Seorang gadis yang baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun di sebuah villa daerah puncak tengah tertawa puas ketika orang suruhannya melaporkan kalau tugasnya berjalan lancar
Bersama ke tiga temannya mereka nampak tertawa penuh kemenangan karena apa yang sudah mereka rencanakan berjalan sesuai dengan keinginan mereka
Entah terbuat dari apa hati mereka sehingga memiliki rencana sampai sejahat itu, menghancurkan hidup anak gadis orang tanpa memikirkan bagaimana nasib masa depan gadis tersebut
" Hiks... Hiks...!" terdengar suara isak tangis seorang gadis di salah satu kamar yang ada di villa area puncak dimana semalam diadakan pesta ulang tahun teman sekolahnya
" Ap.. apa yang sudah terjadi dengan ku?" gadis tersebut nampak begitu hancur saat mendapati dirinya berada di sebuah kamar dengan seorang pria asing yang masih terlelap di sampingnya
Dunia seakan runtuh ketika apa yang ditakutkan oleh kedua orangtuanya benar-benar terjadi, sebelum pergi ke acara pesta ulang tahun temannya itu kedua orang tuanya sempat melarang karena takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan
Namun gadis itu terus merayu dan meyakinkan kalau ia bisa menjaga dirinya dengan baik apalagi salah satu sahabat baiknya pun turut meyakinkan kedua orang tuanya kalau putri mereka pasti akan aman bersamanya
Kini kemana sahabat-sahabatnya itu, kenapa bisa ia ditinggalkan sendirian bahkan bersama seorang pria asing? batin Gadis tersebut meratapi nasibnya yang sudah hancur lebur
Sebisa mungkin gadis itu menangis tanpa bersuara, ia membekap mulutnya sendiri agar tidak terdengar suara isak tangisnya oleh laki-laki yang berada di sampingnya itu
Gadis itu terlalu takut jika laki-laki yang berada di sampingnya itu terbangun dan melakukan hal yang tidak-tidak kembali, dengan menahan rasa sakit yang menyayat jiwa dan juga raganya gadis itu pun berusaha bangkit dan dengan gerakan hati-hati ia turun dari tempat tidur lalu meraih bajunya yang berserakan di lantai
" Ishh...!" desisnya saat merasakan nyeri diarea intinya
" Apa yang harus aku katakan kepada ayah dan bunda nanti, hiks...hiks..."
" Kenapa aku bisa berada di sini, bukankah semalam aku berada di pesta ulang tahun Claudia?"
" Aww..!" Ia merasakan nyeri kembali setiap kali melangkahkan kakinya
Sebelum pergi dari kamar laknat tersebut gadis itu menoleh ke arah pria yang dengan wajah damainya masih terlelap seperti tanpa dosa
" Akan aku ingat raut wajah itu, dan aku berharap tidak akan bertemu lagi dengan laki-laki baji**An macam dia!" gumam Gadis tersebut menyorot tajam
" Aku membencimu be****sek!" Makinya
Dengan langkah gontai gadis itu pergi keluar dari kamar tersebut meninggal villa tempat diadakan pesta semalam
" Aku tidak mungkin pulang dalam keadaan seperti ini, hiks.... hiks...?"
