Seorang perempuan terbaring lemah di lantai kamar mandi setelah kelelahan mencuci pakaian dan pada akhirnya ia terpeleset karena air sabun yang ada di lantai lalu terjatuh dan kepalanya membentur lantai.
Darah yang mengalir dari kepalanya bercampur dengan air sabun yang ada di lantai, namun tidak ada satupun orang yang memperdulikannya sebab saat itu keadaan rumah tengah kosong.
Keadaan rumah tempat perempuan itu sangat berbeda dengan rumah di bagian depan rumah tersebut di mana sebuah pesta besar sedang berlangsung yaitu pesta pernikahan seorang perempuan bernama Andien.
Andien adalah anak perempuan pertama dari keluarga Romania yang menikah dengan seorang pengusaha sukses dari luar negeri.
Ting!
Satu persatu gelas berdentingan Di mana mereka bersulang untuk pengantin yang telah resmi menjadi suami istri yang membuat semua orang merasa iri bahwa perempuan sempurna bersama dengan laki-laki sempurna sedang menyatu dalam ikatan pernikahan.
Waktu cepat sekali berlalu, dan pernikahan itu akhirnya selesai hingga membuat semua orang kembali ke rumah mereka masing-masing tak terkecuali pasangan suami istri bersama dengan dua putrinya yang tinggal di belakang rumah besar tempat pesta berlangsung.
"Wahhh,, Aku sangat ingin menikah seperti kak Andien yang memiliki seorang suami dari keluarga kaya raya dan menggelar pesta pernikahan selama 3 hari berturut-turut!!"
"Benar sekali, tapi sayang sekali karena Ayah sungguh tidak berguna makanya kita tidak boleh tinggal di rumah utama dan sekarang harus tinggal di belakang rumah, di rumah yang jelek ini!!" Kesal seorang gadis yang memandangi rumah mereka yang jelek dan hanya merupakan bekas gudang yang diberikan pada mereka untuk ditempati tinggal.
Mereka memiliki seorang kakak laki-laki yang saat ini ditugaskan bekerja di peternakan milik keluarga Romania yang terletak di sebuah desa.
Selain itu, mereka juga memiliki seorang ipar yang sangat menyebalkan sebab memiliki tubuh yang gemuk dan sangat memalukan untuk diperkenalkan pada orang-orang.
Clek!
Baru saja pintu terbuka, Clarissa yang merupakan Nyonya pemilik Rumah itu langsung berteriak, "heriani!!! Bawakan minuman untuk kami!!"
Setelah berteriak, Clarissa bersama-sama dengan dua putrinya langsung duduk di ruang tamu mereka yang mana ruang tamu mereka diisi hanya oleh kursi kayu tanpa busa.
Ketiga perempuan itu berbincang-bincang sampai akhirnya Clarisa merasa kesal sebab sudah cukup lama mereka bertiga duduk bersama-sama namun menantu perempuannya belum juga datang membawakan minuman.
"Heriyani!!! Cepat bawa minumannya kemari!!" Teriak Clarissa yang merasa begitu kesal pada menantunya yang terlalu lambat jika mengerjakan sesuatu.
"Huh,, dia selalu saja seperti itu, apa-apa yang diperintahkan padanya pasti sangat sulit untuk dilakukan!!"
"Benar, percuma memiliki menantu jika menantu itu sama sekali tidak berguna!! Sudah berasal dari keluarga miskin di desa, memiliki tubuh yang memalukan untuk diakui sebagai menantu, dan juga tidak memiliki sedikitpun keahlian untuk menyenangkan hati mertua dan iparnya!!"
Kedua perempuan yang duduk di depan Clarissa saling bergantian membicarakan tentang kejelekan heriyani karena mereka berdua sangat tidak menyukai kakak ipar mereka.
Sementara Clarissa, perempuan itu akhirnya berdiri untuk mengecek keberadaan heriani hingga Dia berjalan ke arah belakang dan melihat dapur yang berantakan.
