NovelToon NovelToon

Ashlyn, Bukan Cinta Pengganti

Kemarahan Luca

Satu minggu setelah pemakaman Axlyn, ….

Setelah kepulangan Luca dari Paris dan dalam keadaan Luca yang masih berduka. Will, Felix dan Jaydon yang membereskan sisa anak buah Luke tiba-tiba mendatangi Luca dan meminta hal yang membuat seketika Luca menjadi marah besar.

“Luca kapan kau kembali dari Paris?” tanya Will sebagai basa basi.

“Kemarin!” Luca menjawabnya dengan singkat, padat dan jelas.

“Bagaimana dengan sisa anak buah bajingan itu?”

Kemudian, Luca lanjut menanyakan tentang hasil pekerjaan Will yang dia berikan sebelum pergi ke Paris.

“Semuanya sudah beres! Polisi setempat sudah menjatuhi hukuman kepada mereka dengan hukuman mati, karena bukti-bukti kejahatan mereka yang kau dapatkan.” Will menjelaskan hasil laporan yang dia kerjakan.

“Kerja bagus! Kalian boleh pergi sekarang,” ujar Luca masih dengan raut wajah dinginnya.

Meskipun sudah mendapat perintah untuk membubarkan diri, tapi Will, Felix dan Jaydon masih saja berdiri di hadapannya dengan raut wajah tang terlihat gugup dan kebingungan.

Luca yang memang sejak kecil sangat peka langsung menyadari bahwa ketiga Pamannya ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Namun, ketiganya terlihat ragu dan malah saling menunjuk satu sama lain.

Awalnya Will melaporkan hasil dari tugasnya membereskan sisa anak buah Luke yang masih hidup, tapi berakhir dengan hukuman mati dari pihak yang berwajib.

Mendengar laporan itu, Luca terlihat sangat puas meskipun lebih terlihat raut kesedihan dan kehilangan di wajahnya. Hingga laporan tambahan yang di katakan oleh Will dan di dukung oleh Felix dan Jaydon membuat Luca naik pitam.

“Ada apa? Apakah ada hal lain yang Paman ingin katakan padaku?” tanya Luca merasa tidak nyaman dengan tingkah ketiga Pamannya.

“Begini Luca, memang ada hal lain yang belum Paman laporkan kepadamu,” jawab Will yang akhirnya memberanikan diri untuk bicara.

“Apa itu?”

Tanpa ingin buang waktu, Luca langsung mendesak Will untuk segera mengatakannya. Raut wajahnya masih terlihat layaknya gunung es, tapi tatapan matanya setajam pedang yang baru di asah sama persis seperti Rayden ketika sedang kondisi hati yang tidak baik.

“Begini sebenarnya tidak semua anak buah Luke yang kami masukkan ke dalam penjara dan mendapat hukuman mati. Ada dua orang yang kami kecualikan, karena dia sangat memohon untuk, …”

Will menggantung ucapannya, karena dia sudah bisa menebak bagaimana reaksi Luca ketika mendengar perkataannya yang selanjutnya.

“Apa? Cepat lanjutkan!” desak Luca ucapannya penuh penekanan.

“Mereka memohon agar kita mau menerima mereka sebagai anggota.”

Felix yang tidak tahan dengan suasana yang mencekam itu langsung saja melanjutkan perkataan Will yang tadi belum selesai.

“APA!”

Luca tampak terkejut, dari nada bicaranya yang sedikit meninggi sudah pasti Luca akan langsung menolak kedua orang tersebut.

Namun, Felix mengabaikan reaksi Luca tersebut dan tetap memanggil kedua orang yang mereka bicarakan untuk masuk menemui Luca.

“Kalian berdua masuklah!” Felix menyuruh kedua untuk tetap masuk.

Dan begitu melihat orangnya, seketika itu juga raut wajah kemarahan langsung di tunjukan oleh Luca.

Ternyata dua anak buah Luke yang di maksud oleh ketiga pamannya itu adalah Max dan Matt, mantan orang kepercayaan Leona, wanita yang telah menusuk tepat jantung Axlyn hingga membuatnya meninggal dunia.

“Apa maksud Paman melakukan ini?”

Untuk pertama kalinya Luca berani membentak kepada ketiga pamannya itu. baik Will, Felix maupun Jaydon pun terkejut melihat kemarahan Luca yang di luar dari perkiraan mereka.

Mereka memang sudah menduga bahwa Luca akan marah dengan ide mereka yang ingin menjadikan Matt dan Max menjadi salah satu anggota klan BlackSky.

