Cassandra adalah seorang gadis keturunan manusia yang terpaksa harus sekolah di asrama yang berdampingan langsung dengan para vampir, karena hanya itulah satu-satunya syarat untuk bisa terbebas dari kota kelam itu. Apapun syaratnya Cassandra pasti akan melakukan nya demi mendapatkan sebuah kebebasan dari cengkraman para vampir itu dan dapat hidup bahagia bersama adik laki-laki nya yang bernama Elios Amalthea, Elios memiliki riwayat kangker paru-paru semenjak ia kecil maka oleh sebab itu Cassandra tidak mengizinkan nya untuk ikut ke asrama.
"Kakak, berapa lama lagi aku harus menunggu mu? mengapa kamu selalu melarang ku untuk ikut ke asrama? percayalah aku cukup kuat," ujar Elios yang terus menerus mendesak Cassandra untuk mengizinkan nya ikut ke asrama.
Mendengar desakan adiknya itu Cassandra cukup marah karna ia sudah menegaskan beberapa kali bahwa dunia vampir itu sangat berbahaya baginya. Tiada kata belas kasih di mata kaum Vampir untuk para manusia.
Dengan lembutnya Cassandra pun mencoba untuk tenang, dan merendahkan suara agar Elios kembali mengerti, "Adik ku sayang, cobalah untuk mengerti bahwa bercengkrama langsung bersama dengan para vampir itu sangat berbahaya. Kamu ini sayang kakak mu kan?"
Elios, menggenggam kedua tangan nya dan seraya menundukkan kepalanya karna rasa cemas, "Tentu saja sayang... maka oleh sebab itu aku ingin ikut bersama kakak agar aku dapat menjaga kakak, bagaimana pun aku ini adik laki-laki mu bukan adik perempuan mu, aku sangat ingin menjaga mu kak."
Cassandra mengukir senyum di pipi nya, ternyata adiknya itu hanya sedang menghawatirkan nya sekarang. Ia tidak menyangka bahwa adik laki-laki kecilnya itu sekarang sudah tumbuh besar benjadi pria sejati yang ingin melindungi kakaknya, padahal sewaktu kecil ia begitu penakut dan selalu berlindung di belakang kakaknya.
Cassandra pun segera memeluk erat tubuh tinggi adiknya itu, "Terimakasih, aku percaya suatu saat nanti kamu akan menjadi pengawal kakak yang paling kuat, dan juga tampan. Kalo begini berapa gadis yang akan melamar mu ya?"
Cassandra mencoba untuk sedikit menghibur Elios agar ia tidak perlu menghawatirkan nya lagi.
"Ah ... kakak ini! aku tidak akan menikah sebelum kakak penikah," ujar Elios yang malu.
Singkatnya haripun semakin larut Cassandra harus segera pulang ke asrama kalau ia sampai terlambat itu akan sangat fatal. Sambil berjalan menuju ke arah asrama Cassandra bergumam di dalam fikiran nya, tak terasa satu semester sudah terlewati dengan aman, sekarang hanya tinggal tiga semester lagi, setelah itu aku dan Elios akan bebas.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Singkatnya keesokan harinya, di pagi yang cukup cerah Cassandra berjalan menuju kelasnya, akan tetapi di tengah-tengah perjalanan ada seorang gadis yang meminta tolong padanya untuk mengembalikan buku-buku yang ada di tangan nya ke perpustakaan.
"Kakak ... kakak ... apakah kamu bisa membantuku mengembalikan beberapa buku ini ke perpustakaan?" tanya gadis itu dengan raut wajah yang ketakutan.
Cassandra cukup terkejut dengan kedatangan nya yang secara tiba-tiba, ia pun merasa aneh mengapa gadis itu harus datang padanya dengan raut wajah yang ketakutan.
"Baiklah, tapi mengapa wajah mu begitu ketakutan?" tanya Cassandra.
Gadis itu dengan segera langsung menaruh buku-buku itu di tangan Cassandra dengan tergesa-gesa, dan pergi begitu saja dari hadapan Cassandra, "akan aku katakan jika kita kembali bertemu."
Tanpa berfikiran buruk Cassandra pun segera menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan buku-buku itu, namun betapa terkejutnya ia ketika membuka pintu perpustakaan. Cassandra melihat langsung seorang vampir yang sedang menghisap darah para wanita di dalam perpustakaan.
