NovelToon NovelToon

Pilihanku

Hujan

[Sayang, makasih yah... sudah mau, nganterin sayur buat ibuku. Aku senang,kamu berusaha untuk mendapatkan perhatian ibu]. Reza.

Nana,menghapus air matanya dengan kasar. Dia, terpaksa mengantar sayur hasil kebun ibunya. tepatnya, di belakang rumah.

Nana,harus memetik sayur di belakang rumah. Bermacam-macam sayur,yang di tanam ibunya. Bahkan, dia rela memetik sayur saat lagi hujan deras. Demi mengambil hati,calon ibu mertuanya.

Selesai memetik sayur, dia langsung mengantar ke rumah orangtua sang kekasih. berhalat beberapa rumah,butuh waktu 15 menit baru sampai berjalan kaki.

Seluruh badannya menggigil dan menembus hujan deras. Dia, tetap semangat melanjutkan perjalanan menuju ke rumah sang kekasih.

Sesampai di rumah,sang kekasih. Bukannya, mempersilahkan masuk dan berteduh.

Calon ibu mertuanya, langsung mengusirnya pulang. Karena sang kekasih,tengah bermain game online. Tidak memperdulikan, bagaimana keadaan Nana? Dia,asyik bermain saja.

"Na,kamu langsung pulang aja. Hari juga mau gelap,gak baik seorang perempuan main di rumah pacarnya. Walaupun,calon istri" Ucap,sang calon ibu mertuanya. Tanpa, memprihatinkan keadaan Nana basah kuyup.

"Baiklah," Nana, langsung mengundurkan langkahnya. Belum naik ke motor, matanya menatap ke arah pintu rumah sang kekasih. Yang sudah tertutup rapat,hatinya melongos perih.

Sepanjang perjalanan,air matanya mengalir deras dan bercampur dengan air hujan. Setega itu,sang kekasih tidak ada muncul menyambut kedatangannya.

[Sama-sama]

Nana, langsung membalas pesan untuk kekasihnya. Ada rasa hambar dalam hubungannya, semenjak sang kekasih mengajak dirinya berkenalan dengan ibunya.

Awalnya, hubungan mereka secara diam-diam. Tanpa, sepengetahuan orang-orang sekitar. Lama-kelamaan, akhirnya terbongkar juga.

Apa lagi ibu kandung,sang kekasih. Nampak,tak menyukai Nana. Karena keluarga Nana, sederhana tidak kaya raya.

[Besok kamu,gajihan kan. Belikan tas bermerek,pasti ibuku suka. Secepatnya,kamu harus mengambil hati ibuku. Biar,nanti kamu bakalan di sayangi ibuku. Jangan lupa, belikan martabak daging. Adikku, sangat menyukai martabak daging juga]. Reza.

Nana, tersenyum getir saat membaca pesan dari sang kekasih. "Kamu, memintaku membelikan tas bermerek. Sedangkan,ibuku tidak pernah aku belikan tas apapun. Makan saja,kami selalu berhemat. Kenapa,kamu berubah Reza? Tidak, seperti dulu lagi". Gumam Nana, memutuskan untuk tidak membalas pesan dari kekasihnya.

[Na,kata ibuku. Kalau,panen sayur dan jangan lupa antar ke sini. Gak papakan,kasih sayur ke ibuku. Anggap saja, mengambil hati ibuku. Sebulan lagi,kita akan menikah. Love you,sayang]. Reza.

Nana, ingin tertawa membaca pesan dari kekasihnya. Mana mungkin, dia memberikan sayur hasil panen ibunya. Sedangkan,ibunya panen sayur hanya beberapa kilo. Itupun,dapat uang seberapa untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Nana, 24 tahun. Yang bekerja di restoran, gajihnya hanya 2 juta. Dia, tinggal bersama ibunya karena Nana anak tunggal dan ayahnya sudah tiada.

Kebetulan sekali,ibunya suka berkebun. Cukup luas lahan di belakang, rumah. Kesempatan, untuk menanam bermacam jenis sayuran. Jika banyak panen sayur,ibunya selalu menjual ke tetangga lainnya.

Seorang ibu,mana? Yang tadi bahagia,saat anaknya di pinang oleh pria cukup mapan.

