NovelToon NovelToon

MENJADI IBU SUSU-MU

BANK ASI

"Apakah kau sudah mendapatkan, apa yang aku inginkan Diego?".

"Bbe-bbellum bos" jawab Diego dengan kepala menunduk menyembunyikan ketakutan akan amukan sang Tuannya itu.

Brakk!!

Suara meja digebrak dengan keras.

Membuat makanan dan minuman yang ada diatasnya bergetar dan hampir tumpah dari tempatnya.

"AKU TIDAK MAU TAU!!. CARIKAN SEGERA ATAU NYAWAMU YANG JADI JAMINANNYA!! .

MENGERTI!" bentak sang Tuan Bos.

"Baa_bbaaa__ikk TTTTuuuAnnn" Diego dengan nada terbata menahan ketakutan.

srupppp!!

sruppp!!

"Benar-benar tidak becus!!. Mencari Air saja tidak bisa!" Gerutu sang Tuan dengan tangan memegang cangkir kopi yang ia sruput tadi.

_____

"Bu .. bagaimana ini. Apakah Ayah bisa diselamatkan ??" Ujar gadis bermata sipit itu kepada sang ibu.

"Tenang saja sayangku .. Ayah pasti sehat dan bisa berkumpul dengan kita lagi"jawab sang Ibu.

"Tapi uang dari mana Bu, kita?" dengan nada khawatir.

Perkenalkan gadis itu bernama Barbara Annovra.

Gadis dewasa yang berusia 24tahun.

Dengan tinggi badan kira-kira 165cm.

Berkulit putih gading.

Dan berambut yang diwarna merah.

Dia dan Ibunya kini sedang di Rumah Sakit.

Menunggui sang Ayah yang sedang menjalani perawatan.

Barbara bingung,ia harus mencari kemana uang sebanyak dua ratus juta itu.

Dua Ratus juta yang ia harus bayarkan sebagai tanda menyanggupi operasi jantung ayahnya.

"Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu Tuhan??" keluhnya dengan pelan agar sang ibu tidak mendengarnya.

Mungkin sang ibu lelah sangat.

Hingga ketiduran di atas brankar pasien kosong yang ada disebelah Ayah.

Barbara terus merenungi dan terus berfikir.

"Apakah aku harus menjual keperawananku dulu??. Untuk mendapatkan uang sebanyak itu?". Suara yang terdengar seperti keputus asa-an dari mulut Barbara saat ini.

Barbara pun memilih keluar.

Dia mencoba ingin menenangkan diri ditaman Rumah Sakit yang berada tepat di tengah lingkup Rumah Sakit.

Barbara pun mendaratkan bokong sintalnya ke meja panjang yang ada di taman.

Sesekali matanya memejam sebentar.

Mencoba untuk menetralkan emosinya.

Mengatur nafas,menghirup oksigen lebih dalam,lalu hembuskan perlahan.

hahhhh

hahhh

"Aku harus tetap kuat. Aku yakin ada jalan keluar yang lebih baik selain harus menjual keperawananku ini" bathin Barbara dengan kepala tangan menunjukkan semangatnya*.

Barbara pun terjingkat kaget.

"Astaga!! Jam berapa sekarang!!" Tanyanya pada diri sendiri dan melongok jam yang melingkar di pergelangan tangan mulusnya.

plukk

Tepukan kening pelan dengan telapak tangannya.

Barbara pun bergegas beranjak.

Dia ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.

Lumayanlah jika untuk tambahan uang makan.

"Bu .. Bu .. ibu" panggilnya kepada sang ibu dengan menggoyangkan bahu pelan.

Mata ibu pun mengerjap.

Dan mencoba mengumpulkan nyawa.

"Bu ... Barbara mau keluar dulu ya. Ada pekerjaan" pamitnya dengan tangan yang sudah menjabat dan mencium punggung tangan sang ibu.

"Baiklah ... hati-hati dijalan. Jangan malam pulangnya. Ibu tetap disini dulu sampai ayahmu bangun. Nanti kakakmu yang akan menggantikan mu untuk bergantian berjaga Ayah". Jawab sang ibu dengan panjang kali lebar namun pelan.

"Baik!". singkat Barbara dan segera memutar tumit melangkahkan kaki jenjangnya ke arah pintu.

