NovelToon NovelToon

Mata Cinta

Pernikahan

'Akhirnya setelah menyukai dia selama 6 tahun, mimpiku akan menjadi nyata. Hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidupku. Orang-orang mungkin mengatakan bahwa aku ini bodoh karena menikah dengannya saat dia bahkan tidak mengenali aku sebagai seorang manusia. Tapi cinta membuat orang-orang itu menjadi gila, bukan begitu?' ucap Rachel dalam hati.

Itulah Rachel, cinta yang dia miliki terhadap Farel bahkan membuatnya menjadi begitu buta untuk bisa melihat semuanya. Cinta yang selama ini dia miliki terhadap Farel bahkan mampu membuatnya mengorbankan seluruh yang dia miliki untuk Farel.

Sementara bagi Farel, Rachel sama sekali tidak berarti apapun.

'Hari ini adalah hari yang paling buruk dalam hidupku. Aku tidak tahu kenapa, tapi Rachel meyakinkan orang tuaku bahwa Luna bukanlah orang yang baik dan dia adalah pilihan terburuk untuk menjadi menantu bagi mereka dan Rachel meyakinkan orang tua ku bahwa dia sendirilah yang terbaik untukku. Aku membenci wanita itu, yang sebentar lagi akan aku sebut sebagai istriku itu.

Jika saja mungkin bagiku, aku sangat ingin untuk membunuhnya secara langsung. Tapi kekasihku, wanita kesayanganku mengatakan bahwa Rachel mungkin tidak melakukan apapun atas pernikahan ini. Iya, orang yang paling aku cintai di dunia ini Luna, mengatakan hal itu kepadaku. Dialah wanita yang seharusnya menjadi pengantinku, tapi dia malah harus menghadiri pernikahanku.

Ini mungkin adalah takdir terburuk yang tengah mempermainkan aku.

Semua orang mungkin berpikir kenapa aku sangat membenci Rachel. Tapi satu hal yang membuat aku sangat membencinya adalah, karena dia aku jadi harus terpisah dengan Luna. Luna adalah orang yang membuat aku bisa melihat cahaya melalui mataku.

Iya, dia sudah mendonasikan matanya untukku. Tapi setelah mengorbankan semuanya, dia harus merasakan patah hati karena diriku. Aku harus meyakinkan dirinya bahwa jika aku menikah dengan Rachel, maka aku tidak akan pernah membiarkan hidup Rachel dalam kedamaian dan aku akan membiarkan dia melihat kebahagiaan antara aku dan juga Luna.' ucap Farel dalam hati.

Farel amat sangat membenci Rachel karena berpikir jika Rachel adalah wanita yang kejam karena sudah memisahkan dirinya dengan wanita yang amat dia cintai, Luna. Selama ini Farel berpikir jika Luna adalah orang yang sudah mendonasikan salah satu matanya agar dia bisa melihat lagi. Tapi sebenarnya, semua itu dilakukan oleh Rachel untuknya.

'Ah, aku menyukai kebencian yang ada di mata Farel untuk Rachel. Aku begitu berharap bahwa aku bisa berada di posisi Rachel saat ini sama seperti aku berada di posisinya di waktu dia mendonasikan salah satu matanya untuk Farel. Tapi syukurlah, dia tidak pernah menyebutkan hal itu dan tentu saja, dia tidak akan pernah menyebutkannya.

Aku merasa begitu bahagia melihat Rachel yang sangat dibenci oleh Farel.' ucap Luna dalam hati.

Luna wanita licik yang menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan hati Farel demi kepuasan hidupnya semata. Dia bahkan mengakui bahwa dialah yang sudah mendonasikan salah satu matanya untuk Farel agar kembali bisa melihat indahnya dunia kala Farel mengalami kecelakaan di masa lalu.

...****************...

Pintu dari sebuah ruangan di gedung pernikahan itu terbuka dan tampak sosok pengantin wanita yang berjalan masuk. Rachel tampak memegang sebuah buket bunga dengan senyuman manis di bibirnya. Tapi saat dia menyadari tatapan kebencian dari mata Farel, calon z suaminya itu, langkah kakinya menjadi perlahan dan kepalanya tampak menunduk sampai dia akhirnya berada di depan Farel dan tersenyum kepadanya. Mereka berdua pun lalu duduk dan mulai melakukan pernikahan mereka.

