.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
" Alhamdulillah kita semua sudah lulus dan Alhamdilillah juga aku langsung keterima kerja di Rumah Sakit Cahaya Kasih, rumah sakit tempat aku magang kemarin. " Ucap sykur Kurnia atau biasa di panggil Nia.
Nia adalah salah satu mahasiswa yang berprestasi dan kuliah juga mendapatkan beasiswa secara Full. Jika bukan karena beasiswa mana mungkin dia bisa kuliah mengambil jurusan kedokteran. Apalagi kuliah Jurusan Kedokteran memang sangat mahal.
Kurnia hanya mempunyai seorang ibu yang pekerjaannya hanya berdagang sayuran di pasar tradisional. Ayahnya pergi meninggalkan mereka di saat Nia masih berumur 5 tahun.
" Selamat ya Nia. Semoga kamu sukses dan karir kamu sebagai dokter bisa melejit doa terbaik dariku. " Ucap berta teman Nia.
" Terima kasih berta sayang . Semoga kamu juga segera menyelesaikan kuliah S2 kamu dan segera bisa pulang ke negara kita ini. Sebenarnya aku bersedih karena kamu harus pindah ke luar negeri untuk menyelesaikan S2 kamu." Seru Nia dengan wajah cemberut.
" Kamu tenang saja aku pasti akan cepat pulang. Lagipula masih ada Rindi kan ? Dan juga ada ayang Vito yang pasti akan selalu jagain kamu. " Ucap Berta sambil mencubit pipi Nia.
" Tapi kagak asik kalau tidak ada kamu, Berta " Ucap Rindi ikut berkomentar.
Nia, Berta dan Rindi berpelukan. Mereka bertiga adalah teman sejati, persahabatan mereka sudah terjalin sejak duduk di bangku SMP. Mereka bukan hanya sahabat, tetapi mereka sudah seperti saudara dan keluarga sendiri. Berta dan Rindi masih mempunyai orang tua yang lengkap, mereka anak dari orang berada.
Berbeda dengan Nia yang orang tuanya hanya sebagai pedagang sayur. Namun dia sama sekali tidak malu, justru dia bangga dengan ibunya yang sudah membesarkannya sendirian selama 19 tahun.
" Untuk merayakan kelulusan kita ini bagaimana kalau kita malam ini menginap dirumah Nia. Nia dan Ibunya kan pintar memasak, jadi nanti kita masak sama - sama. " Ucap Berta memberi usul.
mereka memang baru saja melaksanakan wisuda para orang tua mereka sudah pulang. Para orang tua mereka bertiga sengaja pulang lebih dulu karena mereka ingin membiarkan para anaknya berkumpul dengan yang lainnya.
" Boleh" Seru Nia dan Rindi bersamaan.
Dari arah lain ada seorang pria tampan yang datang menghampiri mereka sembari membawa buket bunga yang sangat indah dan cantik. Siapa lagi kalau bukan Vito prasetio , pria tampan pacar dari Nia. Mereka sudah berpacaran selama 1 setengah tahun ini. Vito anak dari keluarga kaya , dan sampai sekarang vito belum mengenalkan Nia kepada orang tuanya.
" Selamat ya Nia atas wisudanya, bahkan kamu menjadi lulusan terbaik. Dan selamat lagi karena kamu juga langsung diterima di Rumah sakit besar yang ada dikota ini. " Ucap Vito dengan lembut.
" Terimakasih kak " Ucap Nia sembari mengambil buket bunga yang diberikan oleh Vito.
" Cieee yang ayang bebebnya datang. Kalau begitu kami berdua tinggal dulu ya nanti sore kami datang ke rumah kamu. Jangan lupa siapkan tempat buat kita berdua oke. " Ucap Berta sambil memainkan alisnya.
" Iya siap " Ucap Nia sambil mengacungkan jempol tangannya.
Berta dan Rindi meninggalkan Nia, setelah kedua temannya pergi Nia dan Vito menuju parkiran. Vito hari ini mengajak Nia makan siang bersama di salah satu restoran mewah. Dari awal pacaran Nia tidak pernah mau jika diajak makan direstoran mewah dengan alasan mahal dan sayang uangnya.
" Kok makan disini kak ?" Tanya Nia heran , biasanya mereka akan makan ayam bakar tenda saja.
