NovelToon NovelToon

Possessive Ex-Boyfriend

EX CHAPTER 1

" Alecia segera keruanganku "

Suara interkom di meja membuat cia mengalihkan tatapannya yang semula fokus menatap ke arah layar komputer, dengan sigap ia berdiri dan berjalan menuju ruangan atasannya,

ia ketuk pintu di depannya itu sebanyak 3 kali, meminta izin, setelah mendapat izin, cia masuk kedalam ruangan bosnya

" Ada yang bisa saya bantu tuan? "

" Tolong buatkan aku kopi dan juga saat jam makan siang nanti, kau akan ikut denganku meeting dengan klien dari spayol "

" Baik tuan " jawab cia kemudian keluar dari ruangan atasannya menuju pantry kantor.

Dia adalah Alecia, umurnya 22 tahun, sudah satu tahun ia bekerja di sebuah perusahaan fashion ternama yang sudah berdiri selama puluhan tahun

Wijaya corp, perusahaan yang fokus bergerak di bidang fashion dan sudah mempunyai banyak cabang di benua Asia ini,

ia bekerja sebagai sekretaris pribadi pemimpin Wijaya corp, Kalau kalian berpikir bahwa bosnya sudah tua dan jelek kalian salah, bosnya hanya dua tahun lebih tua darinya dan dia tampan, bukan dia saangat tampan, namanya Kendrick Wijaya panggilannya ken

Ken dia sangat mirip dengan ayahnya, kenapa cia bisa bilang begitu?, karena ia sudah beberapa kali bertemu dengan pemimpin Wijaya corp sebelumnya, kini perusahaan sudah ia wariskan kepada anak semata wayangnya yaitu Ken

ayahnya berasal dari Belanda jadi jangan heran kenapa dia sangat tampan apalagi bola mata berwarna coklat keemasan yang menambah nilai plus seorang ken

Tapi entah kenapa sekarang ia tidak tertarik dengan pria-pria tampan, ini semua gara-gara mantan terrrrhaaah!! setiap mengingatnya cia masih merasa kesal

dia mantan satu-satunya yang cia punya, Cinta pertama memang selalu meninggalkan kesan yang mendalam huh!, saat ini ia sedang mengaduk secangkir kopi pesanan bosnya

" Hai cia ! Saat istirahat ayo makan siang bersama, aku menemukan cafe yang baru saja di buka, kita harus mencicipinya ! "

mendengar suara yang tidak asing ditelinganya, membuat Cia menoleh kearah belakang

" Maaf Grace aku ada meeting nanti siang "

" Haah kau memang yang paling bisa memupus harapan ku cia " ucap Grace dengan wajah sedih yang dibuat-dibuat

" Hentikan itu grace, aku mual melihatnya " ucap cia dengan tangan memegang perutnya seolah-olah ia benar-benar merasa mual

" kau pasti iri dengan wajah cantikku ini kan! " Ucap Grace dengan percaya dirinya,

cia hanya menatapnya dengan ekspresi datar kemudian tertawa terbahak-bahak

" tertawalah sepuasmu, aku yakin kau tidak bisa menyangkalnya "

kesal Grace sambil membuang muka berpura-pura marah

setelah itu kami tertawa bersama

Grace, dia sahabat seperjuangan cia mulai dari SMA sampai kini mereka bekerja di perusahaan yang sama,

dia tahu semua tentang cia, tak terkecuali tentang mantan terkutuknya,

cia bersyukur, saat ia sedang terpuruk selalu ada Grace di sisinya

" Maaf Grace "ucap cia sambil tersenyum manis, membuat kedua lesung pipinya terlihat

Grace balik tersenyum jahil ke arah cia " ya ya, cepat kau harus segera mengantarkan pesanan bos tampan kita "

" Apa yang ada di otakmu itu! " Gerutu cia sambil berjalan meninggalkan Grace menuju

ruangan atasannya

cia tidak perlu takut berdesak-desakan saat berada didalam lift, karena ia punya izin untuk menaiki lift eksklusif para petinggi perusahaan, saat pintu besi itu terbuka, dengan sigap ia keluar dan berjalan menuju pintu kayu yang di desain sangat mewah itu

