NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Pria Cassanova

Hutang Budi

Jodoh, maut dan jalan rezeki seseorang sudah ada yang mengatur. Sebagai manusia, kita hanya bisa menerima dan berlapang dada saja.

...****************...

Malam hari, hujan turun rintik-rintik. Monika pulang kerja dengan berjalan kaki seorang diri melewati sebuah jalan yang sepi dan gelap.

Seorang pria bertubuh tinggi besar tiba tiba mencegat langkah Monika, dia menatap gadis muda itu dengan tatapan mesum dan penuh n*fsu. Monika tau niat jahat dari pria setengah mabuk itu, dia berusaha melarikan diri dengan berlari secepat mungkin.

Sayang, kaki Monika tersandung batu dan dia jatuh tersungkur ke aspal. Kakinya kirinya terkilir, keningnya terluka karena terbentur aspal.

"Mau lari kemana kamu manis?" Goda pria berwajah sangar itu.

"Tolong... Tolong..." Teriak Monika.

"Percuma kamu meminta tolong,malam ini kamu akan menjadi milikku. Ha... Ha... Ha..."

Pria itu mengangkat tubuh Monika dan memanggulnya seperti karung beras. Monika terus berontak sambil berteriak meminta tolong.

Sebuah mobil yang kebetulan melintas dan melihat kejadian itu langsung berhenti, seseorang keluar dari dalam mobil dan bergegas menyelamatkan Monika.

"Monika," panggil Ervan. Dia adalah pemilik restoran tempat Monika bekerja.

"Pak Ervan,tolong aku Pak!" Ucap Monika sambil menangis tersedu sedu.

"Lepaskan gadis itu!" Hardik Ervan.

"Jangan ikut campur dengan urusanku!"

"Tentu saja aku harus ikut campur, dia pegawai ku."

Pria jahat itu menjatuhkan tubuh Monika ke tanah, setelah itu dia mulai mengajak Ervan untuk berduel.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Monika menyaksikan orang berkelahi, dia takut sekaligus panik. Terlebih saat penjahat kel*min itu mengambil sebuah balok dan mengayunkannya kearah Ervan.

"Hati hati Pak!" Teriak Monika.

Tak disangka, Ervan pandai bela diri.Dia memiliki tubuh yang tangkas, gesit dan kuat. Bahkan dia bisa mematahkan balok berukuran besar itu menjadi dua hanya dengan sekali pukul saja.

Dalam hitungan menit, Ervan berhasil mengalahkan pria jahat itu dan membuatnya melarikan diri.

Mentari berdiri, dia berjalan tertatih menghampiri dewa penyelamatnya.

"Bapak tidak apa apa kan?" Tanya Monika khawatir.

"Aku tidak apa apa,kamu sendiri bagaimana?" Tanya Ervan balik.

"Aku baik baik saja Pak,"

"Ayo masuk ke dalam mobil, aku akan mengantar kamu pulang." Perintah Ervan. Monika mengangguk tanda setuju.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Monika hanya diam membisu. Dia masih trauma dengan kejadian tadi dan membuatnya ketakutan. Beruntung, Ervan datang tepat waktu, kalau tidak tamatlah riwayat Monika.

Lima belas menit kemudian, mereka tiba ditempat tujuan.Sebuah rumah sederhana berukuran mini yang menjadi tempat tinggal Monika dan keluarganya. Monika adalah gadis yatim piatu, dia tinggal hanya bertiga dengan kakak perempuannya bernama Maria dan keponakanya bernama Josua.

Josua sedang sakit keras, dia mengidap kelainan pada organ ginjalnya hingga membuatnya terus berbaring diatas ranjang. Monika dan Maria tidak bisa membawa bocah Lima tahun itu berobat kerumah sakit karena mengalami kesulitan ekonomi. Jangankan untuk berobat Josua. Untuk biaya hidup sehari hari saja mereka masih kekurangan.

"Rumahmu sepi sekali," celetuk Ervan.

"Mungkin kakak dan keponakanku sudah tidur," sahut Monika.

"Oh,begitu," kepala Ervan manggut manggut.