" Sesekali saja Nia, kita rayakan kelulusan kamu. Kalau kamu keingat ibumu nanti kita bungkus juga buat ibu. Sudah yuk masuk aku sudah lapar sekali. " Seru Vito menggandeng tangan Nia.
Nia mengangguk seraya mengulas senyum manisnya, dia mengikuti langkah kaki Vito masuk ke restoran mewah itu. Nia merasa kagum melihat keadaan restoran yang sangat mewah. Bahkan ia syok melihat daftar harga pada menu yang tertera di buku menu. Sebagai orang yang kurang mampu Nia hanya bisa menelan salivanya sendiri, jika tidak dengan Vito mungkin seumur hidup Nia tidak akan bisa masuk ke restoran ini. Jangankan untuk makan untuk masuk pun dia tidak akan berani.
" Kamu pesan saja apa yang kamu mau. Jangan lupa pesaj juga untuk ibu " Seru Vito dengan ramah.
Nia terlihat membolak-balikkan buku daftar menu mencari makanan dengan harga paling murah. Namun buku menu sampai halaman terakhir semua harga tidak ramah di kantong. Harga paling murah nasi goreng biasa dibandrol dengan harga 85 ribu hanya dengan telur mata sapi saja.
* Ini harga nasi goreng saja sampai 85 ribu dengan toping telor ceplok. Memangnya berasnya di impor dari negara mana ya ? Uang 85 ribu kalau dibeliin nasi goreng abang - abang bisa dapat 5 sampai 6 porsi. Itu juga sudah lengkap ada telur dan suiran ayam nya * Gumam Nia dalam hatinya.
Namun Nia tidak mau membuat Vito menunggu lama akhirnya dia memilih menu asal saja . Yang dia tahu itu ayam, tidak tahu ayam dimasak apa.
" Sudah itu saja Nia ?" Tanya Vito lembut.
" Iya kak itu saja. Punya ibu juga samakan saja mas. Minumnya lemon tea saja " Jawab Nia.
Vito mengangguk paham, lalu dia memesan untuk dirinya sendiri. Setelah menunggu 20 menit pesanan Nia dan Viti akhirnya sudah terhidang dimeja. Mereka menikmati makanannya sembari sesekali melempar senyum. Nia sangat beruntung bisa mengenal Vito, seorang pria yang sangat baik dan sama sekali tidak memandang latar belakang Nia.
" Emmm...Nia, kamu besok sudah mulai masuk bekerja di Rumah sakit tempat kamu magang itu ?" Tanya Vito disela - sela makannya.
" Iya mas. Alhamdulillah setelah lulus aku bisa langsung bekerja di Rumah sakit itu mas. Aku sudah sedikit mengenal dokter dan perawat disana. Insya Allah aku pasti akan betah , sebab disana semuanya baik - baik." Ucap Nia sangat terlihat sekali antusiusme nya.
" Aku ikut senang melihat kamu sudah mendapat pekerjaan . Sekarang selesaikan makan mu setelah ini kita pulang. Pasti ibu sudah menunggu mu. Oh iya, memang nanti malam kalian mau ada acara ya ?" Tanya Vito teringat jika Berta dan Rindi tadi sempat bilang mau kerumah Nia.
Nia mengangguk tanda mengiyakan, mana bisa Nia berbohong kepada Vito. Niapun mengajak Vito untuk ikut dengan acara mereka nanti malam, hanya makan - makan seperti biasa. Sekaligus perpisahan dengan berta karena berta akan melanjutkan kuliah S2 nya di luar negeri.
" Ini bilnya mas " Ucap pelayang memberikan bill tagihan makanan.
Mata Nia terbelalak melihat tagihan yang tertera di kertas. Nia tidak tahu jika menu yang dia pesan tadi harganya 245 ribu perporsinya. Mana dia pesan dua, Nia tadi hanya melihat gambarnya saja dan tidak melihat harganya.
* Untuk tiga porsi makanan hampir menghabiskan 800 ribu. Bisa untuk jatah uang makanku sebulan * Gumam Nia dalam hatinya.
Selesai membayar Vito dan Nia keluar dari restoran , mereka langsung menuju parkiran menuju mobil Vito yang terparkir dengan rapi. Vito sendiri bekerja di salah satu Perusahaan Terbesar di Kota itu , Vito sebagai salah satu manajer tentunya gajinya besar.
