NovelToon NovelToon

Kisah sang Gigolo

Playboy

Berada di balkon apartemen mewah di jakarta dengan segelas wine di tanganku, pasti ini adalah adegan impian beberapa orang.

Punya banyak uang di usia muda dan tinggal di penthouse mewah di tengah kota.

Tapi nyatanya segala apa yang aku peroleh sekarang tidak bisa membuat aku bahagia.

Sebulan yang lalu aku baru saja kehilangan kedua orang tuaku karena sebuah kecelakaan.

Aku hidup sejauh ini karena untuk menyenangkan kedua orangtuaku. Karena aku lahir sebagai anak tunggal, hanya kedua orang tua ku yang aku punya di dunia ini.

Segala macam sudah aku lakukan untuk menghibur diriku tapi rupanya kepergian kedua orang tua yang amat aku sayang terlalu menyakitkan.

Kedua orang tuaku selalu memanjakan aku dari kecil. Papaku seorang pengusaha dan ia memiliki restoran besar di pusat kota bandung.

Mamaku adalah ibu rumah tangga yang baik dalam merawat keluarganya. Mama selalu memasak makanan enak yang kami santap kala sarapan dan makan malam.

Segala kebutuhanku dari mulai pakaian, uang jajan dan kendaraan selalu di berikan yang paling bagus.

Aku bahkan memiliki asisten sendiri yang membantu aku memenuhi setiap kebutuhanku.

Dari mulai bangun tidur aku sudah di siapkan seragam sekolahku, buku pelajaran, di bangunkan setiap pagi dan diantar ke sekolah.

Jika kalian pernah melihat kehidupan orang kaya di sinetron, kurang lebih seperti itulah hidupku.

Aku dikelilingi banyak teman dan perempuan berebut menjadi pacarku. Karena tidak hanya kaya aku juga terkenal ganteng di sekolahku.

Setiap hati aku gym di rumah dengan personal trainer sendiri, tidak heran aku memiliki badan yang bagus.

Bermodalkan badan yang bagus dan kaya tentunya, sudah beberapa perempuan cantik yang sudah menjadi pacarku.

Aku terkenal playboy, jika aku sudah tidur bersama pacarku aku akan ganti pacar lagi keesokannya.

Di mataku hidup dan perempuan adalah hal yang mudah.

" Fred, kemarin alice nelpon mama loh nangis nangis. Katanya kamu mutusin dia " Tanya mama di sela sarapan pagi kami.

Hari ini kami sarapan berdua karena papa sedang ke luar kota.

Aku masih menyantap nasi goreng buatan mama.

" Nanti kalo dia nelpon mama lagi udah ga usah diangkat mah "

" Kamu ga boleh gitu loh, masa sebulan bisa ganti ganti pacar terus. Kasian mereka loh, mereka sudah serius kamu malah main main " Alice memang salah satu pacarku yang dekat dengan mama.

Lebih tepatnya terlalu maksa mendekatkan diri. Dia sering tiba tiba datang ke rumah membawa bingkisan untuk mama, atau berinisiatif menemani mama belanja bulanan hal hal seperti itu.

Walaupun alice mencoba mendekatkan diri dengan mama, tapi begitu aku bisa mendapatkan apa yang aku mau, dia tidak ada arti apa apa lagi di hidupku. Sekejam itu aku di masa remajaku.

" Mama ga ngedidik kamu jadi laki laki yang ga ngehargain perempuan lih fred, mama ga suka kalo kamu seenaknya gini sama alice " Nampaknya mama mulai kesal berbicara denganku.

" Ya masa orang pacaran ga boleh putus sih mah, putus kan hal biasa aja. Alice aja ya lebai, mama ga usah nanggepin dia. Block aja nomornya mah " Aku langsung beranjak pergi dengan membawa sepotong roti tawar.

" Alfred pergi sekolah dulu ya mah "

Dan mama hanya bisa diam melihat aku yang berjalan meninggalkannya.

Sesampainya di sekolah, alice sudah menungguku di kelas, dan drama pun dimulai.

Dia teriak teriak sambil nangis bertanya kenapa aku mutusin dia.

