NovelToon NovelToon

Gairah Cinta Sang Mafia

Awal Mula

Edwind dan Edmund memasuki lobby di perusahaan milik mereka dan langsung disambut oleh seluruh anak buahnya.

"Selamat pagi Presdir Edwind dan Presdir Edmund."

"Selamat pagi Presdir Edwind dan Presdir Edmund."

"Selamat pagi Presdir Edwind dan Presdir Edmund."

Edwind dan Edmund berjalan dengan angkuh tanpa membalas sapaan para anak buahnya. Edwind dan Edmund berjalan menuju ke arah lift khusus CEO.

Banyak wanita yang berkerja melihatnya tanpa berkedip, mengagumi Edwind dan Edmund. Tapi sayang mereka tidak perduli apalagi melirik pun tidak membuat mereka hanya bisa komentar dan mengatakan tentang perasaannya.

"Ganteng banget aku mau jadi kekasihnya." Ucap gadis pertama.

"Aku juga mau jadi kekasihnya." Sambung gadis ke dua.

"Seandainya saja salah satu dari ke dua kembar itu menjadi kekasihku." Sambung gadis ke tiga penuh harap

"Seandainya saja salah satu dari mereka kakaknya atau adiknya menjadi suamiku? Alangkah bahagianya hatiku ini." Sambung gadis ke empat tersebut.

"Aku berani tidak dibayar asalkan bisa tidur bersamanya." Celetuk gadis ke lima dengan suara yang menggoda.

Ketika Edwind dan Edmund hendak masuk ke dalam kotak persegi tiba-tiba Edwind dan Edmund menghentikan langkahnya di depan pintu lift karena mendengar suara wanita tersebut yang membuat mereka menjadi benci sekaligus jijik secara bersamaan.

"Toni, pecat wanita yang bicara sangat menjijikkan itu, jangan diberi pesangon dan tidak ada satupun kantor yang mau menerimanya!!!" teriak Edwind dan Edmund bersamaan dengan nada tinggi.

Suara yang sangat tinggi terlebih secara bersamaan membuat para karyawan dan karyawati menundukkan kepalanya tanda mereka sangat ketakutan setelah tahu sisi lain dari seorang Kakak beradik tersebut karena mereka belum pernah melihat kemarahan mereka.

"Baik Tuan," jawab Toni dengan patuh.

Toni adalah seorang manager HRD yang setiap pagi meminta seluruh karyawan dan karyawati perusahaan untuk berada di lobby perusahaan untuk menyambut Presdir Edwind dan Presdir Edmund.

Setelah selesai menyambut seluruh karyawan dan karyawati perusahaan kembali ke ruang kerjanya masing-masing.

Sedangkan untuk ke dua pemuda tampan tersebut Edwind dan Edmund masuk ke dalam kotak persegi empat tanpa memperdulikan tangisan wanita itu karena wanita itu sudah dipecat.

Semua pegawai sangat terkejut, ada yang bersyukur karena tadi tidak berkomentar seperti temannya yang barusan di pecat ada juga merasa sedih kehilangan teman yang suka ngerumpi.

Sejak kejadian itu tidak ada lagi yang berkomentar dan mereka hanya bisa bicara dalam hati. Gaji yang sangat besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang membuat mereka betah bekerja di Perusahaan EEAA Internasional. Kepanjangan dari Edwind Edmund Adara Alexander.

Edwind, Edmund dan Adara adalah anak kembar tiga dari pasangan Edward dengan Alona.

xxxxxxxxxxx

Pagi yang cerah seperti biasa keluarga kecil William makan bersama tanpa ada yang bicara karena peraturan dari turun temurun keluarga besar William. Selesai makan mereka masing - masing melakukan rutinitas sehari - hari.

Daddy William dan Charli putranya pergi ke kantor bersama - sama sekaligus Daddy William akan menyerahkan perusahaannya ke anak kandungnya Charli karena Daddy William ingin menikmati masa tuanya bersama istrinya.

Mommy Chaterine seperti biasa menyiapkan kebutuhan suaminya sekalian mengantar mereka ke gerbang sedangkan Katty bersiap ke sekolah kebetulan hari ini kelulusan Sekolah Menengah Atas.

