NovelToon NovelToon

Cinta Tulus Sang Mafia

Pernikahan Paksa

Di dalam sebuah kamar besar, seorang wanita cantik dengan balutan gamis berwarna merah serta menggunakan hijab syar'i berwarna hitam. Tengah duduk dengan air mata berderai.

Ceklek.

Suara pintu kamar terbuka, namun sedikitpun Zhalfa mengalihkan tatapannya, ia mengerti dan sangat paham siapa yang masuk ke kamarnya.

"Zhal" panggilan lembut itu terdengar di telinga Zhalfa, membuatnya menoleh namun enggan tersenyum saat melihat siapa pria yang bersama Abang nya saat ini.

"Mending Abang keluar, kalau kedatangan Abang kesini untuk memaksa Zhal menikah dengan dia" tunjuk Zhalfa pada pria yang berdiri tepat di belakang Raja.

"Tapi kamu tidak bisa menolak, bukankah dalam agama, laki-laki dan perempuan di haramkan tidur bersama jika belum halal" balas Kaisar.

"Tau apa kau tentang agama Hah"

"Astaghfirullah dek, jangan bicara begitu" tegur Raja kemudian "Keputusan Abang dan Bunda sudah bulat, kamu dan Kaisar akan menikah nanti sore"

"Aku tidak mau Bang" kembali Zhalfa menolak.

"Apa kamu ingin Baba di siksa oleh Allah karena kamu tidur dengan pria yang bukan mahram kamu"

Detik itu juga Zhalfa terdiam, bukan tanpa alasan ia akan di nikahkan dengan Kaisar seperti ini. Dua hari ia mendapati dirinya tidur dengan Kaisar di dalam kamar hotel. Pria yang sangat ia benci seumur hidupnya.

Zhalfa yakin ia di jebak malam itu, bagaimana mungkin ia bisa berada di dalam kamar yang sama bersama Kaisar, dan Zhalfa yakin semua ini ulah Kaisar sendiri.

"Jangan buat bunda sedih terus dek ! dia sekarang masih syok dengan kejadian malam itu" ucap Raja lagi, lantas tanpa mengatakan apapun, pria itu meninggalkan kamar sang adik.

Sekarang di kamar itu, tinggallah Kaisar dan Zhalfa namun keadaan pintu masih terbuka. Tatapan mata yang tajam Zhalfa tujukan pada Kaisar.

Tanpa mengucapkan apapun, Kaisar berlalu dari kamar calon istrinya itu. Dalam hati ia merasa bersalah karena membuat keluarga Zhalfa jadi seperti ini.

"Maafkan aku Zhal, aku terpaksa melakukan ini untuk melindungi kamu" batin Kaisar sambil menuruni satu persatu anak tangga.

*

*

*

Sore harinya, para tamu yang di undang Raja mulai berdatangan. Penghulu dan beberapa saksi juga sudah hadir dan duduk di tempat yang sudah di sediakan. Begitupun dengan keluarga yang ada di kota D, semuanya turut hadir di acara pernikahan dadakan antara Kaisar dan juga Zhalfa.

Om Zaidan menarik tangan Raja dan membawanya masuk ke ruang kerja Baba Zahran dulu, pria itu menatap Raja dengan intens.

"Kenapa Zhal nikah dadakan Ja ? apa telah terjadi sesuatu ?" tanya Om Zaidan.

"Tidak ada apa-apa Om, ini permintaan Zhalfa sendiri, dia ingin segera menikah dengan pria pilihannya" jawab Raja berbohong, tentu ia tidak akan mengumbar aib adik kesayangannya itu.

"Ya sudah kalau memang begitu, semoga Zhalfa bahagia"

"Aamiin"

Sementara di kamar Zhalfa, wanita itu kini sudah memakai kebaya berwarna putih. Penampilannya sangat cantik sore ini. Seorang MUA berhasil menyulap wajah Zhalfa yang memang dasarnya sudah cantik alami.

"Dek"

Zhalfa menoleh, berusaha tersenyum ke arah sang Bunda yang kini berjalan ke arahnya.

"Sebentar lagi Adek akan jadi istri, Bunda hanya berpesan jadilah istri yang baik dan jangan sekali-kali membantah perintah suami" pesan Bunda Zenia.

