Di mension yang sangat luas dan megah terlihat seorang wanita cantik sedang sibuk memasak di bantu oleh para pelayannya. Mereka memasak begitu banyak makanan sebagai kejutan sang suami di hari ulang tahunnya.
"Semuanya sudah selesai, Nyonya" ucap kepala pelayan menghampiri Naura.
"Baiklah! aku mau bersiap-siap dulu. Kalian hias ruang makan ini dengan lilin dan juga bunga. Semuanya ada di kotak itu" ucap Naura ramah.
"Baik, Nyonya" ucap kepala pelayan menunduk patuh.
Setelah itu Naura melangkahkan kakinya menuju kamar utama. Kamar yang sangat luas dan juga megah. Tapi, di balik semua kemewahaan yang Naura punya dia punya satu keinginan yang belum dia capai yaitu perhatian dan kasih sayang dari suaminya.
Naura Patrick adalah menantu satu-satunya dari keluarga Patrick. Dia sangat terkenal dengan kecantikan dan keramahannya. Tapi tidak ada yang menyangka di balik senyuman yang selalu dia pancarkan ada luka yang teramat dalam.
Gabryel Patrick adalah putra satu-satunya dari keluarga Patrick. Dia terkenal dengan jiwa sosialnya yang sanggat tinggi. Tapi, Gabryel selalu memperlakukan Naura dengan sesuka hatinya. Bahkan dia tidak bernah menghargai perasaan Naura. Gabryel lebih sering menghabiskan waktunya dengan dengan mabuk-mabukan dan bermain di luar sana.
Setelah selesai membersihkan dirinya Naura mengenakan pakaian terbaiknya. Saat Naura mendengar suara mobil Gabryel memasuki perkarangan mension, dia langsung berlari kecil menuruni anak tangga. Dia berlari untuk menyambut kedatangan suaminya dengan senyuman yang melingkar di wajahnya.
Tapi, saat melihat suaminya memasuki pintu utama senyumannya tiba-tiba menghilang. Dia melihat suaminya datang dengan segerombolan teman-temannya datang membawa begitu banyak minuman keras.
"Hello, Sayang! kau memang istriku yang terbaik" ucap Gabryel tersenyum ketika melihat makanan yang begitu banyak tertata rapi di meja makan.
"Ada apa ini, Mas?" ucap Naura menghampiri Gabryel sambil menatap teman-teman Gabryel.
"Seperti biasa, Sayang. Aku dan teman-temanku ingin bersenang senang. Kebetulan kau masak banyak hari ini. Jadi kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk memesan makanan" ucap Gabryel mencuil masakan Naura lalu memakannya.
"Apa kami bisa makan sekarang, Gab?" ucap salah satu teman Gabryel.
"Tentu saja! kalian makanlah sepuasnya. Jika perlu sesuatu katakan saja. Istriku yang paling cantik ini akan menyiapkannya" ucap Gabryel tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Kau memang hebat, Gabryel. Kau tidak hanya sukses dalam bisnismu. Tapi, kau juga sukses dalam mendidik istrimu" ucap salah satu teman Gabryel menatap Naura dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.
"Tentu saja! Siapa yang berani membantah ucapan dari Gabryel Patrick?" ucap Gabryel tersenyum penuh keangkuhan.
Mendengar ucapan Gabryel para teman-temannya langsung tertawa. Melihat sikap suaminya yang bertindak seenak jidatnya, Naura hanya mampu mengepalkan tangannya geram. Kejutan yang sengaja dia buat agar hubungannya dengan Gabryel membaik. Malah di jadikan pesta minuman keras oleh suaminya sendiri.
Malam yang seharusnya di penuhi keromantisan kini berubah menjadi malam penuh penderitaan bagi Naura. Gabryel memaksanya untuk melayani kebutuhan para teman-temannya. Bahkan Gabryel sampai tega menyuruh Naura menuangkan minuman keras ke gelas para temannya.