Tok tok tok

" Masuk "

setelah mendapat izin, cia masuk kemudian meletakkan kopi itu ke atas meja kerja atasannya

" Terimakasih cia "

" Sama-sama tuan "

" Oh ya cia jangan memanggilku dengan embel-embel tuan aku merasa sangat tua saat kau memanggilku begitu kita hanya beda dua tahun cia "

" mmm akan saya coba tuan " ucap cia sambil tersenyum kikuk, Ken memang selalu menyuruhnya memanggil namanya tanpa embel-embel tuan, tapi ia merasa tidak enak, apa kata karyawan lain kalo ia memanggilnya begitu

" Kalo begitu saya permisi tua emm ken ?! "

Ken langsung menatapnya tidak suka saat ia mau memanggilnya tuan lagi, makanya dengan sigap cia mengubah panggilannya

***

13.00 WIB

Sesuai permintaan Ken tadi, saat ini cia sedang menyiapkan berkas berkas untuk keperluan meeting nanti, Setelah dirasa semuanya sudah siap, ia berjalan menuju ruangan atasannya

Tok tok tok

" Masuuk "

" Ken apa kau sudah siap? "

" Ayo,supir sudah menunggu kita dibawah "

Kami bergegas turun menuju basement yang berada di lantai satu

( Fyi kantor Ken punya 20 lantai )

Mobil Ken melaju membelah jalanan yang terlihat dipadati oleh kendaraan, karena jam makan siang memang rawan macet

Violet cafe

Nama tempat yang di janjikan untuk meeting dengan klien, kami berdua terlambat 10 menit karena kondisi jalan yang tidak bisa di ajak kerja sama

Saat kami menuju meja yang telah direservasi, ia melihat sudah ada seorang pria berambut hitam legam yang duduk di tempat yang sudah kami pesan, Entah kenapa cia merasa seperti familiar dengan postur tubuh pria itu

" maaf membuat anda menunggu lama , kami tidak mengira akan terjebak macet, cia kemari, duduk di sebelahku "

deg

Cia merasa jantungnya berhenti berdetak

kemudian di gantikan dengan degupan yang sangat Kencang

ia melihatnya...

ia melihatnya lagi setelah 5 tahun, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak " apa yang harus kulakukan, kabur... tidak-tidak, jangan jadi pengecut cia "jerit batinnya

cia menghela nafas panjang, kemudian mulai berpura-pura seolah-olah ia tidak mengenal pria pemilik rambut hitam legam itu, cia duduk di samping Ken, mereka saling berhadapan, cia merasa nyalinya menciut seketika saat sepasang manik kebiruan itu terus menatap ke arahnya

" perkenalkan ini sekretaris pribadi saya, namanya cia " ucap Ken memperkenalkan

" hhm saya Darien, Darien Mackenzie "

cia menahan nafas saat pria pemilik rambut hitam legam itu mengucapkan namanya, apalagi dengan uluran tangan darinya

cia mencoba menetralkan detak jantungnya kemudian membalas uluran tangan tersebut

" nama saya alecia, senang bertemu dengan anda Mr Mackenzie "

kami berjabat tangan cukup lama, saat ia mencoba melepaskan tautan tangan dari darien, entah kenapa rasanya sangat sulit

" apakah ini efek belum makan siang? " pikir cia, ia menoleh kearah darien dan kalian tau apa yang dia lakukan ?? dia sedang tersenyum smirk ke arahnya, rasanya cia sudah tidak bisa lagi menahan emosinya,

" benar-benar minta di hajar laki-laki di depannya ini!! " jerit batin cia

cia kerahkan semua kekuatan yang dia punya untuk mencoba melepaskan tautan tangan mereka berdua, tentunya dengan berpura-pura bersikap tenang dan anggun,

cia akan dianggap orang aneh kalo menunjukkanya secara terang-terangan kalo ia sedang memberontak,

