NovelToon NovelToon

Pernikahan Remaja Labil

Chapter 1

Namaku Putri Ramadhani, usiaku baru menginjak 18 tahun, saat ini aku baru duduk dikelas 3 SMA disalah satu sekolah swasta dikotaku, aku memiliki tunangan bernama Rangga Pramudya, aku sangat mencintai pemuda itu, dan rencananya sebentar lagi kami akan segera menikah, walau pun kami masih sekolah, namun kedua orangtua kami tidak masalah jika kami menikah muda.

***

Saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju kediaman sahabatku yang bernama Niken, rencananya aku akan mengantarkan mereka menuju bandara, karna Niken dan suaminya om Rayen, hari ini akan pindah keluar kota, sebab om Rayen harus mengurus perusahaan orangtua nya Niken yang ada disana, jadi mau tak mu mereka harus pindah ke kota tersebut, sepertinya kali ini aku akan kembali kehilangan sosok sahabat disisiku, satu persatu mereka pergi meninggalkan ku, yang pertama Windy dan sekarang Niken, yang harus mengikuti suami-suami mereka, sama seperti Windy yang harus ikut pindah dengan bang Regan keluar negri, ya sahabatku Windy memang sudah menikah dengan abangku, bang Regan dan setelah dua bulan menikah mereka memutuskan untuk pindah keluar negri, karna bang Regan mau meneruskan usaha keluarga kami yang ada disana, dan mau tak mau tentunya Windy juga harus ikut dengan nya, bahkan harus pindah sekolah, dan kini hanya tinggal aku sendiri dirumah ini, karna kedua orangtua ku juga jarang tinggal dirumah, mereka terlalu sibuk dengan semua bisnis mereka.

Kini mobil yang kutumpangi sudah sampai dihalaman rumah milik Tante Lidya, mama nya Niken karna rencananya mereka akan pergi dari kediaman orangtuanya itu, setelah memarkirkan mobil, aku langsung turun dan melangkah menuju rumah sahabatku itu.

'' Assalamu'alaikum,'' aku mengucapkan salam sebelum masuk, tak lama terlihat seorang Art datang menghampiriku.

'' Eh non Putri, ayo masuk non, itu udah ditunggu sama non Niken sejak tadi.'' ucapnya

'' Iya bik, terimakasih.'' jawabku sambil masuk kedalam rumah tersebut.

Aku melangkah menuju ruang tamu, disana aku melihat suami dari sahabatku itu dan juga Tante Lidya, mamanya Niken, yang sudah menganggap ku sebagai anaknya sendiri.'' Hai cantik sudah datang?'' ucap sahabatku siapa lagi kalau bukan Niken, saat ini dia sedang memangku anaknya yang masih berumur dua tahun. Aku tersenyum lalu mengambil posisi duduk disampingnya, sebelumnya aku sudah menyapa Tante Lidya dan om Rayen suaminya, sedangkan om Burhan, Tante Lidya bilang masih dikamarnya.

'' Jadi pindahnya?'' tanya ku sedikit murung

'' Jadi dong, emang kamu gk lihat tuh koperku bersusun gitu?'' sambung Niken tanpa merasa bersalah, membuatku semangkin mencebik, jujur saja, kalau bisa ingin sekali rasanya melarang sahabatku itu agar tidak pindah keluar kota, tapi itu tak mungkin karna walau bagai mana pun ia harus tetap bersama suaminya, dan ikut kemana pun dia pergi.

'' Duuh lihat sayang, aunty Putri cemberut,'' ucap Niken seolah bicara dengan putri kecilnya, membuat ku langsung menatap kearah Syakila, bayi mungil yang cantik, yang sejak tadi aku cuekin karna merasa kesal dengan mamanya.

'' Sini sayang sama aunty aja, aunty pasti kangen banget sama kamu kalau kamu pindah sayang.'' ucapku sambil menciumi wajah bayi tersebut.

'' Gk usah lebay deh Put, aku kan hanya pindah kota, bukan pindah negara seperti Windy.'' ucap Niken padaku

'' Ya tapi tetap aja, gue pasti merasa sepi klu loe juga pergi, tega ya kalian, dasar gk setia kawan.

'' Ya kali aku biarin mas Rayen sendiri disana Put, bisa cari daun muda dia nanti kalau gk aku awasi.'' ucap Niken sambil melirik kearah suaminya.

