Hari yang panas dan terik terlihat seorang gadis cantik yang tomboy dan juga terlihat berpenampilan urakan sedang melintasi jalan raya yang saat ini sedang menunjukkan lampu merah. Sehingga banyak mobil yang berhenti dan memberikan kesempatan kepada para pejalan kaki untuk melintas di depan mereka.
" Ya ampun! Aih.. panas sekali ke mana sebenarnya Mang Ujang? Kenapa dia tidak menjemputku." ucap gadis cantik yang bernama Siska dengan penuh rasa kesal karena sang sopir pribadinya yang biasa menjemput dia di sekolah tidak datang juga, setelah dia menunggu satu jam lebih.
" Awas saja nanti aku akan melaporkan kepada Papa tentang kelakuan Mang Ujang yang terlambat menjemputku seperti ini. Sehingga membuatku harus berjalan kaki sejauh ini!" ucap Siska sambil mengelap keringat di dahinya yang terasa sangat panas dan lelah.
Siska sudah menghabiskan uang jajannya hari itu sehingga dia tidak memiliki uang untuk menggunakan transportasi umum.
Sementara teman-temannya sudah pulang semua. Tertinggal Siska di sekolahan yang tersisa, karena dari tadi dia menunggu supir pribadinya yang tidak kunjung datang.
Karena merasa bosan menunggu Siska pun kemudian memutuskan untuk berjalan kaki menyusuri jalanan di dekat sekolahannya sambil berharap sopirnya akan segera datang dan menjemputnya.
Tetapi Siska harus menelan pil kekecewaan karena sejak tadi sang sopir tidak juga memperlihatkan batang hidungnya.
" Ya ampun! Hari ini adalah hari tersial dalam hidupku. Sudah aku kehabisan uang, baterai ponsel pun habis. Sehingga aku tidak bisa menghubungi siapapun orang yang ada di rumahku. Kini tinggallah Aku di jalanan ini seperti orang terlantar!" ucap Siska menyesali hari buruknya hari ini.
Siska merasa sangat lelah setelah berjalan kurang lebih 1 jam lamanya. Siska saat ini sedang duduk di sebuah bangku di halte bus.
Ketika Siska sedang fokus memikirkan tentang nasibnya. Tiba-tiba saja sebuah klakson mobil mewah berbunyi di dekatnya dan mengagetkan dirinya.
" Siska! Kenapa kau duduk di halte sendirian? Biasanya kau sudah pulang dengan sopirmu!" ucap seseorang di dalam mobil itu menyapa Siska yang masih terkejut.
Tiba-tiba jantung Siska merasa berdebar sangat kencang. Ketika dia melihat ternyata guru tampannya yang selama ini dia kagumi sekarang sedang menatap kepadanya.
" Hp-ku lowbat dan uang jajanku sudah habis. Sementara sopirku tidak datang sejak tadi. Jadi aku berniat pulang ke rumah dengan jalan kaki, Pak Andika!" ucap Siska sambil menundukkan kepalanya karena saat ini dia benar-benar sangat malu kepada guru tampannya.
' Ya ampun sangat memalukan sekali! Pak Andika harus melihatku dalam keadaan sangat menyedihkan seperti ini!' bathin Siska sedih dengan nasibnya hari ini.
" Ya ampun berjalan kaki? Bukankah rumahmu sangat jauh dari sekolahan kita? Ya sudah! Ayo masuk ke dalam mobilku saja. Aku akan mengantarkanmu!" Ucap pak Andika sambil membukakan pintu untuk Siska yang masih membeku di tempatnya.
" Ayo cepat masuk. Kenapa kau malah bengong?" tanya Guru tampannya Siska.
Siska yang terkejut pun akhirnya hanya bisa mengerjapkan matanya dan dengan ragu-ragu dia pun masuk ke dalam mobil sang guru pujaan hatinya yang sangat tampan.