" Mr Mackenzie apakah kita bisa mulai membahas tentang kerja sama kita?? "

cia merasa terselamatkan dengan kata-kata Ken, karena akhirnya tangannya bisa terbebas dari cengkeraman tangan darien dan darien tidak memandanginya lagi

cia mencoba fokus dan bersikap profesional, walaupun dalam dirinya sedang meronta-ronta untuk segera menghajar wajah yang sayangnya sangat tampan itu

yaaa, seperti yang kalian duga, dia adalah mantan terkutuk yang satu-satunya cia punya

Darien Mackenzie

Darien, cia jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya, dia merupakan seorang most wanted semasa SMA nya dulu, ciri-ciri seorang most wanted tentunya sesuai perkiraan kalian,dia sangat tampan, mempunyai rambut hitam legam, sepasang alis yang tajam, rahang yang kokoh, tubuh atletis dan yang paling menarik darinya yaitu sepasang manik berwarna biru sebiru lautan di musim panas,siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona, dan itu juga berlaku untuknya

EX chapter 2

haiii cookie balik lagiii>.< semoga kalian suka sama cerita cookie

maaf kalo masih banyak typonya hhe>.<

Entah kenapa waktu satu jam terasa sangat lambat bagi cia, apalagi dengan sepasang manik biru yang tidak berhenti mengawasinya

" Terimakasih sudah bersedia bekerja sama dengan perusahaan kami Mr Mackenzie " Ucap Ken kemudian mereka saling berjabat tangan

" Mr Wijaya, apa saya boleh meminjam sekretaris anda? "

" Uhuuk uhuk " cia tersedak jus alpukat yang sedang ia nikmati, untung Ken dengan sigap menepuk-nepuk punggungnya, " Haaah haaah terimakasih Ken " ucap cia kemudian menoleh kearah manik biru itu

Saat mata kami saling bertemu, yang ia dapati adalah manik biru itu sedang menatapnya dengan tajam, dan jangan lupa dengan ekspresi datarnya itu, membuat cia bertanya-tanya, apakah ia sudah berbuat salah?

" Maaf Mr Mackenzie, apa anda kenal dengan sekretaris saya? " Tanya Ken sambil sesekali melihat kearah cia

" saya sangat mengenalnya " jawab darien dengan seringai andalannya

" Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi cia?? "

Rasa Panik langsung menyerang cia, rasanya ia ingin sekali membungkam mulut seksi darien dengan steak di hadapannya

" Ya emm kami hanya saling kenal saja,yaa begitu!! " jawab cia kikuk

" Jadi...apakah saya boleh meminjam sekretaris anda?? " ulang darien lagi

" Emm..apa kau tak keberatan cia?? "

" Tidak apa-apa Ken,maaf nanti aku akan terlambat ke kantormu " ucap cia merasa tidak enak kepada Ken

" It's okay cia,kabari aku kalau terjadi sesuatu padamu " bisik Ken lirih di telinga cia

tanpa disadari keduanya, kedua tangan darien sudah terkepal kuat siap menghajar siapapun yang berani menyentuh miliknya, tapi ia tahan,

Setelah Ken keluar dari cafe, cia langsung menatap sepasang manik biru itu dengan tatapan tak bersahabat, " Maaf tuan aku rasa tidak ada lagi yang perlu kita bahas "

Darien menyeringai, " Mm benarkah?! "

" Apa yang kau lihat hah!!! ", cia mengikuti arah tatapan darien, " Dasar mesum!!! " refleks ia langsung menutupi kedua pahanya dengan tas selempang yang ia bawa

" Kau semakin berani cia, kau lupa apa yang sudah pernah ku katakan padamu?? " sepasang manik biru itu terus menatapnya dengan tajam, apa ini semacam Dejavu? tentu saja cia ingat apa yang dimaksud darien, dia paling tidak suka melihatnya memakai pakaian yang mencetak lekuk tubuh, apalagi sekarang ia sedang memakai kemeja berlengan balon berwarna cream dengan dua kancing yang sengaja ia buka dipadu padankan dengan rok span selulut dengan belahan sekitar 5cm di belakang,