'' Apaan sih yang, bicara sembarangan.'' ucap om Rayen tak terima, sahabatku itu memang menikahi om nya sendiri, lebih tepatnya adik angkat dari om Burhan papa nya Niken.

***

Prov Author

Setelah mengantarkan Niken dan Suaminya kebandara, Putri langsung berpamitan pada kedua orangtua sahabatnya itu, untuk pulang kerumahnya, 30 menit kemudian Putri akhirnya sampai dikediamannya, rumah yang besar dengan pasilitas yang lengkap, namun tetap saja itu semua tak ada artinya, Putri masih merasa kosong dan hampa dirumah itu, untung ada Rangga yang selalu mengisi kekosongan hatinya.

'' Ini kan motor Rangga?'' gumam Putri sambil melangkah dengan cepat menuju rumahnya.

'' Rangga.'' ucap nya sambil tersenyum saat melihat sang pujaan hati, yang juga sedang menatapnya dengan senyum mengembang di bibirnya.

'' Kamu udah lama? Kok gk bilang sih kalau mau datang? bukannya kamu bilang lagi ada dirumah Niko? apa urusannya sudah selesai?'' cerca gadis itu, yang langsung memeluk Rangga, tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya, rasanya Putri tak tahan ingin segera menghirup aroma tubuh pemuda itu, yang selalu menenangkan hati dan pikirannya itu yang kini sudah menjadi candu baginya

'' Rangga kamu wangi banget sih, buat aku jadi gk tahan.'' ucapnya membuat Rangga menggelengkan kepalanya sambil tersenyum,

'' Dasar otak mesum.'' ucap Rangga sambil mendorong jidat kekasihnya itu dengan telunjuknya.

'' Iihh, Rangga apaan sih? lagian ya, mesum sama pacar sendiri kan gpp kali, siapa juga yang melarang, kalau pun ada, pasti cuma orang sirik.'' jawabnya.

'' Masuk yuk,'' ajak Putri sambil menarik tangan Rangga menuju rumah.

Saat ini keduanya sedang berada diruang tamu.'' Kamu mau minum apa biar aku ambilin?'' tanya Putri sambil menatap wajah Rangga

'' Susu.'' jawab nya membuat Putri mengerenyitkan keningnya

'' Susu dingin maksud kamu? Yaudah tunggu sebentar.'' ucap Putri sambil bangkit dari duduknya namun buru-buru dicegah oleh Rangga, membuat Putri menatapnya dengan heran

'' Susu cap nona ada?'' tanya Rangga sambil tersenyum penuh arti.

''Iihh dasar kamu ya, bilangin aku cewek mesum kamu juga lebih parah.'' cibir nya pada Rangga, membuat pemuda itu langsung tergelak.

'' Sebentar aku ambilin minuman nya dulu.'' Putri bangkit dari duduknya dan langsung melangkah menuju pantry yang berada tak jauh dari ruang tamu.

Beberapa saat kemudian Putri datang dengan nampan yang berisi dua gelas minuman dingin, dan satu toples kue kering untuk cemilan.

'' Ini silahkan diminum!" Putri meletakan nampan yang berisi dua gelas jus jeruk dan satu toples cemilan.

'' Terimakasih sayang.'' jawab Rangga, yang hanya ditanggapi Putri dengan senyum simpul

Putri menyandarkan tubuhnya didada bidang sang kekasih. '' Rangga, gimana kalau kamu bilang sama mama dan papa aku lagi, kalau kita nikahnya dipercepat aja.'' ucap Putri sambil tangan nya memainkan jari-jari kekasihnya itu.

'' Bukannya aku gk mau, tapi kan papa kamu sendiri yang menginginkan kita nikah setelah lulus sekolah.'' jawab Rangga yang kembali mengingatkan, jika dua tahun yang lalu, saat Rangga ingin melamar Putri didepan orang tuanya, saat itu pak Burhan langsung menolak nya dengan alasan masih sekolah, padahal kala itu bu Ambar mama nya Putri sudah mengijinkannya, karna takut anaknya terjerumus pergaulan bebas, maka dengan terpaksa ia menyetujuinya, itu pun karna ancaman yang dilayangkan Putri pada saat itu, yang mengancam akan pergi dari rumah jika tidak menuruti kemauannya saat itu, namun sayangnya ancamannya itu tak berarti apapun untuk pak Burhan, ia tetap tidak mengijinkan mereka untuk menikah kala itu, namun karena tak tega melihat tangisan putrinya saat itu, maka beliau hanya mengikat mereka dengan tali pertunangan, setidaknya sampai mereka lulus sekolah.