" Sangat berbahaya seorang gadis berjalan kaki di tengah kota seperti ini. Lain kali kau harus memastikan ponselmu untuk selalu full baterainya dan kau juga harus memiliki uang jajan yang cukup untuk mengantisipasi kejadian seperti ini!" ucap Andika pelan saat dia memberikan nasehat kepada Siska yang hanya bisa menganggukan kepalanya saja.
" Apakah kau lapar?" tanya Andika ketika dia mendengar bunyi perut Siska yang sudah demo meminta makanan. Karena saat ini sudah jam 04.00 sore sangat wajar kalau Siska kelaparan.
" Tidak apa-apa Pak. Biar nanti saya makan di rumah saja!" ucap Siska merasa malu kepada guru tampannya.
" Tidak apa-apa. Ayo kita makan dulu karena saya juga merasa lapar. Sejak tadi siang Saya belum makan apapun. Karena terlalu sibuk dengan memeriksa hasil ujian anak-anak yang harus dibagikan besok!" ucap Andika sambil tersenyum kepada Siska yang merasa sangat bahagia karena dia memiliki kesempatan untuk makan bersama dengan pria pujaannya.
' Ya ampun! Ini yang disebut dengan dibalik bencana ada berkah. Siapa yang menyangka setelah aku berjalan kaki satu jam lamanya, sekarang aku mendapatkan kenikmatan dengan makan bersama dengan Pak Andika. Oh senangnya!' batin Siska sambil terus tersenyum sendiri karena membayangkan dirinya akan makan bersama dengan Andika.
" Siska! Kenapa kau ditanya malah tidak menjawab? Hmmm? Apakah kamu lagi sakit atau merasa lapar?" tanya Andika keheranan.
Siska seketika mengerjapkan kedua matanya ketika dia mulai tersadar dari lamunannya.
" Tidak Pak! Saya tidak apa-apa!" ucap Siska merasa malu dan kemudian dia pun menatap Andika sekilas yang terlihat begitu tampan di matanya.
' Ya Allah! Betapa beruntungnya aku hari ini.
Mimpi apa aku semalam ya Allah? Karena bisa makan bersama dengan laki-laki yang aku sukai! Kalau seperti ini kejadiannya, maka aku tidak akan mengadukan Mang Ujang kepada kedua orang tuaku. Tapi aku akan memberikan dia bonus karena sudah memberikan aku kesempatan untuk makan bersama dengan Pak Andika!' batin Siska penuh bahagia.
" Kenapa kamu dari tadi terus saja melamun dan senyum-senyum sendiri sambil menatapku? Apakah ada yang salah dengan diriku?" tanya Andika merasa heran melihat tingkah laku muridnya yang sekarang sudah duduk di bangku kelas 3 SMA.
" Ujian Nasional sebentar lagi kau harus rajin belajar! Ingatlah itu Siska! Jangan sampai kau mempermalukan kedua orang tuamu gara-gara kau tidak lulus ujian!" ucap Andika sambil mengusap pucuk kepala Siska dengan penuh kasih sayang.
Kasih sayang sebagai seorang guru tentu saja. Bukan kasih sayang sebagai seorang laki-laki kepada seorang gadis seperti dalam pikiran Siska yang sedang GR saat ini.
Hati Siska sedang bertalu-talu saat ini karena mendapatkan perlakuan yang begitu lembut dari Andika.
' Ya Allah So sweet banget!' batin Siska merasa hatinya sangat bahagia.
" Kita makan di Cafe ini saja ya? Kebetulan aku pun ingin bertemu dengan Kekasihku!" demi mendengarkan perkataan Andika barusan, seketika dunia Siska seakan runtuh di hadapannya.
" Kekasih Anda?" tanya Siska gugup.
" Iya kekasihku. Kebetulan dia adalah pemilik kafe ini. Ayo turun dari tadi dia terus menelponku pasti sudah tidak sabar untuk bertemu denganku!" ucap Andika pelan sambil membuka pintu mobilnya. Kemudian Andika pun membukakan pintu untuk Siska yang saat ini sedang gemetar dan lemas.