Dengan seketika tubuhnya langsung bergetar, keringat dingin pun mulai bercucuran, dan wajah nya pun mulai pucat.
"Ma-maaf ... aku salah ruangan!" ucap tegas Cassandra sebelum kembali menutup pintu perpustakaan itu dan segera lari menjauh.
Sang vampir tersenyum licik ketika Cassandra menutup pintu perpustakaan itu, "Cih ... mengapa auranya begitu berbeda dari yang lain."
Cassandra yang terus berlari akhirnya mulai lelah, ia pun merasa sudah cukup jauh dari perpustakaan, akhirnya Cassandra pun memutuskan untuk duduk di bangku belakang asrama terlebih dahulu untuk minum.
Fyuh ...
Cassandra menghembuskan nafasnya karna kelelahan berlari, "Akhirnya aku bisa tenang, kaum vampir itu sangat menjijikan."
"Siapa yang kamu sebut menjijikan itu? apakah yang kamu maksud adalah aku?" tanya seseorang di belakang Cassandra.
Dengan raut wajah panik Cassandra pelan-pelan menoleh ke arah belakang, dan betul saja apa yang ia fikirkan, ternyata vampir itu sudah berada di belakang nya.
"Kau! menjauhlah dariku!" bentak Cassandra.
"Dasar manusia bodoh, mau lari secepat apapun kamu akan tetap kalah jika di bandingkan dengan kemampuan vampir, apakah kamu tidak tau aku siapa?" tanya vampir itu.
"Aku tidak tahu kamu siapa, dan aku tidak ingin tahu kamu itu siapa!" ujar Cassandra sambil menodongkan pisau pemotong rotinya.
"Felix Arran Gredson, itu nama ku."
Seketika Cassandra terkejut mendengar nama itu, karna ia tahu bahwa marga Gredson adalah vampir darah biru nya para kaum vampir, apakah ia adalah anak kedua keluarga Gredson itu? tak habis-habisnya ia berfikir mengapa dirinya harus bertemu dengan pangeran vampir itu.
Dengan kekuatan yang Felix punya ia langsung membuang pisau yang ada di tangan Cassandra, dan menarik Cassandra untuk mendekat ke arahnya.
Felix begitu sangat terkejut ketika mencium aroma tubuh Cassandra yang begitu berbeda, auranya semakin menyengat ketika Felix mulai mencium leher Cassandra, dan aroma itu sungguh membuat Felix tergiur untuk segera menghisap darah Cassandra.
"Aura macam apa ini?! argh ... kamu membuatku begitu sangat haus. Siapa nama mu? jika kamu tidak mau menjawab nya, aku akan menghisap darah mu hingga kering!" tanya Felix dengan memberikan sedikit ancaman.
"Ca ... Cassandra!" jawab tegas Cassandra dengan sedikit gagap.
Di dalam isi fikiran Cassandra sudah sangat kacau ia berfikir bahwa dirinya pasti akan mati di tangan nya hari ini. Wajah Cassandra semakin pucat karna ketakutan, dirinya sangat ingin melawan akan tetapi ia sadar bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang tidak sebanding dengan vampir, apalagi vampir yang berada di depan nya itu adalah seorang pangeran.
"Tenanglah ...." ucap Felix sambil mendekatkan wajahnya itu ke arah lehernya.
Tanpa bergerak sedikitpun Cassandra menuruti apa yang di katakan oleh Felix, walaupun di dalam hatinya begitu takut, dan jantung nya pun berdegup dengan kencang saat ini.
"Jadilah tawanan darah ku Cassandra!" ujar Felix dengan mata merah nya yang menyala.
Namun sayang nya Cassandra menolak mentah-mentah keinginan Felix itu dengan sikap nya yang berontak, dan hal itu berhasil membuat Felix marah, tanpa fikir panjang ia pun segera memerintahkann para penjaga nya untuk mengurung Cassandra di cel.
"Penjaga!" teriak marah Felix.
Dengan segera para penjaga itu langsung datang ke hadapan Felix, "Ada apa Tuan memanggil?"
"Kurung dia ke dalam cel bawah tanah, sekarang!" bentak Felix.
