NovelToon NovelToon

CEO Jutek Itu Suamiku

awal mula.

Di rumah megah bak istana, seorang laki-laki duduk di ruang kerjanya, menghabiskan waktu dengan fokus membaca berkas perusahaan, hingga suara derap langkah kaki membuat arah pandangannya teralihkan, tertuju pada seorang yang baru saja masuk, terlihat sosok bertubuh tinggi, tegap berjalan mendekat ke arahnya.

“Apa sudah ada kabar tentangnya?” tanya pria yang bernama Wisnu ini menatap lelaki yang berdiri di hadapannya sekilas, lalu kembali menatap berkas yang ada di pegangannya.

“Tuan kami telah menemukan di mana keberadaan perempuan yang Anda cari,” jelas lelaki ini.

Sudut bibir Wisnu langsung tertarik saat mendengar ucapan lelaki itu, ia lalu menutup berkas yang ada ditangannya menatap lekat lelaki itu.

“Benarkah?” tanyanya dengan senyum tersungging.

“Ia tuan.” Lelaki ini mengangguk.

“Di mana dia berada sekarang? Cepat katakan?” tanya Wisnu sudah tidak sabar mendengar keterangan lelaki itu yang akhirnya pencariannya membuahkan hasil.

“Dia ....” Memberi jeda.

“Papa!”

Suara lelaki itu terhenti, saat sesosok pemuda tampan dan melangkah bergabung bersama mereka.

Sejenak Wisnu tertegun menatap kedatangan tiba-tiba putranya, dengan perasaan gugup bak terciduk. “Ar kau ada di sini, ada apa?” sapa Wisnu berdiri memaksakan senyuman menyambut putra kesayangannya yang bernama Arsen.

Arsen memasang wajah dingin menatap tajam lelaki yang berdiri di hadapan papanya. Wisnu memberi kode dengan ekor matanya agar lelaki itu pergi meninggalkan mereka. Namun saat melangkah Arsen menghentikannya.

“Mau pergi ke mana?”Arsen duduk dengan menyilang kaki memberikan senyuman devilnya membuat lelaki itu cicit menatap wajah tampan lelaki berusia dua puluh tahun itu. “Kenapa berhenti teruskan jangan pedulikan aku.”

Arsen mengalihkan perhatiannya pada papanya. “Jadi papa sudah menemukan perempuan yang papa cari selama ini,” ujar Arsen melipat tangan di dada.

“Ar.” suara Wisnu seakan tercekat, perasaan tidak nyaman meliputi, saat duduk bersama putranya mendengar informasi tentang perempuan itu.

“Kenapa papa takut? Bukakah perempuan itu yang akan menjadi ibu tiriku,” ucap Arsen dengan penekanan, tersenyum menyeringai menatap papanya dengan tatapan sinis.

“Katakan apa yang kau tahu.” Arsen mengarahkan pandangannya pada lelaki pembawa berita itu.

Lelaki itu hanya diam tertunduk tidak ingin mengikuti perintah anak tuannya, dia hanya menyampaikan keterangan ini atas perintah Wisnu.

“Katakan!” bentak pemuda tampan ini, suaranya meninggi, membuat lelaki itu cicit menatap tuannya meminta persetujuan.

Wisnu mengangguk perlahan mengizinkan anak buahnya mengikuti permintaan putranya.

Lelaki itu menarik napas dalam lalu mulai membuka suara. “Tuan perempuan yang selama ini Anda cari, bernama Erina itu, pergi meninggalkan kota ini setelah pernikahan Anda dan tidak pernah kembali lagi, sekarang ia tinggal di sebuah kota kecil dan hidup sederhana di rumah kontrak kecil tiga pintu dengan seorang putri cantik bernama Sarah Alia Wardani yang akan memasuki bangku sma,” jelasnya.

“Putri? Jadi dia telah menikah?” ulang Wisnu dengan tatapan kecewa dan tidak rela, namun dengan cepat ia menetralkan sikapnya saat Arsen menatapnya tajam seolah tidak suka. Mereka pun kembali menatap lelaki itu.

