NovelToon NovelToon

Budak Cinta CEO

Anak cantik itu

Nagita dan temen temennya makan siang di sebuah cafe langganannya Nagita dan temen temennya setelah pulang sekolah, Nagita membuka kembali buku pelajaran yang tadi dipelajarinya di sekolah.

" Kebiasaan deh lo, mau makan belajar disini, nanti saja sih di rumah jangan ganggu waktu santai kita." Protes Feni yang tidak suka dengan kebiasaannya Nagita.

" Sorry guys, dari pada bosan menunggu makanan datang, lebih baik sambil makan kan" Ucap Nagita langsung masukin bukunya kedalam tasnya

" Biarin saja lah Feni, jika sudah selesai juga kan kita bisa lihat hasilnya juga kan, jadi biarkan saja dia belajar sesuka hati dia saja." Ucap Mia cuek yang tidak mau ambil pusing, toh hasilnya juga Mia bisa lihat juga

" Bener juga, yah sudah sana belajar yang bener yah, hasilnya kita tinggal saling saja yah." Lanjut Feni senyum licik melihat Nagita, temen pinter di kelas dan kurang percaya diri membuat Feni dan Mia memanfaat kan Nagita untuk mengerjakan tugas sekolahnya

" Boleh temen temen" Lanjut Nagita sudah biasa, temen temennya mensalin jawaban yang sudah dikerjakan oleh Nagita.

Feni dan Mia langsung ngobrol santai, dan berusaha cuek dengan Nagita yang sibuk dengan bukunya, selama Nagita belajarnya diam dan tidak berisik membuat Mia tidak masalah.

Dilain sisi, Bagas diam diam memperhatikan Nagita dari kejauhan, Kegiatan Yanng Bagas sukai setiap siang hari makan siang bersama asisten andalannya.

" Kamu cari tahu siapa anak cantik itu, saya tertarik dengan dia, dan saya mau dia jadi simpanan saya, jika dia sudah lulus SMU, cari kelemahannya supaya bisa saya maanfaarkan anak itu." Ucap Bagas yang tertarik dengan penampilannya Nagita yang polos apa adanya tidak seperti kedua temennya

" Beres tuan, saya akan cari tahu dia, dia target selanjutnya yah tuan, anda tidak salah pilih tuan, dia memang cantik dan putih lagi." Ucap Eki memperhatikan Nagita juga, Eki sejujurnya tertarik melihat Nagita tapi Eki tidak separah Bagas yang ingin memilikinya

" Jangan lama lama yah" Lanjut Bagas yang masih setia memperhatikan Nagita.

Dilain sisi, Feni dan Mia bener bener mensalin jawaban yang sudah dikerjakan Nagita, dan membiarkan Nagita makan sendirian selama mereka saling jawabannya Nagita ke buku pelajarannya

" Jawaban dia bener semua, rela deh saya ajak dia makan mahal seperti ini, jika jawabannya bener seperti ini." Ucap Feni senyum sinis melihat Nagita, Nagita satu satunya temen di sekolah yang masuk sekolah elite karena beasiswa, Feni dan Mia mau berteman bersama Nagita karena kepintarannya.

" Terimakasih pujiannya Feni, saya senang sekali, bisa membantu kalian memberikan jawaban yang sudah saya kerjakan ke kalian." Ucap Nagita berusaha berfikir positif, dan tidak ambil pusing melihat kedua temennya yang malas belajar.

Nagita menikmati makanan yang ada di depannya, Nagita senyum bahagia karena kedua temennya dengan cepat salin hasil soal yang sudah dikerjakannya.

Dilain sisi, Bagas langsung kembali ke kantornya, setelah puas memperhatikan Nagita dan temen temennya selama makan.

" Tuan, saya sudah mendapatkan informasi tentang anak itu." Ucap Eki dengan mudah mendapatkan informasi tentang Nagita.

" Oh yah? coba jelas kan ke saya?" Tanya Bagas tidak percaya jika Eki dengan mudah mendapat kan informasi tentang Nagita.

" Dari pihak sekolah cerita, jika Nagita bisa masuk sekolah elite itu karena beasiswa, dan orang tuanya bekerja sebagai petani dan ibu nya ART di salah satu perempuan elite. anak itu dijahui karena bukan anak orang kaya, tapi ada dua temen yang mau berteman dengan Nagita karena kepintaran nya, bukan karena status sosial Nagita nya tuan." Penjelasan Eki panjang kali lebar

" Oh anak ART, bagus sekali, saya bisa memanfaat kan kelemahan Nagita untuk saya bisa jadian bersama Nagita, lumayan kan awet muda dan keren jika memiliki pacar masih muda seperti Nagita itu." Lanjut Bagas dengan senyum sinis, Bagas sudah merencanakan untuk memanfaatkan Nagita supaya misi nya tercapai, punya istri kecil dan cerdas seperti Nagita.