“Kami tidak bermaksud apapun, Luca! Kami hanya menyayangkan pemuda berbakat seperti mereka berdua harus mati hanya karena Tuannya telah mati. Lagi pula mereka sudah menyadari kesalahannya,” jelas Felix berusaha membujuk Luca agar bisa mengerti tujuan mereka melakukan perekrutan Matt dan Max.

“Luca, kau mungkin sudah tahu bahwa Felix dan Jaydon dulunya juga adalah musuh kita. Jadi, kami bertiga berharap Matt dan Max juga mendapat kesempatan yang sama seperti mereka.” Will menambahkan.

“Kita juga masih kekurangan anggota yang bisa di andalkan seperti mereka, _....”

“Cukup!”

Belum selesai Jaydon bicara, Luca dengan tegas langsung memotongnya. Tatapan matanya semakin tajam, raut wajahnya yang layaknya gunung es menampakan kemarahan yang sudah sangat memuncak.

Satu kata lagi keluar dari mulut ketiga pamannya, maka saat itu juga Luca tidak bisa lagi menahan kemarahan.

“Luca mereka tidak ada, _....”

“AKU BILANG CUKUP!”

Kali ini bukan lagi bentak yang di tunjukan Luca, tapi di sertai dengan teriakan yang sampai memenuhi seisi ruangan.

Seketika Will dan yang lainnya terdiam, sedangkan Rayden yang datang bersama Levi dan Lucia segera memasuki ruangan itu begitu mendengar suara Luca.

“Luca, ada apa?” tanya Rayden begitu masuk dengan tatapan penuh khawatir.

“Ada apa, Kak? Kakak baik-baik saja?”

Begitu juga Lucia yang segera menghampiri Kakaknya dengan di bantu oleh Levi, karena kondisi Lucia memang belum pulih sepenuhnya.

Sedangkan Levi hanya diam sembari menunggu salah satu dari banyaknya orang di dalam sana bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

“Tanyakan saja sendiri pada ketiga orang ini!”

Perkataan yang di ucapkan Luca terdengar sangat dingin, tatapan tajamnya tak teralihkan sedikitpun dari ketiga. Sontak saja, Rayden, Levi dan Lucia langsung menatap ke arah Will dan yang lainnya untuk menuntut penjelasan.

Namun, tidak ada satu pun dari ketiganya yang mau bersuara. Hingga Rayden terpaksa menunjuk salah satunya dengan berkata, “Will, apa yang terjadi di sini?”

Namun, Felix yang menjawab, “Tuan muda, kami bertiga hanya ingin merekrut kedua orang ini untuk menjadi salah satu anggota klan kita. Kami ingin memberikan kesempatan yang sama seperti yang kami dapatkan dari anda kepada mereka.”

“Aku tidak akan pernah mengijinkannya!” tukas Luca.

“Cobalah untuk tenang, Kak!” Lucia mencoba menenangkan Kakaknya sembari menepuk-nepuk pundaknya.

“Apa alasannya Luca?” tanya Rayden yang kini mengalihkan pandangannya pada Luca.

“Karena mereka termasuk orang yang telah membuat Axlyn-ku terbunuh,” jawab Luca tanpa peduli dengan pemikiran orang lainnya.

“Luca, _....”

“Pah, jika Papah memang menyayangi Luca dan keluarga Papah. Maka Luca mohon dengan sangat, Papah bubarkan klan mafia ini. Sehingga tidak akan ada orang yang kita cintai lagi yang mati.”

Semua orang pun terkejut dengan permohonan dari Luca. Mereka sungguh tidak percaya hanya karena ingin merekrut dua orang itu saja, Luca sampai ingin membubarkan klan yang sudah ada bahkan sebelum ada Luca di dunia ini.

“Kak, _....” Lucia ingin mengatakan sesuatu, tapi ucapannya segera di potong oleh Papahnya.

“Luca, tetaplah berpikir rasional!” seru Rayden sedikit membentak.

^^^Bersambung, ....^^^

...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...

...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari pukul 08.00 am....

...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...

...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...

...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....

...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...

...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...

...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...

...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...

Masih Tetap Bertahan

“Luca sudah sangat rasional, Pah! Karena itulah Luca menginginkan klan mafia ini di bubarkan!” Dengan berani Luca membalas perkataan Papahnya.

“LUCA!”