"Terimakasih ya Pak, sudah mau menolongku,"

"Sama sama,"

"Jujur saja, aku ingin membalas budi atas kebaikan Bapak. Tapi aku sendiri tidak tau bagaimana caranya,"

"Balas Budi?" Ervan terdiam. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu yang cukup serius.

"Aku rasa, aku tau bagaimana caranya kamu membalas budi baikku," lanjut Ervan.

"Bagaimana caranya Pak?" Monika menatap dengan tatapan polos.

"Kita bahas masalah ini besok, sekarang kamu masuk saja kedalam dan beristirahatlah," ucap Ervan.

"Baik Pak. Sekali lagi, terimakasih ya Pak."

Monika turun dari mobil, dia tetap berdiri dihalaman rumah sampai mobil milik Ervan menghilang ditelan tikungan jalan.

Kisah antara Monika dan Ervan akan segera dimulai, baca terus kelanjutannya ya!😘

BERSAMBUNG...

Tawaran Menikah

...🔥🔥🔥...

Hallo,

Mohon dukungan untuk karya Author yang satu ini ya! Jangan lupa untuk memberikan like, vote dan komen yang sebanyak banyaknya. Matur nuwun😘

...****************...

Pagi itu, Monika berangkat kerja lebih awal. Dia tidak sabar ingin bertemu dengan Pak Ervan dan melanjutkan pembicaraan mereka yang terputus semalam.

Kebetulan Ervan baru sampai di restoran, pria itu memarkirkan mobilnya di halaman depan. Monika berlari kecil menghampiri Ervan sambil memanggil manggil.

"Pak Ervan.. Pak.." Ucap Monika berulang ulang. Nafas Monika terputus putus karena berlarian mengejar pria berjas itu.

Ervan menoleh, dia menyunggingkan senyum manis pada gadis berumur dua puluh tahun yang berprofesi sebagai tukang cuci piring itu. Gadis yang selalu memasang wajah ceria meskipun memiliki beban pikiran yang bahkan jauh lebih besar daripada gunung dan lebih dalam dari lautan.

"Kamu datang pagi sekali?" Goda Ervan.

"Sengaja, biar aku bisa ngobrol dulu sama Bapak," Monika menyeka keringat yang menempel di keningnya.

"Ngobrol soal apa?" Ervan pura-pura lupa. Dia sengaja melakukan hal itu untuk membuat Monika kesal.

"Soal cara saya membalas budi pada Bapak," Monika sedikit cemberut.

"Oh, itu. Ayo ikut ke ruangan ku." Ajak Ervan.

Ervan melangkah menuju ruangan pribadinya, Monika mengekor di belakang.

Baru kali ini Monika masuk kedalam kantor milik Ervan, ternyata ruangannya sangat rapih, bersih dan dipenuhi perabotan mewah. Ervan mempersilahkan Monika duduk, gadis itu langsung menurutinya.

"Jadi, caranya bagaimana Pak? Aku tidak mau punya hutang budi sama Bapak,"

"Caranya adalah dengan menikah denganku," celetuk Ervan mantap.

"Apa? Menikah dengan Bapak? Apa aku tidak salah dengar?" Monika tak percaya pria berumur tiga puluh lima tahun itu mengajaknya menikah.

"Tidak, kamu tidak salah dengar," Ervan tersenyum.

"Bapak sedang bercanda kan?" Monika menelisik ragu.

"Aku serius. Menikahlah denganku,"

"Maaf Pak, aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak aku sukai. Menikah itu hal yang sakral, aku ingin melakukannya sekali seumur hidup."

Mungkin Ervan pria yang tampan, kaya dan baik. Tapi dia seorang Cassanova, dalam sebulan dia bisa bergonta ganti pasangan sebanyak tiga kali. Buat apa tampan, kaya dan baik jika pria itu tidak setia? Sementara dalam rumah tangga kesetiaan pada pasangan adalah pondasi yang paling utama.

"Aku tau, keponakanmu sedang sakit. Kamu dan kakakmu sedang membutuhkan banyak uang. Menikahlah denganku, aku akan menanggung biaya pengobatan keponakanmu sampai sembuh," celetuk Ervan.

