NovelToon NovelToon

My BigBoss Mafia

BAB 1. KECELAKAAN BESAR

Gabriel Kenzo, mengendarai mobilnya dengan sangat kencang. Dia sudah tidak peduli jika harus mati saat ini juga. Kepergian Ibundanya membuat pria itu sangat terpukul dan enggan untuk melanjutkan hidup.

Selama ini Sang Ibu satu-satunya orang yang dia percaya, satu-satunya wanita memperhatikannya dan juga menjadi penyemangat ketika Sang Ayah memaksanya untuk menjadi seorang Mafia sepertinya.

Sekarang, hidupnya sudah berubah. Ibunya sudah meninggalkannya sendirian. Tidak ada lagi orang yang akan memahaminya, Gabriel benar-benar terpuruk.

“Argh!” teriaknya sangat frustasi.

Gabriel kembali menginjak pedal gas nya lebih kuat. Mobilnya melaju tanpa rem, semua mobil yang dia lewati memilih untuk menyingkir dari pada harus bertabrakan dengannya.

Gabriel melakukan aksinya di Jalan Tol yang terkenal bebas tanpa hambatan. Namun bukan berarti disana tidak ada pengendara lain yang melewatinya.

“Mamah— hiks”

Airmata laki-laki itu mulai menetes deras, dia menangis sejadi-jadinya. Masih belum bisa menerima dengan apa yang terjadi.

“SIAL!!”

Gabriel membanting setirnya kearah kiri, ketika dia tidak menyadari jika ada sebuah Bus umum yang melaju pelan didepannya.

Mobil itu tidak sempat berhasil menghindari Bus. Body kirinya masih menyentuh badan Bus yang membuat keduanya sama-sama terbentur dengan keras.

Gabriel tidak lagi bisa mengingat apa yang terjadi setelahnya. Yang jelas, mobilnya mengalami perputaran hingga beberapa kali. Ketika dia membuka mata, hanya ada asap putih yang mengepul di depannya.

Dia merasakan sakit di seluruh tubuhnya, beberapa teriakan kesakitan bisa Gabriel dengar dari dalam Bus yang sudah ia tabrak.

“Uhuk! Uhuk!” darah segar keluar dari mulutnya.

Pria itu benar-benar kesakitan sekarang. Dalam benaknya terlintas, kenapa dia tidak mati sekalian. Kenapa Tuhan masih membuatnya merasakan rasa sakit ketika tulang rusuknya patah.

Kondisinya semakin dramatis ketika air hujan mulai turun. Asap yang mengepul dari mesin mobilnya, mulai mereda. Gabriel bisa melihat kondisi Bus yang juga terbalik, banyak orang-orang yang berhasil keluar dari dalamnya. Namun juga banyak orang masih terjebak didalamnya.

Setidaknya masih ada orang yang hidup. Gabriel kembali menutup matanya, menunggu hingga kematian benar-benar menjemputnya.

Gabriel terdiam beberapa saat, matanya kembali terbuka ketika dia mulai mendengar suara benda yang dipaksa untuk patah.

KRAK! KRAK!

“Hey! Apa kamu bisa mendengar ku? Tolong jawab!”

Apakah ini mimpi yang menjadi halusinasi Gabriel sebelum kematian datang. Dia seperti mendengar suara seorang perempuan.

Samar-sama Gabriel bisa melihat seorang gadis yang masih mengenakan seragam SMA tengah berusaha membuka pintu mobilnya. Gabriel tercenung beberapa saat, gadis itu berusaha menolongnya.

Dengan tangan kosong, gadis asing itu memukul-mukul kacanya yang sudah pecah. Wajah gadis itu sendiri penuh dengan luka, namun dia tidak menghiraukan luka yang dia alami sendiri.

“Kamu harus tetap sadar!!” teriak gadis itu.

Dia membantu Gabriel untuk tidak kehilangan kesadarannya, karena bisa saja Gabriel kehilangan nyawanya saat itu juga.