Teman sekelas ku sudah biasa melihat pemandangan ini, tapi dari semua mantanku alice yang paling murka ketika aku putusin.

Sengaja aku pasang earphone pada saat turun dari mobil, karena aku tau hal seperti ini akan terjadi.

Alice datang bersama 2 temannya, dan kedua temannya nampak kesulitan menenangkan alice.

Aku hanya duduk di kursiku, tidak menjawab pertanyaannya bahkan tidak melihatnya.

Beberapa teman hanya menggeleng geleng melihat kelakuanku dan keributan yang aku ciptakan hari ini.

Anehnya walaupun gosip aku seorang playboy sudah menyebar di sekolah tapi tetap saja perempuan masih mau menjadi pacarku.

Karena 15 menit lagi kelas akan dimulai dan aku tidak mau kehebohan itu berlangsung lebih lama lagi, akhirnya aku lepas earphone ku dan memandang alice.

Alice sudah berantakan, rambutnya berantakan, bajunya keluar dari rok sekolah dan nafasnya megap megap.

" Udah selesai? Ga malu lo cewe cewe begini?" aku memandangi alice dengan sinis.

" Gue ngelakuin ini karena lo mutusin gue tanpa sebab " Jawabnya tak mau kalah.

" Gue putusin lo karena bosen, udah itu aja alasannya, sekarang pergi lo temen temen gue udah mau belajar. Ga usah buat ribut lagi "

Walaupun masih tidak terima tapi akhirnya alice keluar dari kelasku. Aku masih bisa mendengar dia marah dan teriak teriak, tapi aku ga peduli.

" Parah lo fred, gue sampe keringet dingin tau liat alice marah marah " Adam yang sedari tadi hanya duduk diam di sebelahku mulai bicara.

" Masih takut aja sih dam ngeliat kaya gitu, kan udah sering juga " Aku menimpali dengan santai.

" Yang ini sanggar banget bro, serem gue. Sebelum lo dateng semua orang dia tanya tanyain "

" iyah kalo lagi berdua juga serem bro " Aku terkekeh di akhir kalimat lo.

" Wah udah berhasil lo sama dia? Udah kemaren, makanya dia marah gitu "

" Gila gila gimana ga marah fred, baru satu hari udah langsung lo putusin. Nunggu dulu kek sebulan " Adam tampak keheranan san aku hanya tertawa.

Sebenarnya ada alasan lain kenapa aku putus dengan alice, kemarin di kantin sekolah ada adik kelas cantik yang aku incar.

Aku belum tau namanya, tapi kamo sempat melempar pandangan dan senyum pada saat di kantin sekolah.

Rencananya nanti di jam istirahat aku akan mendekatinya maka itu aku memutuskan alice hari ini juga.

Jam istirahat berbunyi, aku dan teman temanku langsung menuju kantin.

Baru saja duduk alice menghampiri mejaku dan bersikap biasa saja seakan kejadian tadi pagi tidak pernah terjadi.

Dia langsung menggeser Adam yang sedang duduk di sebelahku dan Adam menurut saja.

" Kamu mau makan apa, biar aku yang pesan " Tanya alice padaku.

" Lo lupa ya kejadian tadi pagi lo ngamuk ngamuk di kelas gue, jangan jangan lo amnesia ya "

" Maafin aku babe, aku khilaf. Aku tau aku salah maafin aku ya. Aku bisa perbaiki sikap aku kok "

" Kan udah gue bilang alesan kita putus karena gue bosen, bukan karena hal lain. Lo kaya gini malah bikin malu diri lo sendi loh. Jadi kaya ga tau malu ya "

" Iya babe aku tau, tapi pasti bisa di perbaiki kan. Aku sayang banget sama kamu " Alice mulai menangis, membuat aku tambah gerah.

Di waktu yang sama aku melihat gebetanku baru masuk ke kantin bersama teman temannya.

" Udah ah males gue sama drama lo gue mau deketin gebetan gue dulu. Jangan berani berani nyari ribut " Ancam ku kepada alice yang masih menangis.