Air mata Bunda Zenia mengalir begitu saja, membuat jari telunjuk Zhalfa menghapus cairan bening itu. Hatinya terasa sakit saat melihat wanita yang sudah melahirkan nya menetes kan air mata.

"Maafkan aku Bun, aku gak bisa jaga diri sendiri" Zhalfa memeluk Bunda Zenia dengan lembut, mungkin jika sore itu ia tidak keluar rumah semua ini tidak akan terjadi.

"Jangan minta maaf nak !, semua ini pasti sudah menjadi takdir. Jadi adek harus menerima nya dengan ikhlas"

"Bagaimana mungkin Zhal ikhlas bun, pernikahan ini tidak Zhal inginkan".

Bunda Zenia melepaskan pelukannya, menatap wajah putri bungsunya itu. Wajah Zhalfa selalu mengingatkan nya dengan almarhum sang suami, karena memang di antara anak-anaknya, Zhalfa lah yang begitu mirip dengan almarhum Baba Zahran.

"Bukankah jodoh itu cerminan dari diri kita, Bunda tau kan kalau Zhalfa rajin sholat dan baik ke semua orang, tapi kenapa Allah menjodohkan aku sama pria seperti itu"

"Astaghfirullah nak, jangan pernah bicara seperti itu !" tegur Bunda Zenia.

Tidak berapa lama Keyla masuk bersama putranya Faiz, bocah menggemaskan itu langsung merangkak saat melihat Bunda Zenia.

"Acaranya sudah mau di mulai Bun, Dedek Zhal di suruh turun sama Abang" ucap Keyla.

Bunda Zenia mengangguk sambil mengambil alih menggendong Faiz, sementara Keyla menggandeng tangan Zhalfa.

"Ya Allah sebenarnya apa yang engkau rencanakan untukku ? kenapa aku harus menikah dengan pria yang tidak aku sukai ?". batin Zhalfa seraya melangkahkan kakinya keluar kamar.

*

*

"Saya terima nikah dan kawinnya, Zhalfa Azalea Putri Arsalan Binti Almarhum Zahran Sidqi Arsalan, dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai"

Dengan satu tarikan napas Kaisar berhasil mengucapkan ijab kabul, suaranya menggema memenuhi seisi ruangan. Air mata Zhalfa menetes setelah menyadari kalau saat ini ia sudah menjadi seorang istri.

Raja yang saat itu menjadi wali nikah Zhalfa hanya bisa menarik napas panjang, sementara Arda tidak bisa pulang karena sedang banyak pekerjaan.

"Silahkan cium tangan suaminya, mbak Zhalfa !" perintah seorang Ustadz yang menjadi saksi pernikahan.

Zhalfa membalikkan tubuhnya, berhadapan dengan Kaisar. Ia tatap tangan Kaisar yang sudah menggantung sejak tadi. Dengan gerakan pelan Zhalfa mengambil tangan itu dan menempelkan di keningnya.

Namun saat Zhalfa sedang mencium punggung tangan sang suami, tubuhnya langsung menegang seketika saat mendengar Kaisar tengah membacakan doa setelah ijab kabul.

“Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih.”

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

Kaisar begitu pasih membacakan ayat demi ayat dari doa tersebut, telapak tangan nya ia letakkan di ubun-ubun sang istri. Pria itu berharap pernikahannya kelak akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, dan yang penting Kaisar memohon Allah akan membukakan pintu hati Zhalfa.

"Ya Allah aku pikir dia tidak tahu doa ini, Astaghfirullah ampuni hamba Ya Allah !". kembali Zhalfa membatin sambil mengangkat kepalanya setelah Kaisar selesai membacakan doa.

Bunda Zenia tersenyum saat Kaisar menyambut tangannya, ia mengusap punggung Kaisar dengan lembut.

"Bunda titip Zhalfa ya ! maafkan kalau nanti sikap Zhalfa masih kekanakan" ucap Bunda Zenia.

"Aku berjanji bun, akan menjaga Zhalfa dengan baik" balas Kaisar.

*******

Hai-hai, Alhamdulillah akhirnya aku bisa merilis beneran novel kisah Kaisar dan juga Zhalfa.. Maafkan telah membuat kalian menungggu, Novel ini akan up dua episode perhari..

Tinggal Berdua

Setelah akad nikah sore itu, Kaisar langsung membawa Zhalfa kerumah yang sudah ia siapkan. Rumah minimalis yang ia beli dengan hasil keringatnya sendiri, bukan hasil dari pekerjaan nya sebagai seorang Mafia.