Akan om belikan tapi ada syaratnya

Bagas tidak semangat mengerjakan pekerjaan kantor, membuat Bagas memanggil Eki untuk ke

ruangannya dan langsung jalan ke sofa sambil nungguin Eki sampai ruangannya.

“ Anak itu bener bener ganggu fikiran sekali, membuat saya tidak focus bekerja.” Ucap

Bagas masih ingat bagaimana Nagita makan dan mengerjakan tugas sekolahnya tadi.

“ Ngapain kesini? Apa ada pekerjaan dadakan?” Tanya Eki perasaan tidak ada pekerjaan yang

harus dibahas bersama Bagas

“ Kasih tahu dong, bagaimana caranya saya bisa deket dengan anak itu?” Tanya Bagas, yang

ingin deket dengan Nagita

“ Astaga, Karena anak itu membuat kamu minta  saya

ke ruangan kamu?” Tanya Eki heran melihat Bagas yang mulai tergila gila dengan

anak SMU itu

“ Sudah cepetan kasih tahu saja, jangan banyak protas kamu karena saya tidak

membutuhkan protes dari kamu, tapi solusi dari kamu” Tegas Bagas malas

mendengar protes dari Eki

“ Kamu sekarang ke sekolahnya Nagita, karena jam segini dia masih di sekolah. Kamu

lihat apa ada peluang untuk kamu deketin dia, dan sisanya terserah kamu, saran

saya jangan membuat Nagita takut dengan kedatangan kamu tiba tiba

disekolahnya.” Lanjut Eki yang tidak ingin ada masalah karena keinginan Bagas

yang nekat, mau deketin anak sekolah

“ Oke lah, saya sekarang kesana, dan kamu hendel pekerjaan dengan baik yah selama saya

pergi” Lanjut Bagas merasa bahagia, karena akhirnya mendapatkan ide untuk

deketin Nagita hari ini.

Eki cuman bisa menatap kesel, Eki tahu  Bagas cuman

besar keinginan saja, tapi saat bosan bisa ditinggalkan begitu saja tanpa ada

rasa kasihan sama sekali.

Bagas siap siap untuk berangkat ke sekolahnya Nagita, Bagas tidak sabar ingin berkenalan

secara langsung dengan Nagita.

Dilain sisi, Nagita siap siap pulang sekolah, Nagita melihat Feni dan Mia pamer kalung yang

dibelinya, Nagita berusaha tidak peduli dengan Feni dan Mia yang selalu hobinya

pamer barang mahal.

“ Nagita, lo tidak iri apa dengan kalung mahal gue ini?” Tanya Feni menatap sinis kearah

Nagita

“ Biasa saja Feni, yah sudah saya pulang duluan” Ucap Nagita berusaha cuek, bagi Nagita

kalung mahal dan bagus tidak terlalu penting untuk Nagita,membuat Nagita tidak

merasa iri sama sekali.

“ Sombong sekali dia tidak iri sama sekali, beli saja tidak mampu, dengan sombongnya

bilang tidak iri sama sekali” Protes Mia tidak suka mendengar jawabannya Nagita

“ Terserah kalian saja, yang penting saya sudah jujur ke kalian, kalo saya tidak merasa

iri sama sekali ke kalian.” Lanjut Nagita, langsung pergi, sebelum Feni dan Mia

semakin keterlaluan memamerkan kalung berlian mereka.

Feni menatap Nagita yang pergi begitu saja, membuat Feni merasa kesal sekali, karena cuman

Nagita temen yang tidak iri dengan kalung berlian yang dibelikan oleh orang

tuanya.

Dilain sisi, Bagas melihat Nagita nangis di halte bus sendirian, membuat Bagas memberikan

sapu tangannya untuk Nagita membuat Nagita menatap Bagas orang yang baru

dikenalnya.

“Terimakasih sapu tangannya om” Ucap Nagita memberikan sapu tangannya ke Bagas

“ Sama sama,kenapa nangis sendirian disini? Maaf kalo saya kepo tapi mungkin saya bisa

bantu  kamu?” Tanya Bagas basa basi,

Bagas tidak tega melihat anak kecil nangis sendirian di halte bus.

