"Ibu apa kau sudah gila," ucap Jonathan yang tidak terima dengan keinginan ibunya.
"Ibu tidak gila Jo, ibu ingin kamu menikah dengan dia," ucap Nita ibunya Jonathan.
"Apa tidak ada wanita lain selain dia Bu, aku tak mau menikahinya. Bagaimana mungkin seorang Ceo menikah dengan pembantu," membayangkan nya saja Jonathan sudah bergidik jijik.
"Dia wanita yang baik,ibu sangat menyayanginya kau harus mau menikah dengan nya," ucap Nita tak mau kalah
"Astaga Ibu mana mungkin aku harus menikahi dia,lebih baik aku menikah dengan Clara saja" Clara adalah kekasih Jonathan namun Clara selalu menolak untuk menikah dengan Jonathan karna ia ingin mengejar karir nya sebagai seorang model ternama.
"Sampai kapan kamu akan menunggu Clara hah, ibu tak mau tahu pokonya kamu harus menikah dengan Arumi,kalau kamu tidak mau menuruti ke inginan ibu maka bersiap siaplah kamu pergi dari rumah ini", ketus Nita pada Jonathan ia tak habis pikir dengan anaknya yang susah di atur.
"Apa ibu tidak memikirkan perasaan ku,aku tidak mencintainya mana mungkin aku harus menikahinya,"
"Ibu tak mau tahu dengan alasan mu Jo , kamu harus tetap menikah demi ibu," lalu Nita pergi meninggalkan Jonathan yang sedang kesal padanya.
Tanpa disadari ada sepasang mata yang melihatnya,dia Arumi yang sedari tadi menyaksikan perkelahian ibu dan anak,ia tak menyangka bisa terlibat di dalam perkelahian ibu dan anak.
"Apa, nyonya ingin aku menikah dengan tuan Jonathan,bagaimana mungkin? kenapa harus aku," ucap Arumi dalam hatinya.
Setelah berdebat dengan sang ibu,Jonathan memilih untuk pergi dari rumahnya. Ia ingin menghilangkan rasa setres dipikiran nya.
"Hai Jo," ucap wanita yang baru saja datang langsung merayu Jo yang sedang minum di club milik teman nya.
"Diam! jangan sentuh aku," ucap Jo dengan ketus
"Ko gitu,memang nya ada masalah apa,"
"Diam kau,pergi dari sini,"
"huh menyebalkan," ucap wanita penggoda lalu wanita itu pergi meninggalkan Jo.
"Hei bro lo kenapa,sepertinya sedang banyak masalah," ucap Devan teman sekaligus bawahan Jonathan.
"Kalau lo tau kenapa ngomong,gue lagi pusing,"
"Memang nya ada masalah apa," tanya Devan
"Lo tahu ga Dev gue disuruh nikahin si Arumi pembantu yang kerja dirumah gue,"
"Apa? Lo serius Jo,"
"Iya gue serius," ucap Jonathan dengan wajah frustasi.
"Haha bisa bisanya Lo dijodohin sama pembantu,mau di kemanain wibawa Lo Jo ," ledek Devan pada Jonathan .
"gue ga tahu kenapa ibu gue memilih si Arumi,padahal dia tuh seorang pembantu mana dekil lagi,"
"Haduh Jo parah Lo,"
"Diam Lo jangan bilang bilang sama yang lain,awas Lo kalau bilang,"
"Tenang aja Jo gue bakal tutup mulut asal gaji gue lu tambahin," tiba tiba saja Jonathan malah menyentil kening Devan.
"Jangan mimpi," ucap Jonathan lalu pergi meninggalkan Devan yang masih menertawainya.
Jonathan memutuskan untuk pulang,ia tak bisa berlama lama di club karna akhir akhir ini ibunya selalu marah marah.
**
"Arumi," panggil Nita yang mencari Arumi di dapur .
"Ya nyonya ada apa?"
"Sini sayang,Tante mau bicara sama kamu,"
"Tapi ada apa nyonya,"
"sudah duduk dulu disini sebentar," Arumi merasa gugup duduk bersebelahan dengan majikannya.