Sebelum memasuki mobil yang di siapkan Kaisar... Bunda Zenia memeluk tubuh Zhalfa dengan sangat erat, ia harus kembali mengikhlaskan putrinya di bawah seseorang yang sudah sah menjadi suami Zhalfa.

"Jaga diri baik-baik nak ! ingat pesan Bunda, harus taat sama suami" ucap Bunda Zenia dengan suara lembut.

Zhalfa menghapus air matanya, ia tatap wajah sang Bunda "Iya Bun, doa kan semoga Zhalfa bahagia"

"Doa Bunda selalu menyertaimu nak"

Tak hanya pada sang Bunda, Zhalfa juga memeluk Raja dan juga Keyla. Keduanya pun berpesan untuk selalu jaga diri, apalagi Keyla yang masih menaruh dendam pada Kaisar.

Setelah berpamitan, Zhalfa memasuki mobil begitupun dengan Kaisar. Mobil melaju dengan pelan meninggalkan rumah besar dan megah itu. Tampak Bunda Zenia masih melambaikan tangannya sampai mobil yang di bawah Kaisar hilang.

Sepanjang perjalanan Zhalfa terus terdiam, ia menatap keluar jendela tanpa memperdulikan sosok Kaisar di sebelahnya.

"Mau ada yang di beli gak ?, kulkas di rumah masih kosong loh" ucap Kaisar mencoba mencairkan suasana.

"Enggak" jawab Zhalfa dingin

"Nanti kalau Adek lapar gimana ? di rumah benar-benar gak ada stok makanan"

Kali ini Zhalfa menoleh, memberikan tatapan tajam pada sang suami. Ia tidak suka pria itu terlalu banyak bicara. Melihat tatapan tajam Zhalfa membuat Kaisar tersenyum.

"Iya-iya, Abang gak akan bicara lagi"

"Apa katanya tadi ?, Abang?.... Di dunia ini Abang ku cuma satu yaitu Bang Raja". batin Zhalfa.

Beberapa saat kemudian mobil berhenti tepat di depan rumah minimalis dengan dua lantai. Zhalfa turun setelah Kaisar turun.

"Aku bisa bawanya sendiri" ujar Zhalfa sambil mengambil alih koper yang baru saja Kaisar keluarkan dari garasi mobil.

"Berat dek, biar Abang saja" balas Kaisar.

"Aku tidak mau merepotkan siapapun"

"Aku ini suami kamu dek, bukan orang lain"

Zhalfa langsung terdiam saat mendengar kata suami yang baru saja Kaisar katakan. Ia tidak suka dengan kata itu, apalagi terucap di bibir Kaisar.

"Buka pintunya ! aku mau masuk" pinta Zhalfa

Kaisar langsung menurut, ia mengeluarkan kunci di saku celananya dan berjalan untuk membuka pintu rumah.

Zhalfa mengikuti, saat kakinya sudah memasuki rumah, ia menatap seluruh interior rumah tersebut, rumah itu memang kecil namun terlihat sangat mewah.

"Apa adek menyukainya ?" tanya Kaisar lagi.

"Di mana kamarku ?" Zhalfa justru balik bertanya, tanpa menjawab dulu pertanyaan sang suami.

"Kamar kita ada di lantai atas dek"

"Ak------" ingin Zhalfa menjawab dan meminta kamar lain pada sang suami, namun tiba-tiba saja seluruh pesan Bunda Zenia kembali terlintas di pikirannya.

"Apa... ?" Kaisar menatap wajah cantik Zhalfa, meminta agar wanita itu meneruskan ucapannya.

"Tidak, ayo tunjukan dimana kamar nya !"

Kembali Kaisar berjalan duluan, sementara Zhalfa mengikuti dari belakang. Keduanya menaiki satu persatu anak tangga, hingga tiba di sebuah kamar berukuran sedang.

"Ruangan sebelah untuk tempat sholat" jelas Kaisar sebelum Zhalfa bertanya "Tapi kalau Adek mau sholat di sini juga tidak apa-apa" sambung pria itu lagi.

"Abang akan bawa kasur satu lagi, Abang tau kalau adek tidak mau tidur satu ranjang dengan Abang"

Deg.