"Kenapa dia bisa tau soal keluargaku? Apa dia memata matai aku selama ini?" Batin Monika.

"Selain membalas budi, kamu juga bisa membantu kakakmu yang sedang dalam kesulitan. Pikirkanlah dulu baik baik tawaranku ini, jangan langsung menolaknya." Lanjut Ervan. Dia terlihat sangat percaya diri kalau Monika akan menerima tawarannya untuk menikah.

Kebimbangan mulai melanda hati Monika, dia bingung mau berkata apa dan harus bagaimana.

"Mulailah bekerja, kamu bisa melanjutkan berpikir dirumah nanti." Lanjut Ervan.

Monika undur diri, dia keluar dari ruangan pribadi Ervan dan pergi menuju dapur untuk melakukan pekerjaannya.

*****

Waktu terus bergulir, pagi berganti malam. Saatnya bagi Monika dan teman temanya untuk menutup restoran dan pulang ke rumah.

Ayu salah seorang teman Monika mengajak pulang bersama, Monika langsung mengiyakan ajakan wanita manis berkacamata kuda itu.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Ayu dan Monika bersenda gurau. Untuk sejenak, Monika bisa melupakan kemelut hidup yang sedang dia hadapi.

Ayu memang teman yang menyenangkan, humoris, murah senyum dan pandai membuat cerita. Tak terasa Monika telah tiba didepan rumahnya, dia langsung turun dari sepeda motor Ayu dan menawarinya untuk mampir kerumah.

"Lain kali saja ya mainnya, sudah malam. Tubuhku juga lelah ingin beristirahat," ucap Ayu.

"Oke, terimakasih sudah mau mengangkut ku.Hati-hati dijalan ya!"

"Oke, sampai ketemu besok." Sepeda motor Ayu melaju pergi dengan kecepatan sedang.

Prakkkk....

Terdengar suara benda pecah dari dalam rumah, Monika langsung berlari mencari sumber suara itu. Alangkah terkejutnya Monika saat mendapati keponakannya sedang terkulai lemah di samping tempat tidur.

"Josua, apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa jatuh dari atas ranjang?" Tanya Monika.

"Aku ingin minum air putih, tapi tanganku tidak kuat mengangkat gelas," tutur Josua sedih.

Monika menangis, dia tidak tega melihat kondisi Josua yang semakin hari semakin memburuk. Dia tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri, dia juga tidak bisa bermain bersama teman-teman sebayanya.

"Mana Ibumu?" Monika mengangkat tubuh Josua dan membaringkannya diatas kasur.

"Dia sedang pergi ke warung, beli mi instan untuk kita makan malam," sahut Josua.

Batin Monika terasa teriris, hampir tiap malam mereka makan mi instan. Gaji Monika yang kecil tidak bisa mencukupi semua kebutuhan mereka bertiga, jadi mereka harus berhemat agar uang itu cukup untuk makan selama sebulan.

Tiba tiba, Monika teringat pada tawaran Ervan. Apa dia terima saja tawaran dari pria itu? Monika menggeleng gelengkan kepalanya, dia mencoba mengusir pemikiran buruk yang bersarang di otaknya.

"Aku tidak boleh menikah dengan pria playboy itu, aku tidak mau hidup dengan ragaku bahagia tapi jiwaku menderita," gerutu Monika di dalam hati.

Monika pergi mandi, dia berganti pakaian dan kembali ke kamar Josua. Tak lama, Maria pulang dari warung dengan wajah murung dan mata merah.

Penasaran, Monika menyeret Kakaknya keluar kamar dan berbicara empat mata.

"Ada apa? Kenapa Kakak menangis?" Desak Monika.

"Kita tidak boleh berhutang di warung tetangga lagi, malam ini kita harus menahan lapar sampai pagi," tutur Maria.

"Kita bisa menahan lapar sampai pagi, tapi Josua bagaimana?" Mata Monika berkaca kaca.

"Semua salahku, aku tidak bisa bekerja dan membantumu mencari uang,"

"Kakak tidak salah, kalau Kakak bekerja siapa yang akan menjaga Josua dirumah?"