Akhirnya Rayden membentak putra sulungnya itu dengan sangat keras. Sungguh dia benar-benar tidak menyangka, klan yang selama ini sudah dia pertahankan bersama ayahnya malah akan di bubarkan sendiri oleh putra sulungnya.

“Jika Papah tidak bersedia membubarkannya sendiri, maka Luca yang akan melakukannya!” Tidak hanya berani berdebat, Luca bahkan berani mengancam Papahnya sendiri.

“Aku akan melakukan apapun sampai klan mafia ini tidak ada di dunia lagi!” sambungnya menegaskan ancamannya.

“KAK!”

Kali ini Lucia yang sedikit meninggikan nada suaranya kepada sang kakak. Namun, Luca hanya menatapnya sekilas dengan tajam. Setelah itu dia berlalu pergi mengabaikan tatapan semua orang kepadanya.

Semua orang pun tercengang dengan perkataan Luca, bahkan Rayden hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan putra sulungnya itu.

Lucia berniat untuk mengejar kakaknya, tapi Levi menghentikannya seraya berkata, “Tetaplah di sini bersama, Papah! Biar aku saja yang mengejarnya.”

“Tolong tenangkan Kakakku, Bee!” pinta Lucia dengan sangat memohon.

“Tentu!” sahut Levi seraya memeluk tubuh istrinya dan mengecup keningnya sekilas.

Setelah melepaskan pelukannya, Levi segera berlari untuk mengejar Luca. Hingga yang kini tersisa di ruangan tersebut adalah keheningan dan suasana yang senyap tanpa ada satu pun yang berani membuka suaranya terlebih dahulu.

“Kenapa kalian harus secepat ini membuat masalah! Jika ingin memasukan ke dalam klan seharusnya katakan saja padaku. Lalu tempatkan mereka tidak tempat yang tidak akan terlihat oleh Luca sekalipun!” seru Rayden yang pada akhirnya menyalahkan Will, Felix dan Jaydon.

“Maafkan kami, Tuan muda! Kami salah karena tidak memahami perasaan putra anda!” Ketiga segara membungkuk dan meminta maaf kepada Rayden.

“Haah, … Apakah permintaan maaf kalian ini bisa mengubah situasi menjadi seperti semula?” ujar Rayden yang kembali menghela napas panjang.

“Sebaiknya kita membujuk Luca terlebih dahulu! Sebab kita semua tahu persis bagaimana sifatnya, saat dia mengatakan sesuatu pasti harus terjadi. Bukankah kita tidak mungkin membubarkan klan ini begitu saja!” Will menyarankan.

“Kau benar, Luci! Sekarang tugas tersulit kita adalah membujuk Luca.” Rayden membenarkan perkataan Will.

“Kalau begitu, kita non aktifkan saja kegiatan klan untuk sementara waktu!” Tiba-tiba Lucia mengusulkan hal yang sangat tidak terduga oleh semua orang.

“Apa yang baru saja kau katakan Luci?” Pertanyaan Rayden mewakili yang lainnya dengan tatapan yang terkejut pada putrinya.

“Perkataan Kak Luca ada benarnya, bukan? Luci yakin kalian semua pun berpikir begitu, karena itulah kita non aktifkan dulu saja kegiatan klan untuk sementara waktu,” jawab Lucia yang ternyata sependapat dengan perkataan Luca setelah dia memikirkannya dengan sangat matang.

“Luci, apa kau tahu berapa banyak anggota klan yang mengandalkan klan untuk melanjutkan hidup mereka dan keluarganya. Kita tidak bisa bersikap egois hanya karena perasaan kehilangan Luca seorang,” ujar Rayden memberikan pengertian kepada putrinya.

“Bukankah Papah memiliki banyak uang? Maka bayar saja gaji mereka seperti biasa selama masa non aktifkan kegiatan tersebut. Jika Papah sudah kekurangan uang, maka Luci akan meminta Kak Levi untuk membantu!” balas Lucia dengan santainya.

“Luci, ini bukan hanya masalah uang saja, _....”

“Papah! Lucia mengerti dan tahu persis apa yang Papah maksud. Namun, bukankah Papah dan yang lainnya juga mendambakan kehidupan yang damai dan tenang bersama keluarga masing-masing, maka pilihan inilah yang terbaik. Dan juga, tolong hargai pendapat Lucia juga yang saat ini menjadi pemimpin dari klan BlackSky!”

