NovelToon NovelToon

Ixora Gadisnya Bang Bule

Bab. 1. Malam Perpisahan

Ixora, gadis cantik yang masih belia itu memantas penampilannya di depan cermin yang berada di kamar mewahnya. Dia bersiap siap akan datang di acara malam perpisahan sekolahnya.

“Hmmm sudah cantik sempurna.” gumamnya sambil tersenyum puas.

Gadis cantik yang bernama Ixora William itu pun lalu berjalan menuju ke meja belajarnya untuk mengambil telepon selulernya. Ixora terlihat segera mengusap usap layar telepon selulernya. Dia melakukan panggilan suara pada seseorang.

“Bang, aku sudah siap.” ucap Ixora saat sudah terhubung pada Vincent alias Bang Bule.

“Bang Bule sampai mana?” tanya Ixora selanjutnya

“Okey. Tunggu sebentar ya Beb... “ jawab Vincent sambil tersenyum meskipun senyumnya tidak dilihat oleh Ixora karena mereka berdua melakukan panggilan suara, bukan panggilan video.

Ixora tersenyum senang sebab jika Vincent alias Bang Bule sudah bilang okey, tidak lama lagi mobilnya sudah berada di depan pintu utama Mansion William.

Ixora dengan cepat mengambil tas mungilnya, telepon selulernya dia masukkan ke dalam tas itu, lalu dia selempangkan tali tas itu di bahunya. Dia pun melangkah dengan riang menuju ke pintu kamarnya.

Akan tetapi saat Ixora sudah akan membuka pintu kamarnya itu , tiba tiba pintu kamar sudah terbuka dan muncul sosok Sang Mama yang tidak lain adalah Nyonya William.

“Ix, kamu diantar oleh sopir dan pengawal. Mereka sudah siap di depan pintu utama Mension.” ucap Nyonya William sambil menatap puterinya.

“Tapi Ma, Ixora sudah minta Bang Bule yang mengantar, dia sudah on the way ke sini Ma.” ucap Ixora yang juga menatap wajah sang Mama dengan ekspresi mohon pemahaman.

“Tidak bisa. Kamu harus nurut pada Mama. Mama tidak melarang kamu berteman dengan Bule itu. Tetapi Mama batasi, karena kamu masih terlalu awal untuk menjalin suatu hubungan yang serius dengan laki laki apalagi Bule itu sudah berusia dewasa.” ucap Sang Mama sambil menatap tajam pada wajah cantik Ixora.

“Ma, Ixora juga hanya berteman kok dengan Bang Bule.” ucap Ixora sambil merangkul pundak sang Mama dari samping.

“Tapi tidak tahu dengan maunya Bule itu, Mama takut kamu akan segera diajak menikah. Kamu harus kuliah dulu sampai selesai.” ucap Nyonya William yang juga memeluk pundak Ixora puteri keduanya itu.

“Nanti saat kamu sudah kuliah dan masuk di dunia kerja, matamu akan terbuka kalau di dunia ini masih banyak laki laki yang lebih baik dari pada Bule itu. Laki laki dengan pekerjaan yang jelas, tidak seperti Bule itu kerjaannya ngurusi penjahat, resiko buat hidupmu kelak.” ucap Sang Mama selanjutnya sambil menepuk nepuk pundak Ixora.

“Sudah ayo sekarang turun, Mama antar kamu sampai depan, untuk memastikan kalau kamu benar bbenar diantar oleh sopir dan pengawal.” ucap Nyonya William kemudian sambil membalikkan badannya dan melangkah untuk meninggalkan kamar Ixora.

“Ma, aku hubungi Bang Bule dulu.” ucap Ixora

“Tidak usah, nanti kalau Bule ke sini biar dia mengantar Mama ke mall.” ucap Nyonya William sambil menarik tangan Ixora dan segera digandeng untuk keluar dari kamar. Mereka berdua menuruni anak tangga untuk menuju ke pintu utama mension.

“Ma... jangan cepat cepat jalannya..” ucap Ixora yang ikut berjalan cepat menuruni anak tangga.

