Hari ini Riana bersiap hendak melamar kerja, tampak cantik dia memakai kemeja putih serta celana hitam dengan rambut panjang yang di ikat. hari pertama mencari lowongan, mau tidak mau dia harus terpaksa bekerja demi kaluarga nya walau umur baru hanya 21 tahun.
"Bu.? Do'ain Riana ya semoga hari ini bisa diterima kerja nya?,"ucap ku sambil mencium tangan Ibu.
"Memang nya udah dapet info lamaran?,"tanya Ibu.
"Ada Bu, Riana minta doanya aja,"jawabku sambil berdiri.
"Yasudah," jawab ibu kembali.
Riana berjalan sambil membawa berkas dengan harapan supaya ada kantor yang hendak menerimanya, berjalan ditengah jalan besar dan masuk ke gedung - gedung dengan mencari info loker tak kunjung ada yang menerima nya. Berjalan sambil menahan terik serta keringat bercucuran, dan berhentilah dia di depan halte sambil duduk dengan kecapean. datang lah seorang pria dengan melirik - lirik nya.
"Kenapa mba kaya kecapean,?" tanya nya.
"Iya mas, saya lagi cari loker mas tapi gak ada yang mau nerima saya. Mereka bilang pada penuh," jawabku sambil mengusap keringat.
"Kalo gak salah tadi saya liat ada loker didepan sana deh,(Sambil menunjuk), cuman jadi Cleaning servis mba,"Jawab nya sambil melirik ke arah yang ia lihat.
"Iya gak apa mas kerjaan apapun saya mau."ucap ku sambil berdiri.
"Mba jalan aja kesana, lurus nanti ada tembok. Disana tertera ada kertas yang ditempel ditembok, kalo lokasinya mba cari aja. Yaudah saya pergi ya mba,?jawabnya sambil masuk ke dalam angkot yang telah ia berentikan.
"Makasih ya mas info nya,"kata ku.
Riana pun berjalan sambil berlari kecil hendak melihat info loker tersebut, tak lama ia menemukan info tersebut sambil mencari alamat yang tertera di kertas.
Dengan bertanya - tanya akhirnya Rania menemukan alamat tersebut.
"Hah? apa benar ini alamatnya, ini kan kantor polisi? ah kucoba saja masuk kedalam, kali benar ada nya." batinku berbicara.
Rania pun berjalan masuk tanpa ada rasa malu sedikitpun.
"Permisi Pak,?" ucap ku dengan rasa dag Dig Dug.
"Iya mba apa ada yang bisa saya bantu,?" jawabnya sambil berdiri.
"Saya dapet info di kertas ini apa benar disini ada loker, "ucap ku kembali.
"Coba saya liat kertasnya, (Sambil mengambil kertas) emhhh iya mba, cuman kali ini kami membutuhkan karyawan menjadi Cleaning service mba,?" katanya Bpk tersebut.
"Iya Pak gak apa saya mau," sambil bersalaman.
"Mana berkas lamaran mu,?" kembali bertanya.
"Ini Pak," sambil memberikan berkas lamaran ku.
"Ya sudah, nanti kamu cantumkan no ponsel mu. nanti saya kabarin jika kami menerima mu,"dengan memberi sedikit kertas untuk menuliskan no ponsel ku.
Dan Riana pun bergegas pulang dengan rasa senang dan bahagia, keinginan nya untuk bekerja membuah kan hasil.
Ketika sampai dirumah, ia mengetuk pintu sambil berlari ke dapur hendak minum. Dengan wajah memerah dengan rasa letih membuat nya duduk dan dan memikirkan apakah ia bakalan diterima di Polsek tersebut atau tidak, namun ia berharap dengan nya bekerja bisa membuat Ibu nya tidak kecapean, dan bisa memasukkan adik nya ke Pesantren.
Maklum saya semenjak Ayah nya meninggalkan mereka, Ibu nya yang banting tulang untuk mencukupi mereka.
Riana yang telah bercita-cita ingin kulian 3 tahun setelah lulus dari Sekolah Menengah pertama nya.
Flasback on.
Hari itu ketika Riana masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Riana di tanya oleh teman sekelas nya hal yang ingin diteruskan nya untuk kuliah atau bekerja.
Riana yang sedang berada di kantin dikejutkan dengan ada yang memanggilnya.
"Riana???," teriak Erwin dan Gengs nya.
"Apa.??" jawab ku sebari makan makanan yang telah ku pesan.