Next

Haii readers semuanya...bagi yang rindu dengan cerita Putri dan Rangga, kini mereka hadir kembali loh,, dan dijamin ceritanya lebih menarik....😉

Jangan lupa like, komen and pavorit nya ya..🤗😘

Chapter 2

Namaku Rangga Pramudya, umurku masih 18 tahun, dan saat ini masih duduk dibangku SMA disalah satu sekolah pavorit dikotaku, aku mempunyai seorang tunangan yang sangat ku cintai, bernama Putri Ramadhani, gadis cantik berkulit putih, namun memiliki sifat yang menurutku sangat mesum, meskipun begitu, aku tidak pernah merasa risih karnanya, lagi pula sifat mesumnya itu hanya ia tujukan untukku saja.

Hari ini seperti biasa, aku akan menjemput Putri dirumahnya, untuk berangkat bersama kesekolah, aku sengaja menggunakan motor karna biasanya kalau pagi hari itu jakanan, pasti akan sangat macet dan jika aku nekat menggunakan mobil, sudah dipastikan kami kan terjebak macet.

Tin-tin

Sengaja ku bunyikan klakson motor ku, agar Putri tau jika aku sudah sampai dirumahnya. Dan benar saja tak lama gadis itu pun keluar dari dalam rumahnya dan langsung menghampiriku.'' Hai sayang?'' sapa nya padaku sambil mencium pipi ku sekilas.

'' Sudah siap?'' tanyaku yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh nya. Setelah Putri naik aku pun langsung menyalakan mesin motorku dan langsung melajukan kannya keluar dari halaman rumah tersebut.

'' Rangga jangan ngebut dong aku kan belum pegangan.'' protes Putri padaku saat aku sedikit ngebut saat itu, bahkan gadis itu sempat mencubit pahaku.

'' Aaw, sakit Put!" protesku saat jari lentiknya menarik permukaan kulitku

'' Bodo, makanya jangan ngebut entar kalau aku jatuh gimna?'' ucap Putri sedikit berteriak karna beradu dengan suara berisik motor yang kami tumpangi. Aku pun tak lagi bicara, bagai mana pun nanti tetap aku yang kalah kalau sudah berdebat dengannya, kalian tau kan bagai mana cerewetnya mulut kekasihku itu?

Motor yang kami tumpangi terus melaju dengan kecepatan sedang, hingga sampai lampu merah, aku terpaksa menghentikan laju kendaraan ku, pandanganku kala itu fokus pada jalanan yang ada didepanku, hingga saat aku menoleh kesamping aku seperti melihat seseorang yang aku kenal, namun aku menggeleng dengan cepat karena mungkin aku pasti salah melihat.

'' Ga, ayo jalan! kok melamun sih? tuh dengar udah pada ngelakson dibelakang.'' ucap Putri, aku pun langsung kembali melajukan kendaraanku.

Setelah sampai disekolah, kami langsung disambut oleh Niko yang saat itu juga terlihat baru sampai diparkiran.'' Hai Putri makin cantik aja kamu.'' goda Niko membuat ku melotot pada sepupu ku yang menyebalkan itu, entah kenapa ia suka sekali menggoda kekasihku, terkadang aku berpikir apa Niko ada hati dengan Putri maka nya dia sering menggoda nya? entahlah, jika sampai itu terjadi, lihat saja apa yang akan aku lakukan pada nya.

'' Eeiittss santai bro, gk udah pakai acara melotot gitu matanya! oya Put kalau kamu bosan dengan Rangga, datang aja sama abang Niko, abang siap lahir batin kalau untukmu.'' sambungnya lagi, membuat ku langsung menendang kakinya, namun bukannya marah, Niko malah terbahak, entah apa yang lucu aku pun tak tau, tapi yang jelas sepertinya Niko sangat suka melihat ku marah karna cemburu, sungguh saudara yang sangat menyebalkan.

'' Udah ah, kalian becanda Mulu kerjanya.'' Putri terlihat ngambek dan langsung meninggalkan ku bersama Niko.