"Astaga!! Sudah larut malam begini tapi dia belum membersihkan dapur?!" Kesal Clarissa melihat piring kotor bertebaran di mana-mana, bungkus makanan menghiasi lantai dan meja yang kotor membuat kepalanya serasa ingin pecah.
perempuan itu menggertakkan giginya sembari berjalan ke arah kamar mandi dan begitu dia membuka pintu kamar mandi, perempuan itu sangat terkejut saat melihat heriani ternyata telah terbaring di lantai dengan darah menggenang di lantai.
"Hei!!" Teriak perempuan itu langsung berlari menghampiri haryani dan berusaha membangunkan heriani.
"Bangun kau!!!" Benta Clarissa yang kini merasa cemas jika terjadi sesuatu pada perempuan itu.
Tetapi berkali-kali perempuan itu berusaha membangunkan haryani, namun heriyani tidak bergeming hingga membuatnya merasa sangat cemas.
"Jangan berpura-pura dan cepat bangun sebelum kusiram dengan air dingin!!!" Bentak Larissa langsung membuat dua anak perempuannya berlari ke arah kamar mandi untuk melihat keadaan di sana.
Kedua perempuan itu sangat terkejut saat melihat ibunya telah menyiram seorang perempuan dengan air dingin dan namun perempuan yang merupakan kakak ipar mereka itu ternyata sama sekali tidak bergeming.
"Apakah dia mati?!"
Bip bip bip...
Suara monitor rekan jantung Heriyani terus berbunyi dari waktu ke waktu dengan seorang pasien yang ada di atas tempat tidur terbaring dengan wajah pucatnya.
Sementara di luar, Clarissa bersama kedua putrinya memandangi perempuan yang terbaring itu, lalu perempuan itu kemudian berbalik menatap kedua putrinya, "hah,, kenapa dia harus koma? Sekarang kita jadi perlu banyak uang untuk membayar biaya rumah sakitnya!!!" Kesal Clarissa yang mana mereka berasal dari keluarga miskin sehingga tidak memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit.
"Benar, seharusnya dia mati saja, kalau itu terjadi maka kita bisa menjual tubuhnya untuk menjadi bahan praktek para dokter, dengan begitu Tidak ada uang yang keluar, hanya ada uang masuk saja!!!" Ucap anak kedua Clarissa yang bernama Wasti.
"Benar! Saat ini kita sama sekali tidak memiliki uang, satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk membayar biaya rumah sakitnya adalah menghubungi kakak pertama, tapi aku benar-benar tidak tega menggunakan uang kiriman dari kakak pertama untuk membiayai Rumah sakit perempuan itu!!!" Kesal Kesya yang merupakan anak terakhir Clarissa.
Sementara Clarissa yang mendengarkan ucapan kedua putrinya, perempuan itu juga ikut memijat kendingnya Dan Dia benar-benar merasa kesal terhadap situasi yang mereka alami.
Perempuan itu menoleh ke arah jam dinding yang diletakkan di sana Di mana saat ini adalah pukul 5 dini hari, "sebentar lagi pagi, dan acara pernikahan kakak sepupu kalian untuk hari kedua ini dilakukan di hotel. Sebaiknya tinggalkan saja dia di sini, kita pulang untuk istirahat supaya nanti bisa ikut di acara pernikahan kakak sepupu kalian," ucap Clarissa diangkuti oleh kedua putrinya sehingga ketiga perempuan itu pun pergi meninggalkan rumah sakit.
Dalam perjalanan kembali ke rumah, ponsel Clarissa tiba-tiba saja berdering dan perempuan itu tersenyum saat melihat bahwa yang menelpon ialah anak pertamanya yang bekerja di peternakan di desa.
Pria itu bernama Andito yang biasa dipanggil Dito.
Maka dengan penuh semangat Clarissa mengangkat panggilan telepon itu, "anakku, tumben sekali kau menelpon pagi-pagi begini? Bagaimana kabarmu di peternakan? Semuanya baik-baik saja bukan?" Tanya kelarissa pada pria di seberang telepon membuat kedua putrinya yang juga ada di taksi menatap ke arah Clarissa sebab mereka penasaran apakah akan ada transferan uang dari kakak mereka.
"Baik, Bu, tapi tadi aku menelpon istriku, namun dia tidak pernah mengangkat panggilan teleponnya. Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Dito dari seberang telepon langsung membuat Clarissa mengerutkan keringnya sebab bukannya menanyakan kabar ibunya, malah pria itu lebih mementingkan menanyakan kabar istrinya.