Aku langsung beranjak mendekati perempuan yang aku taksir " Hai boleh kenalan "

Adam

Seperti kata pepatah kalo tidak ada yang abadi di dunia ini.

Ketika sampai rumah sepulang sekolah, papa memanggilku ke ruang kerjanya.

Di dalam ruang kerja sudah ada mamaku yang sedang menangis.

" Mama kenapa? " Mama tidak menjawab pertanyaanku.

Aku duduk di samping Mama yang masih menangis.

" Jadi begini fred, mulai besok kita harus mulai berkemas dan. 1 minggu lagi kita akan pindah ke rumah yang baru " Papa membuka pembicaraan sambil menatap mataku.

Aku menghela nafas, aku pikir ada masalah besar sampai mama menangis, ternyata hanya karena pindah rumah pikirku dalam hati.

" Kita pindah kemana pa? " Lalu papa menjawab sebuah daerah yang terkenal dengan ekonomi kelas 3.

Melihat aku yang heran papa langsung menceritakan kondisi keluargaku saat ini.

Papa bercerita bahwa Papa di tipu oleh rekan bisnisnya dan harus membayar puluhan milyar.

Papa akan menjual semua aset yang kami punya seperti rumah, tanah dan kendaraan.

Bahkan restorannya pun harus tutup karena dana perusahaan pun di bawa kabur oleh rekan kerja papa yang sebenarnya teman akrab papa bertahun tahun.

" Lalu sekolahku bagaimana pa? Beberapa bulan lagikan aku lulus. Kalo kita pindah rumah dan ga ada kendaraan, gimana aku berangkat sekolah Pah? " Rengek ku pada papa yang terlihat amat pusing.

" Papa yang akan mengantar kamu ke sekolah "

Hari hari selanjutnya terasa berat oleh keluarga kami.

Barang barang satu persatu di jual oleh papa, dari barang elektronik, perhiasan dan mobil.

Hanya tersisa 1 motor yang akan kami gunakan untuk transportasi sehari hari.

Semua karyawan di rumah pun sudah ayah berhentikan dan sudah di berikan pesangon.

Bi Iyem yang sudah bekerja dengan keluarga ku selama 20 tahun menangis tersedu sedu dan memeluk mamaku.

Bi Iyem tidak menyangka kalo keluarga ku akan berakhir seperti ini.

Semua karyawan pun saling berpelukan dan menangis. Bekerja bertahun tahun bersama keluarga kami, menjadikan kami seperti keluarga.

Dan hari itupun datang. Hari dimana kami pindah ke rumah yang lebih kecil, bahkan ukurannya hanya sebesar garasiku dulu.

Dengan cat warna hijau yang sudah tidak cerah, aku dan mama masuk ke dalam rumah yang berbau lembab.

Entah memang karena rumah ini sudah lama atau memang ada atam yang bocor.

" Kita sementara disini dulu ya, sampai papa bisa melunasi semua hutang papa. Ini rumah dipinjamkan oleh karyawan resto kita dulu "

Aku masuk memandang sekeliling yang kondisinya beda sekali dengan rumah lamaku. Semua perabot terlihat usang dan cat tembok sudah banyak bercak bercak coklat.

Rumah ini memiliki 2 kamar tidur, begitu aku buka kamar tidurku yang terletak di bagian depan rumah, walaupun ada sinar matahari masuk tapi terasa sangat pengap.

Di dalamnya ada 1 ranjang dengan kasur kapuk berwarna merah, 1 lemari kayu dan kipas angin di langit langit berwarna hijau.

Mama sudah histeris begitu masuk karena melihat kecoa yang hilir mudik, mama memang takut dengan kecoa.

Ku letakan tas di atas kasur dan kubuka lemari yang begitu kubuka bau sangat lembab dan apek.

Aku pun mengurungkan niat untuk menaruh pakaian ku di lemari itu.

Kalo tidak memikirkan kondisi papa yang sudah cukup tertekan dengan musibah ini, mungkin aku sudah merengek untuk kita mengontrak di rumah yang lebih layak.