" Langsung pulang ya kak " Seru Nia merasa dia sudah lelah.
" Iya tuan putri ku. " Seru Vito dengan senyum menggoda Nia.
Diperlakukan bak Ratu oleh Vito membuat Nia merasa bahagia. Nia sudah 4 tahu mengenal Vito namun menjalani hubungan baru 1 setengah tahun ini. Vito sendiri dari pertama kali melihat Nia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Mereka berkenalan saat Nia pertama kali masuk kuliah dan Vito datang kekampus untuk menyampaikan materi kemahasiswaan. Vito memang Alumni mahasiswa dari kampus tempat Nia berkuliah.
**********
Alhamdulillah bisa UP Karya terbaru. Mohon Dukungannya ya kak.
TERIMAKASIH 🙏🙏
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Meskipun sudah pernah magang di rumah sakit selama 3 bulan, Nia tetap saja merasakan canggung dan tegang saat pertama kali masuk kerja. Sekarang dia datang kerumah sakit bukan sebagai mahasiswa magang, tetapi sebagai dokter tetap di Rumah sakit itu. Nia datang keruangan Dokter Irawan salah satu dokter senior dirumah sakit itu, dan beliau juga yang memegang jabatan tertinggi di Rumah Sakit.
" Semoga kamu bisa menjadi dokter yang baik dan amanah. Kerjakan pekerjaanmu dengan ikhlas , insya Allah semuanya akan berjalan dengan lancar. " Ucap Dokter Irawan.
" Terimakasih pak Irawan. Saya berjanji akan menjadi dokter yang baik dan bertanggung jawab dengan tugas dan pekerjaan saya. " Ucap Nia bersungguh - sungguh.
" Aku pegang janjimu Nia. Dari sekian mahasiswa magang hanya kamu yang langsung saya tawari kontrak kerja di Rumah Sakit ini. Biasanya meskipun mahasiswa magang tetap melalui proses yang ada. Kamu surat lamaran hanya sebagai formalitas saja. Dokter pembimbing kamu juga mengakui kamu mampu dan dokter yang lainnya juga begitu. Sekali lagi selamat ya Nia, semoga kamu betah bekerja di rumah sakit ini. Dan jalankan tugasmu sesuai dengan sumpah dokter mu ." Ucap Dokter Irawan .
" Terimakasih pak atas nasehat dan bimbingannya. Kalau begitu saya izin keruangan saya." Ucap Nia undur diri.
Dokter Irawan mengangguk ramah lalu mempersilahkan Nia menuju ruangan pribadinya. Kini Nia sudah resmi menjadi salah satu dokter di Rumah Sakit Cahaya Kasih. Tepat jam 9 pagi Nia sudah membuka jam prakteknya dengan ditemani 1 perawat sebagai Assistennya.
Nia menjadi salah satu dokter umum di Rumah Sakit Cahaya Kasih. Pasien sudah mulai masuk secara urut mengikuti nomor antriannya. Nia menjalankan tugasnya dengan ikhlas, senang dan bahagia. Senyum ramah selalu tersungging dibibirnya yang tipis.
" Akhirnya sudah tiba istirahat siang. Mbak Kesa terimakasih ya sudah membantu saya. " Ucap Nia ramah mengucapkan terimakasih kepada perawat yang menjadi assistennya.
" Sama - sama dokter Nia. " Jawab Kesa dengan ramah.
" Panggil Nia saja mbak , aku sama mbak kesa loh tidak jauh beda. " Seru Nia lebih nyaman dengan panggilan nama.
" Baiklah jika saat bekerja tetap harus profesional dengan panggilan Dokter Nia. Kalau diluar jam kerja begini boleh dengan panggilan Nia. " Seru Kesa yang memang lebih tua 3 tahun dari Nia.
" Iya mbak. Mbak Kesa kalau mau istirahat silahkan, aku masih ingin disini dulu. " Ucap Nia.
Kesa mengangguk lalu dia keluar dari ruangan Nia. Nia sendiri masih betah di ruangannya , dia membaca catatan para pasiennya yang diberikan oleh kesa tadi. Setelah cukup lama berdiam diri di ruangannya, perutnya terasa lapar dan sudah meronta-ronta meminta segera diisi dengan makanan. Nia pun menghentikan aktivitasnya dan membereskan catatan.
