...HAI HAI👋...
...Coba dong komen, kalian tau cerita ini dari mana?...
.......
.......
.......
...Happy Reading✨...
Terlihat tiga orang remaja perempuan yang sedang duduk di sebuah Cafe terkenal di Jakarta. Namun, terlihat salah satu diantara mereka hanya bengong menatap lurus kedepan dengan pandagannya yang kosong. Padahal di sebelahnya ada kedua sahabatnya yang sedang asyik bercengkerama.
"Cha! Lo kenapa sih bengong mulu kayak gitu daritadi?" Tegur Agatha, cewe feminim berambut coklat itu.
"Sakka udah ngilang tanpa kabar selama 3 hari Tha," ujar cewe berwajah imut itu dengan lesuh.
"Yaudah lo jangan overthinking dulu, pasti nanti dia ngabarin lo lagi kok," timpal Araya Carolline atau yang biasa disebut Raya, sahabat Echa yang paling tomboy.
"Gimana gue ga overthink! Masalahnya kali ini dia bener-bener gabisa dihubungin. Kayak seakan-akan dia ngeblock semua sosial media gue, tau gak?!" Cerca Echa dengan sedikit lantang, lalu ia pun terisak kecil.
"Chaa..positif thinking! Mungkin dia emang lagi ga megang hp selama 3 hari ini," ucap Agatha menenangkan, lalu memeluk sahabatnya itu.
"Hiks..Gathaaa, kenapa Sakka kayak gini? Padahal sebelumnya kita ga ada masalah apa-apa," ujar Echa sesenggukan dipundak Gatha.
"Yang sabar ya Cha..kita pasti selalu ada buat lo," kata Raya ikut memeluk Echa.
***
Siang ini, Echa telah dandan rapih nan cantik. Ia akan menemui Sakka ke rumahnya.
"Semoga Sakka ga marah kalo gue tiba-tiba dateng ke rumahnya," ucap Echa pada dirinya sendiri dan tersenyum.
Akan tetapi, belum sampai Echa memasuki pekarangan rumah Sakka. Echa dikagetkan dengan sebuah kejadian yang mampu membuat hatinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum.
"S-Sak..Sakka..hiks.." Echa buru-buru menutup mulutnya agar isakannya tak terdengar dan segera pergi dari sana dengan berlari.
***
Di kamar bernuansa pastel itu, terlihat seorang gadis dengan penampilan acak-acakan menangis sesenggukan sambil memeluk bantal. Ya, gadis itu adalah Echa.
"Hikss..Sakkaaa, kenapa Sakka jahat sama Echa?! Padahal Echa kira selama hampir setahun ini Sakka tulus sayang sama Echa..hikss..Sakka jahat!"
Setelah lelah menangis, Echa tertidur di kamarnya dengan keaadaan mata yang sangat sembab.
***
Ting!
Bunyi suara notifikasi ponsel yang menandakan ada chat masuk dari ponsel Echa.
"Siapa ya pagi-pagi gini udah ngechat aja?" tanya Echa pada dirinya sendiri yang sedang mengeringkan rambutnya.
...Sakkaaaaa...
...Online...
Selamat pagi kesayangan nya aku. Maaf ya baru sempet ngabarin hari ini, kemarin aku lagi bener-bener sibuk.
7.15 am
Membaca pesan tersebut. Mata indah itu kembali berkaca-kaca, hati nya kembali terasa sakit, dan seketika kakinya seakan tak sanggup menopang badannya.
Sakka jahat! Ngapain Sakka masih ngechat Echa, Sakka pikir Echa gatau apa yang Sakka lakuin dibelakang Echa -ucap Echa dalam hati
Echa pun tak membalas pesan Sakka dan hanya membacanya.
Ting! Ting!
Suara notifikasi ponsel itu kembali berbunyi.
...Sakkkaaaaa...
...Online...
Kamu lagi ngapain cha?
Kok di read doang :(
7.20 am
Setelah berdiam diri memikirkan langkah yang tepat. Akhirnya Echa memutuskan untuk membalas pesan Sakka dan mengajaknya ketemuan.
^^^Sakka, echa mau ngajak sakka ketemu. Ditempat biasa ya jam 8^^^
^^^-7.30 am^^^
Aku jemput yah - 7.30 am
^^^Gausah, echa bisa berangkat sendiri ^^^
^^^- 7.32 am^^^
Hmm okay, sampai ketemu sayang
7.32 am
Echa pun bersiap dan berusaha menegarkan dirinya kembali, serta menyiapkan kata-kata apa yang harus ia ucapkan nanti.
