"Akh! Etnel...." Serena mendesah seraya memanggil nama laki-laki yang saat ini tengah menggagahinya.
Melihat wajah cantik Serena memerah serta basah dengan keringat, bukannya memelankan laju pinggulnya, lelaki itu justru semakin bersemangat. Apalagi rambut Serena sudah berantakan yang menambah kesan seksi.
"Aku mau keluar," Serena sudah tidak tahan lagi.
Etnel semakin memperdalam dorongannya, dia merasa miliknya dijepit dengan ketat oleh pintu surga dunia Serena, bagaimana tidak dialah laki-laki pertama perempuan bangsawan itu.
Beberapa jam sebelumnya, Etnel telah menggagalkan pernikahan Serena sampai perempuan itu berakhir bercinta dengan dirinya sekarang.
Serena Chamberline adalah seorang perempuan dari kalangan bangsawan, dia akan dinikahkan secara politik dengan laki-laki yang sama sekali tidak dicintainya.
Awalnya Serena ingin menggagalkan pernikahannya, dia menjebak Etnel dan melakukan hubungan intim dengan lelaki itu. Dia kira Etnel akan mau bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya namun laki-laki yang profesinya sebagai mata-mata mafia itu sadar kalau telah dijebak.
Etnel marah dan Serena pergi karena merasa bersalah.
"Anda cantik sekali, Nona," ucap make up artist yang membantu Serena memoles wajahnya itu.
Akhirnya Serena terpaksa menerima pernikahannya dan hari ini, dia akan resmi menjadi seorang istri dari pria yang mempunyai kedudukan di pemerintahan.
Pernikahan itu digelar secara megah di sebuah gedung hotel.
"Biasa saja," komentar Serena ketika melihat wajahnya di depan cermin.
Perempuan itu sudah memakai gaun pengantin berwarna putih dengan hiasan berlian yang tidak berlebihan, Serena terlihat anggun sekali.
"Putriku sudah siap?"
Tuan Chamberline datang untuk menjemput Serena, dia akan mendampingi putrinya itu dan menyerahkan Serena pada calon suaminya.
Dengan langkah berat, Serena berjalan dengan ayahnya menuju tempat pernikahan.
Saat Serena dan ayahnya berjalan menuju mempelai pria, semua tamu undangan berdiri dan pengiring pengantin menaburkan bunga di mana-mana.
Mempelai pria dengan gagah bersiap menyambut perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu.
Namun, hal tak terduga terjadi, musik romantis yang mengalun indah sebelumnya berubah menjadi musik rock n roll. Kemudian lampu padam ditambah alarm kebakaran berbunyi.
Semua tamu undangan berteriak dan panik, mereka berlarian yang membuat suasana pernikahan itu menjadi kacau balau.
Dan ada seseorang yang sudah mengincar Serena sedari tadi, disaat semua kalang kabut orang itu mendekati Serena dan membawa perempuan bangsawan itu pergi dari gedung.
"Lepaskan aku!" Serena berteriak karena mengira dirinya diculik. Tapi, setelah orang itu membuka penutup kepala mata Serena terbelalak. "Etnel?"
"Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau yang mengacaukan pernikahanku?"
Etnel tidak menjawab karena yang terpenting adalah membawa Serena kabur. Para bodyguard dari keluarga Chamberline sudah berpencar untuk mencari Serena jadi Etnel langsung merobek gaun pengantin perempuan itu.
Kemudian, Etnel melepas jaketnya dan dia kenakan di tubuh Serena setelah itu dia membuang high heels yang dipakai perempuan itu dan menggantinya dengan sepatu.
"Kita harus keluar dari gedung ini," ucap Etnel yang memencet tombol lift.
Serena terpaksa mengikuti Etnel karena ingin tahu apa tujuan lelaki itu menggagalkan pernikahannya.
Mereka berhasil keluar dari gedung dan Etnel membawa Serena masuk ke dalam mobilnya.
"Tadi itu sangat mendebarkan!" seru Serena sambil memegangi dadanya.
Tidak ada respon dari Etnel karena lelaki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Etnel akan membawa Serena ke luar kota bersamanya.
Belum ada percakapan di antara keduanya sampai mereka berhenti di motel yang berada di pinggiran kota.
"Kita istirahat di sini," ucap Etnel.
Serena menurut dan ternyata mereka menggunakan satu kamar yang sama.
