NovelToon NovelToon

THE TRIPLETS

Episode 1

Suasana di sebuah Mansion kini sangat ramai ketika kedatangan tiga anak kembar yang kelelahan setelah seharian beraktifitas di sekolahnya.

Remaja memang masa dimana ketiga anak ini menikmati semua aktifitas di dalam sekolah.

Tidak ada yang tidak mengenal pasangan Milyarder dari keluarga Nugraha ini, Edward Runcel Eagle dan Alena Bilqis Nugraha, mereka berdua adalah pasangan suami istri yang dilengkapi kebahagiaan dengan diberikannya ketiga anak kembar yang masing-masing mempunyai Karakter dan kekuatan yang luar biasa.

Kembar Pertama yang bernama Ethan Eagle Nugraha, mempunyai kekuatan menembus mata batin seseorang hanya dengan tatapan matanya, Ethan kini telah menjadi sosok pria Remaja yang dingin namun sangat wibawa, dirinya selalu fokus dengan apa yang ingin diraihnya, sifat Ayahnya melekat kuat pada diri Ethan sejak dia masih kecil.

Sangat jauh dari sifat sang adik, yaitu kembar ke 2 bernama Evan Eagle Nugraha, di balik kekuatan dahsyat yang dia miliki yaitu melakukan teleportasi, seorang Evan tumbuh menjadi sosok yang di gandrungi oleh Kaum Hawa, sifatnya yang terlalu menawan untuk lawan jenisnya membuat banyak wanita yang kadang salah paham, dan hal itulah yang sering membuat orang tuanya mengkhawatirkan pergaulannya.

Dan kembar ke 3 inilah yang tidak kalah kuat Karakternya, Ailina Eagle Nugraha, putri tercantik di keluarga Eagle Nugraha dengan pesona yang luar biasa, tatapan mata birunya mampu membius semua orang saat memandangnya,

Taukah di balik itu semua, sungguh ada kekuatan sangat dahsyat dengan menghentikan waktu seketika.

Kesempurnaan paras dan kekuatan ketiga anak kembar ini tidak bisa di pungkiri lagi, ketiganya juga memiliki kekuatan supranatural Perisai yang langka dari Klan keluarga Nugraha, soal kebaikan hatinya, wow..bukan hal yang baru lagi di keluarga ini, semua pelajaran akhlak dan Budi pekerti sudah tertancap kuat dari kedua orang tua dan keluarga di sekitarnya.

Disekolah yang berbeda, ketiganya menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh walaupun mempunyai tujuan dan cita-cita yang sangat berbeda.

Ethan yang menginginkan menjadi sosok pengusaha sukses seperti Daddy-nya, Evan yang ingin mengembangkan karier di dunia tarik suara dan musik, sedangkan Ailina menginginkan menjadi ilmuwan sukses sebagai peneliti medis.

Di usia yang masih sangat muda dari teman-temannya, dengan kata lain ketiganya mengikuti akselerasi di masa SMP dan SMA, hingga di usia 15 tahun ini mereka sudah duduk di bangku kelas tiga SMA.

Tidak pernah sulit bagi sosok Ethan untuk menduduki peringkat teratas nilai study nya, hingga banyak sekali penghargaan lomba yang di dapatkan dari SMA IHS 1 (Internasional high school).

Sedangkan Evan juga sama, di sekolah SMA MHS (Music High School) dirinya meraih banyak sekali tropi lomba di bidang musik dan suara, bahkan dirinya kini sudah mempunyai group band yang telah meroket namanya di kancah dunia Hiburan, namun karena prinsip kuatnya yang menomor satukan pendidikan, Evan tidak pernah mendahulukan konser dari pada kegiatan study yang amat penting baginya.

Bagaimana dengan Ailina?, Gadis cantik satu ini sebenarnya sering membuat resah semua guru yang memberikan mata pelajaran kepadanya, Otaknya yang sangat cerdas kadang membuat para guru di SMA IHS 2 (Internasional high school ), menjadi tidak percaya diri saat memberikan materi di kelas, pasalnya setiap apa yang di sampaikan, kebanyakan sudah duluan di kuasai oleh Ailina. Bahkan beberapa cara cepat mengerjakan soal pelajaran bisa dia ciptakan sendiri.