***
Echa telah sampai di taman, tempat mereka janjian. Dan sakka pun juga terlihat sudah menunggu kedatangan Echa. Echa pun perlahan menghampiri Sakka.
"Sakka," panggil Echa pelan dari belakang Sakka, Sakka pun menoleh dan mengembangkan senyumnya.
"Echa..." ucap Sakka tersenyum senang lalu tiba-tiba memeluk Echa dengan erat.
Echa pun pasrah saat dipeluk oleh Sakka. Ia tidak memungkiri bahwa ia sangat merindukan lelaki itu. Namun, ia tak membalas pelukan itu. Karena ia tak mengerti apa alasan Sakka memeluknya.
Apakah karena Sakka rindu padanya? Ataukah Sakka memberi pelukan ini sebagai tanda perpisahan?
Sakka yang terheran pun melepas pelukan nya dan berucap. "Kamu ga kangen sama aku?"
"Sakka aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Echa bernada serius.
"Apa?" Tanya Sakka penasaran.
"Sakka! Eca mau kita putus!" Ucap Echa lantang sambil menguatkan hatinya.
"Echa serius mau kita putus? Tapi kenapa Cha?" Tanya Sakka kaget.
"Sakka pernah bilang kan, kalo ada hal yang ga perlu Echa tau. Nah, ada suatu hal juga yang Echa rasa, Sakka ga perlu tau," jelas Echa.
Sakka pun hanya mengernyit tak paham sekaligus tak suka dengan kata-kata yang Echa lontarkan.
Jujur, Sakka sakit hati mendengar apa yang Echa ucapkan. Disaat ia butuh Echa untuk berada disampingnya, menghiburnya. Echa malah meninggalkannya dengan alasan yang tak bisa ia terima sama sekali. Sakka kecewa.
"Oke, kalo itu mau kamu. Makasih ya kamu udah selalu ada buat aku selama ini. Maaf ya kalo aku ada salah. Dan aku ga pernah nyesel kenal sama kamu Cha," ujar Sakka setelah menghela nafas.
"Makasih juga Sakka udah bikin Echa bahagia selama ini. Kalo gitu, Echa pergi dulu ya.." ucap Echa sambil melangkah ragu meninggalkan Sakka.
Ini yang Echa mau. Putus dari Sakka, setelah apa yang Echa lihat kemarin. Echa memang salah karena tidak menanyakan lebih jelasnya pada Sakka. Namun, Echa rasa itu semua sudah jelas.
Tapi, entah mengapa perasaannya seperti ada yang mengganjal. Malah dia yang seperti merasa bersalah sudah memutusi Sakka.
***
Sepulangnya dari taman. Echa mampir ke rumah Gatha. Ia ingin melepaskan semua beban pikirannya.
"Gatha.."
"Echa?! Kok tumben mau main kesini ga bilang?" Tanya Gatha saat membuka pintu rumahnya.
"Sorry.. tadi Echa lewat sini makanya mau mampir, sekalian mau cerita banyak. Tadi Echa juga udah suruh Raya buat main kesini," jelas Echa.
"Yaudah ayo masuk," ucap Gatha sambil menganggukan kepalanya.
***
"HAH?! Kenapa Cha??" Ucap Raya terkaget.
"Lo yakin sama keputusan lo Cha?" Tanya Gatha.
"Gue udah ngeyakinin diri dari semalem, dan gue rasa ini keputusan yang tepat," jawab Echa sambil berusaha meyakinkan dirinya lagi dan lagi.
"Tapi apa alasan terkuat lo yang ngebuat lo yakin buat mutusin Sakka?" Tanya Gatha dan di ikuti oleh anggukan kepala dari Raya.
"Sakka selingkuh.."
Dua kata yang membuat kedua sahabat Echa langsung melotot dalam sekejap.
"What?! Wahhh kacau tuh orang! gue setuju kalo gitu sama keputusan lo," kata Raya.
"Lo tau darimana kalo dia selingkuh?" Tanya gatha.