"Aduh!!.. Aku telat nggak yahh!!" Ucap Barbara dengan sesekali melongok ke arah jam yang menempel dipergelangan nya dan diiringi dengan larian kecil.

__

**BANK ASI**

"Syukurlah.. masih ada sisa waktu sepuluh menit" lirih Barbara saat menjejakkan kakinya ke dalam koridor sebuah gedung.

ceklek!!

Seseorang yang ada didalam ruangan tersebutpun.

Mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang.

Dan melemparkan tatapan bersahabat dan senyum lembutnya.

"Barbara ... kami senang kamu mau kesini. Disini Kami sangat kekurangan ASI. Apakah kedatanganmu untuk mendonorkan ASI,mu??" Tanya dokter cantik yang ada dihadapan Barbara.

"Iya dokter.. saya akan mendonorkan ASI saya" jawab Barbara dengan yakin.

"Baiklah sekarang .. kamu berbaring di atas brankar sebelah sana" tunjuk Dokter dengan menjulurkan tangannya mempersilahkan Barbara berbaring.

BAWA DIA (!!)

Setelah mendonorkan ASI,di BANK ASI.

Barbara tidak langsung pulang.

Dia mencoba menemui seseorang.

Dia adalah seorang dokter yang bekerja di BANK ASI tersebut.

Dokter itu bernama Leonardo,yang sudah mengetahui kelainan Barbara.

Barbara yang minim dengan pengetahuan,telah adanya wadah atau tempat penyaluran ASI.

Sekarang,merasa sangat senang dan beruntung.

Barbara tidak lagi membuang ASInya.

Ia juga bisa mendonorkan ASInya untuk bayi-bayi yang tidak memiliki kecukupan atau untuk membantu sesama seorang ibu mengenai anak yang tidak bisa mendapatkan ASI yang biasanya diberikan langsung oleh 'sumber'nya.

.

Barbara yang sekarang lebih merasa plong dan tidak merasakan pegal dibagian dadanya lagi.

Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Barbara berusia 17tahun.

.

.

Kelainan yang diketahui Barbara bahwa dia bisa menghasilkan ASI karena hormon berlebih.

Awalnya membuat ia shock.

Tapi lama-kelamaan,dia bersahabat dengan keadaannya.

Hingga dipertemukan dengan seseorang yang dia anggap kakak.

Yang saat ini ingin sekali ia mengunjungi ruangannya.

.

.

.

.

Dengan menapakkan kaki jenjangnya di atas keramik lantai koridor BANK ASI.

Barbara melangkah santai menuju ruangan Leonardo.

.

.

Usia mereka terpaut cukup jauh.

Jadi,Barbara sering kali menganggap Leonardo itu adalah kakaknya sendiri.

.

Barbara sangat mengagumi sosok yang selalu menjadi tempat penampungan curahan hatinya selain kedua orang tua,nya.

Dari Leonardo tidak pernah marah.

Selalu menanggapi setiap aduan Barbara.

Itu poin penting banget buat Barbara untuk mau terbuka sama orang lain selain keluarganya.

.

.

Kalau yang sedari awal saja,sudah cuek nya minta ampun.

Barbara memilih untuk menjauh.

Karena... menurut Barbara, tidak semua orang bisa kita samakan pendapatannya dan tidak semua orang mau menerima kita dengan keadaan kita yang notabennya,hanya seorang yang terlahir dari kalangan menengah kebawah.

Bukan merendah menurut Barbara.

Tapi lebih ke was-pa-da .

Alih-alih takut mendekat dan mengenal lebih jauh.

Ternyata tidak sepemikiran,tidak sependapat.

Nanti konflik sepeleh malah dibesar-besarkan

.

.

tok!!

tok!!

tokk!!

suara pintu diketuk*.

.

.

Sebuah senyum mengembang dibibir Dokter laki-laki tampan yang saat ini ada didalam ruangannya.

.

.

Dia tahu.

Siapa yang sudah mengetuk pintunya.

.

.

Bau Parfum Dolce Peony dikenal memiliki aroma segar dan feminim, yang menyiratkan kebebasan, keindahan, keberanian, dan keceriaan.

.

.

Sama dengan pemakainya sekarang.