Tapi aku tau, sisa uang yang papa punya hanya bisa bertahan untuk kami makan beberapa hari.

Kebangkrutan keluargaku sepertinya sudah terdengar oleh beberapa temanku di sekolah.

Begitu aku turun daei motor matic yang di bawa oleh papa, semua temanku yang berada di gerbang seolah mengejekku.

Ada beberapa yang menghina dengan ekspresi namun ada juga yang menghina aku secara langsung.

Seperti tang di lakukan Alice pagi ini. Ketika aku berjalan di lorong kelas, Alice mengejar ku dan berkata " Denger denger keluarga lo jatuh miskin ya? " Tanyanya dengan nada meremehkan.

Aku tidak menjawab dan terus berjalan. Aku tau kondisiku sekarang adalah sasaran empuk untuk orang orang yang tidak menyukai aku untuk merendahkan aku.

" Itu karena perbuatan lo sama gue, beberapa minggu yang lalu bisa aja lo sombong banget sama gue. Ngerasa di atas gue kan bisa menginjak injak gue kaya sampah "

Aku masih diam saja mendengar penghinaan dari Alice.

" Sekarang mana ada perempuan yang mau sama lo, itu karma tau ga. Gue seneng banget doa gue dikabulin Tuhan " Alice masih semangat memaki maki aku

Dari aku tau Papa bangkrut, kondisi seperti ini sudah aku prediksikan. Aku cukup sadar selama ini tidak pernah baik kepada pacar pacarku.

Dan aku yakin saat ini adalah saat mereka menghina dan menginjak aku dan kesempatan untuk membalas dendam kepadaku.

Aku dengan sisa harga diri yang kupunya memilih bertahan dan tidak membalas omongan mereka.

Saat aku memasuki kelas, yang semula kondisi kelas riuh dengan suara teman temanku yang bergosip mengenai kondisiku sekarang, tiba tiba mendadak hening.

Walaupun aku tidak melihat mata mereka, tapi dari ekor mataku terlihat sekali semua mata tertuju padaku.

Sekarang hanya Adam yang masih menemaniku di sekolah dia masih menjadi temanku seolah tidak terjadi apapun.

Untungnya aku masih memiliki teman seperti Adam. Setidaknya 1 semester lagi sebelum kami lulus, masih asa orang yang bisa menerimaku apa adanya.

3 Bulan berlalu dan gosip mengenai aku mulai surut. Tidak ada lagi mantanku yang marah marah dan menghinaku atau teman teman yang bergosip tentangku, setidaknya itulah yang aku percaya.

Sampai akhirnya ketika istirahat aku ke toilet, di sana sudah ada Adam dan beberapa temanku.

" Kok lo masih mau temenan sama Alfred sih dam, dia kan selama ini ga baik juga sama lo "

" Ya gimana lagi, gue kan duduk sebangku sama dia. Mana sekarang setiap duduk sama dia buset bajunya bau apek banget. Kadang kadang ga kuat gue, makanya nih gue lagi kabur ke kamar mandi " Dan merekapun tertawa.

Rasanya setelah mendengar kabar dari Papa yang mengalami kebangkrutan, mendengar Adam satu satunya teman yang aku anggap paling baik-pun ternyata berbicara tentang aku di belakang membuat hatiku sakit

Aku kembali ke kelas dengan langkah yang lemah, rasanya ingin tidak sekolah lagi saja jika tidak mengingat Papa dan Mamaku.

Sekembalinya dari toilet aku langsung merapihkan buku dan tasku, dan duduk di bangku kosong paling belakang.

Mendengar orang lain merasa terganggu dengan kehadiranku yang dia bilang bau apek, seketika harga diriku bergejolak dan aku memilih duduk sendiri.

Begitu Adam masuk kelas, dia terkejut melihatku sudah pindah tempat duduk.

Dengan wajah biasanya dia bertanya kenapa aku pindah, dan aju menjawab mau coba duduk di belakang saja, dan diapun kembali duduk di tempatnya tanpa bertanya lagi, ya memang sebetulnya dia sudah tidak mau duduk denganku.

Arisan sosialita

Kejadian hari imi membuat mood ku sangat berantakan.