Keduanya berpelukan sambil menangis, sampai disuatu titik Maria menangis tersedu sedu hingga kesulitan untuk bernafas. Pasti ada hal lain yang menyebabkan Kakaknya merasa sedih dan tertekan.

"Kakak," Monika meraih wajah Maria dan menatap matanya lekat lekat.

"Mereka bilang,kita orang miskin yang bisanya hanya menyusahkan orang lain," ucap Maria.

Monika tau yang dimaksud mereka oleh Kakaknya adalah tetangga tetangganya. Amarah Monika naik ke ubun-ubun, dia ingin sekali membekap mulut lemes orang-orang itu dengan tangannya sendiri.

Untuk sekian kalinya Monika dan keluarganya dihina, dia tidak tahan mendengar hinaan itu lagi.

"Kakak tenang saja, kesulitan kita akan segera berakhir. Hidup kita akan berubah, Josua juga akan mendapatkan pengobatan yang layak. Aku sudah menemukan jalan keluarnya," ucap Monika dengan nada bicara penuh emosi.

"Jalan keluar? Apa maksudmu?" Tanya Maria penasaran.

Monika tidak menjawab pertanyaan Kakaknya, dia melamun seolah sedang memikirkan sesuatu.

BERSAMBUNG...

Persyaratan Khusus

Tok... Tok... Tok...

Bunyi pintu ruangan Ervan diketuk. Sesaat setelah Ervan mengizinkan masuk, sosok Monika muncul di balik pintu.

Benar tebakan Ervan, gadis itu akan berubah pikiran dan kembali untuk menemuinya. Ervan mempersilahkan Monika untuk duduk di kursi, wanita itu memasang wajah malu sambil menunduk ke bawah.

"Ada apa?" Ervan pura-pura tidak tau maksud dan tujuan Monika menemuinya.

"Aku terima ajakan Bapak untuk menikah," ucap Monika lantang tanpa jeda.

"Keputusan yang bagus," Ervan tersenyum senang.

"Tapi aku punya tiga syarat," lanjut Monika.

"Apa syaratnya?" Ervan terlihat penasaran.

"Pertama, Bapak tidak boleh poligami. Kedua, Bapak harus menepati janji untuk membiayai pengobatan keponakanku hingga sembuh. Dan yang ke tiga, Bapak harus mau menanggung biaya hidupku dan keluargaku," ucap Monika tegas dan lantang.

"Aku terima semua persyaratan darimu. Tapi kamu juga harus mengikuti dua aturan dariku," Ervan membuat sebuah penawaran.

"Aturan apa saja?" Giliran Monika yang penasaran.

"Pertama, kamu harus mematuhi semua perintahku. Kedua, kamu tidak boleh ikut campur dalam urusanku terutama urusan pribadi. Bagaimana?" Ervan menatap wajah Monika lekat-lekat.

"Oke, aku akan ikuti dua perturan dari Bapak. Tapi kalau boleh tau, kenapa Bapak ingin menikah denganku?" Monika merasa harus mengetahui yang satu ini.

"Calon istriku pergi dengan pria lain, pesta pernikahan kami akan di adakan seminggu lagi. Aku ingin kamu menjadi istri pengganti calon istriku yang kabur itu, agar nama baik keluargaku tidak tercoreng," Jelas Ervan.

Ternyata bukan hanya Monika saja yang menolak menikah dengan pria itu, masih ada wanita lain. Andai saja Monika tidak terjepit keadaan, dia juga tidak akan mau menikah dengan Ervan dan menjadi istri pengganti.

Harusnya pernikahan berlaku untuk sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain, tapi itu tidak berlaku bagi Monika dan Ervan. Persetan dengan cinta, yang penting dia dan keluarganya bisa keluar dari zona ekonomi sulit.

Saat ini, Monika merasa sedang menjual diri tapi dalam versi Halal. Versi yang lebih diterima oleh agama, masyarakat dan keluarga. Monika tau hal itu tetaplah salah, tapi mencoba merubah nasib untuk keluarga adalah hal yang perlu diperjuangkan.

Ervan mengambil sebuah pulpen dan kertas, dia menulis sesuatu dan membuat kolom tanda tangan lengkap dengan materai di sisinya.

