Hari ini di mana, seluruh mahasiswa dan mahasiswi akan pergi ke sebuah kotak kecil. Kota tersebut terletak di bagian selatan pulau Jawa.Mereka akan menyelesaikan tugas akhir kuliahnya, begitu juga dengan Fajar.Ia sudah siap untuk berangkat ke kampus, sebab di sana sudah ditunggu oleh teman-teman yang lain.Mereka akan berangkat dengan menggunakan bus, yang sudah disediakan oleh kampus.
Fajar keluar dari kamarnya dengan membawa semua perlengkapan yang akan digunakan di tempat barunya selama satu bulan.
Dengan penuh semangat laki-laki itu melangkahkan kakinya, untuk segera menuju lantai bawah.
Setelah beberapa saat Fajar sudah berada di ruang tengah, dia melihat ke sekeliling ternyata rumah sudah sepi dan tidak terlihat Ayah dan Ibunya lagi.Biasanya jam segini kedua orang tuanya beserta kakak dan adiknya masih berada di ruang makan, tetapi pagi ini sudah tidak terlihat.
Fajar segera pergi ke belakang untuk bertanya kepada pelayan yang bekerja di rumah ini. Setelah beberapa saat dia sudah sampai di belakang, dan terlihat sang Bibi sedang merapikan pakaian kotor untuk segera di cuci.
"Bi, Ayah dan Ibu sudah berangkat kerja? "tanya Fajar terhadap sang pelayan yang sedang mengerjakan tugasnya.
"Iya,Den, nyonya besar sudah berpesan dia lagi ada pekerjaan di luar kota untuk 2 hari ke depan, sedangkan tuan dari semalam tidak pulang "jawab nya.
"Kakak sama Mega juga nggak ada ,pada kemana mereka?"tanya Fajar dia merasa sangat aneh kenapa hari ini rumah sepi tidak seperti biasanya.
"Den Sagara kan sudah pindah rumah memang nya nggak tahu?terus Non Mega juga ikut menginap di sana"jawab pelayan.
"Aku sama sekali nggak tahu, kenapa mereka selalu seperti ini seolah bukan dari bagian keluarga ini"kata Fajar dengan nada bicara yang rendah sehingga nyaris tak terdengar.
"Mungkin mereka lupa,Den"
"Ya sudah, kalau mereka pulang.Tolong bilang, bahwa hari ini aku berangkat ke tempat di mana harus menyelesaikan tugas akhir kuliah. Di sana selama satu bulan"ucap Fajar dengan raut wajah yang dipenuhi dengan kekecewaan, selama ini ia selalu di perlakukan seperti ini oleh kedua orang tuanya. Fajar kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, mereka selalu sibuk bekerja bahkan terkadang melupakan bahwa ada anak mereka yang harus diperhatikan dan disayangi dari dulu Fajar selalu di asuh oleh pelayan yang bekerja di rumah nya.Beda lagi dengan memperlakukan Kakak dan adik nya, yang selalu di istimewakan.
"Hati-hati ya,Den"
"Terimakasih banyak ya,Bi"kata Fajar sambil melanjutkan langkahnya,dan segera pergi ke kampus.
Fajar pergi ke kampus dengan menggunakan kendaraan umum.
Selama di perjalanan menuju kampus dia dia terus berfikir, apakah dia ini anak kandung atau anak adopsi.Sebab kedua orang tuanya tidak pernah memperhatikan dirinya, apalagi sekarang dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri.
Waktu bergulir begitu cepat, sang mentari sudah tidak malu lagi untuk menampakan wajahnya.Rasa panas dari cahaya yang terpancar dari wajah sang mentari sudah mulai terasa hangat di tubuh orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan.
Kendaraan yang mengantarkan Fajar sudah tiba di halaman kampus.
Fajar langsung turun dan mengeluarkan barang-barangnya dari kendaraan tersebut, lalu dia berjalan perlahan.Menuju teman-temannya yang sudah berkumpul, dan beberapa orang sudah masuk ke dalam kendaraan yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan.
