Ardan menatap sendu ke arah pelaminan,dimana seorang gadis yang sudah mencuri perhatian nya tengah bersanding dengan pria pilihan keluarganya.
Ardan menyesali keterlambatan nya menyadari jika dirinya sudah jatuh hati pada gadis yang dia temani selama berlibur di singapura.
Ayana bahkan sempat meminta bantuan nya untuk berpura pura menjadi kekasih Ayana demi menghindari perjodohan yang akan dilakukan oleh Ayahnya.
Namun sayang dihari yang sudah dijanjikan Ardan tidak hadir dan membuat Ayana terpaksa menerima pernikahan itu.
Ayana sempat dibuat kaget saat Ardan hadir di acara pernikahan nya dengan Fathan.Ternyata Ardan merupakan rekan bisnis dari ayah Fathan,dan ayah Fathan sengaja mengundang Ardan untuk menghadiri pernikahan putranya yang ternyata suami dari Ayana.
"Maaf atas keterlambatanku menyadari perasaan ini,"gumam Ardan setelah menyambangi pelaminan untuk mengucapkan selamat dan menyematkan doa terbaiknya.
Ardan teringat kembali wajah sedih Ayana saat meminta bantuan nya saat Ardan menemani gadis itu berjalan jalan di Singapura.
"Jadilah kekasihku,untuk satu bulan saja.Bisakah Kakak berpura pura menjadi kekasihku?aku tidak ingin menikah dengan Bang Fathan,dan Abi akan menghentikan perjodohan kami setelah aku membawa seorang pria kehadapan beliau.Tapi sampai saat ini aku belum punya kandidat untuk menggantikan posisi Bang Fathan.Konyol memang,tapi hanya ini cara terakhir yang bisa aku lakukan untuk menghindari pernikahan itu."
Itulah percakapan terakhir yang Ayana dan juga Ardan lakukan.Namun sayang,Ardan yang belum menyadari jika hatinya sudah terpaut pada gadis itu mengabaikan permintaan dari Ayana dan malah memilih untuk fokus pada pekerjaan nya.
Namun seiring berjalan nya waktu,tidak bisa Ardan pungkiri,jika dirinya sudah jatuh hati pada gadis berhijab itu.
Dan disaat Ardan sudah membuat keputusan untuk mendatangi keluarga dari Ayana untuk langsung meminang gadis itu,Ardan kadatangan sebuah undangan pernikahan.
Ardan pun akhirnya memutuskan untuk hadir di undangan pernikahan yang jarang sekali Ardan sanggupi,tak jarang Ardan hanya mengutus asisten pribadinya untuk menghadiri acara acara seperti itu.
Namun kali ini Ardan memutuskan untuk hadir,sekaligus untuk menemui keluarga dari Ayana untuk meminta ijin mempersunting gadis itu.
Dan alangkah terkejutnya Ardan saat tiba dilokasin pesta pernikahan itu.Dimana mempelai wanitanya adalah gadis yang akan dia pinang.
Sakit dan juga kecewa begitu dirasakan oleh Ardan diwaktu yang bersamaan.Namun dia juga tidak bisa menyalahkan Ayana,karena disini Ardan lah yang salah.
Ardan salah karena terlambat menyadari perasaan nya pada gadis itu.
***
Flash Back…
*
Brugggkkkk
"Awww,sssttt,"
Seru seseorang yang baru saja tubuhnya tertubruk tubuh kekar Ardan.Sesampainya diBandara,tiba tiba Ardan menerima panggilan alam yang sulit ditahan.
Hingga Ardan pun pada keluarganya untuk menuntaskan terlebih dahulu apa yang menjadi ganjalan didalam tubuhnya itu.
Karena buru dan hanya fokus dengan ponsel ditangan nya,Ardan tidak menyadari jika tubuh kekar itu berjalan tidak lurus hingga menubruk tubuh seseorang.
"Astghfirullahaladzzim,maaf mbak.Kamu nggak apa apa?"tanya Ardan mencoba membantu membangunkan gadis berhijab itu.
Namun belum juga tangan nya sampai ditubuh sang gadis,Ardan langsung menariknya kembali saat melihat wajah yang kemarin bertemu di acara pernikahan sang Kakak.
"Kamu?"
"Mas yang kemari?"
"Ardan,namaku Ardan Ayana.Bukan Mas yang kemarin"gerutu Ardan yang langsung memasang wajah muram.
"Ah iya maaf"jawab Ayana jadi merasa tidak enak hati karena lupa dengan nama pria yang kini ikut berjongkok didepan nya.