"Arumi Tante mohon,Tante minta tolong kamu harus menuruti keinginan Tante,"
"A apa itu nyonya,"
"Kamu mau kan menikah sama anak Tante,"
"Maksud nyonya tuan jonathan"
"Iya sayang,mau ya! kamu ga boleh menolak keinginan Tante,kamu sudah janji pada Tante akan memenuhi keinginan Tante,"
"Tapi nyonya gimana dengan tuan Jonathan," tanya Arumi dengan gugup
"Kamu tenang saja itu urusan Tante yang penting kamu mau sama anak Tante,"
Aku memang punya banyak hutang Budi pada nyonya Nita , ia sudah menyelamatkan nyawa ibu ku dan aku berjanji padanya akan menuruti semua keinginan nya,aku harus bagaimana? disisi lain aku ingin membalas Budi pada nyonya Nita tapi aku juga melihat pertengkaran kemarin bahwa tuan Jonathan menolak untuk menikahi ku.
"Arumi," panggil Nita lagi.
"Ah ya nyonya ada apa,"
"Kamu kenapa melamun,kamu ga mungkin mengingkari perjanjian kita kan," ucap Nita mengingatkan kembali pada Arumi.
"Iya nyonya Arumi ingat, em Arumi terserah Tante aja,"
"Nah gitu dong sayang,kalau kamu sudah setuju sekarang Tante tinggal bujuk Jonathan, terimakasih sudah menuruti keinginan Tante. Kamu boleh kerja kembali,"
"Baik nyonya saya permisi,"
**
Jonathan yang baru sampai di rumahnya ia langsung pergi menuju kamarnya tanpa menghiraukan sang ibu yang berada di ruang tamu.
"Jonathan," teriak Nita "sini kamu,"
"Ada apalagi sih Bu," ucap Jonathan dengan malas.
"Sudah dari mana kamu baru pulang,"
"Rumah teman Bu,"
"Bohong,memang nya ibu tidak tahu kelakuan kamu di luar sana,inget ya Jo ibu tidak pernah mengajarkan mu untuk bermain main dengan wanita,"
"Ya Bu aku tahu, kalau gitu aku mau ke kamar dulu,"
"Tunggu dulu,ibu belum selesai bicara,"
"Ada apalagi sih Bu, aku cape,"
"Bagaimana dengan keputusan mu, apa kau sudah setuju,"
"Terserah ibu saja lah percuma aku nolak pun ibu pasti memaksaku," ucap Jonathan
"Nah gitu dong sayang,berarti Minggu depan kamu akan segera menikah dengan Arumi,"
seketika Jo terkejut dengan ucapan sang ibu.
"Apa, Minggu depan? apa aku tak salah dengar,"
"Lebih cepat lebih baik kan ,Arumi juga sudah menyetujui jadi menunggu apa lagi,"
Lalu Jonathan pergi ke kamarnya dengan perasaan kesal dan juga ingin marah.
"arghh ngapain juga si Arumi malah setuju nikah dengan ku, dasar gadis kampungan sepertinya dia ingin menikmati harta ku,awas saja setelah menikah aku akan membuat perhitungan dengan nya.
**
POV Arumi
aku kaget setelah mendengar nyonya Nita akan merencanakan pernikahan ini seminggu lagi, bagaimana mungkin secepat ini kenapa nyonya Nita ingin menikahi Jonathan denganku sedang Jonathan sendiri tidak setuju.
Harapan ku ingin menikah dengan pria yang mencintaiku namun dalam sekejap harapan itu hancur,aku harus menikah dengan tuan Jonathan yang tidak mencintai ku.
Bagaimana kehidupan ku kedepan nya, jujur aku tak bisa tidur memikirkan ini,aku harus bilang apa pada ibuku sedangkan selama ini aku belum pernah membawa pria kehadapan ibu ku.
"Arumi," tiba tiba ibu memanggilku
"Ya ibu ada apa,"
"Makan dulu nak, ibu sudah masak buat kamu," ucap Bu Retno
"Kenapa ibu memasak, ibu jangan kecapean ibu baru pulang dari rumah sakit,ibu istirahat saja bu," ibuku baru pulang dari rumah sakit 2 hari yang lalu,ibu ku mengalami sakit jantung yang sudah lama,kebetulan nyonya Nita yang menanggung semua pengobatan ibu ku sampai ibu ku sudah kembali sehat seperti biasanya,karna ini lah aku harus menuruti kemauan nyonya Nita.