Tetapi karena dia tidak mungkin memperlihatkan sikap jeleknya terhadap Heriyani, maka Clarissa kemudian berbohong dengan berkata, "dia meninggalkan ponselnya di rumah, tadi pagi-pagi sekali dia bilang dia mau berangkat ke pasar untuk membeli bahan makanan karena beberapa waktu terakhir bahan makanan tiba lebih subur di pasar. Jadi kalau cepat-cepat ke sana nanti bisa mendapatkan yang lebih murah. Adik kedua dan ketigamu juga pergi bersama-sama dengannya, Jadi sekarang ibu hanya sendirian saja di rumah."
"Ahh begitu, tapi kalau dia kembali tolong katakan padanya untuk meneleponku," ucap Dito.
"Baiklah, tapi untuk apa kau mencari istrimu sampai mencarinya pagi-pagi sekali?" Tanya Clarissa yang merasa penasaran, sebab dia tahu bahwa biasanya pria itu akan menelpon istrinya hanya jika mengirimkan uang.
"Ahh,, kemarin aku mengirim uang untuknya, juga untuk ibu, Tapi kemarin malam Kalian juga tidak bisa dihubungi jadi aku merasa cemas hingga pagi-pagi sekali aku sudah menelpon. Jangan lupa mengambil uangnya dan menggunakannya untuk keperluan kalian di situ," ucap Dito langsung membuat kedua saudaranya yang ada bersama-sama dengan Clarissa kini tersenyum senang.
"Ahh, begitu, kalau begitu terima kasih Putraku tersayang, nanti aku akan memberitahu istrimu agar dia segera menelponmu," ucap Clarissa lalu mereka mengakhiri panggilan telepon itu dengan kedua perempuan yang ada di dalam mobil langsung bersorak kegirangan.
"Ayo kita mampir di ATM untuk mengecek uang yang dikirimkan oleh kakak!!" Kata Kesya dengan penuh semangat.
"Benar!" Timpal Wasti.
"Hm,, biasanya Kakak kalian mengirim uang dari peternakan sebanyak 5 juta, 2,5 juta untuk ibu dan 2,5 juta untuk istrinya," ucap Clarissa langsung membuat dua putrinya mengerutkan keningnya.
"Bagaimana bisa begitu? Bisa-bisanya uang yang dikirim untuk ibu sama dengan uang yang dikirim untuk perempuan itu, padahal jelas-jelas harusnya lebih banyak yang dikirim pada ibu daripada untuk perempuan itu!!!" Kesal wasti yang merasa bahwa kakaknya benar-benar tidak berpikir mana yang harus diberikan lebih banyak uang dan mana yang tidak perlu diberikan uang!!
"Ah, kalian Tenang saja, lagi pula rekeningnya ibu yang memegangnya, jadi tidak perlu cemas berapa yang dikirim untuknya dan untuk ibu, karena semuanya akan berakhir di tangan ibu!" Kata Clarissa yang merasa begitu senang bahwa sekarang Dia memiliki dompet yang tebal lagi.
"Ahh iya juga. Tapi kalau begitu suruh Kakak untuk mengirim lebih banyak uang lagi. katakan saja kalau dalam perjalanan kembali dari pasar Dia mengalami kecelakaan dan sekarang sedang koma. Dengan begitu kita bisa punya lebih banyak uang lagi!!" Ucapkanlah langsung membuat clarisan menganggukkan kepalanya.
"Benar juga ide muka mah kalau begitu nanti Ibu akan menelpon dia lagi," ucap Clarissa.
"Dimana wali pasien ini?" Tanya sama dokter pada perawat yang bertugas memantau kondisi heriani.
Sang perawat menggelengkan kepalanya dengan pelan, "kami sudah menghubungi mereka berkali-kali, tetapi mereka tidak mengangkatnya dan sekarang malah tidak bisa dihubungi. Sementara, biaya rumah sakit dan administrasi Rumah sakit pasien ini belum selesai diurus," ucap sang perawat benar-benar membuat sang dokter menggelengkan kepalanya.
"Wanita yang malang," ucap perempuan itu sembari melanjutkan pemeriksaannya pada pasien.