" Ada apa denganmu Siska? Kenapa wajahmu pucat?" tanya Andika merasa khawatir dengan keadaan Siska saat ini.
' Ya Allah kuatkanlah hatiku. Karena ternyata Pak Andika sudah memiliki kekasih. Aku harus kuat dan aku harus melihat kekasih Pak Andika itu seperti apa. Apakah dia lebih cantik dariku?' bathin Siska lemas.
" Ayo aku akan memapahmu untuk masuk ke dalam. Kau pasti sangat lapar sehingga tubuhmu begini lemas!" ucap Andika yang langsung menggenggam tangan Siska yang terasa begitu dingin.
Begitu Andika masuk ke dalam Cafe tersebut seorang gadis cantik dan manis langsung menyambutnya dengan wajah sumringah.
Siska hanya bisa menetap kedua insan yang tampak begitu mesra di harapannya saat ini. Berkali-kali dia mengalami kesulitan menelan makanan yang saat ini tampak tidak enak di depan matanya.
' Ya Tuhan keterlaluan sekali mata suciku ternoda gara-gara mereka berdua!' batin Siska sambil terus memperhatikan keduanya yang seperti tidak menganggap dirinya ada.
' Tuhan tenggelamkan aku ke Laut saja. Daripada aku harus melihat pria pujaanku bermesraan dengan kekasihnya tanpa aku bisa berbuat sesuatu!' batin Siska terus meronta ketika dia melihat Andika yang tampak begitu mencintai kekasihnya.
" Ehmmm Ehmmm!" berkali-kali Siska berdahak untuk mendapatkan perhatian dari kedua insan yang tampak sedang mabuk kepayang.
" Ada apa Siska? Apakah makanannya tidak enak, hmmm? Kenapa sejak tadi hanya diaduk-aduk saja olehmu?" tanya Andika merasa keheranan melihat muridnya malah asik menonton dirinya bersama dengan Sonya bukannya sibuk makan.
" Maafkan saya pak. Apakah boleh saya meminjam uang kepada bapak untuk membayar taksi? Besok saya akan kembalikan, saya janji Pak!" ucap Siska sambil melipat kedua tangannya di depan dada memohon kepada Andika.
Andika tampak terdiam sejenak dia menatap kekasihnya yang sejak tadi hanya mendengarkan pembicaraan mereka.
" Makanlah dulu makananmu nanti mubazir kalau tidak dimakan!" ucap Andika menatap kepada Sonya yang sejak tadi tampak tidak senang ketika dia melihat kekasihnya memperhatikan gadis yang asing di matanya.
" Apakah setelah saya menghabiskan makanan ini, Bapak mau meminjamkan saya uang?" tanya Siska dengan wajah berbinar.
Siska seketika bersemangat untuk menghabiskan makanan yang ada di hadapannya ketika melihat Andika menganggukkan kepalanya.
" Gadis pintar! Banyaklah makanan yang bergizi agar kau bisa segera lulus dari SMA!" ucap Andika sambil mengelus pucuk rambut Siska sehingga membuat Siska menjadi berdebar-debar jantungnya.
Tampak Sonya mengerucutkan bibirnya rasa tidak senang dengan keakraban kekasihnya bersama gadis yang sejak tadi terus memperhatikan mereka berdua.
" Apakah dia muridmu sayang?" tanya Sonya berusaha untuk bersikap lembut di hadapan Siska.
" Yah dia adalah muridku. Murid yang paling pintar di dalam kelasku!" ucap Andika sambil tersenyum kepada Siska yang merasa bangga karena telah dipuji oleh guru kesayangannya.
" Kenapa sore-sore begini kau masih ada di luar? Kau malah berkeliaran dengan Kekasihku. Apa orang tuamu tidak mencarimu?" tanya Sonya kepada Siska dengan raut wajah tidak bersahabat sama sekali. Lebih tepatnya wajah permusuhan.