"Gini loh, kemarin kan gue di kasih tau sama Ayah gue tentang kampus yang lumayan lah ibarat nya, nah Lo kan pinter, kali aja Lo mau gitu.. Sebentar lagi gak kita semua lulus sekolah ibarat nya nunggu beberapa Minggu lagi nih?? kalo mau nanti gue kasih kertas nya..Gimana????," tawar Erwin.
"Gue bukan nya gak mau gaysss, cuman kan gue udah gak punya Ayah. Gak ada yang biayain gue, Emak gue mana bisa bayar kuliah, gue lulus aja Alhamdulillah.." jawab ku menjawab pertanyaan Erwin.
"Lo kok putus harepan sih Ri?? Padahal kan Lo pinter di sekolahan sini. Kali aja nanti Lo bakalan dapet beasiswa dari sekolah..!!" ucap Reza memuji ku.
"Gue bukan putus harepan Za, namun gue nanya dari keadaan hidup gue.. Rasa nya gue Pengan banget kejar cita-cita gue dari kecil, namun apa daya tuhan lebih duluan mencatat nasib gue..!!" rilih ku pada mereka.
Reza dan teman nya hanya bisa mendengar apa yang Riana ucap, memang benar apa yang di ucap oleh nya tersebut. Namun Tuhan telah terdahulu mencatat nasib nya tersebut.
Riana yang telah berbicara mengenai kehidupan nya, ia menahan tangisan yang ia ingin keluarkan dari mata nya. Tapi ia tetap tegar dan sabar apa yang telah tiada.
Ayah nya meninggal karena berjualan keliling di jalan, Ayah nya tertabrak oleh mobil yang tengah mengebut di jalanan. Ayah nya yang sedang sakit terpaksa berjualan karena ia takut bahwa ia memiliki 2 anak yang harus di napkahi nya, apalagi Riana yang sebentar lagi akan keluar sekolah. Ayah nya ingin jika anak nya nanti bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu kuliah. Namun apa daya tuhan berkehendak lain, Ayah nya dilarikan ke Rumah Sakit terdekat untuk di obati karena kepala nya terbentur jalanan dan kaki kiri nya patah, namun Tuhan lebih menyayangi Ayah nya.
Ayah nya meninggal setelah di bawa ke Rumah Sakit, berapa sedih nya Riana mendengar jika Ayah nya meninggalkan dengan cara tragis.
"***Gue tau gaysss Lo semua menyayangi gue, namun keadaan gue yang kurang mampu, gue gak bisa kaya Lo semua, Lo masih ada ayah Lo yang bisa mencarikan Lo duit, namun apa gue.. Gue hidup di kasih makan sama tetangga. Itupun kalo tetangga punya makanan lebih.
Ayah???? kenapa pergi, Riana pengen ikut. Namun Ibu bagaimana?? mengapa Ayah tinggalin Riana pergi secepat ini???.
Gue harus kuat demi ibu dan adik.." rilih batinku.
Flashback off***..
Riana yang terbangun dari lamunan nya, tertidur di dapur, mungkin ia cape seharian mencari info pekerjaan. Kita do'a in saja ya gaysss semoga bisa langsung bekerja. Aminnn.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya Gayss.
tinggalkan like, vote serta koment, karena komentar yang kalian kasih, sangat berarti bagi author.
Dan jangan lupa pula mampir ke novel author lain nya.
🍃🍃Catatan hati seorang istri✓Rasyid🍃🍃
🍃🍃Tuan batu es kekasihku✓Rasyid🍃🍃
Tak sadar Riana pun terbangun dengan suara ketukan dari luar rumah nya, Riana pun membuka kan pintu. ternyata Ibu nya yang pulang.
"Bu dari mana," tanyaku.
"Gak dari mana nak," Ibu pun masuk dan mengambil gelas hendak minum.
"Bu, Riana tadi melamar kerja di Polsek Bu," ucapku.
"Hah di Polsek, kerja apa nak,?" tanya ibu.
"Cleaning servis Bu, tak apa lah Bu yang penting aku kerja," sambil duduk di kursi.
"Ya sudah terserah kamu saja, kalo memang kamu bisa ya silahkan, Ibu tidak akan menghalangi kamu," ucap ibu.
Dan Riana pun meninggalkan ibunya di dapur dan masuk ke dalam kamarnya, tak beberapa lama ponsel nya pun berbunyi, tampak no asing menelvon nya. Dengan rasa gugup dan takut untuk mengangkatnya Riana memberanikan diri untuk mencari tau siapa yang menelvon nya tersebut.