"Mommy, daddy dan Kak Charli, Katty berangkat dulu ya," pamit Katty kemudian mencium tangan mereka satu persatu karena sudah kebiasaan menghormati orang yang lebih tua.

"Ok, hati - hati," jawab mereka secara serempak.

Katty pun berangkat ke sekolah mengendarai motor supaya lebih cepat sampai dan tidak macet.

SMA SUDAH PASTI LULUS

Kini Katty sudah sampai di sekolah SUDAH PASTI LULUS dan langsung bertemu dengan sahabat karibnya yang bernama Bela sejak mereka dari TK sampai SMA. Katty lulus dengan hasil yang sangat memuaskan dan mendapatkan beasiswa sedangkan Bela lulus dengan hasil biasa - biasa saja.

"Bela, gimana jadi melanjutkan sekolah ke luar negri?" tanya Katty.

"Tidak jadi Kat, soalnya Mama dan Papa minta sekolah di sini saja sekalian belajar mengurus restoran, maklum anak satu - satunya." jawab Bela.

"Ya, sedih donk padahal dari kita TK sampai SMA kita tidak pernah berpisah," jawab Katty dengan wajah sedih.

"Kalau pas libur kuliah kitakan bisa bertemu, aku bisa pergi ke tempatmu sekalian liburan atau bisa juga dirimu main ke sini sekalian ketemu orangtuamu." usul Bela.

"Ok, deh mau pulang atau jalan - jalan?" tanya Katty.

"Pulang deh mau bantuin orang tua, kamu hati - hati di jalan ya, bye," pamit Bela.

"Kamu juga hati - hati, bye," pamit Katty juga.

Merekapun pulang ke rumah masing - masing dengan perasaan senang karena sudah menyelesaikan sekolah terlebih Katty mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.

Rumah Keluarga William

Singkat cerita Katty sudah sampai di rumah kemudian menyapa Mommy Chaterine dan menciumi punggung tangannya. Setelah selesai Katty mencuci tangan kemudian makan bersama mommy Chaterine.

Lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan kemudian Katty berjalan ke arah kamarnya. Di dalam kamar Katty mengotak atik ponselnya namun hampir dua puluh lima menit dirinya merasa bosan dan akhirnya tidur siang karena tidak ada yang mesti dikerjakan.

Tidak terasa hari sudah sore Daddy William dan anaknya yang bernama Charli sudah pulang dari kantor. Mereka mandi dan beristirahat menunggu makan malam.

Hari sudah malam merekapun turun ke lantai satu untuk makan malam bersama. Selesai makan merekapun berkumpul di ruang keluarga.

"Daddy, Katty sudah lulus dan mendapat beasiswa kedokteran Katty mau kuliah di Spanyol ya Dad?" pinta Katty penuh harap.

"Tidak bisa kamu mesti kuliah ambil jurusan bisnis, perusahaan daddy banyak jadi kamu tinggal milih yang mana? beasiswanya tidak usah diambil daddy masih mampu bayar kuliahmu," ucap Daddy William dengan nada tegas.

"Tapi Dad.." ucapan Katty terpotong oleh Daddy William.

"Tidak ada tapi - tapian," jawab Daddy William dengan tegas.

Mommy Chaterine dan Charli hanya diam menyaksikan mereka berdebat tidak ada yang berani membantah Daddy William sebagai kepala rumah tangga.

"Baiklah Dad," jawab Katty pasrah.

Katty meminta ijin untuk istirahat sekalian mau menyiapkan keperluan untuk berangkat kuliah nanti. Katty sangat ingin kuliah kedokteran karena ingin membantu menyembuhkan orang - orang yang tidak mampu tapi dilarang sama Daddy William.

" Sudahlah ambil jurusan bisnis, walau tidak menjadi dokter tidak apa-apa. Nanti jika aku sudah berkerja dan setiap bulan aku gajian maka lima puluh persen aku sumbangkan untuk orang tidak mampu," ucap Katty akhirnya setelah lama berfikir.