“Heleh kamu pasti akan mengambil hand phone. Dan akan menghubungi Bule itu.” ucap Nyonya William yang mau tak mau mengikuti ucapan Ixora untuk memperlambat langkahnya.

Ixora pun dengan cepat mengambil telepon seluler dan dengan segera dia mengusap usap layar telepon seluler untuk mengirim chat menginformasikan kalau dia tidak jadi minta diantar Bang Bule sebab sudah diantar oleh sopir dan pengawal yang sudah disiapkan oleh Sang Mama.

Sementara itu di lain tempat Reyvan teman sekolah Ixora yang sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah karena terlibat kasus penculikan pada Ixora beberapa bulan lalu masih menaruh dendam dan penasaran pada Ixora, gadis cantik primadona sekolah yang dia incar sejak dulu.

Reyvan terus melajukan mobilnya menuju ke tempat rumah temannya yang juga akan ikut datang ke malam perpisahan sekolah Ixora.

Beberapa menit kemudian mobil Reyvan sudah memasuki suatu halaman rumah.

DIN.. DIN..

Reyvan membunyikan klakson mobilnya. Dia masih duduk di dalam mobil dan juga tidak membuka jendela kaca mobilnya. Reyvan lalu mematikan mesin mobilnya.

Beberapa menit kemudian pintu rumah itu terbuka dan muncul seorang gadis cantik dengan memakai baju mini dan tas tangan terselempang di bahunya. Gadis itu pun segera menutup pintu rumah dan berjalan cepat menuju ke arah mobil Reyvan.

Dengan cepat gadis itu membuka pintu mobil Reyvan dan dia segera duduk di jok depan di samping Reyvan.

“Nanti kamu berikan ini pada minuman Ixora.” ucap Reyvan sambil mengulurkan satu bungkus serbuk obat perangsang saat Nency nama gadis itu sudah duduk di sampingnya dan sudah menutup pintu mobil.

Nancy pun menerima bungkusan kecil itu dan segera memasukkan ke dalam tas kecilnya.

“Setelah itu kamu pura pura mengantar Ixora pulang ke mension nya.” ucap Reyvan selanjutnya sambil menyalakan mesin mobilnya.

“Aku akan menunggu di jalan dan siap dengan mobilku.” ucap Reyvan sambil menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah Nancy.

“Bagaimana kalau Lily atau yang lainnya yang akan mengantar Ixora?” tanya Nancy sambil menoleh pada Reyvan.

“Itu tugasmu bagaimana kamu bisa menguasai Ixora.” hardik Reyvan pada Nency.

“Aku akan mengatasi pengawal dan sopir Ixora yang pasti mobil nya juga menunggu di depan gedung pertemuan itu.” ucap Reyvan selanjutnya.

Beberapa menit kemudian mobil Reyvan sudah sampai di depan gedung pertemuan tempat sekolah Ixora mengadakan malam perpisahan.

“Ingat harus berhasil.” ucap Reyvan memberi peringatan pada Nency. Nency tersenyum lebar sambil mengangkat ibu jarinya. Lalu dia segera membuka pintu mobil Reyvan. Dan setelah Nancy turun dari mobil. Reyvan melajukan mobilnya untuk menjauh dari lokasi gedung pertemuan itu. Dia tidak bisa masuk ke dalam gedung pertemuan itu sebab dia sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah. Dan peserta yang boleh ikut di malam perpisahan itu hanya siswa yang sudah lulus beserta guru wali kelas. Orang yang tidak membawa undangan tidak boleh masuk.

Sedangkan Nency yang sudah turun dari mobil Reyvan terus berjalan untuk menuju ke pintu gerbang. Saat dia berada di depan pintu gerbang terlihat ada mobil yang berhenti di depan pintu gerbang itu. Nency menoleh ke arah mobil yang berhenti.

“Hmmm Ixora sudah datang. Kesempatan buatku untuk mendekati dirinya sejak sekarang.” gumam Nency dalam hati lalu menghentikan langkahnya mengurungkan niatnya semula yang akan memasuki pintu gerbang gedung pertemuan. Terlihat beberapa siswa sudah masuk ke dalam pintu gerbang dan juga beberapa siswa yang baru turun dari mobil yang mengantar mereka.