Perkataan Lucia membuat semua orang langsung terdiam. Sebab apa yang di ucapkan Lucia memang benar adanya, mereka juga menginginkan kehidupan yang tenang dan damai bersama dengan keluarga mereka masing-masing.

“Paman Will, tolong informasikan kepada seluruh anggota klan tentang ini!” pinta Lucia yang mempercayakan sisanya kepada Will untuk mengaturnya.

...****************...

Di sisi lain, Levi akhirnya berhasil mengejar Luca yang saat itu baru saja masuk ke dalam mobilnya. Tanpa meminta persetujuan dari sang pemilik mobil, Levi langsung saja masuk dan duduk di sebelahnya.

Ketika itu Luca hanya menatap tajam kepada Levi untuk beberapa saat, sebelum dia berusaha mengusirnya dengan kasar.

“Apa yang kau lakukan? Keluar dari mobilku sekarang!”

Dengan tatapan dan nada bicaranya yang dingin, Luca mengusir Levi yang kini sudah duduk di sampingnya.

“Luci memintaku untuk tetap menemanimu saat ini! Jadi, anggap saja aku tidak ada di sini jika kau merasa tidak nyaman keberadaan ku,” ujar Levi yang tidak memperdulikan perkataan Luca yang mengusir.

“Aku bilang keluar sekarang!” seru Luca sedikit meninggikan nada bicaranya.

“Luca, bukankah kita semua sudah tahu bahwa saat ini adikmu sedang mengandung dan keadaan kandungan masih lemah karena kejadian terakhir kali ini. kau juga tahu apa yang dokter sarankan untuk menjaga mereka tetap aman?” cecar Levi yang kini menatap Luca.

“Apakah sikapmu sekarang pantas di lakukan kepada adikmu yang sedang mengandung? Kepada Papahmu? Dan kepada Paman-pamanmu?”

Kali ini tatapan mata Levi yang di tunjukan kepada Luca semakin tajam, bahkan nada bicaranya sedikit dingin dan penuh penekanan.

“Diamlah! Kau tidak tahu apapun tentangku!” bentak Luca yang merasa tidak ada satu orang pun yang bisa memahami perasaannya saat ini.

“Tidak tahu tentang apa? Tentang kau yang kehilangan Axlyn sebagai cinta pertamamu? Atau tentang keegoisanmu?” Levi kembali mencecar Luca.

“Kau salah, jika aku tidak memahami rasa kehilanganmu terhadap Axlyn! Sebab aku pernah mengalaminya lebih parah darimu, tapi orang-orang dari klan ‘lah yang telah mengajarkan padaku bahwa kita tidak boleh terlalu larut dalam rasa kehilangan tersebut.”

Melihat Luca yang keras kepala, Levi akhirnya menceritakan tentang kisah sedih masa lalunya yang harus kehilangan kedua orang tuanya ketika dia masih sangat kecil.

Kejadian yang membuatnya bertekad untuk membalas dendam. Kejadian yang membuat dia akhirnya mengenal keluarga Xavier dan bergabung dalam klan BlackSky.

“Luca pertemuan dan perpisahan setiap orang itu sudah di takdirkan dan menjadi hal wajar bagi semua orang. Maka dari itu, jangan pernah kau terpaku pada satu orang karena rasa kehilangan itu!"

"Cobalah lihat di sekitarmu, Luca! Semua orang yang selama ini menyayangi dan mencintaimu saat ini sedang mengkhawatirkan dirimu. Kau harus memikirkan perasaan mereka juga, seperti mereka memikirkan perasaanmu,” ujar Levi yang seketika membuka pikiran Luca hingga membuatnya merasa lebih tenang.

“Maafkan aku, … Hiks!” ucap Luca lirih di sertai tangisannya yang pecah.

^^^Bersambung, ....^^^

...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...

...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari pukul 08.00 am....

...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...

...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...

...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....

...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...

...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...

...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...

...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...

Selepas Kepergiannya

Levi pun sedikit terkejut melihat seorang Luca yang dia kenal sebagai pria dingin, tiba-tiba saja menangis tersedu-sedu di hadapannya setelah mendengar perkataannya.

Ada sedikit perasaan bersalah dan kasihan dalam hati Levi ketika melihat keadaan Luca yang seolah dunianya sudah hancur tak tersisa.

“Tidak apa-apa, semua rasa sakit dan kehilanganmu pasti akan berlalu seiring dengan berjalannya waktu.”

Levi pun memeluk dan menepuk-nepuk Pundak Luca untuk menenangkan. Setelah itu, Luca tidak pernah bersikap egois lagi dan memperhatikan perasaan orang-orang di sekitarnya.