Fahreza, kekasih Nana. Yang bekerja di kantor,hanya staf biasa saja. Gajihnya,5 juta perbulannya.

Reza, memutuskan untuk menjalin hubungan ke jenjang pernikahan. Tentu saja,Nana menerima ajakan sang kekasih.

*************

Besok paginya,Nana membantu ibunya mengikat sayur untuk di jual ke pasar. Kebetulan, Nana juga melewati pasar. Saat dia, berangkat bekerja.

"Alhamdulillah,hasil panen lumayan banyak". Nana, tersenyum.

"Alhamdulillah,nak. Makasih, sudah membantu ibu". Ucap bu Rosma, ibu kandung Nana.

"pegangan bu, bismillahirrahmanirrahim". Ucap Nana, menancapkan gas motornya dengan kecepatan sedang.

Di sepanjang perjalanan,hanya ada keheningan semata. Tiba di pasar, Nana juga membantu menata sayur-sayurannya.

"Aku bantu dulu,lagian masih banyak waktu bu". Nana,menata rapi sayuran yang di bawa tadi.

"Gak perlu, pergilah sana. Ibu,bisa sendiri. Gih..sana". bu Rosma, melarang anaknya untuk membantu dirinya. Akan tetapi, Nana berkeras hati tetap membantu ibunya itu.

Setelah selesai, barulah Nana memutuskan untuk pergi ke tempat kerja.

Hanya memerlukan waktu 30 menit,dia sampai di tempat kerja.

"Na,kalau kamu nikah nanti? Kamu,masih kerjakan". Tanya Fitri, teman kerjanya.

"Masih,Fit. Apa lagi,ada ibuku. Gak enak,minta uang ke suami". Jawab Nana, tersenyum sumringah.

"Alah, ngapain kerja. Toh,kamu punya suami kantoran. Sudah pasti, gajihnya gede". Sahut Linda,juga.

Akan tetapi, Nana tersenyum getir. "Hemmm...gak tahu,lihat saja nanti gimana".

Akhirnya, mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing. Semakin siang, semakin ramai suasana restoran.

Nana,melap keringat bercucuran membasahi keningnya. Satu persatu,menu makanan di letakkan di meja makan. Sesuai, pesanan pelanggan. Sebisa mungkin, Nana tersenyum dan membuat pelanggan merasa nyaman atas layanannya.

**************

Malam semakin larut, Nana pulang dari kerja. Sekitar pukul sembilan malam.

[Kamu bayarin, martabak daging yang tempat biasa. Cuman tiga kotak,seharga 35 ribu. maaf,aku pesan duluan. Nungguin kamu, nanti malah kemalaman. Maklum,adikku ingin secepatnya memakan martabak. Maaf, sayangku. Jangan marah,yah]. Reza.

Nana, terkejut membaca pesan dari kekasihnya."Astagfirullah,kenapa sebanyak itu? Apa,dia tidak memikirkan keuangan ku". Gumam Nana, sangat kesal karena kelakuan kekasihnya.

[kenapa, sebanyak itu? Kamukan tahu,uang gajihku berapa Reza? Kamu, tidak memikirkan aku nantinya].

Nana, langsung mengirim pesan kepada Reza. Diaz, tidak habis pikir dengan kekasihnya itu. "Sial, tidak bisa di biarkan ini. Semakin lama, semakin menjadi-jadi". Decaknya lagi.

[Alahh...cuman segitu doang, sesekali Na. Jangan lupa, belikan ibuku tas atau baju yang di mall. Pastikan,kamu beli mall. Ibuku, gak mau memakainya kalau gak beli di situ]. Reza.

Nana, memijat pelipisnya. Entah,apa yang di otak kekasihnya. "lama-kelamaan, aku tidak sanggup seperti ini".

Nana, memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang,tak lupa membayar martabak daging yang di pesan kekasihnya.

"Eee...bang,bayar martabak tadi. Atas nama Nana,". Ucap Nana, tersenyum getir. Bagaimana tidak gugup, biasanya, bapak-bapak yang berjualan. Ini,malah seorang pria bertubuh atlet. Jujur saja, Nana mengagumi sesosok pria tengah berdiri di depannya.memang tampan dan berkulit sawo matang.