" Sopir pribadinya tidak menjemputnya sayang. Sementara itu uang jajannya sudah habis. Lebih sialnya lagi, hp-nya juga lowbat. Jadilah dia tadi berjalan kaki dari sekolahan menuju rumahnya. Kebetulan tadi aku lewat dan merasa kasihan kepadanya. Jadi aku memberikan tumpangan kepadanya. Sejak tadi siang aku belum makan apapun dan aku sangat lapar. Jadi aku pikir akan lebih baik kalau membawa dia pulang setelah dia kenyang. Agar kedua orang tuanya tidak menyalahkanku kalau terjadi apa-apa dengan Putri mereka. Kebetulan aku melintas di cafe-mu jadilah kami berada di sini sekarang!" ucap Andika menjelaskan segala kronologisnya kepada Sonya agar kekasihnya tidak salah paham kepada mereka berdua.
Tampak Sonya mengangguk-nganggukkan kepalanya mulai mengerti dengan situasi yang sesungguhnya seketika raut wajahnya berubah menjadi hangat.
" Maafkan aku ya. Kalau tadi aku tidak bersahabat kepadamu. Tadi aku pikir kau adalah selingkuhan dari kekasihku ini! Oh ya perkenalkan namaku adalah Sonya Abdillah. Siapakah namamu?" ucap Sonya memperkenalkan dirinya dengan senyum yang manis terkembang di bibirnya yang sangat cantik.
" Namaku Siska, Siska Prayoga!" ucap Siska sambil menyalami tangan Sonya.
Sonya tampak terperanjat mendengarkan nama belakang dari Siska.
" Ya ampun! Ternyata kau adalah pewaris dari Prayoga Group?" tanya Sonya dengan wajah antusiasnya.
" Tante kenal dengan perusahaan ayahku?" tanya Siska dengan hati-hati.
Tampak Sonya tertawa terbahak-bahak mendengarkan Siska memanggilnya dengan Tante.
" Ya ampun Siska! Kau jangan bercanda dong ah! Aku tidak setua itu untuk dipanggil Tante olehmu." ucap Sonya sambil menepuk bahu Siska yang tampak salah tingkah.
" Panggil saja saya Sonya. Saya yakin usia kita tidak terlalu jauh bedanya!" ucap Sonya dengan tersenyum manis kepada Siska.
Siska yang sejujurnya masih bingung dengan sikap Sonya yang tiba-tiba berubah hanya bisa tersenyum keki.
' Perubahan sikapnya benar-benar seperti cuaca. Yang sebentar hujan, sebentar panas. Entah mana yang benar dari kedua sikapnya yang sekarang dia tunjukkan kepadaku!' batin Siska mulai merinding ketika dia menatap Sonya yang dia rasa tidak tulus menawarkan persahabatan kepadanya.
" Oh ya Siska, kapan-kapan kau kenalkanlah aku dengan ayahmu. Siapa tahu dia bisa menanamkan investasinya di cafe-ku ini. Sehingga cafe-ku akan semakin berkembang dan memiliki banyak cabang di Jakarta!" ucap Sonya kepada Siska.
' Akhirnya ular berbisa ini menunjukkan taringnya!' batin Siska sambil tersenyum kecut menatap Sonya yang saat ini sedang menatapnya dengan penuh pemujaan.
" Insya Allah! Lain kali kalau ada acara di rumahku aku akan mengundang kalian berdua!" ucap Siska dengan pelan dan berusaha untuk segera menghabiskan makanannya. Agar dia bisa meninggalkan tempat itu yang sekarang mulai terasa sesak baginya.
Siska paling tidak menyukai orang yang dekat dengannya. Hanya untuk memanfaatkan popularitas Ayahnya di dunia investasi.