Sementara itu Ixora membuka pintu mobilnya. Sang pengawal pun juga turut membuka pintu mobilnya.

“Nona saya ikut masuk ke dalam.” ucap Sang pengawal sebab sudah dipesan oleh Nyonya William tidak boleh jauh jauh dari puterinya.

“Undangan hanya berlaku untuk satu orang.” ucap Ixora yang sudah keluar dari mobilnya.

Mendengar suara Ixora, Nency pun berjalan mendekat ke arah Ixora.

Bab. 2. Obat Perangsang

“Hai.. Ix.. kamu tidak datang bersama Lily?” sapa Nency saat sudah berada di dekat Ixora. Mereka memang kenal baik sebab mereka berdua teman sekelas meskipun mereka bukan sahabatan dekat.

“Hai Nen.... tidak, Lily diantar Kakaknya katanya sudah on the way. “ ucap Ixora sambil menoleh ke arah Nency. Sedangkan sang pengawal Ixora juga sudah berdiri di samping mobil.

“Oh.. yuk masuk, sudah banyak yang masuk. Guru wali kita juga sudah masuk. Kita tunggu Lily di dalam saja.” ajak Nency sambil menggandeng tangan Ixora.

“Ayolah..” ucap Ixora lalu mereka berdua melangkah meninggalkan mobil yang mengantar Ixora yang masih berhenti.

“Non.” suara sang pengawal Ixora yang turut berjalan di belakang Ixora.

“Sudah dibilang tidak boleh masuk kamu itu. Sudah tunggu saja di dalam mobil. Kalau tidak percaya ya ayo ikut.” ucap Ixora sambil menoleh ke arah sang pengawal

“Iya undangan hanya untuk satu orang.” ucap Nency turut membantu Ixora agar pengawal Ixora tidak turut masuk.

Akan tetapi pengawal Ixora tetap berjalan di belakang Ixora. Dan saat di tempat panitia penerimaan tamu, benar hanya yang membawa undangan yang boleh datang dan undangan hanya berlaku satu orang. Pengawal Ixora pun akhirnya kembali berjalan menuju ke tempat mobilnya terparkir.

Sementara itu, Ixora dan Nency terus berjalan memasuki gedung pertemuan. Tampak di dalam gedung ada banyak set meja bundar. Satu set ada lima kursi yang mengelilingi meja bundar itu. Dan di depan ada panggung.

“Ayo Ix kita cari yang kosong sambil menunggu Lily.” ajak Nency lalu mereka berjalan sambil memilih satu set meja yang masih kosong. Beberapa set meja sudah terisi oleh siswa atau Guru wali.

Ixora dan Nency lalu duduk di kursi pada set meja yang masih kosong.

“Hai.. Ix kamu cantik sekali jika tidak pakai baju seragam sekolah.” ucap salah satu teman laki laki yang duduk di set meja lain namun tidak jauh dari set meja Ixora dan Nency.

“Pakai baju seragam sekolah juga cantik, tahu.” saut teman laki laki lainya. Ixora hanya tersenyum.

“Kalau aku cantik tidak?” tanya Nency sambil bangkit berdiri sambil bergaya dengan cantik nya.

“Cantik sih... tapi.... “ jawab teman laki laki yang tadi memuji Ixora

“Kayak tante tante... ha...ha...” saut yang lain sambil tertawa.. Nency pun tampak cemberut lalu dia kembali mendudukkan pantatnya dengan kasar. Nency memang wajar dibilang kayak tante tante sebab Nency memakai make up tebal hingga malah terlihat wajahnya lebih tua dari umurnya.

Tidak lama kemudian terlihat sosok Lily dengan dua teman perempuan. Ixora lalu melambaikan tangannya ke arah Lily, dan Lily yang melihat pun segera berjalan ke arah meja Ixora dan bergabung duduk di meja set Ixora.

Acara pun segera dimulai, acara demi acara berjalan dengan lancar. Hingga tiba di acara hiburan.