"Mau kemana kamu Jo," ucap Nita yang sedang sarapan.
"Ya mau kerjalah bu,memang nya mau apa lagi," sahut Jonathan.
"Bisa ga sih kamu sarapan dulu,apa kamu ga kasian sama ibu yang lagi makan sendirian," Nita merasa sedih karna anak satu satunya tidak mempedulikan keberadaannya ia sangat menyesal sudah memanjakan Jonathan dari kecil sampai sekarang Jonathan dewasa menjadi anak yang selalu melawan orang tua nya,semenjak sang ayah meninggal Jonathan selalu pergi keluar dengan bebas tanpa mempedulikan Nita sebagai ibunya.
"Makan saja sendirilah Bu,aku kesiangan nih," sahut Jonathan dengan santainya.
"Ibu menyesal sudah memanjakan mu Jo, sekarang kamu malah jadi pembangkang,"
"Terserah ibu saja lah,aku mau pergi kerja ini juga demi ibu kan supaya perusahaan tetap berjalan," ucap Jonathan dengan sinis lalu ia pergi meninggalkan ibunya tanpa pamit.
"Astaga anak itu benar benar membuat kepalaku sakit," ucap Nita dengan wajah kesalnya.
"Pak Mul ayo kita berangkat," kata Jonathan pada sopir pribadinya.
"Baik tuan," lalu pak Mul melajukan mobilnya,namun tiba tiba dipertengahan jalan Jonathan menghentikan nya.
"Stop pak Mul,"
"Ada apa tuan,apa tuan ingin mampir ke warung makanan disana," ucap pak Mul melihat Jonathan yang sedang memperhatikan warung nasi di sebrang jalan.
"Tidak,aku tidak suka makan dipinggiran karna itu sangat menjijikan bagiku,"
"Lalu untuk apa tuan berhenti disini," tanya pak Mul .
"Aku sedang melihat gadis pembantu ku,lihatlah dia sangat menjijikan dengan baju yang lusuh," ucap Jonathan sambil menunjukan jarinya ke arah Arumi yang sedang membeli nasi di warung itu.
"Itu Arumi tuan,dia gadis yang baik dan dia juga cantik hanya penampilan nya saja yang kurang," ucap pak Mul dengan jujur.
"Astaga kau bilang dia cantik,cantik dari mana nya apa kau buta pak Mul," Jonathan tak habis pikir dengan ucapan sopir pribadinya,mana ada gadis dekil gitu di bilang cantik .
"Lanjut jalan lagi pak Mul,lama lama mataku sakit melihat Arumi yang dekil," pak Mul melajukan kembali mobilnya tanpa menjawab lagi ucapan tuan nya.
**
"Ibu ini nasinya,makanlah," ucap Arumi pada Retno sang ibu .
"Kenapa kamu membeli nasi nak,padahal ibu bisa memasak buat kamu,"
"Ibu tak perlu memasak,ibu masih belum pulih jadi ibu istirahat aja ya,aku sudah membeli dua bungkus nasi Bu,"
"Padahal masak sendiri lebih irit Arumi," ucap Retno .
"Ibu tenang saja,kemarin aku udah dapat gaji dari nyonya Nita jadi ibu tak perlu khawatir,sekali kali kita makan enak Bu," ucap Arumi walaupun makanan enak ini hanya dari warung nasi sebrang jalan,menurut Arumi makanan ini sudah paling enak karna setiap hari Arumi hanya makan nasi dan ikan asin saja.
"Alhamdulillah kalau gitu nak,maafkan ibu mu yang ga bisa membantu mu,"
"Tidak apa apa Bu,ibu tak perlu memikirkan itu. Aku sudah bekerja jadi ibu tenang saja," kata Arumi dengan penuh semangat.
"Kalau begitu Arumi pergi kerja dulu ya Bu,ibu hati hati dirumah," lalu Arumi mencium tangan ibunya dan pamit pergi untuk bekerja.
"Ah lebih baik aku jalan saja,biar irit ongkos lumayan kan uang nya bisa aku tabung," dengan semangat Arumi berjalan menyusuri jalanan yang ramai dengan kendaraan,ia tak pernah mengeluh walaupun harus jalan kaki tiap hari karna menurutnya berjalan kaki itu bisa membuatnya sehat.