Naura merasa dirinya kini sebagai pelayan bar yang harus membuat para tamunya senang. Dia juga menyiapkan cemilan dan memberikannya satu persatu kepada teman-teman Gabryel.
"Sayang, mana cemilan untukku?" ucap Gabryel sempoyongan karna telah terpengaruh alkohol.
Tidak mau menjadi pelampiasan amarah Gabryel, Naura berusaha tersenyum lalu memberikan cemilan kepada Gabryel. Para pelayan yang melihat kelakuan Gabryel hanya bisa mengelengkan kepalanya pelan. Jujur saja mereka merasa sangat kasihan kepada Naura tapi, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Bahkan tidak jarang Naura mendapatkan kekerasan fisik dari Gabryel jika dia tidak melakukan tugasnya dengan baik. Tidak hanya menghina dan memperlakukan Naura dengan buruk tapi, Gabryel juga sering melakukan perbuatan yang sangat rendah yaitu melakukan KDRT kepada istrinya sendiri.
Setelah minuman mereka habis para teman-teman Gabryel pamit undur diri. Tidak ada rasa segan mereka juga mencolek tubuh Naura sebelum pulang. Naura yang melihat sikap tidak sopan para teman Gabryel langsung protes. Bukannya mendapat pembelaan Naura malah mendapat kejutan yang tidak dia duga.
"Mas, lihat para teman-temanmu! mereka menyentuhku" protes Naura.
"Mereka hanya menyentuhmu sedikit saja. Jadi mereka tidak salah dalam hal itu. Kau jangan banyak protes lebih baik kau bersihkan ruangan ini" ucap Gabryel bangkit dari duduknya.
"Kau memang suami tidak berguna, Mas!" ucap Naura penuh amarah.
Plakk....
Satu tamparan berhasil mendarat mulus di wajah Naura, sehingga dia langsung terjatuh tersungkur di lantai. Dia menyentuh wajahnya yang memanas karna tamparan dari Gabryel yang sangat keras.
"Kau itu dimataku hanya sebagai seorang pelayan. Jadi jangan pernah bermimpi menjadi seorang ratu. Jika bukan karna nama baikku sudah lama aku mencampakkanmu" ucap Gabryel menatap tajam Naura.
Deghh...
Jantung Naura seperti berhenti berdetak mendengar ucapan suaminya. Dia tidak menyangka jika usahanya untuk membuat suaminya terkesan ternyata tidak ada artinya. Dia telah berusaha menjadi yang terbaik untuk Gabryel tapi, Gabryel selalu memandangnya rendah. Bahkan Gabryel tidak pernah mengangap kehadirannya.
Setelah puas menghina Naura, Gabryel melangkahkan kakinya meninggalkan Naura tanpa ada rasa iba sedikitpun. Naura hanya mampu menatap kepergian suaminya dengan air mata yang menghujani wajah cantiknya. Naura berteriak histeris untuk melepaskan semua beban yang ada di hatinya.
Karna sudah merasa muak dengan kelakuan Gabryel, Naura berusaha membulatkan hatinya. Dia sudah tidak sangup lagi jika terus terusan di jadikan boneka oleh suaminya sendiri. Naura mulai memikirkan perceraiannya dengan Gabryel. Karna jika dia tetap bertahan di rumah tangga yang tidak sehat ini maka sudah jelas dia akan terus menderita.
Tapi, saat dia berpikir untuk bercerai tiba-tiba ada pesan masuk dari nomor yang tidak dia kenal masuk ke ponselnya. Karna penasaran dengan isi pesan itu Naura langsung membukanya dan tiba-tiba satu aplikasi aneh terinstal ke ponselnya.
"Aplikasi apa ini? kenapa sangat aneh?" batin Naura berpikir sambil menatap ponselnya.
Karna merasa penasaran Naura mengklik aplikasi itu dan tiba-tiba dia terikat misi yang di berikan aplikasi itu.