"Kemarin gue ke rumahnya, dan gue liat dengan mata kepala gue sendiri kalo dia lagi pelukan sama cewe lain. Bahkan dia yang dipeluk. Kayak dia yang lagi manja-manjaan gitu! Gimana gue ga sakit hati liatnya?!" Jelas Echa, lalu menitikkan air matanya lagi karena mengingat hal itu lagi.
"Hmm..yang sabar ya Cha, lo pasti bisa lupain dia," ucap Gatha sambil tersenyum menenangkan.
"Iya Cha, kita bakal bantuin lo buat lupain si bajingan itu," kata Raya sambil memeluk kedua sahabatnya.
Echa benci Sakka.. -ucap Echa dalam hati
***
Tbc.
Beberapa tahun kemudian.
Tap..tap..tap...
Suara langkah kaki seorang wanita dengan langkah yang anggun dan auranya yang dingin tengah memasuki kantornya.
Walaupun auranya terasa mematikan ketika berada didekatnya. Tetap saja banyak pasang mata yang tertuju padanya.
Wanita dengan setelan blazer dan rambut darkbrown-nya itu memasuki lift khusus untuk sampai ke ruangannya.
"Selamat pagi bu Meysha," sapa sang sekretaris kepercayaan nya, Aurel.
"Pagi. Agenda saya hari ini apa aja?" Tanya Meysha, sang CEO.
"Hari ini Bu Meysha, ada meeting di jam 9 dengan perusahaan Wijaya Company, lalu jam 11 ibu harus menandatangani kontrak-kontrak kerjasama perusahaan, kemudian break makan siang, lalu setelah makan siang ibu harus menandatangani berkas beberapa anak magang dan jam 3 Bu Meysha ada meeting dengan perusahaan dari Singapore bu." Jelas Aurel panjang lebar pada Meysha yang hanya dibalas anggukan kepala olehnya.
"Oke, thanks." Kata Meysha dan berlalu pergi meninggalkan Aurel yang tengah menunduk menghormati bos-nya.
Begitulah Meysha sekarang, ia adalah CEO Mac's Company yang sudah ia bangun sendiri dari nol. Ia menjadi CEO termuda di dunia dan terkesan bossy, tetapi sebenarnya tidak. Ia hanya tak bisa lagi mengekspresikan keramahannya yang dulu.
***
Di dalam ruangan yang bertuliskan CEO itu, terlihat Echa sedang berdiri menatap pemandangan gedung dari balik kaca besar yang terdapat dibelakang meja kebesaran nya sambil meminum secangkir coklat panas.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu di ruangannya, membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Masuk.." titah Echa.
"Permisi bu, semua nya sudah siap dan meeting akan segera dimulai," kata Aurel, sang sekretaris.
"Iya, saya segera kesana." Jawab Echa tanpa membalikan badannya.
***
"Baik, meeting kali ini saya akhiri. Terimakasih semuanya," ucap Echa berdiri lalu meninggalkan ruang meeting tersebut.
Kring..kring..
Suara ponsel Echa di kantung blazer-nya yang menampakan nama sang penelpon, Gatha😘.
'Halo Tha?'
'Echaaa... gue kangen banget sama lo. Ngumpul yuk, gue udah ajak Raya juga,' kata Gatha disebrang sana.
'Hmm..jam berapa?' Echa pun tersenyum simpul mendengar antusiasme Gatha yang ternyata merindukannya.
'Jam makan siang, lo pasti bisa kan?' Tanya Gatha berharap.
'Iyah gue bisa kok'
'Yeayy akhirnya ngumpul bareng lagi! Yaudah see you nanti ya byee..'
'Bye' jawab Echa dengan singkat.
Echa pun tersenyum kecil setelah menutup ponselnya dan melangkahkan kakinya kembali ke ruangannya, namun sebelum itu..
"Rel, nanti cancel jadwal saya dari lunch sampe sore ya. Saya ada urusan diluar," ujar Echa pada Aurel.
"Emm..maaf bu, tapi jam 3 ibu harus sudah disini ya, soalnya perusahaan dari Singapore gabisa kita cancel bu," ucap Aurel
"Hmm, oke." Kata Echa sambil menghela nafas.
***
Jam makan siang pun tiba, Echa bersiap untuk bertemu kedua sahabatnya itu. Echa membelah jalanan yang lengang itu dengan mobil SuperCar kesayangannya.
Tringgg..