Hanya menempuh waktu lima belas menit Arumi sudah sampai di rumah majikannya.
"Assalamualaikum," Arumi langsung mengucapkan salam
"waalaikumsalam Arumi apa kamu sudah makan," ucap Nita.
"Sudah nyonya,sebelum berangkat kesini saya sudah sarapan dulu,"
"Arumi jangan panggil Tante dengan sebutan nyonya, panggil Tante aja,"
"Tapi nyonya,"
"Tak apa apa," ucap Nita dengan senyum tulusnya
"Ba baiklah nyonya, eh maksud ku Tante hehe,"
"Nah gitu dong nanti kan kalau kamu sudah menikah tinggal merubah lagi dari kata Tante menjadi ibu mertua,"
"Apa?," seketika Arumi gugup ia baru ingat bahwa seminggu lagi ia harus menikah dengan tuan nya "astaga kenapa aku melupakan soal ini,"
"Arumi kenapa kamu bengong,"
"Tidak apa apa Tante,kalau gitu saya mau bersih bersih dulu Tan,"
"Tapi kamu ingat kan dengan acara Minggu depan," ucap Nita dengan penuh arti .
"Ya Tante aku ingat," Nita tersenyum senang karna Arumi tidak melupakan hal itu.
**
POV Jonathan
Aku tak menyangka seminggu lagi akan menikah dengan gadis pembantu yang berpenampilan dekil itu,melihat nya saja aku mual.
Tok tok "permisi,"
"Masuk," ucap ku pada seseorang yang baru saja datang .
"Sayang,"
"Clara,ada apa kamu kesini," ucapku pada Clara aku kaget tiba tiba Clara datang ke kantor ku karna sudah lama aku tidak bertemu dengan Clara. Clara ialah wanita ku,aku sudah lama menjalani hubungan dengan Clara.
"Sayang aku kangen,"
"Tumben biasa nya juga sibuk," ucap ku dengan nada biasa.
"Kok kamu gitu sih,kamu ga suka ya dengan keberadaan ku,"
"Em biasa aja," ucap ku jujur aku sebenarnya kesal dengan Clara karna ia tak pernah menyempatkan waktu untuk ku ia terlalu sibuk dengan karir nya sebagi model.
"Maafin aku Jo, aku baru bisa kesini lagi dan soal itu aku benar benar sibuk jadi ga bisa menghubungimu lewat telpon," ucap Clara dengan kata kata penuh penyesalan tapi aku sengaja untuk biasa biasa saja aku ingin tahu gimana rasanya Clara disaat aku mendiamkan dia.
"Jo nanti kita makan malam yuk,sudah lama aku tak makan malam bersama mu lagi,"
"Maaf aku tidak bisa, pekerjaan ku banyak," ucapku.
"Sekali ini saja Jo,kamu mau kan,"
"Maaf aku tidak bisa," aku terus menolak keinginan Clara supaya dia sadar.
"Kok kamu gitu sih Jo, aku jauh jauh kesini buat kamu loh,"
"Ya begitulah rasanya di tolak,kamu ingat kan setiap aku ngajak kamu kencan,kamu selalu menolak ku juga jadi kali ini aku ingin menolak ajakan mu,"
"Jadi kamu mau balas dendam gitu," ucap Clara dengan nada sedikit di naikkan.
"Ya biar kamu sadar," Clara terlihat kecewa dengan ucapan ku ia langsung pergi meninggalkan ku tanpa sepatah kata pun ia bicara lagi,aku menyesal sudah menolak ke inginan Clara namun aku juga kesal dan marah padanya yang terlalu sibuk dengan karirnya.
"Hei bro kau melamun terus," Ucap Devan yang baru saja masuk keruangan Jonathan.
"Ada apa,"
"Barusan cewek lu kesini,kok dia pergi lagi dengan wajah kesal," ucap Devan penasaran.
"Ya karna aku menolak keinginan nya,"
"Gila kamu Jo, bukan nya kamu selalu merindukan dia sekarang malah kau yang mendiamkan dia,"
"Ya itu karna aku sudah terlalu kecewa,"ucapku.