Setelah pernikahan selesai, Rachel kembali terlihat bahagia, mengingat bahwa dia akan menghabiskan hidupnya bersama dengan pria yang sangat dia cintai selama ini.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah setelah semua rangkaian acara pernikahan mereka selesai dilakukan. Mereka lalu keluar dari dalam mobil walaupun saat dalam perjalanan tadi, tidak ada seorangpun diantara mereka yang bicara.

Rachel masuk dengan malu ke dalam rumah karena dia sudah memikirkan bahwa itu akan menjadi malam pertama mereka tidur bersama.

Pada saat keduanya masuk ke dalam kamar, Farel langsung berbalik dan mengunci pintu. Melihat hal itu, perasaan Rachel mulai campur aduk, saat dia hendak mengatakan sesuatu tiba-tiba...

'Plakk....!'

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanannya dan tanpa sadar air mata Rachel pun terjatuh ke pipinya. Pipinya memerah dan terasa panas. Saat dia melihat ke arah Farel, pria yang dicintainya dan baru saja menjadi suaminya itu, tapi Rachel hanya melihat kebencian dan dinginnya sikap Farel kepadanya dan Rachel pun mulai merasa tidak berdaya.

Setelah melihat kebencian dan aura dingin di mata Farel, air mata Rachel berhenti dan dia hanya melihat ke arah Farel.

Melihat Rachel yang menatap dirinya, Farel pun langsung memegang dagu Rachel dan menciumnya dengan sangat kasar dan kemudian merusak pakaian yang dikenakan Rachel dan sekarang Rachel melihat Farel dengan tatapan menakutkan di matanya dan dia pun mulai berteriak seperti orang gila.

"APA KAU SUDAH KEHILANGAN AKAL SEHATMU? KENAPA KAU MELAKUKAN INI PADAKU?" Teriak Rachel.

Farel mendengus dan berkata, "bukankah ini yang kau inginkan? Bukankah ini alasan kenapa kau menikah denganku? Siapa yang tahu sudah ada berapa banyak pria yang sudah kau miliki sebelumnya. Jadi kenapa kau harus berpura-pura bertingkah begitu polos sekarang? Apa kau sudah puas karena memisahkan aku dan Luna?"

Rachel berkata dengan suara yang parau, "Kenapa kau begitu mencintai Luna dan kenapa kau membenci aku?"

Farel tertawa mengejek ke arah Rachel dan menjawab, "apa yang sudah kau lakukan? Yang benar saja? Setelah mengacaukan hidupku, kau masih bertanya kenapa aku membencimu?"

Rachel kembali bicara, "Kenapa kau melakukan hal ini kepadaku? Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa Luna begitu berharga untuk cintamu saat aku sendiri tidak berharga bagimu? Kenapa.... kenapa dasar sialan?"

Ekspresi Farel berubah serius saat dia melihat ke arah Rachel dengan matanya yang dipenuhi dengan tatapan yang dingin.

"Mencintaimu? Apa kau bercanda? Apakah kau tahu, itu semua karena Luna yang bisa membuat aku bisa melihat lagi saat aku berada di tempat yang paling buruk dan terendah dalam hidupku. Dialah yang menyelamatkan aku dan hanya karena dirimu, dia kini tidak bisa berada di sisiku lagi. Tapi aku tidak akan pernah meninggalkannya dan aku tidak akan pernah menerimamu. Kau akan melihat bagaimana rasanya hidup di dalam neraka dan neraka mu dimulai sekarang." Ucap Farel.

"CINTA ADALAH HAL YANG TIDAK PANTAS KAU DAPATKAN. KAU TIDAK PANTAS UNTUK CINTA SIAPAPUN." Lanjut Farel.

Setelah mengatakan hal itu Farel memaksa dirinya mendekat ke arah Rachel. Dia begitu kejam kepada Rachel. Tanpa kelembutan sedikitpun, dia memaksa Rachel untuk melakukan hal itu di malam pertama pernikahan mereka.

Bersambung....

Perusahaan

Keesokan paginya saat Rachel terbangun, Farel sudah tidak ada di sisinya. Seluruh tubuh Rachel terasa begitu kesakitan dan ada banyak bekas lebam dan luka di tubuhnya karena kejadian semalam. Rachel lalu berdiri dengan bantuan memegang tembok dan dia pun bersiap-siap untuk keluar rumah setelah mandi dan berganti pakaian. Dia kemudian mengambil mobilnya dan pergi ke perusahaan Miller Group.

Miller Group adalah salah satu perusahaan terbesar yang diimpikan oleh banyak orang untuk bekerja di sana. Perusahaan itu lebih sering dikelola oleh adik dari Rachel.