'' Gara-gara loe Putri jadi ngambek.'' protesku yang langsung mengejar Putri yang berjalan menuju kelas.

'' Putri tunggu!" aku memanggil nya, kulihat ia menghentikan langkahnya dan langsung berbalik kearah ku.

'' Masuk gih, sebentar lagi bel sekolah berbunyi.'' ucap nya, aku pun mau tak mau melangkah menuju kelas yang mungkin sebentar lagi pelajaran juga akan segera dimulai.

***

Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, yang menandakan bahwa jam pelajaran akan segera dimulai.

Terlihat wali kelas masuk bersama dengan seorang gadis remaja, yang mereka yakini jika itu adalah murid baru dari pindahan sekolah lain.'' Selamat pagi anak-anak? hari ini kita kedatangan murid baru ya, disebelah ibu ini, ok silah kan perkenalkan dirimu!'' ucap Bu Tiwi selaku wali kelas dikelas tersebut.

'' Hallo teman-teman, apa kabar? perkenalkan namaku Ayumi, mulai hari ini aku akan bersekolah dan belajar dikelas yang sama dengan kalian, mohon bimbingannya ya?'' ucapnya ramah

'' Dengan senang hati abang akan membimbing mu sayang menuju pelaminan.'' ucap salah satu murid laki-laki membuat seisi kelas langsung menyorakinya kecuali Putri yang tak terlalu perduli.

'' Huuu,, gaya loe Jon, jon, jangan sok kegantengan deh loe!!!'' sambung murid lainnya.

Sudah-sudah jangan berisik, baiklah Ayumi sekarang kamu boleh duduk di kursi yang ada disamping Putri.'' ucap Bu Tiwi sambil menunjuk kursi kosong yang ada disamping kekasih Rangga tersebut.

'' Baik bu.'' jawabnya sambil melangkah menuju kursi tersebut.

'' Hai kenalin namaku Ayumi.'' ucap gadis itu memperkenalkan diri pada putri

'' Udah tau, kan tadi loe udah memperkenalkan diri loe didepan kelas.'' ucap Putri yang tak terlalu perduli dengan teman barunya itu

'' Iya aku lupa.'' ucap Ayumi sambil tersenyum canggung

' Masih muda udah pikun.'' gumam Putri pelan, namun masih bisa didengar oleh gadis itu, namun ia tak ingin menanggapi ucapan teman barunya tersebut, karna ia tak mau dihari pertama nya masuk sekolah ia memiliki musuh

Tak terasa bel jam istirahat telah berbunyi, murid-murid pun satu persatu sudah mulai keluar dari kelas masing-masing begitu pula dengan Rangga, pemuda itu terlihat berjalan menuju ruang kelas Putri, namun saat hendak akan masuk kedalam kelas tersebut tak sengaja Rangga bertabrakan dengan seseorang yang kebetulan juga hendak keluar kelas saat itu.

'' Aaww,'' ringis gadis itu.

'' Maaf gk sengaja.''

'' Iya gk apa-ap--,, loh Rangga? kamu Rangga kan? astaga Rangga kok bisa ketemu disini sih? apa jangan-jangan kamu sekolah disini juga?'' ucapnya yang ternyata mengenal Rangga sedangkan Putri yang memang masih didalam kelas hanya memperhatikan saja interaksi keduanya dengan wajah datar.

'' Ayumi? astaga Ay apa kabar kamu? lama gk bertemu.'' ucap Rangga sambil tersenyum, Putri yang mendengar Rangga menyapa gadis itu dengan bahasa yang sangat lembut seketika membuat darah nya mendidih, namun sebisa mungkin ia tahan.

Apa-apaan murid baru itu? sok kecentilan banget dan kenapa juga Rangga bisa mengenal gadis itu? memangnya siapa gadis itu?

Batin nya, Putri terlihat kesal karena sepertinya Rangga mulai melupakan tujuannya datang kelas itu.'' Maaf bisakah kalian jangan ngobrol ditengah jalan? sebab gue mau lewat nya agak susah.'' ucap Putri sambil menatap wajah keduanya dengan sinis

'' Oh maaf Putri, Ga minggir dong, itu teman aku mau lewat.'' ucap nya yang belum mengetahui status Putri dan Rangga yang sebenarnya.