Nia keluar dari ruangannya dan berjalan menuju kantin rumah sakit. Namun baru saja melangkahkan kakinya tiba-tiba ada seseorang anak kecil yang memanggil-manggil, namun Nia tidak menyangka jika dirinyalah yang dipanggil.
" Mama.. ! Mama tunggu ." Seru anak kecil itu memanggil dengan panggilan mama.
Merasa bukan dirinya yang dipanggil membuat Nia terlihat biasa saja dan terus melangkahkan kakinya. Namun semakin Nia berjalan menjauh , anak kecil itu terus mengejarnya dan memanggil-manggil dengan panggilan mama. Merasa kasihan dengan anak kecil itu, akhirnya Nia pun menghentikan langkah kakinya dan menghampiri anak kecil itu.
" Maaf sayang, kamu lagi manggil siapa ? Perasaan disini tidak ada orang lain selain kakak, kakak kira tadi ada mama kamu. " Ucap Nia yang mengira jika tadi anak itu bersama mamanya.
" Mama jangan pergi lag" Ucap bocah 4 tahun itu lalu memeluk Nia.
Nia terkejut dengan apa yang dilakukan oleh anak kecil itu, dan dia jugq baru sadar jika orang yang dipanggilnya Mama adalah dirinya sendiri. Anak kecil yang sedang memeluknya itu kini menangis terisak, merasa kasihan Nia pun membalas pelukan anak itu serta mengusap pucuk kepalanya dengan lembut.
" Sayang jangan menangis. Kakak bukan mama kamu, mama kamu ada dimana ? Yuk kakak antar ketempat mama kamu. Pasti mama kamu sekarang sedang kebingungan mencari kamu." Ucap Nia bicara dengan lembut.
" Mama.. Jangan pergi lagi, nada kangen mama." Ucap anak kecil itu kembali bicara dengan khas anak kecil. Nia semakin bingung karena anak kecil itu terus memanggilnya mama.
" Duhh ini anak siapa ya ? Jangan sampai aku dikira menculik anak orang, apalagi ini hari pertamaku masuk kerja. Bisa heboh kalau sampai orang-orang mengira aku penculik anak. " Gumam Nia dalam batinnya.
Karena perutnya sudah lapar akhirnya Nia mengajak anak kecil yang bernama Nada itu ke kantin rumah sakit. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, yang terpenting sekarang dia makan terlebih dahulu, dan urusan anak kecil itu akan dipikirkan nanti setelah perutnya kenyang.
" Anak siapa Nia ?" Tanya Kesa menghampiri Nia.
" Eh mbao Kesa. Tidak tahu mbak, tiba - tiba saja dia tadi menangis sambil memanggil - manggil mamanya. Dan anehnya lagi aku yang dipanggil mama sama dia. Nikah saja belum masa iya aku sudah punya anak." Ucap Nia sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh Nada.
" Coba aku tanya ke anaknya dulu. " Seru Kesa mencoba akan bertanya.
Kesa memandang lembut kearah anak kecil itu, anak itu sudah tidak menangis bahkan dia duduk diam dan anteng. Nia sendiri sudah memesan dua mangkuk bakso dan es jeruk, untuk dirinya sendiri dan untuk anak kecil yang dia tahu bernama Nada itu.
" Adik cantik siapa namanya ?" Tanya Kesa dengan lembut.
" Nada " Jawabnya singkat.
" Oh Nada, nama yang bagus. Memangnya ama Nada kemana kok tadi nada menangis?." Tanya Kesa lagi mencoba mencari tahu orang tuaku Nada.
" Kata papa mama Nada itu sudah ke surga. Tapi papa bohong karena sekarang mama Nada ada disini. Ini mama Nada, dia cantikkan seperti Nada. Mama nanti pulang sama Nada ya"Ucap Nada dengan polosnya.
Deg...
Nia dan Kesa saling beradu pandang. Nada bilang jika mamanya sudah di surga berarti mamanya Nada sudah meninggal. Nia jadi merasa kasihan kepada nada , anak seusia dia sudah ditinggal mamanya untuk selamanya.
" Mungkin wajah kamu mirip sama mamanya Nia makanya dia menganggap kamu mamanya. Biasalah anak kecil, ya sudah kamu temani dia. Kebetulan aku sudah selesai makan, aku sudah tidak tahan mau ke toilet. " Ucap Kesa lalu dia berjalan cepat menuju toilet yang tidak jauh dari kantin.