"Selamat anda telah terikat misi dengan perusahaan kami. Anda akan mendapat misi pertama jika anda berhasil maka anda akan mendapat hadiah dua juta rupiah. Apakah ada pertanyaan?" Naura membaca pesan yang di kirim oleh Aplikasi itu berulang kali.
"Misi? maksudnya apa?" batin Naura penasaran.
Karna penasaran dengan misi yang di maksud aplikasi itu Naura memilih untuk membalas pesan yabg di kirim aplikasi itu.
"Misi apa? bagiamana cara kerjanya?" balas Naura.
"Anda akan terikat misi dengan perusahaan kami. Dimana jika anda berhasil maka anda akan mendapatkan hadiah sebanyak dua juta rupiah. Jika anda gagal maka anda akan mendapatkan hukuman. Jika anda berhasil melakukan setiap misi yang kami berikan dan berhasil mengumpulkan uang sebanyak dua ratus juta maka akan terbebas dari ikatan misi ini. Bahkan anda akan mendapat hadiah sebesar dua milyar rupiah jika anda berhasil melakukan semua misi yang kami berikan dengan baik. Untuk misi pertama anda adalah anda harus memaafkan kesalahan suami anda tanpa harus membantah"
Melihat penawaran yang diberikan aplikasi itu seketika Naura tergiur. Dia langsung memanfaatkan kesempatan emas itu lagian misi yang di berikan aplikasi itu sangatlah mudah baginya.
"Saya setuju" balas Naura
Bersambung....
Sesuai perjanjiannya dengan aplikasi aneh di ponselnya, Naura akhirnya memilih untuk membatalkan niatnya untuk bercerai degan Gabryel. Naura memilih untuk mengikuti permainan yang di berikan aplikasi itu untuk mendapatkan bayaran yang lumayan besar.
Seperti biasa di pagi buta Naura sudah sibuk berkutik dengan alat masaknya. Dia menyiapkan sarapan untuk Gabryel. Walaupun sebenarnya dia sangat membenci Gabryel tapi dia berusaha menyembunyikannya untuk menyelesaikan misi yang di berikan aplikasi itu.
Setelah selesai menata masakannya di meja makan dia langsung menuju ke kamarnya. Dia menatap Gabryel yang masih tertidur dengan pulasnya. Karna tidak mau mengangu tidur Gabryel, Naura memilih untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Huff! kamu harus sabar, Ra. Ingat misimu hanya untuk mendapatkan hadiah. Setelah misi ini selesai kau akan terbebas dari sangkar emas ini" batin Naura berusaha menguatkan hatinya.
Cukup lama Naura berendam untuk merileks'kan pikirannya. Setelah selesai dia keluar dengan mengunakan handuk kimono yang menutupi tubuhnya. Dia melihat Gabryel sudah bangun dan duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya.
"Kamu sudah bangun, Mas?" ucap Naura duduk di samping Gabryel.
"Kamu lihat! Sudahlah aku mau mandi" ucap Gabryel ketus lalu bangkit dari duduknya.
Mendengar ucapan Gabryel, Naura hanya mampu mengelus dadanya pelan. Dia berusaha memaafkan setiap perbuatan suaminya tanpa harus melawan.Setelah melihat Gabryel masuk ke kamar mandi Naura menyiapkan pakaian kerja Gabryel lalu meletakkannya di atas kasur.
Sambil menunggu Gabryel selesai mandi Naura memilih untuk mengenakan pakaiannya. Tidak lupa dia duduk di meja rias untuk mengoleskan cream di wajahnya. Naura menatap pantulan wajahnya yang memancarkan banyak kesedihan.
Selama menikah dengan Gabryel dia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Dia selalu mendapatkan penderitaan yang sangat menyakiti hatinya. Benci rasa benci kepada suaminya tertanam subur di hatinya. Tapi, apalah dayanya yang tidak mempuanyai siapa-siapa lagi.