“Tidak tuan, menurut informasi perempuan yang bernama Erina itu tidak pernah menikah hingga saat ini, dan tidak ada yang tahu siapa ayah dari putrinya itu,” jelasnya.

“Oh ... perempuan itu punya anak haram yang tidak jelas siapa bapaknya,” sela Arsen dengan nada sinis mendengar keterangan itu.

“Ar.” Wisnu memasang wajah tak suka.

“Sudah cukup, aku mengerti, kau boleh pergi,” titah Wisnu mengarahkan dengan ekor matanya, lelaki itu pun tertunduk sekilas tanda pamit.

“Jadi itu perempuan yang sangat Papa cintai, hingga rela berpisah dari ibuku. Ternyata ia tidak lebih baik dari yang kukira,” cibir Arsen dengan tatapan remeh. “Dia punya anak tanpa menikah, papa yakin dia bukan perempuan murahan,” terangnya masih dengan nada dan tatapan sinis.

“Arsen hentikan!” bentak Wisnu tidak terima.

“Apa hebatnya perempuan itu dari mamaku!”

Arsen bangun dari duduknya dengan penuh amarah. “Apa papa akan menikahinya?” tanya Arsen tangannya terkepal menahan panas di hatinya.

Wisnu mengangguk yakin di hadapan putranya membuat Arsen mendengus, tersenyum miring mendengar jawaban papanya.

“Aku tidak akan menerima pernikahan papa sampai kapan pun!” hardik pemuda tampan ini menatap tajam.

“Ar tolong mengerti dia perempuan yang papa cintai sejak lama. Dia cinta pertama Papa dan sampai saat ini Papa tidak bisa melupakannya,” terang Wisnu yang gagal move on. Ia dan Erina dulu adalah sepasang kekasih namun karena perbedaan status mereka berpisah, Wisnu menjalani pernikahan bisnis dengan mama Arsen namun pernikahan bukan atas dasar cinta itu harus kandas tiga tahun yang lalu.

“Kau meninggalkan mamaku karena perempuan itu!” berang pemuda ini.

“Ar Kelak kau akan mengerti, jika cinta tidak bisa di paksakan. Papa telah mencoba dengan mamamu bertahun-tahun namun kami tetap gagal bertahan dan kami hanya saling menyakiti,” terang Wisnu yang menjalani pernikahan bisnis demi keinginan orang tuanya hingga ia meninggalkan cintanya.

“Cinta. Semua itu omong kosong!”

“Ar tolong mengerti, saat ini papa hanya ingin hidup dengan pilihan papa sendiri,” mohon Wisnu pada putranya.

Pemuda tampan ini terdiam menatap papanya, perceraian orang tuanya itu memang telah terjadi tiga tahun lalu, dan ia bisa melihat jika kebahagiaan papanya memang hanya bersama wanita itu, namun ia juga tidak bisa mengabaikan jika perempuan itu adalah penyebab perpisahan orang tuanya yang menjadi duri dalam rumah tangga orang tuanya selama ini. Ia masih tidak rela memiliki ibu tiri terutama saudara tiri yang tidak jelas pula asal usulnya.

Arsen menarik napas berat. “Baiklah aku setuju papa menikah dengannya. Tapi, aku punya syarat,” jelas Arsen tersenyum miring .

Alis Wisnu mengerut dalam. “Apa syarat itu?” tanya Wisnu.

“Papa hanya boleh menikah dengan perempuan itu dan mengakuinya sebagai istri di depan orang-orang. Tapi aku tidak ingin papa mengakui putrinya sebagai anak, karena aku tidak sudi punya saudara tiri yang tidak jelas asal usulnya. Aku juga ingin identitasnya sebagai anak tiri disembunyikan, Papa jangan pernah mencoba dekat dengannya dan aku tidak akan menerimanya atau pun bersikap baik padanya,” jelas Arsen akan syaratnya tidak bisa menerima anak tiri perempuan itu.