Siska sangat sadar dengan nama belakang yang dia sandang. Oleh karena itu selama ini Siska selalu berusaha untuk menutupi jati dirinya yang sesungguhnya. Sebagai putri seorang Hendri Prayoga, seorang Raja dunia investasi di Indonesia.
Terkadang Siska sengaja berpenampilan urakan dan juga tomboy. Hal itu dia lakukan untuk menghilangkan kesan sebagai Putri Sultan dari keluarga Prayoga yang terkenal di dunia investasi.
Walaupun tetap saja aura tuan putrinya tidak bisa hilang begitu saja. Walau sudah dia coba untuk memoles dengan make up dan penampilan urakan yang ala kadarnya saja. Akan tetapi, tetap saja terlihat bahwa dia memiliki aura seorang Tuan Putri yang luar biasa, yang memancar dari dirinya.
" Baiklah Pak Andika. Makananku sudah habis. Apakah bapak bisa meminjamkan uang agar aku bisa pulang dengan menggunakan taksi?" tanya Siska menagih janji dari Andika kepada dirinya.
" Sayang kau antarkan saja Siska sampai ke rumahnya. Kasihan sebentar lagi magrib loh. Sangat berbahaya seorang gadis naik taksi malam-malam begini." ucap Sonya sambil mengelus tangan Andika yang saat ini sedang menggenggam salah satu tangannya yang lain.
" Apa kau tidak keberatan, kalau aku meninggalkanmu sekarang sayangku?" tanya Andika mengkonfirmasi kembali keinginan kekasihnya.
" Iya sayang tidak apa-apa. Lagi pula sebentar lagi Cafe akan ramai dan aku tidak ada waktu untuk menemanimu di sini. Kau bisa pulang dan beristirahat. Besok kita bisa bertemu lagi bukan?" tanya Sonya sambil mencium pipi Andika di hadapan Siska.
Hati Siska mencelos seketika. Ketika dia melihat Sonya yang begitu blak-blakan memperlihatkan kemesraan mereka di hadapannya.
Siska segera beranjak dari tempat duduknya. Setelah dia menghabiskan makanan yang tadi dipesan oleh Andika untuknya.
" Terima kasih untuk makanannya. Saya permisi dulu!" ucap Siska ketika dia berpamitan kepada Sonya yang memeluknya dengan erat ketika mereka hendak berpisah.
" Jangan lupa dengan janjimu untuk mengenalkanku dengan ayahmu!" bisik Sonya di telinga Siska ketika mereka berpisah.
Siska kesulitan untuk bernafas ketika mendapatkan kenyataan bahwa Sonya tidak tulus bersikap baik kepadanya.
' Ya ampun! Sungguh tidak tahu malu!' batin Siska sambil menatap tajam kepada Sonya yang bahkan rela memberikan kekasihnya untuk mengantarkan dirinya hanya demi bisa berkenalan dengan ayahnya.
visualisasi Siska Prayoga
visualisasi Andika Abimanyu
visualisasi Sonya Abdillah
Siska langsung melangkahkan kakinya ketika dia sudah berpamitan dengan Sonya yang tampak sibuk berpamitan dengan kekasihnya.
' Ya ampun mentang-mentang mereka sepasang kekasih. Apakah membuat mereka menjadi halal untuk selalu memamerkan kemesraan di depan publik? Uih, benar-benar norak!' ucap Siska merasa jengkel melihat mereka berdua.
' Setelah melihat kekasih Pak Andika. Entah kenapa tiba-tiba kekagumanku selama beberapa tahun ini luntur seperti tersiram air hujan yang sangat deras!' ucap Siska sambil terus memperhatikan kedua Insan itu yang seperti kesulitan untuk berpisah walaupun hanya untuk sementara.
" Pak! Kalau Bapak tidak mau mengantarkan saya pulang. Tolong pinjamkan saja saya uang agar saya bisa pulang dengan taksi!" ucap Siska mengagetkan dua pasang kekasih itu yang tampak melupakan kehadirannya.