Suara lonceng dipintu masuk cafe Agatha berbunyi. Echa yang selalu menjadi pusat perhatian pun segera melangkahkan kakinya menuju tempat sahabatnya berada.
"Haii..maaf, nunggu lama ya?" Sapa Echa sambil tersenyum.
"Echaaa, omaygad long time no see beib.." heboh Gatha sambil memeluk Echa.
"Gilaa lo Cha, gue aja yang artis kalah memukau dari lo hahaha," ledek Raya lalu memeluk Echa juga.
"Ahahah gak lahh, lo masih lebih keren daripada gue," kata Echa.
"Iyayah, dari awal Echa masuk semua orang langsung tertuju sama dia," ucap Gatha menimpali.
"Udah gausa bahas itu, gimana kalian kabar nya?" Tanya echa.
"Chaa..gausah basa basi gini lah. Lo kayak sama siapa aja," ucap Raya mengeluh.
"Emm..sorry, gue kaku banget ya?" Ucap Echa murung, namun tetap tersenyum.
"Kita kangen Echa yang dulu," celetuk Gatha ikut terbawa suasana.
Mereka bertiga pun lihat-lihatan sambil tersenyum menyiratkan kerinduan mereka masing-masing. Namun, tak lama..
"Ehh..udah udah ah, kenapa jadi mellow gini? Kan kita mau have fun," kata Raya berusaha mengembalikan mood ceria mereka saat ini.
"Oiyah, nih gue bikinin kue dari resep terbaru di Cafe gue, masih fresh from the oven, cobain nih." Ucap Gatha dan mereka bedua pun mencicipinya.
"Wahhh, enak banget Tha sumpah. Udah lama gue gak makan kue seenak ini, biasanya kan makan nasi kotak mulu di lokasi heheh.." kata Raya.
"Iyaa ini enak banget Tha, lo makin jago deh bikin kue nya," ujar Echa menimpali.
"Heheh makasii.." ucap Gatha sambil tersenyum manis.
Setelah dari Cafe Gatha itu, mereka ingin mengulang masa remaja mereka lagi dengan bermain di FunWorld terdekat.
Mereka menaiki berbagai macam wahana. Tertawa ria bersama, seakan ini adalah waktu terakhir mereka bisa tertawa lepas seperti ini.
"Gais, udah jam 3 gue harus balik ke kantor. Ada meeting soalnya, gapapa ya?" Ucap Echa tak enak hati.
"Hmm, yaudah gapapa. Udah sore juga lagian," ujar Gatha memaklumi kesibukan Echa.
"Yaudah, bye Bu CEO." Ucap Raya sambil melambaikan tangannya dan terkekeh.
"Bye juga kakak seleb hahah.." ledek Echa.
"Mari mba chef," lanjut Echa yang dibalas kekehan oleh kedua sahabatnya.
Yap, persahabatan ketiganya masih berjalan hingga saat ini. Walaupun mereka telah memiliki kesibukan masing-masing seperti, Echa yang menjadi CEO, Raya yang menjadi aktris, dan Gatha yang menjadi chef.
***
"Maaf Rel saya telat," ucap Meysha pada Aurel yang sudah menunggunya.
"Gapapa bu, ini berkasnya, ibu langsung masuk saja ke dalam." Kata Aurel yang dibalas anggukan olehnya.
***
Meeting pun berjalan dengan sukses dan lancar karena kelugasan Echa dalam memimpin, walaupun ia sedikit terlambat tadi.
"Thank you for your cooperation Mr. James," kata Echa lalu berjabat tangan dengan para koleganya.
(Terjemahan : "Terimakasih atas kerjasama nya, Tuan James" )
"You're welcome, so nice to be working with you, Miss Meysha." Ucap Mr. James.
(Terjemahan : "Sama-sama, senang juga bekerjasama dengan anda, Nona Meysha" )
Setelah semua keluar dari ruang meeting, tersisa hanya Meysha dan Aurel. Meysha menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menghela nafas panjang.
"Hufttt..."
"Kenapa Cha? Lagi suntuk? Mau aku ambilin coklat panas?" Tanya Aurel yang melihat Echa menghela nafasnya.
"Gausah mba gapapa," kata Echa sambil memejamkan matanya.
"Ish kebiasaan, udah dibilangin jangan manggil mba! Kamu itu bos aku, panggil nama aja." Sewot Aurel pada Echa.
"Iyaa Aurel, gausah tar ngerepotin." Ucap Echa dengan lesuh.