Aku memutuskan untuk ke taman kota dulu sebelum pulang.

Di sana sedang ada anak skateboard yang sedang bermain.

Aku berkenalan dengan beberapa orang dan mengobrol.

Ternyata mengobrol dengan orang selain dengan teman temanku di sekolah adalah hal yang menyenangkan.

Kami bisa membahas apapun tanpa ada pandangan segan atau mengejek seperti yang sedang aku rasakan.

Di sanalah aku ketemu dengan Alrik, di tongkrongan anak skateboard Alrik salah satu yang di tua kan.

Bahkan aku yang baru sekedar nongkrong sebentar pun mendapatkan traktiran pizza yang ia bawa.

" Makan bro, hilangkan dulu masalah masalah lo sejenak " Alrik menyodorkan minuman soda ke arahku.

Mungkin karena wajahku terlihat kusut Alrik berbicara seperti itu, karena sepanjang kami mengobrol aku tidak cerita mengenai masalahku.

Aku mencoba untuk main skateboard dan jatuh berkali kali, sepertinya aku tidak bakat. Dan akhirnya aku hanya duduk dan menjadi penonton saja bersama dengan Alrik.

Karena banyak mengobrol dan Alrik adalah orang yang enak sekali di ajak ngobrol. Pembawaannya santai sekali, menangapi semua masalah yang aku ceritakan dengan santai.

" Terus orang tua lo kerja apa untuk nutupin itu semua? " Alrik bertanya sambil meneguk minuman bersoda.

" Sementara ini ikut temen papa di restoran, jadi marketing. Tapi ya lo tau sendiri marketing kan gajinya standard, mana mungkin bisa cepet lunas hutangnya yang banyak itu "

" Kenapa lo ga bantu kerja sampingan? "

" Gue ijazah aja belum punya, mau kerja apa. Lagi kalo gajinya standard juga akan lama juga buat lunas hutangnya "

" Emang cicilan bokap lo sebulan berapa? Ya mungkin puluhan juta "

" Lo bisa dapet uang segitu bahkan lebih kalo kerja kaya gue "

" Emang lo kerja apa "

" Besok gue ceritain detailnya, ketemu sama gue besok jam segini yaa. Jangan pake baju sekolah, lo bawa baju biasa oke "

Pertemuan aku dengan Alrik seperti mendapatkan secercah harapan.

Dari kehancuran yang sedang aku alami, aku seperti mendapatkan harapan baru.

Pulang ke rumah aku langsung mempersiapkan baju terbaikku untuk bertemu Alrik besok.

Pulang sekolah aku langsung bergegas menuju taman kota, Alrik sudah menungguku di sana.

Kami lanjut menuju tempat yang Alrik maksud dengan mobilnya yang mewah. Aku tidak menyangka Alrik yang santai ini mempunyai mobil mercedes keluaran terbaru.

Makin semangat rasanya mau memulai kerja di tempat kerja Alrik.

Sesampainya di tempat, ternyata Alrik membawaku ke tempat Gym. Walaupun aku heran tapi tetap aku ikuti.

Di dalam sana teman teman Alrik sudah berkumpul. Ada sekitar 10 orang laki laki berbadan bagus dan berwajah ganteng berkumpul di sana.

Alrik pun mengenalkan aku kepada mereka. Dan menjelaskan pekerjaan yang ia maksud dengan pendapatan yang sangat banyak setiap bulannya itu.

Ya, pekerjaan menjadi Gigolo atau penghibur wanita. Sebelumnya aku sudah mengetahui ada pekerjaan seperti itu, tapi tidak menyangka pekerjaan yang Alrik maksud adalah menjadi gigolo.

Alrik menjelaskan komunitas mereka ini bukan komunitas sembarangan.

Mereka mengecek kesehatan setiap bulan, semua tamu berasal dari kalangan elit, kami di wajibkan untuk menjaga dan membentuk badan dengan gym, wajib menggunakan pelindung di saat bekerja, tidak memakai nama asli bahkan kami harus ke klinik kecantikan agar wajah kami selalu terawat.