Namun, sejak saat itu pula kegiatan klan BlackSky resmi di non aktifkan sementara waktu oleh Lucia dan di sahkan oleh Rayden.

Siapa yang tidak mengenal perusahaan BLOUSHZE Group, perusahaan terbesar di negara A yang di miliki dan di kelola oleh keluarga Xavier.

Saat ini perusahaan tersebut masih di pimpin oleh Rayden Cano Xavier yang di bantu oleh Will dan putra sulungnya yang bernama Luca Cano Xavier.

Di salah satu ruangan Executive, terlihat seorang pria tampan yang sedang serius menatap dokumen dan layar computer yang ada di hadapannya.

Padahal waktu sudah menunjukan jam istirahat, tapi pria itu masih saja serius mengerjakan pekerjaannya.

Benar, dia ‘lah Luca Cano Xavier. Direktur utama BLOUSHZE Group dan putra sulung Rayden dan Zhia yang sejak kecil di kenal dengan kegeniusannya. 6 Bulan setelah meninggalnya Axlyn, Luca tidak pernah sedikitpun melupakan tentangnya.

Meskipun begitu, Luca berhasil menjalani hari-harinya seperti biasanya. Walaupun sosok Luca yang sekarang lebih dingin dan hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja. Hal itu dia lakukan karena ingin menutupi kekosongan hatinya, karena kehilangan Axlyn.

Tok, … Tokk, … Tokk, ….

Ketika sedang serius mencocokkan dokumen yang ada di meja dengan dokumen yang ada di layar komputernya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Di susul suara yang tidak asing lagi di telinga Luca yaitu suara Will yang berkata, “Luca, sudah waktunya makan siang! Papahmu meminta Paman untuk datang membawamu ke ruangannya sekarang!”

“Paman duluan saja! aku harus menyelesaikan dokumen ini sebelum jam makan siang selesai,” balas Luca sembari menunjukan dokumen yang ada di tangannya.

“Bukankah hari ini tidak ada pertemuan dengan siapapun? Lalu dokumen apa yang kau maksud?” cecar Will dengan tatapan penuh curiga.

“Dokumen tentang proyek baru kita yang akan di lakukan di Negara H! Aku akan menyelesaikannya sedikit lagi, jadi Paman Will pergi duluan saja nanti aku pasti akan menyusul,” jelas Luca dengan ekspresi datarnya.

“Tinggalkan saja dulu! Jika Paman datang sendirian ke ruangannya, maka Papahmu pasti akan marah!” ujar Will yang menyuruh Luca untuk menghentikan pekerjaannya sejenak.

“Tidak akan! Sebentar lagi juga ini akan selesai,” sahut Luca menyakinkan.

“Ya sudah, pastikan kau segera menyusul sebelum Papahmu marah!” Lagi-lagi Will kembali mengalah pada Luca.

“Iya, Paman! Aku pasti akan segera menyusul!” sahut Luca.

Bahkan sebelum Will meninggalkan ruangan itu, Luca langsung kembali focus dengan pekerjaannya. Kemudian, Will pun meninggalkan ruangan Luca sembari merasa kasihan dengan perubahan sikap Luca yang sekarang.

Lain hal dengan ruangan Ceo, dimana Rayden dan Will sedang menikmati makan siang mereka sembari membicarakan tentang Luca.

Selain bergosip dua sejoli itu bahkan sering menjadwalkan kencan buta untuk Luca. Hal itu mereka berdua lakukan agar Luca bisa segera melupakan cintanya kepada Axlyn dan menemukan cinta yang baru.

“Will, kenapa kau datang sendirian ke sini? dimana Luca?” tanya Rayden ketika melihat Will datang sendirian ke ruangannya.

Will lalu menggelengkan kepalanya, kemudian berkata, “Aku sudah mengajaknya untuk makan siang bersama di sini! Tapi seperti biasa, dia menyuruhku untuk pergi duluan ke sini. Katanya ada dokumen penting yang harus dia selesaikan sebelum selesai jam makan siang.”

“Anak itu, dokumen mana yang dia maksud! Bahkan berkat kegilaannya dalam berkerja aku seperti pengangguran di sini,” gerutu Rayden yang sudah kehabisan akal untuk membuat putra sulungnya kembali seperti Luca yang dulu.