"Ayo cepetan naik!"kata salah satu sahabat Fajar yang sudah berada di atas Bus.
"Iya, sebentar"jawab Fajar sambil melihat ke sekeliling,lalu melangkahkan kaki untuk naik ke atas kendaraan yang sudah tersedia.
Seluruh mahasiswa dan mahasiswi sudah berada di dalam kendaraan,Dosen pendamping sudah berpesan kepada mereka agar berdoa terlebih dahulu sebelum berangkat.Bahwa kendaraan yang akan membawa mereka akan segera menuju tempat tujuan.
Kendaraan dengan perlahan melaju dengan kecepatan sedang,meninggalkan area kampus.
Waktu bergulir begitu cepat, perjalanan yang mereka lalui sangat lama dan sudah menghabiskan berjam-jam di perjalanan. kendaraan yang menghantarkan mereka sudah tiba di depan kecamatan tempat mereka akan menjalankan tugas akhir kuliahnya, seluruh mahasiswa dan mahasiswi sudah keluar dari dalam kendaraan dan mendapatkan arahan dari dosen pendamping Dan disambut oleh orang-orang yang berada di kecamatan.Dan mereka akan di pencar ke tiap-tiap Desa yang ada di kecamatan tersebut.
Setelah beberapa saat Fajar dan juga teman-temannya mereka di tempatkan di sebuah Desa yang paling ujung di kecamatan tersebut, letaknya di barat daya.
Letak desa tersebut lumayan jauh, dari kecamatan, sehingga memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk tiba di Desa tersebut.
Setelah cukup lama mendengar kan sambutan dan arahan dari Pak Camat, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan nya untuk ke Desa tujuan.
Fajar dan juga sahabatnya melanjutkan perjalanan kembali ke Desa tujuan mereka, di mana letak desa tersebut sangatlah jauh dari kecamatan.
Rasa capek dan lelah terbayar lunas setelah melihat sepanjang perjalanan,di suguhkan dengan pemandangan yang sangat indah. Suasana pedesaan hamparan pantai dan laut yang masih belum tersentuh oleh tangan-tangan jahat yang tidak bertanggung jawab.Ini semua sangat memanjakan mereka, ternyata ini adalah salah satu tujuan dari melaksanakan tugas akhir kuliah di tempat ini yaitu untuk mengeksplor wisata yang ada di tempat ini agar dikenal oleh masyarakat umum.
Agar masyarakat di pedesaan ini bisa meningkatkan ekonomi mereka melalui wisata yang ada di sini.
Setelah cukup lama perjalanan yang mereka lalui, akhirnya tiba di desa yang mereka.
kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir kuliahnya disambut hangat oleh kepala Desa dan stafnya.
Setelah berbincang cukup lama, akhirnya salah satu staf mengantarkan mereka untuk segera menuju ke rumah kontrakan yang sudah di sediakan.Untuk mereka tempati selama satu bulan ke depan di Desa ini.
Rumah yang mereka tuju tidak terlalu jauh jaraknya dari kantor desa, setelah tiba di rumah kontrakan dan melihat sekeliling dan juga dalam nya.Fajar dan teman-temannya suka dengan rumah kontrakan nya.
"Bagaimana suka nggak dengan rumah nya?"tanya Pak Juki terhadap Fajar.
"Suka, Rumah nya bersih dan rapi dan sangat luas juga"jawab Fajar,sambil tersenyum tipis.
"Baiklah kalau begitu, mari saya antar ke rumah sang pemilik kontrakannya!"ajak Pak Juki terhadap Fajar untuk segera bertemu dengan seorang yang mempunyai kontrakan tersebut.
Fajar mengikuti langkah Pak Juki,dan beberapa temannya dari belakang untuk ke rumah pemilik rumah yang akan mereka tempati.
Setelah beberapa saat mereka sudah tiba di salah satu bangunan yang tidak terlalu mewah, tetapi sangat rapi dan tertata.
Setelah mengucap salam, sang pemilik rumah pun keluar menyambut kedatangan tamu yang datang.Dan mereka di persilakan untuk duduk di tempat yang tersedia.