Gadis yang selalu ceria dan sering menganggap beban adalah tanggung jawab.

.

.

Dengan tatapan yang beradu.

Barbara dan Leonardo saling menyapa.

"HAI .. Kakak". Tangan melambai dengan girang ketika melihat laki-laki berJas putih itu.

"Hai.. juga Barbara comel" balasnya dengan kikikan pelan.

"Kakak .. Uda mau pulang?" tanya Barbara melihat Leonardo mengemasi kertas yang ada dimeja kerja yang ada diruangan khusus dokter laki-laki tampan tersebut.

"Iya Barbara.. Kita pulang bareng yuk" ajak Leonardo.

"Ehmm.. maaf kak. Aku tidak pulang ke rumah.

Tapi langsung ke Rumah Sakit" jawabnya.

"Siapa yang sakit,Bara?"

"Ayahku,kak ... Minggu ini harus menjalani Oeprasi Jantung. Lebih tepatnya Operasi bedah jantung Coronary Artery Bypass Grfat ". Terang Bara dengan mata yang terlihat sendu.

"Berapa biaya yang harus di lunasi Bara?" tho the point Leonardo.

.

.

Leonardo tahu kalau Barbara sedang gelisah karena harus memikirkan kondisi ayahnya yang ditambah akan melakukan operasi.

.

.

Barbara merasa malu sendiri.

Dan merasa lancang.

Bukan maksud ia untuk dikasihani atau di bantu.

Dia hanya ingin melepaskan unek-unek yang ada di hati-nya saat ini.

.

.

Terbukti,sekarang dia merasa plong.

Sudah berbagi cerita untuk masalah ini.

.

.

Barbara pun hanya diam.

Tanpa tahu harus menjawab apa lagi.

Dia hanya menunjukkan senyum yang sangat manis.

Untuk menunjukkan,bahwa dia sekarang fine ,ITS oke.

.

.

"Aku sudah sering merepotkan mu kak

sebisa mungkin aku ingin mengatasi masalahku sendiri. Takut terlalu dalam merepotkanmu kak" bathin Barbara dengan masih menatap wajah sang dokter dengan senyum manis.

.

.

"Haloo .. Barbara ??" lambai tangan Leonardo membuyarkan lamunan gadis berambut merah itu.

"Ehemm!!.. iya kak. Tenang saja kakak tampan dan baik hati.

Barbara sudah ada kok. malahan uangnya mau diTransfer besok oleh seseorang " jawab Barbara sekenanya.

menghindari pertanyaan dan tatapan curiga dari Leonardo.

.

.

.

Leonardo hanya manggut-manggut.

Leonardo juga tak mengindahkan ucapan Barbara.

Dia dengan setia menatap mata yang saat ini sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.

Leonardo tahu itu.

.

.

Tapi dia lebih memilih tidak melanjutkan ucapannya tadi,karena ia tahu kalau gadis didepannya ini mempunyai watak yang sedikit keras kepala.

.

.

"Yasudah kalau begitu Bara ... jika kamu tidak mau pulang bareng sama kakak.

Jaga diri kamu baik-baik ya. Ingat!. jangan begadang terlalu malam!!" pesan Leonardo kepada Barbara.

"Ayo kita keluar Bara" ajak Leonardo dengan satu tangan menggandeng tangan Barbara.

.

.

*drap

drap

drap*

Derap dua pasang kaki melangkah di tengah lorong koridor.

Banyak pasang mata yang melihat keharmonisan yang seperti pasangan kekasih itu.

Padahal kenyataannya tidak seperti yang mereka lihat.

Meskipun Leonardo menyimpan banyak rasa dan harapan untuk gadis berambut merah itu.

.

.

Tapi Leonardo tahu,jika Barbara hanya menganggapnya hanya sebatas seorang Kakak saja.

.

.

"*Mereka sangat serasi ya. Mengapa mereka tidak menikah saja"

"Iya .. ya .. yang satu gadis cantik dan comel. Yang satu dokter tampan dan mapan. cocok "

"iya cocok! pakai banget*!"

Begitulah para staff karyawan di bank ASI itu berbisik-bisik,membicarakan sepasang 'kakak - adik' yang didepannya itu.

.

.

cupp!!

.

.