'' Putri kamu mau kemana?'' tanya Rangga saat kekasihnya itu melewatinya begitu saja

'' Aku laper, dan mau makan yang pedas-pedas kayaknya enak kali ya? Yaudah silahkan kalian lanjut ngobrol gue mau kekantin dulu buat ngisi perut.'' ucap Putri namun dengan pandangan yang tajam kearah Rangga membuat pemuda itu menelan ludahnya berkali-kali.

Mampus gue, ada apa lagi dengan tatapan nya itu? apa dia sedang marah karna aku bicara dengan Ayumi?

Batin Rangga

Chapter 3

Saat ini terlihat Putri sedang duduk dikantin bersama dengan Sila, adik dari Alex pemuda yang menaruh hati padanya.

'' Loh kak Putri tumben sendirian, kemana ayang embeb?'' tanya Sila dengan bahasa alay

'' Kelaut.'' jawab nya asal, membuat Sila menatapnya heran, tumben-tumbenan jawabnya ketus, pikirnya

'' Aku ada disini, kok dibilang kelaut sih? emangnya aku nelayan apa?'' ucap Rangga yang entah darimana tiba-tiba sudah berdiri didepan mereka.

'' Tau nih kak Putri, pasti lagi marahan ya?'' tebak Sila

'' Udah deh Sil, mendingan loe cari Niko gih, loe kan belum ketemu dia hari ini kan? emangnya loe gk kangen sama dia?'' ucap Putri yang tau jika adik dari Alex itu menaruh perasaan pada sepupu tunangannya itu.

'' Bilang aja gk mau diganggu, yasudah kalau gitu aku cari bang Niko aja lah.'' ucapnya yang langsung bangkit dari duduknya

Setelah Sila pergi, Rangga langsung duduk disamping Putri.'' Kamu kenapa? marah ya? sama aku karna bicara dengan Ayumi tadi?'' tebak Rangga

'' Marah? gk lah, buat apa aku marah.'' jawabnya

'' Sebenarnya dia itu teman ku waktu kecil, dia itu anaknya tante Wulan, temannya mama.'' jelas Rangga, membuat Putri langsung menatap kearahnya

'' Benarkah? sepertinya kisah kalian masih akan berlanjut setelah ini." sindirnya

'' Berlanjut gimana maksud kamu?'' tanya Rangga bingung

'' Ya seperti cinta masa kecil yang datang kembali gitu, benarkan?

'' Kamu ini kebanyakan nonton drakor, makanya mikir yang aneh gitu, dengar ya, sejak kecil aku tu cuma anggap dia adik gk lebih, tadi aku sempat melihat nya saat dilampu merah, aku pikir saat itu aku salah lihat, ternyata itu memang Ayumi.'' ucap Rangga

'' Walaupun kamu bilang kamu gk punya perasaan sama dia, memang kamu bisa jamin kalau Ayumi gk ada perasaan sama kamu?

'' Ya walaupun ada, itu bukan urusan aku, namanya perasaan itu kan gk bisa dipaksa atau pun dicegah. Yang jelas aku hanya sayang dan cinta sama kamu, hanya kamu Putri Ramadhani.'' ucap Rangga sambil menatap dalam mata gadis itu, lalu tersenyum dan membelai lembut rambut tunangannya itu, Putri yang mendengar serasa terbang kelangit ketujuh, ia juga merasa perutnya dikelilingi oleh ribuan kupu-kupu.

" Jadi jangan ngambek lagi ya??" ucap Rangga, namun tak dijawab oleh Putri, Rangga berpikir kekasihnya itu masih marah, namun tiba-tiba..

'' Rangga, kita nikah aja yuk?

" Hah, nikah??" tanya Rangga sambil melongo

"Iya nikah, jujur kalau kamu bilang seperti itu aku gk tahan Ga, aku rasanya ingin memakan kamu sekarang.'' ucapnya tanpa malu, untung saat itu disana sepi, kalau tidak, mau ditaruh dimana wajah nya itu

Mendengar ucapan prontal kekasihnya membuat Rangga seketika memijat pangkal hidungnya, karna tiba- tiba terasa berdenyut.'' Kamu itu ya kalau bicara disaring dulu kenapa sih? Kalau dengar orang gimana? memangnya kamu gk malu? lagian ya, Itu kan dialog yang seharus nya aku yang katakan, ini kok malah kamu yang ucapkan.'' jelas Rangga tak habis pikir dengan jalan pikiran kekasihnya itu, ucapannya selalu membuatnya geleng-geleng kepala.