"Berarti kamu lebih memilih pembantumu itu,cie cie yang mau nikah sama gadis pembantu," ledek Devan .
"Diam kau sialan,jangan bawa bawa wanita dekil itu,rasanya aku ingin muntah,"
"hahahah" Devan tertawa puas.
"Arumi," Arumi di kagetkan dengan suara pria dingin.
"Ya tuan ada apa," ucap Arumi dengan perasaan yang gugup,sebelumnya ia biasa biasa saja jika bertemu dengan Jonathan namun kali ini ia menjadi canggung.
"Kau di panggil malah bengong, telinga mu tuli ya," sahut Jonathan
"Maaf tuan,"
"Ikut ke ruang kerja ku sekarang juga,ada yang ingin aku bicarakan,"
"Baik tuan," kemudian Arumi mengikuti langkah Jonathan dari belakang.
"Aku harus berbicara sekarang juga sama si dekil ini,selagi ibu tidak ada dirumah," gumam Jonathan dalam hatinya. Ia sengaja pulang lebih awal setelah tau ibunya pergi arisan dengan teman teman nya,ini adalah kesempatan Jonathan untuk berbicara dengan Arumi .
setelah sampai diruang kerja, Jonathan langsung duduk dengan kaki disilang.
"Duduk," ucap Jonathan pada Arumi,lalu Arumi mengikuti perintah Jonathan.
"Eh tunggu tunggu,kau tak boleh duduk di kursi ku,kau membuat ku jijik," ucap Jonathan tanpa peduli dengan perasaan seorang wanita di depan nya.
"Apa benar aku semenjijikan ini," gumam Arumi dalam hatinya.
"Ehem ehem aku mau berbicara dengan mu soal pernikahan kita,sekarang aku mau tanya sama kamu! kenapa kamu mau menerima perjodohan ini," sahut Jonathan dengan nada yang meninggi.
"Tentu saja karna aku mencintai tuan," jawab Arumi tanpa fikir panjang.
"Apa? kau mencintaiku, sejak kapan kau menaruh perasaan mu itu hah," Jonathan semakin geram dengan jawaban Arumi.
"Sejak saya bekerja disini tuan,"
"Enak saja kau mencintai ku , ingat ya wanita yang mencintai ku itu harus wanita berkelas bukan modelan sampah seperti kamu," geram Jonathan.
"Tapi inilah kenyataan nya bahwa aku mencintai mu," rasanya saat ini juga Jonathan ingin menendang wanita yang berada dihadapan nya ia benar benar tak habis fikir dengan pembantu seperti Arumi .
"Tentu saja kau pasti mencintai ku karna aku ini memang tampan dan kaya raya," sinis Jonathan pada Arumi.
"Astaga dia ke pedean sekali jadi cowok," lirih Arumi.
"Kamu harus membatalkan pernikahan ini sekarang juga,aku akan memberimu banyak uang tapi tolong pergi dari hidup ku," Jonathan menawarkan persyaratan pada Arumi.
"Saya tidak bisa,Saya akan tetap menerima keinginan Tante Nita, ini demi ibu mu dan saya sudah berjanji pada Tante Nita jadi maaf saya tak bisa membatalkan nya," Arumi sengaja berbicara seperti ini karna ia sudah berjanji pada Tante Nita .
"Sialan kau, arghhhh," Jonathan mengacak acak rambutnya di depan Arumi, tentu saja Arumi tahu kenapa sikap Jonathan seperti itu .
"Baiklah kalau kau tak mau dengan tawaran ku maka bersiap siap lah kau akan menderita di tangan ku," Jonathan tersenyum sinis pada Arumi, Arumi hanya diam ia menyesal denga perkataan nya,ia ingin bilang pada Jonathan bahwa terpaksa menerima pernikahan ini,namun suaranya serasa tercekat ia tak bisa mengatakan itu pada Jonathan.
"Aku menerima apapun konsekuensi nya," lalu Arumi pergi meninggal ruang kerja Jonatan,sedari tadi Arumi sudah tak kuat menahan air matanya,namun ia tahan karna ia tak mau di jatuhkan oleh calon suaminya itu.
