KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Suatu siang, di sebuah di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali. Terlihat sebuah pesawat Layanan Air Asia, baru saja mendarat dengan sempurna.
Terlihat dua wanita cantik yang sedang berdiri di pintu keluar, dengan tangan yang terbentuk memberikan salam.
“Terima kasih karena sudah memilih Air Asia sebagai transpotasi yang menemani Anda berpergian.”
“Sampai Jumpa,”
“Sampai Jumpa.” Ke dua wanita itu terlihat sedang memberikan salam hormat ke pada semua penumpang yang akan keluar.
Setelah semua penumpang pesawat keluar, akhirnya semua pramugari dan pramugara bisa bernafas legah.
“Eh, Indri, nanti di Hotel kita satu kamar ya.” Ujar salah satu wanita yang mengenakan seragam Merah khas Air Asia.
“Boleh kok Kak Nurul.” Sahut Indri, sembari bergegas untuk merapikan barang - barangnya.
“Besok penerbangan ada berapa ya?” Tanya Dessy, teman yang lainnya.
“Besok pagi rutenya siangkan ya, Bali - Jakarta, Jakarta - Semarang, Semarang balik lagi ke Jakarta.” Jawab Indri, sembari mengingat - ingat jadwal penerbangan mereka besok.
Tak lama mereka mengobrol, akhirnya kini mereka telah turun dari pesawat dan menunggu mobil penjemputan mereka yang akan segera mengantarkan mereka ke hotel.
“Ufhhhh, untung banget ya, kita dapat rute ke Bali, nyampenya siang lagi.” Ujar Dessy, ketika mereka semua telah duduk rapi di dalam mobil.
Indri tersenyum merespon kalimat teman sepenerbangannya itu. “Memangnya kenapa kak?” Nurul yang penasaran, langsung bertanya pada Dessy. Pasalnya tidak seperti biasa Dessy terlalu senang ketika mendapatkan jadwal rute ke Bali.
“Nanti sore tuh aku ada pesta bareng teman - teman selebgram dan Tiktokers gitu, malah katanya banyak Ceo - Ceo pengusaha besar juga yang datang. Lumayankan kalau dapat satu aja Ceo, bisa bahagia hidup aku.” Dessy menjawab dengan matanya yang sudah berbinar. Tidak bisa membayangkan bagaimana meriahnya pesta nanti malam.
“Oh ya, aku boleh ikut gak kak Dessy? Bosan soalnya kalau nanti kalau di hotel sama jalan - jalan seperti bisa aja mah, kita udah bosan.” Pintanya, berharap Dessy mau untuk mengajaknya.
“Bolehlah, kamu ikukan Indri? Jawabnya, lalu bertanya pada Indri yang sejak tadi hanya diam saja.
“Aku tidak sepertinya kak, lagian kita juga gak bawa baju party, yang aku bawa hanya baju biasa buat jalan - jalan di sekitar saja.” Indri menolak untuk ikut bergabung dalam pesta itu. Karena dia merasa jika baju - baju yang dia bawa sangat tidak cocok dengan tema pesta seperti itu.
“Sudahlah, di sinikan ada Mall, nanti kita jalan dulu ke Mall, cari baju, baru deh kita pergi, masih banyak waktu kok.” Dessy mencoba untuk membujuk Indri lagi agar dia mau ikut bersama dalam pesta.
“Baiklah kalau begitu kak.” Indri akhirnya menyetujui untuk ikut pesta bersama dengan Dessy dan juga Nurul.
Karena di penerbangan kali ini memang hanya Dessy dan Nurul saja yang dia kenal, sedangkan crew yang lainnya dia belum seberapa kenal. Jadi Indri berpikir jika lebih baik untuk ikut dengan mereka saja.
***
Sesampainya di hotel, mereka langsung berkemas, mandi dan tak lupa mereka meletakan baju kotor seragam kerja mereka di dalam laundry bag. Agar nanti setelah mereka kembali dari pesta, pakaian mereka sudah langsung siap di packing.