Melihat usaha gadis itu yang tidak main-main. Gabriel mulai meresponnya dengan sedikit bangkit dari posisinya.

“Bagus, tetap bangun. Aku akan mengeluarkan mu sebentar lagi, bertahanlah!” ujar gadis itu, tangannya terus mematahkan pecahan kaca yang sudah retak.

Gabriel melihat tangan gadis itu sudah penuh dengan luka gores, tapi dia tetap tidak mau berhenti. Sayangnya Gabriel sudah tidak mampu bersuara, dia benar-benar lemah akibat kehilangan banyak darah.

Gadis itu sudah berhasil menyingkirkan kaca-kaca yang menghalanginya, kini dia mengulurkan tangan untuk menggapai Gabriel.

“Kak! pegang tanganku dan keluarlah dari sana!” kata gadis itu dengan melambaikan tangannya.

Gabriel Joshua masih memandanginya, laki-laki itu masih sedikit ragu. Antara dia masih ingin melanjutkan hidupnya, atau dia ingin berhenti sekarang.

Wajahnya terlihat putus asa, tapi teriakan gadis itu seolah membuatnya sadar jika dia harus tetap keluar dari mobil ini.

“Ayo! Cepat keluar!”

GREP!

Gabriel berhasil menggenggam tangan gadis itu dengan kuat. Dengan perlahan, gadis itu menarik Gabriel merangkak keluar dari mobilnya yang terbalik.

Setelah membutuhkan usaha yang sangat keras, akhirnya Gabriel berhasil selamat dari ledakan mobilnya yang terjadi hanya selisih dua menit saja.

Gabriel jatuh ambruk di pinggir jalan bersama dengan gadis itu disebelahnya. Sejenak dia menatap gadis asing yang sudah mau berkorban nyawa untuknya.

Dari kepala gadis itu mengalir darah yang menutupi sebagian mukanya. Mereka berdua terluka di area yang sama.

“Bagus! Kamu harus hidup. Karena kamu harus menebus semuanya,” lirih gadis itu sembari menangis.

Entah alasan apa, gadis itu mulai terisak. Gabriel bisa mendengar dengan jelas suara tangisan gadis itu, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Yang dia bisa lakukan hanyalah memandangi si gadis dengan penuh tanda tanya.

Rintik hujan jatuh di atas tubuh keduanya yang sama-sama lemah, hingga akhirnya para Polisi datang dan segera melarikan keduanya menuju ke Rumah Sakit.

...***...

Brak!!

“Gabriel! Dimana putraku? Dia harus tetap selamat!”

Tuan Bram Kenzo memasuki Rumah Sakit dengan perasaan yang penuh kekhawatiran. Beliau langsung terbang ke Indonesia setelah mendapat kabar jika putra semata wayangnya mengalami kecelakaan.

“Bos, tolong tenang. Gabriel baik-baik saja, dia sedang dirawat sekarang.” Kata Lucas coba menenangkannya.

Lucas adalah tangan kanan Bram dan Gabriel putranya, mereka masih memiliki hubungan kerabat. Dan juga, sebenarnya Lucas adalah orang yang mengetahui tentang depresi yang dialami oleh Gabriel.

“Gabriel tidak boleh mati! Dia harus tetap selamat, karena dia satu-satunya orang yang bisa melanjutkan bisnis ini!” tegas Tuan Bram, memiliki maksud tersembunyi.

“Aku tau, Bos.” Jawab Lucas seadanya.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke ruangan Gabriel di rawat. Tanpa diketahui Bram, seorang gadis berjalan dengan sedikit sempoyongan. Di kepalanya terbalut sebuah perban, dia juga mengenakan seragam Rumah Sakit.

Wajah gadis itu tampak sangat frustasi, dia berjalan dengan tertatih-tatih menuju sebuah ruangan yang ada di sudut sana. Kantong matanya terlihat sembab, membuktikan jika dia sudah menangis semalam penuh.

“Nona Nabila!” seru seorang Perawat Rumah Sakit.