" Ayah... Bunda... maafkan Chessy!" air mata gadis itu terus saja berlinang tanpa henti
Merasa semakin nyeri saat melangkah Chessy pun memilih untuk berhenti dan duduk di bangku taman yang berada di area villa tersebut
Gadis itu menangis tergugu meratapi masa depannya yang sudah hancur, bagaimana ia mempertanggung jawabkan ini semua kepada kedua orangtuanya
" Hiks..... Hiks.... kenapa semua terjadi padaku?" teriak gadis itu nampak prustasi apalagi seketika terlintas wajah kedua orangtuanya yang terpampang jelas di matanya
" Akhhh.... aku sudah hancur, aku kotor... aku menjijikkan, aku tidak pantas hidup lagi, ayah bunda maafkan Chessy.... Chessy sudah mengecewakan kalian, Hiks... Hiks...!" Chessy menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya
Tangisnya semakin pecah dan lama-kelamaan gadis yang tengah rapuh itu terkapar tidak sadarkan diri
" Akh...!" Seorang pria baru saja terbangun dari tidurnya dan ia merasakan sedikit pusing
Pria tersebut membelalakkan mata saat menyadari keadaannya yang polos apalagi ketika netranya menangkap ada noda darah diatas tempat tidurnya
" I...ini, akh..." Kepala pria itu semakin terasa berdenyut saat mengingat kejadian semalam
" Kemana wanita itu pergi?" Pria yang bernama Amar itu beranjak dari tempat tidurnya dan mencari wanita yang baru saja menghabiskan satu malam dengannya
Amar membuka pintu kamar mandi namun hasilnya nihil gadis itu tidak ada di dalamnya
" Apa yang sudah aku lakukan, kenapa aku bisa melakukan hal sebejat itu? siapa gadis itu apa dia sengaja menjebak ku?" gumamnya dengan napas yang memburu
Amar lalu melakukan panggilan telpon dia menyuruh seseorang diseberang sana untuk menyelidiki kasus yang menimpanya
Dia tidak ingin kejadian malam itu mencemarkan nama baik keluarganya apalagi jika sampai terendus oleh wartawan sudah pasti akan menimbulkan citra buruk bagi keluarga dan juga perusahaannya
Dia harus memastikan siapa yang sudah berani bermain-main dengannya apalagi semalam ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya dan saat masuk ke dalam kamarnya ia melihat sosok wanita yang tengah tertidur di atas kasurnya
Awalnya Amar datang ke villa itu sebenarnya ingin menghadiri pesta ulang tahun adik sahabatnya Malika sekaligus acara reuni dengan teman-teman masa SMA nya, Amar yang kuliah di Jerman baru saja kembali ke tanah air setelah hampir 5 tahun tinggal di sana dan dia langsung mendapat ajakan untuk berkumpul dengan teman-temannya, ia pun tidak bisa menolak
Amar memutuskan untuk membersihkan diri setelah itu ia akan pergi menemui orang suruhannya dan mencari tau dalang dari penjebakan itu
Selepas mandi Amar sudah bersiap untuk pergi meninggalkan villa tersebut namun saat hendak melangkah keluar tiba-tiba saja kakinya menginjak sesuatu
" Kalung?" Amar mengambil sebuah kalung yang tadi diinjaknya lalu memperhatikannya dengan intens
" Kalung siapa ini, apa jangan-jangan kalung ini milik gadis itu?" terkanya
Amar memperhatikan kalung dengan liontin yang berbentuk huruf CF yang ada ditangannya
Amar lalu menyimpan kalung tersebut kedalam saku jasnya dan akan mencari tahu siapa pemiliknya
Sementara di tempat yang berbeda seorang gadis baru saja tersadar dari pingsannya
" Alhamdulillah, akhirnya loe sadar juga Ches?" Ucap seorang gadis yang sejak tadi begitu gelisah melihat sahabatnya pingsan di taman villa tempat mereka menginap semalam