Di dalam sana, Etnel tampak menghubungi seseorang kemudian beralih menatap Serena sampai membuat perempuan itu kelabakan. Tapi, Serena harus bertanya pada lelaki itu.
"Sebenarnya kenapa kau membawaku kemari?" tanya Serena.
Sebelum menjawab, Etnel menghembuskan nafasnya kasar.
"Aku ingin mencobanya," jawab Etnel kemudian.
"Mencoba apa?" Serena semakin bingung.
"Aku akan mencoba untuk jatuh cinta padamu," Etnel memperjelas.
Lelaki itu mendekati Serena dan melanjutkan kalimatnya.
"Aku tidak mau mempermainkan pernikahan, aku ingin menikah dengan orang yang benar-benar aku cintai karena pernikahan bagiku sekali seumur hidup. Karena itu aku akan belajar menyukaimu, 90 hari kau harus menghabiskan waktu bersamaku. Jika selama itu diantara kita tidak ada tumbuh perasaan cinta maka aku akan memulangkanmu," jelasnya.
"90 hari?" tanya Serena. "Kau akan membawaku kabur selama itu?"
"Aku rasa itu lebih dari cukup untuk kita saling mengenal," sahut Etnel.
Serena tidak banyak berpikir karena penawaran Etnel itu adalah penawaran menarik dari pada dia harus kembali.
"Baiklah, aku setuju," ucap Serena. Anggap saja ini adalah penebus kesalahannya karena waktu itu menjebak Etnel supaya tidur dengannya.
Etnel tersenyum miring karena dia sudah yakin Serena tidak akan menolaknya.
"Tapi, kau tidak menjadikanku pelampiasan, bukan?" tanya Serena. Dia tahu kalau Etnel tengah patah hati karena calon istrinya menolak pernikahan dan memilih lelaki lain.
"Kau bukan pelampiasan, Serena," balas Etnel.
Tampaknya Serena tidak puas dengan jawaban lelaki itu. Dia ingin bukti.
"Bagaimana kalau kita melakukannya lagi? Tapi, kali ini, jangan sebut nama Izzy," tantang Serena.
Izzy adalah orang yang dicintai Etnel tapi cinta lelaki itu bertepuk sebelah tangan. Saat pertama kali berhubungan dengan Etnel, lelaki itu menyebutkan nama Izzy saat bercinta. Jadi, Serena tidak mau hal itu terulang lagi.
"Apa kau tidak lelah? Lebih baik kau bersihkan dirimu," Etnel ingin menolak. Tapi, hal tak terduga dilakukan oleh Serena.
Serena membuka baju sampai tubuh perempuan itu polos tanpa sehelai benang pun.
"Jangan menggodaku, Serena," ucap Etnel memberi peringatan.
"Katanya kau mau belajar mencintaiku dan move on dari Izzy. Kita harus banyak melakukan penyatuan kulit," Serena memberi saran.
Kucing mana yang menolak ketika diberi ikan segar di depannya, Etnel semakin dekat kemudian mencium Serena di sana. Dia harus melupakan Izzy.
Ciuman yang awalnya lembut kini menjadi ciuman panas. Serena dan Etnel bermain dengan indera pengecap mereka sampai di kamar motel itu terdengar bunyi decapan.
Tubuh Serena perlahan dituntun Etnel untuk berbaring di atas ranjang, di sana mereka berdua melakukan penyatuan kulit.
Untuk kedua kalinya, Etnel memasuki Serena. Rasanya masih sama seperti pertama kali, Serena masih meringis kesakitan karena belum terbiasa dengan benda asing yang masuk ke dalam tubuhnya.
Lama-kelaman, kok enak.
Serena menikmati penyatuan kulit untuk kedua kalinya ini. 90 hari ke depan akan menjadi pengalaman panas tak terlupakan bagi perempuan itu.
"Bersama, Serena," Etnel mencabut miliknya dan menumpahkan semua bibitnya di perut Serena. Tidak boleh ada bayi sebelum mereka benar-benar saling mencintai.
"Sepertinya kita harus membeli banyak pengaman," ucap Serena dengan terengah-engah.
Serena memandangi wajah Etnel yang tertidur, sebenarnya dia belum benar-benar menyukai lelaki tampan itu. Dia pasti akan menggunakan waktu 90 hari dengan sebaik mungkin.
Untuk sementara dia terbebas dari orang tua dan kehidupan bangsawannya. Semenjak kecil, Serena harus belajar etiket dan tidak bisa melakukan banyak hal.
