan mendorongnya sampai ke titik tempat ia akan memanjat.

"kayu ini kenapa berat sekali, uhhh, atau aku yang kurang olahraga." ia terus berusaha mendorong kayu besar itu.

setelah menempatkan kayu di titiknya. tanpa mengulur waktu ia langsung menjalankan misinya.

butuh waktu cukup lama Lili, sampai di atas tembok.

" Akhirnya! aku bisa keluar dari sini," Lili sangat senang sampai tidak menyadari tangan dan kakinya tergores-gores saat memanjat.

Di sisi lain.

Dirga, yang saat itu berada di ruang kerja bersama bian, sekertaris nya sedang membahas tentang pekerjaan kantor.

" Bian, apa hari ini ada jadwal meeting dengan klien!"

" hari ini, tidak ada jadwal meeting! tapi Lusa ada klien dari Jepang yang ingin bertemu.." percakapan mereka terhenti saat mendengar suara ketukan pintu.

"Masuk," jawab Dirga, datar.

" Ada apa Paman Han,"

"Permisi, Tuan, saya membawa kopi untuk Tuan dan sekertaris Bian,"

paman han, masuk ke dalam dan meletakan dua cangkir kopi di meja tamu.

"Saya permisi, Tuan!" ucap paman han melangkah pergi.

"Tunggu! paman Han," Dirga, menghentikan langkah paman han.

"Ada apa, Tuan?"

"Sedang apa sekarang Dia!"

"Ah, nyonya muda, sedang di kamarnya. Tuan," jawab paman han berhati-hati.

"Awasi dia terus, jangan sampai ia melarikan diri, kau bisa pergi sekarang paman Han!" ucap Dirga, datar.

Dirga, kembali melirik paman Han, yang tidak bergeming dari tempatnya saat ia sudah memberi perintah, untuk keluar.

ia meletakan pulpen di tangannya dan menatap paman Han.

"Apa masih ada yang lain, paman Han!" tanya Dirga, dingin. sampai mengejutkan paman Han, yang saat itu terfokus melihat Bian, sedang terpaku diam menatap luar jendela.

"Ah, t-tuan.. maafkan saya, tidak ada tuan ka-kalau begitu saya permisi. tapi Tuan, sepertinya Sekertaris Bian, melihat sesuatu yang menarik! permisi Tuan, saya akan kembali," jawab paman Han, panik lalu segera pergi dari ruang kerja, tuannya.

melihat paman Han, pergi, Dirga, mengerutkan kening saat paman Han, membicarakan Bian.

namun ia tidak memperdulikan itu.

ia kembali, mengecek berkas-berkas kantor,

"Bian, besok tetapkan pertemuan dengan klien, di jam 10 pagi," ucap Dirga, datar

ia tidak mendapat jawaban dari, Bian.

"Bian, apa kau tidak dengar yang ku katakan?" Dirga, bicara dengan sedikit tinggi, namun tetap tidak ada jawaban.

merasa kesal ucapan nya tidak di gubris, ia meletakan pulpen dengan keras dan beranjak dari duduknya.

"Sekertaris Bian!" bentak, Dirga. sambil memutar tubuhnya menghadap Bian.

"Pre-presdir! itu, di luar sana bukankah itu.." bian menunjuk, ke luar jendela di mana Lili sedang berada di atas tembok pembatas rumah.

sedikit bingung maksud dari paerkataan Bian, dirga pun mengikuti arah telunjuknya untuk melihat apa yang ia lihat.

ia sangat terkejut, saat melihat Lili, berada di atas tembok dan ingin melompat ke luar.

expres Dirga, berubah, kemarahannya naik dengan cepat. ia mengepl kencang tangannya seketika meninju kaca jendela dengan kuat, sampai tangannya terluka.

pecahan kaca yang pecah, terdengar keras dan nyaring, sampai terdengar oleh Lili.

"Suara apa itu? keras sekali, seperti suara kaca pecah?" gumam Lili. ia mencari arah sura keras yang ia dengar itu.

saat matanya bertemu Dirga, yang berada di lantai dua dengan sorot mata tajam seperti ingin membunuh, sontak Lili, terkejut melihat Dirga, yang berdiri di balik jendela dengan wajah dan aura yg mengerikan.

"A-astaga! kenapa bisa ada pria jahat itu di sana? Aku harus cepat turun, Ahhh.." Lili, terjatuh keluar tembok karana terlalu panik.

melihat Lili, terjatuh dari tembok yang tingginya lebih dari satu meter, ia langsung berlari keluar

"Paman Han,Tangkap wanita itu," dengan expresi sangat marah Dirga, memberi perintah.

paman han, dan pengawal lainnya berlari keluar mengejar Lili.

"Aduh.. kakiku sakit sekali, Aku harus cepat lari Jangan sampai paman han dan pengawal menangkapku," rintih Lili berlari sekuat tenaga dengan kaki terluka.

paman han, dan para pengawal yang sudah berada di belankangnya. berteriak mengehntikan nya.

" Nyonya! tunggu, jangan pergi kembalilah nyonya!" Seru paman han mengejar Lili, bersama pengawal lainnya.

" tidak Paman Han, Aku tidak mau kembali ke neraka itu! biarkan aku pergi," teriak Lili, berlari terpincang-pincang.

" TAXI!"

ia bergegas masuk ke dalam taxi.

"Ayo Pak cepat jalan!" triak lili ketakutan.

sang sopir yang tidak tau apa-apa itu dengan panik langsung tancap gas saat melihat 3 pria berbadan besar berlari ke arahnya.

paman han dan pengawal lainnya tidak berhasil menangkap lili..

entah apa yang harus di katakn pada tuan nya nanti jika istri tuan nya tidak berhasil di tangkap.

paman han dan pengawal berjalan menuju ruang tengah di mana dirga sedang menunggu hasil dari pekerjaan mereka.

"Tu-tuan! ka-kami, tidak berhasil menangkap Nyonya," ucap para pengawal dengan gugup.

"Cari wanita itu sampai dapat ," bentak dirga, sangat marah.

"Baik tuan! tapi, sepertinya nyonya juga tidak akan bisa lari jauh dari kota ini dengan keadaan kaki terluka! saya akan mencarinya sampai dapat! Permisi tuan" ucap paman Han meyakinkan Dirga bahwa dia bisa membawa Lili kembali.

"Lili Wijaya! dengan sangat rela kau terluka, melakukan berbagai cara untuk pergi dariku," Dirga, menatap geram keluar jendela tempat Lili terjun dari tembok.

BERSAMBUNG.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!