Rasanya detak jantung Zhalfa berhenti saat itu juga, perasaan bersalah langsung muncul begitu saja.

*

*

Suara Adzan Maghrib bersahutan dari masjid ke masjid. Zhalfa sudah siap dengan mukena putih kesukaannya. Ia masih duduk di atas sajadah padahal Adzan sudah berhenti beberapa detik yang lalu.

Matanya terus menatap ke arah pintu masuk, namun sosok yang ia tunggu tak kunjung menampakkan diri.

Karena Kaisar tak kunjung datang, akhirnya Zhalfa melakukan sholat Maghrib sendiri. Beberapa menit kemudian Zhalfa telah selesai menjalankan ibadahnya, ia pun kini sudah berganti pakaian.

"Kata mbak Key, dia itu berandal, mana mungkin dia bisa sholat" ucap Zhalfa seraya melipat mukena nya.

Saat keluar dari ruang persholatan, Zhalfa kembali di buat terkejut dengan kedatangan Kaisar yang tiba-tiba. Pria itu terlihat sangat tampan menggunakan peci dan kain sarung. Baju koko berwarna putih sangat pas di tubuh Kaisar dan tak lupa sajadah yang di lingkarkan di leher.

"Sudah sholat dek ?" tanya Kaisar.

"Hemmmm" jawab Zhalfa.

"Maaf tadi Abang gak pamit, Abang sholat di masjid soalnya kalau mau jadi imam Adek belum berani, takut salah" jelas Kaisar.

Zhalfa kembali di buat terdiam, Kaisar begitu memantapkan dirinya untuk bisa bersanding dengan Zhalfa.

"Tadi aku sudah pesan makan malam untuk mu, aku letakkan di meja makan"

Namun Zhalfa tak menjawab, ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar.

*

*

*

Malam harinya, saat jam sudah menunjukan pukul 11 malam, Zhalfa tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya. Ia menatap kamar, dan ternyata hanya ada dirinya seorang.

"Kemana dia ?" tanya Zhalfa pada diri sendiri.

"Mungkin tidur di kamar lain" gumamnya lagi.

Zhalfa memegangi perutnya, sekarang rasa lapar itu baru ia rasakan. Zhalfa pun berdiri dan keluar kamar. Ia ingat kalau tadi Kaisar membelikan makan malam untuknya, namun karena masih kenyang akhirnya Zhalfa memilih tidur setelah sholat isya.

Satu persatu anak tangga di turuni, di lantai bawah hanya ada 2 kamar, tapi lampunya semuanya padam, jadi tidak mungkin Kaisar ada di kamar tersebut.

Zhalfa melihat di atas meja makan ada nasi kotak, ia pun memakan nasi itu tanpa menghangat kan nya terlebih dahulu.

*

*

Sementara di tempat lain, Kaisar tengah menatap tajam pada pria yang umurnya sama dengan nya. Satu pistol ada di tangan nya dan di arahnya pada pria itu, satu tarikan saja maka nyawa pria itu langsung melayang.

"Katakan ! siapa yang menyuruhmu ?" bentak Kaisar menggema.

Bukan nya takut pria itu justru tersenyum sinis, membuat kemarahan Kaisar semakin menggila."Bahkan sampai anda menembak saya pun, saya tidak akan mengatakan semuanya"

"Brengsek !" ucap Kaisar, ia pun bangkit dari duduknya dan meraih kera baju pria itu.

Bug

Bug

Bug.

Kaisar memukuli wajah pria itu bertubi-tubi, bahkan sampai hidungnya mengeluarkan dara. Namun lagi-lagi pria itu diam dan tetap bungkam siapa yang telah menyuruhnya.

"Daren" panggil Kaisar.

"Iya Tuan" jawab Daren yang sejak tadi berdiri di belakang Kaisar

"Bunuh dia ! dan ambil organ dalam nya !" pinta Kaisar.

"Baik tuan"

Mendengar hal itu barulah Pria itu bergidik ngeri, membayangkan tubuhnya akan di bela oleh Daren membuat keringatnya bercucuran.

"Kenapa ? apa anda takut sekarang ?" tanya Daren tersenyum sinis.

"Ti-dak" jawab pria itu.

"Baiklah, selamat merasakan kulitmu aku iris sedikit demi sedikit" bisik Daren di telinga pria itu

Pekerjaan Kaisar.