Oh ya, lupa perkenalan Gengs, Indri Elsa Christiani adalah seorang Pramugari Air Asia yang Memiliki Tinggi 169 Berusia 24 tahun, dan sudah 5 tahun belakangan ini bernaung dengan profesi ini.
Indri sendiri berasal dari PekanBaru, tetapi dia tinggal di Jakarta selama dia bekerja. Karena lebih sering mendapatkan rute di Soekarn Hatta.
****
Setelah berberes - beres, dan juga sudah mandi, kini mereka ber tiga sedang menunggu Gocar yang akan mengantar mereka.
Tujuan awal mereka sudah jelas langsung mencari butik baju Party yang akan mereka gunakan.
Sesampainya di Butik, mereka langsung mengambil gaun yang sama bentuk tetapi beda warna.
“Hishhh, lucu banget ya, kita pakai gaun Couple Begini.” Ujar Nurul, dan langsung mengambil foto untuk mereka bertiga.
“Hehehhe, iya lucu banget ya, ini bisa - bisa bakal ada yang salah ngenalin kita gak sih? Soalnya kita udah tinggi sama, warna kulit sama, ini bajunya lagi sama.” Sahut Indri, khawatir jika ada yang salah mengenali mereka nanti.
“Hahahaha ya enggaklah, walaupun baju kita kembar, tapikan beda warna.”
“Udah yuk, nanti kita terlambat.” Ajak Dessy, tidak mau terlambat untuk hadir ke pesta temannya itu. Mereka kini langsung membayar baju itu supaya mereka bisa segera sampai ke pesta.
***
Sesampainya di pesta, terlihat sepertinya mereka salah kostum. Karena pesta itu bahkan hanya di hadiri dengan para wanita yang hanya mengenakan bikinni dan cowok - cowok hanya mengenakan celana boxer.
“Hey, Dessy,” sapa seorang selebgram yang sepertinya mengenali Dessy.
“Hai, Nara. Sepertinya kita bertiga salah kostum ya.” Sapa Dessy balik.
“Iya, tapi kalian bisa pakai punyaku kok, ada baru, salah aku juga sih gak kasih tau kalian, tema pesta ini.” Nara, mengajak mereka bertiga untuk melepaskan baju mereka, dan mengenakan Biiikinni yang sudah dia siapkan sebelumnya. Karena dia sadar tema yang dia ganti tiba - tiba, pasti akan membuat semua orang tidak mempunyai persiapan. Jadi dia menyuruh asistennya membeli bikkini yang bagus - bagus untuk pesta ini.
Ketika mereka sudah berganti, jujur saja Nurul dan Indri merasa sangat tidak nyaman. Apa lagi banyak pasang mata yang mengarah kepada mereka, membuat jantung mereka berdegup sangat kencang.
Sedangkan Dessy terlihat sudah sangat biasa, sehingga dia Percaya diri saja dengan apa yang dia kenakan.
Musik Dj mulai terdengar, walaupun hari masih cerah, karena jam masih menunjukkan angka 5 sore, tetapi pesta sudah di mulai.
Begitu banyak gadis - gadis cantik dan pria - pria tampan yang ada di sana.
Bahkan, Indri merasa merinding ketika melihat banyaknya pasangan yang berciiumaan bahkan saling merem mas di depan umum.
Sepertinya pesta ini, juga termasuk pesta hubungan bebas yang sangat di rahasiakan. Terbukti ketika mereka masuk, ponsel mereka langsung di sita. Mungkin berjaga - jaga agar tidak ada yang mengambil vidio, atau sekedar mengambil foto dan menyebarkannya ke media sosial, karena nama mereka juga pasti akan di pertaruhkan di sini.
*To Be Continue. **
Visual Indri Yang Sedang Bekerja
Indri bersama kawan - kawannya
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Ketika waktu terus bergulir, terlihat Dessy, Nurul dan Indri kini sudah terpisah - pisah mencari relasinya sendiri.