Sebelum menikah dengan Gabryel Naura hanyalah gadis dari panti asuhan yang, bekerja tanpa lelah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Naura dulu bekerja sebagai OB di kantor Gabryel karna pendidikannya hanya sampai SMA.
Naura memang gadis pintar dan selalu mendapatkan prestasi saat sekolah dulu. Tapi, keadaan Naura yang sangat sulit dalam masalah ekonomi membuatnya memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya.
Saat bekerja di perusahaan Gabryel di situlah dia bertemu dengan Gabryel. Awalnya Gabryel hanya ingin mempermainkannya tapi, karna kesalahan satu malam membuat Gabryel harus menikahinya. Hingga akhirnya mereka harus menjalani rumah tangga yang tidak ada rasa sama sekali.
Walaupun Gabryel selalu memperlakukannya buruk Naura berusaha untuk bersabar. Dia tetap berusaha tersenyum di depan banyak orang agar tidak ada yang tau permasalahan dalam rumah tangganya. Selain untuk menutupi penderitaannya tapi, Naura juga terpaksa melakukannya agar nama baik suaminya terjaga.
"Kamu sudah selesai, Mas?" ucap Naura ketika melihat patulan bayangan Gabryel yang keluar dari kamar mandi.
"Hem! Nanti malam aku ada rapat penting. Mungkin aku akan pulang larut malam ataupun besok pagi"
"Kenapa kamu terus rapat, Mas? beberapa hari ini kamu selalu pulang larut malam bahkan sering tidak pulang"
"Aku bekerja untuk memenuhi kebutuhanmu! Jadi istri tidak tau di untung" bentak Gabryel menatap tajam Naura.
"Maaf, Mas. Aku salah" ucap Naura menunduk dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar permintaan maaf dari Naura, Gabryel tersenyum sinis lalu mengenakan pakaiannya. Naura membantu Gabryel mengenakan dasinya bahkan memakaikan sepatunya. Bukannya merasa bersyukur karna memiliki istri sebaik Naura, Gabryel malah semakin merendahkannya.
"Kamu itu harus sadar diri. Jika aku tidak menikahimu aku yakin sampai sekarang kau masih menjadi OB di kantorku" ucap Gabryel menatap remeh Naura.
Mendengar ucapan Gabryel, Naura ingin sekali menjawab ucapan pria sombong itu. Tapi, tiba-tiba dia mengingat perjanjiannya dengan aplikasi misterius itu. Dengan cepat Naura membuang napasnya kasar lalu mengontrol emosinya.
Setelah melihat Naura selesai memasangkan sepatunya, Gabryel bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju ruang makan di ikuti oleh Naura di belakangnya sambil membawa tas kerjanya.
Sesampainya di ruang makan, Naura langsung menarik kursi untuk Gabryel. Gabryel duduk dengan angkuhnya sambil memainkan ponselnya. Melihat Gabryel yang telah duduk Naura mengisi piring Gabryel dan meletakkannnya di depannya. Tidak lupa Naura juga mengisi gelas Gabryel dengan air mineral.
Setelah menyiapkan semua keperluan Gabryel, Naura duduk di samping Gabryel dan mengisi piringnya sendiri. Gabryel yang sedang sibuk memainkan ponselnya tidak sengaja menyengol gelas yang ada di sampingnya.
Prakk....
Gelas itu langsung jatuh kelantai dan becah berserakan. Karna gelas itu berisi air maka celana dan sepatu mahal Gabryel basah karna terkena tumpahan air itu. Bukannya merasa bersalah Gabryel malah menatap tajam Naura dengan penuh kemarahan.
"Kau bisa bekerja atau tidak?" bentak Gabryel dengan penuh emosi.
"Maaf, Mas! aku salah. A...aku akan membersihkannya" ucap Naura gugup lalu membersihkan pecahan gelas itu.
"Dasar istri tidak becus" ucap Gabryel mendorong tubuh Naura dengan sangat kasar.