Pesanan bakso Nia sudah terhidang di meja. Dia memberikan satu mangkok untuk Nada lengkap dengan 1 gelas es jeruknya. Nia tidak tahu Nada suka apa tidak yang penting dia juga membelikan untuk Nada.
" Nada bisa makan sendiri ?" Tanya Nia dengan lembut.
Nada hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. Membuat Nia juga ikut tersenyum , Nia mengambul garpu dan menusuk bakso yang besar lalu memberikannya kepada Nada.
" Nada gigit pelan - pelan ya baksonya, soalnya ini masih panas. Oh iya Nada sudah pernah makan bakso kan ?" Tanya Nia dengan lembut.
" Belum Ma " Jawab Nada dengan singkat.
* Haahh... Masa iya dia belum pernah makan bakso, atau jangan - jangan dia baru tahu kalau ini yang namanya bakso. Kalau dilihat - lihat dari penampilannya sih Nada ini anak orang kaya. Atau mungkin dia ini anak salah satu pasien dirumah sakit ini * Gumam Nia dalam hatinya.
" Nada tadi datang kesini sama siapa ?" Tanya Nia sembari memakan baksonya yang sudah diracik sedemikian rupa.
" Sama papa. Papa masih sama kakek dokter " Ucap Nada dengan polosnya.
Nia hanya manggut - manggut mendengar cerita Nada sembari mengunyah dan menikmati baksonya.
Sedangkan di tempat lain saat ini David sedang kebingungan mencari keberadaan anaknya sampai menghebohkan Rumah Sakit dan para pihak keamananan juga ikut mencari keberadaan anak David.
" Bagaimana ? Apakah kalian sudah menemukan anakku ?" Tanya David dengan suara menggelegar.
" Maaf Tuan. Kami belum menemukan Nona Nada " Ucap salah satu satpam dengan takut - takut.
" Dasar bodoh ! Mencari anak kecil saja tidak becus ! " Ucap David dengan marah.
* Nada kamu ada dimana sayang ? Papa mengkhawatirkan kamu, mana rumah sakit ini besar dan luas juga tinggi. * Gumam David dalam batinnya.
" David lebih baik kita keruangan CCTV saja, kita lihat lewat CCTV . Paman yakin Nada masih ada disekitaran rumah sakit. " Ucap pak Irawan.
David langsung berlari menuju ruangan CCTV dan diikuti oleh pak Irawan. David sudah tidak sabar ingin mengetahui keberadaan anaknya. Setelah sampai ruangan CCTV David langsung memerintahkan petugas untuk membuka semua layar CCTV dan mencari keberadaan anaknya di setiap titik sudut rumah sakit.
" Ini, coba hentikan !" Perintah David dengan tegas.
Di layar CCTV itu David melihat anaknya sedang bersama salah satu Dokter wanita sedang makan di kantin. Nada anaknya terlihat bahagia , tawanya pecah dan terlihat sekali rona bahagianya.
* Siapa Dokter wanita ini ? dan kenapa Nada ada bersama dia ? Nada juga terlihat akrab bahkan, senyumnya terus mengembang. Selama ini nada tidak pernah seceria itu, apalagi semenjak kematian Hera 7 bulan yang lalu. * Gumam David dalam hatinya.
*********
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
" Siapa wanita itu paman ?" Tanya David dengan pandangan tetap kearah layar monitor.
Pak Irawan menatap lekat sosok wanita yang sedang bersama nada dari layar monitor dia merasa pernah Mengenali wanita itu dan akhirnya dia pun teringat jika wanita itu adalah Nia salah satu dokter yang baru bekerja hari ini.
" Oh dia itu dokter Mia dokter baru yang bekerja hari ini." Jawab Pak Irawan yakin setelah melihat dengan jelas wanita yang bersama nada.
" Apa ? Dokter baru ? berani-berani nya dokter baru itu membawa anakku pergi. Dan lihat itu, dia memberikan makanan yang tidak higienis untuk anakku. Segera bawa wanita itu ke hadapanku sekarang juga !." Seru David dengan lantangnya.