Karena tidak terlalu kenal dengan orang - orang yang ada di pesta, dan juga karena dirinya tidak seperti Nurul yang gampang untuk bersosialisai.
Indri memilih untuk menjauh saja, dan hanya duduk di meja sambil menikmati makanan dan meniuman yang tersedia.
“Hay.” Sapa seorang pria, yang tiba - tiba datang menghampirinya.
Indri terdiam untuk sesaat, lalu dia kembali menatap pria itu. “Hay.” Sapanya balik, dengan senyumnya yang sangat - sangat canggung.
“Dari tadi aku lihat, kamu sendiri saja? Apa memang kamu datang ke sini sendirian?” Tanya pria itu, sekedar berbicara basa basi dengan wanita cantik yang ada di depannya.
Indri kembali tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak, aku datang ke sini bersama teman - teman, tapi mereka sedang pergi untuk menemui teman mereka yang lain.” Jawab Indri, dengan nadanya yang rendah. Terlihat sangat lembut sekali, membuat siapapun pria yang melihatnya pasti akan langsung jatuh hati.
Untuk sesaat mereka sama - sama terdiam, sampai pria itu bangkit dari duduknya dan terlihat berbisik pada seorang pria.
Indri tidak mau tahu tentang apa yang di bicarakan oleh mereka. Dia berusaha acuh, sampai pria yang berbisik dengan pria yang ada di depannya ini berjalan ke arah Nara wanita yang mempunyai pesta ini.
“Eh, aku sampai lupa mengenalkan nama.” Ujarnya, tiba - tiba, cukup mengejutkan Indri yang sejak tadi melamun mencari keberadaan Dessy dan juga Nurul yang tiba - tiba hilang dari pandangannya.
“Ehhhh, maaf, nama saya Indri.” Dia memperkenalkan namanya, dan menyambut uluran tangan pria itu.
“Aku Varrel,” pria itu menyebutkan namanya, lalu terlihat mengeluarkan ponsel dari sakunya.
“Apakah aku boleh meminta nomor telponmu?” Tanyanya lagi, sambil menyerahkan ponselnya yang di terima dengan ragu oleh Indri.
“Boleh kok.” Jawabnya, lalu mengetikan namanya di sana.
Verrel tersenyum puas, ketika dia mendapatkan nomor wanita cantik yang ada di depannya ini.
“Sudah aku kirim ya, kamu boleh Cek.” Tungkasnya, membuat Indri langsung mengecek ponselnya untuk melihat pesan masuk dari nomor baru.
“Ahh iya, sudah.” Balasnya, dengan memperlihatkan pesan itu pada Varrel.
Indri langsung menyimpan nomor itu, dan kemudian mereka kembali hening, sampai pria yang tadi berbisik dengan Varrel itu kembali dan menghampirinya.
Varrel tersenyum puas, lalu mengambil gelas air minum yang tadi dia bawa lalu meneguk isinya.
Indri tidak mengerti apa yang terjadi, namun dia berusaha untuk mengabaikannya.
Sampai terlihat Dessy yang datang dengan membawakannya sebuah minuman. “Indri, nih minum dulu,” pintanya, memberikan segelas minuman beralcohol pada Indri.
“Enggak deh kak Dessy, soalnya kita besok harus terbang lagi, takutnya kita malah tidak bangung karena malamnya minum seperti itu.” Indri menolak minuman dari Dessy, lalu terlihat Nara yang menghampiri mereka.
“Loh, kenapa nih? Kok pada tegang?” Tanya Nara dengan ramah pada Dessy dan juga yang lainnya.
“Iniloh, aku sedang menawarkan Indri minuman, tapi dia menolak.” Jawab Dessy, dengan wajah cemberutnya.
Nara menganggukan kepalanya mengerti, lalu dia mengambil gelas yang berada di tangan Dessy itu, dan melangkah mendekat kepada Indri. “Kalau misalnya kamu tidak mau minum, berarti kamu tidak menghargai aku dong.” Ucapnya, untuk membujuk Indri, agar mau meminum Alcohol itu.