"Perempuan itu pasti menolak menikahi papa, mana ada seorang ibu yang mau memilih menikah dan mengacuhkan anaknya sendiri kecuali perempuan itu gila harta dan kekuasaan dan hanya menginginkan harta saja, jika memang mereka menikah akan aku pastikan mereka tidak akan hidup tenang,” batin Arsen dengan bangga membuat syarat yang sulit dan membuat papanya dilema dan merupakan cara untuk menolak pernikahan ini secara halus.

“Ar syarat itu tidak mungkin? Jika papa menikah itu berarti putrinya menjadi saudaramu,” jelas Wisnu.

“Dia bukan saudaraku, Aku tidak sudi punya saudara tiri, sampai kapan pun. Keluarga Hutama hanya punya anak Arsen Raditya Hutama tidak ada yang lain,” jelas Arsen.

“Ar itu pilihan yang sulit untuknya, Erina pasti menolak menikah dengan Papa, dia tidak mungkin memilih jadi istri papa dan mengabaikan putri,” ujar Wisnu mengusap wajahnya frustasi akan syarat yang di berikan putranya.

“Hanya itu syaratku, jika tidak setuju, jangan mimpi untuk bersamanya, tidak mungkin akan ada pernikahan!” tegas Arsen memasang wajah dingin, syaratnya tidak bisa di tawar lagi kemudian melangkah pergi meninggalkan papanya yang masih termenung akan syarat yang berat hanya untuk bersama cintanya.

“Aku ingin liat, jika memang perempuan itu setuju dengan syaratku dan menikah dengan papaku. Aku tahu perempuan seperti apa yang papa nikahi,” batin pemuda tampan ini dengan senyum menyeringai penuh kemenangan.

Ayo bagaimana lanjutannya .....

.

.

.

.

.Like yang kencang itu wajib, Coment yang baik, Vote seiklasnya...

.Tekan Favorit ❤ biar dapat notif

.Lalu beri rate bintang 5⭐⭐⭐⭐⭐ kerena ini cerita baru😘

Tuan Arsen

Tiga tahun kemudian.

Malam telah berganti menjadi pagi. Sinar matahari pagi masuk melalui jendela yang telah terbuka. Menyinari wajah pemuda tampan yang tertidur nyenyak dibalik selimut tebal. Ia menggeliat tak kala wajahnya terkena hangatnya sinar mentari.

"Tuan Arsen, Sudah waktunya anda bangun. Anda harus kuliah," ucap pelayan yang berdiri dengan sigap di sebelah ranjang berukuran king zise mencoba membangunkan.

"Tuan Arsen!" Pelayan kembali memanggil. Pemuda tampan ini kembali menggeliat membuka mata perlahan mulai mengumpulkan separuh nyawanya. Setelah beberapa saat ia bangun, duduk di tempat tidur kemudian hendak turun dengan sigap pelayan menaruh sandal dikaki tuannya.

"Bawakan sarapanku kemari," ucapnya dengan wajah dan suara khas bangun tidur.

"Maaf tuan. Nyonya besar menunggu anda di bawah untuk sarapan bersama." Pelayan tertuduk.

Arsen menarik nafas kasar. " Baiklah setelah siap-siap aku akan turun," ucapnya kemudian beranjak meninggalkan pelayan untuk membersihkan diri.

***

Beberapa saat kemudian Arsen turun dengan wajah yang terlihat sangat tampan walaupun tak ada senyum yang tersurat.

"Selamat pagi sayang," sapa wanita yang telah duduk di meja makan. Dia adalah Wina Raditia ibu kandung Arsen.

"Pagi ma." Arsen mendekat lalu duduk di kursi yang telah ditarik pelayan untuknya. Mulai memegang sendok dan garpu untuk menyantap menu sarapan paginya.

"Hari ini, giliranmu tinggal di rumah papa kamu, kamu akan menginap seminggu di rumahnya." Wina mengingatkan Arsen.

"Emm ... " Arsen hanya berdehem wajah tampannya terlihat tak bersemangat. Hari ini ia akan ke kampus lalu tinggal selama seminggu dengan papanya. semenjak perceraian kedua orang tuanya. Ia tinggal di tempat papa dan mamanya secara bergantian, seminggu di rumah mamanya lalu seminggu di rumah papanya, begitu seterusnya, berulang hingga sekarang telah enam tahun ia menjalani hidup berpindah-pindah itu.