Dengan kabur begini, dia bisa melakukan apapun yang Serena mau.
"Tapi, orang tuaku pasti akan mencariku," gumam Serena.
Rupanya Etnel sudah bangun sedari tadi, ketika Serena memandangi wajahnya, dia sudah sadar. Namun, Etnel berpura-pura tidur supaya Serena puas melihat ketampanannya. Bukannya sombong, kalau di survey antara satu banding seribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan pasti akan mengatakan kalau Etnel adalah lelaki tampan.
Etnel mendengar gumaman Serena dan membalas. "Kita akan pergi ke luar kota atau lebih tepatnya ke negara lain."
"Akh! Kau membuatku kaget!" Serena memegangi dadanya sendiri. "Kapan kau bangun?"
"Dari tadi," jawab Etnel tanpa beban. "Ayo kita siap-siap pergi!"
"Siap-siap bagaimana, aku tidak membawa apapun hanya gaun pernikahan yang sudah kau sobek," Serena mencoba mengingatkan.
Etnel memejamkan matanya karena mengingat itu semua. "Aku akan pergi membelikanmu baju!"
Lelaki itu pun beranjak dari kasur dan membersihkan dirinya terlebih dahulu. Etnel memakai bajunya lagi dan keluar dari kamar motel.
Sementara Serena hanya bisa menunggu di atas ranjang tanpa busana. Entah bagaimana kehidupan yang akan dia jalani 90 hari ke depan, yang jelas dia ingin membuang kehidupan bangsawannya selama ini.
Hanya satu jam Etnel sudah kembali karena memang lelaki itu membeli di toko paling terdekat.
"Selama 90 hari nanti, kau harus melupakan kehidupan bangsawanmu karena kau akan hidup mengikuti gayaku," ucap Etnel seraya memberikan Serena paperbag yang dia bawa.
"Memang hidupmu seperti apa?" Serena tahu kalau Etnel seorang mata-mata yang bekerja untuk para mafia tapi dia tidak tahu bagaimana hidup yang dijalani lelaki itu.
"Lihat saja nanti, yang jelas jangan cengeng," Etnel menjawab sekenanya.
Dia terlihat menghubungi seseorang lagi dan Serena segera memakai baju yang dibelikan Etnel.
Setelah selesai, mereka pergi meninggalkan motel. Tidak ada percakapan lagi karena bertanya pun percuma, Etnel tidak akan menjawab pertanyaan Serena.
Setelah beberapa jam perjalanan, mobil Etnel memasuki kawasan hutan yang membuat Serena takut.
Namun, siapa sangka di kawasan hutan itu terdapat bangunan megah.
"Apa itu markas mafia?" tanya Serena to the point.
Etnel mengangguk. "Mata-mata harus mempunyai koneksi tinggi. Di sini kau akan make over penampilanmu!"
"Apa?" Serena tidak mengerti tapi dia tetap berjalan mengikuti Etnel dari belakang.
Etnel diperbolehkan masuk, gerbang utama terbuka dan bangunan megah itu terlihat jelas.
"Etnel Van Omerta!" panggil seorang wanita cantik di sana.
Di dunia bawah tanah, dia biasa dipanggil Lucy.
"Siapa yang kau bawa?" tanyanya. Lucy memperhatikan penampilan Serena dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Sepertinya dia bukan dari kalangan mafia!"
"Memang bukan, maka dari itu, ubah penampilannya," pinta Etnel.
"Serena harus terlihat berbeda sampai tidak ada yang mengenalinya," sambungnya.
Serena menatap Etnel dengan dahinya yang mengerut. "Kenapa harus begitu?"
"Bukankah kau buronan?" Etnel mencoba menyadarkan perempuan bangsawan itu.
"Aku bukan buronan, aku saat ini diculik. Itu adalah sesuatu yang sangat berbeda," protes Serena.
"Tapi intinya tetap sama, bukan? Sama-sama sedang dicari," Etnel tidak mau kalah.
Serena mendesis karena kalah berbicara dengan lelaki itu.
"Kalau begitu, ikuti aku!" Lucy akhirnya membawa ke salonnya. Salon yang memang biasa digunakan untuk make over besar-besaran.
Bahkan tak jarang agen pemerintahan memakai jasa Lucy.
Saat memasuki salon Lucy, Serena hanya bisa menganga karena salon itu tidak tampak seperti salon pada umumnya. Justru terlihat seperti laboratorium canggih.