Setelah selesai berfikir kemudian Katty mengambil koper dan memasukkan pakaiannya karena lusa berangkat ke Spanyol.

Kediaman Edwind dan Edmund

Sepulang kerja Edwind dan Edmund pulang ke mansion milik mereka berdua karena mereka tidak lagi tinggal dengan orang tuanya, rumah berlantai tiga dengan cat bernuansa hitam berasa seperti rumah angker dan sangat sepi karena Edwind dan Edmund lebih suka menyendiri.

"Edmund, hari ini ada transaksi penjualan senjata dan kita harus menyiapkan pasukan penembak jitu karena Mafia Black Rose selalu mengusik kita." ucap Edwind sambil menahan amarahnya.

"Iya Kak, kita berangkat sekarang dan memperketat penjagaan. Semoga saja selain transaksi penjualan berjalan lancar kita juga bisa menghancurkan pimpinan dan anggota Mafia Black Rose." Jawab Edmund.

Edwind dan Edmund selain CEO juga bekerja sebagai Mafia. Menjual barang - barang berbagai senjata selain itu membunuh orang - orang yang menyusahkan orang lain seperti preman, pencuri, penjahat atau orang yang suka memperkosa. Sebelum di bunuh di siksa terlebih dahulu karena sangat menyenangkan bagi mereka berdua.

Selesai mandi, Edwind dan Edmund memakai pakaian serba hitam, masker dan memakai topeng supaya orang tidak mengenalnya.

Reuni

Edwind mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke tempat transaksi ilegal sedangkan Edmund hanya duduk santai di samping pengemudi di mana mobil mereka diikuti oleh enam mobil milik anak buahnya.

"Oh ya Kak, Minggu depan ada acara reuni sekolah." Ucap Edmund.

"Kakak malas kalau pergi, kamu mau pergi?" Tanya Edwind.

"Sebenarnya aku juga malas tapi masalahnya Adara menghubungi diriku untuk menemaniku." Jawab Edmund yang berharap kakak kembarnya ikut ke acara reuni.

Edwind menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Sungguh dirinya tidak tega jika seandainya Edmund dan Adara, di mana mereka adalah ke dua adik kembarnya berangkat ke acara reuni.

"Baiklah Kakak akan temani kalian berdua." Ucap Edwind akhirnya.

"Aku percaya kalau Kakak menyayangi kami." Ucap Edmund.

"Tentu saja karena Kakak sayang dengan kalian." Jawab Edwind.

Edmund hanya tersenyum hingga mereka sampai di tempat yang di tuju yaitu tempat di mana mereka bertemu dengan klien bisnisnya untuk menjual senjata mereka.

"Aku ingin melihat barangnya lebih dulu." Ucap pria tersebut.

Edmund hanya menjentikkan jarinya dan salah dua bodyguardnya berjalan ke arah mereka sambil membawa satu peti kecil yang berisi pistol dan memperlihatkan ke arah pria tersebut.

Pria itupun mengambil salah satu pistol kemudian mengarahkan pistolnya ke kening Edmund lalu menarik pelatuknya.

Klik

Klik

Klik

Pria tersebut sangat terkejut karena pistol tersebut tidak ada peluru sedangkan Edwind dan Edmund bersama anak buahnya tersenyum devil.

Edwind menjentikkan jarinya dan sepuluh bodyguardnya yang mengerti menembak semua pria yang berseragam hitam-hitam termasuk pria yang ingin menembak Edmund.

"Jangan pernah coba mempermainkan kami." Ucap Edwind dengan sinis.

Pria tersebut yang nyawanya terancam membuang pistolnya kemudian mengambil pistol dari saku jasnya.

dor

"Akhhhhhhhh..." Teriak pria tersebut

Bruk

Edwind dan Edmund yang tahu pergerakan pria tersebut membuat Edmund menembak terlebih dahulu membuat pria tersebut berteriak kesakitan dan langsung ambruk bersamaan ajal menjemput dirinya.