Gadis bernama Nabila itu menoleh, ternyata yang memanggilnya adalah Laura yang tidak lain adalah perawat yang kemarin membantunya. Gadis berambut sebahu itu menghampiri Nabila yang masih bergeming.

Laura menghampiri Nabila, tanpa banyak bicara dia langsung memeluk gadis malang tersebut.

Seketika airmata Nabila langsung jatuh. Gadis itu masih diam dengan airmata yang terus mengalir dari kedua matanya.

“Saya turut berduka cita, Nona” Bisik Laura merasa yang merasa iba.

Seperti di tikam ribuan kali, Nabila jatuh terduduk dengan kaki yang lemas. Gadis SMU itu menangis tersedu-sedu, ia meratapi kepergian Ayahnya yang begitu mengenaskan.

“Nona, tenanglah. Kamu harus bisa bersabar, ini semua sudah terjadi. Kamu harus tetap semangat untuk Ayahmu!”

Laura berusaha membantu Nabila untuk tetap tegar. Gadis itu melepaskan pelukannya, dia menatap wajah Nabila yang tampak pucat. Tatapannya begitu kosong seperti tidak ada lagi niat melanjutkan hidup.

Begitu hancurkah dia?

BAB 2. AKU TIDAK MEMBUNUH!

Perlahan mata Gabriel mulai terbuka, tidak terlalu jelas namun dia masih bisa melihatnya. Semua yang ada di sekitarnya berwarna putih. Ada bau menyengat yang dia cium, bau seperti obat-obatan.

Gabriel mulai menelisik ruangan tempat dia berbaring. Badannya terasa lemas untuk digerakkan, dia baru sadar jika sekarang berada di Rumah Sakit. Gabriel berada disini akibat Kecelakaan semalam dan ternyata Tuhan masih mengijinkannya untuk hidup.

Gabriel meraba-raba alat pernapasan yang berada di hidungnya, ia melepaskannya lalu memposisikan tubuhnya duduk bersandar di ranjangnya.

Kepalanya masih terasa pengar akibat benturan semalam. Dia belum bisa mengingat apa saja yang terjadi, dia bahkan lupa dengan gadis yang sudah menyelamatkannya.

Gabriel bersandar sejenak setelah merasakan sakit diarea perutnya. Ternyata perutnya juga terluka akibat kecelakaan itu. Begitu banyak rasa sakit yang harus dia alami saat ini.

Brak!!

Pintu kamarnya terbuka, Gabriel mendelik tajam melihat Ayahnya ada disana. Terakhir dia ingat jika Ayahnya sedang menjalankan bisnis gelapnya di China, bahkan setelah kematian Ibunya. Pria brengsek itu masih bisa melakukan tindakan kriminalnya itu.

“Gabriel, kau baik-baik saja?” tanya Ayahnya, wajahnya tampak khawatir.

“Seperti yang anda lihat, saya baik-baik saja.” Jawab Gabriel dingin.

Matanya menatap lekat kearah Ayahnya, tampaknya Gabriel menyimpan sebuah kebencian yang sangat besar kepada Bram. Hal itu disadari oleh Lucas, dia sangat mengenal keponakannya ini.

“Gabriel, tolong jangan lakukan ini lagi. Apa kau tau , betapa khawatirnya Ayahmu. Bahkan dia langsung kembali Ke Indonesia setelah mendengar kabar tentang yang kamu alami”

Lucas mengusap pelan bahu keponakannya, sejenak perlakuan Lucas barusan berhasil menenangkan Gabriel.

“Maafkan saya, sudah membuat kalian semua khawatir.” kata Gabriel dengan pelan.

“Ayah akan membawamu kembali ke Jerman, disana kamu bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik.”

“Apakah itu perlu? Saya baik-baik saja, dan saya ingin melanjutkan pendidikan disini” Gabriel menolaknya, dia ingin tetap berada di Indonesia.