"Kita harus memotretmu dulu!"
Serena berjalan ke arah tempat pemotretan yang ada di sana kemudian dipotret dari segala sisi.
"Kau gugup?" tanya Lucy..
"Aku tidak akan dijadikan eksperimen, 'kan?" Serena jadi takut sendiri.
"Tentu saja tidak, bodoh!" sahut Lucy.
Baru pertama kali ada yang mengatai Serena terang-terangan begini.
Kemudian Lucy meminta Serena untuk duduk di kursi. Beberapa anak buah Lucy membantu untuk melakukan make over pada perempuan itu dan Serena hanya bisa pasrah.
Rambut panjang Serena dipotong kemudian di cat merah supaya terlihat nakal. Lucy juga mengajari Serena cara memoles wajah supaya terlihat berbeda.
"Apa kau kekasih Etnel?" tanya Lucy di tengah-tengah pekerjaannya.
Bingung harus menjawab apa, Serena lebih memilih diam.
"Aku dengar Etnel baru saja membatalkan pernikahannya," sambung Lucy.
Ternyata perempuan itu memang pantang menyerah.
"Apa kau menyukainya?" Serena bertanya balik.
"Aku akui, aku memang menyukainya tapi aku beberapa kali juga ditolak olehnya," jawab Lucy jujur.
Pantas saja Lucy begitu penasaran akan hubungannya dengan Etnel.
"Sebenarnya aku bingung menjawabnya, mungkin setelah 90 hari kau akan mendapat jawabannya sendiri," ucap Serena kemudian.
Tidak ingin tahu lebih dalam, Lucy mulai fokus pada pekerjaannya. Setelah dirasa Serena sudah berubah penampilannya, Lucy memakaikan baju seksi pada perempuan itu.
"Kau terlihat sangat nakal," komentar Lucy.
Serena memandangi perubahan wajahnya di depan cermin. "Ya ampun, aku seperti wanita malam!"
Sebenarnya Serena risih tapi apa boleh buat, dia harus bisa bersembunyi dengan baik.
Selesai make over, Serena mencari keberadaan Etnel. Lelaki itu berada di bar yang ada di markas Lucy.
Etnel tampak berbincang dengan beberapa orang, orang-orang itu terlihat mabuk tapi Etnel masih sadar karena tidak meminum alkohol.
Semenjak dia dijebak Serena menggunakan cairan neraka itu, Etnel jadi memasang sikap waspada.
"Etnel..." panggil Serena.
Atensi Etnel langsung tertuju pada pemilik suara yang memanggilnya itu. Dia melihat perubahan Serena dan tersenyum miring, gadis dengan image lemah lembut jadi perempuan nakal sekarang.
"Sepertinya Lucy melakukan tugasnya dengan baik," komentar Etnel.
"Memuji wanita lain?" Serena tidak suka.
Tidak mau berdebat, Etnel bergegas membawa Serena pergi dari situ. Etnel mengganti mobil dan pergi dari markas Lucy setelah mendapatkan semua yang dia inginkan.
Ada misi yang harus dilakukan Etnel dan kali ini dia harus membawa Serena bersamanya.
"Perjalanan kita akan jauh jadi kau harus bisa menyesuaikan diri," ucap Etnel membuka suara.
"Aku sedang berusaha sekarang," sahut Serena.
Pasti lama-lama Serena nanti akan terbiasa sendiri.
"Jadi, kau akan menyamar menjadi apapun untuk mendapatkan informasi?" tanya Serena yang mulai sedikit paham akan pekerjaan Etnel.
"Apapun itu, bahkan hal menjijikkan sekalipun," jawab lelaki itu. Kadang Etnel harus melakukan hal yang tidak dia sukai demi menjalankan misi.
"Apa kau tidak mau berhenti dari pekerjaanmu?" tanya Serena lagi.
"Untuk saat ini, aku masih menikmati hidupku. Sisi menyenangkannya, aku bisa berkeliling dunia," jawab Etnel.
Serena mengulum senyumnya. "Jadi, kita akan melakukan penyatuan kulit di berbagai negara, bukan?"
PLETAK!
Etnel menjitak kening Serena karena berpikiran mesum.
"Auw! Sakit..." protes perempuan itu.
"Itu karena kau berpikiran mesum," ucap Etnel.