“Bukan seperti itu, tapi ini -“
“Dikit doang kok, satu gelas doang, ini gak akan mabuk kok, seriusan deh.” Nara masih berusaha untuk membujuk Indri, membuat wanita itu merasa sangat tidak enak, karena banyak yang menunggu jawabannya.
“Baiklah, tapi 1 gelas saja ya.” Indri akhirnya menerima tawaran Nara untuk meminum segelas Alcohol itu, karena dia juga menghargai Nara sebagai pemilik pesta.
Indri mengambil gelas yang ada di tangan Nara, lalu meneguknya secara langsung. Bahkan membuat Nara, Dessy dan juga Varrel langsung tertegun, karena Indri yang meminum itu secara langsung, karena biasanya orang yang baru pertama kali minum, akan mencobanya sedikit demi sedikit.
“Yeyyyyyyy, kamu memang luar biasa Indri.” Puji Nara, yang langsung kesenengan ketika Indri menghabiskan satu gelas Alcohol itu.
Indri hanya tersenyum untuk menanggapinya. “Ya udah, kalau begitu nikmati saja pestanya ya, aku mau pergi dulu ke teman - teman yang lain, Dessy? Mau ikut gak?” Pamit Nara, yang juga sekaligus mengajak Dessy untuk pergi.
“Ikutlah, aku masih pesta sebelum akhirnya harus balik lagi ke Hotel.” Jawab Dessy, dengan begitu antusias.
Dan lalu mereka berdua pergi meninggalkan Varrel dan juga Indri kembali berdua.
“Kamu seberani itu minum Alcohol, sampai satu tegukan selesai, apakah kamu sudah biasa?” Tanya Varrel, mencoba memancing pembicaraan lagi di antara mereka.
Indri menggelengkan kepalanya pelan, namun terlihat dia sudah mulai mengerjapkan matanya pelan. “Enggak, ini kali ke duanya.” Jawab Indri dengan jujur.
“Tapi kok, kepalaku tiba - tiba pusing ya? Waktu dulu minum gak begini.” Tanyanya pada Varrel, memberitahukan kondisinya yang sangat tidak nyaman saat ini.
“Masa sih? Coba kamu minum air putih ini deh.” Jawab Varrel yang langsung memberikan segelas air putih yang baru saja di berikan oleh Royan Asistennya.
Tanpa berpikir panjang Indri langsung menerima air putih itu, karena berpikir jika itu hanyalah air putih biasa, dan tidak mungkin ada apa - apanya di dalamnya.
“Gimana? Sudah enakan?” Tanya Varel, ketika dia menerima gelas air putih yang kosong itu.
“Enggak, aku -“ Indri memilih untuk berdiri dari duduknya, agar bisa menetralkan perasaan pusing mual dan perasaan aneh yang sedang menjalar di tubunya.
“Indri are you okay?” Varel juga ikut berdiri, dan mencoba menyentuh kening Indri, untuk mengecek suhu tubuhnya.
Indri terus menggelengkan kepalanya pelan. “Sepertinya aku butuh istirahat deh, bisa tolong panggilin teman aku yang tadi gak?” Indri meminta pertolongan pada Varel agar bisa di panggilkan Dessy atau Nara.
“Aku akan mengantarmu ke hotel tempatmu menginap, agar kamu bisa beristirahat, nanti biar anak buahku yang memanggil teman - temanmu agar segera menyusul.” Verel menawarkan bantuannya, yang langsung di jawab dengan anggukan kepala oleh Indri.
Segera mereka langsung bergantia pakaian dan pergi ke mobil agar bisa segera pergi ke Hotel, mengantar Indri agar bisa segera beristirahat.
*To Be Continue. **
Visual Babang Varel
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Setelah berhasil meyakinkan Indri untuk di antar pulang. Kini Varel dan Indri terlihat sedang berada di dalam mobil dan mengarah untuk ke Hotel tempat Indri menginap.