"Ingat jangan beri hati pada ibu tirimu, jangan bersikap baik padanya. Terutama pada saudara tirimu jangan sampai dia punya tempat dihati papamu." Kembali Wina mengingatkan putranya.

"Ia, ma. Arsen paham, mama ngak perlu ingatkan Ar terus. Mama kan juga tahu, kalau Ar juga ngak suka tinggal di rumah papa," keluh Arsen. Setiap akan berkunjung ke rumah papanya, mamanya akan selalu memperingatkan tentang menghindari ibu tirinya. Setiap saat hanya itu yang selalu jadi pembahasan oleh mamanya dan ia juga jengah melihat ibu tirinya.

"Mama hanya mengingatkan kamu, jangan sampai kamu melunak pada mereka. Teruslah mengingatkan di mana posisi mereka." Wina menyeringai, sejak dulu ia telah menanamkan kebencian pada Arsen untuk keluarga baru papanya.

"Ia, Ar kuliah dulu." Arsen menghentikan makannya ia sudah tak berselera kemudian berdiri hendak pamit pada mamanya.

"Ia kamu hati-hati. Selalu ingat pesan mama. Sini peluk mama, kita ngak akan ketemu selama seminggu, mama pasti kangen sama kamu." Wina berdiri memeluk putra kesayangannya.

"Ia mama baik-baik ya. Aku pergi dulu," pamit Arsen mengecup pipi Wina. Kemudian berlalu meninggal ibunya.

6 Tahun yang lalu Arsen tak pernah menyangka pernikahan orang tua yang terlihat bahagia tiba-tiba hancur berantakan. Saat kedua orang tuanya memutuskan bercerai. Sang ayah Wisnu Angkasa Hutama dan ibu Wina Raditia memutuskan berpisah setelah membina rumah tangga selama 16 tahun. Dua keluarga terpandang dan berpengaruh yang bersatu karena pernikahan mereka akhirnya terpecah, keluarga Hutama dan Raditia menjadi tegang. Setelah perceraian masalah tak berhenti masuk dalam hidup Arsen akibat perpisahan, ia menjadi pewaris tunggal 2 perusahaan milik orang tuanya hingga perebutan hak asuh atas dirinya selalu menjadi perdebatan.

Setelah perceraian hak asuh putra kesayangan mereka Arsen menjadi perebutan Wina dan Wisnu, pertengakaran selalu terjadi hingga terciptalah sebuah keputusan bersama, mereka akan mengasuh Arsen secara bergantian, seminggu bersama Wisnu dan seminggu lagi bersama Wina. Kesepakatan itu terus berjalan hingga saat ini telah enam tahun Arsen menjalani hidup berpindah-pindah untuk menyenangkan hati kedua orang tuanya dan meredakan pertengkaran mereka.

Arsen Raditia Hutama pemuda tampan dengan sikap arogan, jutek, dingin, suka berbuat semaunya. Memiliki banyak kekecewaan dan kebencian dalam hatinya. Semenjak orang tuanya berpisah ia hidup tak tenang selalu menjadi rebutan dua keluarga karena ia adalah pewaris tunggal satu-satunya. Hidupnya bagaikan bola terlempar ke sana kemari. Belum lagi kekecewaan pada ayahnya yang menikah lagi dan telah meninggalkan ibunya demi perempuan dari masa lalunya. Membuatnya selalu mendengarkan nasehat kebencian dari mamanya untuk ibu tirinya.

Sejak perceraian orang tua hidupnya menjadi tak tenang. Ia harus berpindah dari seminggu di rumah papanya dan di sana ia akan melihat keindahan keluarga baru papanya yang sangat bahagia membuatnya jengah dan meratapi nasib keluarganya yang berantakkan. Dan jika seminggu di kediaman ibunya Wina Raditia maka selama tujuh hari itu dia akan mendengar kebencian perempuan yang melahirkannya itu, tentang ibu tiri dan saudari tiri yang telah mengambil posisi ibunya di keluarga Hutama. Sejak dulu ibunya selalu memberi peringatan agar tak pernah menerima istri baru papanya. Ia harus membenci dua wanita yang masuk dalam hidup papanya.