"Ini anak-anak dari kota,yang akan melaksanakan tugas akhir kuliah mereka di desa kita mereka ini yang akan menyewa rumah milik Bapak "kata Pak Juki menjelaskan tujuan mereka datang ke rumah Pak Surya.
"Berapa orang mereka yang akan tinggal di rumah itu? apakah ada perempuannya? tanya Pak Surya sambil melihat ke arah Fajar .
"Kita berjumlah lima belas orang, sepuluh orang laki-laki dan lima perempuan" jawab Fajar dengan nada bicara sangat lembut.
Di saat Fajar sedang menjawab pertanyaan Pak Surya, datang lah seorang perempuan dengan membawa nampan berisikan cangkir minum.
Seketika Fajar gugup saat melihat orang tersebut,dan seperti orang yang kehilangan akal.
Pak Surya yang melihat Fajar tidak mengedipkan matanya saat melihat anak perempuannya, dia langsung berdehem.
Seketika Fajar tersadar dari lamunannya di saat mendengar suara Pak Surya.
"Perempuan dan laki-laki tidak boleh tinggal satu rumah!"kata Pak Surya sambil menatap lekat wajah Fajar.
"Tapi di rumah itu kan ada beberapa kamar, jadi perempuan dan laki-laki bisa punya tempat masing-masing "jawab Fajar.
"Perempuan bisa tinggal di rumah ini, sedangkan rumah yang itu khusus untuk laki-laki.Lagi pula rumah ini juga sangat luas bisa ditempati untuk beberapa orang lagi"kata Pak Surya.
"Pokoknya perempuan harus tinggal terpisah dengan laki-laki!"
Fajar hanya melempar tatapannya kepada beberapa temannya yang ikut bersamanya, mereka yang dari kota tidak mengerti cara berpikirnya Pak Surya.Mereka terbiasa di satu ruangan dengan perempuan tanpa ada larangan dari orang dewasa, atau siapapun bahkan tidak sedikit pula dari mereka satu kamar dengan seorang perempuan.
"Kenapa bisa seperti itu Pak, kita tinggal di kota tidak ada yang pernah melarang satu rumah dengan perempuan" jawab salah seorang temannya Fajar.
"Di sini kampung dan budayanya beda lagi dengan kota, mau tinggal terpisah atau cari tempat lain "kata Pak Surya dengan penuh penekanan.
Seketika Fajar berpikir, ini sudah sore jika harus mencari tempat tinggal baru untuk mereka tempati bersama teman-teman perempuannya sangat tidak mungkin.Bahkan mungkin saja semua tempat tidak menerima laki-laki dan perempuan dalam satu rumah.
"Baiklah, Pak... saya akan memberitahu teman-teman perempuan untuk pindah ke rumah ini "jawab Fajar sambil menundukkan pandangannya, dia takut melihat sorot mata Pak Surya yang sangat tajam.
"Terima kasih banyak, Pak! sudah menerima kami di desa ini dengan baik mohon bimbingannya untuk satu bulan ke depan "kata salah satu orang yang bersama Fajar.
"Baiklah, silakan minum dulu!"kata Pak Surya.
"Pak boleh bertanya?"kata salah satu orang yang bersama Fajar.
"Iya,nanya soal?"jawab Pak Surya.
"Perempuan yang tadi itu anak nya yah?"Langit bertanya dengan ragu.
"Dia anak anak saya"
"Cantik"hanya itu yang terucap dari bibir langit.
Setelah cukup lama mereka berada di rumah Pak Surya,sudah saatnya berpamitan dan kembali ke rumah yang mereka sewa.
Dan memberitahukan kepada teman perempuan nya untuk pindah ke rumah Pak Surya.
Waktu berlalu begitu cepat, mereka sudah sampai di rumah sewa.
Teman-teman perempuan sudah pindah ke rumah Pak Surya.
Tinggal para lelaki yang tinggal di rumah ini.
Di saat semua ramai bercerita banyak hal, dan membicarakan seorang perempuan yang di lihat di rumah nya Pak Surya.