Namun, Varel terlihat menyeringai, ketika melihat Indri yang perlahan lelah dan akhirnya tertidur.
“Apakah kamu sudah melakukkan yang aku suruh?” Tanyanya Varel, pada seseorang lewat pesan singkatnya.
Tidak menunggu waktu lama, hanya dalam beberapa menit saja, dia sudah mendapatkan balasanya hingga membuatnya tersenyum.
“Aku akan merebut, apa yang seharusnya tidak menjadi milikmu.” Batinnya pelan, lalu dia tersenyum melihat Indri di sebelahnya yang masih seperti cacing kepanasan, walaupun di dalam tidurnya.
Sesampainya di sebuah Hotel, Varel menggendong tubuh Indri. Ini bukanlah Hotel tempat Indri menginap, tetapi ini adalah hotel lain yang kebetulan tempatnya juga tidak terlalu jauh dari hotel tempatnya menginap.
Ketika Varel sudah sampai di depan pintu kamar hotel, dia bertemu dengan anak buahnya yang sudah mengurus hal lain. “Bagaimana?” Tanyanya, sebelum dia masuk meletakan Indri di dalam.
“Semuanya aman Bos,” jawab anak buahnya, dan lalu mengambil alih tubh Indri, dan menggendongnya masuk ke dalam.
Varel masih menunggu anak buahnya itu keluar, “kita hanya tinggal menunggu hasil dari rencana kita ini Bos.” Ucapnya, setelah dirinya berhasil meletakan tubuh Indri di dalam.
“Baiklah, kita pergi sekarang! Dan jangan lupa ambil semua rekaman Cctv yang ada di sini! Pastikan kalian sudah menganti rekaman kosongnya!” Perintahnya lagi, yang langsung segera di laksanakan oleh ke dua anak buahnya.
Setelah itu Varel berjalan keluar dengan melebarkan senyumnya. Dia tidak sabar menunggu hasil dari pebuatan yang dia lakukkan saat ini.
****
Sedangkan di dalam kamar, Indri merasa jika ada seseorang yang sedang menyentuh tubuhnya.
“Ahhh.” Leguhannya, ingin menolak tapi tubuhnya menginginkan hal lebih.
“Apa ini? Kenapa? Kenapa aku merasa jika ada seseorang yang menyentuhku? Tapi kenapa aku malah menginginkan lebih? Kenapa mulutku tidak bisa terbuka dan berteriak? Kenapa ?” Pikiran Indri sontak langsung berkecamuk. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan tubuhnya.
Ini pertama kalinya dia melakukkan hal ini, tapi -.
Sepertinya tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini.
“Ririn, ya.” Suara pria terdengar di pendengaran Indri. Sampai dia terus memaksakan untuk matanya terbuka.
“Siapa Ririn? Siapa? Siapa pria ini? Namaku Indri, dan aku belum mengganti nama.” Batinnya lagi. Tapi pikiran hanyalah tinggal pikiran. Ketika hati, logikanya tidak berjalan senada dengan tubuhnya. Di saat itulah dia merasa jika semuanya telah binasa.
******
4 jam berlalu, Indri yang tadinya sudah tertidur pulas, kini terbangun karena tiba - tiba terasa ingin muntah.
Dia berusaha mengerjapkan matanya, dan bangkit. “Awwwwww.” Rintihnya, ketika dia merasakan bagian bawahnya terasa perih dan terasa tidak nyaman.
“Hueeekkkk.” Indri kembali ingin muntah, tapi rasa perih di bawah sangatlah luar biasa. Sampai dia mencoba untuk duduk terlebih dahulu agar bisa memastikannya.
Tetapi, ketika Indri ingin bangun, tidak sengaja tangannya menyentuh sesuatu. “Aaahhhhhhhh.” Teriak Indri, ketika dia menoleh dan melihat ada seorang pria asing di sebelahnya.
“Ada apa?” Pria itu tekejut mendengar teriakan seorang wanita, membuatnya langsung bangkit dan bahkan menatap Indri dengan serius.