“ Saya iri ke temen saya om, mereka dibelikan  kalung berlian oleh orang tuanya, dan saya merasa iri karena tidak mampu membelinya” Lanjut Nagita terus terang

“ Oh kalung berlian saja, baik akan om belikan tapi ada syaratnya, karena kalung itu pasti

mahal.” Lanjut Bagas to the poin, Bagas akan wujudkan apapun yang diingin kan

Nagita

“ Serius om? Memangnya syaratnya apa om?” Tanya Nagita bahagia, karena ada orang asing yang

akan mewujudkan keinginan Nagita untuk beli kalung berlian

“ Sekarang ikut saya, nanti saya kasih tahu apa yang harus kamu lakukan, selain kalung

berlian apapun akan saya berikan jika kamu mau turutin apapun yang saya ingin

kan” Lanjut Bagas, bagi Bagas keinginan Nagita tidak ada apa apanya,

dibandingkan kesepian yang dirasakan Bagas selama ini.

“ Sepertinya saya tahu mau om apa, baik lah saya mau apapun keinginan om. Bagi saya memiliki

barang mewah seperti milik temen saya, itu jauh lebih penting om, karena saya

sudah lelah cuman bisa melihat tanpa bisa memiliki, membuat saya cuman bisa

menahan rasa sedih dan iri saja.” Lanjut Nagita tidak masalah, apapun keinginan

Bagas, selama Bagas bisa memberikan barang mewah tidak masalah bagi Nagita

turutin keinginan Bagas.

“ Anak cerdas, yah sudah sekarang masuk mobil dan ikutin kemana pun saya bawa kamu”

Lanjut Bagas senyum kemenangan, karena Nagita dengan mudahnya di luluhkan oleh

Bagas

Nagita ikutin Bagas masuk kedalam mobil, Nagita melihat mobilnya Bagas begitu mewah

dan membuat Nagita langsung betah duduk didalam mobil.

Dilain sisi, Feni dan Mia jalan jalan ke salon, Feni melakukan perawatan kulit dan wajah

rutin setiap bulannya.

“ Untungnya kita saja yah yang kesini, tidak ajak Nagita kesini, malu kan jika baju kita

dan Nagita beda.” Ucap Mia dengan sombongnya

“ Yah lah pastinya malu, untungnya dia tadi langsung pergi setelah kita kasih lihat

kalung mahal gue kan, tidak rela dia ikut pasti kita yang akan bayarin makan

dan belanjaannya Nagita kan” Ucap Feni, merasa tidak ikhlas jika bayarin Nagita

belanja

Mia setuju dengan Feni, dari pada teraktir Nagita lebih baik beli makeup, tidak rela

berbagi . Feni dan Mia langsung masuk kedalam salon.

Dilain sisi, Nagita senyum mendengar keinginan Bagas, sesuai tebakan Nagita karena tidak

mungkin orang yang baru kenal memberikan barang mewah secara Cuma Cuma tanpa

ada syarat aneh aneh.

“ Kamu tenang saja, istri om jarang di rumah jadi aman kamu main ke rumah, sekalian

saya ajarin kamu belajar juga” Ucap Bagas merasa lega karena Nagita mau terima

ajakannya.

“ Tapi malamnya bagaimana om? Tidak mungkin kan saya nekat kesini om, bisa bisa kedua

orang tua saya curiga lagi?” Tanya Nagita yang ingin kerja secara maksimal

sampai malam

“ Soal kedua  orang tua kamu, tenang saja

semuanya saya yang urus, kamu siap siap saja setiap saat saya membutuhkan

kamu.” Lanjut Bagas senyum sinis melihat Nagita

“ Tapi saya tidak memiliki  hanphone om, karena orang

tua saya tidak mampu membelikan saya hanphone om” Lanjut Nagita sedih, karena

cuman Nagita satu satunya murid yang tidak memiliki hanphone

“ Tenang saja soal hanphone, sekarang ikut saya ke kamar dan lakukan pekerjaan kamu

dengan baik, jika selesai baru saya belikan hanphone dan kalung berlian seperti

punya temen kamu, bagaimana?’ Tanya Bagas semakin tidak sabar perdana unboxing

“ Walaupun ini pertama kalinya, saya akan kerja sebaik mungkin dan tidak mengecewakan om,

yang selalu siap memberikan apapun yang saya ingin kan” Lanjut Nagita senyum

semanis mungkin melihat Bagas

“ Oke hayo sekarang kamu kerja dengan baik yah” Lanjut Bagas pegang tangannya Nagita, dan

ngajak Nagita untuk masuk kedalam kamar utama.