Pria itu, tersenyum kecil dan memberikan nota kepada Nana. "ini totalnya,mbak". Suara pria itu, terdengar sangat halus di telinga Nana.

Nana, menggogoh kantong celananya dan memberikan dua lembar uang berwarna merah. "Ini,bang".

"Saya,ambil mbak dan tunggu kembaliannya". Pria,itu langsung berbalik mencari kembalian uang Nana.

Nana,hanya terdiam dan melihat gerak-gerik pria itu. Hingga dia, memberikan uang kembalinya. "ini uang kembaliannya, makasih mbak. Kapan-kapan,datang lagi".

"Iya,bang". Nana,hanya mengangguk dan melangkah pergi ke motornya.

Pria itu, masih menatap kepergian Nana dan hilang di belokan jalan.

Dengan langkah berat, Nana memasuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum,bu".

"Wa'alaikum salam,nak. Bersih-bersih sana,kalau sudah makan. Ibu, sudah memasak untuk mu. Tapi,ibu sudah makan duluan. Habisnya,lapar. Hehehe...". Kekehnya bu Rosma, tersenyum.

"Tidak apa,bu. Aku ke kamar dulu,mau mandi. Gerah...". Nana, memeluk ibunya sebelum pergi. Bu Rosma, sangat beruntung memiliki anak seperti Nana. Yang selalu membantu dirinya, walaupun keadaan lelah

Kecewa

"Reza,calon istri mu itu. Ck,memang pelit sekali. Masa, iya memberikan kacang panjang,sekilo, terong ungu sekilo,sama bayam palingan seikat. Walaupun, ikatannya besar ini daripada di jual ibunya. Ibu,memang sengaja menimbang berat sayurannya. Eee..memang benar, pelit". Decak bu Mala,kepada anaknya.

"Terus, pelit darimana? Bukankah,Nana sudah memberikan sayuran itu kepada ibu dengan percuma". Reza, nampak kebingungan mendengar perkataan ibunya.

"Ck,makanya jadi orang lihat dulu. Cari calon istri,yang stabil dengan setara kita. Masa, mau nikah sama perempuan miskin itu. Ibunya,menjual sayur di pasar. Tepat pagi tadi,dia banyak sekali menjual sayur-sayuran. Seharusnya,ngasih ke ibu menimal 2 kilo lah". Bu Mala,memang tidak menyukai Nana.

"Ya sudah,aku akan menasehati Nana nantinya. Ibu,tenang sajalah". Reza,hanya mendengus kesal. Nana,Nana. Gimana sih? Mau ambil perhatian ibu,malah semakin rumit. Apa benar, Nana pelit.

"Mana,tas branded untuk ibu. Bukankah,Nana akan membelinya saat dia gajihan. Jangan bilang,kalau dia hanya omong kosong belaka. Ingat yah,ibu sangat membenci orang yang berbohong". Bu Mala, nampak geram kepada anaknya. Cepat atau lambatnya ,aku akan memisahkan mereka. Tak sudi, memiliki menantu miskin tidak memiliki apapun.

"Nana,baru saja gajihan bu. Kemungkinan besok,dia tidak ada waktu untuk keluar. Hanya hari Sabtu,dia mendapatkan libur kerja". Reza,membela kekasihnya itu. "Aku yakin, Nana akan membelikan keinginan ibu".

"Ck,kamu mempercayai dirinya? Ibu, sangat yakin. Kalau dia, bakalan mengecewakan ibumu". Bu Mala, tersenyum smrik. Mana mungkin,dia mampu membelikan tas branded harganya mahal sekali. Tentu saja, Reza akan kecewa dengan Nana.

"Mending sama Ayu,dia bekerja di kantor dan jabatan juga bagus. Hanya Ayu,yang bisa membelikan ibu tas branded itu". Sahut Naima,adik Reza.

"Iya,kenapa kakak tidak dengan Ayu. Mau-maunya, dengan Nana". Sambung Daria,adik kedua Reza.

"Masalahnya, Ayu baru saja pindah ke sini. Mana mungkin, Ayu menyukai kakak. Apa lagi, Ayu sahabat Nana". Jawab Reza, langsung.