Tapi Bram tidak akan membiarkannya, jika Gabriel masih berada di Indonesia. Anak itu akan terus terbayang-bayang oleh mendiang Ibunya. Itu hanya akan membuat Gabriel semakin lemah mentalnya.

“Sudah Ayah putuskan, kamu akan tetap berangkat ke Jerman!” Bram bersikukuh.

Gabriel memalingkan wajahnya, dia meremas kuat selimut yang masih menutupi tubuhnya. Jika saja ada Ibunya disini, Bram tidak akan berani memaksanya untuk pergi keluar negeri.

“Ingat! Saat ini yang kamu punya hanya Ayah. Mau tidak mau kamu harus tetap mematuhi Ayah!”

Lucas menyentuh bahu Gabriel lagi. “El, menurut saja. Benar kata Ayahmu, kamu tidak bisa tetap tinggal disini.”

“Tapi Paman—“

“Shut! Kamu harus patuh, El!”

Gabriel tidak bisa membantahnya lagi, dia menatap dingin kearah Ayahnya. Rasa benci yang mengingatkannya terhadap penderitaan Ibunya selama ini.

Bram tidak pernah mau peduli dengan kondisi Ibunya yang sakit-sakitan. Yang dia pikirkan hanyalah uang dan uang, bahkan ketika Istrinya sedang sekarat. Bram tidak kunjung kembali ke Indonesia hanya untuk menemaninya di saat-saat terakhir.

Begitu malang nasib Ibunya, karena harus menikah dengan seorang pria kejam seperti Bram.

“Lucas, apa kau sudah mengurus uang ganti rugi untuk para korban Gabriel?”

“Sudah, aku sudah mengurus semuanya.” Jawab Lucas.

Gabriel tampak terkejut, dia baru ingat jika kecelakaan yang dia sebabkan sudah memakan banyak korban.

“Paman, ada berapa korban?” tanya Gabriel yang tampak gemetar.

“Total terakhir yang aku dapatkan, korban meninggal ada lima orang dan salah satunya seorang Polisi.”

“Polisi?!” Gabriel tidak menyangka, ternyata begitu banyak korban.

“Kamu lihat sekarang, kamu sudah menjadi seperti Ayah. Tanpa sadar, kamu sudah membunuh lima orang sekaligus.”

Bram mencoba memberi provokasi kepada Gabriel. Karena dia ingin Joshua menjadi kejam sepertinya, dan sepertinya itu berhasil. Wajahnya tampak marah, dia tidak bisa menerima kenyataan yang barusan dia alami.

“Aku tidak membunuh..”

...***...

Hampir seminggu sudah Gabriel dirawat di Rumah Sakit karena lukanya. Kini dia sudah diperbolehkan pulang karena lukanya sudah lebih membaik.

Sekarang dia sedang bersiap-siap untuk keluar dari Rumah Sakit ini. Dengan dibantu oleh anak buah Ayahnya, Gabriel mengemasi barang-barangnya.

“Tuan Muda, Bos sudah menunggu anda di Bandara” kata anak buahnya memberi tahu.

“Jadi aku akan langsung pergi ke Jerman?” Gabriel tampak kecewa. “Dia tidak memberiku waktu untuk mengucapkan salam kepada Ibuku, sial!”

“Apa ada hal yang anda inginkan, Tuan?”

Gabriel menggeleng. “Tidak ada, cepat lakukan tugasmu. Jangan biarkan Ayah menunggu terlalu lama”

“Baik Tuan.”

Sembari menunggu barang-barangnya siap dikemas, Gabriel berjalan keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju ke area dekat taman yang memang berada didepan ruangannya.

Tidak disangka dia sudah berada di sini selama seminggu, dan selama itu pula di berdampingan dengan para keluarga korban atas kecelakaannya. Hampir tidak ada yang tau jika Gabriel pelakunya, Lucas melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Terkadang dia merasa bersalah, namun disisi lain dia juga bersyukur memiliki backing yang kuat seperti Ayahnya. Hingga tidak ada satupun Polisi yang bisa menyentuhnya.