**
POV arumi
setelah pergi dari ruangan kerja Jonathan ,aku langsung lari ke kamar ku tanpa menghiraukan orang lain (pembantu) yang melihatku,aku benar benar sakit hati dengan perkataan calon suami ku,apa aku semenjijikan itu di matanya,kalau dia tak mau menikah dengan ku kenapa dia tak menolak nya, ia malah mengancamku,ia juga menginginkan aku menderita.
Aku menangis sesegukan di kamar ku,aku tak bisa menahan air mata ini,aku terlihat biasa biasa saja di depan Jonathan namun pada kenyataan nya,aku aku tak sekuat itu.
Belum nikah saja sudah bikin sakit hati gimana kalau nanti aku sudah menjadi istrinya," ucap Arumi pada dirinya sendiri .
PKK
"tok tok Arumi," ucap Nisa pembantu yang berada di rumah ini .
"buka pintunya Arumi,enak aja kau malah tidur bukan nya kerja," karna Nisa
"Ada apa Nisa,"ucap Arumi di balik pintu kamarnya .
"Malah nanya lagi, ya cepetan lah beresin cucian yang di bawah," ketus Nisa .
"Baiklah aku akan kesana,"
"Jangan mentang mentang mau di nikahin sama bos,malah seenak nya tidur," ucap Nisa dengan ketus.
"Sabar Arumi sabar , semua orang pasti akan menghinamu," lalu Arumi kembali memulai pekerjaan nya.
Jonathan yang masih. diruang kerja ia benar benar disibukkan dengan pekerjaannya,sebenarnya ia juga sedang memikirkan bagaimana pernikahan ini di batalkan,namun karna mendengar jawaban dari Arumi,ia menjadi kesal dan bingung harus bagaimana,sedangkan ibunya selalu menuntut nya untuk menikahi Arumi.
"Arggh aku benar benar pusing memikirkan nya, kenapa bisa bisa nya si pembantu itu mencintaiku,rasanya aku mual setelah mendengar dari ucapan dia bisa bisanya aku seorang ceo tampan di cintai sama si dekil,apa kata karyawan ku nanti jika mereka tahu bahwa si Arumi itu istriku. Arggh memikirkan nya sudah membuatku gila,,ini semua gara gara ibu arrgghh," kesal Jonathan
Tanpa Jonathan sadari,sedari tadi ibunya mendengar kan ucapan Jonathan.
"Kalau kamu tak mau menikah,ya sudah pergi dari rumah ini dan jangan lupa untuk fasilitas nya ibu cabut," ucap Nita membuat Jonathan menganga dengan ucapan sang ibunya .
"I ibu sejak kapan kau disini," sahut Jonathan dengan nada bicara terbata bata.
"Sedari tadi,ibu sudah mendengar kan semuanya,kalau begitu beres kan barang barang mu dan pergi dari rumah ini dan jangan lupa kunci mobil nya berikan pada ibu," ucap Nita lalu meninggalkan Jonathan yang masih mencerna ucapan sang ibu .
"Apa ibu serius dengan ucapan nya, ah ini tidak bisa di biarkan lebih baik aku menerima tawaran ibu daripada harus menjadi gelandangan," Jonathan pergi mencari ibunya,ia ingin meminta maaf soal ucapan nya tadi .
"Ibu tunggu,"
"Ada apa lagi sih Jo,ibu cape mau istirahat. Sudah pergi sana bereskan baju baju mu,"
"Tidak ibu,aku tidak mau pergi dari sini. Baiklah aku akan menuruti ke inginan ibu dan aku janji bakal membahagiakan Arumi,"
"Apa kata kata mu serius,"
"Tentu saja aku serius Bu,aku janji," ucap Jonathan dengan permohonan.
"Bagus lah kalau begitu, mulai besok kamu harus mengajak Arumi jalan jalan ke mall sekalian fitting baju pengantin kalian," ucap Nita.
"Baiklah Bu," lalu Jonathan pergi meninggalkan ibunya dengan wajah frustasi.
"Anakku memang gila harta,aku sudah tau sikapnya,ia pasti menerima tawaranku,tapi bagus ini lebih baik daripada ia harus menghabiskan waktu dengan Clara," gumam Nita ia merasa senang sudah bisa membuat putra satu satunya menuruti permintaan nya .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!