"Aw" pekik Naura karna tangannya terkena pecahan kaca ketika dia terjatuh saat Gabryel mendorongnya.
"Kau harus mendapatkan hukuman atas ketidak becusanmu." ucap Gabryel menjambak rambut Naura lalu menyeretnya ke kamar.
"Arghh! Sakit, Mas. Maafkan aku." pekik Naura terus meminta maaf.
Tidak ada rasa iba sedikitpun, Gabryel membanting tubuh Naura di kamar mandi lalu menyiramnya dengan air dingin. Bukan hanya itu, Gabryel membuka ikat pinggangnya lalu memukul Naura tanpa ada rasa belas kasihan sedikitpun.
"Argghh! Ampun, Mas. Sakit." ucap Naura merintih kesakitan.
Bugh... bugh.....
Tanpa ada belas kasihan Gabryel terus memukuli Naura tanpa ada belas kasihan sedikitpun. Bahkan melihat Naura semakin menangis membuat hati Gabryel semakin puas.
"Kau ingat wanita miskin! Kau sudah aku berikan semua fasilitas yang sangat mewah. Bahkan aku memberikannya secara cuma-cuma kepadamu. Jadi, kau itu harus sadar diri dan tau posisimu." bentak Gabryel menjambak rambut Naura dan membantingnya ke lantai.
Naura hanya mampu terdiam sambil merintih kesakitan. Mendengar rintihan Naura bukannya merasa bersalah Gabryel malah melangkahkan kakinya meningalkan Naura. Naura menatap punggung Gabryel yang berlahan menjauh sambil membuang napasnya kasar.
Naura berusaha menguatkan dirinya, dia berusaha bangkit dengan luka di sekujur tubuhnya. Naura menganti pakaiannya dan mengobati luka yang ada pada tubuhnya seorang diri.
Saat sedang mengobati lukanya tiba-tiba ponsel Naura berbunyi. Naura membuka ponselnya dan melihat uang dua juta rupiah telah masuk kedalam rekening pribadinya. Awalnya Naura tidak percaya tapi berulang kali dia membaca pesan mbaking itu hasilnya tetap sama.
Karna penasaran Naura mengecek saldo yang ada di rekeningnya. Benar saja isi saldo rekeningnya kini bertambah dua juta. Berlahan senyuman di wajah Naura mengembang. Dia tidak menyangka jika aplikasi itu benar-benar menepati janjinya.
"Aku harus melakukan misi selanjutnya dengan baik. Bagaimanapun aku harus mengumpulkan uang itu. Aku harus buktikan jika aku bisa membangun hidupku sendiri." gumam Naura penuh keyakinan.
Bersambung.....
Setelah menyelesaikan tugasnya Naura duduk bersandar di atas kasurnya. Dia menatap foto pernikahannya yang terpangpang di dinding kamarnya. Sudah dua tahun dia menjalani rumah tanganya tapi, tidak sekalipun dia mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangganya.
Naura menatap ponselnya dia tidak melihat ada misi selanjutnya setelah dia berhasil melakukan misi pertamanya. Karna jenuh Naura memilih untuk mengitirahatkan tubuhnya. Tapi, saat dia baru ingin memejamkan matanya dia mendengar ponselnya yang berbunyi. Karna penasaran Naura membuka ponselnya dan melihat pesan dari aplikasi itu.
"Misi kedua! Kamu harus memaafkan mertuamu tanpa melawan sedikitpun"
Baru saja dia membaca pesan dari aplikasi itu tiba-tiba Naura mendengar suara mertuanya di lantai bawah. Karna tidak mau membuat mertuanya marah Naura langsung bangkit dari tidurnya lalu melangkahkan kakinya menuju lantai bawah.
Saat menuruni anak tangga Naura melihat Ronal Patrick papa mertuanya sedang duduk di sofa sambil meminum teh buatan pelayan. Sedangkan Rini Parick mama mertua Naura sedang melihat-lihat keadaan mension. Rini mengecek satu persatu barang-barang di mension itu sambil mengerutu seorang diri.