"Reza,kalau kalian menikah nanti. Bicaralah, dengannya untuk membantu mengurus rumah dan membeli bahan sembako. Jangan sampai,dia memberi uang kepada ibunya. Mending,uangnya buat makan kita. Kalau,dia membantu pengeluaran kita. Kamu,juga bisa mengambil mobil dan bayar cicilan perbulan. Gajihmu, untuk keperluan ibu,adik dan bayar cicilan mobil. Kalau, untuk makan sehari-hari kita. Biar Nana,yang nanggung semuanya. Jangan di manja,dia miskin. Sudah pasti ngelunjak,kalau liat uang banyak. Sudah pasti,dia bekerja malas dan serba malas. Malah enak,ibunya menanam bermacam jenis sayuran. Jadi,gak perlu beli lagi". Ucap bu Mala, memberitahu kepada anaknya. Hahahaha... lihat saja,aku akan membuat Nana seperti neraka di rumah ini. Enak saja,mau menikmati uang anakku.

"Masalah itu,gampang bu. Dia, selalu nurut sama aku". Jawan Reza, tanpa memikirkan perasaan Nana nantinya.

"Baguslah, lumayanlah ada pembantu gratis. Hihihi....". Kekehnya Naima, begitu Daria yang siap memberikan pelajaran kepada Nana.

"Baiklah,aku istirahat dulu". Reza, pergi meninggalkan ruang tamu.

Malam harinya,tepat di meja makan. Reza, tersenyum melihat beberapa menu makanan di meja.

"Reza,si Nana bisa masak gak". Tanya bu Mala,kepada anaknya

"Bisa bu, masakannya enak. biasa,dia bekerja di restoran. Sesekali, melihat chef memasak". Jawab Reza, tersenyum sumringah.

Akan tetapi,bu Mala tak menyukai anaknya memuji Nana. "baguslah,jadi ibu gak susah-susah mengajarinya memasak. Lalu,gajih Nana berapa?ibu, sangat yakin dia memiliki banyak tabungan. Kemungkinan,kalau gak boros".

"Gajihnya,dua juta bu. Hanya itu,setahuku. Harga tas ibu, memangnya berapa? Takutnya,dia gak mampu bu". Reza, sangat khawatir tas branded yang di inginkan ibunya. Sangat mahal,apa lagi kondisi Nana seperti itu.

"Cuman dua juta,gak mahal. Ibu, bakalan mengirim gambar tasnya ke kamu. Sampaikan saja,ke Nana. Agar dia,gak salah beli". Bu Mala,nampak tersenyum. Karena dia yakin, Nana tidak mampu membelinya

"Dua juta? Mahal sekali,bu. Uang darimana dia,". Reza, terkejut mendengar ucapan ibunya. Dua juta? Pantesan saja,ibu gak cukup uang bulanan dan selalu minta lagi ke aku.. bagaimana ini,kalau gadis di turuti? ibu, bakalan kecewa besar kepada Nana. Mau membelikan tas branded untuk ibu,uang darimana? Aahhh... Nana,harus berkorban sementara demi kebaikan bersama.

"Ibu, yakinlah. Kalau, Nana pasti ada simpanan. Apa lagi,ibunya jualan sayuran dan memiliki pekerjaan sampingan. Lah,ibu kan gak ada pekerjaan sampingan. Ogah banget,nanam sayur panas hujan". bu Mala, tersenyum smrik. "kalau,gak ada. Berarti Nana, perempuan boros dan tidak becus mengatur keuangan".

"Besok,aku akan menanyakan kepada ini bu. Kalau, tidak ada waktu untuk membelinya. biar aku saja,yang membelinya". ucap Reza,nampak lahap menyantap makanan. Apa,iya? Nana, perempuan boros dan tidak bisa mengatur uang. Bagaimana nanti,kami menikah? Sudah pasti, pengeluaran banyak. untuk saja,Nana bekerja jadi aku bisa tenang.

************

Besok harinya,jam makan siang. Reza, sengaja menemui Nana di restoran. Kebetulan,dia makan siang.

Reza,nampak lahap makan siangnya dengan sendirian. Sudah pasti, Nana yang membayarnya.

"Aku perlu, berbicara dengan mu". Reza,membuka suaranya.