Mereka memuji kecantikan alami yang terpancar,beda lagi dengan Fajar yang terlihat biasa saja.
"Kamu kenapa dari tadi diam saja,apa nggak betah di sini?"tanya Langit terhadap Fajar.
"Nggak,dari tadi aku coba hubungi Papa sama Mama bahkan Kakak juga, mereka nggak ada yang aktif nomor nya"jawab Fajar dengan pandangan lurus ke depan.
"Nggak ada pulsa nya kali atau jaringan di sini kurang bagus"ucap Langit berusaha untuk menenangkan sahabat nya,dia sangat tahu betul bahwa keluarga sahabat nya itu jauh dari kata harmonis.
"Sudah lah,aku ke depan dulu"Fajar berkata sambil bangkit dari duduknya,lalu melangkahkan kaki dengan perlahan untuk keluar rumah dan mencari udara segar di halaman rumah,dan menikmati gelap nya malam di kampung, semilir angin di temani terang bulan.Sudah berhasil membuat Fajar merasa lebih tenang, setelah beberapa saat menarik nafas dan membuang nya dengan perlahan.
Di saat Fajar memejamkan matanya dan mulai menikmati suasana malam, terlintas di kepala nya wajah teduh seorang gadis yang baru di lihat nya beberapa jam yang lalu.
" Astaga...kenapa dia yang muncul, padahal aku sedang merindukan Ayah sama Ibu. Dasar pengacau"Fajar berbicara sendiri, lalu memukul-mukul kepala dengan tangannya sendiri.
Fajar menatap langit yang di penuhi cahaya bintang dan bulan "andaikan kamu tahu bagaimana rasa ku pada saat ini, selama ini hanya bisa memandang ke indahan mu tanpa bisa menyentuh mu. Begitu juga dengan rasa cinta ku untuk ibu, hanya bisa membayangkan bisa di sentuh oleh nya. Tidur di pangkuan nya, dan itu semuanya hanyalah hayalan. Seperti aku memandang mu pada saat ini" ucap Fajar dalam hati sambil terus memandang langit.
Setelah cukup lama Fajar berada di luar rumah bersama gelapnya malam, di temani sang bintang dan sinar sang rembulan.
Dia balik badan untuk segera masuk kembali ke dalam rumah, sebab cacing di perut nya sudah demi ingin segera di kasih makanan.
"Makan yuk! seperti nya cacing sudah tidak bisa di ajak kompromi" ajak Fajar terhadap salah satu sahabat nya, yang berada di ruang tengah.
"Apa yang bisa di makan, hanya ada indomie lagian anak perempuan pindah ke rumah Pak Surya siapa yang mau masak" jawab Langit tanpa menoleh ke arah Fajar.
"Ke depan yuk! perasaan ada deh di sebelah sanah warung nasi, aku nggak bisa makan kalau bukan nasi" kata Fajar sambil meraih dompet yang ada di dalam tas nya.
Begitu juga dengan Langit dia langsung bangkit, dan mengikuti langkah Fajar untuk segera keluar dari rumah tersebut dan mencari makan di luar.
Kedua lelaki asing yang berada di kampung ini, berjalan mengikuti kaki dan cahaya lampu yang bersinar di sepanjang jalan. Untuk mencari sesuatu yang mereka ingin kan, setelah beberapa saat mereka berjalan akhirnya sampai di tempat tujuan di mana warung tersebut menjual nasi.
Di saat Fajar hendak memesan nasi fokusnya teralihkan oleh tempat di sebrang jalan, di sanah tempat pengajian anak-anak perempuan.
Terlihat suasana sangat ramai anak kecil sedang mengaji, hati kecil Fajar berkata.
"Mereka yang masih kecil terlihat sangat bahagia belajar membaca Al-Quran, kenapa gua yang sudah sebesar ini sampai nggak bisa membaca Al-Quran" ucap Fajar dalam batin, sungguh miris rasanya hidup Fajar yang jauh dari pendidikan agama. Sudah merasa sukur dia nggak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang salah jalan, bahkan tidak sedikit juga teman-teman nya yg mengonsumsi obat-obatan terlarang.