"Kak .. kita berpisah disini ya ... Kakak hati-hati ya.!!..." ucap Barbara tulus dengan tangan mencium punggung tangan Leonardo dengan hikmat.

.

.

Nyess!!

Hati Leonardo merasa haru,lebih tepatnya kebawa perasaan.

Sering berinteraksi seperti ini,membuat libidonya naik.

Walau bagaimanapun,Leonardo adalah lelaki normal.

Didekati gadis dan sering bersentuhan dengan sebatas berjabat tangan,membuat Leonardo meremang.

Sehingga Pusaka dalam sangkarnya pun merespon.

.

.

"Iya.. kamu yang hati-hati ya!!. Ingat pesan kakak Lo. Hubungi kakak kalau ada apa-apa" Leonardo sedikit berteriak.

"Oke" dengan ibu jari yang mengangkat.

Memberi jawaban dengan isyarat mengacungkan jempolnya.

.

.

--_____---_____--

"Bos.. Airnya sudah saya dapatkan Bos!" lapor Diego kepada sang tuannya.

"Ini baru saya dapat dari gadis yang bernama Barbara bos!. Dia gadis yang mempunyai kelainan hormon galaktorea atau semacam kelebihan hormon yang bisa mengeluarkan Air dari sumbernya langsung.

Gadis ini juga sering menyumbangkan Airnya ke Bank Tersebut.

Saya mendapatkan info ini dari orang kepercayaan saya,yang memang memantau siapa saja yang sudah menyumbangkan atau mendonorkan Airnya ke BANK tersebut.

Dan yang lebih mengejutkan bahwa dia adalah seorang gadis Single,Bos!." Diego dengan penjelasan panjang kali lebar kepada bosnya itu.

.

.

Menarik sangat gadis menarik. bathin Demian dengan senyum menyeringai licik.

.

.

Ya,dia adalah Demian Dominique.

Laki-laki berusia 30tahun.

Dengan memiliki ciri-ciri seperti orang timur.

Banyak gadis yang dengan gencarnya mendekati sang Demian.

Sudah tampan,mapan,kaya,dan hangat bila bersama orang yang sudah dikenalnya,Katanya sih.

Tapi nyatanya Demian sangat dingin dan agak arogan.

.

.

"Bawa gadis itu kemari!. Aku ingin bertemu dia langsung!" perintah Demian kepada Diego.

Diego pun cengok.

"Apa??!! . Dia memintaku membawa gadis itu??!.

Bagaimana ini Tuhan!!?. Jika gadis itu tidak mau kesini,bagaimana?!"bathin Diego dengan mulut yang menganga.

.

.

.

"Maaf Tuan .. sebelumnya saya minta maaf!. Tapi apakah gadis itu akan mau saya bawa kesini.

Sedangkan kita tidak punya alasan yang lebih jelas.

Saya takut____"

"AKU TIDAK MAU TAU!!... JIKA DALAM WAKTU DUA PULUH EMPAT JAM! DIA TIDAK ADA DI HADAPANKU!!... TENANG SAJA! .. LEHERMU AKANKU___" potong Demian berteriak,dengan tangan digerakan dilehernya memperagakan sayatan di leher.

Diego yang melihatnya pun,merasa bergidik ngeri.

Tuannya memang menyeramkan.

Dan lebih tepatnya tidak akhlak,kalau memerintah sesuatu.

"Bbbb__Aa-ikk TttuuAnn" jawab cepat Diego dengan tergeragap dan segera meninggalkan ruangan sang tuan Demian.

KETEMU

"Awww shitt!!!" umpat Barbara saat ada mobil melaju dengan kencang.

"Hey!! berhenti Loe!! . Kurang ajar Loe!!.

Untung gue yang kena!. Berhenti!!" Teriak Barbara dengan kencang.

Saat ini Barbara sedang menunggu bis di halte.

Dia harus pulang ke rumah terlebih dahulu,untuk mengambil baju ganti untuk kedua orangtuanya yang ada di Rumah Sakit.

Tapi sialnya,Barbara malah hampir celaka.

Gara-gara ada mobil yang tidak tau di untung itu.

"SiaL!!" gerutu Barbara lagi dengan mengusap lengannya yang tersenggol sedikit oleh mobil yang melaju cepat tadi.

.

.