Jam sudah menunjukan pukul satu malam, namun Kaisar belum juga pulang kerumah. Sejak tadi Zhalfa duduk di meja makan untuk menunggu kepulangan sang suami.

Nasi kotak yang tadi Kaisar belikan sudah lama habis, dan Zhalfa belum beranjak barang sedikitpun. Rasa kantuk pun belum ia rasakan.

"Mending sholat tahajud dulu" Zhalfa berdiri dari duduknya, lalu kembali ke atas menuju ruang persholatan.

*

*

Di lain tempat, setelah melihat bagaimana Daren menguliti pria tadi. Kaisar beranjak untuk pergi.

"Mungkin selama seminggu ini aku tidak akan ke sini, kau tau kan kalau aku baru saja menikah ?" ucap Kaisar pada Daren

"Tau tuan" jawab Daren.

"Kau jaga markas ini dengan baik, dan jangan sampai ada penyusup lagi, segera kabari aku kalau terjadi sesuatu !"

"Baik Tuan"

Kaisar memakai jaket kulit berwarna hitam nya "Dan ingat jangan sampai istriku tau apa pekerjaan ku, jalankan semua rencana kita dengan teliti"

"Baik tuan"

"Ya sudah aku pergi dulu"

Daren membungkukkan tubuhnya 90 derajat pada Kaisar, ia akan selalu patuh pada Kaisar dan sampai kapanpun akan setia pada pria itu.

Kalau bukan karena pertolongan Kaisar mungkin saja Daren sudah pergi untuk selama-lamanya, makanya apapun yang Kaisar perintahkan akan ia wujudkan termasuk menguliti seseorang secara hidup-hidup.

Setelah kepergian Kaisar, segera Daren membersihkan tubuh yang sudah tak bernyawa lagi, membawanya ke kolam belakang rumah dimana penghuni nya adalah para buaya peliharaan Kaisar.

"Bereskan yang lain !" pinta Daren pada anak buah nya.

"Baik tuan" jawab ketiga pria secara serempak.

*

Kaisar tiba di rumah tepat pukul 02:30 dini hari, ia membuka pintu utama dengan pelan, dan melihat lampu ruang tamu masih menyala.

"Dia pasti sudah tidur"

Kaisar melepas sepatunya dan meletakkan nya ke tempat biasa, setelah itu ia menuju lantai atas dan memasuki kamar.

"Kemana dia ?" tanya Kaisar pada diri sendiri, saat tak melihat Zhalfa di tempat tidur.

"Enggak mungkin dia pulang kerumah nya"

Kaisar mencari Zhalfa di kamar mandi, dan di balkon kamar. Namun Zhalfa tidak ada disana, kemudian Kaisar teringat dengan ruang per_sholatan jadi segera Kaisar menuju kesana.

Benar saja, di ruang itu ada Zhalfa yang tengah tertidur di atas sajadah, bahkan mukena berwarna putih masih melekat di tubuhnya. Kaisar tersenyum dan bangga karena Zhalfa begitu taat pada sang pencipta.

"Dek, bangun ! pindah ke kamar !" Kaisar duduk dan menggoyangkan tubuh Zhalfa dengan pelan.

"Dek ..." kembali Kaisar memanggil Zhalfa

"Haaaaa" tiba-tiba Zhalfa berteriak "Tolong lepaskan aku ! jangan sentuh aku !" teriak wanita itu menggema.

"Dek, ini Abang" ucap Kaisar

Kedua mata Zhalfa terbuka lebar, dahi nya sudah mengeluarkan keringat, ia menatap Kaisar yang kini tengah menatapnya juga.

"Adek kenapa ? apa mimpi buruk ?" tanya Kaisar dengan nada lembut

Zhalfa memalingkan wajahnya, trauma itu masih terus menghantuinya, padahal ia sudah sering ke psikiater untuk menghilangkan trauma itu, namun nyatanya ia masih terus saja merasakan itu.

Tanpa menjelaskan apapun pada sang suami, Zhalfa langsung berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut. Dan seperti biasa air matanya mulai menetes saat bayangan menakutkan itu terus muncul di pikiran nya.

Kaisar masih mematung di tempat, ia tidak bisa menebak apa yang terjadi pada istri nya itu, kenapa Zhalfa berteriak seperti orang ketakutan seperti tadi.