"Iya halo...?"sambil mengangkat ke kuping.
"Ini Riana..? Saya dari Polsek, biasakan kamu besok ke sini..?" ucap dalam percakapan telepon.
"Oh bisa Pak bisa, besok saya kembali kesana,?" jawabku dengan semangat.
"Iya, terima kasih,?"ucap dalam percakapan tersebut.
Dan Riana pun mematikan ponselnya dan segera tidur karena besok dia harus kembali ke sana.
🌺🌺🌺🌺
Pagi hari.
Pagi hari tepat nya pukul 05:35 Riana sudah terbangun dan telah mandi hendak bersiap pergi ke Polsek yang kemarin ia datangi, hari ini ia datang pagi sekali karena ia tidak ingin dianggap masuk telat atau gimana.
Dalam perjalanan ia berdoa agar dapat diterima di tempat kerja tersebut. Dan Riana pun tiba di Polsek itu.
Dengan menunggu di kursi, sebari melirik depan dan belakang akhirnya Riana di panggil.
"Riana,?" panggil Bpk tersebut.
"Iya Pak," dengan langkah cepat.
"Kamu... kami terima disini, selamat bergabung. dan bisa kan kamu mulai bekerja hari ini,?" pinta Bpk tersebut.
"Oh bisa Pak bisa,"jawabku dengan semangat.
"Silahkan kamu tanya ke Bpk security disana soal alat pembersih," ucapnya.
"Baik Pak terimakasih," sambil berjabat tangan.
Dan Riana pun segera bergegas menghampiri security yang di tuju Bpk tersebut. Dan security tersebut mengarahkan peralatan nya kepada nya.
Dengan rasa berhati-hati ia bekerja dengan cepat dan semangat, ia sangat senang karena dari semua lowongan yang iya datangi, cuman disini dia keterima.
Waktu semakin siang, nama Riana pun kembali terpanggil oleh seseorang Polisi yang tidak ia kenal.
"Kamu, iya kamu kesini," ucap pria tersebut.
Dan Riana pun menghampiri pria tersebut.
"Sama saya Pak,?" tanya ku.
"Ini buat kamu, tadi saya beli terlalu banyak dan sayang untuk dibuang, makan lah," sambil memberi dan berjalan.
Riana hanya tersenyum dan mengucap terima kasih kepada pria tersebut, kemudian Riana segera memakan makanan tersebut dan Kembali bekerja.
Waktu menunjukan pukul 16:20 kantor polisi agak semakin sepi karena masa dinas nya sudah selesai, dan pekerjaan Riana pun telah akhir. Riana segera membereskan peralatan nya dan hendak pulang.
Tapi ketika iya berjalan pulang ada pria yang memanggil nya kembali, ternyata pria yang tadi yang memberinya makan.
"Hei kamu...?" teriak pria tersebut.
"Saya??." jawabku.
"Iya," jawab pria tersebut.
"Ada apa Pak??." tanyaku kembali.
"Kamu baru kerja disana??, siapa nama mu," tanya nya.
"Iya Pak, saya Riana Rianti," jawabku.
"Oh, ya sudah sana, saya hanya ingin tau nama mu saja," ucapnya kembali.
"Iya Pak," jawabku.
Riana pun berjalan pulang, ia tidak mengkhawatirkan apa yang di tanya oleh seorang salah satu Polisi itu.
Ia tidak mau membuat satu masalah, namun Riana sedikit mengkomentari salah satu dari nya.
" Polisi nya lumayan tampan, maklum lah Riana.. Dia kan aparat, kamu hanya bermimpi saja bila bisa menikah dengan aparat seperti dia. Sadar Riana.. kamu tidak sederajat dengan dia..." rilih batinku.
Riana pokus ke jalan, karena rumah mah tidak jauh dari Polsek hanya sekitar 700 meter dari rumah nya.
Kini tugasnya sudah selesai dan segera pulang karena waktu semakin petang, sambil berjalan keluar tak lupa Riana membelikan ibu dan adiknya makanan dijalan, sambil memainkan ponsel nya Riana segera memesan makanan yang ia beli dan ia duduk di bangku depan warung tersebut.
Tiba tiba sebuah mobil berhenti di warung yang Riana mampiri. Riana sibuk dengan ponsel nya tersebut jadi tidak memperdulikan orang-orang sekitar.
"Bang.!!saya pesan Dua ya," ucap pria tersebut.
"Kamu Riana,?" tanya nya.
Riana masih saja tidak mendengar karena telinganya sedang memakai headset dan bermain game.