“Setelah ini, kamu harus lebih sering mengunjungi saya disini. Saya akan sangat senang jika kamu menghubungi saya”

Terdengar suara dua perempuan yang sedang berbincang dari arah belakangnya. Itu adalah perawat Rumah Sakit tersebut.

“Baik Sus, aku akan sering datang kesini nanti. Aku juga tidak akan melupakan kebaikan Sus yang sudah mau merawat ku selama ini.” balas satunya.

Mereka tampak fokus berbincang, sampai-sampai tidak mengamati jalan didepannya. Salah satu gadis berteriak ketika melihat seorang laki-laki berdiri didepan mereka.

“Nabila! Awas di depanmu!”

Gabriel yang mendengarnya segera menoleh dan menangkap tubuh gadis yang tidak sengaja menabraknya. Keduanya terdiam beberapa saat, saling memandang satu sama lain.

Gabriel mengamati gadis mungil bermata coklat terang dengan perban di kepalanya. Dia merasa tidak asing dengan wajah gadis ini, namun dia belum bisa mengingatnya.

Sedangkan Nabila yang merasa risi, dia mendorong Gabriel agar melepaskan pelukannya. Jujur saja dia sempat terhanyut oleh wajah tampan yang dimiliki Gabriel.

“Lain kali hati-hati!” kata Gabriel mengingatkan.

Nabila hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara. Gadis itu terlihat kikuk saat berhadapan dengan Gabriel, bisa terlihat jelas dari tingkahnya.

Gabriel merasa sedikit terhibur dengan sikap lugu yang di miliki Nabila. Tanpa disangka oleh semua orang, tiba-tiba Gabriel mengangkat tangannya dan menyentuh puncak kepala Nabila yang masih diperban.

“Kamu terluka, jika tidak hati-hati, luka ini bisa membuatmu menjadi lebih lama di sini.” kata Gabriel sembari tersenyum simpul.

Belum sempat Nabila berbicara, anak buah Gabriel sudah lebih dulu mengalihkan perhatian pemuda tersebut.

“Tuan Muda! Semua sudah beres.”

Gabriel berpaling yang otomatis sentuhannya kepada Nabila pun terlepas.

“Baiklah, kalau begitu mari berangkat!”

Nabila masih tetap diam ketika laki-laki itu berjalan pergi menjauh darinya. Dia hanya bisa memandangi kepergiannya tanpa mengetahui siapa nama laki-laki itu.

BAB 3. PRIA KRIMINAL

5 tahun kemudian...

Dorr!! Dorr! Dorr!

Terjadi pembantaian di sebuah gudang dekat lada jagung. Tembakan bertubi-tubi terdengar sangat memekikkan telinga. Mereka yang menjadi korban adalah sepasang suami istri yang sudah tidak berdaya.

Bahkan sebelum di eksekusi, keduanya sudah menerima banyak siksaan terlebih dulu. Mulai dari cambukan, pemukulan dan juga tendangan di seluruh badan mereka, tanpa terkecuali.

Mereka dibiarkan sekarat dengan beberapa luka tembak di bagian tubuhnya. Keduanya bisa mati perlahan karena kehabisan darah. Sebelum akhirnya mereka di berondong peluru yang mencabik-cabik tubuh mereka.

Lebih kejamnya lagi, hal itu disaksikan langsung oleh putri tunggalnya yang masih berusia 18 tahun. Dia di ikat pada sebuah kursi dan dipaksa melihat orang tuanya di perlakukan dengan begitu sadis.

“AAARRRRRGGGGHHHHHHH!!”

Kaniya, nama gadis malang itu tidak bisa melakukan apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanya memandangi kedua orang tuanya tewas dengan cara yang tragis.

Gadis malang itu berteriak meminta untuk para penjahat itu berhenti. Orang tuanya sudah meninggal, tapi mereka tetap menyiksanya.

“HENTIKANN!!”