Yang ada dibelakang kemudi mobil kencang tadi adalah Diego.

Orang kepercayaan Demian untuk mencari gadis yang memiliki sumber Air dan harus membawa ke hadapan tuannya itu.

Dia dikejutkan dengan gadis yang akan menyebrang.

Dari arah halte tadi.

Diego pun menepuk keningnya dengan keras.

"Aduh .. gadis tadi sepertinya kena mobilku deh. Ah.. aku putar balik sajalah. Semoga dia masih ada disana. Aku ingin memastikan baik-baik saja" Tukas Diego sambil memutar kemudinya menuju arah halte tadi.

.

.

.

jderr!!

jder!!

**suara Guntur dan Kilap menyambar - nyambar.

Langit yang semula terang menjadi gelap.

"Ya Tuhan .. ini mau hujan ??" monolog Barbara, mendongakkan kepala menatap langit.

"Bisnya tidak ada pula. Mana Uda jam sembilan malam" keluh Barbara dengan melihat angka yang berputar di benda yang menempel di pergelangan tangannya.

.

.

.chitttt!!!!!!!!

**suara ban berdecit dengan keras.

Membuat siapapun ngilu mendengar decitan itu.

Barbara mengernyitkan keningnya,menyipitkan kedua matanya.

Memicing ,mangamati mobil siapa yang sudah berhenti tepat di depannya.

"Apa!! .. " Barbara beranjak dari duduknya. Dan melangkah maju menghampiri sang empunya mobil.

.

.

Tuk!!

Tukk!!

Tukk!!

**digedornya pintu kaca mobil bagian kemudi.

"Loe ! kan yang tadi hampir nyerempet GUE!. Oh bukan Hampir lagi ! .

Tapi sudah mengenai gue !! .

Ni . Untung lengan gue yang kena!!" Omel Barbara dengan tangan berkacak pinggang menatap kaca mobil bagian kemudi.

Yang didalam mobilpun.

Hanya melongo dan menarik sudut bibir nya membentuk sebuah senyuman gemas.

Diego pun segera membuka pintu mobilnya,dan membawa payung serta menyugarkan payungnya.

Agar dia tidak kehujanan.

"Permisi!! . Bisa kamu mundur sedikit dari pintu mobil saya Mbak ?!"

Bagai kerbau yang di colok hidungnya.

Barbara menurut apa yang dikatakan oleh sang empunya mobil.

"Ayo mbak .. kita neduh disitu dulu.

Mbak.. ini hujan deras.

Mbak .. bisa sakit Lo nanti" titah Diego dengan dagu mengarah ke tempat duduk halte.

.

.

.

Barbara pun akhirnya mendaratkan bokong montoknya ke tempat duduk yang disediakan untuk para penunggu bis dihalte.

Kini mereka duduk anteng sembari menatap hujan deras di temani Guntur serta kilap yang bersautan.

.

.

.

Hening.

.

.

"Maafkan saya tadi ya .. saya tadi terburu - buru. Jadi saya melupakan safety" tutur Diego.

Barbara pun menoleh.

"Ya.. saya maafkan. mungkin memang saya,nya saja yang teledor. Saya juga terburu-buru tadi. Makanya tidak memperhatikan jalan" Terang Barbara kepada laki-laki yang ada disampingnya.

"ngomong-ngomong,ini sudah malam loh mbak .. jam sembilan lebih lima belas Menit. kenapa mbak masih di luar jam segini??. mbak mau kemana ? " Tanya Diego.

"ehmm ... saya mau pulang ke rumah tuan.

saya mau mengambil baju ganti untuk kedua orangtua saya" singkat Barbara.

"maaf kalau saya lancang mbak .. emang dimana kedua orangtua mbak??" tanya Diego lagi.

"kedua orangtua saya sekarang ada dirumah sakit. Ayah saya yang sakit dan Ibu saya yang sedang menemaninya.

kami bergantian berjaga Ayah. kakak saya dua-duanya sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Jadi saya-lah yang harus bergantian dengan ibu saya menemani Ayah saya". Jelas Barbara dengan panjang lebar.

.

.

Diego menatap Barbara dengan intens.

Tanpa sepengetahuan Barbara .

Berambut merah,memakai blus navy yang dicocokkan dengan celana jeans itu.