"Woyyyyyyy.....??(sambil membanting kan aqua botol ke hadapan nya)?" teriaknya Pria tersebut.
"Eh kambing kambing,(dengan suara kaget) eh Bpk hehe ada apa ya??." jawabku sambil berdiri.
"Tadi saya bertanya sama kamu," ucapnya.
"Maaf pa gak denger hehe," jawabku sambil mematikan musik.
Tak lama pesanan makanan nya pun telah siap. dan segera ia mengambilnya dan berpamitan ke pria tersebut.
"Saya duluan Pak maaf, (sambil pergi),"
Pria tersebut pun tidak memperdulikan nya dan segera duduk di bangku tersebut. Dan tak lama pesenan nya pun telah siap, ia pun berjalan masuk kedalam mobilnya.
Dalam berjalanan, ia melihat Riana berjalan kaki lurus. Dan ia pun membuka jendela mobilnya dan bertanya pada Riana.
"Hey kamu Riana, mau bareng pulang nya gak. Saya antar sekalian lewat," tawaran nya.
"Emhh makasih Pak tidak usah, rumah saya ada di depan belokan sana Pak," sambil menunjukan rumahnya.
"Ayo sekalian saya lewat," ia menawarinya kembali.
"Tidak usah Pak terima kasih," ucapnya.
Dan Riana pun berjalan pelan, pria tersebut pun menjalan kan mobilnya dengan kencang. Namun ketika Riana masuk kedalam rumah nya, pria tersebut mengintipnya dari kaca spion mobilnya.
"Oh jadi itu rumah nya."
🌺🌺🌺🌺
Dalam rumah Riana.
Riana mengetuk pintu dan adik nya yang membuka pintu tersebut. Dan Riana segera masuk dan berjalan kearah kulkas hendak mengambil air es.
"Kakak, kaya orang kehausan aja," ucap adiknya.
"Emhhh iya dek, Ibu mana? tolong panggilkan ibu dek, kita makan sama- sama," ucapku sambil duduk dimeja makan.
dan Ibu pun datang.
"Kamu sudah pulang nak,?" tanya Ibu.
"Sudah Bu, mari makan Bu. Riana sudah siapkan semua," sambil membagi makanan tersebut.
"Kamu dapat uang dari mana nak," tanya ibu.
"Riana dapet rezeki Bu, Alhamdulillah. ayo makan," jawab ku.
Dan mereka pun segera makan makanan tersebut.
Setelah selesai makan, Riana pun berjalan ke arah kamar mandi hendak membersihkan badan nya.
"Dek kamu tolong cuciin piring nya ya, kakak cape banget mau mandi langsung tidur," pinta ku.
"Biar ibu saja, Ade kamu biar belajar. Ayo sana kembali belajar," ucap ibu sambil membereskan piring tersebut.
Setelah selesai mandi, tak lupa Riana mengecas ponsel nya agar besok bisa dibawa kerja.
Ketika akan beranjak tidur, terdengar suara ponsel nya berdering tanda ada WA masuk. Riana segera mengecek siapa yang memberi pesan malam malam begini.
Dengan nomor yang ia tidak ketahui, Riana tidak memperdulikan nya dan beranjak tidur.
🌺🌺🌺🌺
Dirumah pria tadi...
"Ini orang Budek apa gimana sih??," ucapnya sambil kembali mengirim pesan.
"Aku penasaran sama wanita ini, berani sekali dia berbuat gitu tadi sore, apa tidak takut terhadapku," dengan rasa sombong nya.
"Besok saja lah aku tanyakan kepada komandan," sambil pergi tidur.
🌺🌺🌺🌺
Dia pria yang lumayan genit sebut saja Fauzi. Fauzi lumayan tampan namun dia sangat lah bisa dikatakan Playboys, sifat nya yang suka menarik perhatian perempuan, namun tidak dengan Riana. Ia pokus terhadap pekerjaan nya, masalah percintaan ia membagi nya menjadi yang ke dua.
Ia masih pokus dengan Ibu dan adik nya. Dengan usia nya terpaut bisa dikatakan sudah bisa menikah, namun ia lebih dulu mementingkan kewajiban nya menjadi tulang punggung dari keluarga nya.
Mengingat teman-teman nya yang telah menikah, ia merasa ingin mengejar, namun apa daya kesulitan ekonomi yang membuat nya mundur.
jangan lupa like, coment, dan vote nya ya, dan sisihkan tips buat author biar tambah semangat hehe..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!