Terlihat Andika menepuk kepalanya karena lupa dengan Siska. Sangking asyiknya bermesraan dengan Sonya.
" Baiklah sayang aku mengantarkan Siska dulu. Nanti kalau aku sudah sampai di apartemenku Aku akan menelponmu!" ucap Andika sambil mencium bibir kekasihnya untuk sesaat sebelum perpisahan mereka.
' Iuh.. mereka benar-benar menodai mata suciku!' batin Siska merasa jijik melihat keduanya.
' Pak Andika itu di sekolahan sangat keras dan juga tegas. Ternyata kalau di hadapan kekasihnya dia bisa berubah menjadi kucing manis yang tidak bisa menolak apapun yang Sonya katakan kepadanya. Setelah melihat Pak Andika secara dekat. Entah kenapa rasa kekaguman ku seketika menguap bagaikan air yang terkena panas terik matahari. Semua keindahan yang dulu begitu mempesona seakan tertutup oleh bucinnya dia terhadap Sonya. Benar-benar menyebalkan!' batin Siska terus memperhatikan sejoli itu yang masih juga belum melepaskan ciuman mereka.
" Ehem... ehem..." berkali-kali Siska berdehem untuk mengambil perhatian dari mereka berdua yang benar-benar sudah membuat kesabarannya hilang seketika.
Jiwa psikopat di dalam diri Siska seketika meronta-ronta minta keluar dan menampilkan taringnya.
Begitu melihat Andika yang sudah duduk di bangku kemudi. Tanpa tedeng aling-aling Siska pun langsung menegur gurunya yang selama ini menjadi idolanya.
" Bapak tuh harus ingat kalau status bapak itu adalah seorang guru di sekolahan. Jangan mengumbar kemesraan di depan publik! Kalau sampai ada murid bapak yang lain atau rekan kerja Bapak melihat kejadian tadi. Pasti nama bapak akan langsung hancur seketika, berkeping-keping bagaikan debu!" ucap Siska dengan nada dingin dan datar.
" Kan yang melihatnya cuma kamu dan Bapak sangat percaya bahwa kamu tidak akan pernah membocorkan kejadian malam ini kepada siapapun!" ucap Andika sambil tersenyum kepada Siska.
" What the hell?" tanya Siska keheranan.
" Karena aku tahu kalau kau menyukaiku sejak lama. Dan aku yakin kalau kau tidak mungkin menghancurkan masa depanku dengan menceritakan apa yang hari ini kau lihat kepada pihak sekolah!" ucap Andika sambil menyalakan mesin mobilnya dengan pelan. Kemudian Andika melajukan kuda besinya untuk membelah kota Jakarta. Untuk mengantarkan Siska yang masih tersentak dengan ucapannya yang terakhir kali.
" Kepercayaan diri dari manakah yang Bapak dapatkan? Sehingga Bapak percaya bahwa saya tidak akan menceritakan kejadian malam ini kepada pihak sekolah?" tanya Siska dengan suara bergetar.
" Dengan ini!" tiba-tiba saja secepat kilat tangan Andika sudah menyambar tengkuk Siska dan menciumnya dengan lembut.
Hanya sekitar 1 menit saja kejadian itu dan Siska tidak memiliki waktu untuk merespon apapun yang dilakukan oleh Andika secara tiba-tiba.
Begitu kesadaran Siska sudah datang. Andika sudah kembali duduk di tempatnya dan kembali fokus menyetir. Bersikap seakan tidak terjadi apa-apa diantara mereka.
Hati Siska tiba-tiba berdebar sangat kencang.
" Ya ampun ciuman pertamaku!" ucap Siska lirih namun Andika masih bisa mendengarnya.