“Saya juga tidak menyangka, Tuan! Bahwa kepergian Axlyn membuat dampak yang sangat besar dalam kehidupan Luca,” ujar Will.

“Maklum saja! Karena bagi Luca, Axlyn adalah cinta pertamanya. Jika cinta pertamanya gagal, apalagi karena maut yang memisahkan maka akan sangat sulit bagi yang di tinggalkan untuk menemukan cinta yang lain,” jelas Rayden yang bisa mengerti perasaan putra sulungnya saat ini.

“Tapi tetap saja! Dia tidak boleh menyiksa dirinya seperti ini! Setidaknya dia harus menghargai kehidupannya dan orang-orang di sekitarnya yang selalu merasa khawatir,” imbuh Rayden yang seketika menyanggah ucapannya sendiri yang sebelumnya.

“Sial! Jika Zhia mengetahui Luca melewatkan makan siangnya lagi, maka aku yang menjadi pelampiasan kemarahannya,” lanjut Rayden sembari memainkan ponsel pribadi miliknya.

Will sepertinya sudah terbiasa melihat kelakuan Rayden yang takut kepada istrinya. Sebelum menikah dia memang menganggap bahwa ketakutan Rayden kepada Zhia terasa sangat konyol. Akan tetapi, setelah menikah dia pun mengalami dan merasakan sendiri akan ketakutan itu.

“Hallo, Luca! Cepat ke ruangan Papah sekarang juga!” perintah Rayden ketika Luca menerima panggilan telepon darinya.

“Tapi Pah, _....”

“Cepat datang ke ruangan Papah atau kau ingin Mamah yang datang ke ruanganmu?” Rayden pun menggunakan Zhia untuk mengancam Luca, kerena memang hanya Zhia yang bisa membuat semua anak-anaknya tunduk.

“Iya, Pah! Luca pergi ke ruangan Papah sekarang,” sahut Luca yang sudah tidak bisa berkutik lagi, jika mamahnya sudah di bawa-bawa.

“Cepatlah, Papah sudah menunggumu dari tadi,” ujar Rayden yang menyuruh Luca untuk bergegas.

“Iya, Pah!” sahut Luca pasrah.

Setelah mendapat jawaban dari Luca, Rayden pun segera memutuskan sambungan teleponnya. Kemudian, dia pun membuka bekal makanan buatan istrinya beserta bekal yang di titipkan untuk Luca.

Sebab Zhia sudah menduganya Luca akan mengabaikan waktu makan siangnya, maka dari itu dia selalu menitipkannya pada Rayden agar dia bisa mengawasinya.

“Tuan, saya dengar putri dari keluarga De Etrama saat ini sedang berada di negara ini. Apakah anda juga mengatur jadwal kencan buta untuk Luca dengannya?” tanya Will sembari dia juga menyiapkan bekal buatan Alea.

“Benarkah? Aku bahkan baru mendengarnya darimu. Tapi sepertinya itu ide yang cukup bagus, aku akan mengaturnya nanti,” jawab Rayden yang masih sibuk menata bekalnya.

Hingga kemudian, Luca pun tiba di ruangan itu. Menyadari kedatangan putranya Rayden pun berkata, “Tunggu apalagi? Duduklah!”

Luca pun langsung duduk berhadapan dengan Papahnya. Kemudian dia bertanya, “Papah hanya menyuruhku untuk makan?”

“Untuk apalagi memangnya? Karena berkat dirimu, tugas Papah di kantor hanya memastikan mu makan tepat waktu. Benar tidak, Will?” ujar Rayden yang meminta pendapat Will.

^^^Bersambung, ....^^^

...Hay, kakak semua!!!🤗🤗🤗...

...Kalau tidak ada halangan apapun, novel ini akan update setiap hari pukul 08.00 am....

...Maka dari itu, mohon dukungannya ‘yah!🙏🙏🥰🥰...

...Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga ‘yah! Biar novelnya semakin bersinar!🌟🌟🌟👌🥰🥰🥰...

...Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon saja. Bila terdapat ditempat lain berarti itu semua merupakan plagiat....

...Jadi, mohon terus dukung novel orisinilku ‘yah dan segera laporkan jika ada plagiat novel ini!🙏🙏😓...

...Dan jangan lupa berikan cinta dan tips untuk Author kesayangan kalian ini ‘yah!...

...Agar tidak ketinggalan kisah serunya. Tambahkan novel ini ke rak novel favorit kalian ‘yah!...

...Terima kasih, All! 🙏🙏🙏😘😘😘...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!