"Kenapa bengong? katanya mau makan" kata Langit sambil menepuk bahu Fajar.
Seketika Fajar tersadar dari lamunannya.
"Eh iya" jawab nya singkat.
Kedua sahabat itu memesan makanan hingga perut mereka merasa sudah cukup, untuk menampung makanan yang di pesannya.
"Bu,itu perempuan yang sedang mengajar anak-anak mengaji siapa? " tanya Fajar terhadap ibu penjual Nasi.
"Owhh, itu ya"
"Itu anak gadis nya, Pak Surya" jawab Ibu penjual nasi.
"Dia kuliah di mana? Bu" tanya Langit lagi.
"Di dareh sini juga, hanya saja butuh waktu dua jam untuk sampai di kampus"
"Jauh juga ya" Fajar menimpali ucapan Ibu Warung, sambil terus memperhatikan anak-anak yang sedang belajar mengaji.
"Apa dia kuliah bolak-balik dari sini atau kost? " tanya Langit lagi.
"Dia kuliah mengambil kelas karyawan jadi hanya sabtu dan minggu saja, kan kalau hari-hari biasa mesti ngurusin anak-anak juga bantu ibunya"
"Punya banyak adik, dia?" tanya Langit lagi dengan wajah penuh pertanyaan.
"Bukan banyak adik, tetapi itu anak-anak yang sedang mengaji yatim piatu semua. Senja dan Ibu nya yang mengurus" jawab ibu warung.
"Owhh jadi namanya, Senja" jawab Fajar dan Langit secara bersamaan.
"Cantik" kata Langit sambil terus menatap ke tempat di mana Senja sedang mengajar anak-anak.
"Dasarnya aja, kamu itu nggak bisa melihat perempuan bening dikit langsung melotot" ucap Fajar sambil bangkit dari duduknya, lalu membayar nasi yang sudah di pesannya dan mengambil kantong keresek yang sudah berisi pesan nya.
"Eh, tungguin jangan maen tinggal saja" Langit langsung mengejar Fajar setelah mengucapkan terimakasih terhadap Ibu penjual nasi.
...****************...
Di tempat lain
Seorang gadis yang cantik dan menyejukkan jiwa, bagi siapa saja yang melihat nya. Kecantikan yang terpancar sangat alami siapa lagi kalau bukan Senja.
Dia seorang gadis desa yang patuh terhadap kedua orang tuanya, dia juga sangat menyayangi anak kecil. Tidak heran jika dia di percaya untuk mengelola sebuah panti asuhan yang di dirikan Ibunya sendiri.
"Ayo anak-anak jika sudah selesai mengaji, rapih kan kembali semua nya! " kata Senja dengan suara lembutnya, dan hal itu sudah berhasil membuat semua anak-anak yang tinggal di panti manut apa yang di ucapkan Senja. Dia tidak pernah marah sedikit pun terhadap anak yang melakukan kesalahan, cara menegurnya sungguh membuat anak-anak merasa di sayangi.
"Baik, ka" jawab anak-anak dengan serempak.
Waktu bergulir begitu cepat, Senja memberikan perintah terhadap semua anak-anak, dan semua anak sudah siap untuk tidur.Agar esok hari semangat menyambut pagi dan memulai aktivitas nya.
Dia lihat satu persatu anak sampai pada akhirnya semua anak-anak sudah tertidur dengan lelap. Dia keluar dari kamar anak-anak, untuk segera kembali ke rumah nya. Jarak rumah dan panti hanya beberapa meter saja, dan kalau malam tugas nya sang Ayah yang berjaga untuk anak-anak di temani sang ibu juga.
Senja melangkahkan kaki dengan perlahan, setelah beberapa saat dia sudah berada di rumah utama yang di tinggali keluarga nya.
Baru tahu bahwa di rumah utama ada beberapa tamu yang Senja belum melihat, sebab sebelum magrib setelah mengantarkan minum untuk tamu yang datang sebelum magrib, Senja langsung pergi ke panti di mana solat berjemaah bersama mereka di sana.