Chessy yang baru saja tersadar masih gamang dan memperhatikan keadaan sekelilingnya yang nampak begitu asing
" Ini ada dimana?" tanya gadis itu masih terlihat linglung
" Loe sekarang berada di rumah sakit, Loe tadi gue temuin pingsan di taman" sahut Amilia
Tiba-tiba ingatan Chessy kembali ke malam kejadian itu dan seketika tubuhnya bergetar hebat sayup-sayup terdengar suara isak tangisnya
Lama kelamaan Chessy yang merasa dirinya sudah kotor menjadi sedikit histeris membuat Amilia terkejut bukan main dengan reaksi yang terjadi pada sahabatnya itu
" Ches... Chessy loe kenapa, Ches... sadar Chessy?" Amilia berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu namun ia kesulitan apalagi Chessy berusaha untuk menarik jarum infusnya dengan kasar
" Aaa... gue mau mati aja, gue mau mati... gue enggak pantas hidup di dunia ini lagi!" rancaunnya seraya menarik jarum infus yang menempel di tangannya
Amilia yang panik langsung memencet tombol darurat untuk meminta bantuan karena Chessy sulit ia kendalikan
" Chessy sadar Ches, Loe enggak boleh Loe enggak boleh ngomong kayak gitu, Hiks...Hiks..." bujuk Amilia sambil menangis
Tidak berapa lama dokter dan beberapa suster pun datang dan langsung memberikan obat penenang pada chessy
Tubuh Chessy perlahan melemas dan tidak berapa lama gadis itu sudah kembali memejamkan mata
" Dokter sebenarnya apa yang terjadi dengan sahabat saya?" tanya Amilia yang sudah berderai air mata karena tidak tega melihat keadaan sahabatnya itu
" Sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya, jiwanya sangat terguncang dan kalau menurut hasil pemeriksaan, pasien sepertinya telah mengalami pelecehan" terang dokter
Amilia menganga, ucapan sang dokter sungguh membuatnya syok dan juga terpukul
" Maksud dokter Chessy korban pemerkosaan?" tanya dokter takut-takut
Dokter pun mengangguk " Kemungkinan besar, Iya!" Amilia membungkam mulutnya sendiri terasa tidak percaya dengan apa yang sudah menimpa sahabatnya itu
Dokter dan beberapa suster pun pamit undur diri setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap Chessy dan kini hanya tinggal Amilia dan Chessy yang masih berada di ruangan itu
" Ches siapa yang sudah melakukan ini sama loe?" gumam Amilia dengan pandangan sendu, menatap Chessy yang masih memejamkan mata
Amilia kini di landa kebingung, ia , harus mengabari orang tua sahabatnya atau tidak, jika ia mengabarinya sekarang bagaimana reaksi keduanya setelah mengetahui hal yang menimpa putrinya itu
Tapi jika dipikir-pikir lagi, mereka berhak tau dan untuk masalah selanjutnya biar nanti menjadi urusan belakangan
Amilia baru saja ingin menghubungi kedua orang tua Chessy, namun tiba-tiba ia merasakan ada yang menarik-narik tangannya
" Jangan beritahu mereka!" ucap Chessy dengan suara yang sangat pelan bahkan seperti gumaman
Amilia tentu saja terkejut melihat Chessy yang kini sudah kembali membuka kedua matanya
" Chessy!" Amilia menatap lirih sahabatnya itu
" Jangan beritahu mereka" Chessy kembali mengulang kata-katanya
" Tapi Chess mereka juga harus ta_" ucapan Amilia terpotong
" Gue mohon Amilia jangan beritahu apapun tentang kejadian ini pada kedua orang tua gue!" pintanya memohon
Amilia menarik napas panjang lalu dihembuskan dengan kasar
" Tapi bagaimana jika orang tua loe nanyain, gue harus jawab apa Ches?"