"Ayo bangun,baju kamu nanti kotor.Bisa bangun sendiri?aku bisa bantu sih,tapi aku yakin kamu pasti menolaknya"kata Ardan yang mendadak kebingungan sendiri saat berhadapan dengan seorang gadis sholehah yang begitu menjaga jarak dan sentuhan lawan jenis yang bukan mahram nya.
"Bisa pinjam bahu kamu?"
"Bahu aku?untuk apa?"
"Untuk aku gunakan sebagai pegangan biar nggak jatuh untuk ke dua kalinya"
"Oh begitu,baiklah silahkan.Tenang bajuku bersih kok jadi aman"Ardan pun mendekatkan dan sedikit mencondongkan tubuhnya agar Ayana bisa memegang bahu pria itu yang tertutup kemeja dan juga jaket bomber yang dia pakai.
Dengan begitu meski mereka bersentuhan namun masih terhalang oleh pakaian yang pria itu kenakan dan itu cukup aman untuk Ayana.
Ayana pun sedikit mencengkram bahu Ardan dan tanpa disengaja kulit bahu Ardan terbawa masuk kedalam cengkraman sang gadis.
Ardan pun hanya bisa memejamkan mata dan mengigit bibir bawahnya saat rasa nyeri dan perih itu dirasakan dibahu kekarnya.
Dan akhirnya Ayana pun bisa bangkit dan berdiri dengan susah payah menahan sakit dan linu dibagian lututnya.
"Terima kasih"lirih Ayana saat sudah berhasil berdiri dibantu oleh bahu Ardan sebagai pegangan.
"Kaki kamu baik baik saja?bisa berjalan?"
"Sakit sih,tapi kayanya masih bisa dipake jalan"
"Kamu mau kemana?biar aku bantu?"
"Tidak usah,terima kasih.Sebentar lagi adikku tiba dan aku disuruh menunggu disini"
"Oh begitu,yakin nggak apa apa menunggu sendirian?"
"Yakin,silahkan saja jika sudah mau pergi.Aku nggak apa apa kok.Adik aku juga lagi jalan kesini"
"Ya sudah kalau begitu,aku temani sampai adik kamu tiba disini,ya"
"Kak Ay"seru seorang pemuda yang kemarin datang menghampiri di undangan pernikahan Realyn dan Ardi.
Pemuda yang bernama Alzam itu menatap bingung pada pria yang berdiri disamping Kakak sepupu nya Ayana.
Meski kemarin sempat bertemu yang kebetulan hari itu juga ada disamping sang kakak namun keduanya tidak sempat berkenalan karena Ardan keburu sibuk dengan sanak keluarga yang datang menghampirinya dan mengajaknya berbincang.
Alzam tersenyum ramah saat sudah berada didekat Ayana dan juga Ardi.Alzam menyapa Ardan dengan sopan dan juga ramah.
"Assalamu'alaikum,maaf telat.Ini___??"ucap Alzam begitu sampai didepan Ayana dan juga Ardan.
"Wa'alaikumsalam,iya nggak apa apa.Oh ini,kenalin ini Kak Ardan,Kak Ardan ini Alzam"Ayana pun memperkenalkan kedua pria yang kini saling berhadapan.
"Ardan"
Ditengah kedua pria yang diperkirakan seumuran itu bersalaman untuk memperkenalkan diri.Ardan dikejutkan dengan teriakan seseorang yang memanggil namanya.
Ardan menoleh ke arah suara yang menampilakn si mempelai pengantin pria dihari kondangan dimana Ardan bertemu dengan Ayana berjalan mendekat dengan wajah yang lumayan muram karena menahan kesal pada sang adik.
Namun wajah muram itu berganti dengan wajah yang sumringah saat melihat jika sang adik tengah bersama dengan seorang gadis.
"Alhamdulillah,normal ternyata dia"gumam Ardi saat melihat sang adik bersama dengan seornag gadis.
Ardi memang sempat khawatir saat mendengarkan keluh kesah sang ibu yang mengkhawatirkan anak bungsunya yang tak kunjung mau menikah.
Sang ibu dan juga Ardi sempat berpikir jika kendala sang adik yang enggan menikah adalah karena dia membelok alias suka sesama jenis(Naudzubilah).
Namun saat ini kekhawatiran itu hanyalah kekhawatiran yang tak berarti.Terbukti dengan kini sang adik nampak bersama gadia cantik,ayu dan sholehah.
Ardi berjalan mendekat lalu memperkanalkan diri pada Ayana.Meski tahu jika gadis itu sahabat sang istri namun karena kesibukan dihari pernikahan membuatnya belum sempat berkenalan.