Dilain sisi, Eki cek jadwal untuk Bagas hari ini dan besok, Eki pijit kepalanya kwatir jika

Bagas sibuk mendadak.

“ Nasip punya bos, yang selalu doyan daun muda, pasti merepotkan dan dengan mudahnya

meninggalkan pekerjaan  begitu saja” Ucap Eki, Eki matikan laptopnya, dan langsung ambil minuman segar didalam kulkas yang ada dirungannya. Eki malas sekarang telefon Bagas karena sekarang Bagas

dan Nagita lagi kerja bareng yang membuat Bagas bakal marah jika merasa diganggu.

Akhirnya punya hanphone baru

Bagas senyum puas melihat Nagita bisa kerja semaksimal mungkin, Bagas memberikan baju ganti untuk Nagita, karena Bagas ingin sekali ajak Nagita pergi ke mall untuk belanja.

" Kerja yang bagus sekali Nagita,sekarang kita ke mall dan beli apapun yang kamu ingin kan." Ucap Bagas yang merasa tidak rugi ngajak Nagita belanja karena hasil kerja Nagita sangat membanggakan.

" Oke om ganteng, dengan senang hati." Ucap Nagita langsung ganti baju, Nagita jalan pelan pelan merasa sangat pegal sekali, habis kerja selama dua jam.

Bagas senyum melihat Nagita ganti baju, dan rela menunggu Nagita sampai selesai ganti baju dan makeup selesai. Bagas rasanya ingin sekali minta Nagita kerja sampai besok tanpa harus pulang ke rumah, tapi Bagas tidak ingin mendapatkan masalah karena memaksakan keinginannya.

Dilain sisi, Eki merasa lega karena pekerjaan kantor akhirnya selesai juga, tepat waktu walaupun harus mengerjakan pekerjaannya Bagas juga. walaupun Eki sudah terbiasa tapi tetep saja merasa kesel karena Bagas selalu seenaknya.

" Akhirnya selesai juga, enaknya kemana yah setelah kerja seperti ini" Ucap Eki merapihkan meja kerjanya, dan siap siap untuk pulang, Eki bingung setelah pulang kerja enaknya pergi kemana, karena Eki sama sekali belum punya rencana untuk pergi.

Dilain sisi, Bagas ngajak ngobrol Nagita selama perjalanan ke mall, Nagita bingung kasih alasan ke orang orang saat tahu Nagita punya barang mewah.

" Bilang saja kamu kerja di rumah om, jagain rumah om untuk merawat tanaman om,atau kerja di cafenya om saja soal karyawan disana, kamu jangan kwatir yah, om akan pastikan rahasia kita tetep aman, selama kamu bisa bekerja semaksimal mungkin untuk om" Ucap Bagas yang tidak ingin kesenangannya berakhir dengan cepat karena memberikan alasan Nagita kerja dimana.

" Oke om ganteng, saya akan bekerja semaksimal mungkin, tidak akan membuat om kecewa dengan pekerjaan yang saya lakukan, iyah om saya setuju pura pura kerja di cafe milik om. terimakasih yah om mau menjaga nama baik saya." Ucap Nagita bahagia, karena Bagas mau menjamin orang lain tidak tahu pekerjaan Nagita yang sebenrnya.

Bagas pegang tangannya Nagita minta Nagita untuk tenang dan serahkan semuanya ke Bagas, karena Bagas yang minta Nagita bekerja dan Bagas akan tanggung jawab menjaga nama baik Nagita tetep aman dari bullyan orang lain.

Dilain sisi,Feni tutup telinganya mendengar kedua orang tuanya ribut lagi, Feni merasa lelah melihat dan mendengar kedua orang tuanya tidak bisa akur dan romantis setiap harinya.

" Bagaimana mau betah di rumah, kalo mereka selalu seperti ini coba, astaga orang tua macam apa mereka sih" Protes Feni yang tidak betah dirumah, setiap kedua orang tuanya ribut terus.

Feni yang baru pulang sekolah memutuskan ke rumahnya Mia untuk ajak Mia jalan jalan, dari pada di rumah pusing mendengar orang tuanya berantem terus, saat Feni turun dari tangga membuat kedua orang tuanya melihat Feni yang sudah rapih.

" Mau kemana lagi kamu?baru juga pulang sekolah, sudah main lagi kamu?" Tanya Papi nya Feni heran melihat anaknya tidak betah dirumah

" Mau main bersama Mia, Feni malas di rumah jika mendengar papi dan mami berantem terus seperti ini,Feni pusing mendenganya." Ucap Feni kesal,  karena hal sepele  saja orang tuanya bisa berantem lama.