"Habisnya aku gemas sih," jawabnya

Dari jauh Ayumi yang melihat kedekatan Putri dan Rangga sedikit merasa heran, pasalnya, tadi waktu dikelas kenapa seolah mereka tak saling kenal, karna merasa penasaran ia pun lansung melangkah menuju kantin sekolah, berniat untuk bergabung bersama mereka disana.

" Putri nanti sore kamu datang kekafe gk?

" Tumben nanya? biasanya langsung nyuruh datang?" ucap Putri

" Ya maunya sih kamu datang terus tiap hari, tapi nanti sore aku ada sedikit kerjaan sih disana, takutnya kalau kamu datang aku nya gk bisa nemani kamu lagi." sambungnya

" Ya gk masalah, tapi lihat nanti lah kalau aku bosan dirumah aku akan datang." jawab Putri sekenanya.

" Haaii," ucap seseorang membuat keduanya mengalihkan pandangan mereka kearah sumber suara.

" Ayumi," ucap Rangga pelan, ia melirik kearah Putri yang saat itu terlihat tak perduli, namun ia tau dalam hatinya pasti kesal

" Boleh gk aku gabung sama kalian? soalnya disini kan aku baru, dan belum terlalu kenal murid yang lainnya." jelasnya

Alasan, bilang aja mau dekat- dekat sama Rangga?

Batin Putri kesal

" Duduk aja Ay, bebas kok." jawab Rangga membuat Putri mendelik kearahnya.

" Putri boleh kan aku duduk bersama kalian?"

" Tentu, seperti yang Rangga bilang tadi, loe bebas mau duduk dimana aja." jawabnya sambil tersenyum paksa.

" Makasih ya?" ucap Ayumi dan langsung duduk diantara keduanya, membuat Putri bertambah kesal berkali-kali lipat

Ting...

Tiba- tiba masuk suara notif dihandpone Rangga, pemuda itu mengerutkan alis saat melihat pesan yang masuk ternyata dari kekasihnya, ia melirik kearah Putri, namun Putri seolah tak melihatnya, gadis itu malah terlibat sibuk dengan minumannya.

Ada apa dia mengirim pesan? bukannya bisa langsung bicara?

Batinnya

(Coba lihat, belum apa- apa sahabatmu itu sudah duduk diantara kita, seolah memberi jarak pada kita)

Begitulah isi pesan yang ditulis oleh Putri untuk Rangga, pemuda itu hanya tersenyum membacanya, membuat Putri yang melihat semangkin kesal

(Walau lautan sekalipun yang membentang jarak diantara kita, aku akan tetap selami untuk sampai padamu)

Tiing...

Rangga kembali mengirim balasan pesan untuk kekasihnya, membuat Putri yang tadinya marah terlihat tersenyum saat membacanya.

"Dasar gombal, norak." gumamnya pelan.

Putri kembali membalasnya

Ting..

( Gombal)

Rangga membuka pesan tersebut, namun hanya tersenyum saat membacanya, tanpa ingin membalasnya lagi.

" Rangga kamu kok senyum-senyum gitu kenapa? hem aku tau, pasti kamu lagi chatingan sama cewek ya?

" Eh Putri asal kamu tau ya? si Rangga ini dulunya waktu SD suka banget gangguin cewek, keliatan banget playboy nya, padahal masih kecil, dan aku rasa sampai sekarangpun, nih anak pasti masih suka gangguin banyak cewek, iya kan Ga?

" Mana ada, kamu ini ngarang." jawab Rangga gelagapan, iya tau setelah ini pasti kekasihnya itu akan ngambek lagi, padahal baru aja baikan.

" Oya? baru tau kalau dia orangnya seperti itu, gue pikir nih anak orangnya alim." jawab Putri

" Kamu salah, dia ini dulu waktu SD banyak banget yang godain dia, padahal masih pada bau kencur waktu itu, lucu banget kalau diingat- ingat." ucap Ayumi sambil tersenyum kala mengingat masa kecil mereka, sedangkan Rangga terlihat sudah pasrah jika sebentar lagi kekasihnya itu akan kembali menghindarinya.

Next

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!