“Aku ke toilet sebentar ya..” ucap Nency lalu dia bangkit berdiri dan berjalan menuju ke toilet. Yang lain hanya menganggukkan kepala dan tidak menaruh curiga kepada Nency. Mereka semua terlihat serius melihat hiburan yang ada di atas panggung

Sementara Nency yang sudah berada di toilet mulai melaksanakan aksinya.

“Hmmm aku taruh saja serbuk ini di tissue, nanti akan lebih mudah untuk memasukkan tanpa ada yang curiga.” gumam Nency lalu membuka bungkus itu dan menaruh serbuk di dalamnya pada tisue lalu dia lipat tissue itu, akan tetapi serbuk masih bisa tumpah saat tissue ditaruh di atas gelas karena serbuk hanya dimasukkan pada satu lipatan tissue saja.

Nency membawa tisue itu pada telapak tangannya namun tidak dipegang dengan erat. Nency pun segera keluar dari toilet dan berjalan menuju ke meja di mana Ixora berada.

“Ah habis dibuang lalu haus lagi...” ucap Nency yang masih berdiri sambil tangannya yang memegang tisue memegang gelas milik Ixora. Tisue yang diapit oleh jarinya berada di atas bibir gelas dan secara otomatis serbuk yang ada di dalam tissue sudah masuk pada gelas minum Ixora.

“Eh ini minummu ya Ix..” ucap Nency yang pura pura salah mengambil gelas. Dia lalu duduk dan mengambil gelasnya sendiri dan meletakkan gelas minum Ixora yang sudah berserbuk diletakkan tepat di depan Ixora.

Mereka tidak begitu menghiraukan Nency sebab mereka masih asyik menikmati hiburan yang berada di atas panggung.

“Ayo Ix... cepat minum...” gumam Nency dalam hati sambil melirik gelas Ixora yang sudah berisi serbuk perangsang. Nency terlihat gelisah sebab Ixora belum juga menyentuh gelasnya.

Tidak lama kemudian lagu yang dibawakan oleh band favorit sekolah usai, semua personil band turun dari panggung. Aplaus masih menggema Ixora pun tangannya juga masih bertepuk tangan memberi aplaus. Dan....

Sesaat kemudian tangan Ixora meraih gelasnya dan meminum isi di dalamnya. Ixora hanya meminum beberapa tegak.

“Ayo.. minum lagi Ix...” gumam Nency dalam hati.

Beberapa menit kemudian, minuman itu sudah bereaksi pada tubuh Ixora. Ixora merasa tubuhnya panas. Karena dia merasa panas, Ixora meraih lagi gelasnya dan langsung meminumnya sampai habis. Dia pikir tubuhnya panas karena kehausan.

Nency terlihat tersenyum senang.

“Ly kok tubuhku panas banget ya, padahal kan sudah pakai AC gedung ini.” ucap Ixora pada Lily.

“Iya aku aja merasa dingin banget AC nya.” ucap Lily sambil melihat Ixora yang terlihat kepanasan telapak tangannya dikipas kipaskan pada wajahnya.

“Ly aku ga kuat pengen buka baju rasanya. Ayo antar aku ke luar, aku mau pulang saja.” ucap Ixora yang wajahnya sudah memerah dan gelisah

“Ly, kamu lari cepat sana bilang ke pak sopir dan pengawal. Aku tuntun Ixora jalan kasihan mungkin dia sakit demam.” perintah Nency pada Lily

“Dan kamu kamu lapor ke guru dan panitia kita pulang duluan Ixora sakit demam.” ucap Nency dengan lantang agar teman teman yang berada di dekat mereka mendengar jika Ixora memang sedang sakit.

Lily pun segera bangkit dan berlari keluar, demikan juga dua teman yang duduk di set meja mereka segera melaksanakan perintah Nency untuk menuju ke Guru wali dan panitia. Nency lalu mengajak Ixora bangkit berdiri dan dia menggandeng tangan Ixora. Akan tetapi satu tangan Nency lainnya mengambil telepon selularnya dan dia melakukan panggilan suara pada Reyvan.