Perusahaan itu adalah perusahaan milik orang tua Rachel, di mana sudah diwariskan kepadanya setelah kematian orang tuanya. Tapi Rachel tidak mau mengungkap identitasnya sebagai CEO dari Miller Group dan membuat adiknya yang merupakan presiden dari perusahaan itu berakting sebagai CEO dari perusahaan itu di depan semua media.

Beberapa saat kemudian, mobil Rachel tiba di depan gedung perusahaan dan dia memarkirkan mobilnya di area parkir. Dia kemudian berjalan masuk ke dalam perusahaan itu. Kebetulan hari itu Farel pergi ke perusahaan itu juga untuk bertemu dengan salah satu otoritas dari perusahaan itu untuk kerjasama dan dia meminta Luna untuk menemani dirinya.

Rachel masuk ke dalam perusahaan itu dan langsung masuk menuju elevator yang dikhususkan untuk petinggi perusahaan. Farel melihat Rachel yang terlihat masuk ke dalam elevator itu dan mengikuti dirinya masuk ke dalam elevator itu. Dia ingin bertanya kenapa Rachel ada di sana, tapi Farel lebih dulu dihentikan oleh seorang penjaga dan memintanya untuk menggunakan elevator lainnya. Tapi Rachel yang melihat hal itu pun bertanya kepada Farel.

"Oh Tuan Farel, aku tidak menyangka untuk melihat kau ada di sini. Apakah kau di sini untuk suatu bisnis?" Ucap Rachel.

Farel tampak terkejut dengan sikap Rachel yang tampak dingin padanya. Tapi sebelum dia bisa bicara, Luna kekasihnya sudah mendekat ke arah mereka dan bicara lebih dulu.

"Oh hai Rachel, bagaimana kau bisa ada di sini? Tolong ya, jangan berharap bahwa Farel akan peduli padamu karena dia meminta aku untuk menemani dirinya datang kemari, itu artinya dia tidak mau kau berada bersamanya." Ucap Luna angkuh.

Farel melihat ke arah Luna dan melingkarkan tangan di pinggangnya.

"Luna, tidak perlu bicara dengannya seperti ini. Dia itu tidak penting. Dia juga sudah tahu tentang hubungan kita dan dia itu bukanlah seorang wanita seperti yang kau pikirkan, wanita polos yang akan menangis untuk diriku karena hal ini. Jadi abaikan saja dia." Ucap Farel menyeringai.

Rachel berdiri dan melihat drama yang suaminya dan wanita lain itu tunjukkan dihadapannya. Dan akhirnya dia pun berkata, "permisi Tuan Farel, tapi jika tidak ada hal yang penting yang ingin kalian bicarakan lagi, maka bisakah aku pergi ke arah tujuanku?"

Kali ini Luna bicara lagi, "karena kami juga mau bertemu dengan CEO dari Miller Group, jadi aku rasa kau tidak akan keberatan berbagi elevator bersama kami bukan?"

Kali ini giliran penjaga yang berkata, "saya minta maaf Nona, tapi elevator ini eksklusif untuk beberapa orang yang terpilih saja..."

Rachel menghentikan penjaga itu, "jangan khawatir, mereka bisa ikut bersamaku." Ucapnya.

Kemudian penjaga itu menganggukkan kepalanya dan menunjukkan kepada Farel dan Luna untuk bisa masuk ke dalam elevator itu bersama dengan Rachel.

Farel dan Luna lantas berjalan masuk ke dalam elevator dan elevator itu pun mulai naik ke lantai atas. Tidak ada satupun dari mereka yang mengucapkan satu patah kata pun. Tapi Luna selalu berusaha menampilkan kemesraannya bersama dengan Farel di dalam elevator itu kepada Rachel.

Beberapa saat kemudian, mereka semua lalu sampai di lantai paling atas dari gedung perusahaan itu. Saat mereka semua melangkah keluar dari dalam elevator, semua orang yang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka tampak berdiri dan menundukkan kepala mereka dengan sopan dari posisi mereka duduk dan kemudian mulai melanjutkan pekerjaan mereka lagi.

Farel merasa begitu tersanjung karena merasa semua karyawan perusahaan itu begitu hormat kepadanya. Begitu juga dengan Luna, ia tampak mendongakkan kepalanya, melangkah dengan penuh percaya diri dan tak lupa membusungkan dadanya dengan angkuh, merasa bahwa dia adalah klien terpenting dari perusahaan itu.