Satu hal yang paling disukai dari sifat Ailina, dia tidak pernah pelit untuk berbagi kecerdasannya dengan teman yang lain, Untuk itu dia selalu di jaga oleh semua teman-teman satu kelasnya, karena tanpa Ailina yang berada dalam kelas, semua bakalan kerepotan menghadapi para guru yang cerewet dan terkadang garangnya nya minta ampun.

Sesaat nampak kehidupan ketiga anak kembar ini begitu sempurna, namun sesungguhnya dibalik itu semua ada tanggung jawab yang cukup besar yang dipikul di pundaknya.

Sudah hal biasa nyawa ketiganya terancam dalam bahaya, kebesaran nama keluarga Nugraha membuat mereka harus mau tidak mau menerima kenyataan banyaknya musuh yang ingin menghabisi anggota keluarganya, baik itu dari pesaing bisnis atau anggota Klan lain yang memiliki kekuatan Supranatural.

Suara tembakan sudah tidak asing lagi di telinga mereka, Pertarungan Apalagi..mereka mengalami itu semua sejak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.

Dan dengan terpaksa kedua orang tuanya melatih mereka cukup keras, Pamannya yang bernama Kaisar sang penguasa Awan yang sekaligus orang tua kedua bagi mereka juga melatih mereka cukup baik.

Tendangan, luka memar dan luka tenaga dalam sering mereka rasakan saat berlatih, itu semua dilakukan untuk membuat mereka bertiga menjadi sosok yang sangat kuat untuk melindungi dirinya sendiri, keluarga dan orang-orang yang ada disekitarnya.

Tak jarang sang Mommy Alena, menangisi mereka saat melihatnya tertidur lelap dengan luka membiru di beberapa tubuh anak-anaknya, beruntung sang Daddy Edward selalu bisa menenangkan hati istrinya kembali.

Rasa sakit yang di derita ketiga anak kembar ini saat beberapa kali pembenahan segel pada kekuatannya juga sering mereka rasakan, sang kakek.. Kyai Rahmad tidak berani melepas semua kekuatan ketiga cucu kembarnya, dia sangat tau kekuatan Dahsyat seperti apa jika kekuatan mereka terlepas sepenuhnya.

Dari semua hal itulah baik Ethan, Evan dan Ailina selalu bisa mensyukuri semua hal yang terjadi dalam hidupnya, Rasa saling melindungi yang kuat, nafas yang di berikan setiap detik dan hal sekecil apapun yang membuatnya bahagia, semua mereka nikmati dengan rasa syukur yang begitu dalam terhadap Sang Pencipta.

Kesan manja dan semaunya sendiri sangat jauh dari kehidupan mereka, bukan hal susah memang mereka dalam hal kekayaan dan kekuasaan, tapi justru hal itu menjadikan mereka lebih memilih hidup mereka dengan menyamarkan identitas di setiap kesempatan yang ada.

Hingga di suatu waktu, ketiganya memutuskan untuk menjalani hidup tanpa pengawalan yang ketat dari orang-orang terlatih di bawah naungan keluarganya.

"Apa kalian sudah berpikir dengan jernih meminta hal ini?" Tanya Alena ke anak-anaknya.

"Sudah Mom, kami mohon, biarkan kami hidup seperti teman-teman kami yang lain, kami pastikan kami akan saling menjaga satu sama lain Mom" ucap Ethan.

"Tapi, kalian sadar kan..bagaimana banyaknya musuh di luaran sana yang menginginkan kehancuran keluarga kita, mereka bahkan tidak segan berulang kali menyerang dan ingin menghabisi kalian" ucap Alena lagi.

"Itu karena mereka tau siapa kita Mom, terlalu banyak pengawal yang mengikuti kita dimana pun, dan hal itulah yang membuat mereka akhirnya tau siapa kami" sahut Evan.