Kebetulan aku sudah memenuhi aspek badan bagus dan muka terawat karena kebiasaan ku dulu yang suka gym setiap hari.

Pembagian hasil pun 80% untuk kami dan 20% untuk komunitas. Uang komunitas di gunakan untuk kami jika mau medical checkup atau jika salah salah satu dai kami sedang kesulitan.

" Jadi hari ini gue anter lo medical checkup dulu, dan lo bisa kerja 3 hari lagi. Kebetulan 3 hari lagi kita ada customer besar "

Aku hanya mengikuti yang Alrik katakan, karena di benakku hanya bagaimana mendapatkan uang yang banyak agar kehidupan keluarga ku baik kembali.

Hasil medical checkup aku pun baik, ya walaupun aku nakal kepada wanita, tapi aku selalu memakai pengaman jadi kebersihan dan keamanan aku terjaga.

" Gue udah kirim beberapa video kita kalo lagi kerja, lo pelajari semua ya. Jangan lupa pakai headset " Alrik pun tertawa di akhir kalimatnya.

Setelah itu Alrik mengantarku pulang. Ketika pulang mama sedang duduk di luar. Melamun memandang jalan.

Dari kami semua, mamalah yang paling terpukul dengan keadaan kami sekarang.

Di 2 minggu pertama mama tidak berhenti menangis, setelah 2 minggu mama sering melamun seperti ini.

Kondisi mama yang memantapkan hatiku untuk menjadi gigolo. Aku ingin melihat senyum mama kembali dan membawa mama ke tempat yang lebih layak.

Aku menghampiri mama dan menceritakan bahwa aku mendapat pekerjaan sebagai agen asuransi.

Mama terlihat sangat senang sampai sampai meneteskan air mata.

" Mama sabar ya, Alfred akan mencari rumah yang lebih layak untuk kita tempati ma. Nanti kita akan punya mobil lagi. Mama bisa mulai kumpul lagi sama teman teman mama "

Mama mengangguk dan memelukku erat. Pelukan mama memberikan aku kekuatan, inilah saatnya aku membalas semua kebaikan mama papa kepadaku.

Setelah sampai kamar, aku memasang earphone dan memutar video yang Alrik kirimkan.

Jumlahnya ada 5 video. Ada video yang hanya 1 tamu dan ada yang group dengan beberapa tamu dan beberapa gigolo.

Aku mempelajari semua bentuk jasa yang kami sediakan, bagaimana kami melayani tamu dan bagaimana membuat tamu senang.

Untungnya aku memang laki laki yang suka berhubungan fisik dengan pacar dan cukup jago di ranjang, jadi aku cukup yakin bisa mengikuti semua ritme pekerjaan ini.

Hari yang dinanti pun tiba. Sepulang sekolah Alrik menjemput ku. Beberapa teman yang melihat aku di jemput dengan mercedes mulai bergosip.

Kami pergi ke tempat Gym dulu, melakukan briefing. Hari ini ada 5 gigolo yang di sewa untuk arisan hari ini.

Arisan yang di gelar private dengan hanya beberapa member.

Alrik sudah menyiapkan seragam. Dari mulai seragam formil sampai seragam pada saat beratraksi, bahkan di siapkan topeng juga.

" Oke jadi tanamkan dalam pikiran, kita kerja dan hanya harus memuaskan tamu. Jangan membuat keributan, jangan memancing marah tamu, kita harus jaga semuanya berjalan kondusif ya " Alrik memimpin briefing dengan pakaian jas lengkap.

Alrik yang sudah berganti mobil dengan Alphard hitam membawa kami ke rumah mewah berlantai 3.

Di sana kami di sambut oleh seseorang dan di antar ke sebuah ruangan di lantai 3 dengan menggunakan lift.

Terlihat si empunya rumah adalah orang kaya, bahkan lebih kaya dari aku dulu.

Rumahnya bergaya eropa bahkan memiliki mini lobby di lantai 1.

Ketika pintu ruangan terbuka, sudah menunggu 10 orang tante tante yang berumur kisaran 40 sampai 50 tahun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!