Pak Irawan sangat tahu bagaimana sikapnya David. David adalah keponakannya yang sangat Arogan apalagi setelah istrinya meninggal 7 bulan yang lalu. Sifat keras dan dingin David semakin menjadi-jadi. Pak Irawan juga yakin jika Nia tidak bermaksut membawa Nada. Pasti nada sendiri yang memang keluar dari ruangannya saat David sedang berbincang dengannya membahas masalah perkembangan Rumah Sakit. Dan tanpa sengaja bertemu dengan Nia.
* Pasti Nia akan kena masalah. David memang tidak bisa melihat sisi kebenaran orang lain. Kalau bukan keponakanku sudah aku hajar dia dari dulu * Gumam Pak Irawan.
Namun Pak Irawan tetap mengikuti perintah David dan menemui Nia yang masih ada di kantin. Pak David datang dengan seorang satpam menghampiri Nia dan Nada.
" Pak Irawan Bapak mau makan siang di kantin juga?." Tanya Nia dengan ramah.
" Oh tidak Nia , Saya ke sini mau menjemput Nada karena orang tua Nada sedang menunggu di ruangannya. Dan kamu tolong ikut saya ada hal yang ingin kami bicarakan sama kamu. " Ucap Pak Irawan dengan ramah. Tidak mau memarahi Nia sebab dia tahu maksud Nia pasti baik mengajak Nada makan di kantin.
Nia sangat heran kenapa sampai pak irawan orang yang mempunyai jabatan tinggi dirumah sakit harus turun tangan langsung menjemput Nada. Dalam hatinya, Nia bertanya - tanya siapa Nada yang sebenarnya. Ditambah dirinya juga harus ikut keruangan pak Irawan.
Meskipun masih penasaran dan tidak tahu apa yang akan dibahas, Niapun mengikuti perintah Pak Irawan. Dengan menggandeng tangga Nada, Nia berjalan di belakang Pak Irawan dan di belakang dia ada satpam yang mengikutinya. Setelah sampai di ruangan paling tinggi yang ada di rumah sakit ini, Nia digiring masuk ke ruangan yang cukup luas mewah dan tentunya sangat berkelas. Selama magang di sini, Nia belum pernah masuk ke ruangan semewah dan sebagus ini selain ruangan Irawan.
" Siapa kamu berani sekali membawa anakku ? Atau jangan - jangan kamu mau menculik anakku ? Dasar dokter penculik ! Baru sehari bekerja sudah bikin masalah. Kamu mau hari ini , hari pertama kamu kerja sekaligus hari terakhir kamu bekerja !." Bentak David dengan lantang.
" Apa ? Menculik ? Anda menuduh saya menculik ? Kalau bicara itu pakai otak jangan asal bicara. Kalau Anda ayah dari nada seharusnya anda itu jaga anak anda baik-baik. Jangan sampai anak sekecil nada berkeliaran di rumah sakit tanpa pengawasan orang dewasa. Beruntung Nada berketemu sama saya sehingga anak anda aman-aman saja. Bagaimana kalau sampai anak anda tadi keluar rumah sakit dan sampai berjalan ke jalan raya depan sana?." Bentak Nia tidak kalah berani bicara keras dengan David. Nia sendiri memang belum tahu jika David adalah pemilik Rumah Sakit tempatnya bekerja.
David tidak menyangka jika wanita yang saat ini ada didepannya bisa memarahinya. Bahkan tidak tahu siapa David yang sebenarnya. Pak Irawan sudah berwajah pucat melihat perdebatan antara David dan Nia. Pak Irawan khawatir jika Nia akan dipecat dari rumah sakit itu.
* Aduh Nia. Apa kamu tidak tahu jika pria yang saat ini berdiri di hadapanmu adalah Tuan David . Dia pemilik Rumah Sakit ini , kamu jangan cari masalah.* Gumam Pak Irawan dalam batinnya.
" Kamu tidak tahu siapa aku ?."Tanya David sedikit melunakan suaranya sambil tersenyum sini kearah Nia.
" Memang siapa kamu ? Lagi pula aku tidak perduli siapa kamu." Seru Nia dengan ketus dan masih saja tidak menyadari jika David adalah pemilik Rumah sakit.
David menyeringai sinis menatap ke arahnya. Nia tahu tatapan David terlihat sangat menyeramkan, namun dia tetap pura-pura untuk tidak takut padahal dalam hatinya dia sudah merasakan gemetaran sedari tadi. Sebab suara David saja sudah seperti harimau yang sedang mengaung.