"Bu, siapa mereka? " tanya Senja terhadap sang ibu, dengan senyuman yang mengembang dari wajah nya. Mereka sedang ngobrol bersama di ruang tengah.
"Hallo, Ka perkenalkan kami anak-anak dari kota A, yang akan menyelesaikan tugas akhir kuliah di Desa ini dan akan tinggal di rumah ini" ucap salah satu dari mereka sambil tersenyum ramah ke arah Senja.
"Kenalkan ini anak pertama saya, Namanya Senja" kata Bu Pertiwi mengenal kan anaknya terhadap mereka semua.
"Oh, iya. Bu, sudah di siapkan belum kamarnya? di depan kan masih ada beberapa kamar yang kosong, takut di sini mereka nggak nyaman barengan" kata Senja sambil tersenyum tipis menatap Wajah teduh sang Ibu.
"Ibu juga rencana nya seperti itu, biar mereka menepati kamar yang di sanah" jawab sang Ibu.
Setelah cukup lama, mereka bercakap-cakap di ruang tengah dan pada akhirnya Bu Pertiwi mengajak tamunya untuk segera pergi ke kamar yang sudah di siapkan oleh Senja, dan memang anak itu sangat cekatan.
Kebetulan kamar yang ada di depan cukup untuk tidur ber lima, di sanah juga lengkap dengan tempat tidur. Kebetulan kamar tersebut di desain untuk kamar anak-anak yang tinggal di panti.
Setelah semuanya sudah selesai, Senja juga sudah berada di dalam kamar.
Rutinitas nya sebelum tidur selalu membaca tentang pelajaran nya di kampus, kebetulan senja juga sedang menyelesaikan skripsi nya.
Dia kuliah jurusan pendidikan agama, dan mempunyai cita-citanya ingin melanjutkan kuliah nya di Kairo.Senja juga termasuk anak yang cerdas, dia tidak seperti gadis Desa lainnya.
Hanya saja dia tidak mengutarakan keinginannya untuk kuliah di sana, sebab jika Ayah dan Ibunya tahu sudah pasti mendukungnya tetapi satu alasan Senja, dia tidak ingin meni meninggalkan kedua orang tuanya.
Setelah selesai dengan semua tugas kuliah nya,dia langsung naik ke atas tempat tidur. Dan satu hal yang membuat nya selalu merasakan takut ketika mau tidur, selalu mimpi buruk. Dia selalu bermimpi bahwa ada orang yang ingin memisahkan nya dengan Ibu Pertiwi.Sering juga Senja bangun tengah Malam akibat mimpi yang di alaminya.
Setelah cukup lama dia terus memandang langit-langit kamar, dan berdo'a semoga tidak ada mimpi buruk yang menghampiri nya.
Di tempat lain
Fajar sudah berada di atas tempat tidur dan satu tangannya berada di atas dahi, dia menatap ke atas langit-langit kamar.
Semua teman-temannya sudah berada di alam mimpi, hanya dirinya yang belum bisa untuk memejamkan mata.
Entah itu belum terbiasa dengan tempat baru atau ada hal lain yang mengganggu pikiran nya.
Waktu terus berputar, tetapi menurut Fajar mengapa terasa sangat lama sekali sehingga lama sekali untuk sampai ke pagi.
Dia bangkit kembali, lalu turun dari tempat tidur dan berjalan perlahan keluar dari kamar untuk pergi keluar dan mencari udara segar. Entah apa yang terjadi udara di sini sangat panas sekali padahal sudah sepertiga malam.
Fajar keluar rumah dan setelah sampai berada di luar, dia berdiri lalu melihat ke sekeliling dan pandangan nya tertuju pada seorang perempuan yang berpakaian putih.
"Itu siapa tengah malam ada di luar"Fajar berbicara sendiri sambil memfokuskan pandangan nya ke arah tersebut, lalu dia mengucek-ucek matanya. Dan setelah beberapa saat sokok itu sudah tidak terlihat lagi.
Dan seketika bulu kuduk Fajar berdiri dan masuk ke dalam rumah sambil tergesa-gesa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!