Luna kemudian berbicara dengan Farel.

"Farel ayo kita pergi dan temui CEO dari perusahaan ini. Dia mungkin sudah menunggu kita."

Farel hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengarkan ucapan Luna.

Sementara itu melihat kedatangan Rachel, seorang sekretaris wanita berjalan mendekat ke arah Rachel yang berjalan di belakang Farel dan Luna. Ia langsung tersenyum dan tak lupa mengucapkan selamat pagi kepada Rachel.

Luna yang merasa bahwa wanita itu menyapa dirinya pun lantas membalas, "kami memiliki sebuah meeting penting dengan CEO, jadi ayo tunjukkan jalan kepada kami menuju ruangannya." Ucapnya dengan angkuh.

Sekretaris itu menatap ke arah Luna dengan tatapan tidak suka, sebelum dia bicara lagi.

"Saya minta maaf Nona, tapi saya tidak menyadari kehadiran anda. Saya tadinya menyapa Nona Rachel. Dan untuk meeting anda, saya rasa jadwalnya jam 10.00 pagi bukan? Tapi ini baru jam 09.43 pagi. Jadi tolong anda bisa menunggu di ruang tunggu yang tersedia."

Sekretaris itu menunjuk sebuah ruangan tunggu kepada Luna dan juga Farel. Setelah itu dia kembali menatap ke arah Rachel.

"Dan Nona Rachel, presiden sudah menunggu anda cukup lama. Saya rasa anda harus bertemu dengan presiden sekarang juga."

"Oh baiklah terima kasih." Balas Rachel.

Bersambung...

Meeting

Rachel berjalan lurus dan tiba-tiba Liam yang lewat di depan mereka, dia memanggil diri Rachel.

"Hei apa kau memang berencana untuk datang terlambat lagi? Sudah berapa kali kau selalu saja seperti ini, selalu saja datang terlambat." Ucap Liam kesal.

Melihat bahwa Liam CEO dari Miller Group tengah memarahi Rachel, Farel dan Luna, mereka berdua mendekat ke arah Liam. Farel berpikir bahwa dia akan menggunakan kesempatan itu untuk membuat Rachel kehilangan pekerjaannya dan membuat Liam memandang rendah akan dirinya.

"Rachel, kau bekerja di sini? Kau tidak mengatakan itu kepadaku dan mengapa kau bisa datang terlambat? Bukankah kau bangun lebih awal pagi ini?" Ucap Farel.

Farel ingin menunjukkan bahwa dia dan Rachel berhubungan dekat, jadi Liam pasti bisa marah kepada Rachel. Tapi apa yang terjadi malah jauh berbeda dengan yang dia harapkan.

"Permisi, tolong bisakah kau mengatakan siapa dirimu sehingga kau bisa bicara kepadanya dengan cara seperti itu? Apa posisimu di perusahaan ini yang bisa membuatmu mengatakan hal seperti itu?" Ucap Liam.

Liam bukan hanya menyelamatkan Rachel dari rundungan Farel. Tapi dia juga tidak memberikan kesempatan kepada Farel untuk melakukan hal itu, tapi dia juga mempermalukan Farel di hadapan para karyawannya hingga membuat Farel tentu saja merasa malu.

Saat Luna melihat Liam, dia mencoba untuk membuat sebuah kesan yang baik pada Liam. Dengan cara seperti itu dia berharap bahwa dia mungkin saja bisa dekat dengan Liam.

"Kami minta maaf Tuan Liam. Tapi dia adalah istri dari Farel dan itulah kenapa Farel berbicara dengan sikap seperti itu padanya. Kami sungguh tidak bermaksud untuk menyakiti hati anda." Ucap Luna mencoba tersenyum dengan begitu manis pada Liam.

Liam menyeringai menatap ke arah Luna dan berkata, "kalau dia memang adalah istrinya, lalu siapa kau dan apa yang bisa membuatmu bicara tentang hubungan mereka seperti itu? Dan bahkan jika mereka memang seperti itu, semuanya tidak ada hubungannya dengan perusahaan ini."

Luna benar-benar terdiam dengan jawaban yang diberikan Liam kepadanya. Tanpa menunggu balasan apapun lagi, Liam pun langsung kembali bicara kepada Rachel.

"Kapan kau berencana untuk datang setiap hari? Kau bahkan membutuhkan waktu satu minggu untuk meninggalkan pernikahan mu itu." Ucap Liam menatap Rachel.