Semua penjahat berhasil dikalahkan kemudian mereka mengambil semua barang milik mereka lalu pergi meninggalkan mereka hingga sepuluh menit kemudian terdengar suara ledakan dahsyat bersamaan mobil Edwind dan Edmund bersama para anak buahnya sudah pergi menjauh.

xxxxxxx

Seminggu Kemudian

Tidak terasa hari berlalu dengan cepatnya dan tidak terasa pula kalau hari ini Edwind dan Edmund serta Adara akan pergi ke acara reuni di kota kecil. Mereka sedang bersiap-siap berangkat ke acara reuni sekolah.

"Adara, apakah tidak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Edmund.

"Sudah semua Kak, tinggal berangkat." Jawab Adara.

"Ok." Jawab Edmund sambil mendorong koper ukuran besar.

Mereka berdua keluar dari kamar milik Adara bersamaan kedatangan Kakak kembarnya yang bernama Edwind dan ke dua orang tuanya yang bernama Daddy Edward dan Mommy Alona.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Edwind Kakak pertama.

"Iya kak." Jawab Adara adik ke tiga sambil berjalan dengan santai.

Adara dan Edmund berjalan ke arah lift karena Edmund mendorong koper ukuran besar. Sedangkan Edwind dan ke dua orang tuanya berjalan ke arah tangga.

Singkat cerita kini mereka berada di ruang keluarga di mana ke dua orang tuanya menatap ke tiga anak kembarnya yang sudah beranjak dewasa dan kini akan pergi ke acara reuni selama beberapa hari.

Edwind, Edmund dan Adara mencium punggung tangan Mommy Alona dan Daddy Edward secara bergantian kemudian mereka pergi meninggalkan mansion tersebut dengan mengendarai mobil.

Edmund mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sambil sesekali mereka mengobrol bersama agar mereka tidak merasa jenuh.

Hampir tiga setengah jam barulah mereka sampai di tempat tujuan. Mereka masuk ke dalam hotel yang sudah disiapkan oleh panitia reuni. Edwind, Edmund dan Adara tidur di kamar terpisah, kamar Adara berada di tengah-tengah kakak kembarnya.

"Aku ingin jalan-jalan, mau ikut?' Tanya Edwind.

"Aku ikut Kak." Jawab Edmund.

"Adara mau tidur Kak, badan Adara sangat lelah." Ucap Adara.

"Kalau begitu Kakak pergi dulu dan kamu Adara kunci kamarmu. Kalau ada apa-apa kasih tahu Kakak." Ucap Edwind dengan nada protektif.

"Baik Kak." Jawab Adara patuh.

Edwind dan Edmund berjalan meninggalkan Adara namun sebelumnya Edwind memerintahkan dua anak buahnya untuk berjaga-jaga jika ada musuh datang secara tiba-tiba.

Adara menatap kepergian ke dua kakak kembarnya kemudian menutup pintu kamarnya dan menguncinya karena dirinya ingin tidur.

Edwind dan Edmund berjalan dengan santai hingga dua gadis cantik datang dari arah kejauhan ke arah mereka. Edwind dan Edmund tidak memperdulikan keberadaan mereka dan tetap berjalan.

"Boleh kenalan?" Tanya gadis ke dua sambil tersenyum centil sedangkan gadis pertama hanya menatap ke dua pria tampan tersebut tanpa ekspresi kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

Edwind dan Edmund dengan wajah polosnya menatap ke arah samping kanan dan kiri kemudian ke arah belakang secara serempak kemudian kembali menatap ke arah ke dua gadis tersebut.

"Kalian menyapa kami?" tanya Edwind dan Edmund serempak sambil menunjuk ke dadanya masing - masing.

"Benar kak, memang siapa lagi," ucap gadis ke dua sambil tersenyum.

"Boleh kita kenalan?" tanya gadis ke dua dengan penuh harap.

"Tidak," jawab Edwind dan Edmund

dengan singkat dan padat secara bersamaan.

Tanpa menunggu jawaban dari ke dua gadis tersebut, Edwind dan Edmund berjalan meninggalkan ke dua gadis tersebut membuat gadis ke dua tersebut menahan amarahnya karena baru kali ini dirinya diperlakukan seperti itu.