Sekejap Diego terpesona dengan gadis yang ada di sampingnya ini.

.

.

"Ayah saya mengalami Jantung koroner.

Saya bingung . Saya membutuhkan uang banyak untuk ayah saya,Tuan. hik hiks ... " keluh Barbara dengan kedua telapak tangan menutupi wajahnya yang sudah basah karena air matanya keluar.

Diego panik.

Ia takut disalahkan oleh orang lain.

Nanti dikiranya,sudah berbuat asus1l@ lagi.

.

.

Akhirnya Diego mencoba menenangkan Barbara,dengan menepuk bahu Barbara pelan.

.

.

.

ssssttt

sssstt

.

.

.

"Sudah mbak .. semua permasalahan pasti akan ada jalan keluarnya . Saya yakin itu.

dan Boleh saya cerita sedikit.

Alasan saya tadi terburu-buru" kata Diego.

Barbara pun mendongakkan wajahnya lalu menoleh kesamping menatap lawan bicaranya.

Dan ia mengangguk.

Diego yang ditatap seperti itu pun.

Sedikit salah tingkah dan agak terpesona akan wajah manis nan juga cantik itu.

"Ehemm!! .. ini sebenarnya sedikit agak riskan ini.

Saya itu disuruh sama bos saya.. untuk mencarikan gadis yang bisa mengeluarkan AIR SUSU yang langsung dari sumbernya" terang Diego dengan wajah menahan rasa malu,karena sudah berbicara blak-blakan kepada gadis yang tidak ia kenal sama sekali.

Barbara pun melongo.

"Terus??" tanya Barbara yang ingin mendengar cerita Diego.

"Ya .. ini .. saya harus bisa mendapatkan gadis itu.

Saya sudah mencari tau,di sebuah tempat.

Tempat khusus penerima pendonor ASI.

Awalnya mereka tidak mau memberitahukan. Siapa pendonor ASI disana.

Dan maaf ya . Dengan sekali Ancaman . Akhirnya mereka mengatakannya .

Jika ada satu gadis yang menjadi pendonor tetap di Bank ASI tersebut.

Kalau tidak salah,namanya BARBARA"

.

.

DEG!!!

Mendengar namanya disebut.

Barbara membulatkan matanya.

Ia merasa harus pergi dari halte sekarang juga,tapi ia juga penasaran alasan apa sebenarnya.

Mengapa harus mencari gadis ASI untuk sang Tuan,nya itu.

.

.

.

"Bos, saya memiliki kelainan mbak" sambung Diego lagi dengan helaan nafas yang terdengar seperti keputus asa-an.

.

"Terus??! . Apa tuan sudah menemukan gadis itu??" tanya Barbara dengan penasaran.

.

.

Huffttt

Lagi-lagi helaan nafas Diego keluar dengan kasar.

Dan menyugar rambutnya dengan frustasi.

.

.

"Ya .. Belum mbak .. mana saya dikasih waktu hanya dua puluh empat jam saya harus menemukan gadis itu. Dan membawa ke hadapan tuan saya" tukas Diego.

.

.

.

"kalau boleh tau .. Alasannya apa ya tuan anda ingin membawa gadis yang bisa menghasilkan ASI,itu??" tanya Barbara dengan minat.

.

.

"Kan sudah saya katakan tadi mbak,

ada hadiah khusus jika saya bisa menemukan gadis itu.

Dan tentunya ada hadiah besar juga yang akan diberikan kepada tuan saya kepada gadis itu" ketus Diego.

.

.

.

Barbara pun manggut-manggut dan mencerna semua cerita Diego mengenai tuannya.

Tuan yang membutuhkan ASI dari sumbernya langsung pula.

Barbara berfikir.

'Apa aku harus memilih jalan ini ya. Demi Ayah bisa menjalani Operasi besok' bathin Barbara.

.

.

.

Dengan menimang-nimang dalam beberapa menit berlalu.

Barbara menjulurkan tangan kanannya ke depan wajah Diego.

.

.

Diego yang sedari tadi menunduk lesu pun,kini mendongak.

Menatap gadis berambut merah nan cantik itu.

.

.

"Perkenalkan nama saya 'BARBARA ANNOVRA' gadis yang anda cari Tuan"

.

.

.

"Hah??"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!