Cassandra pun langsung di seret paksa oleh para penjaga itu untuk segera menuju ke cel bawah tanah.
Bersambung .....
Cassandra hanya dapat pasrah dengan keadaan dirinya sekarang, ia hanya berfikir tentang keadaan adiknya, Cassandra rela seperti ini demi sebuah kebebasan.
Baru saja ia bebas dari cengkraman Felix akan tetapi beberapa menit kemudian setelah Cassandra masuk ke dalam Cel, secara tiba-tiba beberapa vampir lainnya malah ikut datang untuk mengincarnya.
"Wah ... wah ... ternyata ada tawanan baru disini," ujar salah satu vampir itu.
Cassandra yang baru saja hendak tidur sebentar seketika langsung terbangun, matanya langsung membelalak karna terkejut, di luar cel nya sekarang sudah ada tiga vampir yang sedang berdiri menatap nya.
Apakah aku akan mati sekarang? tanya nya dalam hati, dan seketika ia teringat adiknya, apakah ini adalah sebuah firasat adiknya? karna secara tiba-tiba Elios sangat menghawatirkan nya dan sangat ingin menjaga Cassandra.
Cassandra mulai mundur ke arah tembok belakang cel untuk sedikit menghindar dari sekelompok vampir itu, dengan tangan nya yang bergetar, dan jantung nya yang semakin berdegup kencang ia berusaha untuk tetap tenang.
"Apakah kamu takut manusia? hahaha ..." seru satu vampir dari ketiga vampir itu.
"Ma-mau apa kalian datang ke sini?!" teriak Cassandra.
"Kami sudah biasa ke sini untuk melihat-lihat manusia baru yang di masukkan ke dalam cel, lalu setelah itu kami menghisap darahnya hingga habis," saut vampir ke dua yang menjawab pertanyaan Cassandra.
Jawaban nya tersebut berhasil membuat sekujur tubuh Cassandra bergetar begitu hebat, hingga suhu derajat tubuhnya naik karna ketakutan.
Ketiga vampir itupun segera memanggil penjaga untuk membuka cel Cassandra agar mereka dapat masuk ke dalam. Tak lama dari itu cel Cassandra pun terbuka dan mereka pun masuk ke dalam cel, sedikit demi sedikit mereka mendekat ke arah Cassandra, dan dengan cepatnya mereka merobet pakaian Cassandra agar mereka leluasa untuk menghisap darah nya.
"Vampir bodoh! lepaskan aku!" teriak Cassandra sekuat-kuat nya.
Tentu saja teriakan Cassandra itu membuat ketiga vampir itu semakin tertarik dengan Cassandra, karna mereka merasa puas bahwa mangsanya sangat menderita.
"Tenanglah ... ini tidak akan sakit."
Plang .... !!!
Suara besi yang di lempar, dan berhasil mengenai salah satu vampir yang berada di dalam cel Cassandra, dan tak di sangka ternyata itu adalah Felix.
"Bajingan! berani beraninya kalian menyentuh milik ku!" bentak Felix.
Ketiga vampir itu langsung ketakutan ketika melihat Felix, mereka begitu tak menduga bahwa Felix akan datang ke cel bawah tanah. Mereka seketika langsung menunduk panuh seperti anjing yang sedang menghadap tuan nya.
"Ampun Tuan! ampun!" seru mereka bersama-sama.
"Tak akan aku ampuni kalian bertiga!" jawab Felix, dengan raut wajah marahnya.
Tanpa basa-basi lagi Felix pun langsung menghukum ketiga vampir itu dengan cara menyetrum mereka dengan kekuatan yang ia miliki hingga sangat lemas dan tak berdaya, setelah ia merasa puas Felix pun mendekat ke arah Cassandra.
Namun ketika Felix baru saja mendekat ke arah Cassandra, Cassandra langsung jatuh pingsan di sisi Felix, gadis manusia memang sangat lemah, ia pun langsung menggendong Cassandra dengan tatapan tulus yang terpancar di matanya, dan ia berniat membawanya ke istana.
Setelah keluar dari cel Felix langsung memerintahkan para penjaga untuk membawa kereta kuda yang paling nyaman, dan memanggil beberapa dokter untuk memeriksa Cassandra.