"Dasar istri tidak berguna. Suami sedang sibuk bekerja kamu malah enak-enakan tidur" ucap Rini sambil menatap Naura yang berjalan menuruni anak tangga.
Mendengar ucapan pedas mertuanya, Naura hanya mampu membuang napasnya pelan. Rini memang tidak menyukai Naura sejak dulu. Bahkan Rini tidak pernah menyetujui hubungan Gabryel dengan Naura karna baginya Naura hanya akan menjadi benalu dalam kehidupan Gabryel.
Perbedaan sosial adalah salah satu alasan mengapa Rini tidak menyukai Naura. Baginya yang pantas menjadi menantunya adalah gadis berpendidikan yang terlahir dari keluarga kologmerat. Bukan gadis yatim piatu yang hanya mendapat pendidikan di bangku SMA seperti Naura.
"Sudah, Ma. Jangan marah-marah seperti itu. Baru saja sampai tapi sudah marah-marah saja" ucap Ronal menenangkan istrinya.
Walaupun Rini tidak menyukai Naura tapi, Ronal sangat menyayangi Naura. Dia selalu memberi dukungan kepada Naura bahkan sudah mengangapnya seperti putrinya sendiri. Tapi, apalah daya Ronal yang takut akan istrinya. Dia hanya bisa menasehati istrinya untuk lebih menghormati Naura.
"Ma, Pa" ucap Naura tersenyum lalu menyalim tangan kedua mertuanya secara bergantian.
Melihat Naura yang mencium tangannya Rini hanya menatapnya sinis. Rini menghempaskan bokongnya di sofa tepat di samping suaminya.
"Naura ayo duduk. Kenapa kamu hanya diam saja?" ucap Ronal menatap Naura yang masih betah berdiri.
"Baik, Pa" ucap Naura menganguk patuh lalu duduk di di depan Rini dan Ronal.
"Apa kamu sudah hamil?" ucap Rini ketus sambil menatap tajam Naura.
"Be... belum, Ma" ucap Naura menunduk.
"Apa? sudah dua tahun kalian berumah tangga tapi, sampai sekarang kau belum hamil juga. Kau mau kami menunggu sampai kapan, Naura?" ucap Rini penuh kekesalan.
"Maaf, Ma. Naura akan lebih berusaha lagi"
"Berusaha! sejak dulu kau mengatakan itu. Tapi, sampai sekarang hasilnya nol"
Mendengar ucapan mertuanya Naura hanya mampu menunduk sedih. Melihat Naura yang tidak menjawab ucapannya Rini menatap Naura dengan penuh keanehan. Tidak seperti biasanya Naura selalu menjawab ucapannya jika menurut Naura ucapan Rini sudah kelewat batas. Tapi kali ini Naura hanya diam tanpa melawan sedikitpun.
"Apa jangan-jangan sebenarnya kamu mandul?" ucap Rini menatap tajam Naura.
"Ma! mama jangan ngomong seperti itu. Mungkin mereka belum di percayakan untuk memomong anak" ucap Ronal menatap kesal istrinya.
"Ucapan mama tidak salah! Mama bicara yang sebenarnya. Jika Naura tidak mandul sudah pasti dia sudah melahirkan cucu untuk kita"
"Tapi kita belum tau apa Naura beneran mandul atau tidak. Apa mama lupa, jika kita dulu juga harus menunggu selama lima tahun baru mendapatkan Gabryel?"
"Kenapa sih papa terus membela Naura? pantas saja dia terus melawan ucapan mama" ucap Rini kesal karna Ronal selalu membela Naura.
"Papa tidak membela Naura, Ma. Papa hanya mau mama bersabar"
Mau bersabar sampai kapan? Apa perlu mama menunggu di liang lahat nantinya"
"Ma!"