"Gak ngerepotin kok, udah ya tunggu bentar aku buatin coklat panas nya." Ujar Aurel dan berlalu pergi membuatkan coklat panas untuk Echa.
Fyi! Aurel lebih tua tiga tahun dari Echa. Namun, Aurel ingin Echa bisa bersikap santai padanya disaat hanya berdua. Makanya, ia menyuruh Echa untuk tidak memanggilnya dengan embel-embel 'mba'.
Akan tetapi, disaat jam kantor keduanya tetap profesional. Dengan Aurel yang memanggil Echa dengan sebutan 'Bu' sama seperti pegawai lainnya. Karena, Echa adalah orang yang perfeksionis dan tidak membedakan dalam hal apapun.
"Nih Cha diminum dulu," ujar Aurel setelah kembali dari pantry.
"Makasih ya Rel.." ucap Echa sambil tersenyum.
"Wanna tell me something?" Tanya Aurel.
"Hmm..ngga ada apa-apa kok," kata Echa menggeleng dan tersenyum kecil.
"Cha..katanya aku udah kamu anggap kakak sendiri,"
"Cuma lagi kecapean aja Rel..bneran deh percaya sama aku,"
"Yaudah deh kalo belum mau cerita. Semangat yaa kamu pasti kuat kok, dek!" Ucap Aurel sambil menekankan kata 'dek' dan dibalas kekehan oleh Echa.
***
Setelah kepergian Echa yang kembali ke kantornya. Raya dan Gatha dikagetkan oleh kedatangan orang yang telah menyakiti hati sahabatnya.
"Raya, Gatha.." panggil seseorang tak jauh dari belakang mereka.
"Sakka??!" Ucap Raya dan Gatha kaget dengan mata melotot.
***
Tbc
"Iya kita bakal bantuin lo kok, sampe hubungan kalian membaik lagi," ucap Raya tersenyum.
"Gimana kalo kita bikin kejutan buat dia? Kan 5 hari lagi dia ulang tahun tuh. Kita surprise-in dia dengan kedatengan lo," ujar Gatha yang memberi ide dengan antusias.
"Tapi kalo dia gak suka atau gak mau ngeliat gue lagi gimana?" Tanya laki-laki yang mengenakan hoodie hitam itu, dengan ragu.
"Kita jelasin pelan-pelan semuanya ke dia, gue yakin dia mau nerima maaf lo kok. Kalo bisa sih nanti Ka Tania juga dateng ka untuk jelasin semuanya ke dia. Gimana?" jelas Gatha.
"Boleh kok boleh banget, nanti kasih tau aja tanggal dan tempatnya. Insyaallah aku dateng," ujar Tania tersenyum ramah.
"Yaudah, udah deal ya semua, pokoknya gimana pun caranya kita harus bikin Echa bisa maafin Sakka," seru Raya.
Tepat! Orang yang sejak tadi mereka bicarakan tak lain dan tak bukan ialah Echa. Akankah mereka berhasil mencapai tujuan mereka tersebut? Mari kita lihat!
***
H-2 kejutan ulang tahun Echa. Raya dan Gatha menyuruh sekretaris Echa, yakni Aurel untuk membuat Echa selalu sibuk dengan pekerjaannya. Agar Echa bisa melupakan hari ulang tahunnya dan rencana surprise mereka berhasil.
"Bu Meysha, ini tadi ada beberapa halaman yang ternyata tidak tertandatangani. Mohon di tandatangani ulang ya bu," ucap Aurel saat tiba di ruangan Echa.
"Oke, taro situ aja." Ujar Echa yang masih sibuk dengan setumpuk laporan lagi yang harus ia tandatangani.
"Baik bu," kata Aurel, lalu keluar dari ruangan Echa seRaya tersenyum geli melihat Echa yang tak mengira kalo ia sedang dikerjai.
Tak lama kemudian, Aurel masuk lagi dengan berbagai keluhan dari para karyawan. Yang membuat kepala Echa rasanya mau pecah. Harusnya bukan ia langsung yang menangani hal ini, namun karena sang HRD tengah mengambil cuti. Jadi ia sendiri yang harus turun tangan langsung.
"Yaudah semuanya kumpulin, kita rapat sekarang!" Putus Echa yang sudah tak tahan akan semua ini.