"Okey.. seperti nya kalian sudah kompak memutuskan hal ini, bagaimana denganmu honey?" Tanya Alena dengan menoleh ke arah Edward yang dari tadi asih terdiam tanpa mengeluarkan pendapatnya.

"Hem..baiklah..kalian sudah beranjak dewasa, kali ini Daddy akan mengabulkan permintaan kalian..hanya saja_" ucap Edward menggantung dan membuat ketiga anak kembarnya semakin penasaran.

Bagaimana Readers, di lanjut..?

Bersambung.

Episode 2

Ketiga anak kembar itu masih terdiam dan menatap Daddy nya, berharap mendapatkan jawaban yang di inginkan oleh mereka, hingga kemudian datanglah seseorang yang rupanya sudah ditunggu oleh Edward.

"Nah..ini dia" ucap Edward menyambung ucapannya.

"Daddy..apaan sih Dad, kita nunggu jawaban dari tadi ni..kok malah jawabannya ini dia, memang nya ada hubungan dengan papa Kai?" Protes Ailina sambil memanyunkan bibirnya.

Sementara Ethan dan Evan hanya menarik nafas panjang saat menyadari kalau Daddy nya hanya mengulur waktu saja.

Kaisar tersenyum dan menyapa semua yang ada disana, lalu dirinya menatap satu-persatu ketiga bocah kembar kesayangannya.

"Rupanya kalian sudah besar juga ya?" Ucap Kaisar sambil tersenyum.

"Ish..apaan sih pa..baru sadar kita dah Segede gini, coba aja Mommy buka pendaftaran calon mantu..pasti langsung penuh itu list pendaftaran nya" sahut Evan.

BUG

Alena melempar sebuah buku tepat di kepala Evan.

"Akh..sakit Mom!" Teriak Evan.

"Sekolah yang bener, gak usah mikir aneh-aneh, Mommy masih gak mikir calon mantu, dasar!" Sahut Alena.

"Canda Mom, hehe" jawab Evan.

Sementara yang lain pada menahan tawanya melihat Evan yang masih meringis kesakitan menggosok kepalanya perlahan.

Edward memulai kembali bicaranya, "Baiklah sepertinya semua sudah kumpul, dan Daddy akan menyerahkan hasil akhir keputusan ini kepada Papa KAI kalian."

Kaisar menarik nafas panjang, sebenarnya dia sangat berat hati kalau harus menuruti keinginan ketiga bocah kembar ini, namun bagaimanpun juga mereka berhak mendapatkan kebebasan berpendapat nya.

"Baiklah, aku akan menyetujui permintaan kalian dengan syarat_" ucap Kaisar.

"Apa?!" Ucap ketiganya hampir bersamaan, dan tengah menatap serius ke arah Kaisar.

"Sabar, tidak perlu menatapku dengan sorot mata kalian yang mengerikan itu" ucap Kaisar sedikit terkejut melihat betapa antusiasnya mereka.

"Aduh cepet Pa, jangan kelamaan ngomong, kita dah gak sabar ini" sahut Ailina.

"Okey, Syaratnya kalian harus bisa menghadapi ku dan paman Raka, bagaimana?" tanya Kaisar.

"Apa!" Teriak ketiganya dengan wajah yang sangat terkejut.

"Pa, apa gak ada syarat yang lain, ini keterlaluan!" Ucap Evan dengan muka kesalnya.

"Iya nih pa, apa-apaan kita harus menghadapi kalian berdua, gak usah bercanda deh Pa" sahut Ailin yang tak kalah nyolot.

Namun berbeda dengan Ethan, "Jadi begini permainan papa Kai, okey, kita akan sebaik mungkin memenuhi syarat itu, dan kalian Evan, Ailin, bersiaplah, mau tidak mau kita harus berusaha bertahan kalau memang kalian inginkan kebebasan kita." sahut Ethan.

Ailina dan Evan saling menatap sejenak kemudian mengangguk kan kepalanya, sementara Edward, Kaisar dan Alena hanya menarik nafas panjang pada akhirnya.

"Mereka tidak akan menyerah akan keinginannya Honey, dasar keras kepala!" Ucap Alena.