"Sombong banget," ucap gadis ke dua sambil menahan amarahnya.

"Sudahlah lebih baik kita masuk ke dalam hotel tubuhku sangat lengket," ucap gadis pertama sambil berjalan ke arah lobby hotel.

Gadis pertama tidak memperdulikan sikap ke dua pemuda tampan tersebut yang tidak lain adalah Edwind dan Edmund asalkan mereka tidak mengusik dirinya. Berbeda dengan gadis ke dua sangat dendam dengan ke dua pemuda tampan tersebut dan ingin membalasnya.

Edwind dan Edmund mendengar ucapan gadis pertama karena pendengaran mereka sangat tajam jadi walau mereka berjalan agak jauh Edwind dan Edmund masih bisa mendengar percakapan ke dua gadis tersebut tapi mereka tidak memperdulikannya asalkan tidak mengusik mereka dan keluarganya.

Edwind dan Edmund berjalan berkeliling menikmati suasana di kota tersebut tanpa memperdulikan tatapan lapar para gadis dan para wanita setelah lelah mereka kembali ke hotel untuk memesan makanan namun semua meja penuh hanya ada satu meja yang sudah di isi oleh dua gadis yang tadi ditemuinya dan menyisakan dua kursi.

"Kak Edwind semua meja penuh dan hanya ada dua kursi kosong itu," ucap Edmund sambil menunjuk ke arah meja.

"Kita makan di luar saja," ucap Edwind yang malas bertemu dengan mereka.

"Kakiku capek kak habis berkeliling," ucap Edmund.

"Ya sudahlah kita duduk di kursi itu toh inikan tempat umum jadi siapa saja boleh duduk," ucap Edwind yang juga merasakan capek habis berkeliling bersama adik kembarnya.

"Boleh kami numpang duduk di sini?" tanya Edmund.

"Silahkan," jawab gadis pertama.

"Tidak boleh," jawab gadis ke dua dengan nada ketus secara bersamaan namun jawabannya berbeda satu dengan yang lainnya.

"Sudahlah Edmund kita makan di luar saja," ajak Edwind yang kesal dengan gadis ke dua.

"Silahkan makan di luar," ucap gadis ke dua dengan nada masih ketus

"Bela sudah, malu di lihat orang," ucap temannya berusaha menasehatinya karena banyak orang yang menatap mereka.

"Katty, aku tahu kamu tergila-gila dengan ke dua pemuda itu dan berusaha untuk mencari muka dengan berpura-pura perduli agar mereka tertarik padamu," ucap Bela sambil menatap Katty dengan tatapan tajam.

Bela yang ingin menjatuhkan temannya yang sejak dulu dipendamnya kini bisa melaksanakan dendamnya dengan cara memfitnahnya. Karena rasa iri hati atas apa yang dimiliki oleh Katty terlebih Katty selalu juara pertama dan idola di kampus membuat Bela dendam dengan cara memfitnahnya di depan umum terlebih di depan ke dua pria tersebut.

"Silahkan duduk kakak - kakak dan maafkan temanku," ucap Katty tanpa memperdulikan ucapan sahabatnya.

"Tidak usah kita makan di restoran tempat lain," ucap Edwind dengan nada dingin sambil menarik tangan adik kembarnya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Katty sudahlah jadi orang jangan terlalu baik," ucap Bela.

"Lihat semua kursi penuh hanya dua kursi kita yang kosong, jadi ketika ada orang yang ingin duduk kenapa kita tidak mengijinkannya untuk duduk? Kan ini milik umum," ucap Katty sambil menahan amarahnya karena ucapan Bela barusan.

"Iya aku tahu tapi aku kesal dengan mereka berdua di ajak kenalan malah di tolak mentah - mentah di depan orang banyak kan jadi malu," Jawab Bela.

"Oh ya, apa maksud perkataanmu yang barusan kamu katakan?" Tanya Katty sambil menatap temannya dengan tatapan tajam.

"Apakah benar yang aku katakan? Kalau kamu itu wanita munafik dengan berpura-pura baik di depan orang?" Tanya Bela sambil tersenyum.