“Kamu siapa?” Tanya pria itu langsung, ketika melihat wajah Indri.
“Aku yang harusnya tanya kamu siapa? Kenapa aku ada di sini?!” Tanya Indri balik, dan entah kenapa tiba - tiba dia ingin memastikan sesuatu.
Kepalanya tertunduk, dan melihat tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya.
“Apa? Apa ini? Kenapa aku tidak -“ kalimat Indri terputus, ketika ke dua matanya melihat cairan bewarna merah keluar dari apomnya.
Perlahan namun pasti, Indri menyentuhnya dengan tangannya. “Isshhhh.” Ringisnya, merasa perih ketika bagian bawahnya dia sentuh.
Indri seketika menyadari satu hal, hingga matanya membulat dengan sempurna. Tubuhnya yang di penuhi dengan bekas kemerahan, yang sama berada di tubuh pria itu.
“Kamu -“ lirihnya pelan. Dan tanpa dia sadari, air matanya itu menetes.
“Mbak, mbak, jangan berpikir aneh - aneh dulu, saya -“
Pria itu merasa tersudutkan, mesekipun wanita di depannya belum mengatakan apapun. Tetapi tetap saja dia adalah pria yang satu - satunya berada di sana.
Apa lagi dia juga tidak mengenakan pakaian dan terlebih tanda kemerahan juga ada di tubuhnya.
Tidak nyaman dengan keadaan seperti ini. Pria itu langsung bergegas lari ke kamar mandi, dengan mengambil pakaiannya yang tegeletak entah kemana - mana.
Sedangkan Indri, sudah tidak bisa berkata apa - apa. Dia masih berusaha meyakinkan dirinya jika apa yang ada di dalam pikirannya itu salah.
3 menit kemudian, pria itu keluar dengan mengenakan pakaian lengkapnya. “Aku tidak tahu kamu siapa, dan aku tidak mengenalmu, entah kamu yang memang sengaja menjebakku di sini atau apapun, aku tidak mau tahu.”
Lalu pria itu mengeluarkan dompetnya, dan mengeluarkan uang ratusan beberapa lembar. “Apakah segini cukup?” Tanyanya, lalu meletakan uang itu di atas meja.
Namun, Indri malah menatap pria itu dengan tatapan tajamnya. Dia mencari bajunya yang mungkin masih terlihat sangat mini. Tapi, masih mending dia gunakan dari pada dia tidak mengenakan baju sama sekali.
Dengan menahan semua rasa sakit di bagian bawahnya, Indri berdiri dan mendatangi pria itu. “Apa kamu bilang? Aku menjebakmu?” Tanyanya, memastikan jika pria itu menuduh dirinya untuk menjebaknya.
“Mbak, saya -“
Indri lebih dulu menaikan tangannya, meminta pria itu untuk berhenti untuk berbicara. Lalu dia mengambil uang yang tadi di letakan pria itu di atas meja.
“Aku tidak mengenalmu, dan aku tidak ada niat untuk menjebak kamu, dan -“ kalimatnya terhenti, dan lalu dia mengangkat tanganya untuk memperlihatkan uang itu.
“Makan uangmu! Aku tidak butuh! Karena aku akan melaporkan hal ini pada pihak yang berwajib.” Tekan Indri dengan penuh keyakinan.
Pria itu sontak terkejut mendengarnya, “mau lapor polisi? Atas dasar apa? Kamu pikir polisi akan percaya dengan laporan kamu? Aku hanya tinggal bilang, jika aku membelimu.” Balas Pria itu, seakan - akan dirinya tidak takut dengan hukum.
Walaupun air matanya sedang menetes, Indri sama sekali tidak takut dengan pria asing ini, dia tetap menatap pria itu dengan tatapan penuh dendam. “Biarkan hasil Visum yang menjelaskannya.” Ucap Indri lagi.
Lalu dia perlahan ingin melangkah keluar, walaupun jalannya masih tertatih karena rasa perih di bawah sana.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!