" Papa kenapa marah-marah.?" Ranya nada dengan polosnya.
Mereka berdua sampai lupa jika saat ini ada anak kecil dalam ruangan itu dan masih ada Pak Irawan juga yang sedari tadi hanya diam menyimak perdebatan antara David dan Nia.
* Kenapa aku sampai lupa jika ada Nada disini? Dia tidak boleh keributan ini,aku tidak mau dia beranggapan buruk terhadapku .* Gumam David dalam hatinya.
" Maaf sayang papa tidak marah - marah kok. Papa hanya memberikan arahan sama ibu dokter ini agar tidak sembarangan mengajak kamu pergi. " Jawab David yang kini sudah mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak.
Wajah David juga sudah lebih bersahabat , tidak segarang dan semenakutkan tadi. Nia melihat perubahan sifat David hanya bisa berdercak kesal dalam hatinya.
* Tidak marah - marah darimana ? Sedari tadi dia itu mengomel tidak jelas. Dan sok lembut juga bicara, apa mungkin karena dia tidak mau anaknya tahu jika dia itu sebenarnya garang * Gumam Nia dalam hatinya.
" Papa jangan marah , tadi Nada pergi karena Nada cari mama. Dan akhirnya Nada bertemu dengan mama, tadi mama ajak Nada makan bakso." Ucap Nada dengan sangat polosnya.
Deg..
Jantung David langsung berdebar mendengar perkataan Nada. Dulu mama nya Nada memang meninggal dirumah sakit ini, dan yang Nada tahu mama nya kerumah sakit dan tidak pulang sampai sekarang.
" Mama jangan pergi lagi ya ." Seru Nada mendekati Nia lalu memeluk tangan Nia.
Hal itu membuat David langsung mengalihkan pandangan kearah Nia. Begitupun dengan Pak Irawan, dia kaget dengan kata - kata Nada.
* Kalau diperhatikan Nia memang mirip dengan Hera. Pantas saja jika Nada mengira Nia itu mamanya. * Gumam Pak Irawan dalam hatinya.
Nia bingung harus bagainana, disatu sisi dia sangat kesal dengan Papanya Nada dan dia juga merasa kasihan dengan Nada, apalagi melihat wajah polos dan mata bening Nada. Nia tidak tega untuk mengatakan tidak, tetapi permintaan Nada tidak bisa dia iyakan.
" Maaf ya Nada sayang. Kakak tadikan sudah bilang jika kakak ini bukan Mama kamu. " Jawab Nia dengan lembut.
" Ohh... Jadi kamu tadi sudah mempengaruhi anakku ? Jangan mentang-mentang wajahmu sedikit mirip dengan Istriku, kamu bisa seenaknya mempengaruhi anakku agar menjadikan kamu sebagai mamanya. Jangan mimpi kamu!!."Seru David dengan tegas.
" Aku tidak pernah mempengaruhi anak anda. Bahkan anak anda sendiri yang tadi menghampiriku dan langsung memanggilku mama. Jadi tolong jaga perkataan anda. Jika anda tidak tahu siapa aku jangan pernah menghujatku dan jangan pernah berpikir buruk tentangku. Aku saja tida kenal siapa anda." Ucap Nia dengan penuh emosi karena David sudah berhasil membangkitkan amarahnya.
David menggeleng pelan sembari mengulas senyum sinisnya. Davidpun meminta Pak Irawan untuk memberitahu siapa dirinya yang sebenarnya.
" Nia, beliau ini adalah Tuan David putra widjaya. Beliau adalah pemilik Rumah Sakit ini. Sekaligus pemilik Perusahaan Widjaya Group " Ucap pak irawan membuat Nia syok.
Jdeeerr ....
Nia tiba - tiba ketakutan dia bukan takut dengan David nya, tetapi Nia takut jika dia akan dipecat dari rumah sakit, sebab David ternyata pemilik Rumah Sakit dimana tempat dia bekerja saat ini.
" Kenapa takut ? Kamu sudah tahukan siapa aku yang sebenarnya ?" Tanya David dengan ketus dan seolah dia sudah merasa menang.
* Sebenarnya aku tidak takut sama kamu, tapi aku hanya takut kamu memecatku saja. Kalau sampai kamu memecatku hanya gara - gara masalah tadi. Lihat saja aku akan memberimu pelajaran * Gumam Nia dalam hatinya.
********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!