Katty menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian langsung berdiri sedangkan Bela hanya tersenyum menyeringai karena ulah dirinya banyak orang berbisik mengenai kejelekan Katty.

"Mau kemana? Makanan sebentar lagi datang lho, kamu tidak lapar?" Tanya Bela tanpa dosa.

"Lapar Ku langsung hilang." Jawab Katty sambil membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Bela duduk sendirian.

Bela hanya tersenyum sinis sedangkan Katty berjalan ke arah kamarnya untuk istirahat sekaligus menenangkan pikirannya akibat ulah temannya.

'Ini baru permulaan karena ada lagi lanjutannya yang tidak pernah kamu bayangkan sama sekali.' Ucap Bela dalam hati sambil tersenyum devil.

'Aku tidak habis pikir Bela yang aku kenal sejak kami kecil hingga kami lulus kuliah tega memfitnahku. Lebih baik aku menjauh dari Bela karena bisa jadi suatu saat nanti dia menjatuhkan aku di depan umum.' Ucap Katty dalam hati.

Tidak berapa lama pesanan Katty dan Bela datang dan Bela makan dengan lahap termasuk makanan yang di pesan oleh Katty.

xxxxxxx

Di tempat yang sama Edwind yang menarik tangan Edmund pergi ke restoran yang berada di sebrang. Edwind memesan makanan agak banyak membuat Edmund menatap kakaknya dengan tatapan bingung.

"Kak Edwind tidak salah pesan makanan sebanyak itu?" tanya Edmund penasaran.

"Tidak," jawab Edwind singkat.

Hening

Hening

"Aku tahu kenapa kakak memesan makanan sebanyak itu," ucap Edmund tiba - tiba setelah beberapa saat mereka saling terdiam.

"Apa?" tanya Edwind sambil menatap adik kembarnya yang sangat mirip dengan dirinya.

"Pasti gara - gara Bela makanya kakak memesan makanan sebanyak ini," tebak Edmund.

"Tidak juga, sudahlah kakak tidak mau membicarakan mereka," ucap Edwind.

'Tidak Bela, tidak Katty sama saja yaitu sama - sama munafik.' Sambung Edwind dalam hati.

Sebenarnya di lubuk hati yang paling terdalam Edwind ada perasaan suka terhadap Katty namun ketika mendengar ucapan Bela perasaan itu langsung ditepisnya.

"Memang kenapa kak?" tanya Edmund kepo.

"Bikin tidak naf*u makan," jawab Edwind jujur.

Edmund hanya tersenyum melihat wajah kakak kembarnya yang terlihat dengan jelas wajah kesalnya terhadap Bela karena baru kali ini ada seorang gadis yang menolaknya  dan tidak berapa lama pesanan mereka datang.

Mereka makan dalam diam hingga setengah jam kemudian makanan yang di meja habis tanpa sisa.

Mereka melanjutkan percakapannya hingga setengah jam kemudian mereka sudah selesai mengobrol dan mereka pergi dari restoran tersebut menuju ke arah hotel tempat mereka menginap.

Detik, menit dan jam berjalan dengan cepatnya dan tidak terasa acara reuni sudah mulai, Edwind, Edmund dan Adara kini sudah berada di ruang pesta.

Edwind dan Edmund tidak sengaja bertemu kembali dengan Katty dan Bela namun mereka tidak bersama seperti tadi siang. Katty dan Bela mengobrol dengan peserta reuni di mana jarak mereka berjauhan.

Terlihat jelas kalau mereka pura - pura seperti orang yang tidak saling kenal. Namun Edwind dan Edmund tidak memperdulikan keberadaan mereka.

Edwind dan Edmund hanya mengobrol berdua dan sesekali mengobrol dengan teman lamanya sambil sesekali menatap ke arah Adara yang sedang mengobrol dengan teman - teman lamanya. Edwind dan Edmund tahu pasti mereka membicarakan tentang nostalgia di masa sekolah.

"Kalian berdua terlalu protektif terhadap adik kalian." Ucap salah satu temannya.