Dia berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya secara brutal. Namun tetap saja dia tidak bisa melepaskan diri, yang ada malah pergelangan tangannya terluka dan mengeluarkan darah.

Gelak tawa terdengar setelah kedua orang tuanya benar-benar terkapar tak bergerak.

Badannya gemetar dengan airmata yang mengalir tanpa suara isak. Ekspresi wajahnya benar-benar kosong, jiwanya hancur sampai dia merasa seperti sudah mati saat ini.

Entah apa kesalahan dari Ayah dan Ibunya, sampai mereka harus menerima perlakuan keji itu.

Kaniya hanya bisa menangis sejadi-jadinya, bahkan suaranya sudah berubah serak karena terus menjerit.

“Boss, apa sekalian kita bunuh saja anak ini?” tanya salah satu pria.

Pria paruh baya berpakaian rapi itu menghampiri Kaniya yang masih memberontak minta dilepaskan.

“Apa kau mau seperti mereka, sayang?” tanya pria tersebut.

Kaniya tak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dia hanya menatap kosong kearah tubuh Ayah dan Ibunya.

“Mereka tampak sangat tenang sekarang. Bukankah seperti itu?!”

Mata Kaniya bergerak dengan cepat, kini sorot matanya tampak lebih tajam dari semula. Pria paruh baya itu menyadarinya, namun bukannya merasa iba dia justru tertawa dengan sangat puas.

“AKU AKAN MEMILIKI SEMUANYA!! HAHAHAHA” teriaknya dengan kesetanan.

Kaniya kembali meronta, bahkan sekarang lebih mirip seperti orang yang kerasukan.

“AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN!! AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN!!”

Kaniya berteriak dengan airmata yang terus mengalir, namun bibirnya tertawa dengan sangat lepas.

Ketiga pria dewasa lainnya itu hanya diam dan melihat Kaniya dengan pandangan kasihan. Sepertinya atasan mereka yang sebentar lagi datang, akan benar-benar membunuh remaja tak bersalah itu.

“Bos, apa kita buang saja dia ke laut?” usul salah satu anak buahnya.

Pria yang menjadi Bos nya itu tampak berpikir sejenak, dia kembali memperhatikan Kaniya yang sebenarnya sudah tidak berdaya. Kaki dan tangannya juga sudah terluka akibat goresan dari tali yang mengikatnya.

“Aku tidak berani memutuskannya, Tuan Joshua sendiri yang akan memutuskannya. Antara membunuhnya, atau melepaskannya!” lirih Eric dengan ekspresi murung.

“Tuan Kenzo datang, Bos!” kata salah satu anak buahnya.

Eric yang mendengarnya segera menyambut kedatangan Gabriel Kenzo. Disana, Gabriel turun dari mobil pribadinya. Beberapa bodyguard mengawal nya ditengah.

Walaupun Gabriel lebih muda darinya, namun Gabriel adalah pemegang kekuasaan tertinggi di aliansi ini.

“Eric, apa kau sudah selesai menghabisi keluarga itu?” tanya Gabriel sembari memakai sarung tangannya.

Gabriel melihat kondisi ruangan yang sudah penuh warna merah. Didepannya terdapat dua tubuh manusia yang sudah tidak bergerak. Dia tersenyum tipis, ternyata mereka sudah membunuhnya.

“Maaf Tuan, kami belum membunuh putrinya.”

“Kenapa?!” bentak Gabriel. “Kalian hanya membuang-buang waktu saja!”

Eric tampak ketakutan, mata Gabriel mendelik marah kearahnya. Laki-laki ini sangatlah menakutkan, bahkan untuk menatapnya saja Eric tidak berani.

“Menurut saya, gadis itu tidak bersalah. Jadi kami tidak bisa membunuhnya.” Ungkap Eric.

“Kau pikir siapa kau, hah?! Tau apa kau berani bicara seperti itu kepadaku!” maki Gabriel yang kesal.

Gabriel menoleh, dia melihat kondisi gadis itu yang sudah tidak berdaya.