" Aku rasa kau tidak terlalu dirugikan bukan? Karena ciuman pertamamu diberikan oleh laki-laki yang memang kau cintai sejak lama, bukan? Tenang saja aku pasti akan memberikanmu ciuman-ciuman yang lainnya. Asal kau bisa menutupi rahasia malam ini kepada pihak sekolah!" ucap Andika tanpa merasa berdosa sama sekali kepada Siska yang saat ini sedang linglung.
" Apakah bapak sedang menawarkan sebuah perjanjian kepadaku? Dari mana datangnya kepercayaan diri bapak itu, bahwa aku akan menerima perjanjian bodoh ini?" tanya Siska dengan nafas yang ngos-ngosan karena dia merasa bahwa dirinya saat ini sedang dilecehkan oleh gurunya.
" Aku bisa memberikan cinta yang kau inginkan dariku. Asalkan kamu mau merahasiakan hubunganku dengan Sonya kepada pihak sekolah. Aku mencintai Sonya dan sebentar lagi aku berniat ingin melamarnya. Hanya saja orang tuanya masih belum merestui hubungan kami!" ucap Andika menerangkan hubungannya bersama dengan Sonya kepada Siska.
" Aku tidak peduli dengan hubunganmu. Yang aku ingin tahu adalah apa maksudmu dengan mengajukan perjanjian konyol itu padaku? Apa Bapak sedang mencoba untuk membuatku bersedia menjadi seorang selingkuhanmu? Betapa hebatnya Bapak bermain dengan kata-kata. Seakan-akan di sini, Sayalah yang sedang menginginkan hubungan palsu itu!" ucap Siska dengan sengit seketika dia merasa terhina dengan apa yang dilakukan oleh Andika terhadapnya.
Terlihat Andika tertawa terbahak-bahak melihat emosi yang membuncah di dada Siska.
" Ya ampun! Kau sangat menggemaskan ketika marah-marah seperti ini!" ucap Andika sambil mengelus pipi Siska dengan lembut.
Entah kenapa rasanya Siska merasa sangat jijik kepada laki-laki yang ada di sampingnya.
" Jauhkan tangan kotor Bapak dariku!" ucap Siska dengan emosinya yang memuncak.
" Apakah karena kau melihat aku sudah memiliki kekasih, sehingga membuatmu merasa tidak mencintaiku lagi? Tenanglah walaupun aku sudah memiliki Sonya aku masih bisa berbagi cinta denganmu!" ucap Andika dengan senyumnya yang terasa begitu menyebalkan bagi Siska.
" Turunkan Saya di sini pak!" ucap Siska seketika.
Tetapi Andika tidak mendengarkan apa yang dia katakan oleh Siska. Andika terus saja melajukan kendaraannya sampai di kediaman utama keluarga Prayoga.
Siska merasa terhenyak ketika dia menyadari bahwa Andika telah mengetahui tempat tinggalnya. Padahal seingatnya dia tidak pernah mengatakan Alamat rumahnya kepada Andika.
" Bapak tahu dari mana alamat rumahku?" tanya Siska terkejut.
" Kau adalah muridku. Tentu saja aku tahu alamat rumahmu. Apalagi ayahmu adalah donatur tetap di sekolah kita." ucap Andika sambil membukakan pintu mobilnya untuk Siska yang masih tampak terkejut mendengarkan perkataannya.
" Jadi selama ini Bapak menyelidiki aku?" tanya Siska dengan suara tersekat di tenggorokannya.
" Ya ampun Siska! Kenapa hanya karena aku mengetahui Alamat rumahmu, sekarang kau membuatku seperti seorang penjahat yang menguntitmu, hmmm?" tanya Andika sambil berusaha mendekatkan wajahnya kepada Siska yang langsung menghindarinya.
Melihat reaksi Siska yang ketakutan membuat Andika menjadi gemas kepadanya.
" Benar-benar seorang gadis yang sangat lucu dan juga menarik!" ucap Andika sambil masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan kediaman utama Prayoga tanpa melihat ekspresi Siska yang saat ini pucat pasi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!