Dengan keberanian yang entah cia dapatkan darimana, ia balas menatapnya dengan tajam tepat di kedua manik biru itu, " bukan urusanmu! Lagipula kita ini siapa? Ku rasa kita tidak sedekat itu untuk saling memperingati satu sama lain!! "

" Kau milikku cia " Jawab darien dengan entengnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, sementara tubuhnya ia sandarkan di kursi kemudian menyilang kakinya, seolah-olah dia adalah seorang bos yang perkatannya tidak bisa di bantah siapapun

Dan cia, ia bisa merasakan aura itu, aura seorang pemimpin yang selalu mengekangnya dulu, rasa marah langsung menguasai cia, apalagi saat darien mengatakan bahwa ia miliknya, Ia selalu seenaknya sendiri, " Heh! kau lupa siapa yang dulu berselingkuh dan sekarang dengan tidak malunya kau mengatakan bahwa aku milikmu!! hah lucu sekali " sarkas cia

" Dia yang datang sendiri menawarkan tubuhnya padaku, kenapa tidak ku gunakan saja "

" Kauu.. kau tidak berubah darien!! " cia langsung berdiri dan berjalan meninggalkan manusia tidak tahu diri itu, tapi gagal, karena pria pemilik manik biru itu berhasil mencekal tangannya

" Lepas...darien!! Turunkan akuuu!!! " teriak cia saat darien dengan entengnya menggendongnya ke atas bahu

" Diam cia " ucap darien sambil menepuk pelan paha cia

" Darien!!! Turunkan aku sekarang juga!! " cia masih mencoba untuk memberontak dari atas gendongannya, tapi rasa malu mengalahkannya, apalagi sekarang ia menjadi pusat perhatian para pengunjung di cafe, akhirnya cia memilih untuk diam

*Parkiran violet cafe

Darien menurunkan cia tepat di samping mobil sport Lamborghini Aventador miliknya,

cia sudah tidak terkejut lagi, dulu saat masih menjalin hubungan dengannya, darien sering sekali menjemputnya dengan mobil mewah yang berbeda-beda di setiap harinya

" Masuk cia " perintah darien dengan tatapan tidak mau dibantah,

dengan ogah-ogahan cia duduk disamping kursi kemudi, kemudian darien masuk dan mulai menjalankan mobil entah kemana,

Rasanya ia sangat malas untuk bertanya

" Aku suka kalau kau jadi penurut mi amor "

" Hhhmm " cia lebih memilih menatap keluar jendela daripada meladeni kata-katanya

Sudah hampir 30 menit tapi mobil sport ini masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti,

Merasa jenuh karena terus diam di sepanjang perjalanan, akhirnya cia memilih untuk bertanya kepada darien " Sebenarnya kita mau kemana!! Kau tidak lupa kan kalau aku masih BEKERJA!! " rasanya setiap kali berbicara dengan darien, rasa amarah langsung datang merasukinya

" Kita akan pulang kerumah kita mi amor "

" Berhenti memanggilku begitu!!, siapa juga yang mau tinggal dengamu!!Aku tidak mau!!turunkan aku disiniii!! "

Cup

Deg

" Kau semakin berisik mi amor "

" Apa yang kau lakukan!!! " Marah cia sambil mengusap-usap bibirnya dengan brutal

"Jangan lakukan itu, bibirmu akan terluka" ucap darien sambil mengusap lembut bibir cia dengan tangan kirinya

" Kauuu!! hah aku capek meladenimu huh!! "

Darien terkekeh

cia kembali memalingkan wajahnya ke arah luar jendela

10 menit kemudian, mobil sport milik darien akhirnya berhenti tepat di depan sebuah gerbang tinggi berwarna hitam, tiba-tiba gerbang itu terbuka sendiri, yaaah tidak heran, sekarang teknologi semakin maju dan yang paling penting darien ia orang yang mampu tidak, saangaat mampu untuk membeli barang-barang yang harganya fantastis itu, dasar orang-orang kaya, selalu membuang-buang uang untuk sesuatu yang tidak penting, cia mendengus merasa kesal sendiri entah karena apa

cup

" kau melamunkan apa mi amor "