"Tentu saja karena kami sangat sayang dan tidak ingin adik kami terluka atau didekati pria brengs*k." Jawab Edwind.

"Aku tahu tapikan adikmu sudah besar dan tentu tahu mana yang baik dan mana yang tidak." Ucap temannya.

"Walau sudah besar tapi kami akan tetap menjaganya dan tidak boleh berdekatan dengan pria yang tidak bertanggung jawab." Ucap Edmund.

Pria tersebut melirik ke arah salah satu pelayan dan menganggukkan kepalanya kemudian berlanjut menatap ke arah ke enam temannya dan memberikan kode agar datang ke arah dirinya.

Pelayan yang mengerti kode anggukan kepala berjalan ke arah pantry sedangkan ke enam pria yang mengerti kode temannya langsung datang ke arah mereka.

"Hallo Bro." Panggil salah satu temannya basa basi.

Pertemuan Pertama Adara dengan Katty

Edwind dan Edmund hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun sambil sesekali melirik ke arah Adara adik kembarnya yang masih mengobrol dengan temannya.

Ke tujuh pria tersebut menghalangi Edwind dan Edmund dengan menggunakan tubuh mereka agar tidak bisa melihat Adara sambil bergantian bertanya. Sedangkan Edwind dan Edmund yang berada di tengah-tengah mereka terpaksa menjawab pertanyaan mereka.

Di tempat yang sama hanya jaraknya lumayan jauh karena gedung tersebut sangat luas di mana Adara masih mengobrol dan tertawa bersama dengan teman-temannya. Hingga datang seorang gadis yang tidak di sukai oleh Adara yaitu Bela.

Bela sebenarnya cantik tapi sayang hatinya tidaklah cantik. Bela sangat suka menghina orang lain, suka memfitnah dan iri hati dengan keberuntungan seseorang. Itulah kenapa Katty akhirnya memutuskan untuk tidak berteman lagi.

Selama ini Katty selalu bersabar dengan sikap egois Bela tapi kejadian terakhir di restoran membuat Katty menjauh dan menganggap tidak kenal.

Bela tidak memperdulikan dirinya tidak ada teman karena Bela mencintai dirinya sendiri. Bela beranggapan mempunyai teman pasti suatu saat nanti akan menusuk dirinya seperti dirinya yang suka menusuk dari belakang.

"Hei anak manja." Panggil Bela.

"Sepertinya ada yang bicara? Tapi siapa ya?" Tanya Adara yang tidak memperdulikan panggilan Bela.

"Hantu 👻 kali." Jawab teman-temannya yang memang tidak menyukai Bela.

"Pffftttt... Hahahaha... " Tawa mereka bersamaan.

Bela yang sangat kesal mengangkat gelasnya yang berisi anggur 🍷 untuk menyiram gaun Adara tanpa sepengetahuan Adara.

Grep

"Aku pikir sifat kamu akan berubah? Tapi ternyata masih sama." Ucap Katty yang tiba-tiba datang sambil menahan tangan Bela.

"Lepaskan tanganku." Ucap Bela dengan nada kesal.

Adara yang mendengar percakapan terlebih mendengar suara Bela yang minta dilepaskan tangannya membuat Adara membalikkan badannya untuk melihat apa yang terjadi.

Adara sangat terkejut karena melihat seorang gadis yang sedang menahan tangan Bela yang sedang mengangkat gelas. Adara yang masih kesal dengan Bela membuat Adara menggenggam tangan Bela dengan erat kemudian mengarahkan tangannya ke tubuh Bela.

Byur

"Akhhhhhhhh... Si*l." Teriak Bela dengan nada kesal.

Bela yang tangannya di genggam oleh Adara dan gelasnya diarahkan ke dirinya berusaha mendorong tangan Adara agar anggur tersebut tidak mengenai dirinya namun tenaga Adara terlalu kuat hingga akhirnya kepalanya Bela tersiram anggur.

"Aku akan membalasnya dengan yang lebih parah." Ucap Bela dengan nada kesal sambil pergi meninggalkan pesta acara reunian di mana orang - orang menertawakan dirinya.

"Aku tidak takut." Jawab Katty sambil menatap tajam ke arah Bela.