"Tanda tangani ini, semua perjanjian pra nikah tadi sudah aku tulis di sini," Ervan menyodorkan pulpen dan kertas bermaterai itu pada Monika.

"Baiklah, aku akan menandatanganinya,"

Ervan memperhatikan wajah Monika saat menandatangani surat perjanjian itu, wajahnya terlihat penuh dengan keputusasaan. Dia seperti sekuntum bunga yang layu di tanam karena kurang perawatan.

"Dengan ini, kesepakatan antara kita telah terjalin. Surat perjanjian ini berlaku selama kita masih menjadi sepasang suami istri."

*****

Sore itu Monika pulang kerumah dengan menaiki becak, dia membawa banyak barang bawaan seperti dua karung beras, satu kardus penuh sembako dan satu kresek jajanan serta buah buahan.

Maria keluar dari rumah, dia terkejut melihat pemandangan yang cukup menyenangkan itu. Akhirnya mereka memiliki banyak stok makanan dan camilan. Tapi Monika dapat uang dari mana? Ini kan masih pertengahan bulan? Maria sedikit bingung.

"Kak, bantu aku memasukan barang barang ini ke dapur," ucap Monika.

"Oke," Maria mengangkut barang barang yang dibawa pulang oleh adiknya.

Usai membayar tarif becak, Monika masuk kedalam rumah. Sang kakak langsung menarik tangannya dan memasang kuda kuda untuk mewawancarainya secara detail.

"Darimana kamu dapat uang untuk membeli barang barang itu?" Tanya Maria.

"Dari Bos ku,"

"Kamu dapat bonus?"

"Tidak, panjang ceritanya. Aku akan menceritakannya padamu nanti, saat ini tubuhku lelah sekali. Aku mau istirahat dulu," tutur Monika.

"Iya, baiklah." Maria mendengus kesal karena rasa penasarannya tidak langsung terjawab.

Malam harinya, Maria masuk kedalam kamar sang adik. Dia ingin mengajak adik semata wayangnya itu untuk makan malam bersama, sekaligus melanjutkan perbincangan sore tadi.

"Aku sudah selesai masak, ayo kita makan," ajak Maria.

Monika turun dari ranjang dan berjalan dengan langkah malas menuju meja makan. Monika merogoh saku baju tidurnya dan menyodorkan uang dua juta rupiah pada Maria.

"Lunasi semua hutang hutang kita di warung,"

"Uang sebanyak ini kamu dapat dari mana?" Tegas Maria.

"Dari calon suamiku," sahut Monika.

"Apa? Calon suami? Siapa dia?" Wajah Maria terlihat begitu terkejut.

"Dia Bos ku, pemilik restoran tempatku bekerja," ucap Monika lirih.

"Sejak kapan kalian berpacaran? Kenapa kamu tidak pernah cerita pada Kakak, tau tau sudah menyebutnya dengan sebutan calon suami saja," Maria marah. Dia merasa tidak dianggap sebagai saudara satu satunya.

"Kami pacaran belum lama, tapi dia serius padaku. Jadi, aku menerimanya,"

"Kamu sudah yakin akan menikah dengan orang kaya itu?" Maria menatap Monika lekat lekat.

"Iya, aku yakin," Monika berujar mantap.

"Kalau begitu ajak dia kerumah ini, Kakak ingin berbincang dengannya,"

"Baiklah, aku akan mengundangnya kemari segera."

Malam itu, untuk pertama kalinya mereka makan malam dengan makan makanan enak. Tak hanya enak, tapi juga sehat dan bergizi. Semua karena sejumlah uang yang Ervan berikan untuknya.

Awalnya Monika merasa malu menerima uang itu, terlebih jumlahnya lumayan besar. Tapi untuk apa Monika malu? Toh harga dirinya sudah hilang saat dia memutuskan untuk menikah dengan Ervan dan menandatangi surat perjanjian pra nikah.

Monika harus menyembunyikan kebenaran dibalik rencana pernikahan itu dari Maria, dia tidak mau sang Kakak murka dan mengeluarkannya dari daftar anggota keluarga.

BERSAMBUNG....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!