"Kami ijin pamit ya,pesawatnya Ardan sebentar lagi take off dan kami harus segera masuk kepesawat"ujar Ardi pamit undur diri terlebih dahulu karena mwmang dikejar waktu karena pesawat yang akan membawa keluarganya sebentar lagi akan lepas landas.
"Iya Kak,silahkan.Semoga selamat sampai tujuan"jawab Ayana tersenyum lembut.
Deg...
Jantung Ardan kembali berdetak tak karuan saat melihat senyuman manis sang bidadari yang entah sejak kapan mulai mencuri hatinya yang sudah lama membeku.
Ardan sama sekali tidak memalingkan tatapan nya dari wajah cantik Ayana hingga sikutan dilengan nya membangunkan Ardan dari lamunan nya.
"Ayo"bisik Ardi saat melihat Ardan hanya diam menatap intens pada Ayana yang sudah dibuat salah tinggkah karena tatapan Ardan.
"Ah iya,maaf.Kalau begitu aku duluan ya Ay,sampai ketemu kapan kapan"lanjut Ardan terdengar begitu ragu saat mengucapkan kata kata perpisahan nya dengan Ayana.
"Iya Kak,hati hati"
Lambaian tangan dari keduanya menutup acara perpisahan mereka berdua.Ardan menatap sendu pada gadis yang kini menatapnya dengan senyuman lembut mengiasi wajahnya.
Tidak ada yang spesial didua kali pertemuan keduanya.Namun hal itu cukup membekas dihati Ardan maupun Ayana.
Gadis yang tengah dilanda kegalauan karena dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan pria yang sama sekali tidak Ayana sukai,kini sedikit mendapatkan penghiburan dengan pertemuan nya dengan Ardan.
Pria yang terlihat cuek namun baik itu mampu membuat hati Ayana bergetar.Namun sayang pertemuan itu hanya sebatas pertemuan biasa.
Ayana tersenyum getir mengingat kisah hidupnya yang sebentar lagi entah akan seperti apa.
Menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali dan tidak dia sukai.Sungguh kemalangan yang hakiki.
Ayana pun sempat berharap dan berdoa disaat kepulangan nya nanti ke tanah air,akan ada pria lain yang mengkhitbahnya.
Setidaknya bukan calon yang saat ini menjadi satu satunya kandidat yang ada untuk menjadi menantu Ustad Hasbi Maulana.
***
"Kamu kenapa Nak?kok bengong aja dari tadi?"tanya Mommy Erika saat melihat putra bungsunya terus saja melamun.
Bahkan dari naik pesawat hingga sampai rumah,anak yang biasanya cerewet itu mendadak diam.
"Nggak apa apa Mom,aku hanya kecapean aja.Pamit kamar duluan ya,pengen cepat cepat rebahan,cape banget."kilah nya,berlalu menuju kelantai dua rumahnya dimana kamar pribadinya berada,setelah diangguki oleh sang Mommy.
Sementara ditempat dilain,nampak seorang gadis dan seorang pemuda baru saja tiba dihotel yang akan mereka tempati selama beberapa hari ini.
"Hari ini kita istirahat saja ya,besok baru jalan,gimana?"tanya Alzam saat keduanya tengah berjalan menelusuri lorong menuju kekamar hotel mereka masing masing.
"Boleh,Kakak juga cape banget.Ya sudah,sana istirahat.Nanti malam kita ketemu buat makan malam diluar."
"Ok,"
“Kita mau makan malam dimana Kak?”tanya Alzam pada Ayana yang saat ini tengah duduk disamping nya.
“Entahlah,Kakak tidak tahu.Ini pertama kalinya Kakak kemari,jadi belum tahu mau makan apa dan dimana yang ada makanan halal nya,”
“Kalau gitu,ikut aku saja ya.Aku akan bawa Kakak ke restoran halal milik temanku,ayahnya juga merupakan rekan bisnis Abi Hasbi.Jadi,pasti nya kita aman jika makan disana.’
“Boleh deh,dari pada keluyuran nggak jelas,salah salah nanti malah makan yang ga boleh.”
“Baiklah kalau begitu,kita kesana ya?”
“Iya,kesana saja.”
Alzam pun kembali melajukan mobil sewaan yang sengaja dia sewa untuk bepergian selama disana.
bukan mobil sewaan yang berasal dari tempat sewa mobil ya,Alzam sengaja meminjam mobil salah satu temannya yang memiliki lebih dari 3 mobil.
karena itu mereka cukup aman menggunakan mobil itu.Selama Alzam juga tetap berhati hati saat membawa mobil tersebut hingga tidak ada lecet sedikit pun saat dikembalikan pada pemiliknya.
tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk tiba di restoran itu,hanya 30 menit saja dalam perjalanan dari hotel untuk tina di restoran itu.
setiba nya disana,Ayana dan Alzam turun secara bersamaan dari pintu bagian masih masing.
alzam berjalan tepat didepan Ayana untuk menjadi menunjuk jalan bagi wanita berhijab itu,yang baru pertama kalinya datang ke negeri orang.
setibanya mereka di dalam,keduanya disambut baik oleh karyawan yang bertugas menjaga pintu dan menyambut para tamu yang datang berkunjung.