Para penjaga sedikit kebingungan karna ini adalah kali pertamanya pangeran Felix mengerahkan semuanya hanya untuk seorang gadis, apalagi gadis itu manusia. Padahal Felix sangat membenci manusia karna sebuah trauma di masa lalu.
Cassandra pun di periksa oleh dokter di dalam kereta kuda, ternyata Cassandra hanya demam ringan dan sedikit syok, maka oleh sebab itu ia pingsan. Hati Felix begitu sangat tenang ketika mendengar kabar itu dari dokter.
"Syukurlah, kelinci kecil ku ternyata hanya demam ringan," gumam Felix di dalam hatinya.
Sepanjang perjalanan sorot mata Felix tidak pernah lepas dari Cassandra, ia terus memperhatikan nya berharap Cassandra segera sadar, akan tetapi hingga sampai ke istana pun ia masih belum sadar dari pingsan nya.
Felix dengan segera masuk ke dalam istana untuk membawa Cassandra ke kamarnya, tujuan nya agar Cassandra dapat istirahat lebih maksimal. Mengapa diriku merasa sangat hawatir padanya? padahal aku sangat membenci manusia, ucapan itu selalu melintas di isi fikiran Felix.
Kedatangan Felix yang membawa Cassandra ke istana sungguh membuat Kakak Felix yaitu Xenov terkejut ini adalah kali pertamanya ia memutuskan untuk membawa manusia ke dalam istana.
Xenov berfirasat bahwa adik nya itu akhirnya sudah memiliki seorang tawanan darah, jadi ia sudah tidak perlu meminum begitu banyak darah hanya untuk melampiaskan hasratnya.
Diam-diam Xenov mengikuti adiknya itu dari belakang. Sesampainya di kamar, Felix dengan segera membaringkan Cassandra di atas kasur, dan menyeduhkan teh untuk nya ketika nanti ia bangun.
"Walaupun ini aga sedikit aneh, tapi kenapa ia memperlakukan tawanan darah nya semanis itu? apakah Felix memiliki perasaan lain padanya?" gumam Xenov yang merasa curiga dengan perilaku Felix.
Namun di sisi lain itu Xenov merasa bahwa Cassandra akan membawa bencana untuk Felix, entah apa bencana itu akan tetapi rasanya begitu kuat. Xenov pun memutuskan untuk terus memperhatikan perkembangan mereka berdua nantinya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Dua jam telah berlalu tapi Cassandra masih belum bangun, ia pun mencoba untuk masuk ke dalam alam bawah sadarnya, karna ia ingin tahu apa yang ada di dalam alam bawah sadarnya ketika ia pingsan begitu lama.
Namun baru saja ia masuk ke dalam alam bawah sadarnya, Felix langsung di buat terkejut ketika ia melihat pembantaian kaum manusia, ternyata ia memiliki trauma yang sangat berat terhadap bangsa vampir, di karnakan kedua orang tuanya yang di bantai tepat di depan matanya. Felix sendiri pun sangat terkejut dengan hal itu mengapa bangsa nya membantai para manusia yang tak memiliki dosa seperti itu.
"Apa ini adalah sebuah misteri yang pernah kakak ucapkan? bangsa vampir pernah membantai habis-habisan para kaum manusia tanpa alasan yang jelas, dan itu terjadi pada saat masa kepemimpinan ayah," ujar Felix.
Felix pun segera keluar dari alam bawah sadarnya, ia langsung memegang erat kedua tangan Cassandra agar ia lebih tenang ketika mengingat hal keji itu lagi. Sambil terus berfikir Felix ingin mengungkap alasan pembantaian itu, karena ia pernah mendengar soal perintah palsu.
Felix sangat percaya bahwa pembantaian itu bukan atas perintah dari ayahnya, ia tidak akan pernah tinggal diam ketika sudah menemukan pelaku dari perintah palsu itu, karena nya kaum manusia dan bangsa vampir sekarang saling membenci.
Bersambung .....
Tak lama dari itu Cassandra pun akhirnya terbangun dari pingsan nya dengan mimik wajah yang kebingungan sekaligus pucat, dimana aku? mengapa aku bisa berada di dalam istana Vampir.