Bela hanya menatap tajam kemudian memalingkan wajahnya ke arah depan sedangkan Katty membalikkan badannya untuk melihat Adara.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Katty dengan wajah kuatir.

"Aku baik-baik saja, memang ada apa Kak?" Tanya Adara dengan wajah bingung.

"Kamu kenal gadis tadi?" Tanya Katty balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Adara.

"Tentu saja kenal, dia Bela yang hobby nya selalu menghina dan terkenal dengan usilnya. Memang kenapa Kak?"Tanya Adara yang masih bingung.

"Dia tadi ingin menyiram kepalamu dengan menggunakan anggur yang tadi dipegangnya. Aku yang tidak sengaja melihat kejadian itu langsung menahan tangannya agar bajumu tidak basah." Jawab Katty menjelaskan.

"Sebenarnya mau aku buang ke arah lain tapi karena aku masih kesal sama Bela akhirnya aku siram saja kepalanya." Sambung Katty.

"Bagus Kak, orang seperti itu biar kapok." Ucap Adara yang memang sangat kesal dengan Bela.

"Oh ya Kak, kenalkan namaku Adara." Ucap Adara memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.

"Katty." Jawab Katty sambil membalas uluran tangan Adara.

"Oh ya, kenapa kalian tidak memberitahukan kalau Bela akan menyiram kepala Adara?" Tanya Katty tiba-tiba sambil menatap tajam ke arah mereka secara bergantian.

"Kamu menuduhku?" Tanya mereka bersamaan dengan wajah kesal.

"Aku tidak menuduh, tapi aku bertanya kenapa kalian diam saja ketika Bela ingin menyiram kepala Adara?" Tanya Katty mengulangi perkataannya.

"Kami tidak lihat." Jawab mereka bersamaan.

"Lebih baik kamu pergilah jangan gabung bersama kami!" Usir salah satu dari mereka.

"Betul, pergilah!" sambung yang lainnya kecuali Adara.

"Ayo Kak Katty, kita ke sana saja." Ucap Adara tiba - tiba sambil menarik tangan Katty.

"Adara, kenapa kamu dekati dia?" Tanya salah satu temannya.

"Betul, lebih baik berteman dengan kami." Ucap yang lainnya.

"Kalau kalian menganggap diriku teman seharusnya menghalangi tangan Bela atau menarik tanganku agar tidak terkena anggur." Ucap Adara.

"Akukan sudah bilang kalau aku tidak melihat." Jawab salah satu dari mereka.

"Betul, kamu jangan terpengaruh dengan dia." Ucap mereka bersamaan sambil menatap tajam ke arah Katty.

"Mana mungkin kalian semua tidak saling melihat karena kalian menghadap diriku otomatis melihat apa yang dilakukan oleh Bela." Ucap Adara.

"Atau jangan-jangan kalian sengaja supaya baju Adara basah?" tanya Katty tiba-tiba.

"Itu yang aku pikirkan." Sambung Adara sambil menatap satu persatu teman-temannya dengan wajah kecewa.

Mereka langsung terdiam kemudian pergi meninggalkan Adara dan Katty berdua. Adara tidak menyangka mereka yang dikira teman baiknya waktu sekolah dulu ternyata tega berbuat seperti itu.

"Sudah jangan dipikirkan." Ucap Katty yang mengerti perasaan kecewa Adara.

"Aku tidak menyangka saja kalau mereka seperti itu, terima kasih sudah membantuku." Ucap Adara.

"Sama-sama, sesama manusia saling membantu." Jawab Katty.

Adara tersenyum tulus begitu pula dengan Katty tanpa menyadari enam pasang mata menatap mereka dengan kebencian.

"Aku tidak pernah melihat Kakak, apakah Kakak di kelas yang berbeda?" Tanya Adara.

"Benar sekali, kita di kelas berbeda tapi aku sering melihatmu berkumpul dengan teman-temanmu." Jawab Katty.

"Nona Adara." Panggil seorang pemuda tampan.

"Ya, darimana anda tahu nama saya?" Tanya Adara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!