Tidak dengan Edward yang justru tertawa melihat keputusan ketiga anak kembarnya, "kau tau Bee, mereka benar-benar keturunan keluarga Eagle dan Nugraha, pantang menyerah dan punyak karakter yang sangat kuat, aku bangga!" Sahut Edward.

"Kau ini, apa tidak merasa khawatir sama sekali dengan mereka, kalau tanpa pengawalan bagaimana, kalau terjadi sesuatu aku harus berbuat apa, aku tidak bisa melihat mereka sampai terluka honey, melihat kalian melatihnya dengan keras saja, membuat hatiku tiap malam menangis" ucap Alena yang sudah menampakkan air mata yang ada di pelupuk matanya.

Edward segera mendekap dan membingkai wajah istrinya, ditatapnya dengan penuh kasih sayang lalu dikecupnya kening dan bibir Alena dengan lembut.

"Mereka anak-anak yang istimewa Bee, tidak ada yang bisa melukai mereka, apa kau meragukan suami mu ini?" Ucap Edward.

"Maaf honey, aku hanya khawatir dengan keselamatan mereka, bagiku mereka masih baby kecilku yang lucu-lucu dan aku tidak ingin siapapun melukainya" jawab Alena.

"Lalu, bagaimana menurutmu, apa kita akan memperlakukan mereka seperti seorang bayi?" Ucap Edward.

"Tentu saja tidak, Aku hanya_, hehh, Baiklah aku setuju saja Honey.." ucap Alena pada akhirnya, karena semua di lakukan untuk kebaikan ketiga anak kembarnya.

**

Pertarungan kali ini sudah disiapkan di tempat latihan yang terletak di belakang Mansion.

Kaisar tersenyum dan menyapa seseorang yang ditunggunya.

"S-hit!, Jadi kali ini kita akan berhadapan dengan ketiga bocah kembar kesayanganku ini?" Ucap Raka dengan wajah yang berat.

"Mau bagaimana lagi, mereka benar-benar ingin hidup tanpa harus pengawalan dari kita, dan aku rasa tidak semudah itu mereka harus menerima persetujuan dariku" sahut Kaisar.

"Sebenarnya kau itu belum tega saja kan, melepas pengawalan mereka?" Ucap Raka dengan tatapan penuh curiga ke Kaisar yang sedang mempersiapkan dirinya.

"Sudah, tidak usah menebak-nebak apa yang ada di kepalaku, kau bukan Ethan yang dengan mudah bisa melakukan hal itu dan sebaiknya kita konsentrasi dulu menghadapi mereka bertiga, ingat_, mereka punya kekuatan dahsyat, hati-hatilah" sahut Kaisar yang kini sudah bersiap di tengah Arena pertarungan.

Kemudian Raka segera mempersiapkan dirinya, "ini gila, bagaimana mungkin aku menghadapi ketiga anak kembar yang sudah aku anggap seperti darah daging ku sendiri, dasar Kaisar..!" Ucap lirih Raka yang kemudian berjalan menyusul keberadaan Kaisar di tengah Arena.

Kesempatan kali ini tidak disia-siakan oleh para pengawal yang sedang berjaga di sekitar mereka, mereka bahkan sangat senang bukan kepalang bisa mendapat kesempatan melihat kekuatan ketiga majikan kembarnya yang akan segera beraksi.

Sementara itu, Ethan dengan sangat serius memberikan beberapa pesan ke kedua Adiknya, "ingat, kita harus meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai lengah, kalau tidak mungkin kita mengalahkan mereka berdua, setidaknya kita bisa bertahan dengan serangan mereka, kalian mengerti maksudku kan?" Ucap Ethan dengan serius.

"Siap kak, satu lagi, aku yakin kita pasti akan menggunakan tenaga dalam klan Nugraha, dan saat itu terjadi, kita harus benar-benar mengontrolnya, jangan sampai kita kebablasan, sesuai apa yang di katakan Eyang, kita harus mengontrol kekuatan kita agaty tidak berakibat fatal" jawab Ailina.