Seketika seperti ada hembusan angin yang melewati Cassandra, dan setelah itu Felix pun secara tiba-tiba langsung berada di sisi Cassandra, dengan tatapan lembut dan juga menyambut Cassandra yang baru saja terbangun dari pingsan nya.
"Selamat datang di istana ku Cassandra," ujar Felix dengan tutur kata yang lembut.
Bukan nya senang melihat Felix yang memperlakukan nya dengan sangat baik, Cassandra malah terlihat begitu hawatir, walaupun ia sudah terbangun akan tetapi wajah nya tetap pucat.
Felix yang melihatnya tidak merasa aneh mengenai hal itu, karena ia tahu bahwa Cassandra baru saja mengalami mimpi buruk yang tak pernah ingin ia ingat lagi. Felix pun dengan segera langsung memeluk Cassandra dengan lembut.
Sambil mengusap kepalanya, ia bertanya, "Ada apa? bisakah kamu ceritakan padaku?"
Di dalam pelukan Felix, Cassandra merasakan kehangatan yang ada pada dirinya, ia merasa begitu banyak kasih sayang di dalam diri Felix, tapi tak lama dari itu ia kembali tersadar bahwa yang memeluknya sekarang adalah bangsa Vampir.
"Lepaskan aku!" ujar Cassandra yang membentak Felix sambil mendorong nya agar segera menjauh.
Felix pun langsung menjauh ketika Cassandra mengatakan untuk melepaskan nya, ia mencoba untuk tetap tenang menghadapi Cassandra karena sekarang ia tau membentak, dan membuatnya merasa tertekan hanya akan semakin membuat Cassandra enggan padanya.
Sang pangera Vampir itupun menatap kedua bola mata Cassandra sedalam mungkin, bola matanya yang berwarna abu kehitaman itu seolah mengatakan untuk tetap tenang kepada Cassandra.
Cassandra seolah tersihir ke dalam matanya itu, dengan suara yang lembut dan juga tenang Cassandra bertanya, "Sebenarnya apa yang kamu mau dariku?"
Felix pun kembali mendekat ke arahnya, dengan suara yang lembut ia kembali menawarkan secara baik baik apakah Cassandra rela menjadi tawanan darahnya.
"Sekali lagi aku memintamu untuk menjadi tawanan darah ku, apakah kamu bersedia Cassandra?" ujar Felix.
Wajah Cassandra seketika berubah menjadi muram kembali, di matanya terpancar aura kesal dan juga marah. Apakah Vampir ini tidak mengerti dengan tolakan ku?! jika saja aku lebih kuat darinya mungkin sudah ku bunuh sejak awal.
"Sudah ku bilang, aku tidak ingin," ujar Cassandra dengan memalingkan wajahnya dari hadapan Felix.
Sekali lagi Felix mencoba untuk tetap sabar menghadapi sikap keras dari Cassandra, ia akan mencoba sekali lagi untuk membujuknya.
"Cassandra, sekali lagi aku tawarkan padamu secara baik-baik, apakah kamu bersedia untuk menjadi tawanan ku?"
"Seharusnya kamu bersyukur, karna aku memperlakukan mu selayaknya manusia. Asal kamu tau Cassandra, Vampir-Vampir lain biasanya memaksakan segala kehendak nya, tapi aku? ingin kamu yang mengatakan nya sendiri," ujar Felix yang menjelaskan betapa beruntung nya ia di tangan Felix.
Gerak-gerik Cassandra mulai agak sedikit gelisah, akan tetapi keputusan nya tidak akan berubah sampai kapan pun, ia tetap tidak ingin menjadi tawanan darah Felix.
Cassandra menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum ia berbicara lagi pada Felix, "Pangeran Felix ... sudah ku bilang tidak! tidak ya tidak! apakah kamu tidak mengerti?!"
Bentakan Cassandra seketika membuat suasana menjadi sangat dingin, raut wajah Felix yang awalnya sedikit berseri sekarang berubah menjadi muram, gejolak hatinya pun sudah tak bisa ia tahan lagi.
Brak ... !!!
"Apakah semua bangsa manusia sama seperti mu?! sudah ku perlakukan dirimu sebaik mungkin, tapi apa balasan mu?! sungguh menjijikkan!" Felix memukul meja yang ada di sisinya hingga sedikit retak di karnakan amarah nya yang tidak dapat ia tampung lagi.