Chessy menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong lalu menggelengkan kepalanya pelan
" Gue juga enggak tahu Mil, gue enggak tahu harus berbuat apa, hidup gue udah hancur Mil, gue udah enggak punya masa depan lagi, hiks... hiks...gue udah mengecewakan mereka!" ucap Chessy lirih dan diapun kembali menitikkan air matanya, Amilia sungguh merasa iba dengan nasib sahabatnya itu, dia pun langsung menarik Chessy ke dalam pelukannya
" Menangislah Ches jika itu bisa membuat hati loe merasa jauh lebih tenang tapi setelah ini loe harus bangkit Chess dan jangan pernah loe merasa putus asa, gue akan selalu ada untuk loe Ches" Amilia mengusap punggung sahabatnya itu berusaha untuk menguatkannya
" Maafin gue ya Ches karena malam itu gue enggak ada buat nolongin loe" Amilia mengurai pelukannya dan menatap lekat wajah sahabatnya yang terlihat tengah terpuruk itu
" Sumpah Ches, malam itu gue sama Nila udah nyariin loe kemana-mana, loe katanya mau istirahat di kamar tapi gue cariin dikamar loe enggak ada, Loe ngilang gitu aja Chess, gue tanya sama anak-anak yang lain mereka juga enggak ada yang tau loe ada di mana " ungkap Amilia yang memang sangat mengkhawatirkan keadaan Chessy
" Sebenarnya apa yang terjadi sama loe Ches dan Loe pergi sama siapa?" tanya Amilia begitu penasaran dengan hal yang menimpa pada sahabatnya Chessy
Flashback on
Malam itu di acara ulang tahun Claudia teman satu kelas Chessy yang diadakan di puncak Bogor di salah satu villa milik keluarga kekasihnya yaitu Jero Anderson
Chessy yang ikut hadir ke acara pesta tersebut bersama ke tiga sahabatnya Amilia, Nila dan Dea merasa sedikit kurang nyaman karena kebanyakan tamu yang datang ke acara tersebut adalah laki-laki bahkan ada pula yang umurnya jauh lebih dewasa dari mereka
Awalnya mereka berempat selalu bersama-sama, namun pada saat acara puncak dimulai tiba-tiba saja mereka terpisah tepatnya ketika acara dansa berpasangan dimulai
Chessy, Amilia, Nila dan Dea tercengang ketika ada empat orang laki-laki yang datang menghampiri mereka dan mengajaknya berdansa
Chessy dan Amilia dengan sopan menolak untuk berdansa sementara Nila dan Dea nampak begitu antusias untuk mengikuti acara dansa tersebut apalagi ke empat cowok yang mengajak mereka terlihat sangat tampan
Chessy dan Amilia memilih untuk duduk saja sambil memperhatikan kedua sahabat mereka yang terlihat begitu menikmati acara dansa tersebut
" Loe enggak ikutan Mil?" tanya Chessy dengan pandangan mata kearah Nila dan Dea
" Enggak ah, gue lagi males!" sahutnya lalu meraih minuman yang ada di meja tempat mereka duduk
Namun tiba-tiba ada seseorang yang berjalan menghampiri kearah keduanya
" Hai!" Sapa seseorang yang seketika membuat Amilia tercengang melihat sosok laki-laki yang ada di hadapannya itu
" Loe_?" Amilia mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan sosok yang ada dihadapannya itu nyata
Laki-laki itu tersenyum membuat Amilia semakin terkesima dengan ketampanan wajahnya
" Mau berdansa sama gue?" tanyanya yang seketika senyum di wajah Amilia pun merekah
" Ma..mau!" jawab Amilia yang entah kenapa menjadi sedikit gugup
Laki-laki yang bernama Denis itupun mengulurkan tangannya dan langsung disambut hangat oleh Amilia
Denis adalah kakak sepupu Claudia, sudah lama Amilia tertarik dengan Denis, tepatnya pada saat awal ia masuk sekolah SMA Tunas Bangsa
Denis waktu itu duduk di kelas 12 dan dia termasuk cowok terpopuler yang banyak di gandrungi para cewek
Dengan senang hati Amilia menerima ajakan cowok yang sudah lama mengisi hatinya itu, Chessy pun tidak keberatan di tinggal sendirian oleh Amilia karena dia juga tahu kalau Amalia sudah lama naksir dengan Denis namun tidak pernah berani ia ungkapkan
Dan disitulah malapetaka menimpanya, Claudia yang memang sangat membenci Chessy sudah merencanakan penjebakan terhadapnya
Claudia menyuruh seorang pelayan memberikan minuman kepada Chessy dan tanpa curiga sedikitpun minuman itu habis sekali tegukan oleh Chessy
Setelah itu Chessy merasakan pusing di kepalanya, dia pun berpamitan pada Amilia untuk pergi ke kamarnya lebih dulu dan Amilia yang tengah asik berdansa pun mengiyakannya
Dengan langkah sedikit gontai Chessy berusaha untuk pergi ke kamar yang akan ia tempati berdua dengan Amilia namun belum sampai di tempat tujuan tiba-tiba saja ada seseorang yang membekapnya dan membuat gadis itu hilang kesadarannya
Chessy membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya gadis itu saat seseorang tengah menguasai dirinya.