Semua yang melihat tidak menaruh curiga pada Nency sebab mengira Nency sedang menghubungi keluarga Ixora. Nency tidak berkata apa apa. Saat Reyvan sudah menerima panggilan teleponnya Nency langsung memutus sambungan telponnya. Dia hanya memberi kode kalau pekerjaannya sudah dilakukan dengan baik. Nency pun memasukkan kembali telepon seluler nya ke dalam tasnya.

Bab. 3. Dalam Bahaya

Sementara itu Reyvan setelah mendapat panggilan suara dari Nency langsung menyalakan mesin mobilnya. Dan segera menjalankan mobilnya menuju ke depan gedung pertemuan. Reyvan memarkir mobilnya agak jauh dari lokasi gedung pertemuan, akan tetapi tidak terlalu jauh. Dengan perhitungan Ixora dan Nency yang berjalan dari dalam gedung sampai ke gerbang. Mobil Reyvan sudah lebih dulu sampai di depan gerbang.

“Kamu nanti cepat keluar berjalan dan segera menuju ke mobil Ixora dan segera eksekusi mereka.” ucap Reyvan pada temannya yang duduk di sampingnya.

Tidak lama kemudian mobil Reyvan sudah berhenti di depan pintu gerbang gedung pertemuan itu. Teman Reyvan segera membuka pintu mobil dan segera keluar dari mobil. Dia berjalan dengan cepat menuju ke tempat mobil yang mengantar Ixora terparkir.

Sementara itu Lily yang sudah berada di dekat mobil Ixora segera mengetuk ngetuk pintu jendela mobil itu. Dan tidak lama kemudian pintu jendela terbuka. Akan tetapi belum sempat Lily berbicara. Teman Reyvan sudah berada di dekat Lily dan dengan segera tangannya terulur masuk ke dalam mobil sambil menyemprotkan bius ke dalam mobil itu.

“Hai apa yang kamu lakukan.” teriak Lily pada teman Reyvan itu. Akan tetapi orang itu segera berlari menjauh dan juga tidak kembali menuju ke mobil Reyvan.

“Pak Pak... “ teriak Lily pada pengawal dan sopir yang mengantar Ixora. Akan tetapi dua orang itu terlihat memegang pelipisnya dan tidak bisa menjawab teriakan Lily.

Lily pun akhirnya membalikkan badannya dia terlihat sangat bingung. Dan di saat dia berlari akan menuju kembali ke dalam gedung untuk menemui Ixora dan Nency. Terlihat Ixora dan Nency sudah menuju ke pintu gerbang.

“Ix... Ix... “ teriak Lily

“Nen... Nen...” teriak Lily pada Nency yang akan memberi tahu jika ada masalah di pengawal dan sopir Ixora. Akan tetapi Nency tidak menghiraukan teriakan Lily. Nency dengan cepat menarik tangan Ixora agar berjalan lebih cepat. Sedangkan Ixora sudah tidak bisa berkonsentrasi tubuhnya terasa sangat panas, jantung berdetak lebih cepat, gelisah yang dia rasakan. Dia hanya bisa nurut pada Nency yang menarik tangannya. Dan tidak lama kemudian Nency dan Ixora sudah berada di dekat mobil Reyvan. Nency pun dengan cepat membuka pintu mobil dan tidak lama kemudian Nency dan Ixora sudah masuk ke dalam mobil Reyvan. Reyvan yang tidak mematikan mesin mobilnya sejak berhenti tadi pun dengan segera melarikan mobilnya.

“Ixxxxxxx.....” teriak Lily dengan sangat keras... hingga banyak orang yang berdatangan mendekat pada dirinya. Guru wali pun ikut datang mendekat.

“Ly ada apa?” tanya Guru wali

“Itu Bu, pengawal dan sopir Ixora....” ucap Lily dengan ekspresi wajah bingung.

“Ada orang yang menyemprotkan ke dalam mobil lalu mereka berdua sakit. Orang nya yang menyemprot lari.” ucap Lily kemudian dengan terbata bata dan wajah ketakutan

“Terus di mana Ixora?” tanya Ibu Guru wali dengan nada dan ekspresi wajah cemas.

“Dibawa Nency entah pakai mobil siapa.” jawab Lily.