Ayana dan Alzam pun di antarkan ke meja yang kosong untuk mereka tempati.Dan saat setelah memesan makanan nya Ayana merasakan sebuah panggilan alam yang perlu untuk dituntaskan.
“Kakak ke toilet dulu ya?sebentar kok.”ujar Ayana berpamitan dengan adiknya.
“Iya,jangan lama.Keburu makanan nya datang.”
“Iya,nggak akan lama kok.”
Ayana pun mendekati salah satu karyawan yang ada disana untuk meminta petunjuk dimana arah kamar mandi di restoran itu untuk dia gunakan.
dan setelah mengetahui letaknya,Ayana pun bergegas menuju kesana karena takut Alzam menunggu lama.
usai menyelesaikan urusan nya di dalam toilet,Ayana bergegas kembali ke dalam ruangan dimana sang adik sepupu tengah menunggunya.
namun saat baru saja keluar dari pintu toilet Ayana tiba tiba ditabrak oleh tubuh kekar seseorang yang tampaknya terlalu fokus dengan ponsel di tangannya.
hingga tidak melihat jika didepan nya ada orang yang akan keluar dari pintu toilet khusus wanita.
brukkkk
“Aduh,”seru Ayana yang membangunkan orang itu hingga dia menyadari tengah menabrak tubuh seseorang.
“Ya ampun maaf nona,maaf saya tidak sengaja,”ucapnya sembari mencoba meneliti siapa yang saat ini tengah mengadu kesakitan karena ulahnya.
“Kamu tidak apa apa?”tanya nya lagi.
“Tidak,saya baik baik saja.Lain kali lebih hati hati lagi ya___Kak Ardan?”
baik Ardan maupun Ayana nampak begitu terkejut dengan pertemuan yang kesekian kalinya lagi tanpa mereka sengaja.
“Ayana?kamu disini juga?”
“Iya Kak.Kebetulan ya?jadi kemarin Kakak juga mau kesini ya?”
“Bukan mau kesini,lebih tepatnya,aku pulang kesini.Ini rumahku dan aku tinggal disini bersama dengan kedua orang tuaku,”jelas Ardan.
“Oh,begitu ya?eh,bukan nya tadi Kakak mau ke toilet ya?”
“Nggak jadi deh,lagi pula tadi sengaja aja,biar ga dipaksa buat makan bareng sama orang yang ga aku suka.”
“Kok gitu?terus sekarang mau kemana?pulang?”
“IKut makan bareng kamu aja,boleh?aku belum makan tapi males banget harus makan sama itu orang,”jelas Ardan.
“Boleh,kebetulan kami juga lagi nunggu makanan nya jadi.”
“Kami?”
“Iya,kami.Aku sama Alzam,ini pertama kalinya aku kemari,jadi ya kemana mana harus sama dia yang sudah hafal dengan negara ini.”
“Oh,ya sudah ayo kita kesana?”
“Iya,ayo.Siapa tahu makanan nya sudah tersedia.”
“Tapi,ngomong apa benar dia itu saudara kamu?”
“Tentu saja benar,Ummi nya Alzam itu adik dari Abi nya aku.Jadi dia itu adik sepupu aku.Begitu,memang kenapa?”
“Nggak sekedar meyakinkan saja.”
“Abi tidak akan mengijinkan aku pergi dengan laki laki selain dengan keluarga,bisa digantung aku jika ketahuan Abi pergi bersama laki laki yang bukan mahram ,apalagi sampai keluar negeri.”
“Kak kok lama?”
“Maaf tadi ada sedikit kendala.”
“Eh Mas yang dibandara ya?”tanya Alzam saat melihat Ardan berjalan dibelakang Ayana.
“Iya,maaf ya ganggu acara makan kalian,boleh gabung kan?”
“Tentu boleh dong,makin ramai kan makin seru.Ayo,silahkan duduk.”
Ardan pun mengambil duduk tepat disamping Alzam.Ardan tahu jika Ayana berbeda dengan gadis gadis lain yang selama ini dia kenal.
ayana begitu menjaga pandangan dan juga sentuhan dengan lawan jenis.Maka dari itu,Ardan mengambil posisi duduk disamping Alzam untuk menghargai gadis itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!