" berhenti mencium bibirku!! "

" aku suka melakukan itu "

" tapi aku tidak sukaa!! "

mendengar protesan dari cia membuat darien terkekeh, merasa lucu dengan tingkah Kekasihnya " turunlah kita sudah sampai "

" dasar seenaknya sendiri " gerutu cia tapi tetap menuruti kata-kata darien, satu kata yang bisa menggambarkan rumah, tidak, mansion di depannya ini, MAHAL

Darien menarik tangan cia lembut untuk berjalan mengikutinya

haah! cia lupa kalau ia masih di jam kerja, bisa-bisanya ia melupakan hal sepenting itu " Darien aku harus kembali ke kantor, Ken pasti menungguku " ia mencoba menarik tangan kanannya yang berada di genggaman tangan darien, tapi ia urungkan, karena sepasang manik biru itu langsung menatapnya dengan tajam

" jangan sebut nama pria lain di depanku cia, aku tidak suka "

" dia bosku darien!! "

" jangan membantah ku cia "

entah karena terlalu fokus berdebat dengan darien atau karena terlalu fokus mengendalikan amarah, kini cia sudah berada di dalam sebuah kamar mewah bernuansa hitam putih

" Dariennnn aaah!! apa yang akan kau lakukan!! " tiba-tiba saja darien mendorongnya ke atas kasur, sehingga sekarang posisinya berbaring diatas kasur dengan darien yang sudah ada diatasnya,

Darien menyeringai " kau pasti tahu apa yang akan kulakukan "

" lepas..." hep

cuup

Darien mel**** bibir cia dengan brutal, cia mencoba memberontak, tapi kedua tangannya sudah dicekal tangan kiri darien, sedangkan tangan kanannya menahan tengkuk cia agar dapat memperdalam ciuman mereka, cia menutup bibirnya rapat-rapat, menolak lidah darien yang mencoba masuk kedalam mulutnya,

tak kehabisan akal, darien menggigit kasar bibir bawah cia, membuat cia refleks membuka mulutnya, tak menyia-nyiakan kesempatan, lidah darien langsung melesat masuk mengeksplor semua isi mulut cia

" huuup haaah darie..mmm " entah kenapa cia malah merespon ciuman dari darien, tubuhnya tiba-tiba saja bergerak sendiri,

mendapat balasan dari cia membuat darien semakin bersemangat melahap bibir yang sudah 5 tahun ia rindukan

cia memukul-mukul dada darien, tanda ia sudah mulai kehabisan nafas " haaaah haaaah " cia menghirup rakus udara disekitarnya, untuk mengisi paru-parunya yang terasa kosong

Darien terkekeh, kemudian mengecup bibir cia singkat, ingat hanya mengecup

" aku tahu kau juga menyukainya mi amor "

Ex chapter 3

Haiii balik lagiii>.<

Seneng banget ada yang baca(**)

Selamat membaca semuanya (◍•ᴗ•◍)❤

Oh ya buat yang belum tahu *mi amor* itu artinya sayangku>.<

cia merasa wajahnya sangat panas sekarang " Ooh tidak jangan sekarang,kau mempermalukanku(**) " jerit batin cia, mencoba bersikap senormal mungkin,

cia balas tatapannya " bukankah sudah biasa wanita dewasa berciuman dengan laki-laki, aku sudah dewasa sekarang, jadi aku bebas melakukannya "

" Oh iya " darien terkekeh, tidak percaya dengan ucapan cia tadi, kemudian ia kecup singkat leher jenjang cia

" Sekarang lepaskan aku, aku harus kembali ke kantor, aku tidak mau gajiku dipotong hanya karena meladenimu "

" Tidak "

" Jangan egois darien, aku harus bekerja untuk menghasilkan uang " cia mencoba sabar menghadapi darien yang dari dulu tidak pernah mau menuruti ucapannya

Darien bangkit dari atas tubuh cia, kemudian mengeluarkan dompet dari saku celananya, kemudian seperti mengambil sesuatu,