"Hem, aku setuju, kita jangan sampai kelepasan, apalagi sampai melukai anggota keluarga kita sendiri" sahut Evan.

Dan kini mereka bertiga sudah berjalan memasuki arena pertarungan, tepat di depan Kaisar dan Raka.

"Ingat Ka, jangan sekali-kali menatap mata Ethan, kalau sampai gerakan terbaca olehnya, tamat Riwayat kita" ucap Kaisar.

"Hehh.., aku lebih baik melawan seratus orang penjahat daripada harus berhadapan dengan mereka bertiga, merepotkan sekali" ucap Raka yang sudah menyiapkan diri, "kau juga jangan sampai terkecoh dengan Evan yang bisa bergerak sangat cepat dan melakukan teleportasi" sahut Raka kembali.

"Ingat juga Ailina!" Ucap keduanya bersamaan, lalu kemudian saling pandang.

Sementara Edward dan Alena tersenyum melihat bagaimana ketiga anaknya mampu membuat dua orang tangguh yang selalu menjaga keluarganya menjadi galau.

Kaisar melompat dan menyerang mereka terlebih dahulu, hantaman kekuatan tangan dan kakinya ditangkis oleh Ethan dan juga Evan, sementara Ailina memutar dan menghentakkan tangannya menyerang Kaisar dengan kekuatan penuh.

Raka menyusul Kaisar dengan gerakan cepat, berusaha mematahkan serangan Ailina yang hampir saja mendarat di perut Kaisar.

"Huff, hampir saja.." ucap lirih Kaisar sambil menoleh ke Raka dan memberikan kode untuk menyerang mereka bersama-sama.

Tendangan cepat dan kuat kolaborasi dari Kaisar dan Raka membuat ketiga bocah itu keteteran, bahkan beberapa bagian tubuh mereka membiru karena pukulan yang berhasil mengenai tubuhnya.

Ketiganya segera melompat ke belakang menjaga jarak dan mengatur nafasnya, "Saatnya gerakan kolaborasi kekuatan kita harus di gunakan, kalau tidak, kita akan kalah" ucap Ethan memberikan instruksi.

"Baik" ucap Evan dan Ailina segera bersiap.

"Kita akan memberikan kejutan ke Papa Kai dan Paman Raka" ucap Ailina dengan senyuman dan tatapan tajamnya.

Makin seru gaes..apakah mereka bertiga sanggup bertahan dan bahkan menjadi pemenangnya?, Sabar dan ikuti Episode selanjutnya.

Bersambung.

Episode 3

Kini ketiganya sudah bersiap kembali, dengan mengatur kolaborasi gerakan yang mereka ciptakan sendiri, membuat kedua orang yang melawannya mengerutkan kening tak mengerti.

"Apa yang dilakukan mereka bertiga Kai?" Tanya Raka yang kini lebih waspada.

"Aku tidak tau, selama latihan denganku tidak pernah aku melihat apa yang mereka lakukan sekarang, dan sepertinya mereka membentuk sebuah formasi serangan" jawab Kaisar yang makin penasaran.

"Baik, kali ini mereka tampak sangat berbahaya, perhatikan langkahmu Kai, mereka anak-anak yang spesial" ucap Raka yang kini sudah mulai menyerang kembali.

Seperti yang sudah diperkirakan, gerakan ketiga bocah itu kini di luar dugaan, formasi apik yang mereka lakukan membuat gerakan Kaisar dan Raka semakin terpojok, tidak ada satu pun gerakan mereka berdua yang berhasil menembus pertahanan mereka.

Adu kekuatan supranatural pun di lakukan.

Bisa di bayangkan bagaimana tiga perisai yang di miliki oleh ketiga bocah kembar itu sekarang bersatu.

Kaisar mengeluarkan kekuatan Awannya yang sangat dahsyat, tak gentar dengan hal itu, Ethan segera maju dengan gerakan yang kuat mendorong membelokkan serangan awan ke tempat yang tidak seharusnya, dan

BLAM

Suara hantaman terdengar sangat keras, Edward dan Alena yang berada di arena itu segera melesat cepat menghindari nya.