"Tapi bu, ibu kan sedang menandatangani berkas-berkas yang harus segera di serahkan sore ini," ucap Aurel yang semakin membuat Echa bingung.
Rasanya Echa ingin sekali berlari ke tebing tinggi dan meneriakan semua keluh kesahnya. Ingin sekali ia menghilang sehari saja untuk menenangkan pikirannya. Namun, Echa tau ia harus profesional dan bertanggung jawab atas semua ini.
"Terus kamu maunya saya gimana?" tanya Echa putus asa sambil menghela napas.
"Saya juga gatau bu heheh.." Ujar Aurel sambil menyengir.
"Hhh... Saya ngerasa ada yang gak beres. Kamu ga lagi ngerjain saya kan?" Tanya Echa dengan tatapan menyelidik sambil mengernyit.
"Enggak bu.." Kata Aurel dengan tegas. Untungnya, Aurel punya pengendalian diri yang baik jadi ia tidak gampang ketahuan.
"Yaudah kita rapat sambil saya ngerjain ini semua, ayo!" Titah Echa dan diikuti Aurel.
***
Akhirnya, semua masalah kantor yang disengaja itu telah usai dan beres ditangani oleh Echa dengan sigap.
Malam ini, Echa pulang sangat larut karena banyak masalah dikantor. Ia baru sampai rumah pukul 22.00 malam.
"Cha..kok baru pulang?" Tanya Bunda Echa yang menyambut Echa pulang, sebab khawatir ia pulang selarut ini.
"Ehh bunda, iya bun lagi banyak kerjaan dikantor," jawab Echa seRaya mencium tangan sang bunda.
"Yaudah, langsung bersih - bersih terus istirahat ya," ujar bunda perhatian.
"Iya bun, Echa ke atas dulu," ucap Echa dengan lesu..
***
Keesokan pagi nya. H-1 kejutan ulang tahun Echa. Echa dibuat kebingungan dirumah, karena sikap para orangtua-nya yang mendadak lebih perhatian dari biasanya.
Saat ini Echa tengah sarapan bersama keluarganya diruang makan. Sejak pagi tadi, Echa sudah disuguhi semuanya seperti tuan putri dirumah ini.
"Ayah sama bunda kenapa sih? Kok aneh banget kayaknya," tanya Echa yang penasaran akan semua ini.
"Echaa...kamu udah mencapai cita-cita kamu kan?" Tanya Ayah Echa
"Eee..iyah udah yah. Kan aku udah jadi CEO dan punya perusahaan juga," jawab Echa sambil mengernyit tak paham arah pembicaraan ini kemana.
"Nah terus kapan Echa mau ngasih ayah sama bunda cucu?"
"Hah? Uhuk..uhukk.."
Pertanyaan itu sangat tiba - tiba, sehingga membuat Echa langsung tersedak. Dengan segera, ia pun langsung meraih minum yang berada didekatnya.
"Maksud ayah apaan sih? Calon suami aja aku belum ada, udah nanyain cucu," ujar Echa kesal.
"Yaa, makanya cari calon suami buruan Cha," ucap bunda menimpali.
"Bunn..iya entar Echa cari, tapi gak dalam waktu dekat." Kata Echa sambil menghela napas.
"Bunda ada kenalan, anak nya temen bunda. Bunda mau jodohin kamu sama dia, kamu mau ya?" Tanya bunda terlihat memelas.
"Hah? Nggak, nggak bun! Aku gamau ya dijodoh-jodohin kayak gitu." Ujar Echa merajuk.
"Cha..anak nya baik, ganteng, udah mapan juga lagi," kata bunda membujuk.
"Pokoknya Echa gamau! Echa bisa cari sendiri. Udah ya, Echa pamit ke kantor," ucap Echa sambil menyalami kedua orangtua-nya, lalu meninggalkan meja makan. Namun, sebelum ia sampai didepan pintu bunda beteriak..
"Chaa..tapi besok dia mau kesini sama keluarganya untuk kenalan sama kamu!!" Teriak bunda dari arah meja makan.
Echa pura-pura tak mendengarnya. Ia hanya mendengus dan tak menghiraukan hal itu. Ia hanya tetap melangkahkan kakinya keluar untuk berangkat ke kantor.