" Tuh denger kan papi, anaknya selalu seperti ini, tidak betah di rumah karena  papi setiap pulang seperti ini, selalu saja marah marah tidak jelas ke mami."  Ucap Mami nya Feni kesal, karena suaminya selalu kerja ke luar kota, saat pulang ada saja bahan ribut tidak jelas.

" Kamu yang tidak jelas, selalu boros menghabiskan uang yang tidak berguna, jangan karena istri bisa seenaknya ke suami. memangnya aku cari uang untuk kamu saja apa, sudah lah anak dan mami sama sama tidak jelas, papi mau ke apatermen saja malas di rumah, melihat kalian yang terlalu boros." Tegas papi nya Feni beralasan, padahal baru saja pulang harus melihat barang belanjaan istrinya yang sangat banyak dan jarang dipakai membuat papi nya Feni merasa kesel, karena merasa sia sia di beli tapi tidak dipakai cuman belanja untuk gaya gayaan saja.

Papi nya Feni langsung pergi begitu saja, meninggalkan Feni dan istrinya tanpa mau mendengar ucapan istri dan anaknya. membuat Feni kesal dan langsung ikutan pergi meninggalkan  mami nya sendirian di rumah dengan perasaan bingung melihat suami yang tidak jelas dan anak yang tidak betah di rumah sama sekali.

Dilain sisi, Nagita merasa bahagia sekali akhirnya bisa beli handphone, makeup, dan baju baru. Nagita langsung sibuk dengan handphone barunya.

" Apa kamu merasa bahagia mendapatkan barang barang yang kamu ingin kan?" Tanya Bagas melihat Nagita yang sibuk dengan handphone barunya

" Sangat bahagia sekali om, terimakasih sudah membelikan barang barang ini, terutama makeup membuat saya, bisa makeup supaya om semakin betah dideket saya om." Ucap Nagita bahagia karena akhirnya bisa merasakan makeup seperti temen temennya, yang selalu makeup didalam kelas.

" Sama sama anak cantik, selama pekerjaan kamu selalu membanggakan om, yah om selalu betah dideket kamu, oh yah besok kamu berangkat sekolah naik apa?" Tanya Bagas yang ingin Nagita bekerja sebelum berangkat sekolah

" Jam enam dari rumah om, supaya tidak kena macet soalnya, ah saya tahu om pasti mau saya kerja sebelum ke sekolah kan." Lanjut Nagita yang faham keinginan Bagas

" Kamu bener anak cantik, pinter sekali kamu, baik lah besok supir saya akan jemput kamu, dan kamu kerja sebentar setelah itu baru berangkat sekolah, saya akan memberikan uang jajan ke kamu besok bagaimana?" Tanya Bagas merasa bahagia, karena Nagita sudah tahu apa yang diinginkan nya.

" Yes, dengan senang hati besok saya menyambut kedatangan om. Terimakasih yah mau kasih saya uang jajan om." Lanjut Nagita bahagia karena Bagas bakal memberikan uang jajan yang tidak sedikit.

" Sama sama anak cantik, pulang yuk om anterin kamu, supaya om tahu besok harus tungguin kamu dimana." Lanjut Bagas, sejujurnya tidak rela membiarkan Nagita pulang, tapi ini sudah malam dan bahaya jika orang tuanya Nagita curiga kemana saja Nagita pulang sampai malam.

Nagita setuju untuk pulang, karena Nagita sejujurnya merasa semakin pegal badannya, tapi tidak berani minta pulang cepat takut Bagas marah karena terlalu cepat pulang.

Dilain sisi, Eki minum sampai setengah sadar, Eki merasa bosan melakukan apapun hari ini, Eki lagi ingin menyendiri sampai perempuan perempuan yang menggoda tidak ditanggapi sama sekali.

" Pergi lah kalian, karena saya lagi ingin menyendiri tanpa di temani siapapun selama minum disini." Ucap Eki yang semakin setengah sadar, walaupun semakin ngantuk tapi Eki tetep menolak ditemani siapapun.

" Dasar cowok payah, pasti lagi frustasi jadinya minum saja selama disini." Protes perempuan yang menggoda Eki sengaja, karena kesal dari tadi di goda tapi Eki sama sekali tidak mengajaknya untuk rebahan.

"Terserah kalian saja, saya memang malas melakukan apapun.." Lanjut Eki cuek dan langsung melanjutkan minumnya.

Eki senyum sinis melihat perempuan yang dari tadi menggodanya, terlihat semakin kesel karena dicuekin terus menerus oleh Eki.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!