"Sorry mom, dad!, Aku tidak sengaja!" Teriak Ethan sambil tertawa kecil melihat kedua orang tuanya terkejut.

"Dasar anak ini, untung saja kita tidak lengah honey" ucap Alena.

"Hehehe, Dia memang anak-anak ku, Ethan sengaja memberikan kejutan untuk kita Bee"

Sahut Edward dengan bangga.

"Saatnya kita yang menyerang!" Teriak Ethan memimpin kedua adiknya, Evan dan Ailina segera maju dan melesat dengan cepat menyusul gerakan Ethan yang memimpin duluan.

Kaisar sangat terkejut ketika mereka telah menggabungkan kekuatannya, satu pukulan dari Ethan berhasil mengenai tubuh Kaisar, dan pukulan Evan tepat sasaran di lengan Raka, sementara Ailina memperlambat gerakan kedua lawannya dengan kekuatan matanya.

"Sial, aku tidak bisa bergerak cepat Kai!, Ailina mengunciku dengan kekuatan matanya!" Teriak Raka membuat Kaisar sangat terkejut dan konsentrasinya terpecah seketika.

Disaat itulah Evan dengan kekuatan gerakan seperti kilatan cahaya menyerang Kaisar dengan cepat.

"Lindungi Papa Kai, kekuatanku susah aku kontrol!" Teriak Evan yang menyadari kekuatannya tidak bisa dia kendalikan.

Ethan dan Ailina terkejut lalu segera melompat dan melindungi Kaisar.

BLAM

Suara hantaman kekuatan Evan menggema di udara, keadaan tidak terlihat karena awan yang berhamburan ditambah dengan debu tanah yang menghalangi pandangan.

Semua menjerit memanggil nama Kaisar dan ketiga bocah kembar, namun ternyata semuanya selamat, rupanya kekuatan perisai mampu untuk mengatasi serangan tanpa sengaja dari Evan.

Kaisar tersenyum, memeluk Ailina dan juga Ethan, sementara Evan berlari mendekat mencemaskan keadaan Kaisar, melihat hal itu, semua menjadi terharu, ketiga bocah kembar itu kini berada dalam pelukan Papa Kaisar nya.

"Terimakasih, kalian sudah tumbuh menjadi remaja yang sangat baik, dan Papa Kai menyerah, aku rasa kalian sudah bisa menjaga diri kalian sendiri" ucap Kaisar.

"Terimakasih Papa Kai!" Teriak ketiganya degan bersuka cita.

Sementara Alena memeluk Edward untuk menyembunyikan tangisannya, dia tidak pernah menduga kalau anak-anaknya sudah tumbuh menjadi remaja yang kuat dan bertanggung jawab.

Raka ikut bangga dan mendekat, sebagai guru yang selama ini ikut melatihnya, dirinya merasa telah berhasil, kini ketiganya bergantian memeluk Raka.

"Hei, kalian ini, lupa sama orang tua kandung kalian, cepat kesini!" Teriak Alena dan disambut dengan tawa ketiga anaknya yang berlarian ke arahnya.

BRUG

"Aduh kak Ethan, aku duluan yang memeluk mommy!" Teriak Evan yang sudah berebut memeluk Alena.

Sementara Edward sudah memeluk putri satu-satunya yang di anugerahi kecantikan luar biasa.

"Rupanya Putri cantik Daddy sudah besar Hem?"

"Ish Daddy, tentu saja, tapi Ailina masih suka dipeluk Daddy seperti ini, seneng pokoknya" jawab Ailina dengan manja.

"Boleh, tapi jangan di luaran sana, nanti dikira Daddy kamu punya simpanan gadis Remaja" sahut Alena sewot.

"Hahaha, semua tertawa melihat kekonyolan sikap Alena yang kadang masih muncul begitu saja.

Dan semenjak itulah, ketiga remaja kembar ini mulai melangkahkan kaki kemanapun tanpa pengawalan diluar persetujuannya.

**

Malam hari setelah mereka belajar, Ailina masuk ke dalam kamar Ethan.