Rachel tersenyum cerah dan berkata, "Liam, aku rasa kau semakin lebih dan lebih memaksakan dirimu sendiri bekerja hari demi hari, bukan begitu?"

Farel tampak penasaran melihat kearah Rachel yang memanggil pria yang ada di hadapannya itu dengan sebutan Liam dan tampak begitu akrab. Tapi sebelum dia bisa mengatakan apapun, mereka berdua baik Liam maupun Rachel sudah masuk di dalam ruangan CEO.

Sekretaris wanita yang sejak tadi berdiri bersama mereka semua kemudian mengatakan kepada Farel dan Luna untuk mengikuti dirinya menuju ruangan meeting.

"Mari Tuan, ikuti saya menuju ruang meeting." Ucap sekretaris itu.

Farel dan Luna pun mengikuti sekretaris itu pergi.

Di dalam ruangan Liam...

"Apakah pria itu yang ingin kau nikahi Rachel? Kau memang benar-benar sudah menikah dengan pria badjingan itu. Baiklah lupakan saja semua itu. Sekarang ayo kita pergi ke ruangan meeting. Kau bilang bahwa kau ingin mengejutkan dia dengan mengatakan semua identitas aslimu." Ucap Liam.

Rachel terdengar menghela nafas dan membuka mantel yang dia gunakan dan kemudian saat dia membukanya Liam melihat tanda merah di tubuh Rachel dan menjadi marah.

"Apakah pria badjingan itu yang sudah melakukannya? Aku akan membunuhnya. Beraninya dia menyakitimu." Ucap Liam terlihat begitu marah hendak berjalan keluar untuk menemui Farel.

Bagaimanapun Rachel langsung menghentikan Liam dan berkata kepadanya.

"Lupakan semua ini Liam dan aku tidak mau mengungkap identitas asliku sekarang. Kau yang akan menghadiri meeting itu tetaplah menjadi sebagai CEO dari perusahaan ini. Tapi aku akan ikut bersamamu. Ingat jangan lakukan apapun kepadanya. Oh dan satu hal lagi, mulai hari ini dan seterusnya kau kirim saja semua dokumen yang perlu aku periksa di email-ku. Aku tidak akan hadir di perusahaan. Kau lah yang akan mengurus semua meeting dan semua yang ada di perusahaan ini. Aku akan melakukan semua sisanya dari rumah dan mengirimkannya kepadamu." Ujar Rachel.

Setelah mendengar ucapan Rachel, Liam pun terdengar menghela nafas.

Dia pun lalu bisa tenang dan berkata, "baiklah Rachel, jika kau ingin seperti itu. Aku akan melakukan seperti yang kau inginkan." Ucap Liam.

Liam dan Rachel lalu pergi dan masuk ke dalam ruangan meeting.

Liam dan Rachel masuk ke dalam ruangan meeting. Dimana disana hanya ada Farel dan Luna. Farel tampak terkejut melihat Rachel yang ikut bersama dengan Liam, karena menurut informasi yang dia terima, dia menerima undangan dari Liam bahwa Liam hanya akan menghadiri meeting sendirian bersama dengan sekretarisnya dan tidak ada orang lain yang diperbolehkan. Farel tampak termenung beberapa saat. Tapi dia dengan cepat dia mengembalikan kesadarannya.

Meeting pun dimulai dan mereka mulai mendiskusikan proyek kerjasama. Meeting ini dilakukan karena perusahaan Farel membutuhkan bantuan dari perusahaan Miller Group.

Liam dan Rachel tampak membaca isi dari proposal yang diajukan perusahaan Farel. Tepat pada saat Liam hendak mengatakan sesuatu tentang keputusan berdasarkan proyek yang diajukan oleh Farel, Rachel pun bicara lebih dulu.

"Tuan Farel, kenapa anda merasa bahwa kami harus bekerja sama dengan anda? Seperti yang anda ketahui, bahwa reputasi dari Miller Group ini sangat besar. Jadi kami bisa mendapat proyek yang bahkan jauh lebih baik dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan proyek ini. Jadi bisakah anda memberikan satu alasan, kenapa anda pikir bahwa kami harus bekerja sama dengan anda?" Ucap Rachel.

Farel tidak siap untuk pertanyaan yang diajukan Rachel, dan dia bahkan tidak menyangka bahwa Rachel akan menyela ucapan dari CEO Miller Group.

Farel duduk dengan diam mencoba untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Sementara Rachel menatap ke arah Liam dan mulai mendiskusikan sesuatu.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!