Sementara memeriksa, dokter sesekali melihat wajah perempuan itu, dan dia sangat terkejut ketika tiba-tiba saja mata perempuan itu terbuka.
Lebih anehnya lagi, saat itu dia melihat ketika mata perempuan itu terbuka, tampak sekali mata perempuan itu tampak berbinar-binar seperti baik-baik saja dan tidak pernah mengalami koma.
"Dia sadar," ucap sang perawat terkejut melihat heriani.
Sementara heriyani, perempuan itu juga mengerutkan keningnya, "Di mana aku?!" Tanya heriani dengan tubuh tersentak kaget mengulurkan tangannya melepaskan alat-alat yang ada di tubuhnya lalu perempuan itu duduk sembari memperhatikan ruangan tempat ia berada.
"Oh astaga, anda tidak boleh melepaskan semua alat-alat itu!!" Ucap sang perawat yang ada di sana sembari berusaha mengembalikan alat-alat ke tubuh heriani.
Tetapi heriyani, perempuan itu menepis tangan sama perawat lalu dia turun dari lantai rumah sakit sembari menatap dokter dan bertanya, katanya, "di mana keluargaku?"
Dokter yang baru pertama kali melihat pasien koma langsung berdiri di hadapannya benar-benar terkejut, tetapi kemudian dokter itu langsung menjadi panik saat seketika heriyani tiba-tiba saja mengalami sakit kepala yang sangat parah.
"Akhhh!!!" Heriani memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit dan perempuan itu terjatuh ke lantai langsung membuat sang dokter membantu perempuan itu bersama-sama dengan perawat lalu membawa perempuan itu kembali ke ranjang.
"Akhh!!! Sakit!!!" Teriak heriani dengan gaya tak karuan di atas tempat tidur sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Bukan karena sakit dari luka yang ia derita pada kepalanya, Tetapi lebih tepatnya sepotong-potong ingatan muncul di kepalanya membuat perempuan itu kesulitan untuk mencerna semuanya hingga dia benar-benar kesakitan.
Dokter yang melihat itu segera memanggil beberapa petugas medis lainnya lalu heriani kemudian dipegangi oleh 5 petugas medis dan disuntik obat penenang.
Setelah suntikan obat penenang itu, maka heriani kini merasa tenang dan saat ini hanya rasakan untuk yang memenuhi tubuhnya hingga perempuan itu kembali tertidur.
Para dokter dan tenaga medis tetap berjaga mengamati perempuan itu, sebab Baru kali ini ada sebuah kejadian yang begitu aneh yang mereka hadapi di rumah sakit hingga beberapa jam kemudian heriyani kembali mengerjapkan matanya.
"Sial, ternyata aku sudah meninggal," ucap heriani sembari meneteskan air matanya langsung membuat semua orang mendekati perempuan itu.
"Anda baik-baik saja?" Tanya Dokter.
Heriani yang meneteskan air matanya menatap sang dokter, lalu dia berkata, "namaku Heriyani. Tapi bolehkah katakan padaku ini tahun berapa?"
"2027," jawab sang dokter langsung membuat heriyani menganggukkan kepalanya lalu perempuan itu pun terdiam di tempatnya dan tidak mendengarkan apalagi yang dikatakan oleh dokter dan para perawat yang bersama-sama dengannya.
Pikirannya melayang ke mana-mana dan air matanya terus berderai di pipinya hingga membuat semua orang merasa bingung dengan perempuan itu.
Namun setelah 30 menit, heriyani kemudian duduk dan dia menatap sang perawat sembari berkata, "aku lapar. Aku ingin makan ramyeon."
Ucapan Hariani benar-benar membuat perawat terdiam di tempatnya, tetapi kemudian salah seorang perawat di sana dengan cepat berkata, "saya akan mendapatkannya, silakan tunggu sebentar."
Heriani mengganggukan kepalanya dengan pelan, lalu dia kemudian mendapat serangkaian pertanyaan dari dokter dan perempuan itu menjawabnya sesuai dengan yang ia ketahui dan dia juga diperiksa secara seksama sampai membuat dokter kebingungan sebab kondisi perempuan itu menjadi sangat baik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!