"Kau bilang ingin jatuh cinta padaku, aku rasa jika melakukan penyatuan kulit setiap hari, kita akan cepat jatuh cinta," Serena mengutarakan asumsinya.
"Teori dari mana itu?" tanya Etnel tidak habis pikir.
Kalau memang begitu, para lelaki yang suka menyewa wanita malam atau menyimpan wanita untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, pasti akan berhenti melakukan hal semacam itu. Nyatanya mereka hanya menginginkan kepuasan semata.
Kalau disuruh bertanggung jawab atau menikahi, mereka akan berkilah. Jadi, teori dari Serena tidak masuk dalam logika Etnel.
Walaupun usianya masih belum berkepala tiga tapi pengalamannya jangan diragukan.
Namun, Serena tidak menyerah. Dia menceritakan apa yang dia ketahui selama ini.
"Rata-rata kaum bangsawan menikah secara politik, mereka tidak saling mencintai tapi setelah melakukan penyatuan kulit sampai mempunyai anak. Mereka akan saling jatuh cinta," jelas Serena.
Etnel terkekeh mendengar penjelasan dari Serena itu.
"Kau selama ini hanya terkurung di mansion keluargamu, kau tidak tahu kenyataan gelap di luar, Serena," balas Etnel.
"Apa yang kau lihat belum tentu seperti itu kenyataannya," sambung lelaki itu. Dia tidak bisa menjelaskan kalau tidak ada bukti.
Jadi, Etnel akan menunjukkan sesuatu supaya Serena tidak berpikiran sempit.
"Kita mau kemana?" tanya Serena ketika mobil yang dikendarainya bersama Etnel memasuki kawasan elite.
Ada sebuah penginapan untuk kalangan menengah ke atas. Kemarin mereka menginap di motel murah jadi seperti berbanding seratus delapan puluh derajat.
"Apa kau tidak lelah hidup seperti ini, Etnel?" tanya Serena.
"Maksudku, apa kau tidak punya rumah untuk dituju pulang?"
Pada saat itu, Etnel sudah berhenti di parkiran yang berada di penginapan elite itu.
"Tempatku pulang adalah rumah orang tuaku. Aku akan membawamu ke sana jika sudah jatuh cinta padamu," jawab Etnel seraya turun dari mobil.
Serena mengikuti langkah Etnel, mereka berjalan menuju lift yang berada di parkiran dan langsung menuju lantai kamar tanpa melewati resepsionis.
"Kita tidak pesan kamar dulu?" tanya Serena.
Etnel harus terbiasa dengan pertanyaan demi pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Serena dan lelaki itu harus sabar menjawab satu persatu.
"Aku member VIP di sini jadi aku mempunyai kamar khusus yang setiap bulannya aku bayar," jelas Etnel.
"Bukankah itu semacam sewa apartemen?" tanggap Serena.
"Bedanya di sini perbulan, jadi kalau aku tidak membayar biayanya, berarti aku tidak punya hak atas kamarku lagi," Etnel menggandeng tangan Serena karena lift sudah terbuka.
Mereka berjalan menuju unit VIP milik Etnel, kalau biasanya pintu menggunakan passcard, lain hal dengan kamar itu. Etnel memencet password pintu untuk bisa masuk.
"Jika kita tidak membayar lagi, pihak penginapan akan mengganti password nya dengan pemilik baru. Apa kau sudah paham sekarang?"
Etnel bertanya seraya membuka pintu kamar.
"Yeah, aku mulai paham sekarang," Serena mengikuti Etnel dari belakang.
Saat masuk, Serena tidak terkejut dengan kamar mewah itu karena dia sudah terbiasa melihatnya. Dia akan terkejut jika melihat salon Lucy yang berada di hutan sebelumnya.
"Aku lelah," keluh Serena seraya menjatuhkan dirinya di atas ranjang.
"Istirahatlah, nanti malam kita pergi ke pesta dan besoknya kita akan naik pesawat," ucap Etnel.
Lelaki itu berlalu keluar kamar setelah berbicara hal itu pada Serena.
"Apa aku bisa membantah sekarang?" Serena tentu hanya bisa mengikuti Etnel. Dia hanya membawa diri saja.
***
Serena terbangun karena bunyi alarm di ponselnya, dia masih ingin tidur lebih lama tapi tidak bisa tidur lagi.
Terpaksa perempuan itu mendudukkan dirinya dan dia terkejut karena melihat gaun malam yang cantik tergantung di kamar yang dia tempati.