Pernikahan Wisnu dengan Erina juga membuat putri kesayangannya terluka semenjak menginjakkan kaki di rumah suami baru ibunya. Tak ada kebahagiaan yang didapatkan. Ia memang merasakan hidup terjamin memperoleh pendidikan yang terbaik, barang-barang mewah tapi, itu semua sesuai dengan apa yang mereka dapatkan yaitu penghinaan yang selalu diterima ibunya setiap bertemu dengan anak tirinya tuan Arsen.

Sarah Alia Wardani gadis cantik ini masuk dalam lingkungan Hutama tak ada kasih sayang dan pengakuan dari keluarga barunya bahkan status sebagai anak tiri pun tersembunyi dengan rapat. Dapur adalah tempatnya, tidur di barisan kamar pelayan demi menghindari hinaan dan pertengkaran saudara tirinya. Ia sama sekali tak ingin hidup dalam keluarga ini, alasannya bertahan hanya ibunya karena itu ia lebih nyaman hidup bersama pelayan dari rumah ini.

Selepas pernikahan ibunya, Sarah juga merasakan kesedihan semenjak masuk keluarga Hutama perhatian ibunya berubah. Erina sibuk memantaskan diri menjadi nyonya Hutama dan Sarah juga menjadi korbannya demi selevel dengan keluarga kaya. Gadis ini juga di bekali dengan begitu banyak ilmu dan kepintaran agar kelak Sarah menjadi perempuan berkelas.

Erina seolah tak peduli lagi pada Sarah yang lelah dengan semuanya. Ibunya sibuk mengambil perhatian anak tirinya agar posisinya sebagai nyonya Hutama aman, hingga gadis ini merasa ibunya lebih menyayangi Arsen dari pada dirinya. Sama seperti Arsen yang sangat membenci dirinya, begitu juga dengan Sarah yang juga sangat membenci Arsen karena Hina dan makian selalu diterima jika berhadapan dengan Arsen yang sampai saat ini tak pernah menerima kehadiran mereka. Dua Saudara ini tak pernah berdamai mereka saling bermusuhan dan selalu bertengkar seperti musuh.

Saat Sarah mengalami kesedihan, nasib yang tidak beruntung menjadi anak tiri di keluarga Hutama, ada seorang pemuda baik selalu berada disisinya. pemuda yang mampu membuatnya tertawa, menghiburnya saat kekecewaan melanda dan menjalani hari dengan ketidakadilan. Ia hadir dengan perhatian dan sikap lembut menenangkan

Sahabat Sarah dialah yang selalu menghibur Sarah dan menemani Sarah menjalani hari di rumah Hutama. Selalu menghibur dikala ia bersedih ketika melihat ibunya dihina, hanya Bian yang selalu mendampingi memberi bahunya tempat bersandar dari segala kesedihan. Selama masuk keluarga Hutama selama kurun waktu tiga tahun Sarah hanya memiliki satu teman yang selalu bersamanya menjalani hari dia adalah Bian. pemuda yang selalu membuatnya tertawa dengan cerianya.

.

Visual author hapus ...

.

.

.Like,coment,Vote .....

Sumpah

Arsen melajukan kendaraan mewahnya menuju kampus. Ia terus terbayang dengan ibu yang telah melahirkannya. Sebenarnya ia telah jenuh mendengar pesan kebencian dari perempuan yang paling berharga dalam hidupnya. Pesan yang selalu merusak semangatnya untuk menjalani hari. Arsen mencengkram stir mobil dengan penuh amarah. Andai saja perempuan masa lalu papanya itu tidak pernah masuk dalam hidunya, semua pasti akan masih baik-baik saja, ia tak harus menjadi rebutan dan hidup berpindah-pindah, ke sana-kemari hanya untuk meredakan pertengkaran itu pikirnya.

Beberapa saat kemudian. Ia telah sampai ditempat menimbah ilmu. Saat ini hanya kampus tempat yang bisa membuatnya melupakan sejenak masalah keluarganya. Ini adalah kampus terbaik milik keluarga Hutama hanya anak yang istimewa yang bisa belajar di tempat ini.