"Bicaralah,". Jawab Nana, entah kenapa tiba-tiba moodnya sudah hancur.

"Na,kenapa pelit kepada ibuku? Memberikan sayur,hanya seberapa. Ibuku, marah-marah karena ibumu masih banyak stok sayurnya". Ucap Reza, membuat Nana mengerutkan keningnya.

"Aku,pelit? Astaga,aku sudah memberikan sayur serba sekilo Za. Sisanya, untuk jualan ibuku. Aku rela, hujan-hujanan memetik sayur dan mengantarnya. Apa kamu, pernah memikirkan perasaanku dan keadaan ku ha". Nana, sudah tidak bisa lagi menahan dirinya.

"Alahhh...bilang saja,kamu dan ibumu pelit. Kebetulan,mana uang untuk membelikan tas branded untuk ibu ku. Aku tahu,kamu tidak ada waktu membelinya. Kasih saja,uangnya kepadaku. Gak mahal, cuman dua juta tasnya". Reza, langsung mengulurkan tangannya untuk menyambung uang dari Nana.

"Astagfirullah,apa yang kamu pikirkan Za. Gajihku,hanya dua juta. Belum lagi,bayar hutang di warung. Gak,aku tidak mampu membelikan tas branded untuk ibumu". Nana,tak sanggup mengabulkan permintaan calon ibu mertuanya itu.

"Apa...?? Kamu,bisa mikir Na. Seharusnya, berjuang dong. Untuk mengambil hati, ibuku. Masa,hasil jualan sayur masih ngutang. Bilang saja,kamu pelit dan boros. Tidak bisa,mengatur uang". Ucap Reza,dia terlanjur kecewa dengan kekasihnya.

"Za, kenapa kamu berubah seperti ini". Lirih Nana,air matanya luruh sudah.

"Basi,gak usah nangis-nangis segala". Decak Reza, langsung meninggalkan Nana di restoran tempat dia bekerja.

"Na,kamu yang sabar. Maaf,kami sempat mendengar pembicaraan kalian". Fitri dan Linda, menghampiri Nana tengah menangis.

"Na, mending kamu udahan aja dulu. Reza, sepertinya tidak mengerti keadaanmu. Ayolah,jangan begini". Ucap Linda,merasa kasian kepada Nana.

"Gak papa,aku sanggup kok. Melewati semuanya, untuk kali ini. Aku sabar,". Jawab Nana, tersenyum getir. "Yuk...kita kembali bekerja,".

Fitri dan Linda,merasa sedih melihat keadaan Nana.

Martabak Diskon

Nana, baru saja selesai dengan membersihkan diri. Berniat untuk ke dapur, untuk makan malam.

Saat di meja makan,dia tercengang dengan beberapa potongan martabak daging.

"Ibu, pasti beli martabak ini dengan uangnya. Astagfirullah,aku gagal memenuhi keinginan ibu". Gumam Nana, pergi ke kamar ibunya.

"Ibu,kenapa gak bilang? Kalau,mau martabak. Akukan,bisa belikan untuk ibu. Gak perlu, menggunakan uang ibu". Kata Nana, memeluk ibunya. "Harganya mahal kan,35 ribu. Bisa buat beli,ikan untuk beberapa hari".

"Nak, harganya cuman 15 ribu. Nak Alden, memberikan diskon khusus untuk ibu". Jawab bu Rosma, tersenyum.

"Diskon? Sejak kapan,ada diskon khusus bu". Nana,nampak heran jika martabak ada diskon segala. Ada-ada saja, mana mungkin diskon? Atau,kasian kepada ibuku.

"Ganteng kan,nak Alden. Anaknya pak Hanif dan bu Ami, sekarang anaknya menerus usaha orangtuanya. Pekerjaan sampingan nya,pengurus di KUA sini". Ucap bu Rosma, memberitahu kepada anaknya. "Lumayan, buat tambahan kata nak Alden. Apa lagi,buka sore martabaknya. Gak ganggu pekerjaan, lainnya".

"Tumben-tumbenan,ibu kaya memuji orang. Hayoo...apa ada, sesuatu". Goda Nana,mencolek pinggang ibunya.