***
Hari ini di kantor sama ruwetnya seperti kemarin. Bedanya, kemarin Echa disibukkan dengan banyak berkas. Hari ini Echa disibukkan dengan keliling kesana kemari untuk menghadiri meeting dan rapat penting. Ya! Itu semua adalah rencana Aurel yang mengatur jadwal Echa menjadi tak karuan.
"Bu Meysha, meeting terakhir untuk hari ini lokasinya di Davinci Cafe," ucap Aurel pada Echa saat dimobil.
"Ohh really? Bagus deh, kita booking rooftop-nya ya." Titah Echa.
"Baik bu," jawab Aurel.
Davinci Cafe adalah Cafe favourit Echa saat ingin menyendiri. Dan letaknya juga tak jauh dari rumah Echa. Rooftop-nya adalah tempat ternyaman bagi Echa. Karena pemandangannya yang sangat pas untuk melihat sunset.
"Bu, bentar yah saya reservasiin dulu," ujar Aurel yang dibalas anggukan oleh Echa.
Sembari menunggu Aurel Echa berkeliling di taman belakang Cafe tanpa curiga sedikit pun. Namun, tiba-tiba mata Echa ditutup oleh kain hitam, entah oleh siapa itu. Echa pun tidak tahu. Echa berusaha berteriak minta tolong, tapi ia tahu sejak tadi Cafe ini sangat sepi.
"Heh? Siapa ini? Berani-berani nya ya anda! Buka ga?! Tolonggg.. Aurelll tolongg gue!" Teriak Echa sambil berontak.
Namun, orang itu yang tenaganya jauh lebih besar dari Echa, tetap bisa menggeret Echa ke suatu tempat. Dengan menggendongnya seperti membawa karung di punggungnya.
Echa terus berteriak, berharap ada yang menolongnya. Namun, tiba-tiba ia diturunkan di suatu tempat yang Echa sendiri pun tak tau itu dimana. Karena matanya yang masih ditutup.
Saat Echa merasa orang itu sudah tidak ada di sekitarnya. Echa segera membuka penutup matanya untuk melihat keadaan. Namun, tiba-tiba...
"Surpriseee!!!"
Echa melongo karena terkejut melihat kedua sahabatnya serta sekretarisnya berada di hadapannya dan memberinya kejutan seperti ini.
"Happy birthday to you.. Happy birthday to you.. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday Echa..."
Suara nyanyian mereka bertiga sambil melangkah ke hadapan Echa dengan kue ditangan Gatha.
"Make a wish dulu Cha," ucap Gatha sumringah.
Echa pun menutup matanya sambil tersenyum serta berdoa yang terbaik untuk kedepannya. Kemudian ia meniup lilin tersebut.
"Yeayyy...selamat ulang tahun Echaa..." Ujar Gatha sambil memeluk Echa dengan sebelah tangannya.
"Happy birthday my bestie," kata Raya memeluk Echa juga.
"Happy birthday ya Cha," ucap Aurel yang juga memeluk Echa.
"Emmmm...thank you...gue aja lupa loh kalo hari ini gue ulang tahun," ucap Echa dengan senyum bahagia sekaligus terharunya.
"Gara-gara dari kemarin crowded banget ya di kantor?" Tebak Raya sambil terkekeh.
"Wait, kok lo tau?? Ahhh i see, kalian yang ngerencanain ini semua ya dengan kerjasama sama Aurel untuk buat gue jadi Crowded banget di kantor?!" Ucap Echa tepat sasaran, yang membuat mereka menyengir kemudian terkekeh bersama.
"Bener-bener yaa kalian. Rel, siap potong gaji?" Ledek Echa pada Aurel.
"Ampun bos.." Ucap Aurel sambil nyengir.
"Ohiya kita masih punya satu kejutan lagi buat lo," ucap Raya sambil tersenyum.
"Oh ya? Apa tuh?" Tanya Echa penasaran.
"Coba lo nengok ke belakang lo," ucap Gatha.
Saat Echa nengok ke belakang. Terdapat Sakka yang berdiri dengan membawa sebuah kue dan bucket bunga yang sangat indah.
"Happy birthday Cha," ucap Sakka sambil tersenyum canggung.
Senyum Echa yang tadinya sangat lebar, langsung luntur begitu saja ketika melihat Sakka di hadapannya. Echa terbengong, lalu dengan cepat tatapannya berubah menjadi tatapan tak suka.
"Ngapain lo di sini?" Tanya Echa sinis.
***
Tbc.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!