“Apa, salah orang tuaku? Kenapa kalian membunuh mereka?” tanya Kaniya sembari menangis.

“Orang tuamu? Dia tidak membayar hutangnya, dan semua itu karena dirimu”

Tanpa diduga oleh semua orang, Gabriel mengambil alih pistol yang ada di tangan Eric. Tidak ada keraguan dalam dirinya, Gabriel mulai menarik pelatuk pistol mengarahkannya kerah Kaniya.

Dor!!!

Hanya perlu satu tembakan, gadis itu langsung ambruk dengan aliran darah yang mengalir dari perutnya. Eric benar-benar syok dengan hal itu, dia menoleh kearah Gabriel yang tetap berekspresi datar.

Laki-laki itu seperti tidak memiliki hati nurani sama sekali. Dia telah membunuh Kaniya yang tidak bersalah apa-apa. Setelah membunuhnya, Joshua langsung kembali ke mobilnya tanpa rasa bersalah.

“Hilangkan semua jejaknya, jangan sampai Polisi menemukan bukti!” ujar Gabriel sebelum pergi.

Semua orang mengangguk patuh, tidak ada yang berani membantahnya. Karena mereka tau, jika mereka berani membantah. Nasib mereka akan berakhir seperti Kaniya.

...***...

“Dasar manusia tidak tau diri, sudah tau tidak punya. Tapi berani berhutang dalam jumlah yang banyak. Sekarang, aku kehilangan banyak uang karena mereka” gerutu Gabriel yang masih kesal.

Keluarga yang dia bunuh adalah keluarga Edward, mereka berhutang hanya untuk mendaftarkan putrinya ke sebuah Universitas Tinggi di Jerman. Namun sayangnya, anaknya yang bodoh itu tetap tidak bisa diterima oleh pihak Kampus.

Alhasil mereka kehilangan semua uang mereka begitu saja. Dan mereka tidak bisa mengembalikan nya lagi kepada Joshua, karena tidak punya pilihan lain. Gabriel harus membunuh mereka demi menutupi sindikatnya.

Dia melepas sarung tangannya, kemudian mengambil ponselnya. Gabriel kembali berkutat dengan pekerjaan Kantornya.

Selain dia menjadi seorang Mafia, Gabriel juga memiliki bisnis yang melindungi nama besarnya. Dia membangun Perusahaan BEMZ Company yang berjalan di bidang pemasaran.

“Maaf Tuan, apa kita akan kembali ke rumah sekarang?” tanya sopir pribadinya, Simon.

Gabriel yang saat itu sedang asyik dengan Ponselnya, beralih memandangnya. Simon sendiri sangat takut dengan pandangan tajam Gabriel, dia terlihat semakin mengerikan setelah kematian Ayahnya satu tahun yang lalu.

“Nenek menghubungimu lagi?”

Simon hanya bisa menganggukkan kepalanya. Faktanya memang Nyonya Bram sudah berulang kali menghubunginya, agar membawakan cucunya ini kepadanya.

Gabriel mendesah pelan. “Sebenarnya apa mau Nenek, kenapa dia bersikeras ingin menjodohkan ku.”

“Maaf Tuan, jika saya sedikit lancang. Akan tetapi, Nyonya besar sangat mengharapkan kedatangan anda pada jamuan makan malam ini” tutur Simon memberi taunya.

“Baiklah kalau begitu, kita pulang sekarang” putus Gabriel pada akhirnya.

Simon mengangguk dan segera memutar kembali mobilnya. Gabriel mencari nomor Lucas dengan segera, dia pun menghubungi Paman sekaligus orang yang bisa dia percayai.

[Hallo, Boss? Ada yang bisa saya lakukan?]

Suara Lucas terdengar dari Ponselnya.

“Siapkan penerbangan besok hari untuk ke Indonesia!”

Setelah mengatakannya, Gabriel langsung memutus panggilan nya. Simon yang mendengarnya hanya bisa menghela napas pelan, dia tau jika Gabriel ingin menghindari perjodohan nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!