"Ibu,suka aja. Bagaimana,cara berbicaranya. Apa lagi,pak Hanif dan bu Ami. Mereka,sering membantu ibu dan sering juga membeli sayuran ibu". Kata bu Rosma,memang rumah mereka hanya berjarak beberapa meter saja.

Mendengar ucapan,sang ibu. Jauh berbeda dengan, calon mertuanya. "Baguslah,bu". Jawab Nana, tersenyum getir. Huuff.... Berharap,Tante Mala mampu aku goyahkan. Jika tidak, maka jalan mana pilihanku.

Selesai berbicara dengan ibunya, Nana pergi ke dapur. Karena perutnya, terasa keroncongan untuk di isi.

Ting....

Sebuah pesan masuk, Fitri tengah mengirim sebuah video, gambar dan pesan.

[Maafkan aku,Na. Bukan maksudku, untuk mencampuri urusan pribadi mu. Tapi,aku tidak terima sahabat ku sendiri di bohongi. Coba kamu, hubungi Reza dimana? Dia,jujur gak]. Fitri.

Nana, tersenyum melihat sebuah video dan foto. Dimana Reza,sang kekasih dekat dengan Ayu. Teman sekolahnya dulu, sekaligus sahabat.

Dulu, mereka saling akrab satu sama lain. Saat Nana, memiliki hubungan dengan Reza. Tiba-tiba saja,Ayu berubah. Ayu,memang terbilang anak berada dan memiliki pekerjaan bagus.

Sudah pasti Nana dan Ayu,memang cantikan Nana. Ayu,memang perawatan dan make up juga.

Sedangkan Nana,jauh berbeda. Walaupun,hanya menggunakan skincare tidak terlalu mahal. Tetap saja,dia terlihat sangat cantik.

[kenapa, telponku tidak angkat? Kamu,ada dimana. Sudah pulang,dari kerja].

Nana, langsung menanyakan dimana Reza. Dia, ingin melihat. Apakah,sang kekasih akan jujur atau tidak. Cukup lama,pesan Nana baru di balas Reza.

[Maafkan aku,sayang. Aku sibuk main game,jadi tidak bisa mengangkat telpon mu. Kamukan tahu,itu sangat mengganggu ku. Sudah dulu,aku sibuk main game]. Reza ♥️

Nana, ingin sekali tertawa saat ini. Akan tetapi,air matanya mengalir lebih dulu. "kamu, berbohong Za. Kenapa, berubah menjadi seperti ini? Apa salahku, bagaimana dengan pernikahan kita. Tinggal dua minggu lagi,". Lirih Nana,hatinya begitu sakit.

[Yakin, sedangkan main game].

Nana,tak segan-segan mengirim video dan foto. Dimana dia,bersama Ayu di sebuah kafe dan tengah asyik berbincang hangat.

[Nana,aku bisa jelaskan].

Begitu Reza, langsung gelabakan karena ketahuan.

[Jangan salah paham,besok aku dan Ayu menjelaskan semuanya. Aku harap,kamu mengerti]. Reza ♥️

[Ya,aku percaya].

Nana,hanya berusaha untuk mempercayai ucapan sang kekasih.

[Terimakasih,sayang. Besok,aku dan Ayu akan menjelaskan semuanya. Jangan marah,sayang. Miss you] .Reza ♥️

Bahkan, Reza langsung perhatian kepada Nana.

Nana,hanya merasa hambar dalam hubungannya. Terus saja,di membalas pesan dari kekasihnya itu.

*************

Saat jam makan siang, benar saja Reza dan Ayu. Mereka berdua, menemui Nana.

Terlihat, Reza keluar dari mobil Ayu. Mereka berdua, berjalan dan memasuki restoran tempat Nana bekerja.Sepertinya, Reza menumpang bersama Ayu, berangkat kerja.

Hati Nana, melongos terasa perih. Melihat sang Kekasih, bersama dengan teman perempuannya. Bukankah,Reza dan Ayu beda jalan menuju pekerjaan masing-masing.

Untuk kali ini, mereka bersama-sama. Tanpa, memperdulikan perasaan Nana. Entah,apa yang di pikirkan oleh mereka.