"Lebih baik papa diam saja. Mama mau berbicara dengan Naura bukan dengan papa" ucap Rini menatap tajam Ronal.
"Pa, sudah. Naura mengerti kenapa mama bicara seperti itu. Papa juga sudah lama mengharapkan cucu dari kami bukan?" ucap Naura mencoba menderai perkelahian kedua mertuanya.
"Itu kamu tau. Tapi kenapa kau sampai sekarang belum memberi cucu kepada kami?" ucap Rini menatap Naura penuh kekesalan.
"Apa jangan-jangan kau tidak melakukan tugasmu dengan baik? sehingga Gabryel lebih memilih untuk mencari kesenangan di luar sana." ucap Rini kembali.
"Maaf, Ma. Naura sudah berusaha semampu Naura" ucap Naura lirih dengan mata berkaca-kaca.
"Baiklah! mama akan memberimu waktu. Jika selama setahun ini kau belum memberikan cucu untuk kami. Jangan salahkan mama mencari istri lain untuk Gabryel" ucap Rini dengan penuh penekanan di setiap kata-katanya.
"Ma!" ucap Ronal menatap istrinya dengan penuh rasa tidak percayam
"Baik! jika itu yang terbaik untuk mama, Naura akan menerimanya" ucap Naura berusaha menguatkan hatinya.
"Bagus! jadilah menantu yang penurut" ucap Rini tersenyum sinis.
"Baiklah! mama dan papa permisi dulu. Mama harap kau bisa merawat putra mama dengan baik. Ingat jangan pernah memperlihatkan masalah rumah tanggamu kedepan umum" ucap Rini memperingatkan Naura.
Rini memang mengetahui sikap buruk Gabryel. Tapi, Rini selalu menyembunyikan keburukan putranya agar nama putranya tetap terlihat bagus di depan umum. Bahkan Rini selalu mengancam Naura jika sampai Naura membuka mulut atas sikap Gabryel kepadanya.
"Baik, Ma" ucap Naura menunduk patuh.
"Ayo, Pa. Kita pulang" ucap Rini berdiri dengan angkuhnya sambil menatap para pelayan yang menatap dirinya.
Melihat Rini menatap mereka para pelayan langsung mengalihkan tatapannya lalu kembali melakukan tugasnya. Seluruh pelayan di mension itu memang sudah mengetahui sifat Rini. Dia selalu menyalahkan Naura atas semua kesalahan putranya. Tapi, para pelayan hanya mampu diam sambil memberi kekuatan kepada Naura.
"Papa pulang dulu ya. Kamu jangan ambil hati omongan mamamu" ucap Ronal mengelus lembut rambut panjang Naura.
"Ia, Pa. Papa hati-hati ya" ucap Naura menyalim tangan Ronal.
Ronal hanya menganguk tersenyum lalu melangkahkan kakinya mengikuti langkah istrinya. Naura hanya mampu menatap punggung kedua mertuanya yang berlahan menjauh. Setelah melihat kedua mertuanya keluar dari pintu utama Naura menghempaskan tubuhnya kesofa.
Tak terasa air mata yang berusaha dia bendung berhasil lolos membasahi wajahnya cantiknya. Naura menangis meratapi nasibnya yang di penuhi cobaan yang datang bertubi-tubi. Para pelayan yang melihat Naura langsung menenangkan Naura dan memberi semangat untuknya.
Melihat para pelayan yang selalu mendukungnya berlahan kekuatan Naura tumbuh kembali. Setelah melihat Naura tenang para pelayan meninggalkannya dan kembali melakukan tugas mereka masing masing.
Saat pelayan telah pergi tiba-tiba ponsel Naura kembali berbunyi. Dia melihat uang sebasar dua juta rupiah telah masuk ke rekening pribadinya. Berlahan senyuman Naura mengembang karna akhirnya dia bisa menyelesaikan misi keduanya dengan baik.
Bersambung......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!