Arsen turun dari mobil. "Parkir mobilku," ucapnya ketus melempar kunci mobil pada seseorang lelaki yang berdiri di samping mobil mewahnya, kemudian berlalu berjalan penuh dengan keangkuhan.

Seluruh pandangan tertuju pada Tuan Arsen yang terhormat terutama mata gadis-gadis yang menggilainya. Siapa yang tak menginginkan Arsen pemuda tampan dengan kekayaan melimpah dan kemewahan yang ia miliki. Membuat siapa pun ingin mendekati mencari perhatiannya. Hanya yang gadis sangat beruntung yang bisa menjadi kekasihnya. Namun jangankan untuk menjadi pendamping Arsen bahkan di lihat saja oleh pemuda tampan ini pun sangat sulit. Arsen sangat cuek dan tak peduli dengan begitu banyak orang yang memujanya. Ia bahkan risih dan bersikap dingin pada gadis yang mendekatinya, tak jarang pula ia berkata kasar pada gadis yang telah berani mengejar dan mencari perhatiannya.

Arsen melangkahkan kakinya ke kantin kampus mendekati lelaki yang duduk sendiri sambil bermain ponsel.

"Ar. Lama banget," ucap Gerald sahabat Asren, yang menyadari kedatangan pemuda tampan ini. Kemudian menghentikan kegiatannya meletakkan ponsel di meja.

Arsen hanya diam lalu duduk di sebelah sahabatnya.

"Ar. Ngapain sih kita ke kampus?" keluh Gerald memasang wajah tak bersemangat.

"Besok kan kita ada pertandingan basket dan hari ini kita akan latihan," jelas Arsen. sangat menyukai basket.

"Kan, bisa latihan di rumahmu atau di rumahku, ngak mesti dilapangan kampus,"cecar Gerald masih mengeluh. Lalu matanya seketika berbinar. "Atau jangan-jangan kamu mau latihan di kampus supaya gadis-gadis kampus terpesona padamu terutama mahasiswi baru," goda pemuda ini tersenyum tipis. Ia tahu sahabatnya pasti tak suka mendengarnya membahas masalah wanita, karena Arsen tak pernah tertarik dengan urusan kaum hawa.

"Dasar kau ini." Arsen memukul kepala sahabatnya. "Memangnya aku seperti dirimu ke kampus hanya untuk menggoda para gadis," sembur Arsen kesal dengan tuduhan sahabatnya.

"Aduh!" keluh pemuda ini sambil menggusap kepalanya. "kenapa kau memukul kepalaku! siapa tahu saja! benar, juga ngak apa-apa. Liat Ar cewek-cewek itu pada liatin kamu." Gerald memutar pandangannya memperhatikan sekeliling.

"Aku ngak peduli," ucapnya dingin melipat tangan di dada, tak tertarik dengan obrolan ini.

"Ini tuh tahun terakhir kita di kampus ini, masa sampai sekarang belum ada juga cewek yang bikin kamu jatuh cinta," ungkap Gerald prihatin.

"Aku bukan sepertimu hampir seluruh gadis di kampus ini kamu pacarin!" Bagi Arsen menjalani hubungan hanya membuat hidup menjadi rumit. Hidupnya saja sudah sangat memusingkan ditambah lagi jika harus memiliki hubungan dengan makhluk bernama perempuan.

"Ar, kamu itu menyia-nyiakan ciptaan tuhan tau ngak sih? Wajah tampan. Masa ngak suka sama perempuan sih," ledek Gerald.

"Sialan kamu!" Pemuda ini berdecak. Hati Arsen seakan membeku. Ia tak tertarik dengan namanya cinta, baginya cinta hanya menyakitkan dan hingga usianya akan menginjak 23 tahun. Ia masih belum juga bisa jatuh cinta dan membuka hati. Tak ada wanita yang bisa membuka hati yang penuh dengan kekecewaan.