"Na,kamu percaya dengan apa yang kamu lihat? Mereka,ke sini barengan lo". Tanya Fitri,yang melihat kedatangan mereka.

"Sepertinya,kamu perlu menyelidiki mereka deh". Sahut Linda,juga.

"Hussssttttt.... nanti,aku pikirkan tentang ini. Memang, tidak bisa di biarkan. Lihatlah, mereka sangat dekat". Nana, berusaha untuk menenangkan pikirannya. Untuk tidak terbawa emosi,jujur saja.dia, menahan rasa cemburu dan sesak di hatinya.

Reza, dengan sigap memegang tangan Nana. Di saat,Nana sudah menghampiri mereka berdua."Na, kamu jangan salah paham kepadaku. Malam tadi, memang kami sengaja bertemu". Reza, menggenggam kedua tangan Nana.

"Benar,Na. Aku yang meminta Reza, menemui ku di kafe. Sebenarnya,aku mau menolong mu. Ini,aku membelikan tas branded. Untung mu,kan calon ibu mertua mu menginginkan tas ini. Anggap saja, ucapan kata maafku. Maaf,aku tidak bermaksud apa-apa. Na, terimalah demi kebaikan hubungan kalian". Ayu, memberikan satu paper bag berisi tas branded.

Nana, tersenyum dan ingin sekali tertawa. Dia,paham maksud dari Ayu. Ck,jangan harap kalian bisa mengelabui perasaan ku.batin Nana, tersenyum kecil.

Fitri dan Linda, merasa kasian kepada Nana. Berharap,Nana tidak luluh dengan ucapan Ayu.

"Na,kenapa diam? Ayu, sudah berbuat baik kepada mu. Dia,teman baikmu kan? Aku akan, memberikan tas branded ini kepada ibuku. Aku,akan bilang darimu. Pasti, ibuku sangat senang menerimanya". Reza,juga mengelus lembut rambut Nana.

Ayu, terlihat tak suka dengan perlakuan Reza. "Bagaimana,kamu mau kan? demi kebaikan, hubungan antara kalian lo". Ayu,terus membujuk Nana. Terima lah,Na. Agar kamu tahu, bagaimana di benci calon ibu mertua mu. Hahahaha,aku yakin. Tante Mala,akan marah besar dan lebih merestui hubungan ku dan Reza.

"Tidak,bilang saja. Aku tak sanggup, membelikan tas branded itu. Aku tidak mau, membohongi ibumu Za". Nana,menolak rencana mereka. Hubungan yang di awali kebohongan,akan terus berlanjut dengan kebohongan.

"Na,apa yang kamu pikirkan ha? Ayolah, jangan ngelunjak seperti ini. Aku tetap, memberitahu kepada ibuku. Kalau tas ini,darimu". Bentak Reza,akan tetapi Nana menyinggung senyuman.

"Di sini, banyak saksi mata. Apa yang sebenarnya, terjadi. Aku tidak mau, berbohong Za. Hanya itu, biarlah hubungan kita apa adanya. Bukan berarti,aku tidak bisa berjuang keras untuk hubungan ini. Akan tetapi, keadaan ku Za. Memang tak mampu,jika beliau mengerti tentang ku. Aku yakin,kita akan berjodoh". Ucap Nana, matanya sudah berkaca-kaca.

"Ck, egois Na.Bilang saja, tidak mau berjuang untuk hubungan kitakan? Seharusnya,kamu berterimakasih kepada Ayu. Dia, bersedia membantu. Nyatanya,tidak. Ayo,kita pergi ". Reza, langsung menarik lengan Ayu dan meninggalkan Nana.

Ayu,malah tersenyum Merekah dalam hatinya. Sudah pasti, dia tetap memberikan tas branded itu kepada ibu kandungnya Reza.

Nana, menatap kepergian mereka. Barulah air matanya mengalir deras,sang kekasih sungguh tega berbuat seperti itu. "kenapa,harus berbohong Za? apa benar,kamu sudah berpaling dan berubah". gumam Nana,dalam isak tangisnya.

"Na,kamu yang sabar. Dia,yang egois Na. Bukan kamu,kamu sudah melakukan tepat dan tidak melakukan kesalahan apapun". Fitri, mencoba menenangkan pikiran dan perasaan Nana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!