"Ada apa dengan Zhal ya ?" gumam Kaisar penuh tanda tanya.

*

*

Di atas ranjang king size itu Zhalfa duduk sambil memeluk kedua kakinya, seperti inilah ia jika bayangan itu kembali muncul, membuat rasa bencinya pada Kaisar semakin membesar.

Flasback On .....

Saat itu Kaisar sedang bicara dengan Raja di halaman samping, Zhalfa yang sedang mengambil air minum tak sengaja mendengar pembicaraan kedua pria itu.

"Please Ja ! restui gue buat nikahin adek Lo !" ucap Kaisar kala itu.

"Aku sudah bilang Kai ! sampai kapanpun aku tidak akan memberi restu, apalagi kamu yang telah menyebabkan adik ku mengalami trauma berat" balas Raja.

Zhalfa berdiri di ambang pintu, keningnya mengkerut saat mendengar ucapan Raja.

"Maka dari itu aku ingin bertanggung jawab Ja, karena ulahku Zhalfa harus mengalami pelecehan"

Zhalfa langsung menutup mulutnya karena terkejut, ia tidak percaya kalau pelecehan yang terjadi padanya waktu itu karena ulah Kaisar.

Dan tanpa sepengatahuan Raja dan Kaisar, segera Zhalfa pergi dari sana. Air matanya menetes dengan deras. Dan mulai dari itu Zhalfa sangat membenci Kaisar.

Flasback Off

"Dek" panggil Kaisar.

Zhalfa menghapus air matanya, ia menatap Kaisar dengan tajam. Kenapa tuhan begitu tidak adil hingga memberikan dirinya jodoh seperti Kaisar. Begitu yang ada di pikiran Zhalfa.

"Kamu mimpi buruk ?" tanya Kaisar lagi.

"Tidak" jawab Zhalfa singkat

"Terus kenapa tadi adek teriak ?"

"Bukan urusan kamu"

Kaisar mengelus bagian dadanya, ia harus sabar menghadapi sikap Zhalfa. Ia pernah berjanji pada dirinya sendiri kalau akan mencintai Zhalfa dengan segenap jiwa dan raganya.

Jadi bagaimanapun sikap Zhalfa, tidak akan membuat Kaisar marah. Ia menganggap semua ini ujian sebelum mendapatkan cinta Zhalfa dengan tulus.

"Ya sudah adek tidur ! ini sudah hampir pagi" pinta Kaisar

Zhalfa tak lagi menjawab, saat ini ia sudah membaringkan tubuhnya dan menutupi tubuh itu dengan selimut tebal. Telinga nya masih mendengar langka kaki Kaisar yang bolak-balik membawa kasur satu lagi.

Hingga tak berapa lama terdengar suara dengkuran halus, Zhalfa mengangkat kepalanya dan menoleh ke sumber suara, disana Kaisar sudah tidur dengan lelap.

"

*

Keesokan paginya, usai melaksanakan sholat subuh Zhalfa langsung turun ke bawah, tidak lupa ia membawa keranjang baju kotor untuk ia cuci pagi ini.

Sementara Kaisar masih terlelap di atas tempat tidurnya, sepertinya pria itu kelelahan namun waktu sholat subuh hampir habis. Zhalfa mencari cara untuk membangunkan sang suami, ia pun menyetel suara adzan di ponselnya lalu ia letakkan di dekat telinga Kaisar.

"Dia pasti akan bangun" gumam Zhalfa

Zhalfa menuju mesin cuci, mengisi mesin itu dengan air bersih. Bukan hanya pakaian nya yang ia cuci melainkan pakaian Kaisar juga, walau sebenci apapun dirinya pada Kaisar, tetap saja kalau pria itu adalah suaminya.

Saat akan memasukan baju yang semalam Kaisar pakai, Zhalfa di buat terkejut karena melihat noda merah yang menempel di baju itu.

"Dara apa ini ?"

"Semalam dia kemana ? kenapa ada Dara di bajunya ?"

Tubuh Zhalfa menegang, berbagai pikiran negatif mulai merasuki otaknya. Tentang apa yang Kaisar kerjakan semalam, apa jangan-jangan suami nya berantem semalam ?, tapi tidak ada lebam di wajahnya.

"Kenapa dek ?". tanya Kaisar membuat Zhalfa terkejut, baju yang ada di tangannya pun terjatuh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!