“Apa dibawa pulang pakai taxi on line.” ucap Ibu guru wali berspekulasi

“Sekarang Ibu hubungi orang tua Ixora.” ucap Ibu guru wali sambil mengusap usap punggung Lily untuk memberi ketenangan pada Lily.

“Panitia tolong urus pengawal dan sopir Ixora.” Perintah guru wali pada panitia yang juga berdiri di dekat Lily. Dan panita pun segera berjalan cepat menuju ke tempat mobil Ixora terparkir.

Ibu Guru wali terlihat mengusap usap layar telepon seluler nya untuk menghubungi orang tua Ixora. Sementara itu Lily pun menghubungi Dealova adiknya Ixora.

Sementara itu di sebuah mall megah, Nyonya William sedang berjalan di super market kebutuhan rumah tangga bersama Bang Bule yang mendorong keranjang belanjaan Nyonya William. Meskipun tadi Bang Bule sudah dikabari oleh Ixora kalau Ixora sudah diantar oleh sopir, tetapi karena Bang Bule sudah menuju ke mension William dan sudah dekat maka dia pun tetap menuju ke mension William, dan akhirnya benar dia disuruh mengantar Nyonya William belanja ke mall.

Terdengar suara dering di telepon seluler Nyonya William. Nyonya William pun mengambil telepon seluler nya dari dalam tas tangannya. Saat melihat di layar telepon seluler nya tertera nama Guru wali Ixora, dengan segera Nyonya William menggeser tombol hijau.

“Selamat malam Bu..” sapa Nyonya William dengan nada ramah dan sopan.

“Maaf saya menginformasikan Ixora sakit dan dibawa pulang Nency dengan taxi on line.” suara Guru wali Ixora di balik telepon seluler Nyonya William.

“Kenapa dengan taxi on line? Kami sudah menyuruh sopir untuk mengantar Ixora juga pengawal. Apa kerjaan mereka kalau Ixora pakai taxi on line?” tanya Nyonya William dengan nada tinggi antara ada rasa emosi dan cemas ada sesuatu masalah.

“Maaf tadi ada orang jahat masuk ke mobil dan mereka berdua sekarang sakit.” Suara Guru wali Ixora.

“Ha apa? Ada orang jahat? Jangan jangan Ixora diculik lagi.” teriak Nyonya William dengan panik.

Bang Bule yang mendengar percakapan Nyonya William langsung tangannya melepas keranjang dorongnya. Dia mengambil telepon seluler dari saku celananya , dan dengan segera dia meninggalkan tempat itu. Sambil berjalan setengah berlari Bang Bule melihat layar telepon seluler yang sudah terpasang aplikasi untuk melacak keberadaan Ixora.

“Sial Ixora dibawa lari tidak menuju ke mension William.” gumam Bang Bule sambil berlari menuju ke tempat mobilnya terparkir.

Saat itu Nyonya William masih mendengarkan keterangan dari Ibu Guru wali. Dia belum menyadari jika Bang Bule sudah berlari pergi meninggalkan dirinya. Dan setelah beliau selesai berkomunikasi dengan guru wali Ixora lewat telepon seluler nya..

“Lah di mana si Bule kok tidak ada?.” gumam Nyonya William sambil menoleh ke kiri dan kanan saat dia sudah selesai melakukan pembicaraan dengan ibu guru wali lewat telepon seluler nya.

Nyonya William lalu berjalan ke tempat petugas mall terdekat. Dia bertanya tentang keberadaan Bang Bule.

“Coba Pak, dicek di CCTV dimana orang itu, laki laki Bule pakai tshirt warna hitam dan celana cargo warna krem.” ucap Nyonya William yang tidak percaya saat diberi tahu jika orang yang dia tanyakan sudah pergi ke luar.

Setelah petugas mall memperlihatkan rekaman CCTV jika Bang Bule sudah pergi Nyonya William baru percaya.

“Kurang ajar benar Bule itu, meninggalkan aku sendiri di sini.” gumam Nyonya William sambil bersungut sungut dan berjalan menuju ke keranjang belanjaannya.

“Awas dia nanti aku kasih hukuman terberat dalam hidupnya...” ucapnya lagi sambil mendorong keranjang belanjaan menuju ke tempat kasir.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!