Black card

" Pakai ini, kau bisa membeli barang kesukaanmu dengan bebas " dengan entengnya darien memberikan kartu black cardnya kepada cia, Speechless, itulah yang di rasakannya sekarang

" Kau gila darien kenapa kau memberikanku ini!!, Darien kita ini hanyalah mantan kekasih jadi.." belum sempat cia menyelesaikan kalimatnya darien sudah menyela

" Kita tidak pernah putus, aku tidak pernah bilang setuju untuk berpisah denganmu "

Lihatlah laki-laki didepannya ini, setelah apa yang dia lakukan, dia masih bisa mengatakan itu

" Ambil ini "

" Tidak "

" Ambil cia "

" Tidak! "

" Cia, jangan menguji kesabaranku " manik biru itu memandang cia dengan tajam, tapi cia tetap kukuh pada pendiriannya

" Baiklah "

Huh apa ini, kenapa dia mau mengalah, ada yang aneh dari dirinya

" Eem darien...........henti.....kan " darien mel**** bibir cia lagi lebih brutal dari yang tadi, ia dorong tubuh cia untuk berbaring lagi ke atas kasur, kemudian dengan sigap menangkap kedua tangannya, lalu ia satukan ke atas kepala

" Haah dari....en...ber...henti..."

" Terima kartu ini, kalau tidak aku tidak akan melepaskan mu "

" Tidak!! "

Heeep cup

cia benar-benar akan mati kehabisan nafas kalau terus begini

" Baik..lah "

Darien menyeringai " Keputusan yang bijaksana mi amor "

Cup, kecupan terakhir sebelum darien melepaskan cia, tapi, sepertinya darien tidak ingin membiarkan cia merasa tenang walau sedetikpun

Breeeet

Dengan entengnya darien merobek kemeja yang sedang dipakai cia " Aku tidak suka kau memakai baju kurang bahan ini "

" Haaaah!! " cia menghela nafas kasar, untung saja ia masih memakai tank top, tapi tetap saja!! Haah! harus ia apakan laki-laki didepannya ini

" Ganti pakaianmu, aku sudah menyiapkan semua kebutuhan mu disini, dan ingat, jangan pernah memakai pakaian kurang bahan itu lagi "

cia menatap darien sinis, tidak suka dengan sikap seenaknya itu, sementara orang yang ia tatap sinis sedang sibuk bermain dengan ponselnya, kemudian ia berjalan menuju walk in closet, dan benar saja, semua kebutuhan wanita sudah tersusun rapih disebelah pakaian darien, cia merasa aneh, Seperti sudah direncanakan bahwa ia akan disini.

Pilihan cia jatuh ke kemeja warna nude dan celana kulot panjang warna hitam

Seperti biasa, entah kenapa cia suka sekali membiarkan dua kancing atas kemejanya terbuka, setelah dirasa semuanya sudah rapih, cia keluar, " Aku akan ke kantor sendiri " ucapnya tanpa menoleh kearah darien

" Sepertinya kau butuh bantuan "

" Aku? Tentu saja tidak "

Cup

Tiba-tiba saja darien mengecup leher jenjangnya, kemudian beralih mengancingkan dua kancing yang sengaja ia buka

" Kau semakin bandel cia, ayo kuantar "

\=_\=

cia mengikuti darien yang berjalan didepannya, ia baru sadar kalo mansion ini ternyata sangaat indah dan mewah,

Desain klasik dicampur modern sangat sesuai sekali dengan kepribadian darien,

Apalagi tangga yang sedang ia pijaki sekarang, terdapat ukiran-ukiran kuno pada pegangan tangga yang membuat cia tidak bisa berhenti berdecak kagum, dan yang paling membuatnya merasa aneh, tidak ada seorang pelayan pun yang cia lihat dari tadi,

" Dimana para pelayan yang biasanya selalu ada di setiap sudut rumah darien " pikir cia

" Kau tinggal sendiri darien? "

" Tidak "

" Huh?? Kenapa disini sepi sekali "

" Pelayan hanya datang saat pagi, aku tidak mau ada yang menggangguku saat memakanmu "

Lirikan maut langsung cia arahkan ke darien

" Siapa juga yang mau bersamamu " ucapnya sambil melipat kedua tangan di depan dada