Seluruh tubuh Cassandra sekarang bergetar karna ketakutan melihat sang pangeran Vampir itu marah, mengapa dia memaksaku untuk menjadi tawanan darah nya? mengapa harus aku yang ia pilih.
Felix mulai mendekat ke arah Cassandra sambil menyudutkan nya ke tembok, di isi fikiran Felix sekarang adalah mengisap darah nya. Felix yang awalnya sudah terlihat lebih lembut sekarang berubah total menjadi Vampir liar yang kehausan, bola matanya pun berubah kembali menjadi merah menyala.
"Manusia selalu tidak bisa membiasakan untuk mengucapkan maaf dan juga terimakasih. Kaum Manusia hanya bisa merusak segala nya seperti hutan, pegunungan, dan juga perairan, mereka semua b0d0h sama sepertimu."
Menatap kedua bola mata Felix sungguh membuat Cassandra sesak, ia seolah sengaja di buat tidak dapat mengantur nafasnya karna jarak Felix yang terlalu dekat dengan nya.
"Aku mohon menjauhlah dariku," ucap Cassandra sambil mengalihkan pandangan nya dari Felix.
"Cih! siapa kamu? berani-beraninya memerintah pangeran Vampir?"
"Sekali lagi Cassandra, aku harap kamu tidak membuat ku semakin marah. Apakah kamu bersedia untuk menjadi tawanan darah ku?" tanya Felix yang kembali memastikan walaupun ia tau jawaban nya akan tetap sama.
"Tidak! aku tidak bersedia! apakah sudah jelas Vampir?!" teriak Cassandra.
Tak kuat menahan amarahnya lagi, Felix dengan segera memegangi kedua tangan Cassandra ke arah belakang, dan lehernya yang ia tekuk ke sebelah kiri agar ia dapat dengan mudah menghisap darah Cassandra.
Carghhh ...
Kini kedua taring Felix pun sudah berada di dalam pembuluh darah leher Cassandra. Namun betapa terkejutnya ia ketika merasakan darah yang begitu berbeda dari manusia lain, hingga ia semakin bersemangat untuk menghisap nya.
Tapi di sisi lain Cassandra mulai kesakitan karna Felix yang terlalu cepat menghisap darahnya, "Argh ... lepaskan aku! ini sangat sakit, aku mohon Felix lepaskan aku!"
"Hik ... jika aku bersedia menjadi tawanan darah mu apakah kamu akan melepaskan aku sekarang? aku mohon Felix, ini sangat menyiksa ku!" teriak Cassandra yang memohon pada Felix.
Mendengar hal itu Felix pun segera berhenti, dan mencabut taring nya itu dari leher Cassandra, amarah nya pun seketika menghilang.
"Apakah kamu bersungguh-sungguh?" tanya Felix dengan wajah yang berseri-seri.
"I-iyah ... tapi aku mohon jangan hisap lagi darah ku, karna aku tidak kuat menahan rasa sakitnya,"
"Baiklah, kalo begitu kemarilah dan coba peluk aku. Jika kamu menolak aku akan kembali menghisap darah mu."
Karna takut, Cassandra pun dengan segera menuruti apa yang di inginkan oleh Felix itu, namun ketika ia mulai memeluk Felix, tiba-tiba Felix mencium leher Cassandra yang baru saja ia gigit tadi.
Dan ternyata ia membuat segel darah miliknya di leher Cassandra, karna ia tidak ingin tawanan nya di hisap oleh Vampir lain. Ketika Vampir lain mencoba untuk menghisap nya maka taring Vampir itu akan patah.
"Sudah selesai, sekarang kamu sudah resmi menjadi satu-satunya tawanan darah ku, dan aku tidak akan pernah menambah tawanan darah manapun lagi, hanya kamu seorang," ucap Felix dengan lantang.
Walaupun kedengaran nya Cassandra adalah yang spesial akan tetapi nyatanya ia harus menanggung banyak resiko, karna ia hanya satu-satunya tawanan darah yang Felix punya, dan kemungkinan besar jika Felix sangat kehausan Cassandra akan kehabisan darah nya.
Bersambung .....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!