"Kak, besok pagi kita berangkat sendiri-sendiri atau barengan?" Tanya Ailina.

"Kamu mau bawa mobil sendiri?" Tanya Ethan.

"Nggak kak, aku gak suka naik mobil pribadi kita, gak ada yang sederhana, semuanya mobil mewah, aku gak suka ada kehebohan di sekolah, nanti penyamaran kita selama ini terbongkar, tambah susah" jawab Ailina.

"Ya sudah, kita naik taksi online saja barengan, nanti ngantar kamu dulu, baru ke sekolah kakak" jawab Ethan.

"Siap!, Lalu kak Evan?" Tanya Ailina.

"Kamu seperti gak tau Evan saja, dia sudah beli sepeda motor sport, paling suka dia kalau suruh kena angin naik sepeda" jawab Ethan.

"Hehehe.. lama-lama kak Evan bisa jadi ketua Genk motor ya kak, tampangnya aja dah macho banget gitu, lihat rambutnya yang gondrong, bikin Cewek-cewek tambah klepek-klepek"

"Hehh, bikin aku tambah khawatir saja itu anak Ai, dia sudah sukses masuk jajaran artis muda terkenal dengan group band yang lumayan populer, tau sendiri kehidupan Artis seperti apa" sahut Ethan.

"Iya sih kak, tapi aku yakin kak Evan bukan laki-laki yang mudah goyah, prinsipnya sangat kuat, terbukti sampai sekarang aman-aman saja, lagi pula orang-orang yang ada disekelilingnya aku lihat juga baik" ucap Ailina.

"Iya, semoga saja begitu, yang penting kita sebagai saudara harus saling melindungi, kau juga semakin dewasa Ai, dan itu makin berbahaya" ucap Ethan.

"Aku?, Bahaya?, Maksudnya apa sih kak, gak jelas deh ngomongnya" sahut Ailina.

Ethan menarik tangan Ailina, lalu menghadapkan wajah adiknya di depan cermin, "lihat wajah kamu, mata kamu, bibir kamu dan semuanya, begitu sempurna" ucap Ethan.

"Alhamdulillah, lalu masalahnya dimana kak?" Jawab Ailina masih tidak tau maksud kakaknya.

Pletak

Ethan men jitak kepala adiknya.

"Awh..!!, Kak sakit..apaan sih,!" Teriak Ailina kesal akan perbuatan kakaknya.

Namun tiba-tiba suara seseorang menyahutnya, "Wajah kamu itu sangat sempurna, aku saja belum pernah melihat ada wanita yang cantiknya melebihi kamu selama ini, bahkan mommy saja kalah, dan itu bisa menimbulkan banyak masalah sayangku!"

"Kak Evan?!" Teriak Ailina melihat ke arah sumber suara.

"Kalian ngumpul kenapa gak bilang-bilang, apa aku sudah ketinggalan topik pembicaraan?" Tanya Evan yang kini sudah duduk di samping Ethan kakaknya.

Bug

Ethan melempar bantal ke arah Evan.

"Ish..apa sih kak?" Ucap Evan.

"Dari mana saja, malam-malam keluyuran, kurangi kegiatan diluar rumah, jangan terlalu banyak nongkrong malam-malam, apalagi kalau ada perempuan nya, nanti timbul masalah, ingat.. bentar lagi kita ujian akhir, jangan mengecewakan orang tua kita" ucap Ethan.

"Siap kak..aman kok, tadi cuma di panggil sama manajer saja, planning konser setelah ujian akhir selesai, habis itu langsung pulang kak, beneran" jawab Evan.

"Wih, ikutan aku ya kak?"

"GAK BOLEH..!!" sahut kompak Ethan dan Evan menatap tajam Ailina.

Ailina hanya menatap keduanya jengah, dia sudah tau bahwa jawaban itulah yang pasti akan didengar dari kedua kakaknya, dan akhirnya ketiganya kembali ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat.

Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya ya Gaes..biar Karya Author makin TOP dan update nya makin sering karena tambah semangat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!