Dengan sekuat tenaga Chessy berusaha memberontak, namun keadaan tubuhnya yang lemas membuat ia tidak bisa melakukan perlawanan apa-apa yang ada ia hanya bisa pasrah dan merutuki dirinya sendiri yang tidak mengindahkan ucapan kedua orang tuanya
Karena kelelahan Chessy pun akhirnya tidak sadarkan diri sampai akhirnya ia kembali terjaga saat pagi sudah datang menyapa
Chessy begitu terpukul dan syok saat menyadari keadaannya yang sangat mengenaskan, tubuhnya terasa remuk dan begitu memilukan
Sebisa mungkin gadis itu menangis tanpa bersuara, ia membekap mulutnya sendiri agar tidak terdengar suara isak tangisnya oleh laki-laki yang berada di sampingnya itu
Gadis itu terlalu takut jika laki-laki yang berada di sampingnya itu terbangun dan melakukan hal yang tidak-tidak kembali, dengan menahan rasa sakit yang menyayat jiwa dan juga raganya gadis itu pun berusaha bangkit dan dengan gerakan hati-hati ia turun dari tempat tidur lalu meraih bajunya yang berserakan di lantai
Flashback off
Chessy pun akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada dirinya kepada Amilia tanpa ada yang ia tutupi sedikit pun
Amilia membekap mulutnya sendiri merasa begitu syok terhadap nasib yang menimpa sahabatnya itu
Melihat Chessy yang kembali menangis Amilia pun ikut menangis mereka pun akhirnya menangis bersama-sama
" Loe harus kuat Chess, gue yakin ini adalah jebakan, gue pasti akan membantu loe buat cari tahu siapa yang udah melakukan hal sekeji ini" Ucap Amilia yang terlihat begitu geram pada pelaku yang sudah melakukan hal sejahat itu pada Chessy
" Terima kasih ya Mil, kalau enggak ada loe gue enggak tahu bagaimana lagi menghadapi ini semua" ucap Chessy lirih
" Kita itu sahabatan Chess, gue pasti akan berusaha untuk membantu loe semampu gue apapun itu asal loe janji sama gue untuk tidak melakukan hal yang bodoh apalagi sampai membahayakan nyawa" tegas Amilia
Keduanya kembali berpelukan dan Chessy berusaha untuk menerima nasib yang sudah menimpa dirinya
Amilia pun selalu meyakinkan Chessy kalau semua pasti akan baik-baik saja, mereka berjanji untuk menyimpan rahasia itu rapat-rapat termasuk pada kedua orang tua Chessy dan tentunya itu atas kemauan Chessy sendiri
Gadis itu tidak siap menghadapi amukan kedua orang tuanya yang pasti akan sangat murka jika mengetahui dirinya yang mengalami pelecehan
" Setelah ini loe pulang ke rumah gue aja ya sampai kondisi loe benar-benar sehat" ucap Amilia
Chessy ingin menolak tapi Amilia sudah lebih dulu mengancamnya, Amilia sangat mengkhawatirkan keadaan sahabatnya itu, dia takut jika Chessy berbuat nekat jika tanpa pengawasan darinya
Amilia pun sudah meyakinkan Chessy kalau orang tuanya pasti akan menerima kehadirannya dengan baik, bahkan gadis itu pun berencana untuk meminta tolong pada kakaknya yang baru pulang dari Jerman untuk membantunya mencari tahu siapa pelaku yang sudah menjebak sahabatnya itu
Amilia sangat yakin kalau kakaknya pasti bisa membantunya secara kakaknya punya anak buah yang pasti bisa diandalkan, jika tidak bisa maka ia akan meminta tolong pada Deddy nya yang jauh lebih berkuasa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!