Telah hampir satu jam Arsen dan Gerald duduk di kantin kampus rintik hujan yang tiba-tiba turun mengguyur dengan deras membuat niat mereka bermain basket menjadi tertunda dan memilih untuk meneruskan obrolan mereka sambil menunggu hujan reda. Sesekali Gerald memutar pandangannya pada seluruh penjuru kantin melihat suasana yang sedikit ramai. Sudut bibirnya tertarik ketika melihat pada satu orang gadis.

"Liat gadis itu Ar! Dia mahasiswa baru dan yang paling cantik tahun ini di kampus kita." Gerald menunjuk sebelah kanan dengan ekor matanya. Memperlihatkan seorang gadis yang duduk membaca buku. Arsen memasang wajah tak bersemangat, dari tadi obrolan sahabatnya ini hanya masalah wanita dan percintaan, kemudian melihat ke arah yang di tunjuk. tercengang lalu seketika raut wajah kesal tercetak jelas di wajahnya.

"Cantik kan?" tanya Gerald dengan penuh semangat.

"Ngak jelek banget," cibir Arsen. Ia sangat mengenal gadis itu. Anak dari perempuan yang telah mengganggu dan merusak hidupnya. Saudara tiri yang selalu membuat ibu kandungnya cemas dan mendengar pesan kebenciannya.

"Matamu buta! Gila... dia itu cantik banget! Dia cocok sama kamu, namanya Sarah." Gerald mencoba menjodohkan. Pemuda ini tahu jika Arsen memiliki ibu tiri, tapi tidak tahu jika sahabatnya ini juga punya Saudara tiri, sebab memang identitas gadis ini dirahasiakan.

"Ih, aku ngak bakalan suka sama dia," geram Arsen mengepalkan tangannya.

"Cantik banget loh! Coba aja dulu." Gerald masih kekeh. Tak menghiraukan kekesalan sahabatnya.

"Dengar baik-baik ini! Walau pun dibumi ini hanya tinggal dia wanita satu-satunya. Aku bersumpah ngak bakalan suka sama dia," ucap Arsen dengan lantang.

Duar......

Kilat menyambar diikuti suara guntur bergemuruh di langit yang begitu besar membuat mereka berdua tersentak kaget.

"Astaga Ar, ucapan kamu ngeri banget sampai ada gledeknya! Sumpah kamu kaya film-film di Tv. Bagaimana jika itu pertanda alam jika kamu akan jatuh cinta padanya." Gerald bergidik. sambil memegangi dadanya yang masih berdetak kencang akibat terkejut dengan suara gemuruh langit.

"Ngak mungkin aku jatuh cinta padanya dan itu peringatan untukmu jangan lagi membahas perempuan itu di depanku," ucapnya kesal.

Melihatnya saja membuatku kesal, bagaimana mungkin aku mencintai orang yang telah membuat keluargaku hancur. Batin Arsen.

"Hati-hati, ntar ke makan omongan kamu, trus kamu jatuh cinta pada gadis itu! Bucin baru tahu rasa," ledek Gerald menyeringai. Namun merasa aneh, kenapa Arsen begitu marah melihat gadis itu. Ia sudah biasa memperlihatkan bahkan memperkenalkan sahabatnya ini pada gadis cantik namun entah kenapa sikap pemuda ini begitu berlebihan melihat Sarah seakan-akan ia melihat luapan amarah dimatanya.

"Ngak bakalan," ucap Arsen dengan lantang. Sikapnya berubah dingin dan wajahnya tak bisa menyembunyikan kemarahannya.

"Baiklah, jika kau tidak mau. Aku yang akan mengejarnya," ujar Gerald tiba-tiba ia penasaran dengan gadis itu. Gadis yang sudah membuat Arsen bersumpah dan menjadi kesal.

"Terserah padamu. Mau kamu apakan cewek itu" Arsen mendengus senyum menyeringai terbit dari wajahnya.

Ucapan Arsen telah mendahalui takdir, seakan dialah yang menulis takdir cintanya. Ia seakan lupa jika dirinya hanyalah manusia biasa yang tak tahu kemana takdir akan membawa dan akan mempermainkanya.

.

.

.

.

Like, Coment, Vote ya....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!