"Ah, bukankah Etnel tadi bicara sesuatu tentang pesta," Serena bergegas membersihkan dirinya di kamar mandi.
Serena harus berdandan sesuai yang diajarkan oleh Lucy sebelumnya supaya penampilannya terlihat berbeda.
Semua perlengkapan make up nya sudah ada jadi Serena tidak merasa kesulitan. Mungkin dia akan lebih banyak belajar lagi supaya bisa menyamar seperti Etnel.
"Apa ini sudah cukup?" gumam Serena di depan cermin.
Pada saat itu, Etnel kembali dan melihat penampilan Serena.
"Menurutmu bagaimana?" tanya perempuan itu.
Etnel masih terdiam, memang penampilan Serena berbeda dari penampilan bangsawannya. Serena yang sekarang terlihat sangat nakal.
"Ehem! Lumayan," komentar Etnel.
"Lain kali kau harus mengatakan cantik atau tidak, bukan lumayan seperti sekarang," Serena melakukan protes. "Sebenarnya kita mau ke pesta apa?"
"Kita akan pergi ke pesta topeng," jawab Etnel. Dia memberikan topeng yang dibawanya pada perempuan itu.
"Apa? Kalau tahu pesta topeng, aku tidak perlu berdandan seperti ini, bukan?" Serena lagi-lagi melakukan protesnya.
Etnel hanya menaikkan kedua alisnya, lelaki itu sudah siap sedari tadi memakai jas mahalnya. Dia akan melakukan misi malam ini. Serena hanya perlu menemaninya saja.
"Apa sudah selesai protesnya, kita harus cepat pergi," ucap Etnel seraya menggandeng tangan Serena.
Mereka menaiki lift untuk menuju aula penginapan di mana diadakan pesta.
"Pesta ini didatangi oleh kalangan atas dan mereka selalu memilih pesta topeng supaya tidak ketahuan satu sama lain. Bahkan aku pernah memergoki sepasang suami istri yang membawa simpanan mereka masing-masing," jelas Etnel.
"Apa maksudmu?" tanya Serena kurang paham.
"Kau bilang kalau pernikahan politik lama kelamaan akan jatuh cinta, bukan? Apalagi kalau mereka mempunyai anak? Kenyataannya tidak seperti itu, Serena..."
"Mereka mempunyai kekasih gelap masing-masing dan dengan pasangan sahnya, mereka baik karena tidak ingin reputasinya hancur!"
Etnel menjelaskan dengan memasang topeng di matanya.
"Kau pasti mengada-ada," Serena tidak percaya.
"Itu terserahmu tapi ada sesuatu yang menarik malam ini,"
"Apa?"
"Aku berpapasan dengan calon suamimu dan dia membawa seorang wanita,"
Serena tidak akan percaya dengan kata-kata Etnel itu sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Saat di pesta, perempuan itu mencari calon suami pilihan orang tuanya tapi karena semua memakai topeng. Tentu saja dia kesulitan.
"Mau minum?" tawar Etnel.
"Boleh," Serena mengikuti langkah kaki Etnel yang menuju bar di pesta itu.
Etnel mengambil dua cocktail dan memberikan satu pada Serena. "Kau penasaran dengan calon suamimu?"
"Aku hanya ingin melihatnya sendiri," ketus Serena.
"Arah jam dua belas, aku masih mengingat jasnya," Etnel berbicara sambil meminum cocktail di tangannya.
Serena manatap ke arah yang Etnel maksud, memang benar di sana ada seorang pria dan wanita.
Untuk membuktikannya, Serena mendekat supaya tahu pembicaraan mereka.
"Bersulang atas gagalnya pernikahanmu, Honey," ucap sang wanita.
"Ck! Aku kehilangan kesepakatan pabrik tambang, aku rugi besar apalagi Serena kabur!" balas si pria itu.
Mendengar namanya disebut, Serena yakin jika memang itu adalah calon suaminya.
"Ternyata dia sudah mempunyai kekasih dan memanfaatkan aku saja," geram Serena.
Dia kembali pada Etnel dan meminum cocktail miliknya.
"Sekarang kau percaya?" tanya Etnel dengan kekehan.
"Aku jadi bersyukur atas gagalnya pernikahanku," balas Serena.
"Sekarang aku jadi penasaran akan hidup orang tuaku. Apa kita bisa menyelidikinya?"
Serena harus yakin kalau orang tuanya tidak saling selingkuh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!