" Kau tahu aku bisa melakukan apapun jadi menurutlah sebelum aku melakukan hal-hal kotor yang tidak akan kau sukai " dari wajahnya terlihat sekali bahwa ia serius dengan kata-katanya

" Aku tidak takut " bohong sekali, cia tahu kalau darien bisa melakukan apapun, apalagi hukum seakan tidak mempan padanya

Darien menyeringai, " Kita lihat nanti... kau akan punya bayi di perutmu "

Refleks cia langsung menutup perutnya, dan menatap darien tajam tidak suka

" Masuk cia " ucap darien sambil membukakan pintu mobil untuk cia,

Cia menurut daripada berdebat tidak jelas

Mobil mulai melaju meninggalkan pekarangan mansion mewah itu

Krring krring (anggap aja suara telpon ya gaes>.<)

Dering ponsel cia berbunyi

Ken

Nama yang tertera di layar ponselnya, langsung saja ia Geser ikon hijau itu

" Hallo Ken "

cia melirik kesebelahnya, Yaaah seperti yang ia duga, darien tidak menyukainya, terlihat jelas manik biru itu sedang menatapnya dengan tajam

" Aku tidak apa-apa,sebentar lagi aku akan sampai......

maaf karena terlambat Ken....

sampai bertemu nanti, yaaa bye Ken "

Setelah panggilan berakhir, cia menyimpan kembali ponselnya kedalam tas

" Aku akan menjemputmu nanti, aku akan menyuruh orang membereskan barang-barang mu "

" Aku tidak pernah bilang setuju untuk tinggal denganmu!! "

" Tidak ada penolakan mi amor " darien memegang kemudian mencium telapak tangan kanan cia

" Darien kita ini bukan sepasang kekasih lagi seperti dulu, kita tidak bisa tinggal bersama " cia mencoba menasehati darien sehalus mungkin, berharap ada mukjizat yang membuatnya menuruti ucapannya

" Kau masih kekasihku, kau tetap milikku " Rahang darien mengeras tidak suka dengan kata-kata yang dilontarkan cia, karena sampai kapanpun cia akan tetap menjadi miliknya

" Darien hentikan okay?? " cia masih mencoba membujuknya dengan halus

" Tidak "

Pupus sudah semua harapan(**), apakah ia harus mengalah lagi??!,

"Aku tidak mau ada diantara hubungan kalian" ucap cia sepelan mungkin

" Apa maksudmu?? " Rahang darien mulai mengeras lagi

" Ak..aku tidak mau mengganggu kalian " cicit cia pelan, nyalinya mulai menciut, sepertinya ia mulai menyulut emosi darien

" Kau pikir aku mau berhubungan dengan perempuan murahan seperti dia!! "

" Jangan mengelak darien!!, buktinya kau menikmatinya saat itu!! "

" Aku hanya menganggapnya sebagai pel**** cia " darien menepikan mobilnya di pinggir jalan, seakan kode bahwa dia ingin menyelesaikan semua masalahnya disini

" Tidak seharusnya kau berbuat begitu, kau punya kekasih saat itu!! "

Darien meremas kepalanya Pelan merasa pusing dengan tingkah cia, " Aku tidak mau merusakmu cia " terlihat sekali bahwa Darien sedang menahan amarahnya

" Alasan macam apa itu?!! kau tetap berselingkuh!! "

Tiba-tiba darien melepas sabuk pengamannya kemudian mel**** bibir cia kasar

cia memukul-mukul dadanya tanda tidak setuju, lama-lama ******* itu berubah menjadi lembut dan sanggup membuat cia terlena

Cup, darien melepas pungutan kami

" Aku akan anggap masalah kita sudah selesai, nanti aku akan menjemputmu "

Darien mulai melajukan kembali mobil sport Lamborghini Aventador nya membelah jalanan yang terlihat sedikit senggang

Cup " Jangan main mata dengan laki-laki lain" Itulah kata-kata terakhir darien sebelum menurunkan cia tepat di depan pintu masuk perusahaan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!